Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
III. Prinsip
a. Melakukan standarisasi larutan Na-Tio menggunakan prinsip Iodometri
b. Melakukan standarisasi larutan Na-Tio menggunakan prinsip Iodimetri
b. Iodimetri
1. Memasukkan Na2S2O3kedalam buret
2. Memasukkan I2 0,1 N sebanyak 10 ml secara kuantitatif menggunakan pipet gondok ke dalam
erlenmeyer
3. Menambahkan aquades 40 ml secara kualitatif menggunakan gelas ukur
4. Melakukan titrasi yang pertama dengan Na2S2O3 hingga berwarna coklat muda
5. Menambahkan indikator amylum 1% sebanyak 1 ml
6. Melakukan titrasi yang kedua dengan Na2S2O3 hingga TAT: warna biru gelap hilang
VI. Perhitungan
a. Iodometri
Na2S2O3 = K2Cr2O7
VNa2S2O3 x NNa2S2O3 = VK2Cr2O7 x NK2Cr2O
NNa2S2O3 = VK2Cr2O7 x NK2Cr2O7
VNa2S2O3
b. Iodimetri
I2 = Na2S2O3
V I2 x N I2 = V Na2S2O3 x N Na2S2O3
N I2 = V Na2S2O3 x N Na2S2O3
V I2
LAPORAN LENGKAP
IODIMETRI
KELAS : J. 12
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan
pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika
dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena perbandingan
stokiometri yang sederhana pelaksanaannya, praktis dan tidak banyak masalah dan
Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan
tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar-kadar zat oksidator
secara langsung, seperti kadar yang terdapat pada serbuk vitamin C. (Nurirjawati El Ruri,
2012)
Dalam bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang
mengetahui kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan kualitasnya. (Nurirjawati El
Ruri, 2012)
Titrasi redoks didasarkan pada pemindahan electron titran dan analit. Jenis titrasi
ini biasanya diikuti dengan potensiometri, meskipun pewarna yang mengubah warna jika
termodinamik bagi suatu senyawa untuk mendapatkan electron. Nilai positif yang tinggi
untuk suatu potensial reduksi menunjukkan bahwa suatu senyawa mudah tereduksi
potensial reduksinya lebih rendah. Perbedaan potensial antara dua zat merupakan
potensial reaksi dan lebih kurang merupakan perbedaan potensial yang akan diukur jika
zat tersebut terdiri atas dua setengah dari suatu sel listrik. Contohnya I 2 akan
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena zat organic dan
zat anorganik dapat ditemukan dengan cara ini. Namun demikian agar titrasi redoks ini
1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran electron
secara stokiometri.
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur
(Kesempurnaan 99%). Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami dan melihat
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami penetapan
kadar iodium dengan metode iodimetri dengan menggunakan larutan baku iodium 0,1 N
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan penetapan kadar iodium dimana
larutan baku sebagai reduksi dan zat uji sebagai oksidasi melalui reaksi redoks.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetri yang pada penentuan atau
penetapan berdasar pada jumlah I2 (Iodium) yang bereaksi dengan sampel atau
terbentuk dari hasil reaksi antara sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel
Metode ini tergolong titrasi langsung, berbeda dengan metode iodometri yang
Iodimentri termasuk titrasi redoks dengan I2 sebagai titran sepetri dalam reaksi
redoks umumnya yang harus selalu ada oksidator dam reduktor, sebab bila suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsure
yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (Menangkap electron), jadi tidak
mungkin hanya ada oksidator atau reduktor saja. Dalam metode analisis ini analit
dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan kata lain I2
Indikator yang digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi biasanya adalah kanji
atau amilum 0,5-1%, karbon tetraklorida atau kloroform dapat mengetahui titik akhir titrasi
akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (disperse koloidal) kanji. Warna yang
terjadi adalah biru tua hasil reaksi I2 – Amilum. Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan
netral atau dalam kisaran asam lemah dan basa lemah. pH tinggi (basa kuat) maka iodine
Relatiff beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara
langsung dengan iodium, maka jumlah penentuan penentuan iodimetrik adalah sedikit,
akan tetapi banyak pereaksi oksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan
ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodimetrik. Suatu kelebihan ion iodida
kepada titrasi dengan suatu larutan ion standar. Metode titrasi tak langsung (kadang-
kadang dinamakan iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan
Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidasi
sebesar +0,535√. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai
dengan reaksi.
I2 + 2 e 2 l-
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi
yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai reduksi yang lebih kecil daripada
Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan
larutan natrium tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan
menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru pada saat
asam askorbat, natrium tiosulfat, metampiron (antalgin), serta natrium tiosulfat dan
ekuivalennya. Namun, cara pertama ini jarang diterapkan karena I2 merupakan oksidator
lemah, dan adanya oksidator kuat akan memberikan reaksi samping dengan reduktor.
2011)
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
a. Buret 50ml
b. Corong
c. Erlenmeyer 250 ml
g. Pipet tetes
h. Sendok tanduk
i. Timbangan analitik
j. Aluminium foil
a. Aquadest
c. Indikator kanji 1%
e. Vitamin C 0,2 g
d. Dititrasi dengan I2 yang telah dibakukan sampai terjadi perubahan warna biru ke bening
(hilang)
gelas piala
d. Dipindahkan kedalam labu ukur, diencerkan dengan air suling sehingga volumenya
menjadi 500 ml (sampai tanda batas) sambil dikocok dengan baik hingga homogen.
e. Disimpan didalam botol yang tertutup berwarna coklat dalam tempat yang gelas
c. Dipanaskan aquadest 100 ml kemudian dimasukkan kanji kedalam gelas kimia 100
c. Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam labu takar 100 ml dan dihomogenkan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
(hilang)
(hilang)
3. Erlenmeyer III 6,5 ml 49,8 Biru – bening
(hilang)
B. Pembahasan
dilakukan untuk zat-xat dengan oksidasi potensial yang rendah dari sistem iodida, iodida
dengan menggunakan larutan baku adalah (I2), zat uji yang digunakan pada percobaan
Untuk mentapkan kadar vitamin C digunakan air bebas O2. Guna untuk
menghindarkan tereduksinya vitamin C oleh udara. Dalam hal ini larutan iodium dapat
Pada percobaan ini diperoleh volume titrasi erlenmeyer I 2,8 ml dengan persen
kadar 24,7%, perubahan warna dari biru menjadi bening (hilang). Pada erlenmeyer II
didapat volume titrasi 1,2 ml dengan persen kadar 10,7 % dan terjadi perubahan warna
Telah terjadi perubahan warna pada percobaan ini tetapi ada yang tidak sesuai
dengan literalur hasil yang didapatkan yaitu perubahan warna dari biru tetapi tidak
Rata-rata persen kadar yang di dapat adalah 17,7% ini menunjukkan hasilnya
tidak sesuai dengan literatur pada farmakope yang menyatakan bahwa kadar dari asam
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada erlenmeyer I, persen kadarnya 24,7 %, berat sampel 200 mg dan volume titrasi 2,5
ml. Pada erlenmeyer II, persen kadarnya 10,7% dengan volume titrasi 1,2 ml
2. Rata-rata persen kadar yang didapat adalah 17,7 % ini menunjukkan hasil yang didapat
tidak sesuai dengan literatur pada farmakope yang menyatakan bahwa kadar dari vitamin
B. Saran
Kami dari praktikan sangat mengharapkan bimbingan kakak asisten baik saat
praktikum maupun dalam pembuatan laporan. Dan diharapkan alat dan bahan yang
DAFTAR PUSTAKA
Direktur jenderal RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departeman RI : Jakarta
Tim Dosen UIT. 2012. Penuntun praktikum Kimia Analisis. Universitas Indonesia Timur : Makassar