Vous êtes sur la page 1sur 10

JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.

2089-7669

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG


KELUARGA SADAR GIZI DENGAN PERILAKU SADAR GIZI KELUARGA
BALITA DI DESA KARANGSONO KECAMATAN KWADUNGAN
KABUPATEN NGAWI TAHUN 2013

Verena Meirike Arbella*), Erna Widyastuti**), Sri Rahayu***)

Abstract

Malnutrition has been long concern by government. In 1998 Health Ministry


launched Kadarzi program to prevent and control malnutrition use community
empowerment and approach. The behaviour of nutrition aware has not been well
showed by low toddler who weighed at 53.4%, exclusive breastfeeding 32.94%
from 80% of government's target.
The purpose of research to determine the relationships of mother knowledge
and attitudes about Kadarzi with family toddler behaviour of aware nutrition at the
Karangsono Village Kwadungan District Ngawi regency.
The research was done at Karangsono Village using quantitative correlation
with cross-sectional design. Population is mothers with infants 6-24 months at
Karangsono Village. Sampling technique is using saturated samples. All samples
given knowledge, attitudes, behaviour of Kadarzi questionnaires.
The results there is relationship of mother knowledge and attitudes about
Kadarzi with family toddler behaviour of aware nutrition with p value 0.001.
Characteristic of respondent most of them have aged 20-30 years is 64.1%,
primary education is 68.8%, work as housewives is 65.6%, family lived in house
of 4 people is 40.6%, have good knowledge is 53.1%, have supportive attitude is
71.9%, have good behavior is 56.2%, there is correlation between knowledge and
attitudes about Kadarzi with behavior nutrient. It is recommended to mothers to
give exclusively breastfeeding to their babies, and behave aware of nutrition and
to increase knowledge of infant nutrition.

Key words: Knowledge, Attitudes, Behaviour of KADARZI


*), **), ***) = Civitas akademika jurusan kebidanan Semarang

Keadaan gangguan gizi telah lama Kabupaten Ngawi baru mencapai


menjadi perhatian pemerintah. Sebagai Kadarzi sejumlah 24,4% pada tahun
upaya pencegahan dan penanggulangan 2012 yang menduduki peringkat 9
masalah gizi melalui pendekatan dan terbawah dari seluruh kabupaten di
pemberdayaan masyarakat maka pada Jawa Timur. Hasil PSG (Pemantauan
tahun 1998 Departemen Kesehatan Status Gizi) dengan indikator Kadarzi
mencanangkan program Kadar-zi (Ke- di Kabupaten Ngawi adalah sebagai
luarga Sadar Gizi), yang diharapkan berikut: balita yang dibawa ke Pos-
setiap keluarga dapat menerapkan peri- yandu mencapai 94,5%, balita yang
laku sadar gizi dalam kehidupan sehari- telah mendapat kapsul vitamin A
hari. mencapai 83,5%, rumah tangga -
menggunakan garam beryodium -

47
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

mencapai 97,7%, namun perilaku sadar Puskesmas Kwadungan mempu-


gizi lainnya masih belum baik yaitu nyai wilayah kerja yang terdiri dari 14
masih rendahnya ibu yang menyusui desa. Dari 14 desa yang ada di wilayah
bayi 0-6 bulan secara eksklusif baru Puskesmas Kwadungan Desa Karang-
mencapai 54,2%, dan pola makan yang sono merupakan desa dengan masalah
belum beraneka ragam 34,1% dari gizi tertinggi. Di desa ini terdapat 6
target 80% (Dinkes Ngawi, 2012). kasus gizi buruk, 13 kasus gizi kurang,-
Salah satu faktor penyebab- ren- dan 2 (dua) kasus gizi lebih. Studi
dahnya perilaku kesehatan adalah ma- pendahuluan yang dilakukan 28 April
sih kurangnya pengetahuan, dan sikap 2013 pada 5 ibu balita di dapatkan, 1
masyarakat terhadap kesehatan (Noto- ibu sudah mengetahui tentang Kadarzi
atmodjo, 2007). Hal ini juga sesuai dan mampu menerapkan perilaku Ka-
dengan Departemen Kesehatan RI darzi. Empat (4) ibu tidak menerapkan
(2008) yang menyatakan bahwa faktor- perilaku Kadarzi. Dari 4 ibu tersebut, 2
faktor yang menyebabkan masa-lah ibu sudah mengetahui tentang Kadarzi,
gizi ditingkat keluarga juga di- namun 1 ibu tidak menimbangkan
pengaruhi oleh,pengetahuan,sikap dan anaknya ke Posyandu secara rutin, 1
keterampilan keluarga, kemampuan ibu lagi tidak melakukan pemberian
dan pengetahuan keluarga dalam hal ASI secara eksklusif, dua (2) ibu belum
ke-bersihan pribadi dan lingkungan. mengetahui tentang Kadarzi dan tidak
Akibat yang dapat terjadi oleh melakukan pemberian ASI secara
karena rendahnya perilaku sadar gizi eksklusif, balita tidak mengkonsumsi
dalam keluarga dapat menimbulkan makanan yang beraneka ragam dengan
masalah gizi seperti gizi kurang dan tidak mengkonsumsi lauk hewani dan
gizi buruk, kurang Vitamin A, anemia buah setiap hari.
gizi besi, gangguan akibat kurang Tujuan Umum dari penelitian
Yodium dan gizi lebih (obesitas) ini adalah untuk mengetahui hubungan
(Depkes RI, 2008). Status gizi balita di pengetahuan dan sikap ibu tentang
Puskesmas Kwadungan sampai Bulan Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku
Maret 2013 ini untuk gizi kurang sadar gizi keluarga balita di Desa
mengalami peningkatan dari 101 Karangsono Kecamatan Kwadungan
(8,77%) pada tahun 2012 menjadi 108 Kabupaten Ngawi. Sedangkan Tujuan
(9,33%) sampai Maret 2013. Sementara Khususnya adalah Untuk mengetahui
gizi buruk juga mengalami peningkatan karakteristik responden berdasarkan
dari 17 (1,48%) pada tahun 2012 umur, pendidikan, pekerjaan, dan
menjadi 30 (2,52%) sampai Maret jumlah keluarga, untuk mengetahui
2013. Sedangkan gizi lebih 20 (1,74%) pengetahuan ibu tentang Keluarga
pada tahun 2012 menjadi 24 (2,08%) Sadar Gizi pada keluarga balita, untuk
sampai Maret 2013. Kejadian gizi mengetahui sikap ibu tentang Keluarga
buruk di Puskesmas Kwadungan masih Sadar Gizi pada keluarga, untuk
tinggi, dan mengalami peningkatan mengetahui perilaku ibu tentang sadar
terbanyak bila dibanding Puskesmas gizi pada keluarga balita dan untuk
yang ada di Kabupaten Ngawi dengan mengetahui hubungan pengetahuan dan
peningkatan yang cukup signifikan sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi
yaitu sebanyak 77% atau 13 balita dengan perilaku sadar gizi keluarga
(Dinkes Ngawi, 2012).

48
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

balita di Desa Karangsono Kecamatan Untuk Analisis Bivariat,yaitu


Kwadungan Kabupaten Ngawi. data yang terkumpul dianalisa dengan
menggunakan tehnik analisis korelasi.
METODE PENELITIAN Untuk melihat hubungan antara
Penelitian ini merupakan pe- pengetahuan dengan perilaku sadar gizi
nelitian kuan-titatif dengan- me- dan hubungan sikap dengan perilaku
nggunakan desain penelitian kore- sadar gizi. Sedangkan Uji statistik yang
lasional, dengan rancangan pe- digunakan adalah uji Chi Square.
nelitiannya adalah Cross Sectional,
yaitu suatu penelitian untuk mem- HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajari dinamika korelasi anta-ra Dari hasil pengolahan data,
faktor-faktor risiko dengan efek-, diperoleh hasil sebagai berikut:
dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu Tabel 4.5.
saat (Notoatmodjo, 2010). Distribusi Frekwensi Res-ponden Ber-dasarkan
Tingkat Pengetahuan.
Populasi dalam penelitian ini -
adalah semua ibu balita yang ada di
Tingkat Frekuensi Presentase
Desa Karangsono yang berjumlah 64
Pengetahuan (f) (%)
ibu balita berusia 6 bulan – 24 bulan.
Sampel yang digunakan pada Kurang 4 6,2
penelitian ini adalah 64 ibu yang Cukup 16 25
mempunyai balita berusia 6 bulan – 24 Baik 44 68,8
bulan di Desa Karangsono. Teknik Jumlah 64 100
sampling dalam penelitian ini men-
ggunakan Nonprobability Sampling Berdasarkan tabel 4.5. dapat-
yaitu dengan Sampling Jenuh. Jumlah dijelaskan,bahwa sebagian besar res-
sampel untuk tiap-tiap dusun adalah ponden sudah mempunyai pengetahuan
sebagai berikut : Dusun Turi sejumlah yang baik tentang KADARZI yaitu
13 responden, Dusun Tarum sejumlah sebanyak 44 responden (68,8%).
9 responden, Dusun Ganting sejumlah-
34 responden,dan Dusun Karangsono Tabel 4.6.
sejumlah 8 responden. Teknik Pe- Distribusi Frekwensi Res-ponden Berdasar-
ngumpulan Data melalui proses- kan Sikap.
Editing, Coding, Scoring, dan Tabula-
Frekuensi Presentase
ting. Di mana data yang diguna-kan Sikap
(f) (%)
adalah data primer dengan meng-
Tidak 18 28,1
gunakan kuesioner.
Mendukung
Untuk analisa data yaitu dengan
analisis univariat di-gunakan untuk Mendukung 46 71,9
mengetahui gambaran umum data Jumlah 64 100
mengenai karakteristik responden
meliputi pendidikan dan umur ibu. Berdasarkan tabel 4.6. dapat
Serta menggambarkan distribusi dijelaskan, bahwa sebagian besar res-
frekwensi pengetahuan dan, sikap ibu, ponden mempunyai sikap yang men-
serta perilaku sadar gizi yang disajikan dukung terhadap KADARZI yaitu
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. sebanyak 46 responden (71,9%).

49
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

Tabel 4.7.
Distribusi Frekwensi Res-ponden Berdasarkan Tabel 4.9.
Perilaku Sadar Gizi Keluarga Balita. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Keluarga
Sadar Gizi dengan Perilaku Sadar Gizi
Frekuensi Presentase Keluarga Balita di Desa Karangsono,
Perilaku
(f) (%) Kecamatan Kwa-dungan, Kabupaten Ngawi.
Baik 36 56,2
Belum Baik 28 43,8 Perilaku
Tingkat Ju
Belum
Jumlah 64 100 Pengeta
Baik
Baik ml %
huan ah
N % N %
Berdasarkan tabel 4.7. dapat Kurang 26 86,7 4 16,9 30 100
dijelaskan bahwa sebagian besar res- Baik 2 5,9 32 94,1 34 100
Jumlah 28 43,8 36 56,2 64 100
ponden mempunyai perilaku sadar gizi
yang baik yaitu sebanyak 36 responden
(56,2%). Namun demikian masih ter- p = 0,001 X2 hitung = 39,045
dapat 43,8 % responden yang perilaku X2tabel= 3,841
sadar gizinya belum baik. Setelah dilakukan pengga-
bungan berdasarkan tabel 4.9. di-
Tabel 4.8. peroleh hasil, bahwa responden de-
Distribusi Indikator Perilaku Kadarzi. ngan perilaku belum baik mempunyai
pengetahuan kurang sebesar 26 res-
Indikator Perilaku Kadarzi Jum %
Ya % Tid % lah ponden (86,7%) lebih besar diban-
ak dingkan pengetahuan baik sebesar 2
Menimbang 57 89 7 11 64 100
BB secara responden (5,9%). Sedangkan res-
teratur ponden dengan perilaku baik mem-
Memberika 17 26,6 47 73,4 64 100 punyai pengetahuan kurang sebesar 4
n ASI
eksklusif responden (16,9%) lebih kecil diban-
Makan 53 82,8 11 17,2 64 100 dingkan pengetahuan baik sebesar 32
beraneka responden (94,1%). Berdasarkan hasil
ragam
uji Chi Square di dapatkan nilai X2
Menggunak 55 85,9 9 14,1 64 100
an garam hitung sebesar 39,045 dengan degree
beryodium of freedom (df) 1. Dari data tersebut
Memberika 61 95,3 3 4,7 64 100
n suplemen
disimpulkan bahwa : bila melihat taraf
gizi signifikansi hitung (0,001) diban-
dingkan dengan taraf signifikan (0,05),
Dari kelima indikator perilaku berarti 0,001 < 0,05. Dengan melihat
Kadarzi tersebut diperoleh hasil bahwa ini dapat dikatakan bahwa hipotesa
indikator memberikan ASI eksklusif yang peneliti ajukan diterima, artinya
me-rupakan indikator yang paling ada hubungan antara pengetahuan
rendah dan kurang dari target Kadarzi tentang Keluarga Sadar Gizi dengan
80% yang ditetapkan oleh pemerintah perilaku sadar gizi
dengan hasil sebanyak 57 responden
(73,4%). Indikator tertinggi adalah
indikator memberikan suplemen gizi
yaitu sebanyak 61 responden (95,3%).

50
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

Tabel 4.10. berikan pengetahuan agar terjadi per-


Hubungan Sikap Ibu tentang Keluarga Sadar ubahan perilaku positif yang me-
Gizi dengan Perilaku Sadar Gizi Keluarga
Balita di Desa Karangsono, Kecamatan Kwa-
ningkat. Semakin tinggi tingkat pen-
dungan, Kabupaten Ngawi. didikan, maka akan meningkat-kan
kesadaran dasar akan pentingnya ilmu
Perilaku pengetahuan. Tingkat pendidikan se-
Belum Juml
Sikap
Baik
Baik ah
% seorang dapat menentukan cara berfikir
N % N % orang tersebut. Hal ini dikarenakan
Tidak
responden yang berpendidikan tinggi
18 100 0 0 18 100
Mendukung cenderung memiliki wawasan yang
lebih luas daripada responden yang
Mendukung 10 21,7 36 78,3 46 100 berpendidikan rendah. Berdasar-kan
hasil penelitian yang telah di-lakukan
Jumlah
28 43,8 36 56,2 64 100 peneliti, menunjukkan bahwa dari 64
responden yaitu 44 (68,8%) dian-
taranya berpendidikan dasar (SD-
p = 0,001 X2hitung= 29,097 X2tabel=
SMP).
3,841
Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan Tabel 4.10.
telah dilakukan peneliti pada variabel
diperoleh hasil, bahwa responden yang
pengetahuan tentang Kadarzi yang
mempunyai perilaku belum baik mem-
merupakan variabel independen, me-
punyai sikap tidak mendukung sebesar
nunjukkan bahwa ada 30 responden
18 responden (100%) lebih besar
(46,9%) yang ber-pengetahuan kurang
dibandingkan sikap mendukung se-
dan 34 responden (53,1%) berpe-
besar 10 responden (21,7%).Sedangkan
ngetahuan baik. Responden yang
responden yang mempunyai perilaku -
memiliki pengetahuan baik terhadap
baik mempunyai sikap tidak men-
Kadarzi ini dikarenakan respon-den
dukung sebesar 0 responden (0%) lebih
pernah mendapatkan informasi keseha-
kecil dibandingkan sikap mendukung
tan khususnya mengenai Kadarzi dari
sebesar 36 responden (100%). Ber-
tenaga kesehatan yang dilakukan 2 kali
dasarkan uji Chi Square dengan -
dalam satu ( 1 ) tahun. Meskipun
Continuity Correction dengan dida-
sebagian besar pendidikan responden
patkan X2 hitung sebesar 29,097 de-
adalah tingkat pendidikan dasar, namun
ngan degree of freedom (df) 1. Dari
jika responden aktif dalam mencari dan
data tersebut disimpulkan bahwa : bila
mendapatkan informasi mengenai Ka-
melihat taraf signifikansi hitung
darzi maka akan menghasilkan pe-
(0,001) dibandingkan dengan taraf
ngetahuan responden yang baik. Hal ini
signifikan (0,05), berarti 0,001 < 0,05.
sesuai dengan teori dari No-toatmodjo
Dengan melihat ini dapat dikatakan
(2010) bahwa pengetahuan adalah hasil
bahwa hipotesa yang peneliti ajukan
dari tahu dan ini terjadi setelah
diterima, artinya ada hubungan antara
seseorang melakukan peng-inderaan
sikap ibu tentang Keluarga Sadar Gizi
terhadap suatu objek tertentu.
dengan perilaku sadar gizi.
Responden yang memiliki pe-
ngetahuan kurang ada 30 responden
PEMBAHASAN
(46,9%). Rendahnya pengetahuan ibu
Sesuai dengan teori Sukanto (2002),
mengenai Kadarzi, hal ini disebabkan
pendidikan adalah upaya untuk mem-
51
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

karena minimnya informasi yang dapat memberikan penyuluhan tentang Ka-


diserap oleh responden karena ren- darzi terhadap masyarakat sehingga
dahnya tingkat pendidikan, dan mampu meningkatan pengetahuan ten-
kurangnya kepedulian responden ter- tang Kadarzi yang dapat mem-
hadap informasi yang telah disam- pengaruhi sikap yang positif terhadap
paikan. Hal ini sesuai dengan teori Kadarzi, serta dikarenakan sebagian
Notoatmodjo (2010) bahwa pengetah- besar responden sudah mempunyai
uan umumnya didapat dari pengalaman pengetahuan yang baik tentang Kadarzi
dan informasi baik dari tenaga yaitu sebanyak 34 responden (53,1%).
kesehatan, buku, dan media massa. adanya dukungan dari keluarga dan
lingkungan. Sikap tidak mendukung
SIKAP hanya terdapat 18 responden ( 28,1%).
Sikap yang baik terhadap Kadarzi Hal ini dapat disebabkan karena,
biasanya terwujud dalam suatu perilaku minimnya informasi yang dapat
nyata. Namun tidak di setiap keadaan diserap, rendahnya tingkat pendidikan,
kita menjumpai sikap yang sesuai de- atau kurang pedulinya ibu-ibu terhadap
ngan perilakunya. Tingkat pengetahuan informasi yang ada, kurangnya duku-
seseorang dapat mempengaruhi sikap ngan dari anggota keluarga dan
orang tersebut terhadap objek tertentu. lingkungan, kurangnya pengetahuan
Seseorang yang memiliki pengetahuan responden tentang pentingnya Kadarzi
yang baik terhadap suatu objek akan terbukti masih ada 30 responden
memberikan respon yang lebih rasio- (46,9%) yang masih memiliki penge-
nal dan akan berpikir sejauh mana ke- tahuan yang kurang tentang Kadarzi.
untungan atau kerugian yang mungkin
akan mereka peroleh dari objek PERILAKU
tersebut. Sebagian besar responden sudah
Sikap seseorang sering diperoleh berperilaku Kadarzi yang baik yaitu
dari pengalaman sendiri ataupun orang sebesar 36 responden (56,2%) dan
lain yang paling dekat, walaupun keluarga yang berperilaku Kadarzi
seseorang mempunyai pengetahuan belum baik sebesar 28% (43,8%).
yang kurang tentang gizi belum tentu Indikator 1 yaitu menimbang berat
mempunyai sikap yang tidak men- badan secara teratur yaitu sebanyak 57
dukung akan upaya sadar gizi responden (89%). Perilaku ini dipe-
(Notoatmodjo,2010). Selain dipengaru- ngaruhi oleh pengetahuan responden
hi pengalaman pribadi, sikap juga di- dan sebagian besar res-ponden bekerja
pengaruhi oleh kebudayaan, orang lain sebagai IRT sehingga memiliki waktu
yang dianggap penting, media massa, untuk membawa anaknya ke posyandu.
institusi atau lembaga tertentu serta Indikator 2 yaitu memberikan ASI
faktor emosi dalam diri individu yang eksklusif yang paling sedikit 47
bersangkutan (Azwar, 2011). responden (73,4%). Dari hasil pene-
Berdasarkan hasil penelitian sikap litian responden tidak memberikan ASI
ibu yang mendukung terhadap Kadarzi secara eksklusif dengan me-nganggap
terdapat 46 responden (71,9%), hal ini bayi kurang dari 6 bulan sudah boleh
dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman
orang lain yang dianggap penting lain selain ASI, mereka juga mem-
dalam hal ini tenaga kesehatan yang punyai kepercayaan bahwa bayi tidak

52
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

kenyang jika hanya di-berikan ASI beryodium atau pun tidak bisa dipakai
saja. untuk memasak dan tidak berpengaruh
ASI merupakan makanan terbaik terhadap kesehatan, hal ini juga di
bagi bayi. ASI diketahui mengandung dukung oleh pengetahuan res-ponden
zat gizi yang paling sesuai dengan dari 64 responden masih ada 30
kuantitas dan kualitasnya untuk per- responden (46,9%) yang mem-punyai
tumbuhan dan perkembangan bayi. pengetahuan kurang tentang Kadarzi.
Gangguan proses pemberian ASI pada Indikator yang paling banyak ter-
umumnya berakar pada kurangnya penuhi adalah memberikan suplemen
pengetahuan, rasa percaya diri, serta gizi (vitamin A) yaitu sejumlah 61
kurangnya dukungan dari keluarga dan responden (95,3%). Hal ini di dukung
lingkungan (Depkes RI, 2003). Hal ini oleh keaktifan responden dalam
sejalan dengan hasil penelitian dari membawa anaknya ke posyandu untuk
Marlia, (2002) yang menunjukkan ditimbang,dari kegiatan tersebut res-
bahwa responden yang bepengetahuan ponden memperoleh pengetahuan
tinggi memberikan ASI eksklusif tentang kapsul vitamin A dan sekaligus
sebanyak 46 orang (36,5%) dan tidak dapat memperoleh kapsul vitamin A
memberikan ASI eksklusif sebanyak 80 setiap Bulan Februari dan Agustus,
orang (63,5%). Sedangkan responden karena di bulan tersebuat adalah bulan
yang berpengetahuan rendah mem- vitamin A.
berikan ASI eksklusif sebanyak 24
orang (25,3%) dan tidak memberikan Hubungan Pengetahuan Ibu tentang
ASI eksklusif sebanyak 71 orang Keluarga Sadar Gizi dengan Pe-
(74,7%). rilaku Sadar Gizi Keluarga Balita di
Indikator 3 makan beraneka ra- Desa Karangsono, Kecamatan Kwa-
gam sebanyak 53 responden (82,8%). dungan, Kabupaten Ngawi.
Perilaku ini dipengaruhi oleh pe- Berdasarkan hasil penelitian me-
ngetahuan responden dan sebagian be- nunjukkan bahwa sebagian besar ibu
sar responden bekerja sebagai IRT mempunyai tingkat pengetahuan baik
sehingga memiliki waktu untuk mem- yaitu sebanyak 34 responden (53,1%)
perhatikan dan juga menyediakan dan dari hasil uji Chi Square di
makanan yang beraneka ragam yang dapatkan nilai signifikansi hitung (p)
akan dikonsumsi oleh anaknya. Meng- 0,001 < 0,05, yang artinya ada hu-
konsumsi makanan yang beraneka bungan antara pengetahuan ibu tentang
ragam sangat bermanfaat bagi ke- Keluarga Sadar Gizi dengan perilaku
sehatan dan akan menjamin ter-penu- sadar gizi keluarga balita.
hinya kecukupan sumber tenaga, zat Hasil tersebut di atas sejalan
pembangun, zat pengatur (Depkes RI, dengan pendapat Notoatmodjo (2010),
2000). bahwa salah satu faktor yang
Indikator 4 yaitu menggunakan menentukan perilaku tentang kesehatan
garam beryodium untuk memasak seti- seseorang adalah pengetahuan, semakin
ap hari yaitu sebanyak 55 responden tinggi pengetahuan seseorang, maka
(85,9%) masih kurang dari target yang semakin dapat ia memanfaatkan
ditetapkan pemerintah yaitu 90%. Hal kemampuan tersebut.
ini disebabkan karena masyarakat
masih menganggap bahwa garam

53
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

Hubungan Sikap Ibu tentang mampuan tersebut. Pengetahuan ten-


Keluarga Sadar Gizi dengan Pe- tang Kadarzi yang kurang didukung
rilaku Sadar Gizi Keluarga Balita di dengan sikap yang tidak mendukung
Desa Karangsono, Kecamatan Kwa- dapat menghasilkan perilaku Kadarzi
dungan, Kabupaten Ngawi. yang belum baik. Pengetahuan tentang
Berdasarkan hasil penelitian me- Kadarzi yang baik di dukung dengan
nunjukkan bahwa sebagian besar ibu sikap yang mendukung pula akan
mempunyai sikap yang mendukung 46 menyebabkan seseorang mampu
responden (71,9%) dan dari hasil uji berperilaku sadar gizi yang baik.
Chi Square di dapatkan nilai sig-
nifikansi hitung (p) 0,001 < 0,05, yang SIMPULAN
artinya ada hubungan antara sikap ibu Berdasarkan analisa data yang
tentang Keluarga Sadar Gizi dengan telah dilakukan maka dapat diambil
perilaku sadar gizi keluarga balita. kesimpulan sebagai berikut ini:
Melaksanakan kelima indikator Karakteristik umur responden sebagian
Kadarzi merupakan suatu tindakan. besar adalah dalam kategori umur 20-
Seseorang bertindak apabila ada niat. 30 tahun sebanyak 41 responden
Terbentuknya niat ditentukan oleh (64,1%). Pendidikan responden se-
sikap terhadap perilaku tersebut. Sikap bagian besar adalah berpendidikan
yang mendukung maupun sikap yang dasar (SD-SMP/sederajat) sebanyak 44
tidak mendukung terbentuk dari pe- responden (68,8%). Pekerjaan res-
ngetahuan. Semakin banyak segi positif ponden sebagian besar adalah ibu
pengetahuan akan semakin terbentuk rumah tangga sebanyak 42 responden
sikap yang mendukung. Dalam kait- (65,6%). Jumlah keluarga yang tinggal
annya dengan perilaku kelima indikator dalam satu rumah sebagian besar ber-
Kadarzi, apabila semakin tahu tentang jumlah 4 orang sebanyak 26 responden
kelima indikator Kadarzi maka diha- (40,6%). Sebagian besar ibu balita
rapkan muncul sikap yang mendukung mempunyai tingkat pengetahuan baik
tentang Kadarzi dan mampu ber- sejumlah 44 responden (68,8%).
perilaku yang baik pula. Sesuai dengan Sebagian besar ibu balita mempunyai
hasil penelitian yaitu pengetahuan sikap mendukung dengan jumlah 46
responden yang sebagian besar ber- responden (71,9%). Sebagian besar ibu
pengetahuan baik yaitu 34 responden balita mempunyai perilaku baik dengan
(53,1%) di dukung oleh sikap jumlah 36 responden (56,2%). Perila-
responden yang mendukung 46 ku sadar gizi yang paling rendah adalah
responden (71,9%) maka terbentuklan memberikan ASI eksklusif yaitu seba-
perilaku sadar gizi yang baik 36 nyak 47 responden (73,4%). Sedangkan
responden (56,2%). perilaku sadar gizi yang paling tinggi
Hasil tersebut di atas sejalan adalah memberikan suplemen gizi
dengan pendapat Notoatmodjo (2010), (vitamin A) yaitu sejumlah 61 respon-
bahwa salah satu faktor yang menen- den (95,3%).
tukan perilaku tentang kesehatan Ada hubungan antara penge-
seseorang adalah pengetahuan dan tahuan ibu tentang Keluarga Sadar Gizi
sikap, semakin tinggi pengetahuan dan dengan perilaku sadar gizi keluarga
sikap mendukung seseorang, maka balita di -Desa Karang-sono, Keca-
semakin dapat ia memanfaatkan ke- matan Kwa-dungan, Kabupaten Ngawi,

54
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

yang diperoleh dari nilai X2 hitung = Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori
39,045 > X2 tabel = 3,841 dan nilai p dan Pengukurannya. Yogyakar-
value= 0,001 < 0,05. ta : Pustaka Pelajar.
Ada hubungan antara sikap ibu Depkes RI. 2000a. Buku Pintar
tentang Keluarga Sadar Gizi dengan Konseling Keluarga Mandiri
perilaku sadar gizi keluarga balita di Sadar Gizi. Departemen
Desa Karangsono, Kecamatan Kwa- Kesehatan RI, Jakarta.
dungan, Kabupaten Ngawi, dengan ni-
lai X2 hitung = 29,097 > X2 tabel 3,841 _________. 2003. Ibu Bekerja Tetap
dengan p value= 0,001 < 0,05. Memberikan Air Susu Ibu.
Departemen Kesehatan, Jakarta.
SARAN _________. 2004. Keluarga Sadar Gizi.
Bagi ibu agar memberikan ASI Jakarta : Depkes RI.
secara eksklusif kepada bayinya,me-
nggunakan garam beryodium un-tuk _________. 2007. Pedoman Opera-
memasak setiap hari, dan mening- sional Keluarga Sadar Gizi di
katkan perilaku sadar gizi serta penge- Desa Siaga. Jakarta : Depkes
tahuan tentang gizi pada balita dengan RI.
menambah informasi dari media cetak, _________. 2007. Kegiatan Kader
elektronik, dan mengikuti penyuluhan dalam Penggerakan
tentang gizi. Masyarakat. Jakarta : Depkes
Bagi tenaga kesehatan untuk RI.
melakukan pemantauan dan evaluasi
program Kadarzi dengan optimal, _________. 2008. Pedoman Peman-
pendampingan lebih intensif terutama tauan Status Gizi dan Keluarga
pada keluarga yang memiliki balita Sadar Gizi. Jakarta : Depkes RI.
dengan permasalahan gizi, optimalisasi _________. 2009. Buku Kadarzi
penyuluhan dengan menggunakan ino- Pedoman Bagi Petugas. Jakarta
vasi baru dalam penyampaian pesan : Depkes RI.
khususnya tentang ASI eksklusif
Dinkes Kabupaten Ngawi. 2012. Hasil
dikarenakan capaian masih dibawah
Kegiatan PSG dengan Indikator
target, sehingga masyarakat tidak
Kadarzi. Ngawi : Dinkes Kabu-
hanya tahu tapi mau untuk memberikan
paten Ngawi.
ASI eksklusif kepada bayinya.
Bagi peneliti selanjutnya sebagai Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2012.
bahan pertimbangan untuk melakukan Profil Kesehatan Jawa Timur.
penelitian selanjutnya dengan faktor Sura-baya : Dinkes Provinsi
lain yang mempengaruhi perilaku ibu Jawa Timur.
balita terhadap perilaku sadar gizi Hastono, S. P. 2001. Metode Penelitian
antara lain dukungan keluarga, faktor Kebidanan Tehnik Analisis
ekonomi, budaya dan sebagainya. Data. Jakarta: Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa
Suatu Pendekatan Praktik. Ja- Data. Jakarta : Salemba
karta : Rineka Cipta. Medika.

55
JURNAL KEBIDANAN Vol. 2 No. 5 Oktober 2013 ISSN.2089-7669

Marlia, Linda. 2002. Hubungan Penge- Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehat-


tahuan, Sikap dan Perilaku Ibu an. Yogjakarta : Mitra
dengan Pemberian ASI Eksklu- Cendikia.
sif di Kabupaten Bantul Yogy- Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori
akarta. Tesis Program Pas-ca dan Pengukuran Pengetahuan,
Sarjana Universitas Gadjah Ma- Sikap, dan Perilaku Manusia.
da Yogyakarta. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
_____________. 2005. Metodologi Pe-
nelitian Kesehatan. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
_____________. 2007. Promosi Ke-
sehatan dan Imu Perilaku.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_____________. 2010. Promosi Ke-
ehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
_____________. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerap-
an Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Setyaningsih, Sri. 2008. Pengaruh Inte-
raksi, Pengetahuan Dan Sikap
Terhadap Praktek Ibu Dalam
Pencegahan Anemia Gizi Besi
Balita Di Kota Pekalonga. Tesis
Program Pasca Sarjana Univer-
sitas Diponegoro Semarang.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Pene-
litian. Bandung: Alpha Beta.
Sukanto. 2002.Organisasi Perusahaan,
Teori Struktur dan Perilaku .
Badan Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta. Edisi 2

56

Vous aimerez peut-être aussi