Vous êtes sur la page 1sur 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

VENTILATOR

DI RUANG ICU RSU Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh :

Mahasiswa profesi ners poltekkes kemenkes malang kelompok 1

TIM PKRS RSU Dr. Saiful Anwar Malang

PKRS (PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Satuan Acara Penyuluhan Penggunaan Ventilator Pada Pasien di


Ruang ICU RSSA
Sasaran : Keluarga pasien di ruang ICU RSSA
Hari/tgl : Kamis, 13 Juni 2019
Tempat: Ruang ICU RSSA
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Malang
Waktu : 1 x 30 menit

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga pasien mendapat informasi
mengenai penggunaan ventilator pada pasien di ruang ICU.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
pasien di ruang ICU dapat :
1. Memahami pengertian ventilator yang digunakan oleh pasien di ruang ICU
2. Memahami tujuan penggunaan ventilator pada pasien di ruang ICU
3. Memahami indikasi penggunaan ventilator pada pasien di ruang ICU
4. Memahami peran keluarga dan perawatan pasien di ruang ICU

METODE
Ceramah dan Tanya jawab

MEDIA
Banner dan Leaflet

ISI MATERI
1. Pengertian dari penggunaan ventilator pada pasien di ruang ICU
2. Tujuan dari penggunaan ventilator pada pasien di ruang ICU
3. Indikasi dari penggunaan ventilator pada pasien di ruang ICU
4. Peran keluarga dan perawatan pasien di ruang ICU
PENGORGANISASIAN
1. Penyaji : Audina Zefa Fabela
2. Moderator : Ardika Sulisetiyani
3. Observer dan Notulen : Anggina Ayu Dhewanty
4. Fasilitator : Avrizal Falefi

JOB DESCRIPTION
1. Moderator
Uraian tugas:
(1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
(2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
(3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
(4) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.
(5) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas:
(1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
(2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
(3) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator
Uraian tugas:
(1) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
(2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
(3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
(4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
(5) Membagikan leaflet dan lembar evaluasi kepada peserta.
4. Observer
Uraian tugas:
(1) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
(2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
(3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
(4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
(5) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan

SETTING TEMPAT

Banner

Moderator Penyaji

Peserta Peserta Peserta

Fasilitator Peserta Peserta Peserta Fasilitator

Peserta Peserta Peserta

Fasilitator Peserta Peserta Peserta Fasilitator

Peserta Peserta Peserta

Pembimbing Observer Pembimbing

PELAKSANAAN
Tahap dan
No. Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
1. 5 menit 1. Petugas menyiapkan daftar hadir 1. Peserta
sebelum acara untuk peserta penyuluhan penyuluhan
dimulai mengisi daftar
hadir
2. Pendahuluan 5 Pembukaan:
menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri dan memfokuskan
perhatian pada
pembawa acara
2. Menyampaikan tujuan dan maksud 2. Mendengarkan
dari penyuluhan tujuan dari
penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan 3. Mendengarkan
mekanisme kegiatan kontrak
4. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi penyuluhan materi yang
yang akan diberikan penyuluhan
diberikan
3. Kegiatan inti Pelaksanaan:
10 menit 1. Menggali pengetahuan dan 1. Memberikan
pengalaman sasaran penyuluhan pendapat
mengenai ventilator
2. Menjelaskan materi:
a. Pengertian dari penggunaan 2. Mendengarkan
ventilator pada pasien di ruang dan
ICU memperhatikan
b. Tujuan dari penggunaan
ventilator pada pasien di ruang
ICU

c. Indikasi dari penggunaan


ventilator pada pasien di ruang
ICU
d. Peran keluarga dan perawatan
pasien di ruang ICU

4. Penutup Evaluasi: 1. Mendengarkan


5 menit 1. Menegaskan kembali materi inti
yang telah disampaikan kepada
peserta
2. Menanyakan kembali hal-hal 2. Menjawab
yang penting mengenai hipertensi
dan terapi hiperbarik oksigen
3. Menjawab pertanyaan 3. Peserta
mengajukan
pertanyaan
tentang materi
yang kurang
dipahami dan
puas akan
jawaban dari
penyaji.
5. 5 menit Penutup:
1. Penyuluh menyimpulkan materi 1. Peserta antusias
yang sudah disampaikan mendengarkan
kesimpulan.
2. Salam penutup 2. Menjawab salam
3. Fasilitator membagikan leaflet 3. Peserta menerima
kepada keluarga pasien leaflet dengan
senang hati dan
menyimpannya
dengan baik.

EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan SAP dan materi
b. Kesiapan media : banner dan leaflet
c. Peserta hadir di tempat penyuluhan
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
e. Jumlah target yang hadir dalam penyuluhan 10 orang.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f. Pengorganisasian: kegiatan berjalan sesuai dengan POA
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Ventilasi mekanik merupakan alat bantu nafas secara mekanik yang
menghasilkan aliran udara terkontrol pada jalan nafas pasien untuk
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu lama.
Indikasi penggunaannya adalah pada pasien dengan kondisi gagal nafas
yangtidak bisa diperbaiki dengan bantuan nafas biasa. Gagal nafas sendiri dapat
diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pH 7,35-7,45, PaO2
<50 mmHg, PaCO2 >50 mmHg (Purnawan, 2010).

B. Tujuan Ventilator
Tujuan pemasagan ventilator mekanik adalah untuk mempertahankan
ventilasi alveolar secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan
metabolisme, kebutuhan oksigen, dan memaksimal pertukaran oksigen dengan
pengeluaran karbondioksida (Feliciano et al, 2008).

C. Indikasi
Indikasi pemasangan ventilator, dilakukan pada beberapa kondisi penyakit
berikut ini (Mbaubedari, 2011) :
1. Pasien dengan respiratory failure (gagal nafas);
2. Respiratory arrest;
3. Pasien dengan post operasi besar (open heart, trepanasi, transplantasi organ,
operasi kembar siam)

Indikasi Klinik (Tanjung, 2003) :


1. Kegagalan Ventilasi

a. Neuromuscular Disease

b. Central Nervous System disease

c. Depresi system saraf pusat

d. Musculosceletal disease

e. Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi

2. Kegagalan pertukaran gas

a. Gagal nafas akut

b. Gagal nafas kronik

c. Henti jantung

d. Penyakit paru-gangguan difusi

e. Penyakit paru-ventilasi / perfusi mismatch

D. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik membutuhkan teknik


dan keterampilan interpersonal yang unik, antara lain (Tanjung, 2003) :
1. Meningkatkan pertukaran gas

Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan


pertukaran gas dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman
oksigen. Perubahan dalam pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang
mendasari atau factor mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari
mesin dengan pasien. Tim perawatan kesehatan, termasuk perawat, dokter, dan
ahli terapi pernafasan, secara kontinu mengkaji pasien terhadap pertukaran gas
yang adekuat, tanda dan gejala hipoksia, dan respon terhadap tindakan .

Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-


faktor yang sangat beragam; tingkat kesadaran, atelektasis, kelebihan cairan,
nyeri insisi, atau penyakit primer seperti pneumonia. Pengisapan jalan nafas
bawah disertai fisioterapi dada ( perkusi,fibrasi ) adalah strategi lain untuk
membersihkan jalan nafas dari kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang
kerusakan intima pohon trakeobronkial. Intervensi keperawatan yang penting
pada klien yang mendapat ventilasi mekanik yaitu auskultasi paru dan
interpretasi gas darah arteri. Perawat sering menjadi orang pertama yang
mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau kecenderungan
signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks, perubahan letak selang, emboli pulmonal).

2. Penatalaksanaan jalan nafas

Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi


apapun kondisi pasien yang mendasari. Perawat harus mengidentifikasi adanya
sekresi dengan auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam. Tindakan untuk
membersihakn jalan nafas termasuk pengisapan, fisioterapi dada, perubahan
posisi yang sering, dan peningkatan mobilitas secepat mungkin. Humidifikasi
dengan cara ventilator dipertahankan untuk membantu pengenceran sekresi
sehingga sekresi lebih mudahdikeluarkan. Bronkodilator baik intravena
maupun inhalasi, diberikan sesuai dengan resep untuk mendilatasi bronkiolus.

3. Mencegah trauma dan infeksi

Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang


endotrakea atau trakeostomi. Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa
sehingga hanya sedikit kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam
trakea. Perawatan trakeostomi dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika
diindikasikan karena peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering dilakukan
karena rongga oral merupakan sumber utama kontaminasi paru-paru pada
pasien yang diintubasi pada pasien lemah. Adanya selang nasogastrik dan
penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi.
Pasien juga diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut
sedapat mungkin untuk mengurangi potensial aspirasi isi lambung.

4. Peningkatan tingkat mobilitas optimal

Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator. Mobilitas


dan aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan
memperbaiki mental. Latihan rentang gerak pasif/aktif dilakukan tiap 8 jam
untuk mencegah atrofi otot, kontraktur dan statis vena.

5. Meningkatkan komunikasi optimal

Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan


ventilasi mekanik. Bila keterbatasan pasien diketahui, perawat menggunakan
pendekatan komunikasi; membaca gerak bibir, menggunakan kertas dan
pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi, papan pengumuman. Ahli
terapi bahasa dapat membantu dalam menentuka metode yang paling sesuai
untuk pasien.

6. Meningkatkan kemampuan koping.

Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan


perasaan mengenai ventilator, kondisi pasien dan lingkungan secara umum
sangat bermanfaat. Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan
untuk mengurangi ansietas dan membiasakan klien dengan rutinitas rumah
sakit. Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi
mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya perawat harus
menginformasikan tentang kemajuannya pada klien, bila memungkinkan
pengalihan perhatian seperti menonton TV, bermain musik atau berjalan-jalan
jika sesuai dan memungkinkan dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan
punggung, tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi
dan ketergantungan pada ventilator.
E. Peran Keluarga
Dukungan keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004) merupakan
bantuan/sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota
keluarga lainnya dalam rangka menjalankan fungsi - fungsi yang terdapat di
dalam sebuah keluarga. Keberhasilan perawatan di rumah sakit yakni pemberian
obat akan menjadi sia-sia apabila tidak ditunjang oleh peran serta dukungan
keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Jenkins, dkk (2006) menunjukkan
bahwa family caregivers adalah sumber yang sangat potensial untuk menunjang
dalam perawatan pasien dengan ventilator, diantaranya :
a. Keluarga memanfaatkan waktu jam kunjung untuk turut memberi
motivasi pada pasien untuk semangat dalam menjalani perawatan di ICU
b. Laporkan kepada petugas apabila saat berkunjung pasien : sesak nafas,
gelisah, keluar keringat banyak dan pasien berontak
c. Keluarga bersikap tenang pada saat berkunjung
d. Keluarga turut memberikan dukungan sosial dan spiritual kepada pasien
e. Keluarga diharapkan menjaga kenyamanan di ruangan ICU
f.Keluarga dilarang menyentuh tombol pada alat-alat di sekitar pasien
F. Perawatan pasien ICU
a. Mengeluarkan lendir yang mengahalangi jalan nafas dengan pengisapan yang
didahului dengan nebulizer dan fisioterapi nafas yaitu, clapping (ditepuk-
tepuk), fibrating (digetarkan) dan postural drainage (dirubah posisi sesuai
kebutuhan)
b. Menjaga kebersihan mulut pasien (oral hygiene) dengan clorhexidine
c. Memberikan latihan gerak untuk mencegah atropi (pengecilan otot) dan
kontraktur (kekakuan otot)
d. Memberikan nutrisi dengan kebutuhan melalui selang NGT
e. Melakukan perubahan posisi yaitu miring kanan dan miring kiri setiap 2 jam
f. Menjaga kebersihan diri pasien (memandikan, membersihkan BAB dan
BAK)
g. Memberikan pengobatan dan cairan sesuai advice dokter
h. Memenuhi kebutuhan psikososial dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA

Feliciano DV, Mattox KL, Moore EE. 2008. Trauma Sixth Edition New York:
McGraw Hill

Purnawan,I.,at.all., Mengelola pasien dengan ventilator mekanik, Reka Tama, Jakarta,


2010,hal.21

Tanjung, Dudut.2003.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ventilasi Mekanik. Diakses


dari http://library.usu.ac.id/ pada tanggal 6 Januari 2016

Mbaubedari, Sokrates. 2011. Formula Penilaian Resiko Operasional Ventilator


Mekanik Bagi Perawat. Diakses dari http://lontar.ui.ac.id/ pada tanggal 6
Januari 2016

Vous aimerez peut-être aussi