Vous êtes sur la page 1sur 16

GERIATRI

MAKALAH

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan dosen
pengampu: Ns Kushariyadi, S.kep, M.Kep

oleh:
Neneng Dwi S. NIM 142310101020
Aisatul Zulfa NIM 142310101029
Amanda Christie Y. NIM 142310101065
Verina Sari R. NIM 142310101068
Restina Septiani NIM 142310101118
Rizal Amirullah NIM 142310101141
Koyyimatus Solehah NIM 142310101146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Geriatri” ini dengan baik tanpa ada halangan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata Kuliah Keperawatan Gerontik Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns Kushariyadi, S.kep, M.Kep


selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Keperawatan Gerontik. Penulis menyadari
bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Oleh sebab itu, penulis berharap kritik dan
saran dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan referensi yang bermakna
bagi para pembaca khusunya para mahasiswa keperawatan.

Jember, Februari 2017

Penyusun,

i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan
hal tersebut tidak dapat dihindari. Pada usia tua, manusia akan mengalami
kemunduran dalam berbagai segi kehidupan, misalnya kemunduran
kesehatan, kemunduran aktivitas dan kemunduran dalam hubungan sosial.
Manusia yang dahulunya punya berbagai macam aktivitas, namun karena
terbentur dengan masalah kesehatan, daya ingat, kekuatan, sekarang hanya
bisa tinggal dirumah dengan alasan umur dan tanpa bisa melakukakan apa-
apa karena keterbatasan tenaga yang di miliki.
Keadaan-keadaan tersebut cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut
usia. Masalah kesehatan jiwa lanjut usia termasuk juga dalam masalah
kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang
merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala
aspek dan masalah lanjut usia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, social,
cultural, ekonomi dan lain-lain.
Perkembangan kesehatan seorang lanjut usia antara yang satu dengan
lainnya sangat bervariasi .Untuk itu penulis akan menyajikan suatu tulisan
yang berhubungan dengan perawatan kesehatan bagi usia lanjut. Masalah
perawatan kesehatan bagi usia lanjut perlu mendapat perhatian khusus karena
bagi usia lanjut kesehatan sudah tidak dapat dihindarkan karena keadaan fisik
dan psikologis yang sudah menurun. Menyikapi kondisi seperti tersebut
diatas maka kita perlu mengetahui bagaimana perkembangan kesehatan usia
lanjut dan bagaimana cara perawatan kesehatan bagi usia lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Geriatri ?
2. Apa sajakah Ciri-ciri Geriatri ?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa para Lansia?

1
4. Masalah – masalah apa sajakah yang timbul pada Lansia ?
5. Apa yang dimaksud dengan Usia lanjut Sehat dan bagaimanakah ciri-
cirinya ?
6. Bagaimana upaya pelayanan kesehatan pada lansia ?

1.3 Tujun dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian Geriatri.
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri Geriatri.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa para
Lansia.
4. Untuk mengetahui masalah – masalah yang timbul pada Lansia.
5. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri usia lanjut sehat.
6. Untuk mengetahui upaya pelayanan kesehatan pada lansia.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Geriatri (geros : lansia, eatri : kesehatan) adalah cabang ilmu
kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lanjut usia yang
menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
psikososial yang menyertai kehidupan lanjut usia. Selain itu ada juga yang
menyebutkan bahwa geriatri adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi
tua pada manusia serta akibat-akibatnya pada tubuh manusia (lansia).
Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa pada lanjut usia yang menyangkut aspek promotof,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan
lanjut usia.

2.2 Ciri – Ciri Geriatri


Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan
psikogeriatri, yaitu :
1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia.
2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif (Kanker, Stroke,
Jantung dan Kolestrol).
3. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :
a. Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang
lain)
b. Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan
karena berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun,
setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup
dan lain-lain
4. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasi)
sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi)
yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya

3
bingung, panik, depresif, apatis dsb. Hal itu biasanya bersumber dari
munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian
pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan
dengan penegak hokum, atau trauma psikis.

2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia


Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa
lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para
lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa
faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa
mereka adalah sebagai berikut :

1. Penurunan Kondisi Fisik


Setelah seseorang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology),
misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin
rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang
sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,
psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu
keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia agar
dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial,
sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang
bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara
hidupnya yang baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara
seimbang.

2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual


Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti :
a. Gangguan jantung.

4
b. Gangguan metabolisme, missal diabetes mellitus.
c. Vaginitis.
d. Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi.
e. Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan
sangat kurang.
f. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan stereoid,
tranquilier.
g. Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada
lansia.
b) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta di
perkuat oleh tradisi dan budaya.
c) Kelelahan atau kebosanan karena kurang Variasi dalam kehidupannya.
d) Pasangan hidup telah meninggal.
e) Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan
jiwa lainnya cemas, depresi, pikun, dsb.

3. Perubahan Aspek Psikososial


Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses
belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat
bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepabrikan
lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat di bedakan berdasarkan 5 tipe
kepribadian lansia sebagai berikut:
a. Tipe kepribadian konstruktif (Construction personality), biasanya tipe ini
tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.

5
b. Tipe kepribadian mandiri (Independent personaliy), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa
lansia tidak di isi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada
dirinya.
c. Tipe kepribadian Tergantung (Dependent personality ), pada tipe ini
bisanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan
keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi
jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang di tinggalkan akan
menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedudukannya.
d. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini
setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya,
banyak keinginan yang kadang-kadang tidak di perhitungkan secara
seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-
marit.
e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate Personality), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu oleh
orang lain atau cenderung susah dirinya.

4. Masalah-Masalah Yang Dialami Lansia


Dengan semakin bertambahnya usia, semakin banyak masalah yang
dialami. Usia lanjut adalah usia yang sangat rentan terhadap berbagai
masalah, bukan hanya masalah Kesehatan tapi juga masalah Sosial-Budaya,
Ekonomi dan Psikologi. Adapun masalah-masalah tersebut yaitu :
a. Kesehatan
Pada umumnya disepakati bahwa kebugaran dan kesehatan mulai
menurun pada usia setengah baya.Penyakit-penyakit degeneratif mulai
menampakkan diri pada usia ini. Namun demikian kenyataan menunjukkan
bahwa kebugaran dan kesehatan pada usia lanjut sangat bervariasi. Statistik
menunjukkan bahwa usia lanjut yang sakit-sakitan hanyalah sekitar 15-25%,
makin tua tentu presentase ini semakin besar. Demikian pula usia lanjut yang

6
tidak lagi dapat melakukan "aktivitas sehari-hari" (Activities of Daily Living)
hanya 5-15%, tergantung dari umur.
Selain faktor keturunan dan lingkungan, nampaknya perilaku (hidup
sehat) mempunyai peran yang cukup besar. Perilaku hidup sehat harus
dilakukan sebelum usia lanjut (bahkan jauh-jauh sebelumnya). Perilaku hidup
sehat, terutama adalah perilaku individu, dilandasi oleh kesadaran, keimanan
dan pengetahuan. Menjadi tua secara sehat (normal ageing, healthy ageing)
bukanlah satu kemustahilan, tapi sesuatu yang bisa diusahakan dan
diperjuangkan. Seyogyanya dianut paradigma, mencegah dan mengendalikan
faktor-faktor risiko sebaik mungkin, kemudian menunda kesakitan dan cacat
selama mungkin.
b. Sosial
Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi seseorang yang
menduduki jabatan atau pekerjaan formal. la akan merasa kehilangan semua
perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti dihormati, diperhatikan dan
diperlukan. Bagi orang-orang yang tidak mempunyai waktu atau tidak merasa
perlu untuk bergaul di luar lingkungan pekerjaannya, perasaan kehilangan ini
akan berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya. Di
dalam keluarga, peranannya-pun mulai bergeser. Anak-anak sudah "jadi
orang", mungkin sudah punya rumah sendiri, tempat tinggalnya mungkin
jauh. Rumah jadi sepi, orangtua seperti tidak punya peran apa-apa lagi.
c. Ekonomi
Memasuki usia lanjut mungkin sekali akan berdampak kepada
penghasilan. Bagi mereka yang menduduki jabatan formal, pegawai negeri
atau ABRI, pensiun menyebabkan penghasilan berkurang dan hilangnya
fasilitas dan kemudahan-kemudahan. Bagi para profesional, pensiun
umumnya tidak terlalu menjadi masalah karena masih tetap dapat berkarya
setelah pensiun. Namun bagi "non profesional" pensiun dapat menimbulkan
goncangan ekonomi. Oleh karena itu, pensiun seyogyanya dihadapi dengan
persiapan-persiapan untuk alih profesi dengan latihan-latihan keterampilan

7
dan menambah ilmu, baik dengan pengembangan hobi maupun pendidikan
formal.
Bagi mereka yang mencari nafkah melalui sektor nonformal, seperti
petani, pedagang dan sebagainya, memasuki usia lanjut umumnya tidak akan
banyak berdampak pada penghasilannya, sejauh kebugarannya tidak terlalu
cepat mengalami kemunduran dan kesehatannya tidak terganggu.
Terganggunya kesehatan berdampak seperti pisau bermata dua. Pada sisi
yang satu menjadi kendala: Untuk mencari nafkah, pada sisi lain menambah
beban pengeluaran. Oleh karena itu, jaminan hari tua, asuransi kesehatan,
tabungan, dan sebagainya akan sangat membantu pada kondisi ini.
d. Psikologi
Masalah-masalah kesehatan, sosial dan ekonomi, sendiri-sendiri atau
bersama-sama secara kumulatif dapat berdampak negatif secara psikologis.
Hal-hal tersebut dapat menjadi stresor, yang kalau tidak dicerna dengan baik
akan menimbulkan masalah atau menimbulkan stres dalam berbagai
manifestasinya. Sikap mental seseorang sendiri dapat menimbulkan masalah.
Usia kronologis memang tidak dapat dicegah, namun penuaan secara biologis
dapat diperlambat. Rambut yang memutih, kulit yang mulai keriput, langkah
yang tidak lincah lagi dan sebagainya, harus diterima dengan ikhlas. Namun
janganlah penuaan secara psikologis terjadi lebih cepat daripada usia
kronologis. Untuk itu diperlukan sikap mental yang positif terhadap proses
penuaan.
Menua tidak harus sakit-sakitan, juga tidak harus loyo dan jompo.
Kehidupan spiritual mempunyai peran yang sangat penting. Seseorang yang
mensyukuri nikmat umurnya, tentu akan memelihara umurnya dan
mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti kata sebuah hadis :
"sebaik-baik manusia adalah yang umurnya panjang dan baik amal
perbuatannya". Kalau mensyukuri nikmat sehat, maka akan memelihara
kesehatan kita sebaik-baiknya. Kalau silaturachmi itu memperpanjang umur,
kita sebaiknya memelihara kehidupan sosial selama mungkin.

8
5. Usia Lanjut Sehat dan Ciri-Cirinya
Usia lanjut sehat adalah usia lanjut yang dapat mempertahankan kondisi
fisik dan mental yang optimal serta tetap melakukan aktivitas sosial dan
produktif. Batasan usia lanjut di Indonesia yang tercantum dalam Undang-
undang No.12/1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut adalah sebagai
berikut: Usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas
(Depsos,1999); batasan ini sama dengan yang dikemukakan oleh Burnside
dkk. Adapun Ciri-ciri usia lanjut sehat adalah :
a. Memiliki tingkat kepuasan hidup yang relatif tinggi karena merasa
hidupnya bermakna, mampu menerima kegagalan yang dialaminya
sebagai bagian dari hidupnya yang tidak perlu disesali dan justru
mengandung hikmah yang berguna bagi hidupnya.
b. Memiliki integritas pribadi yang baik, berupa konsep diri yang tepat dan
terdorong untuk terus memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
c. Mampu mempertahankan sistem dukungan sosial yang berarti, berada di
antara orang-orang yang memiliki kedekatan emosi dengannya, yang
memberi perhatian dan kasih sayang yang membuat dirinya masih
diperlukan dan dicintai.
d. Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, didukung oleh
kemampuan melakukan kebiasaan dan gaya hidup yang sehat.
e. Memiliki keamanan finansial, yang memungkinkan hidup mandiri, tidak
menjadi beban orang lain, minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
f. Pengendalian pribadi atas kehidupan sendiri, sehingga dapat menentukan
nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dapat menjaga
kestabilan harga dirinya.

6. Upaya Kesehatan Pada Lansia


Upaya untuk mencapai usia lanjut sehat, tua berguna, bahagia dan
sejahtera ialah dengan mengaktifkan fisik, mental dan sosial ditujukan pada
usia 45-59 tahun. Banyak hal yang harus dilakukan baik dari lansia itu sendiri

9
atau dari petugas kesehatan maupun dari pihak keluarga lansia. Pelayanan
dari petugas kesehatan sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Promosi
Peran petugas kesehatan sebagai penyuluh bagi individu yang berada
pada usia pertengahan (middle adult) antara lain dengan melakukan hal-
hal sebagai berikut :
1. Mendapatkan data-data yang berkaitan dengan keadaan saat itu,
minimal diketahui berat dan tinggi badan, denyut nadi, tekanan darah,
keluhan fisik dan penyakit yang diderita.
2. Mendapatkan data mengenai pola dan cara hidup mereka,
Mendapatkan data-data kondisi psikologis, yang mungkin tertampil
dalam keluhan fisik yang diungkapkan. Berdasarkan data-data tersebut
petugas kesehatan memberikan informasi dan penyuluhan pada
keluarga dan masyarakat tentang hal-hal yang perlu diketahui tentang
usia lanjut. Bila ada masalah fisik dan psikologis yang memerlukan
penanganan lebih lanjut, petugas kesehatan perlu memberikan rujukan
pada ahli sesuai dengan kondisi dan keperluan usia lanjut. Petugas
kesehatan dapat melakukan tindakan-tindakan promotif yang bersifat
preventif sebagai berikut :
1) Mensosialisasikan tentang persiapan sebelum memasuki usia
lanjut
2) Untuk membantu mengatasi, mengurangi perasaan yang negatif,
maka petugas kesehatan sebaiknya berperilaku
b. Prevensi
1. Meningkatkan Pengertian dan Perhatian Petugas Kesehatan
Diharapkan agar petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanannya pada usia lanjut tidak hanya memperhatikan keluhan-
keluhan yang dikemukakan oleh meraka tapi juga mempertimbangkan
adanya faktor-faktor- lain yang mendasari keluhan tersebut seperti
masalah psikologis, sosial, budaya atau kemungkinan adanya masalah
mental emosional. Tersedianya loket khusus dan sarana lainnya di

10
fasilitas pelayanan kesehatan bagi usia lanjut merupakan hal yang
perlu diperhatikan terutama bagi usia lanjut dengan alat bantu seperti
kursi roda. Penanganan secara holisitik dengan sikap yang ramah,
sopan dan hormat merupakan pelayanan yang diidamkan oleh usia
lanjut
2. Mensosialisasikan Usia Lanjut Sejahtera
Yang dimaksud dengan sejahtera adalah terpenuhinya kebutuhan
lahir dan batin. Kebutuhan batin disebut juga "basic needs" bersifat
immaterial dan universal, kebutuhan lahir disebut juga "instrumental
need" bersifat material dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Menurut Abraham H.
Maslow kebutuhan manusia, dari jenjang yang paling rendah hingga
jenjang yang paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis, keamanan,
sosial penghargaan dan aktualisasi diri. Kesejahteraan usia lanjut,
pada dasamya menjadi "concern" para pralanjut usia atau usia lanjut
sendiri, keluarga/masyarakat,organis asiorganisasi masyarakat dan
pemerintah. Oleh karena masalahnya menyangkut banyak pihak, perlu
ada landasan berpijak yang disepakati bersama.
3. Paradigma Usia Lanjut Sejahtera
a. Positif, Menanamkan pengertian dan membangkitkan kesadaran
b. Proaktif, Menjemput persoalan dan mengambil langkah antisipasi
supaya masalah yang tidak dikehendaki tidak menjadi kenyataan
c. Non Diskriminasi, Tidak mengucilkan atau mengotakkan usia
lanjut hanya karena usianya, tetapi tetap menganggap sebagai
bagian integral dari satu masyarakat yang hak dan kewajibannya
dinilai atas dasar kemampuan dan kondisi serta keterbatasannya.
d. Akomodatif/Kondusif, Tetap memberikan peluang dan kesempatan
untuk bekerja mencari nafkah atau melakukan kegiatan-kegiatan
secara sukarela, serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat, sesuai keinginan dan kemampuannya. Memberikan
peluang, dorongan dan kesempatan untuk menambah ilmu serta

11
keterampilan untuk meningkatkan perannya, baik secara ekonomi
maupun sosial. Memberi suasana dan semangat untuk menjalani
hidup yang bermanfaat.
e. Supportif, Memberikan dukungan, bantuan maupun pelayanan
untuk meningkatkan kesejahteraannya, serta memberikan santunan
maupun perawatan bagi mereka yang sakit dan tidak berdaya.
4. Mencapai Usia Lanjut Sehat, Tua Berguna, Bahagia dan Sejahtera
Merupakan kendala yang cukup besar karena usia lanjut
mempunyai ciri khas tersendiri dan akibat proses penuaan usia lanjut
sulit untuk menerima perubahan-perubahan yang cepat. Di lain pihak
pelayanan kesehatan, masalah gizi dan kesehatan lingkungan berjalan
lebih baik, yang memungkinkan usia penduduk cenderung meningkat
dari waktu ke waktu. Untuk itu perlu diterapkan suatu program
terpadu yang dilaksanakan sedini mungkin untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan permasalahan
pada usia lanjut agar dapat mencapai usia lajut yang sehat, tua
berguna, bahagia dan sejahtera.

12
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social yang saling berinteraksi
satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut
usia. Di Indonesia batasan usia lanjut yang tercantum dalam Undang-
undang No.12/1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut adalah sebagai
berikut : Usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas (Depsos,1999); batasan ini sama dengan yang dikemukakan oleh
Burnside dkk. Proses penuaan pada seseorang sebenarnya sudah mulai
terjadi sejak pembuahan/konsepsi dan berlangsung sampai-pada saat
kematian.
Menurut pasal 1 UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Usia
Lajut bahwa yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin
yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan
pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan
kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila.
Kesejahteraan ini hanya dapat tercapai jika ada jaminan sosial terutama
dalam bentuk pensiun, asuransi pensiun dan asuransi kesehatan dari
pemerintah ataupun swasta, jaminan dari anak-anaknya atau keluarganya
atau yang bersangkutan sendiri. Usia Lanjut Potensial adalah usia lanjut
yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang dan atau jasa.

13
3.2 Saran
Manusia yang telah memasuki usia lanjut tidak bisa berdiri sendiri,
membutuhkan bantuan dari berbagai pihak tertutama pihak keluarga tapi tidak
menutup kemungkinan membutuhkan bantuan dari pemerintah terutama
dalam pelayanan kesehatan. Bagi keluarga lebih memperhatikan kesehatan
orang tua yang telah memasuki usia lanjut karena semakin berkurangnya
umur mereka semakin banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari
orang terdekat. Bagi pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang telah
memasuki usia lanjut dengan memberikan jaminan kesehatan bagi Lansia
terutama bagi veteran-veteran perang yang tidak diperhatikan.

14

Vous aimerez peut-être aussi