Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fany
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Program Studi Akuntansi- Univ. Surabaya
(Jl. Raya Kalirungkut, Kota Surabaya)
fany090496@gmail.com
Yie Ke Feliana
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Program Studi Akuntansi- Univ. Surabaya
(Jl. Raya Kalirungkut, Kota Surabaya)
yiekefeliana@staff.ubaya.ac.id
Abstract
This study aims to examine the effectiveness of the audit committee and audit quality on
earning management. This research is quantitative by using multiple linear regression. In
addition, this study uses 496 samples of non-financial sector business entities listed on the
Indonesia Stock Exchange period 2014-2015. Practice Earning management will be proxied
with discretionary accrual. The audit committee will be proxied with the number of audit
committees, independent audit committees, audit committee expertise, and frequency of
meetings of the audit committee. At audit quality will be proxied with auditor's reputation,
industry specialist auditor, and audit tenure.
The results show that audit committees and auditor reputation have an affective role in
decreasing earning management. The audit committee and industry specialization auditors
have no effect on earning management. Similarly, the audit committee and long audit period
also no effect on earning management. On the audit committee, audit tenure, and industry
specialist auditors have no effect on earning management. However, the auditor’s
reputation has a negative effect on earning management.
senilai US$ 1 juta (sekitar Rp 13,3 miliar) agensi yang disebabkan adanya asimetri
kepada regulator Amerika Serikat, akibat informasi.
kegagalan dalam melakukan audit laporan Regulator dan investor sering
keuangan kliennya (Tempo, 2017). Kasus mengkritik peran dari komite audit dan
itu merupakan insiden terbaru dalam kantor auditor eksternal tentang hasil laporan
akuntan publik, sehingga menimbulkan keuangan yang diaudit dimana terbukti
keprihatinan bagi kantor akuntan publik informasi dari laporan keuangan yang
dalam menjalankan praktek usahanya di disajikan dapat menyesatkan sehingga
negara berkembang sesuai dengan kode banyak terjadi skandal akuntansi (Alves,
etik. 2013). Padahal komite audit memiliki
Menurut Garg (2007) menyatakan tanggung jawab untuk mengawasi proses
bahwa corporate governance telah menarik pelaporan keuangan dalam meninjau
banyak perhatian dari regulator, akademisi, laporan keuangan perusahaan, proses audit,
dan praktisi karena corporate governance dan pengendalian akuntansi internal (Klein,
dapat meningkatkan kepercayaan investor 2002). Selain itu, adanya kehadiran auditor
dan meningkatkan kesehatan ekonomi eksternal juga memainkan peran penting
perusahaan yang terdaftar. Selain itu, dalam menajmin konservasi dan penerbitan
menurut Leventis dan Dimitropoulos kualitas pelaporan keuangan (Alzoubi,
(2012), tata kelola perusahaan telah 2016).Oleh karena itu, penting untuk
menarik banyak perhatian selama dekade menyelidiki pengaruh antara komite audit
terakhir dari para riset dan pelaku pasar dan auditor eksternal terhadap earning
yang disebabkan karena runtuhnya management dimana berpotensi
perusahaan yang dihormati seperti Enron, mempengaruhi integritas pelaporan
WorldCom, dan Arthur Andersen yang keuangan (Alves, 2013). Berdasarkan hasil
menimbulkan banyak kekhawatiran tentang paparan diatas, peneliti tertarik untuk
keandalan pelaporan keuangan dan efisiensi melakukan penelitian lebih mendalam
mekanisme pemantauan yang ada. Jika mengenai pengaruh antara efektivitas
dikaitkan dari kasus diatas, maka timbul komite audit dan kualitas audit terhadap
pertanyaan yang relevan tentang good earning management yang berada di
corporate governance dalam memastikan Indonesia.
keuangan bahwa laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan kondisi perusahaan
kepada pihak eksternal perusahaan. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
Masalah utama pada penelitian
akuntansi adalah sejauh mana manajer Earning Management
mengubah laba yang dilaporkan untuk Menurut Scott (2015: 445), Earning
menguntungkan kepentingan sendiri Management is the choice by a manager of
(Beneish, 2001). Selain itu, menurut accounting policies, or real action,
Dechow dan Skinner (2000), ketika manajer affecting earnings so as to achive some
berusaha mengelola pendapatan secara specific some specific reporterd earning
oportunis, maka dapat meningkatkan objective. Pada pilihan atas accounting
kekayaan pribadi mereka sehingga policies terbagi menjadi dua, yaitu
manajemen laba dapat menutupi kinerja kebijakan akuntansi dan discretionary
ekonomi perusahaan yang sebenarnya dan accrual.Dalam kebijakan akuntansi
menyembunyikan informasi kepada contohnya pemilihan metode penyusutan
pengunna laporan keuangan. Menurut dan kebijakan pengakuan pendapatan,
Christiani dan Nugrahanti (2014), sedangkan discretionary accrual, yaitu
menyatakan bahwa timbulnya praktik provision for credit losses, warranty cost,
earning management dikaitkan dengan teori inventory values, dan lain-lain. Dalam
116
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 1, Mei 2019 :115 - 126
discretionary accrual, ada istilah “ accrual waktu singkat (Nor et al., 2010). Jadi, dapat
reverse”. Menurut Scott (2015), Accrual disimpulkan ukuran komite audit yang
reverse yang dimaksud yaitu apabila besar, komite audit yang independen,
manajer melakukan earning upward yang adanya keahlian komite audit, dan frekuensi
jumlahnya lebih besar secara terus menerus, meeting yang tinggi, maka peran dari
maka pembalikan akrual pada periode komite audit tersebut efektif.
berikutnya memaksa pendapatan di masa
depan akan turun sama seperti pendapatan Kualitas Audit
saat ini yang dinaikkan. Menurut Taktak dan Mbarki (2014), audit
eksternal merupakan mekanisme tata kelola
Komite Audit lain yang dapat membatasi manajerial
Menurut Zgarni et al. (2016), efektivitas praktek discretionary. Selain itu, Menurut
komite audit diukur dengan ukuran komite Lidiawati dan Asyik (2016) mengemukakan
audit, independen komite audit, keahlihan bahwa salah satu cara dalam mengontrol
(expertise), dan frekuensi meeting. Terdapat earning management yaitu dengan
beberapa studi sebelumnya yang membahas melakukan audit atas laporan keuangan
mengenai karakteristik komite audit ini. sehingga audit eksternal dapat menjadi
Seperti menurut Defond dan Francis (2005), mekanisme pengendalian terhadap
komite audit yang besar, dapat mendorong manajemen dalam menyajikan informasi
dewan untuk lebih memperbaiki kualitas keuangan secara akurat dan terbebas dari
pelaporan keuangan. Dengan adanya komite praktik kecurangan akuntansi. Menurut
audit yang lebih besar, maka dapat Bartov et al., (2000) menyatakan bahwa
memberikan pemantauan yang efektif. kualitas audit yang tinggi maka akan
Selain itu, hal yang penting mengenai melaporakan kesalahan dan penyimpangan
efektivitas komite audit dalam melakukan dan tidak mau menerima praktik akuntansi
pemantauan tata kelola adalah yang patut dipertanyakan. Oleh karena itu,
independensinya (Abbot et al., 2000; auditor yang memiliki kualitas audit yang
Bronson et al., 2009). Menurut Rahmat et tinggi diharapkan dapat mendeteksi praktik
al. (2009), komite audit yang independen manajemen laba (Becker et al., 1998).
maka pengambilan keputusannya lebih
objektif. Kemudian, menurut Rahmat et al. Pengembangan Hipotesis
(2009), komite audit yang memiliki Menurut Klein (2002) menemukan bahwa
keahlian pengetahuan dan akuntansi dapat keberadaan komite audit akan mengurangi
memberikan dasar yang baik bagi anggota earning management yang disebabkan
komite audit dalam memeriksa dan karena peran komite audit dapat mencegah
menganalisis informasi keuangan. Latar fraudulent financial reporting. Namun,
belakang pendidikan dapat menjadi menurut Prastiti dan Merianto (2013)
karakterikstik penting dalam memastikan menyatakan bahwa komite audit tidak
peran komite audit secara efektif. Selain itu, memiliki pengaruh signifikan terhadap
menurut Menurut Khlif dan Samaha (2016) earning management. Hal ini disebabkan
menyatakan bahwa adanya rapat komite karena pembentukan komite audit hanya
audit dapat memberikan bukti bahwa didasarkan pada pemenuhan regulasi
mekanisme tata kelola perusahaan semakin sehingga perannya menjadi kurang efektif
transparan. Selama rapat komite audit, dalam memonitor manajemen. Pada
permasalahan yang dihadapi dalam proses penelitian Rusmin (2010), menyatakan
pelaporan keuangan dapat terdeteksi, bahwa auditor spesialisasi industri
namun apabila frekuensi pertemuan rendah, berpengaruh negatif terhadap earning
maka masalah tersebut dapat berlanjut dan management.Hal ini disebabkan karena
mungkin tidak bisa terselesaikan dalam bahwa auditor spesialisasi industri
117
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 1, Mei 2019 :115 - 126
memberikan layanan audit (audit service) dengan adanya komite audit dan auditor
kepada klien sehingga menghasilkan eksternal dapat mengurangi masalah
kualitas informasi akuntansi yang tinggi keagenan dalam mengurangi manajemen
(Sun dan Liu, 2012).Namun, menurut laba (Innam dan Khamoussi, 2016).
Farida dan Alfin (2014) menyatakan bahwa Menurut Alves (2013), komite audit dan
auditor yang memiliki keahlian, auditor eksternal merupakan bagian dari
pengetahuan, dan pengalaman belum tentu keseluruhan struktur tata kelola perusahaan.
objektif dan independen karena cenderung Hal ini disebabkan karena komite keduanya
mempertahankan kliennya. Penelitian tidak mungkin beroperasi secara
Zgarni et al. (2016) mengemukakan bahwa independen dalam struktur perusahaan.
ada hubungan yang saling melengkapi H2: Semakin efektif komite audit dan
antara efektivitas komite audit dan auditor penggunaan auditor eksternal big four,
spesialisasi industri dalam membatasi maka earning management menurun.
earning management. Hal ini didukung oleh Menurut Myers et al. (2003)
penelitian Abbot dan Parker (2000) yang mengemukakan bahwa semakin tinggi audit
mengemukakan bahwa auditor spesialisasi tenure, maka akan menurunkan kualitas
industri cenderung untuk melaporkan pendapatan sehingga dapat menjadi mislead
kesalahan dan kecurangan sehingga bagi investor Namun, menurut Jackson et
memberikan kepastian tinggi bagi komite al. (2008), Puspitasari dan Nugrahanti
audit. Namun menurut Chen et al. (2005) (2016), serta Amijaya dan Prastiwi (2013)
mengemukakan bahwa pertemuan komite yang menyatakan bahwa kualitas audit
audit yang tinggi tidak memiliki pengaruh (audit tenure) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap penggunaan auditor terhadap manajemen laba. Hal ini
spesialis industri. Hal ini disebabkan karena disebabkan karena kurangnya kemampuan
pertemuan rapat yang tinggi belum auditor perusahaan dalam mengidentifikasi
mencerminkan komite audit telah manajemen laba yang dilakukan oleh
menjalankan tugasnya dengan efektif. perusahaaan (Amijaya dan Prastiwi,
H1: Semakin efektif komite audit dan 2013).Menurut Meixner and Walker (1988)
penggunaan auditor eksternal yang dalam Zgarni et al. (2016), mengemukakan
terspesialis dalam industri tertentu, maka bahwa interaksi antara komite audit dan
earning management menurun. auditor eksternal dapat meningkat seiring
Menurut Rusmin (2010) dengan meningkatnya masa jabatan
menyatakan bahwa adanya kehadiran KAP (tenure). Hal ini disebabkan karena komite
big four dan auditor spesialisasi industri audit yang lebih efektif lebih cenderung
dapat menurunkan manajemen laba. Hal ini untuk mempertahankan auditor selama
disebabkan KAP Big four biasanya auditor tersebut dapat memberikan kualitas
memiliki basis klien yang besar dan pelaporan keuangan yang tinggi.
memiliki brand names yang diakui secara Menurut Zgarni et al. (2016)
internasional, sehingga lebih banyak menyatakan bahwa komite audit yang
insentif untuk mempertahankan kualitas memiliki hubungan jangka panjang dengan
audit yang lebih tinggi. Apabila auditor eksternal, akan menghasilkan
dibandingkan KAP non big four, maka tingkat kepercayaan dan ketergantungan
lebih cenderung mempertahankan klien yang tinggi antara auditor eksternal dengan
yang sudah ada. Penelitian sebelumnya perusahaan. Akibatnya, masa audit yang
seperti Zgarni et al. (2016) dan Alves panjang akan meningkatkan earning
(2013) mengemukakan bahwa efektivitas management.
komite audit dan kualitas audit (Big Four) H3: Semakin efektif komite audit dan
memiliki pengaruh negatif terhadap earning semakin panjang masa audit eksternal,
management. Hal ini disebabkan karena maka earning management menurun.
118
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 1, Mei 2019 :115 - 126
dengan arus kas operasi; AA adalah komite audit dan auditor spesialisasi
abnormal accruals; ΔREVi,t adalah industri. Nilai moderasi akan bernilai 0,
perubahan revenue pada perusahaan i untuk apabila perusahaan yang diaudit memiliki
tahun t; ΔRECi,t adalah perubahan pangsa pasar kurang dari 10%. Sedangkan
receivable pada perusahaan i untuk tahun t; variabel SCOREAC x TENURE untuk
Ai,t-1 adalah total aset perusahaan pada awal menguji interaksi antara efektivitas komite
tahun t; PPEi,t adalah aset tetap pada audit dan masa audit dengan cara
perusahaan i untuk tahun t; 𝛽 1, 𝛽 2, dan 𝛽 3 mengalikan kedua variabel tersebut.
adalah estimasi regresi dari koefisien β1, β2, Variabel kontrol pada penelitian
dan β3; dan 𝜀i,tadalaherror atau sisa regresi. ini mengacu pada Zgarni et al. (2016), yaitu
Variabel independen pada ukuran perusahaan (FSIZE) yang
penelitian ini yaitu efektivitas komite audit menggunakan Natural Logarithm of Total
dan kualitas audit. Pada variabel efektivitas Aset; leverage (LEV) menggunakan rasio
komite audit diukur menggunakan ukuran total utang dibagi dengan total aset; market
komite audit (SIZEAC), proporsi komisaris to book ratio (MTB) dihitung menggunakan
independen dalam komite audit (ACIND), nilai pasar saham perusahaan dibagi dengan
proporsi keahlian komite audit yang ahli di nilai buku ekuitas; serta return on asset
bidang akuntansi dan keuangan (ROA) dihitung dengan menggunakan net
(ACEXPERT), dan pertemuan komite audit profit perusahaan dibagi dengan lagged
(ACMEET). Setelah itu variabel dari total assets.Dari penjelasan variabel diatas,
masing-masing komite audit ini ditotal maka berikut ini model penelitian:
menjadi SCOREAC. Pada variabel kualitas
audit diukur menggunakan ukuran auditor
(REPUT) yaitu bernilai 1 apabila
perusahaan diaudit oleh KAP Big Four,
sedangkan bernilai 0 apabila perusahaan
diaudit oleh KAP Non Big Four. Selain itu,
pengukuran yang lain, yaitu auditor Hasil Penelitian dan Pembahasan
spesialisasi industri (SPEC) dicari dengan
menghitung pangsa pasar dari tiap KAP Sampel terakhir setelah uji normalitas (uji
dengan menjumlah sales pada suatu badan asumsi klasik) adalah 496 data dengan
usaha diaudit oleh KAP tersebut dibagi membuang data yang outlier sebesar 17
dengan seluruh total sales badan usaha badan usaha sehingga uji normalitas
dalam industri tersebut. Apabila perusahaan menghasilkan sig (2-tailed) sebesar 0,081.
yang diaudit dengan pangsa pasar lebih dari Hasil statistik desktiptif pada
10% maka bernilai 1, sedangkan apabila Tabel 2 dapat dilihat bahwa variabel AA
kurang dari 10%, maka akan bernilai 0. memiliki nilai mean dari variabel ini
Selain itu, masa audit (TENURE) sebesar -0,03002. Hal ini menunjukkan
merupakan jumlah tahun berturut-turut bahwa rata-rata perusahaan melakukan
bahwa klien mempertahankan perusahaan earning management dengan mengurangi
audit (KAP) tersebut. income. Pada variabel SCOREAC nilai
Pada penelitian ini variabel mean dari variabel ini sebesar 11,36. Hal ini
moderasinya yaitu interaksi antara menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan
efektivitas komite audit dengan reputasi telah memenuhi persyaratan dalam
auditor (SCOREAC x REPUT). Nilai membentuk komite audit. Pada variabel
moderasi akan menjadi 0, apabila TENURE memiliki nilai mean dari variabel
perusahaan menggunakan KAP non big ini sebesar 4,33, yang berarti bahwa rata-
four. Pada variabel SCOREAC x SPEC rata perusahaan diaudit oleh KAP sebesar 4
untuk menguji interaksi antara efektivitas tahun.
120
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 1, Mei 2019 :115 - 126
Tabel 5
Hasil Pengujian Regresi Linier karena
exluded variabel
dengan masa audit yang panjang, maka Economics, Vol. 30 No. 3, pp.
tidak memiliki pengaruh terhadap earning 421-52.
management. Selanjutnya peneliti Becker, C.L., DeFond, M.L., Jiambalvo, J.
memberikan saran yang merupakan dan Subramanyam, K.R. 1998. The
keterbatasan pada penelitian ini.Pertama effect of audit quality on earnings
peneliti selanjutnya diharapkan dapat management. Contemporary
memperluas periode penelitian dengan tidak Accounting Research, Vol. 15 No.
hanya berfokus pada 2 (dua) periode 1, pp. 1-24.
penelitian.Hal ini dilakukan agar dapat Beneish, M.D. 2001.Earnings management:
memperoleh hasil yang lebih akurat. Yang a perspective”, Managerial
kedua, Penelitian selanjutnya diharapkan Finance, Vol. 27 No. 12, pp. 3-17.
dapat memperluas pengukuran good Bronson, S.N., Carcello, J.V.,
corporate governance karena masih banyak Hollingswoth, C.W., Neal, T.L.,
pengukuran lain dalam menentukan good 2009. Are Fully Independent Audit
corporate governance, seperti karakteristik Committees Really Necessary?
dari dewan komisaris dan direksi. Ketiga, Journal Public Policy, pp 265-280.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Chen, Y.M., Moroney., dan Houghyon, K.
memperluas proxy kualitas audit seperti 2005. Audit Committee
auditor’s fees dan independensi auditor. Composition and The Use of
Industry Specialist Audit Firm.
Journal Accounting and Finance,
pp 217-239
Daftar Pustaka Christiani, I dan Nurgahanti, Y. W.
2014.Pengaruh Kualitas Audit
Abbott, L. J. dan Parker, S. 2000. Auditor Terhadap Manajemen Laba.Jurnal
Selection and Audit Committee Akuntansi dan Keuangan, Vol.16,
Characteristics, Auditing: A No.1.
Journal of Practice and Theory, Dechow, P.M. and Skinner, D.J. 2000.
Vol. 19 No. 2, pp. 47-66. Earnings management:
Abbott, L. J. dan Parker, S. 2000. The Effect reconciling the views of
of Audit Committee Activity and accounting academics,
Independence on Corporate practitioners, and regulators.
Fraud, Vol. 26 No. 11, pp. 47-66. Accounting Horizons, Vol. 14 No.
Alves, S. 2013. The impact of audit 2, pp. 235-250.
committee existence and external Defond, M.L dan Francis, J.R. 2005 Audit
audit on earnings management: Research After Sarbanes-Oxley.
Evidence from Portugal. Journal Auditing: A Journal Of Practice &
of Financial Reporting & Theory, Vol 24, pp. 5-30.
Accounting, Vol. 11 Issue: 2, Farida,I dan Alfin, M. 2014. Pengaruh
pp.143-165 Kualitas Audit dan Ukuran Komite
Amijaya, M.D dan Prastiwi.2013. Pengaruh Audt Terhadap Manajemen
Kualitas Audit Terhadap Laba.Jurnal Bisnis dan Manajemen
Manajemen Laba.Diponegoro Laba, Vol. 2, No. 2, Hal 132-143.
Journal of Accounting, Vol.2, Garg, A.G. (2007), Influence of board size
Nomor 3. and independence on firm
Bartov, E., Gul, F.A., dan Tsui, J.S.L. performance: a study of Indian
2000.Discretionary-accruals companies. ViKALPA, Vol. 32
models and audit qualifications. No. 3, pp. 39-60.
Journal of Accounting and
124
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 1, Mei 2019 :115 - 126
125
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 11 Nomor 1, Mei 2019 :115 - 126
126