Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background:Hypertension is a disorder of the blood vessels that result in supply oxygen and
nutrients carried by the blood obstructed to body tissues. Criteria is hypertension blood
pressure is more than 140/90 mmHg. Headache in hypertension was caused by a blockage in
the circulatory system either in the heart or other blood vessels. To overcome the pain given
nonfarmakologis treatment with deep breath relaxation therapy. The purpose of this study
was to determine the effect of deep breathing relaxation to reduce headache in hypertension
Method: This research type is qualitative with descriptive case study approach. The
population in this study is all the people of Pokoh Village who experienced hypertension.
The sample of 2 respondents hadache. The Instruments use standard operating procedure
(SOP), pain measurement with NRS (Numeric Rating Scale) and observation sheet. Test
analysis using review data.
Result : The action taken is deep breathing relaxation therapy. This therapy was done 2 days
for 15 minutes. Both respondents experienced a decrease from the scale of 4-6 (moderate
pain) to a 4-3 scale (mild pain). The deep breathing relaxs therapy was influenced to
decrease of headache scale.
Conclusions:.From the case study it was found that most of the pain experienced by
respondents decreased from 4-6 scale (moderate pain) to 3-4 (mild pain). This decrease of
pain scale were influenced by the level of concentration, relaxs, comfortable and comfortable
atmosphere around the respondents
Hal itu membuat aliran darah di sirkulasi bahwa terdapat sekitar 40% penderita
dan menyebabkan tekanan meningkat. hipertensi yang mengalami nyeri dengan
Untuk mengatasi hal ini bisa dilakukan kategori usia lebih dari 50 tahun
dengan cara non farmakologis yaitu
dengan teknik relaksasi nafas dalam Dari beberapa persoalan tersebut
(Syiddatul, 2017). penulis tertarik untuk melakukan mengenai
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
Menurut Ervan (2013) Latihan nafas untuk mengurangi nyeri pada penderita
dalam merupakan suatu bentuk terapi hipertensi di Desa Pokoh Wonoboyo
nonfarmakologis, yang dalam hal ini Wonogiri.
perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, METODE PENELITIAN.
nafas lambat (inspirasi secara maksimal)
Metode penelitian ini adalah
dan bagaimana menghembuskan nafas
penelitian kualitatif dengan pendekatan
secara perlahan. Selain dapat menurunkan
studi kasus deskriptif. Studi kasus
intensits nyeri, teknik relaksasi nafas
merupakan strategi penelitian di mana di
dalam juga dapat meningkatkan ventilitas
dalamnya peneliti menyelidiki secara
paru dan meningkatkan oksigenasi dalam
cermat suatu program, peristiwa, aktivitas,
darah.
proses individu atau sekelompok individu.
Menurut (Syiddatul, 2017) Pada Untuk waktu pengukuran data variabel
penelitian sebelumnya tahun 2015 di Desa independen dan dependen dilakukan
Bruneh, dari 40 responden didapatkan selama 2 hari . Populasi dalam penelitian
data, dimana ada 7 orang (17,5%) ini adalah masyarakat Pokoh Wonoboyo
mengalami hipertensi tanpa disertai nyeri, yang mengalami hipertensi. Kemudian
20 orang (50%) mengatakan nyeri sedang untuk sample adalah penderita hipertensi
dan 13 orang (32,5)% mengatakan nyeri yang mengalami nyeri kepaladan bersedia
ringan. Nyeri kepala pada penderita menjadi responden sebanyak 2 orang.
hipertensi disebabkan karena adanya Instrumen penelitian menggunakan standar
peningkatan tekanan darah tinggi, hal tu operasional prosedur untuk terapi relaksasi
disebabkan karena adanya penyumbatan nafas dalam, NRS (Numeric Rating Scale)
pada sistem peredaran darah baik di dan lembar observasi. Sedangkan metode
jantung atau pembuluh darah yang lainya. pengumpulan data menggunakan
wawancara dan observasi partisipatif.
Keluhan utama yang dialami oleh Analisa data pada penelitian ini dilakukan
penderita hipertensi biasanya adalah nyeri dengan menelaah data
kepala. Untuk meneguranginya biasanya
penderita meminum obat penghilang nyeri, HASIL DAN PEMBAHASAN.
namun ada juga beberapa orang yang
Penelitian ini dilakukan pada 2
enggan untuk meminum obat. Selain
responden yang mengalami nyeri kepala
menggunakan cara farmakologi atau
hipertensi. Variabel yang dikumpulkan
dengan minum obat, cara lain yang dapat
meliputi : karakteristik responden ( nama,
dilakukan adalah cara nonfarmakologi
jenis kelamin, umur dan keluhan nyeri
yaitu dengan tekink relaksasi distraksi atau
yang dialami), tingkat nyeri yang dialami
nafas dalam. Cara ini dianggap mudah dan
sebelum dan sesudah.
bisa dilakukan dengan berkonsntrasi penuh
rileks dan lingkungan yang nyaman. 1. Karakteristik Responden.
Kedua Responden berjenis kelamin
Didesa Pokoh Wonoboyo sendiri
sama yaitu perempuan dengan jenis
tepatnya di RT 01/04 tempat peneliti
kelamin perempuan. Untuk usia rentang
melakukan studi kasus didapatkan data
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi ,
Nurtanti & Puspitaningrum Page 28
Jurnal Keperawatan GSH Vol 6 No 2 Juli 2017 ISSN 2088-2734
Pada saat pemeriksaan tensi responden Teknik relaksasi nafas dalam ini
1 adalah 150/90 mmHg. Menurut tabel didasarkan pada keyakinan bahwa tubuh
diatas hipertensi yang sedang dialami berespons pada ansietas yang merangsang
responden adalah Stadium 1 atau masih pikiran karena nyeri atau kondisi
dalam kriteria Hipertensi Ringan. penyakitnya (Asmadi, 2009).Teknik
Sedangkan responden 2 adalah 140/90 relaksasi nafas dalam adalah pernafasan
mmHg masih tergolong stadium 1 atau abdomen dengan frekuensi lambat atau
masih dalam kriteria Hipertensi Ringan. perlahan, berirama, dan nyaman yang
dilakukan dengan memejamkan mata
Menurut Tawang, dkk (2013) (Setyoadi & Kusharyadi (2011)
hipertensi mengakibatkan kerugian yang
berlebihan, megakibatkan otot jantung Dari kedua responden diberikan terapi
membengkak lalu melemah, dan relaksai nafas dalam selama 2 hari dengan
mengalami kegagalan untuk memompa waktu yang sama yaitu 15 menit. Dari
secara efekti, bila naiknya tekanan darah hasil observasi dapatkan hasil yang
berlangsung secara mendadak maka berbeda antara sebelum dan sesudah
dinding pembuluh darah bisa pecah. diberikan relaksasi nafas dalam yaitu dari
skala nyeri 4-6 (nyeri sedang) turun
Pengkajian utama pada kedua menjadi skala 3-4 (nyeri ringan), hal lain
responden mengeluh nyeri kepala di yang mempengaruhi perbedaan skala nyeri
bagian puncak kepala dan dibagian ini juga tergantung tingkat skala nyeri,
tengkuk atau leher terasa seperti konsentrasi serta ketenangan responden
berdenyut tajam. Skala yang dirasakan
responden antara 4-6 termasuk nyeri Hal ini sama seperti studi kasus yang
sedang. Nyeri terjadi karena peningkatan dilakukan oleh Muhammad Anis
tekanan darah. Nyeri dapat diartikan Kurniawan (2013) dari data yang
sebagai suatu sensasi yang tidak didapatkan Ny S mengalami nyeri nyekot
menyenangkan baik secara sensori maupun dengan skala 5 setelah dilakukan
emosional yang berhubungan dengan intervensi dengan pemberian teknik
adanya suatu kerusakan jaringan atau relaksasi nafas dalam maka nyeri yang
faktor lain ( Asmadi, 2009). dialami Ny S berkurang menjadi skala 3.
Dari hasil pengkajian yang peneliti Penelitian lain juga dilakukan oleh
lakukan pada 2 responden, peneliti Mulyadi (2015) mengenai pengaruh terapi
mengutamakan pengkajian pada perubahan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
skala nyeri yang dirasakan responden, hal nyeri kepala hipertensi didapatkan hasil
ini peneliti lakukan karena mengingat nyei kepala pada kedua kelompok sebelum
diagnosa utama yang peneliti angkat dilakukan intervensi (pretest) baik
adalah mengenai nyeri akut berhubungan kelompok eksperimen maupun kelompok
dengan peningkatan tekanan vasculer kontrol. Kelompok eksperimen mengalami
cerebral ( NANDA, 2015). nyeri pada kategori sedang yaitu 17
responden, nyeri ringan 1 responden dan
Rencana tindakan keperawatan yang pada kelompok kontrol 16 responden nyeri
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sedang, 2 responden nyeri ringan.
tesebut adalah dengan memberikan atau Kemudian setelah dilakukan intervensi
mengajarkan cara mengontrol nyeri (postest) sebagian responden mengalami
dengan cara nonfamakologi dalam hal ini nyeri ringan yaitu 12 responden, tidak
penulis mengajarkan teknik relaksasi nafas nyeri 1 responden, dan sisanya mengalami
dalam (NANDA, 2015) nyeri sedang yaitu 5 responden. Sedangkan
pada kelompok kontrol sebagian besar
masih mengalami nyeri sedang sebesar 13
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi ,
Nurtanti & Puspitaningrum Page 30
Jurnal Keperawatan GSH Vol 6 No 2 Juli 2017 ISSN 2088-2734
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi ,
Nurtanti & Puspitaningrum Page 31
Jurnal Keperawatan GSH Vol 6 No 2 Juli 2017 ISSN 2088-2734
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi ,
Nurtanti & Puspitaningrum Page 32