Vous êtes sur la page 1sur 9

Jurnal

Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

PENGGUNAAN MEDIA GRINDR DIKALANGAN GAY


DALAM MENJALIN HUBUNGAN PERSONAL

THE USE OF GRINDR MEDIA AMONG GAY IN HAVING PERSONAL


RELATIONSHIP

1
Christine Purnamasari Andu, 2Tuti Bahfiarti, 3Muh. Farid

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,


Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mengkategorisasi (1) penggunaan media grindr di kalangan gay dalam
menjalin hubungan personal dan (2) hambatan – hambatan komunikasi gay dalam menggunakan grindr. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan di Kota
Makassar. Namun, diantara beberapa informan ada yang tersebar dibeberapa kota. Jenis dan sumber data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer atau data utama berupa hasil wawancara dengan
informan dan data sekunder atau data pendukung berupa buku, disertasi, tesis, jurnal, artikel, dan internet. Informan
terdiri atas lima orang. Data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara dengan para informan. Data analisis
menggunakan beberapa teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komunikasi yang terjalin diantara kaum gay
melalui aplikasi grindr layaknya komunikasi yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka memiliki istilah
sendiri untuk mendefinisikan orientasi seks masig – masing, misalnya penyebutan bot, top atau vers. Selain itu,
tujuan penggunaan grindr sangat beragam bergantung pada pribadi yang menggunakan aplikasi tersebut. Ada yang
menggunakannya untuk mencari teman, pacar, uang, seks dan lain – lain; (2) banyak faktor personal yang
menyebabkan terhambatnya komunikasi diantara gay. Selain itu, aplikasi grindr ini membutuhkan jaringan internet
agar dapat dioperasikan. Jika signal internet terganggu, akan sangat berpengaruh pada lancar atau tidaknya
pengoperasian grindr.
Kata kunci : grindr, gay, hubungan personal, fenomenologi

ABSTRACT

The research aims to 1) know and categorize the using of Grindr media among gay in having personal relationship,
and 2) know and categorize the barriers of gay communication in using Grindr. The research methods used were
qualitative descriptive with phenomenology approach. The research was conducted in Makassar city, but there were
some informants came from other cities. Based on the types and sources, the data consisted of primary data or main
data which were taken form interview and secondary data supporting documents which were collected from books,
dissertation, theses, journals, articles, and internet. There were 5 (five) informants as samples were interviewed and
the results of these interviews were analyzed using several theories. The research result indicate that 1)
communication between gays through application like Grindr is similar to the common communication practiced by
most people. The gay community has their own term to define their own sexual orientation, for example, the terms
bot, top or vers. In addition, the intended use of Grindr highly depends on the person using the application. Some are
using it to find a friend, a girlfriend, money, sex, and many other reasons. 2) There are many personal factors that
impede communication between gay. Moreover, technically, Grindr app requires internet connection in order to
operate optimally, therefore, any internet connection interruption will greatly affect the flow of communication via
Grindr app.
Keywords : Grindr, Gay, Personal Relationship, Phenomenology

206
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

PENDAHULUAN jenisnya. Ketertarikan tersebut kemudian


Secara umum, homoseksual diwujudkan melalui pencarian sesama jenis
diterjemahkan sebagai keinginan membina melalui beragam cara, salah satunya melalui
hubungan romantis atau hasrat seksual media sosial. Komunikasi yang terjalin
dengan sesama jenis, dimana hubungan diantara kaum gay melalui aplikasi media
sesama pria dinamakan gay dan wanita sosial Grindr adalah komunikasi
disebut lesbi. Namun, istilah homoseksual interpersonal karena percakapan yang terjadi
lebih merujuk kepada kaum gay atau pria hanya diantara satu orang dan orang lainnya.
yang tertarik secara seksual dengan sesama Komunikasi antarpribadi menurut Cangara
pria. Di Indonesia, jumlah pria yang (2014), adalah proses komunikasi yang
memiliki orientasi seks sesama jenis berlangsung antara dua orang atau lebih
semakin meningkat. Fenomena tersebut secara tatap muka, seperti yang dinyatakan
terlihat dari semakin banyaknya jumlah pria oleh R. Wayne Pace dalam Bacon (1996),
yang secara terbuka menyatakan bahwa ia bahwa “interpersonal communication is
adalah seorang homoseksual atau penyuka communication involving two or more
sesama jenis. Namun, banyak pula yang people in a face to face setting.”
masih menutupi identitasnya sebagai Komunikasi antarpribadi atau secara ringkas
seorang homoseksual. berkomunikasi, merupakan keharusan bagi
Kaum gay modern saat ini juga manusia, (Supratiknya, 1995). Manusia
memanfaatkan media sosial sebagai ruang membutuhkan dan senantiasa membuka
tempat mereka berinteraksi. Kaum serta menjalin komunikasi atau hubungan
homoseksual merupakan bagian dari dengan sesamanya. Selain itu, ada sejumlah
masyarakat yang keberadaanya masih sulit kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya
diterima terutama di Indonesia. Mereka dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan
menjadi bagian dari masyarakat yang sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi
terpinggirkan karena perilakunya yang kita menjadi terampil berkomunikasi.
dianggap menyimpang. Meskipun Homoseksual adalah ketertarikan
keberadaan mereka ditolak namun melakukan hubungan seksual dengan sesama
kenyataannya kaum homoseksual itu ada dan jenis (pria dengan pria atau wanita dengan
berinteraksi disekitar kita. Kaum wanita), atau yang lazim disebut dengan gay
homoseksual tertarik kepada sesama jika dilakukan antara pria dan pria dan lesbi

207
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

jika dilakukan oleh sesama wanita, interaksinya yang unik dan tersembunyi
(Sunaryo, 2004). Homoseksual adalah serta didukung oleh aplikasi khusus untuk
ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin kaum gay, yaitu Grindr, maka penulis
yang sama. Ketertarikan seksual yang merasa tertarik untuk mengkaji Penggunaan
dimaksud adalah orientasi seksual yaitu Media Grindr Dikalangan Gay Dalam
kecenderungan seseorang untuk melakukan Menjalin Hubungan Personal (Suatu Studi
perilaku seksual dengan laki – laki atau Fenomenologi).
perempuan. Homoseksualitas bukan hanya
kontak seksual antara seseorang dengan BAHAN DAN METODE
orang lain dari jenis kelamin yang sama Penelitian ini menggunakan
tetapi juga menyangkut individu yang paradigma penelitian deskriptif kualitatif
memiliki kecenderungan psikologis, dengan pendekatan fenomenologi dimana
emosional, dan sosial terhadap seseorang peneliti berusaha mendeskripsikan hasil
dengan jenis kelamin yang sama. observasi pada objek penelitian dan
Di Indonesia, aplikasi Grindr menggunakan peristiwa keseharian
merupakan salah satu aplikasi yang populer utamanya fenomena gay dengan aplikasi
digunakan oleh kaum gay dalam khusus yang diperuntukkan untuk kaum
berkomunikasi dan berinteraksi. Tujuan tersebut dalam menjalin hubungan, yaitu
penggunaan aplikasi tersebut bisa beragam Grindr.
tergantung pemilik aplikasi yang Menurut Bogdan & Taylor dalam
bersangkutan. Secara umum komunikasi Sukidin (2002), mengatakan bahwa
yang mereka lakukan bertujuan untuk penelitian kualitatif adalah salah satu
mencari teman, pacaran, bisnis, cinta, prosedur penelitian yang menghasilkan data
ataupun seks. Dengan adanya aplikasi deskriptif berupa ucapan, atau tulisan dan
Grindr satu dari beberapa aplikasi pencari perilaku orang – orang yang diamati.
pasangan sesama jenis, maka muncullah Sedangkan fenomenologi itu sendiri menurut
bentuk baru dalam berkomunikasi dimana Schutz dalam Sukidin (2002), merupakan
orang – orang yang terlibat secara personal penghubung antara pengetahuan ilmiah
didalamnya tidak hanya dapat saling dengan pengalaman sehari – hari dan dari
mengirimkan pesan tetapi juga dapat kegiatan dimana pengalaman dan
mengirimkan gambar. Oleh karena pengetahuan berasal.

208
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

Lokasi dan Rancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data


Proses penelitian atau pengumpulan Dalam penelitian kualitatif,
data dan informasi terhadap informan pengumpulan data dilakukan pada natural
dilakukan melalui komunikasi telepon, setting (kondisi yang alamiah), sumber data
bertemu langsung dan aplikasi – aplikasi primer, dan teknik pengumpulan data lebih
media sosial lainnya seperti Facebook, banyak pada observasi, wawancara
Whatsapp, dan Line dikarenakan untuk mendalam serta dokumentasi, Oleh karena
domisili masing – masing informan tersebar, itu, peneliti melakukan pengumpulan data
dimana 2 orang informan berada di Kota dengan beberapa cara yaitu : bertemu
Makassar, dan 3 lainnya tersebar di Kota langsung dengan informan, mengubungi
Bali, Balikpapan, dan Lombok. informan via telepon, ataupun komunikasi
Sumber Data dengan memanfaatkan beberapa media
Jenis data yang dikumpulkan terbagi sosial yang ada seperti Whatsapp, Line,
atas dua, yaitu data primer dan data Blackberry Messenger, ataupun chatting via
sekunder. Data primer yaitu hasil wawancara sms short messege service).
mendalam dengan lima informan yang sudah
ditentukan oleh penulis untuk mendukung isi HASIL
penelitian tesis dengan judul “Penggunaan Penggunaan Media Grindr Dikalangan
Media Grindr Dikalangan Gay Dalam Gay (Informan) Dalam Menjalin
Menjalin Hubungan Personal (Suatu Studi Hubungan Personal
Fenomenologi). Hasil wawancara tersebut Tabel 1 berisi informasi mengenai
berupa chatting melalui aplikasi Line, tujuan penggunaan Grindr dari masing –
Whatsapp, bbm (Blackberry Messanger), masing informan. Dapat dilihat bahwa setiap
Facebook, serta bertemu langsung dengan informan menggunakan aplikasi tersbut
informan. Data sekunder yaitu hasil kajian sesuai dengan keinginan mereka masing –
pustaka berupa penelusuran buku, jurnal masing, dimana ada yang menggunakan
ilmiah, majalah, skripsi, tesis, disertasi, aplikasi tersebut untuk sekedar mencari
internet ataupun sumber informasi lainnya teman dan jaringan bisnis seperti yang
yang dapat membantu melengkapi serta dilakukan oleh “B”, pria berusia 29 tahun
menunjang penelitian ini. yang bekerja di bidang perhotelan di
Lombok, Gili Trawangan. Kemudian ada

209
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

juga yang menggunakan aplikasi tersebut tidak melanjutkan percakapan. Ini juga
untuk mencari pacar seperti yang dilakukan merupakan salah satu hambatan komunikasi
oleh informan “M”, “Z”, “A”, dan “N”, dan dalam menjalin hubungan personal gay,
tidak menutup kemungkinan untuk yaitu ketika ada pihak yang tidak menyukai
melakukan hubungan seks, waluapun jenis pembicaraan atau percakapan tertentu.
diantara mereka juga ada yang tidak bersedia Hambatan lain yang juga ditemukan oleh
untuk berhubungan seks. Pekerjaan yang peneliti dalam penelitian ini adalah ketika
mereka lakukan juga sangat beragam, mulai lawan interaksi dari informan memiliki
dari seorang mahasiswa, wedding planner, aroma tubuh yang tidak menyenankan (bau
telekomunikasi dan real estate perumahan. badan) sehingga, informan memutuskan
tidak melanjutkan percakapan secara
Hambatan Komunikasi Gay Dalam langsung dengan lawan interaksinya
Menjalin Hubungan Personal Melalui tersebut. Selain itu, salah satu informan juga
Aplikasi Grindr menetapkan kriteria tertentu pada lawan
Hambatan dalam menggunakan interaksinya agar hubungan dapat
aplikasi Grindr sangat beragam, misalnya berkembang, misalnya ia mencari lawan
jika informan sudah memiliki pacar atau interaksi yang smart sehingga dengan begitu
pasangan, orientasinya dalam menggunakan maka ia menutup kesempatan bagi orang
Grindr bisa hanya untuk mencari teman saja, lain yang tidak sesuai dengan kriterianya
namun tidak menutup diri untuk mencari untuk membangun komunikasi dan menjalin
kemungkinan – kemungkinan lainnya. Ini hubungan lebih dekat lagi.
merupakan salah satu hambatan karena ia
hanya akan membatasi percakapan – PEMBAHASAN
percakapannya dengan orang yang memiliki Penelitian ini menunjukkan bahwa
tujuan atau mencari pertemanan saja. penggunaan Grindr dikalangan gay dalam
Hambatan lain yang juga ditemukan oleh menjalin hubungan personal sangat variatif
peneliti dalam penelitian ini adalah ketika tergantung dari pemiliki akun atau pengguna
informan diajak untuk berhubungan intim aplikasi itu sendiri. Ada yang menggunakan
dan informan menolak, sehingga yang aplikasi tersebut dengan tujuan untuk
terjadi adalah salah satu pihak tidak merasa mencari teman, pacar, hubungan seks, atau
cocok dengan jenis percakapan tersebut dan bentuk – bentuk interaksi lainnya. Carroll

210
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

(2012), mengatakan bahwa orientasi seksual mengakomodir atau memenuhi kebutuhan


merupakan ketertarikan seseorang pada jenis akan interaksi dan sosialisasi kelompok –
kelamin tertentu secara emosional, fisik, kelompok tertentu misalnya kelompok gay.
seksual dan cinta. Hubungan personal yang Kaum gay adalah bagian dari masyarakat
ingin dibangun tidak cukup hanya dengan yang dianggap sebagai kelompok atau kaum
melakukan interaksi melalui aplikasi itu saja, minoritas dan terpinggirkan. Adanya stigma
tetapi harus diwujudnyatakan dalam bentuk negatif yang melekat pada kaum gay karena
pertemuan. Pertemuan tersebut yang apa yang mereka lakukan dianggap oleh
nantinya akan mengarahkan bentuk sebagai besar masyarakat sebagai perilaku
hubungan selanjutnya. Interaksi yang yang menyimpang dan tidak sesuai dengan
dilakukan baik melalui media ataupun norma agama, hukum, serta kebiasaan yang
pertemuan langsung tentu saja memiliki berlaku di Indonesia. Kaum gay sampai saat
hambatannya masing – masing. ini masih ada dan terus berekspresi dan
Dalam penelitian ini ditemukan dua berinteraksi melalui berbagai ruang sosial
hambatan umum yang menjadi kendala salah satunya melalui aplikasi yang memang
dalam terjalinnya hubungan antar pihak, khusus diciptakan untuk kelompok atau
yaitu hambatan personal dan hambatan kaum ini. Beamer & Varner (2010), dalam
teknis. Porter & Samovar dalam Mulyana bukunya intercultural communication
(2004), mengatakan bahwa komunikasi menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
merupakan matrik tindakan – tindakan sosial proses penyampaian pendapat, pikiran,
yang rumit dan saling berinteraksi, serta perasaan kepada orang lain yang di
terjadi dalam suatu lingkungan sosial yang pengaruhi oleh lingkungan sosial dan
kompleks. budayanya.
Perkembangan media saat ini Gay dalam perkembangannya
semakin pesat yang dibuktikan dengan mengalami kemajuan dalam
munculnya berbagai aplikasi sosial media mengungkapkan jati diri mereka di tengah
yang dapat digunakan oleh masyarakat kondisi masyarakat Indonesia yang sangat
dalam menunjang keseharian mereka. menentang perilaku dan sikap – sikap
Diantara berbagai macam jenis aplikasi menyimpang seperti ini. Namun, melalui
sosial media yang ditawarkan, juga muncul aplikasi aplikasi media sosial mereka
aplikasi sosial media yang diciptakan untuk membuktikan bahwa mereka ada dan terus

211
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

melakukan interaksi dengan sesama gay. digunakan sebagai alat agar kelompok –
Salah satu aplikasi yang digunakan oleh kelompok gay atau orang dengan orientasi
kaum gay untuk berinteraksi dengan sesama seksual sebagai penyuka sesama jenis bisa
gay adalah Grindr. tetap berinteraksi dengan sesama gay tanpa
Grindr merupakan salah satu bentuk harus bertemu secara langsung. Pertemuan
media baru. Situs Ensiklopedia online kemudian dapat terjadi tergantung dari hasil
terpopuler, Wikipedia, dalam edisi percakapan masing – masing pihak yang
Indonesianya bahkan hanya memuat satu menggunakan aplikasi tersebut.
kalimat tentang media baru yaitu, “Media Selain itu juga terdapat beberapa
baru merupakan sebuah terminologi untuk karakteristik media sosial yang sangat
menjelaskan konvergensi antara teknologi mewakili eksistensi aplikasi Grindr ini yaitu,
komunikasi digital yang terkomputerisasi partisipasi, keterbukaan, perbincangan,
serta terhubung kedalam jaringan. Contoh komunitas, dan keterhubungan. Selain
dari media yang sangat merepresentasi beberapa karakteristik media sosial dalam
media baru adalah internet. Program televisi, hal ini dapat kita lihat pada aplikasi Grindr,
film, majalah, buku, surat kabar, dan jenis peneliti juga menggunakan beberapa teori
media cetak lain tidak termasuk media baru” pendukung penelitian ini, seperti : teori
Flew (2005). Dengan adanya aplikasi penetrasi sosial (sosial penetration theory),
Grindr ini, membuat kaum gay atau teori manajemen privasi komunikasi
kelompok gay menjadi semakin lebih (communication privacy management), teori
terbuka dalam mengungkapkan orientasi manajemen makna terkoordinasi (coordinate
seksual mereka. Aplikasi ini menjadi ajang management meaning), teori komunikasi
perkenalan dan pertemuan oleh mereka yang bersarana komputer (computer mediated
memiliki orientasi seksual yang sama yaitu communication), teori fenomenologi, teori
penyuka sesama jenis. Dalam hal ini media psikososial Erik Erikson, dan teori
menjadi jembatan bagi kelompok gay untuk interpersonal psikiatri (interpersonal theory
mengambil bagian dalam proses komunikasi of psychiatry).
yang setiap hari terjadi dalam kehidupan Teori penetrasi sosial (social
sehari – hari. Karena interaksi yang mereka penetration theory) oleh Altman & Taylor
lakukan adalah interksi yang dianggap tidak merupakan salah satu teori yang digunakan
lazim sehingga media oleh kelompok gay oleh peneliti dalam memberikan

212
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

penggambaran mengenai interaksi gay tabel dan bagan, maka ditarik kesimpulan
dalam menjalin hubungan personal melalui bahwa tujuan penggunaan aplikasi tersebut
aplikasi Grindr. Keintiman di sini, menurut bisa beragam tergantung pemilik aplikasi
Altman & Taylor, lebih dari sekedar yang bersangkutan. Secara umum
keintiman secara fisik dimensi lain dari komunikasi yang mereka lakukan bertujuan
keintiman termasuk intelektual dan untuk mencari teman, pacaran, bisnis, cinta,
emosional, hingga pada batasan di mana kita ataupun seks. Dengan adanya aplikasi
melakukan aktivitas bersama, West & Grindr satu dari beberapa aplikasi pencari
Turner (2006). Artinya, perilaku verbal pasangan sesama jenis, maka muncullah
(berupa kata – kata yang digunakan), bentuk baru dalam berkomunikasi dimana
perilaku non verbal (dalam bentuk postur orang – orang yang terlibat secara personal
tubuh, ekspresi wajah, dan sebagainya), serta didalamnya tidak hanya dapat saling
perilaku yang berorientasi pada lingkungan mengirimkan pesan tetapi juga dapat
(seperti ruang antara komunikator, objek mengirimkan gambar. Selain itu hambatan
fisik yang ada di dalam lingkungan, dan yang disebutkan berdasarkan hasil temuan
sebagainya) termasuk ke dalam proses penelitian adalah bahwa hambatan dalam
penetrasi sosial. penggunaan Grindr bagi kalangan gay
terbagi atas dua yaitu hambatan personal dan
KESIMPULAN hambatan teknis. Oleh karena itu beberapa
Berdasarkan analisa dan hasil saran yang diajukan oleh peneliti adalah agar
wawancara peneliti dengan beberapa interaksi interaksi melalui aplikasi media
informan baik melalui telepon, bertemu sosial Grindr yang dilakukan oleh gay dapat
langsung ataupun melalui beberapa aplikasi lebih dipahami karena interaksi yang yang
yang digunakan oleh peneliti untuk terbangun baik melalui aplikasi Grindr atau
berkomunikasi dengan para informan pertemuan langsung untuk menjalin
tersebut mengenai penggunaan media hubungan tidak hanya terbatas pada satu
Grindr dikalangan gay dalam menjalin bentuk interksi saja tetapi beragam interaksi.
hubungan personal serta apa – apa saja Selain itu, fenomena Grindr dan gay yang
faktor – faktor yang dapat menghambat terjadi di dalam masyarakat merupakan
komunikasi tersebut, kemudian dilakukan fenomena yang dapat dijelaskan dengan
pemetaan yang dituangkan dalam bentuk menggunakan disiplin ilmu komunikasi

213
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.6 No.1 Januari – Juni 2017

dengan teori – teori yang secara spesifik Flew. (2005). New Media : An Introduction,
2nd Edition. New York : Oxford University
berkaitan dengan hubungan personal antar
Press.
satu pihak dengan pihak lain. Mulyana D. (2004). Komunikasi Efektif,
Suatu Pendekatan Lintasbudaya.
Bandung : PT. Remaja
DAFTAR PUSTAKA.
Rosdakarya.
Beamer L. et al. (2010). Intercultural
Sukidin. B. (2002). Metode Penelitian
Communication in The Global
Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya
Workplace. Amerika : McGraw –
: Insan Cendekia.
Hill Education.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk
Bacon. R T. (1996). Interpersonal and
Perawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Interactive Skills. Broadway, New York :
Kedokteran EGC.
Self Management Institute.
Supratiknya. A. (1995). Komunikasi
Cangara H. (2014). Pengantar Ilmu
Antarpribadi Tinjauan Psikologis.
Komunikasi. Depok : PT. Raja Grafindo
Yogyakarta : Kanisius.
Perkasa.
West R. et al. (2008). Pengantar Teori
Carroll. J L. 2012. Sexuality Now :
Komunikasi : Analisis dan Aplikasi.
Embaracing Diversity. Belmont :
Jakarta : Salemba Humanika.
Thomson Wadsworth.

Tabel 1. Penggunaan Media Grindr Dikalangan Gay Dalam Menjalin Hubungan Personal

Tujuan
Usia Domisili Domisili
No Inisial Pekerjaan Peran Penggunaan
(Tahun) Asal Sementara
Grindr
Lombok
Swasta Teman dan
1 "B" 29 Makassar (Gili Verse
Perhotelan Jaringan Bisnis
Trawangan)
Teman dan Pacar
Swasta Real
2 "M" 28 Makassar Balikpapan Bottom (Available For
Estate
Sex)
Teman dan Pacar
3 "Z" 22 Mahasiswa Makassar - Bottom (Not Available For
Sex)
Teman, Pacar
Swasta
dan Cinta
4 "A" 24 Wedding Makassar Bali Verse
(Available For
Planner
Sex)
Teman dan Pacar
Swasta
5 "N" 23 Makassar - Top (Available For
Telekomunikasi
Oral Sex)

214

Vous aimerez peut-être aussi