Vous êtes sur la page 1sur 53

Kumpulan

Cerita Dewasa
volume -1

Kumpulan dari internet


Untuk 20 tahun keatas atau yang sudah menikah
DAFTAR ISI
hal

1 ANGELA 1
2 Dijebak Tapi Enak 22
3 Pengalaman Ngentot Di Kamar Tante Ninik 32
4 My Wife 38
5 Tetangga Idaman 45

PESAN SPONSOR:
Dilarang diperjual-belikan, rezeki barang ini tidak memberi barokah keluarga
Buku bacaan ini khusus untuk anda yang berusia 20 tahun atau lebih, atau
sudah menikah, atau suka selingkuh.

PERINGATAN DARI DOKTER


Bacaan ini akan merangsang otak anda pada kelenjar
hipotalamus, menimbulkan pikiran dan imajinasi diri, serta
merangsang syaraf ke seluruh bagian tubuh. Jika anda merasa
terangsang berarti masih cukup sehat. Jika anda tidak terangsang,
segera ke laboratorium klinik dan periksalah kadar gula darah,
kolesteror, dan trigliserida, serta konsultasi pada dokter.
1. ANGELA
Aku punya seorang teman baik. Dia punya 2 orang
adik perempuan. Yang paling kecil berumur 22
tahun. Namanya Angela, tingginya sekitar 170 cm,
dengan badan yang langsing, sepasang kaki yang
panjang, dan dada yang tidak terlalu besar. Wajahnya
bagaikan bidadari dalam mimpi semua pria. Aku
tidak menyangka dia akan menjadi secantik ini.
Suatu hari aku ke rumah temanku utk berangkat ke
kantor bersama. Ketika itu aku melihat Angela
sedang sarapan di ruang makan sendirian.

"Hi.."sapaku.
"Ko Adi sedang mandi, mungkin sebentar lagi
selesai." katanya. Kemudian dia bangkit dan
merapikan piring dan sendoknya dan langsung pamit
untuk pergi ke kampus. Ketika Angela berdiri, aku
bisa melihat seluruh tubuhnya. Dia memakai baju
kemeja putih lengan pendek, rok coklat selutut,
kemudian penis ku rasanya ingin meletus saat itu
juga.

Tidak kusangka dia memakai pantyhose berbahan transparan (ultra sheer) ditambah lagi sepatu
talinya yang berwarna hitam membuat kakinya lebih indah dan seksi sekali. Terjadi peperangan batin
yang sangat hebat di dalam diriku. Di satu pihak, hasrat penisku yang sangat berkobar-kobar untuk
bercinta dengan kakinya kemudian menyetubuhinya berkali-kali. Di pihak lain, otakku mengatakan itu
tidak baik, dan tidak mungkin aku melakukannya di saat ini. Sayang dia sudah punya pacar kalau tidak,
pasti akan kujadikan miliku.

Ketika Angela sudah menghilang dari belakang pintu, dengan cepat aku naik ke lantai 2 dan
mencoba untuk memasuki kamarnya. Beruntung sekali karena tidak dikunci. Aku segera menghampiri
lemari pakaiannya dan mencari harta karun fantasi sex-ku. Tetapi aku mengalami kekecewaan karena
dia hanya punya 3 pasang pantyhose, sehingga aku tidak mungkin mengambilnya. Untuk mengobati
kekecewaanku, aku mencari keranjang cucian yang ada di kamar mandinya. Aku cari celana dalamnya.
Aku menemukannya di antara pakaian tidurnya. Dengan cepat aku mengambil celana dalamnya yang
terbuat dari bahan satin yang halus dan menempelkannya di hidung dan menarik nafas dalam-dalam.
Pikiranku langsung melayang dan penisku semakin mengeras dan panjang.

Celana dalamnya masih menyimpan aroma yang khas dari vagina seorang wanita. Tapi aku
buru-buru menyimpannya ke dalam kantong celanaku dan meninggalkan kamarnya. Aku kembali ke
lantai 1 dan masuk ke kamar mandi. Aku buka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari

1
kurungan celana dalamku dan segera aku balutkan celana dalam Angela ke batang penisku dan
langsung masturbasi sambil membayangkan bercinta dengan seorang bidadari perawan yang cantik
yang mengenakan pantyhose dengan sepatu tali yang seksi.

Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan cepat dan keras. Hanya
dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku mengalami ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa
tenaga aku arahkan penisku ke jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme ku
dan diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan berkeringat.

"Indra! Kamu lagi di WC ya?" terdengar teriakan dari Adi.

"Iya, bentar, gue lagi kencing nih." Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan membersihkan kepala
penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku
yang membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah seolah-olah
tidak terjadi apa-apa.

Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke WC
aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya
dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat
memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi
sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang sekarang
menjadi objek fantasi sexual-ku.

Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama


kemudian Adi keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang
lebih bagus. Angela, bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya.
Indahnya lagi, Adi memintaku untuk mengantarnya pulang karena
tidak ada yang menjemput. Hari pertama Angela masuk kerja
merupakan surga dan neraka bagiku. Angela mengenakan terusan
dengan model smart suit setinggi lutut yang berwarna coklat pastel
muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali putih dengan hak
sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk selalu berdekatan
dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan mataku.

Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua ini karena adik
terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku menyentuh kakinya yang sedang dibalut oleh stocking
dan aku telah jatuh cinta terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun. Aku
mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang sedikit sekali yang berkualitas
bagus di Indonesia.

Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela sedang dalam perjalanan
pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan
sering berhenti. Aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Angela, boleh aku bertanya sesuatu?"


"Apa?" jawabnya dengan ringan sambil melihatku.
"Tapi jangan marah atau tersinggung ya." Angela mengangguk kecil.

2
"Apakah kamu suka pakai pantyhose?" .... "Koq kamu tahu aku pake pantyhose?"
"Cuma nebak-nebak aja." ... "Aku baru mulai pake sih, belum lama."
"Apa kamu suka?" ......... "Iya, rasanya gimana gitu."
"Keliatannya halus." ........ "Iya, rasanya halus juga."

Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk bertanya, "Apakah aku boleh
megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana rasanya." padahal aku sudah punya beberapa koleksi
dan sudah tahu. Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, "Boleh."

Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut kanannya. Ku elus-elus lututnya
pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan
pantyhose dan kaki Angela. "Gimana rasanya?" tanya Angela.

"Benar-benar halus." aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik. Penisku sudah
dalam keadaan siaga satu dan dari luar terlihat sedikit menonjol. Untung mobilku mempunyai transmisi
automatis sehingga aku tidak perlu mengganti-ganti gigi dan melepaskan tangan kiriku dari lututnya.
Karena jalanan sangat macet, tidak lama kemudian Angela tertidur. Kuberanikan diriku untuk
menjelajah lebih dalam lagi ke pahanya.

Angela tertidur dengan sangat tenang. Saat ini, roknya sudah tersingkap setengah paha. Untung roknya
tidak terlalu ketat, jika tidak, aku akan mengalami kesulitan untuk menjelajah lebih dalam. Kuteruskan
aksiku sampai pada paha bagian atas. Akhirnya aku sampai pada pusat segala kenikmatan sexual. Jari
tengahku menelusuri celah yang terbentuk dari ke dua pangkal pahanya. Jari tengah ku merasakan
kehangatan dan kelembaban.

Dengan perlahan kutelusuri garis cekungan yang


terbentuk dari celah vaginanya. Tiba-tiba terasa
basah dan licin.

Penis ku bertambah keras dan kencang, ternyata


Angela secara sadar atau pun tidak, terangsang
dengan belaian tanganku yang nakal. Aku tidak
tahu apakah dia sadar ataukah masih tertidur.

Saat ini arus lalu lintas mulai lancar, aku langsung


masuk ke pintu tol. Dengan cepat aku
mengeluarkan uang pas dari asbak mobil dan
dengan cepat pula memberikannya kepada petugas
tol dan aku langsung tancap gas.

Setelah beberapa puluh meter, aku pelankan laju mobilku dan jari tengahku mulai memberikan
tekanan-tekanan ringan pada selangkangannya. Bahan pantyhose yang halus bercampur dengan cairan
manis yang di hasilkan oleh Angela membuat darahku makin mendidih dan sangat horny. Ku alihkan
pandanganku dari jalan dan dengan cepat mengamati Angela. Rok nya sudah tersingkap sampai atas.
Pahanya yang mulus terbungkus oleh pantyhose yang sexy. Wajahnya masih tidak menunjukan reaksi
penolakan ataupun reaksi lainnya. Ku percepat gerakan jariku dengan tujuan membuatnya semakin
terangsang dan orgasme. Kemudian kuselipkan jari manisku dan bersama-sama dengan jari tengahku,

3
dan kumainkan vaginanya. Setelah beberapa saat, ku putuskan untuk fokus pada klitorisnya. Gerakan
jariku kupercepat namun tetap lembut dan tidak kasar. Samar-samar aku mendengar desahan halus
yang berasal dari nafas Angela. Expresinya sedikit berubah. Kelihatannya Angela sangat
menikmatinya. Cairan halus dan licin itu semakin membasahi celana dalam dan pantyhose Angela.
Demikian pula dengan penisku, sudah membasahi celana dalamku.

Setelah beberapa menit pikiranku melayangkan imaginasi nikmatnya bersetubuh dengan adik teman
baikku yang masih perawan ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan sebuah mobil truck besar yang
langsung memotong tepat di depanku. Dengan reflek kuinjak rem untuk menghindari tabrakan, dan
tangan kiriku sempat terhenti sejenak karena kekagetan itu. Aku dikejutkan lagi oleh tangan Angela
yang menekan tangan kiri ku dengan kencang ke selangkangannya.

Aku langsung melanjutkkan memberikan rangsangan kepada klitorisnya dengan cepat dan sedikit lebih
kuat. Pinggangnya mulai bergerak, aku bisa merasakan kontraksi otot pada selangkangannya.
Kemudian terdengar desahan kenikmatan yang tertahan di dalam vaginanya. Angelaku yang manis
mengalami orgasme pertamanya.

Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan
manis.

"Ko Indra nakal.." itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy.
"Bagaimana rasanya?" tanyaku.

Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan kanannya membelai sayang pipiku.
Tangannya yang halus dan lembut membuatku semakin terangsang.

"Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?"
"Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?" dengan berani aku menanyakan.
"Sex langsung?"
"Iya" jawabku.
"Apakah benar akan lebih enak dari ini?"
"Tentu saja."

Angela melihat jam pada dashboard.

"Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah."
"Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman."
"Ide yang bagus."
"Terus pacarnya gimana?"
"Biarin aja, aku juga tidak begitu suka."

Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak menyangka akan semudah
ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia sudah pernah melakukannya?

Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian kota. Langsung saja aku memesan
sebuah kamar yang VIP dengan ranjang yang besar. Segera setelah pintu kamar ditutup, aku duduk di
atas kasur yang empuk dan menarik tangan Angela dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku. Posisi

4
badannya menghadap ke kanan.

"Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?"


"Kalau memang orgasme terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya."
"Apa setelah ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?"
"Ya tidak lah Ko Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya
dengan Ko Indra."
"Benarkah?"

Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah di bibirnya. Angela memejamkan
matanya, ku julurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku
menyambut tarian lidahku. Tidak lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan cepat
dan panas penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua bagian dari punggungnya dan tangan
kananku menelusuri paha dan betisnya yang terbalut oleh pantyhose. Cumbuan kami bertambah liar,
kutelusuri lehernya sambil menarikan lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya.
Angela membelai rambut dan punggungku.

"Oh.. Ko Indra.."

Saat ini tangan kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang. Ku pijat-pijat dengan lembut dan
ku remas-remas. Tangan kananku dengan cepat melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun
mengikuti tindakanku dan melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela berdiri. Aku pun
ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh ke bawah. Ku tarik tangan kiri Angela dan
meletakannya di penisku yang masih terbungkus celana dalam.

"Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?" ejek Angela.


"Angela juga basah." Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu.

Kubuka BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang berukuran sedang dan ranum.
Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia terlihat sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat
celana dalamnya yang berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya sedikit dan
kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan kembali pantyhosenya, dan ku hirup
aroma dari cairan vaginanya dan kujilat. Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan
celana dalamnya ke hidung Angela.

"Bagaimana aromanya?"

Seakan-akan tidak percaya, ia menghirupnya beberapa kali.

"Aromanya seakan-akan menggetarkan seluruh tubuhku.." jawabnya.

Tiba-tiba saja aku merasakan tangan kirinya dengan penuh nafsu meremas-remas penisku.
Kuturunkan celana dalam ku dan penisku berdiri dengan keras dan panjang. Mulutnya sedikit terbuka
melihat penisku yang berukuran sedang namun keras seperti batu. Jarinya yang mungil menyentuh
ujung kepala penisku.

5
Tidak terbayangkan nikmatnya sentuhan Angela
pada penis ku. Perlahan-lahan ia mulai memegang
dan mengelus-elus seluruh batang penisku,
akibatnya penisku benar-benar basah.

Aku suruh Angela tidur di atas ranjang. Ku


jelajahi seluruh bagian dari kakinya yang panjang
dan seksi. Aku habiskan lebih dari 30 menit hanya
mengelus-elus dan memijat-mijat kecil seluruh
bagian kakinya. Setiap kali aku melihat kaki dan
sepatu talinya, rasanya ingin ku kulum. Akhirnya
ku angkat kaki kanannya dan kuserbu dengan
kuluman dan ciuman pada jari-jari kakinya tanpa
melepas sepatunya. Setelah puas ku lanjutkan
dengan mengulum vaginanya.

Tanpa melepas pantyhosenya, aku mainkan tarian erotis dengan lidahku. Angela terus mendesah
nikmat tanpa henti. Setelah beberapa saat, aku merasakan otot-otot pinggulnya mulai menegang.

Angela mengalami orgasme kecil. Kubuat sebuah lubang kecil dengan bantuan gigi dan jari ku.
Lidah ku langsung menerobos masuk dan menyerbu klitoris Angela. Nafas Angela semakin memburu
dan dari bibirnya terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ia bayangkan
sebelumnya.

"Ko.. Indra.. Enak banget.."

Ku arahkan pandanganku sedikit ke atas, bidadariku terlihat sangat menikmati oral yang ku
berikan. Ku dorong lidahku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Cairan cinta Angela terus mengalir
tanpa henti. Aku ingin angela merasakan nikmatnya bercinta, dan betapa mengagumkannya multi
orgasme. Ku masukan jari tengah ku ke dalam vaginanya. Jariku masuk dengan mulus tanpa menemui
hambatan apa pun. Ku coba untuk mencari titik G spot yang menjadi puncak kenikmatan sexual
Angela.

Desahan yang keluar dari mulutnya semakin kencang. Ada beberapa tempat yang
mencurigakan, akhirnya aku berexperimen satu per satu. Memang makan waktu, tetapi setelah
beberapa kali mencoba, akhirnya kutemukan. Aku tidak begitu yakin, tetapi semakin lama aku
memberikan rangsangan pada titik tersebut, semakin kuat Angela menggeliat dan akhirnya orgasme.
Kurasakan otot-otot vaginanya menjepit jariku dengan kuat. Setelah orgasmenya reda, aku
memposisikan diriku di atas badan Angela. Kukulum bibir dan lidahnya.

"Sayang.. Aku akan memberikan kenikmatan yang tiada bandingannya, apa kamu sudah siap?"

6
Angela melihatku dengan nafsu yang membara dan menganggukan kepalanya. Kuberikan
senyum manisku dan memposisikan penis ku di depan pantyhose yang sudah ku robek sedikit. Pelan-
pelan ku masukan penis ku. Dinding vaginanya yang ketat dan kencang menyambut kedatangan
penisku dengan hangat. Ketika kepala penisku tenggelam di dalam vaginanya, Angela memejamkan
matanya dan mulutnya terbuka.

Kudorong lagi perlahan-lahan sampai seluruh batang penisku berada di dalam vaginanya.
Hangat, basah dan kencang, itulah yang kurasakan ketika meluncur masuk. Pelan-pelan ku tarik sedikit
dan masuk lagi. Setelah beberapa tarikan Angela membuka matanya dan menatapku dengan penuh
kepatuhan. Dia sudah mulai terbiasa dengan penisku, kupercepat gerakan memompa ku dalam posisi
misionaris. Angela mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali Angela hilang dalam
orgasmenya yang kuat dan panjang. Titik G spot yang kutemukan berada disebelah bawah dinding
vaginanya. Sulit untuk merangsangnya dalam posisi misionaris.

Kusuruh Angela membalikan badannya. Darah keperawanannya membekas di atas ranjang


hotel. Begitu pula dengan penis ku, tertempel darah segar dari Angela. Kuarahkan Angela membentuk
posisi doggy style. Aku sendiri juga sudah tidak dapat bertahan lama lagi. Aku ingin menyelesaikannya
dengan memberikan multiple orgasme. Ku posisikan penisku ke daerah G spot Angela. Saat itu pula
angela mendesah dengan kencang, karena vaginanya sudah terlalu sensitif. Kupompa Angela dari
belakang, pertama-tama pelan kemudian semakin cepat dan cepat. Tidak sampai 5 menit, badan Angela
kembali berkontraksi. Kontraksinya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Kurasakan otot-otot vaginanya
meremas-remas penisku. Benar-benar sensasi yang tidak ada bandingannya.

Aku dapat merasakan cairan madu Angela terus mengalir keluar membasahi paha kami. Badan Angela
berkontraksi dan menggeliat dengan hebat bagaikan gempa bumi. Orgasme yang ia rasakan tak
kunjung habis. Ku pelankan gerakanku, dan membiarkan Angela menikmati keseluruhan orgasmenya.
Kucabut penisku dari vaginanya dan menyuruhnya tidur dengan terlentang. Kuposisikan penisku di
depan bibirnya.

"Angela, buka mulutnya.. Anggap aja lolipop."

Angela menuruti kata-kataku dan menyambut 'lolipop' yang basah dengan ejakulasinya. Angela
dengan kaku mengulum penisku. Namun rupanya dia mempunyai bakat alami dalam memberikan oral
pada penis ku. Tidak lama kemudian, orgasme ku datang bagaikan petir. Seluruh badanku bergetar.
Angela kaget ketika sperma ku meluncur dengan cepat dan kuat. Tidak terhitung berapa banyak
spermaku yang keluar. Angela hampir tersedak, namun dengan cepat ia telan spermaku dan
membersihkan sisa-sisanya.

Angela sudah kehabisan tenaga, aku berbaring disebelahnya. Ia menatapku dengan tatapan puas dan
sayang. Bidadariku.. Akhirnya aku berhasil bercinta dengannya.

Setelah berbaring selama beberapa saat, aku mengajak Angela untuk mandi bersama. Terpaksa Angela
harus melepaskan pantyhosenya. Kami saling membersihkan satu sama lain, tidak lama kemudian aku
kembali memasukan penisku yang masih keras dan horny ke dalam vagina Angela. Dibawah pancuran
shower yang hangat aku kembali bercinta dengan Angela. Ku angkat dan kutahan kaki kirinya dengan
tangan kananku dan kusandarkan dia pada dinding kamar mandi. Ku pompa vaginanya dengan penisku,
lembut namun mantap. Angela menarikan tarian lidahnya pada leherku. Tanpa disengaja dia

7
menemukan tempat yang sensitif pada leher bagian kiriku.

"Iya.. Di sini.. Terus.."

Angela memfokuskan tariannya pada titik tersebut. Tak pernah kuduga betapa sensitifnya
tempat itu, aliran-aliran listrik kecil seolah-olah berjalan di seluruh tubuhku, menambah sensasi yang
luar biasa pada penisku. Aku terus mendesah dan sedikit mempercepat gerakan penisku, kadang-
kadang aku mendorongnya sedalam mungkin dan mempertahankannya dalam posisi seperti itu dan
kugoyangkan pinggangku dengan gerakan melingkar. Angela mendesah dan menghentikan tariannya.

Kulanjutkan lagi proses percintaanku. Dia merangkulku dengan kuat. Desahannya semakin cepat dan
kuat.

"Ko.. Indra.."

Di bawah pancuran shower yang hangat, Angela mengalami orgasme yang kesekian kalinya.
Badannya bergetar kuat. Otot-otot dinding vaginanya meremas-remas batang penisku dan membawaku
ke ujung kenikmatan yang tak terbayangkan. Aku berusaha untuk menahannya selama mungkin, paling
tidak sampai orgasme Angella mereda.

Setelah reda, langsung ku keluarkan penisku, dengan tanggap Angela berlutut di depanku dan melahap
penisku dengan mulutnya. Separuh penisku hilang didalam mulutnya. Lidahnya dengan cekatan
menari-nari di penisku. Benar-benar tidak terlukiskan rasanya. Kupegang kepala Angela dengan kedua
tanganku, pelan-pelan ku dorong masuk penisku sampai habis. Angela hampir tersedak dan dengan
cepat menyesuaikan rongga kerongkongannya untuk menyambut penisku.

Kutarik lagi dan kumasukan lagi. Lidahnya tak pernah berhenti sedikitpun menarikan tarian erotis pada
penisku. Rangsangan ini benar-benar membuat penisku meledak dengan orgasme yang kuat dan
menggetarkan. Karena aku terus menarik dan mendorong penisku akibatnya spermaku ada yang
mengalir keluar dari mulutnya. Spermaku yang mengalir keluar dari sudut bibirnya membuat Angela
semakin cantik dan menggairahkan. Angela terus menjilat dan menelan sperma dari penisku sampai
bersih.

"Suka ya?" Kutanya dengan lembut.

Tanpa melepaskan kulumannya, ia tersenyum dan mengangguk. Bidadariku ternyata sungguh


luar biasa, ini benar-benar mimpi menjadi kenyataan. Seorang gadis cantik memberikan oral dan
menelan sperma dari penisku.

8
Kami terpaksa menyudahi percintaan kami, karena
sudah larut malam. Ku antar Angela pulang ke
rumahnya. Sebelum keluar dari pintu mobil, kami
bercumbu dengan penuh nafsu..

Malamnya kutelepon Angela. Kami setuju untuk pergi


ke mall untuk berjalan-jalan. Angela mengenakan
terusan model babydoll dengan panjang sampai 10 cm
di atas lutut. Bahannya halus dan lembut. Pantyhose
berwarna putih, ultra sheer, ditambah dengan sepatu
tali berwarna putih yang melingkar sampai ke
pertengahan betisnya, membangunkan penisku yang
sedang tidur. Rambutnya terurai rapi, make up
berwarna natural dan tipis, lipstick merah muda yang
paling muda dengan wet look. Ketika masuk ke dalam
mobil, dia menyapaku dengan manis dan manja.

"Sabar ya Ko Indra sayang.."

Angela mengatakan hal itu seolah-olah ia mengetahui apa yang sedang kupikirkan saat ini, yaitu
berhubungan sex dengannya saat ini juga. Dengan tampang kecewa yang kubuat komikal aku
mengeluh. Namun hal ini mengundang tawa bahak dari Angela.

"Apa tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama?" tanyaku.
"Tidak ada, aku cuma bilang mau bantu-bantu temanku yang mau married, jadi aku punya alasan untuk
pulang sampai malam." jawab Angela sambil tersenyum manis.
"Angela, kamu benar-benar cantik, manis dan seksi sekali."
"Ko Indra bisa aja, kan aku dandan seperti ini cuma untuk Ko Indra."
"Memangnya kamu tidak pernah dandan untuk cowok kamu?"
"Cowok yang mana ya?"
"Kemarin katanya sudah punya?"
"Oh yang itu.. Sudah putus tuh.."
"Kapan?"
"Tadi malam." Angela menjawab dengan tenang.
"Boleh tahu kenapa?"
"Ko Indra lucu deh, pake acara nanya segala."

Aku menduga bahwa akulah yang menjadi alasan dari putusnya hubungan antara Angela dengan
pacarnya.

"Gara-gara aku ya?"

Tiba-tiba saja Angela mencium pipi kiriku.

"Cuma Ko Indra yang bisa membahagiakanku."

9
Rasanya jantungku hendak meloncat keluar mendengar pernyataannya. Kuelus-elus pahanya
yang dengan manis terbungkus oleh ultra sheer pantyhose berwarna putih sambil tersenyum manis.

Setelah beberapa saat, kami tiba di Plaza Senayan. Sambil bergandengan tangan kami
memasuki pintu samping Plaza. Kami masuk ke Metro dan langsung menuju ke bagian pakaian dalam.
Angela melihatku dengan senyumnya yang nakal. Kami mulai dari lantai dasar yang banyak menjual
sepatu-sepatu wanita. Aku menyodorkan beberapa pasang sepatu tali yang sexy dan bagus. Ternyata
Angela juga menyukainya dan aku membeli 2 pasang sepatu tali yang ber-hak tinggi dan sedang untuk
Angela. Kemudian kami naik ke lantai atas untuk melihat-lihat stocking dan pantyhose yang dipajang
pada counternya dan sibuk membahasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli semua merk
yang ada dalam beberapa warna. Namun kali ini Angela yang memaksa untuk membayar. Setelah itu
kami makan siang di sebuah cafe di lantai atas.

Aku sengaja memilih tempat yang terletak disudut ruangan. Kami duduk di sofa yang
menempel pada kedua sisi ruangan. Kami memesan dua piring spagheti, dan jus untuk makan siang
kami. Setelah pelayan yang mencatat pesanan kami pergi, aku sibuk memeriksa sekeliling kami.
Suasana masih sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, yang terpenting adalah taplak meja yang
panjangnya sampai ke lantai. Benar-benar cocok untuk melaksanakan rencanaku. Dengan sekejap aku
masuk ke bawah meja.

"Ko Indra.." Angela berusaha menyingkap kain yang menutupiku.


"Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan.." Bisikku.
"Mau ngapain sih?"
"Ada deh.." Jawabku dengan senyum nakal.

Kurapikan kain penutup meja itu sehingga menutupi seluruh bagian pinggang Angela.
Kemudian kubuka kedua kaki Angela yang menutupi selangkangannya. Lalu aku belai-belai vaginanya
yang terbalut oleh pantyhose putih yang seksi.

"Ko Indra.. Jangan di sini nanti ada yang melihat.." Bisiknya.

Aku mengacuhkan bisikannya, karena aku merasakan bahwa Angela tidak memakai celana
dalam dan pantyhose yang dikenakannya adalah yang 'sheer to waist'. Langsung saja kukulum
vaginanya sambil membelai-belai kakinya yang panjang dan lembut.

"Ko Indra.."

Aku dapat merasakan sensasi nikmat yang menghanyutkan bersamaan dengan perasaan takut
begitu pula dengan Angela. Kujilati seluruh bagian dari selangkangan Angela. Tidak lama kemudian
aku dapat merasakan cairan manis yang khas mengalir dari vaginanya dan bercampur dengan
kulumanku yang basah. Aku menjadi semakin bersemangat dan horny. Kupercepat kuluman dan tarian
erotis lidahku. Sensasi yang menggelitik dan eksotis membuat tubuh Angela bergetar-getar. Aku yakin
Angela pasti sedang berusaha keras untuk menahan ekspresinya dan menahan desahannya.
Penisku meronta-ronta untuk keluar dari dekapan celana dalamku. Aku terus melahap Angela dengan
penuh nafsu, dan tanganku tidak henti-hentinya membelai dan mengelus-elus kakinya.

"Silahkan Minumnya." Terdengar suara dari seorang pelayan wanita yang mengantarkan minuman.

10
"Terima kasih.." jawab Angela dengan suara yang sedikit bergetar.

Aku dapat merasakan Angela sedang menyedot jus yang baru saja di antar. Tangan kanannya
menyelinap masuk ke dalam taplak meja dan mengelus-ngelus kepalaku. Tidak lama kemudian
terdengar lagi suara dari pelayan wanita yang sama, membawakan pesanan kami. Setelah meletakan
pesanan kami, pelayan itu meninggalkan Angela.

"Sayang ayo dimakan dulu." Bisikku dari bawah.

Angela dengan kikuk mencoba memakan spagheti yang telah kami pesan. Dia berusaha untuk
tenang dan mencoba menikmati makanannya. Aku tahu dengan pasti sensasi yang dihasilkan oleh
vaginanya (dengan pertolongan lidahku yang nakal) telah mengambil alih kesadarannya. Tiba-tiba saja
terdengar suara langkah kaki yang mendekat, bersamaan dengan itu pula kedua kaki Angela menjepit
kepalaku dengan kencang. Akhirnya aku merasakan otot-otot pinggul dan kakinya berkontraksi dengan
keras. Cairan orgasmenya mengalir makin banyak, kulahap semua sampai tak tersisa. Badan Angela
sedikit berguncang dan mengeluarkan suara seperti tersedak.

"Apa Ibu tidak apa-apa?"


"Oh.. Tidak.. Cuma sedikit tersedak.." Jawabnya dengan gugup.

Tidak kusangka Angela masih dapat berbicara menutupi keadaannya yang sedang orgasme.
Setelah beberapa saat, Angela mulai mengendorkan jepitan kakinya, otot-otot pinggulnyapun mulai
rileks. Aku mengintip dari belakang kain untuk melihat keadaan dan langsung aku keluar dari kolong
meja dan duduk di sebelahnya.

"Batuk ya?" tanyaku.


"Ko Indra! Hampir saja tadi ketahuan!" Serunya sambil mencubit kecil pahaku.
"Tapi seru kan?" jawabku sambil tertawa kecil.
"Iya.. Tapi sekarang waktunya pembalasan!"

Dengan cepat Angela memeriksa keadaan dan langsung turun ke bawah meja. Dengan cekatan
Angela membuka resleting celanaku dan membebaskan penisku dari kurungan celana dalamku.

Langsung saja penisku berdiri dengan tegak. Tanpa mengulur waktu Angela mulai menjilati
ujung kepala penisku, menikmati cairan pra orgasme yang telah membasahi kepala penisku. Lidahnya
yang lembut dan hangat menari-nari indah, diselingi dengan kuluman yang dalam.

Gerakan Angela sangat agresif seakan-akan ingin membuatk meledak saat itu juga. Aku tentu
saja tenggelam dalam kenikmatan eksotis dan erotis yang diberikan oleh Angela.

Seperti halnya Angela, aku tidak dapat berkonsentrasi menikmati makananku. Untung saja
porsinya sedikit. Seluruh badanku dipenuhi oleh listrik-listrik kecil yang semuanya menyerbu pusat
saraf sensorikku.

Tinggal suapan terakhir, oral yang diberikan oleh Angela membawaku ke puncak kenikmatan
duniawi, yaitu orgasme. Badanku ikut bergetar dan menimbulkan suara. Aku berhasil menahan desahan
nikmatku dalam-dalam. Seorang pelayan wanita datang untuk menawarkan tambahan minuman atau

11
makanan.

"Tidak.. Sudah cukup.." dengan seluruh kesadaran yang tersisa aku menjawab.

Gelombang demi gelombang orgasme melanda penisku.


Dengan setia Angela menampung semua itu di dalam
mulutnya dan kemudian menelan madu murni yang
keluar dari penisku. Setelah reda, dia masih saja
menjilati dan menghisap penisku sampai kering, sampai
semua madu yang melekat di penisku dihabiskannya,
baru penisku yang masih setengah berdiri disimpan
kembali ke dalam celanaku.

Aku memberinya isyarat untuk keluar. Dengan Senyum


nakal yang manis, Angela berkata:

"Benar nih nggak mau tambah lagi?"

Kami tertawa terbahak-bahak sambil berpelukan.


Setelah menghabiskan minuman kami, aku memanggil
pelayan dan meminta bon.
Setelah membayar, kami berdiri, menenteng belanjaan
kami, pada saat itu juga manajer cafe datang
menghampiri kami.

"Terima kasih atas kedatangannya. Apakah rasa makanannya cocok?"


Dengan spontan kujawab, "Dessertnya enak sekali."
"Appetizernya juga enak." sambung Angela.

Dengan senyum nakal kami meninggalkan manajer yang sedang kebingungan karena jelas-jelas
kami tidak memesan makanan pembuka maupun pencuci mulut.

Petualangan yang menegangkan di cafe tersebut ternyata makin membangkitkan nafsu horny
kami. Akhirnya kami memutuskan untuk nonton film di bioskop. Ternyata cara ini tidak banyak
membantu. Film tidak kami gubris sama sekali selama hampir satu setengah jam kami bercumbu
dengan liar. Leher dan kuping tidak luput dari kuluman kami. Jari-jari mungil Angela berkelana ke
selangkanganku dan masuk ke dalam celanaku dan bermain-main dengan penisku. Jarinya yang halus
dan lembut membelai-belai kejantananku, kadang-kadang membuat lingkaran-lingkaran kecil pada
ujung kepala penisku. Benar-benar kenikmatan tiada tara. Tanganku tidak dapat menjangkau
selangkangannya karena posisi duduk yang tidak memungkinkan.

Setelah film selesai, kami masuk ke kamar kecil untuk merapikan diri. Aku tidak mengalami
orgasme, meskipun demikian itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Aku juga yakin pasangan
yang duduk tidak jauh dari kami juga melakukan hal yang sama karena kami.

Setelah itu kami langsung menuju ke sebuah hotel yang telah kubooking pada waktu pagi tadi.
Ketika pintu kamar ditutup dan dikunci, aku langsung menarik lengan Angela dan memeluknya dengan

12
erat. Barang-barang belanjaan kami jatuh berceceran di lantai. Ku kulum bibir dan lidahnya yang
lembut dan hangat. Aku tidak tahu darimana asalnya french kiss, namun aku yakin orang pertama yang
menemukannya akan langsung horny melihat adegan french kiss kami yang dipenuhi dengan hasrat dan
nafsu.

Di sebelah pintu masuk terdapat sebuah lemari baju dengan kaca yang panjang. Posisi kami
tepat di depan kaca tersebut. Aku melihat bayangan kami yang sedang bercumbu. Benar-benar
pemandangan yang sangat erotis dan indah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidahku
dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan dagu Angela. Lidah bidadariku pun tidak kalah
lincah dan agresifnya. Semua dagu dan mulutku, bahkan sampai ke pipi ku basah semua. Setiap kali
lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami
akhirnya bertemu. Angela makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tangannya
menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Kubelai kepalanya sambil meremas-remas rambutnya
yang lembut, tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang bulat dan kenyal.

"Kohh.. In.. Dra.." .......Tiba-tiba saja Angela menghentikan cumbuannya.

"Aku punya sesuatu untuk Ko Indra."


"Apa itu?" jawabku dengan tergesa-gesa, karena akuingin secepat mungkin bersetubuh dengannya.
"Lepas semua pakaian dan duduk di ranjang."

Aku ikuti permainannya dan melakukan apa yang ia minta. Penisku mencuat bagaikan tiang
bendera. Angela menghampiriku dan berlutut dihadapanku. Bibirnya langsung mengecup
kebanggaanku yang telah membuatnya tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah.
Lidahnya menjilati kepala penisku, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah penisku,
kemudian mulutnya melahap selurh kepala penisku dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya
yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual. Kubelai rambut dan kepalanya.

"Angela.."

Dia melihatku dan tersenyum, kemudian bangkit


dan mengulum bibir dan lidahku. Aku masih
dapat merasakan aroma memabukan dari cairan
pra orgasmeku yang bercampur dengan ludahnya.

"Ko Indra duduk di sini dan nikmati


pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk
atau cara apapun merangsang atau menyentuh
penis milikku." Angela mengatakan itu disebelah
telinga kiriku, sambil mengelus-elus
kejantananku.

"Bagaimana Ko..?" angela menjulurkan lidahnya


dan menjilat rahang dan kupingku.
"Ok." jawabku.

Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya aku telah membangkitkan sisi nafsunya yang

13
terpendam. Angela mengambil barang-barang belanjaan kami dan menaruhnya di depanku. Ia
mengambil sebuah pantyhose berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Angela menarik
bangku meja rias dan menaruhnya di hadapanku, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga
sisi kanan tubuhnya ada di hadapanku. Kaki kanannya diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya.
Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan
padat.

Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangannya dengan pantyhose yang ia
kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningku kembali menetes
keluar. Ia melihat ke arahku dan tersenyum manis.

"Apa Ko Indra suka?"

Aku hanya dapat mengagguk. Angela kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari
kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsangku.

Dengan perlahan-lahan dan anggun jari-jari mungilnya menarik simpul tali sepatunya yang
terletak di tengah-tengah betisnya. Tali tersebut diletakan dengan lembut olehnya. Ujung kakinya ia
kuncupkan dan perlahan-lahan ditarik mundur dari sepatunya. Ujung kakinya di daratkan di lantai dan
kedua tangannya membelai dan memijat-mijat kecil tumit dan telapak kakinya. Kembali ia melihatku
sambil tersenyum nakal. Ia berbalik ke arah kiri dan hal yang sama ia ulangi sekali lagi untuk kaki
kirinya.

Penisku makin bertambah keras dan basah melihat pertunjukan erotis Angela. Ia berdiri, baju baby doll
putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pantyhose putih transparannya yang sexy membuat mataku
berkunang-kunang dan penisku meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam vagina Angela dan
bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam ku karena angela telah dengan
sengaja menggoda dan membuatku demikian terangsang.

Angela membelakangiku dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mataku. Ia turunkan
pantyhose putihnya pelan-pelan. Ketika Pantyhosenya telah melewati selangkangannya, dengan jelas
dapat kulihat vaginanya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan hornynya yang membuatku
ketagihan, dan mekar Dengan indah. Aku yakin Angela juga merasa terangsang dengan pertunjukan
solonya. Satu persatu Kakinya diangkat dan keluar dari lapisan pantyhosenya. Setelah itu Angela
melemparkannya ke ranjang di sebelahku.

Ia mengambil Pantyhose berwarna hitam transparan (ultra sheer) dan memasukan tangannya ke
kaki bagian kanan pantyhose tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Angela kembali duduk di
ujung bangku. Ia masukan ujung kaki kanannya ke dalam pantyhose dan tanganya menarik pantyhose
itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi
dengan kaki kirinya sambil melihat kudengan tatapan penuh dengan nafsu. Pantyhose di tarik ke atas
sampai ke pinggangnya. Angela merapikan pantyhosenya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal
pahanya.

Penisku rasanya ingin meledak saat itu juga. Setelah rapi ia mengambil sepatu tali hitam dengan tumit
tinggi dan memakainya dengan sensual. Ia jilat bibirnya untuk menggoda ku. Entah sudah berapa
banyak cairan kenikmatanku mengalir. Baju babydoll nya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti

14
seorang peragawati Angela berjalan lenggak-lenggok di hadapanku.

Angela memang pernah menjadi model dan masuk TV. Warna hitam pantyhosenya tipis sekali
sehingga hanya meninggalkan aksen hitam pada kakinya yang panjang. Dua pasang, tiga pasang.. Yang
ketiga adalah sebuah stocking berwarna kulit sangat transparan yang terbuat dari bahan yang halus
sekali. Saat ini juga, Angela telah telanjang bulat. Penis dan selangkanganku sudah basah total.
Pikiranku hanya terfokus pada Angela bidadariku. Kuperhatikan wajahnya yang cantik dan manis
seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pantyhose yang telah ia pakai semuanya meninggalkan
bercak basah pada selangkangannya.

Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore
aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air.
Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat sensitif dan
horny.

"Angela.."

Ia datang menghampiriku. Langsung kudekap dan kutidurkan Angela di atas ranjang. Kucumbu dengan
penuh nafsu pelampiasan dan tangan kiriku mendarat di selangkangannya yang sudah banjir. Kuelus-
elus bibir-bibir vaginanya.

Angela mendesah dan bergetar. Kukonsentrasikan jari tengahku pada klitorisnya. Kutekan dengan
sedikit kencang dan kugetarkan tanganku. Angela mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik
seluruh tubuh Angela menggeliat hebat dan otot-otot pinggulnya bergetar dengan kencang.

"Ko Indra..!" Angela meneriakan namaku.

Gelombang demi gelombang orgasme klitoris Angela membuktikan betapa nikmatnya


kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasmenya mulai mereda. Ia menatapku dengan penuh
kasih. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan mencari titik G spotnya. Badannya kembali
menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telingaku. Dengan variasi tekanan
kurangsang daerah G spotnya.

Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Kukulum payudaranya dan kuhisap kencang-kencang.
Otot-otot dinding vaginanya berkontraksi kencang sekali mendorong jariku. Kupertahankan posisiku
dan Angela meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam vaginanya. Aku berpindah posisi dan mengulum
vaginanya dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidahku kujulurkan dan merangsang kembali G
spotnya. Angela kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Kuhisap dan
kutelan semuanya.

Setelah puas, aku mengangkat kedua kakinya yang sudah lemas ke pundakku. Kepalaku berada di
tengah-tengah kakinya. Kumasukan penisku. Mulutnya terbuka lebar namun tidak ada suara. Penisku
menemukan surga didalam vaginanya. Kutarik keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil. Ku
belai dan elus kedua kakinya yang terbungkus stocking yang lembut dan seksi. Angela dengan pasrah
menikmati percintaan ini. Matanya terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Aku juga tidak akan dapat
bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun aku mencoba untuk bertahan.

15
Vaginanya yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Aku sudah tidak dapat bertahan lebih
lama lagi, karena dinding-dinding vaginanya meremas-remas penisku. Ku tarik penisku dan
memasukannya ke dalam mulut Angela. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme ku dan
menghabiskan madu ku. Badanku bergetar dan mendesah nikmat.

Angela membuka matanya dan menatapku dengan manis. Aku tahu dia pasti kelelahan karena
mengalami orgasme kuat secara berturut-turut. Setelah bersih kukeluarkan penisku, namun Angela
menolaknya. Dengan segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan aku di atas ranjang. Bidadariku
terus memberikan oral pada kejantananku yang tetap keras. Lidahnya menelusuri seluruh bagian dari
batang penisku. Makin lama Angela semakin fasih meng-oral seks penisku. Kuganjal kepalaku dengan
beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Bidadari cantik ku benar-benar
sangat menikmati dan menyukainya.

Aku tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Aku benar-benar laki-laki yang beruntung. Menit-
menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiranku. Kali ini
Angela sengaja mengumpulkan madu orgasmeku di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main
dengan penisku dan spermaku. Hasilnya penisku berlumuran madu putihku. Sambil tersenyum dan
memandangku ia menjilat dan menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah
berorgasme dan ejakulasi berkali-kali kejantananku masih menolak untuk istirahat dan tetap horny. Aku
tidak mungkin melanjutkannya lagi karena Angela sudah lelah. Dia tertidur dengan senyum puas di
dadaku.

Setelah berselang beberapa menit,

"Ko Indra.."
"Iya sayang.." jawabku sambil membelai rambut dan pipinya.
"Cerita dong.."
"Cerita apa?"
"Cerita kenapa Ko Indra suka sekali sama pantyhose."

"Wah kalau diinget-inget sih sudah lumayan lama juga. Yang pasti pertama kali aku merasakan yang
namanya stocking itu waktu aku masih SD, kira-kira kelas satu atau dua. Adik terkecil dari ibuku yang
tinggal di medan sedang berkujung ke Jakarta. Dia menginap di rumahku. Suatu hari kami sedang
berada di dalam mobil, aku duduk di sebelahnya. Secara tidak sengaja kakiku menyenggol betisnya.
Sentuhan pertama itu bagaikan perkenalan dengan sebuah sensasi yang tidak dapat kulupakan. Tanteku
memakai stocking berwarna kulit.

Sepanjang perjalanan kakiku selalu menempel dengan kakinya dan sesekali mengelus-elusnya.
Dia tidak mengatakan apa-apa mungkin karena aku masih kecil dan iseng.

16
Setelah itu aku tidak pernah dapat melupakan
perasaan itu."

"Terus.."

"Ketika aku tumbuh makin besar aku mulai suka


memperhatikan perempuan-perempuan yang
memakai stocking dan pantyhose, dan penisku
langsung berdiri dengan tegak. Rasa nafsu dan
horny menguasai pikiranku. Ketika sampai di
rumah dan tidak ada yang memperhatikan, aku
bermain-main dengan penisku sambil
membayangkan bercinta dengan perempuan yang
memakai pantyhose/stocking tadi."

Angela tersenyum dan tangannya bermain-main dengan penisku yang masih keras.

"Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan malu aku nekat membeli sepasang
pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang dan langsung kukenakan. Penisku menjulang
tinggi, ketika kakiku saling bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang. Benar-benar sensual.
Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi."

Angela membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu, sambil memasturbasi
penisku.

"Seperti ini?" tanya Angela.

Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan gelombang-gelombang


listrik kenikmatan ke seluruh badanku.

"Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun yang benar-benar bagus dan
enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga suka mencari gambar-gambar model yang memakai
pantyhose maupun stocking atau lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan koleksi-
koleksiku. Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang ini ia sedang menjilati putingku.

"Semua teman wanita yang kukenal tidak ada yang suka memakai pantyhose atau stocking. Aku suka
sekali pergi ke pameran mobil berskala besar karena SPG nya cantik-cantik dan hampir semuanya
memakai pantyhose. Sampai akhirnya aku melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih, rok
coklat dan pantyhose. Rasanya aku ingin langsung bercinta dengan Adik teman baikku ini."

Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin agresif memainkan
penisku.

"Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu juga suka."

17
"Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli
sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya
seperti sedang bergetar. Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas
cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah
kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku
menjadi lemas dan nyaman.

Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose.

“ Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?"


"Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama."
"Lebih enak mana sama masturbasi?"
"Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela."

Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose yang ada di taruh di
atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan lembut dari pantyhose yang lembut. Angela
mengambil sebuah stocking berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku.
Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut bergesekan dengan penisku.
Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking.
Garis itu dengan lembut membelah celah kepala penisku.

"Stocking kondom." seru Angela dengan senyumnya yang manja.

Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian penisku seperti
sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan menjilati kepala penisku yang terbalut dengan kondom
stocking. Rasanya beda dengan biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam
mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan duniawi yang tak terbayangkan.
Permainan mulut dan lidah angela tetap tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku
terus mengerang nikmat.

Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung Stocking pada pangkal
penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya. Vaginanya yang sudah kebanjiran
menerima penisku tanpa gesekan yang berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat
menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang memegangi kondom
stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar
hebat dan otot-otot vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan stocking
kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.

Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu. Setelah beberapa
saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela memejamkan matanya dan merasakan
kejantananku memenuhi seluruh ruangan di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga
dan leher bagian kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun. Setelah beberapa
kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia
mengangkat pundaknya dan bertumpu pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa
karena dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.

Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan kutekan pinggulku

18
ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas.
Angela mendesah tiada hentinya.

Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang penisku menggesek-gesek


klitorisnya dan kepala penisku memberikan tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.

"Oh.. Ko Indra.." kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang
hebat.

Bunyi 'plak-plak' terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami bertemu. Penisku tertarik keluar
sampai ke ujungnya, kemudian langsung melesat ke dalam dengan cepat.

"Ko.. Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya.."


"Nanti kalau hamil bagaimana?"
"Lagi masa.. tidak subur.."

Aku semakin terpacu dan bersemangat, Bidadariku menginginkan aku ejakulasi di dalam vaginanya.
Saat ini penisku pun sudah benar-benar dalam keadaan yang sangat sensitif.

"Ko Indra.. Aku sudah.. nggak tahan lagi.."


"Sebentar ya.. Tahan sedikit lagi.."

Aku menginginkan kami mencapai orgasme bersama-


sama. Beberapa saat kemudian,

"Ko Indra …..... Argh.."


"Angela …....."

Secara bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan


duniawi bersama-sama. Pinggulku terangkat ke atas
dan pinggulnya menekan ke bawah dengan sepenuh
tenaga, sehingga kejantananku tertanam dalam lembah
cintanya dalam-dalam. Sebuah gelombang orgasme
yang panjang mengawali puncak kenikmatan kami.
Angela berteriak seiring dengan gelombang pasang
naik orgasmenya yang dahsyat.

Orgasme yang kami rasakan serasa tiada habis-habisnya. Penisku mengeluarkan madu putihku
terus menerus karena diperah oleh otot-otot vaginanya yang terus berkontraksi. Angela pun merasakan
hal yang sama, orgasmenya serasa tiada akhir.

Akhirnya Angela roboh kehabisan tenaga dan jatuh di dalam pelukanku. Nafasnya masih
memburu dan keringat membasahi sekujur tubuhnya. Kami saling berpelukan tanpa memisahkan diri.
Kubelai-belai punggung dan kepalanya.

19
"Angela.. Kamu benar-benar hebat.. Tidak kusangka kita bisa berorgasme sepanjang dan selama ini.."
pujiku.
"Ko Indra yang hebat.. Aku benar-benar beruntung.. Ini adalah pengalaman seks ku yang paling
hebat.."

Kubelai Angela dengan penuh kasih sayang. Tidak lama kemudian kami masuk kamar mandi
bersama-sama. Air pancuran yang hangat membawa kesegaran yang menenangkan.

Ku gosok tubuh Angela yang mungil dengan sabun. Ia pun melakukan hal yang sama. Tanganku
meluncur di atas tubuhnya yang licin dan basah. Payudaranya tidak dapat kuremas karena licinnya
sabun.

Tubuhku kembali diselimuti dengan perasaan erotis yang sensual. Tidak dapat dihindari lagi,
kejantananku langsung terpanggil dan menyahut dengan siaga.

"Ko Indra.." seru Angela dengan nada yang takjub.


"Masa Ko Indra terangsang lagi? Padahal kan tadi kita
sudah ML begitu lama, dan Ko Indra pun sudah orgasme
beberapa kali. Masa sekarang sudah ereksi lagi?"
Angela membelai-belai penisku yang masih diselimuti
oleh sabun.
"Angela sayang, ini semua gara-gara Angela. Siapa suruh
Angela begitu cantik dan seksi, sampai Adik kecil pun
tidak dapat menahan nafsu. Apa Angela suka?"

"Tentu saja aku sayang sekali dengan si kecil yang


perkasa, yang sudah membuatku orgasme berkali-kali dan
merasakan kenikmatan yang tidak ada bandingannya."

Angela segera membersihkan sabun yang ada pada kejantananku. Tanganku meremas-remas
vaginanya sambil membersihkan sisa-sisa sabun. Raut wajah Angela terlihat penuh dengan antisipasi
atas apa yang akan berikutnya terjadi. Setelah bersih, Angela langsung mengarahkan penisku ke
vaginanya. Kejantananku berada di dalam kenikmatan duniawi yang hangat dan basah. Di bawah
siraman air hangat kembali kami bersetubuh dengan penuh nafsu.

Desahan manja dan kenimatan bercampur menciptakan rangsangan exotis. Irama persetubuhan
kami makin lama makin cepat. Angela memeluk tubuhku erat-erat supaya tidak jatuh lemas. Dengan
kaki kanannya yang kutahan dengan lenganku, penisku meluncur jauh ke dalam dan keluar sampai ke
ujungnya. bagaikan koreografi pada sebuah film yang berkualitas, kami mengalami puncak kenikmatan
secara bersama-sama. Suara desahan meluncur keluar, tubuhku bergetar dengan hebat. Seperti yang
telah Angela antisipasi sebelumnya, kenikmatan orgasmenya menguasai semua akal sehatnya. Di dalam
hatinya, ia telah menyerahkan tubuhnya, perasaannya, semuanya untuk kenikmatan yang telah
kuberikan. Saat-saatku bersama dengan Angela adalah romantika yang indah penuh dengan nafsu.
Kami masih sering bertemu dan bersetubuh dengan hebat dan liar. Entah kenapa, kami tidak pernah

20
memutuskan untuk menikah.

*****

21
2. Dijebak Tapi Enak
Sebut saja namaku Tasha. Agustus kemarin baru saja aku merayakan ulang tahunku yang ke 36.
Sebuah perayaan ulang tahun yang sangat berkesan buatku. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami
yang luar biasa sibuk, aku sering merasa jenuh di rumah. Pergaulanku pun tidak terlalu luas. Aku bukan
tipe wanita yang senang kumpul-kumpul ke kafe, hura-hura dan sebagainya. Hiburanku paling hanya
TV, telepon dan komputer. Aku sering chating untuk menghilangkan kejenuhanku. Dari chat itulah aku
mulai mengenal yang namanya perselingkuhan. Kepulangan suamiku yang hanya empat-lima hari
dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang. Dan tentunya sepi pelayanan. Tapi mungkin
aku juga terpengaruh oleh teman-teman chatku.

Sebelum kenal chating, aku tidak begitu perduli dengan kesepian. Namun setelah banyak
bergaul di chat, aku mulai merasa bahwa selama ini hasrat birahiku tak pernah terpenuhi. Ronny adalah
pria pertama yang berselingkuh denganku. Usianya lima tahun lebih muda dariku dan sudah menikah.
Tubuhnya cukup ideal dan aku puas setiap berkencan dengannya. Namun kami tidak bisa sering-sering
karena istri Ronny bukan tipe wanita yang bisa dibohongi.

Setelah Ronny aku pun semakin membuka diri dengan menggunakan nick chat yang bikin
penasaran. Beberapa pria mulai sering mengisi kekosongan birahiku. Ada Ferry, manager sebuah
perusahaan kontraktor berusia 30 tahun yang lihai memancing birahiku. Lalu ada Dhani yang seumuran
denganku yang tidak pernah puas dengan pelayanan istrinya. Dan masih ada beberapa lagi. Aku mulai
mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Chris, mahasiswa salah satu PTS di Jakarta yang
usianya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu aku agak segan berkenalan dengannya karena usianya
yang terpaut jauh sekali denganku. Namun Chris memberiku pengalaman lain. Suatu ketika dia datang
ke rumahku saat rumahku sedang sepi. Dan dengan gairah mudanya yang menggelegak, Chris
memberikan sensasi tersendiri padaku. Apalagi dengan ‘Mr. Happy’ miliknya yang king size. That was
great. Aku pun jadi tertarik dengan daun-daun muda yang bertebaran di chat room. Sampai akhirnya
aku mengoleksi sekitar 20 daun muda dengan usia antara 17-25 tahun yang keep contact denganku.
Memang baru 4 orang dari mereka yang sempat berkencan denganku, namun yang lainnya tetap aku
kontak via telepon. Hingga akhirnya menjelang ulang tahunku Agustus kemarin aku punya rencana
yang belum pernah aku lakukan sebelumnya.

Aku mengontak 8 daun muda yang kupilih untuk merayakan ulang tahun bersamaku. Pilihan
pertama jatuh pada Felix, siswa kelas 3 di salah satu SMU yang cukup terkenal di Jakarta Selatan.

“Halo tante..”, sapanya ceria ketika aku menghubungi HP-nya.

“Ya sayang, Sabtu ini ada acara nggak?”, tanyaku tanpa basa-basi.

“Ya biasa tante, paginya sekolah dulu”, jawabnya sedikit manja.“Tapi sorenya free kan, tante ada acara
nih..”, tanpa kesulitan Felix menyanggupi undanganku.

Selanjutnya Arga, mahasiswa salah satu PTS di Depok. Tanpa kesulitan pula Arga menyanggupi
undanganku. Kemudian Frans, salah seorang instruktur di pusat kebugaran milik seorang binaragawan
ternama di negeri ini. Frans juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan tubuh

22
Frans yang tegap berotot dan ukuran Mr. Happynya yang.. wow! Aku pernah sekali berkencan
dengannya dan aku takjub dengan Mr. Happy miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850 milikku.

Selanjutnya Dodi, siswa SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan Jakarta
Selatan. Lalu Stanley, mahasiswa PTS ternama di daerah Grogol dengan sepupunya Jonathan yang juga
kuliah di tempat yang sama. Lantas Rhino, gitaris di salah satu kafe di daerah Selatan. Dan terakhir
tentu saja Chris, daun muda pertamaku.

Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya sehari sebelum ulang tahunku. Pagi-pagi sekali aku
menitipkan Juliet, anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. Aku beralasan ada reuni
SMA weekend ini. Setelah itu aku mampir ke salah satu bakery di bilangan Hayam Wuruk untuk
mengambil kue ulang tahun pesananku. Kemudian aku langsung check in di suite room salah satu hotel
berbintang di daerah Thamrin. Di kamar aku segera re-check daun-daun mudaku untuk memastikan
kehadiran mereka. Semua beres, mereka akan hadir sekitar jam 5 sore. Sekarang baru jam 11 siang.
Cukup lama juga sampai jam 5 sore nanti.

Sambil tiduran di ranjang aku membayangkan apa yang


akan terjadi nanti. Kok malah jadi horny. Aku mondar-
mandir di kamar tak karuan. Untuk mengusir kejenuhan
aku turun ke bawah, sekalian mencicipi makan siang di
restoran hotel tersebut. Di salah satu meja, aku melihat 5
orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya
masih cute sekali

Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil


ngobrol dan tertawa-tawa. Sama sekali tak menyadari
kehadiranku, sampai akhirnya salah seorang dari wanita-
wanita itu beradu pandang denganku. Dia memberitahu
yang lain, dan si cute melambai ke arahku. Aku tersenyum
dan membalas lambaiannya. Selesai makan, aku mendapat
selembar memo dari salah seorang pelayan. Aku membaca
isi pesannya, “DANIEL, 0856885— PLZ CALL ME”. Aku
tersenyum.

Sampai di kamar, aku menghubungi nomor tersebut.“Halo..” terdengar ribut sekali di ujung
sana.“Halo, Daniel?” tanyaku.“Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu lagi.“Aku dapet memo dari
kamu..”“Ohh.. iya, nama kamu siapa?” kami berkenalan, dan ternyata Daniel adalah si cute yang aku
lihat di resto bersama 5 wanita tadi.

Dan aku surprise sekali setelah mengetahui bahwa Daniel juga sedang merayakan ulang
tahunnya hari ini. Dia juga surprise setelah kubilang bahwa aku juga akan merayakan ulang tahun di
sini. Kemudian Daniel mengundangku untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di
bawah. Kebetulan! Sambil mengisi waktu nggak ada salahnya pemanasan dulu.Family room yang
disewa Daniel penuh dengan balon aneka warna. Kelima wanita yang kulihat tadi ada di situ. Salah
satunya adalah adik maminya Daniel, dan yang lain teman-temannya. Rupanya Daniel ‘dipelihara’
sebagai gigolo oleh kelima wanita tersebut. Candra, adik maminya Daniel adalah wanita pertama yang
mengenalkan anak itu ke dalam dunia seks. Lalu ada Shinta dan Melly, teman kerja Candra, serta Yuni

23
dan Liana, teman aerobik Candra.

Hari itu mereka berlima sepakat untuk merayakan ulang tahun Daniel di kamar tersebut sejak
tadi malam. Tepat jam 12 tadi malam Daniel menerima suapan kue ulang tahun dari mulut wanita-
wanita itu secara bergantian, dan jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas birahi bersama. Acara
kali ini semacam games, dimana Daniel dalam keadaan telanjang bulat diikat dengan mata tertutup atas
ranjang dengan penis yang tegak. Kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis Daniel
ke dalam vagina mereka, dan saat itu Daniel harus menebak, siapa yang sedang menindihnya. Kalau
benar, Daniel diperbolehkan melepaskan ikatannya dan melepas birahinya dengan wanita yang
tertebak. Tapi kalau salah, wanita tersebut akan menyodorkan vaginanya ke mulut Daniel, dan anak itu
harus memuaskannya dengan lidahnya.

Aku menyaksikan permainan yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka
bermain. Kadang aku senyum-senyum ketika Daniel salah menebak. Anak itu lihai sekali melakukan
oral sex, sudah 3 wanita yang klimaks akibat permainan lidahnya. Aku menikmati permainan itu, yang
ujung-ujungnya mereka kembali berpesta sex berenam. Candra mengajakku bergabung. Sebetulnya aku
agak keberatan, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks dengan melibatkan wanita lain.
Namun aku ngiler juga melihat tubuh Daniel yang cukup oke itu, apalagi dengan penisnya yang wow!
Lumayan juga buat pemanasan. Aku sempat dua kali klimaks di pesta mereka. Yang pertama dengan
Daniel, dan yang kedua..ehm, saat oral sex dengan Liana. Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika
merasakan kulit tubuhku bersentuhan dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat menyentuh bagian-
bagian sensitif.

Namun gairah birahi yang menyala-nyala dapat membuatku melupakan semua rasa risau
tersebut. Akhirnya aku sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita itu. Sayangnya
menjelang jam 5 aku harus selesai lebih awal, kerena sebentar lagi orang-orang yang akan merayakan
ulang tahunku akan datang. Padahal aku baru saja menikmati permainan mereka. Aku pun pamit,
namun sebelum kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung dengan pesta
ulang tahunku nanti malam. Mereka setuju, terutama kelima wanita tersebut karena mendengar ada 8
daun muda yang kuundang untuk memuaskan hasratku.

Masih kurang lima menit, aku menunggu sendirian di kamar yang luas tersebut. Frans yang
pertama kali datang. Pria bertubuh tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy
birthday. Dengan gaya jantannya Frans bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa, namun aku
menahannya.

“Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Frans. Aku tersenyum.
Tak lama kemudian Chris datang. Anak itu terkejut mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun
kembali menjelaskan rencanaku kepadanya.
Chris sampai geleng-geleng. Lalu Felix dan Dodi datang secara bersamaan dengan raut wajah
keduanya yang sama-sama bingung. Chris dan Frans tertawa-tawa melihat kebingungan mereka.
Kemudian Stanley dan Jonathan juga datang bersamaan, namun mereka tidak terlalu kaget karena aku
sering bermain bertiga dengan mereka. Lalu Arga, dan terakhir Rhino Lengkaplah sudah. Aku
mengajak mereka ke sauna untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka agak risih.
Mungkin mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama pria dalam keadaan
telanjang.

24
. Hanya Stanley, Jonathan, Frans dan Chris yang bisa
menguasai keadaan. Yang lain masih terlihat agak nervous.

Selesai bersauna, aku mengeluarkan anggur yang


kubawa dari rumah tadi. Anggur itu sudah kucampur dengan
obat perangsang dan obat kuat konsentrasi tinggi. Aku jamin
siapa pun yang meminumnya mudah sekali terangsang dan
dapat bertahan lama. Aku memberikan mereka satu persatu.
Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum.
Oya, semenjak dari sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang
ditutupi pakaian. Kami sudah bertelanjang bulat. Kami terus
ngobrol-ngobrol sambil aku menunggu reaksi obat tersebut.

Sekitar setengah jam kemudian mereka mulai menunjukkan gejala-gejala terangsang. Beberapa bahkan
penisnya mulai mengeras. Aku mencoba membakar gairah mereka dengan menjamahi tubuhku sendiri.
Sambil minum kuusap-usapkan tanganku ke seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan kuusapi
permukaan vaginaku. Aku tertawa dalam hati. Dari tingkah laku dan ekspresinya, jelas sekali kalau
birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak ada yang berani memulai, sampai Chris yang duduk di
dekat kakiku memberanikan diri menyentuhku. Frans ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Felix,
dan akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! The party has just begun. Aku asyik berciuman
dengan Frans dengan panuh nafsu, sementara Arga dan Dodi menjilati kedua payudaraku. Tangan
kiriku asyik mengocok penis Felix sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan Chris. Lidah
Jonathan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri.

Sementara Stanley dan Rhino melengkapi kenikmatan dengan menjelajahi daerah di bawah perut
dengan lidah dan jari-jari mereka. Ahh.. baru kali ini aku merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap
jengkal tubuhku rasanya dimanja dengan sentuhan mereka. Kami pun bertukar-tukar posisi.

Hampir dua jam kami melakukan fore-play tersebut.


Chris yang pertama berhasrat menembus lubang
vaginaku. Sambil bersandar di dada Frans yang
bidang, sementara Stanley dan Felix asyik
mencumbui tubuhku yang terawat, aku menerima
kenikmatan yang diberikan Chris.

Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya.


Penisnya yang memang berukuran besar terasa
memenuhi vaginaku.

Setelah Chris, gantian Jonathan yang menghujamkan penisnya yang bertindik mutiara itu ke dalam

25
vaginaku.

“Ahh.. ahh.. terus Jo.. aaahhh..”, aku mulai mendesah merasakan bola mutiara itu memijit-mijit dinding
vaginaku. Uhh.. nikmat sekali. Daun mudaku yang satu ini memang kreatif sekali mendandani
penisnya. Suatu kali saat aku berkencan dengannya, Jonathan memasang sepuluh anting-anting kecil
yang terbuat dari silikon di sekeliling leher penisnya. Hasilnya..wow, aku mengalami multi orgasme
hingga 17 kali berturut-turut. Saat itu hampir aku kehabisan nafas.

Seperti biasa saat aku main dengan Jonathan, Stanley kumat gilanya. Penis Jonathan yang
berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Stanley menambahnya dengan menghujamkan
penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan Jonathan ke dalam vaginaku. Akkhhh.. nikmatnya!
Aku sampai menggigit tangan Felix yang sedang memelukku.

“Ahh.. ahh.. ooohhh..”, birahiku semakin memuncak.

Saat itu Rhino langsung menyumpal mulutku dengan penisnya yang belum disunat itu. Mmm..
nikmat sekali. Aku mengulum dan memainkan ujung penis Rhino yang kenyal. I like this.. aku
menggigitinya seperti permen karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin
memuncak. Dan..ahhh, aku pun mencapai orgasmeku. Jonathan dan Stanley mencabut penis mereka
pelan-pelan. Kemudian gantian Stanley yang memasukkan penisnya yang basah itu ke dalam mulutku.
Di bawah, Frans kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya lincah menari-nari membangkitkan
kembali gairahku hingga birahiku kembali naik. Lantas dituntaskannya dengan penis supernya tersebut.
Ahhh.. nikmatnya.

Kami terus berpesta, bergumul dan berganti-ganti posisi. Tanpa terasa malam hampir mencapai
pukul 12. Artinya sebentar lagi hari ulang tahunku akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah
menyelimuti kami dari pesta sejak sore tadi. Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas ketegangannya
di tengah-tengah tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil. Akhirnya alarm handphoneku yang
sengaja kupasang, berbunyi. Now it’s the time! Tepat jam 12 aku mengeluarkan kue ulang tahun yang
kubeli tadi siang dari dalam lemari es, kuletakkan di atas meja.

Kedelapan daun mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut. Acara potong kue pun dimulai.
Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada Chris yang berdiri di sebelahku.
Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan mulutku. Kemudian potongan kedua kuberikan pada Frans
dengan cara yang sama. Lalu berturut-turut Stanley, Jonathan, Arga, Dodi, Rhino dan terakhir Felix.
Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya beberapa botol anggur yang telah kuberi obat
perangsang tadi.

Selesai makan, atas ide Frans aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri sisa krim
dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas, kedelapan daun mudaku melumat
tubuhku dengan lidah mereka. Ahh.. nikmat sekali rasanya. Aku merasa seperti ratu yang dimanja
gundik-gundiknya.Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan kulitku. Sshh..
oohhh.. Felix memang pintar sekali menjelajahi payudaraku. Anak itu berduet dengan Arga melumat
payudara dan puting susuku. Frans, Rhino dan Chris asyik berebutan mengeroyok vagina dan pantatku.
Uhhh.. rasanya vaginaku ingin meleleh dibuatnya. Sudah 8 kali aku orgasme dengan permainan ini,
namun mereka terus asyik melumat tubuhku tanpa henti.

26
Gila, obat perangsang pemberian salah seorang temanku itu
memang top banget. “Sshhh.. ooohhh..”, untuk yang ke-9 kalinya
aku mencapai orgasme.Karena tak tahan aku pun bangkit.
Tubuhku sudah basah oleh air liur mereka. Aku melirik ke jam di
handphoneku. 00:57. Sebentar lagi Daniel dan tante-tantenya
akan kemari.

“Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun


mudaku untuk mengirim SMS ke Daniel. Tak lama kemudian
anak itu membalas. Yup, confirm! Mereka sedang di lift dan
sebentar lagi akan tiba. “Ok sayang.. kalian semua betul-betul
hebat. Tante senang sekali merayakan pesta ulang tahun seperti
ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya surprise buat kalian
semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.

Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.

“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Chris. Aku mengecup bibir anak itu.“Liat aja bentar lagi”,
jawabku.Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi. Aku segera memakai kimono
dan menghampiri pintu.

“Happy birthday Tasha..”

Daniel dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan semua pria yang ada di dalam kamarku.
Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka. Melihat kedelapan daun mudaku yang tanpa
busana, kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.

“Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka.

Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung mencari pasangan dan memilih tempat
masing-masing untuk melepas birahinya. Aku menghampiri Daniel yang masih berpakaian lengkap.

“Sayang.. sekarang saatnya kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante ingin menikmati tubuh
kamu sendirian.. mmm.. mmm..”, desahku seraya mencium bibir Daniel.

Pria macho itu langsung menggendong tubuhku dan membawaku ke bathroom. Daniel
mendudukkanku di atas meja wastafel, dan kami pun melanjutkan ciuman kami. Tanganku lincah
melucuti kemeja yang membungkus tubuh Daniel. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My
God! Untuk kesekian kali aku mengagumi tubuh kekar Daniel yang putih itu. Aku mendekap tubuhnya
hingga dadanya menempel ketat di payudaraku. Ssshh.. hangat sekali. Daniel menciumi leher dan
bahuku habis-habisan. Gairahku kembali naik.

Dengan lembut Daniel mendorong tubuhku hingga setengah berbaring di atas wastafel tersebut.
Kemudian dengan liar anak itu menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahhh.. dia pintar sekali

27
mencumbui puting susuku. Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan kemaluanku.
Kedua tanganku sampai meremas rambut Daniel untuk menahan kenikmatanku. Daniel membasahi
jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang
vaginaku.

“Sshhh.. ooohhh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.Daniel melirik ke wajahku yang sedang
berekspresi seperti orang ketagihan. Bibir, lidah dan giginya tak henti-henti mencumbui puting susuku.
Daniel memang lihai sekali memainkan tempo.

Tak sampai lima belas menit, jari-jari Daniel berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk dan
mencium anak itu. Kemudian gantian aku yang turun ke bawah untuk menikmati penisnya yang aduhai
itu.

Gila, masih lemesnya aja segini, gimana udah tegang nanti. Penis Daniel yang tidak disunat itu
terlihat lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati sekeliling penis anak itu.
Daniel meremas rambutku dengan penuh nafsu. Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya yang besar
itu. Uhhh.. gila besar sekali. Sampai pegel lidahku menjilatinya. Sesekali Daniel menggesek-gesekkan
batang penisnya itu ke mulutku dengan gemas.

Aku semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis Daniel. Mmm..
mmm.. enak sekali. Aku mengulum ujung penis Daniel yang kenyal, dan menarik-nariknya seperti
permen karet. Anak itu sempat bergidik menahan nikmat. Sambil mengulum ujungnya, kedua
tanganku memainkan batang penisnya yang sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku semakin lincah
dan liar. Akhirnya penis Daniel mencapai ukuran klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis.

Aku mengukurnya dengan jariku. Gila, nyaris dua


jengkal tanganku. Kayaknya tadi waktu party bareng
tante-tantenya nggak segede ini. Makan apa sih ni anak.
Penis Daniel sudah keras, kepalanya sudah menyembul
dari balik kulitnya dan urat-urat yang perkasa mulai
menghiasi sekeliling batang penisnya. Daniel mengusap-
usapkan penisnya ke sekujur wajahku. Ahhh.. nikmat
sekali. Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya.
Sambil berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi
nungging. Perlahan-lahan Daniel menyelipkan batang
penis jumbonya itu ke dalam liang vaginaku.

Aahhh.. aku merasa seperti seorang perawan yang baru


menikmati malam pertama. Penis Daniel terasa sulit
menembus vaginaku. Pelan-pelan Daniel menusukkan
semakin dalam, dan.. akhirnya penis Daniel amblas ke
dalam vaginaku. Uhhh.. rasanya ketat sekali di
dalam.“Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak
banget nih..ahhh..”, Daniel mendesah ditelingaku.

Pelan-pelan Daniel mulai memaju-mundurkan penisnya. Ohh..ohhh..ooohhh.. nikmat sekali.

28
Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku.

“Aahhh.. ahh.. Daniel.. aahhh.. enak sekali sayang.. aahhh..”, Aku merasakan tubuhku akan meledak
menahan rasa nikmat yang luar biasa. Baru kali ini aku merasa seperti ini. Dan tak lama kemudian aku
pun mencapai klimaks. Ahhh.. Daniel mencabut batang penisnya dari vaginaku. Gila, anak itu masih
cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk tubuh kekarnya, sambil menciumi dadanya yang
bidang.

“Gila, kamu hebat sayang.. mmmhhh..”, desahku seraya melumat bibirnya. Daniel lalu menggendong
tubuhku dan dia mulai melumat payudara dan puting susuku. Ahhh.. asyik sekali. “Tante.. aku mau
sambil berdiri ya..”, desahnya. Aku mengangguk. Tanpa kesulitan Daniel kembali meyelipkan batang
penisnya yang masih keras ke dalam vaginaku yang sudah becek. Oohhh.. kami bermain dengan posisi
berdiri. Berat badanku membuat penis Daniel menancap semakin dalam. Nikmat sekali rasanya. Entah
berapa kali aku dan Daniel saling melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas karena
terlalu sering orgasme. Daniel yang masih stay cool duduk di atas toilet, sementara aku duduk di
pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di dadanya yang bidang.

“Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung Daniel. Anak itu
tersenyum sambil mengusap rambutku.

“Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Daniel sedikit takjub. Aku
mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.

“Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku dengan nada
bercanda. Daniel tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Daniel. Aku sampai geleng-
geleng mendengar ceritanya. Di usianya yang masih semuda itu ternyata pengalaman seksualnya jauh
lebih banyak dari padaku.

Dengan segala kelebihan fisik yang dimilikinya, anak itu seringkali menyelesaikan persoalan
dengan rayuan dan pesona bercintanya. Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan PR-nya
dan Daniel membayarnya dengan memberi kenikmatan birahi pada si cewe itu. Kemudian tantenya
yang kepergok berselingkuh di salah satu restoran, juga merelakan tubuhnya dipuaskan Daniel sebagai
imbalan tutup mulut. Bahkan sampai wali kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela
membubuhkan nilai 9 di raport Daniel dengan imbalan pelayanan birahi yang memuaskan dari anak itu.

“Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada berisik banget deh..”, ajak Daniel tiba-tibaAku
mengangguk setuju. Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik sekali. Suara lenguhan,
desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat aku berpacu nafsu dengan Daniel di kamar
mandi tadi. Betapa terkejutnya aku ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan yang selama
ini hanya dapat aku nikmati lewat blue film. Para daun mudaku tersebar di berbagai sudut asyik berbagi
kenikmatan dengan tante-tantenya. Daniel, Jonathan dan Stanley yang selalu kompak asyik memuaskan
Shinta di salah satu sofa. Arga, Rhino dan Dodi juga sibuk menggumuli Melly, yang paling cantik dan
seksi di antara wanita-wanita itu. Sementara Candra bagai seorang ratu tergolek di atas ranjang,
sementara Chris dan Felix dengan buas menggeluti tubuhnya yang memang mulus.

Si macho-ku Frans rupanya yang jadi favorit sampai Yuni dan Liana berebut menikmati Mr.
King-nya. Aku geleng-geleng melihatnya seraya memeluk tubuh Daniel yang ada di sebelahku. Inikah

29
yang namanya orgy? Betul-betul gila. Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi
sefantastis ini. Aku dan Daniel pun bergabung dengan mereka. Entah berapa jam lamanya aku larut
dalam pesta gila itu, kami berganti-ganti pasangan seenaknya.

Entah sudah berapa kali kami orgasme. Namun khasiat obat perangsang yang kubawa itu
memang luar biasa. Stamina kami seperti tak ada habis-habisnya. Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh
Candra yang punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin membuat game seperti yang dilakukannya
pada Daniel sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu saja aku setuju.

Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas ranjang. Kepalaku rebah di atas bantal, mataku
tertutup, sementara kedua tanganku diikat. Kedua pahaku kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai.

Pria-pria yang ada di situ secara acak akan memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku.
Jika aku bisa menebak siapa yang sedang beraksi,aku boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku
dengan pria tersebut. Namun jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis pria tersebut sampai
dia orgasme.

Suasananya sunyi senyap. Penis pertama mulai menyusup perlahan ke dalam lubang
vaginaku.Aku berharap penisnya Jonathan, karena mudah sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus
masuk ke dalam liang vaginaku. Ups.. tidak ada aksesoris apa-apa. Berarti bukan Jonathan.

Siapa ya? Aku jadi penasaran.

Penis itu sudah amblas seluruhnya kedalam vaginaku.


Ughh.. nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel
untuk memancing desahan pria itu.

Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara Shinta,


Melly, Candra, Yuni dan Liana yang ber-ah-uh-ah-uh
mengacaukanku. Ah.. aku betul-betul bingung.
“Stanley?” tebakku. Wanita-wanita itu cekikikan. Sang
pria sama sekali tak bersuara.

Tiba-tiba tubuh pria tersebut menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya. Dibukanya
tutup mataku.“Aww.. Chris!”, teriakku. Gimana aku nggak bisa ngenalin sih. Dasar. Mereka semua
tertawa. Sebagai konsekuensi, aku harus mengulum penisnya sampai anak itu orgasme. Permainan
terus berlanjut. Berkali-kali aku gagal.

Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa menebak. Padahal kadang salah seorang dari mereka
beraksi lebih dari satu kali. Tapi aku tetap tidak mengenali. Sialnya Jonathan malah melepas aksesoris
yang menjadi ciri khasnya. Huh.. Tapi aku senang. Bukan Tasha namaku kalau tidak mengenali penis si
macho, Frans. Aku langsung menjerit keasyikan begitu tahu tebakanku tepat. Dengan cool Frans
melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton oleh yang lain. Setelah orgasme,
permainan dilanjutkan. Berikutnya ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang penisnya bisa
membuatku merasa seperti perawan. Ughhh.. nikmat sekali saat penis super besar itu amblas di dalam
vaginaku. Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba mengulur waktu sebentar. Nikmat sekali

30
penis ini. Aku melakukan kegel berkali-kali, hingga tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang
kental di dalam vaginaku. Si pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku bisa mendengar suara
gumaman heran orang-orang yang ada di situ.

“Gotcha Daniel!”, seruku sambil tersenyum penuh kemenangan.Yang lain berteriak heboh. Daniel pun
langsung membuka tutup mata dan tali yang mengikatku. “Tante curang ih..”, rajuknya manja. Aku
tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami pun bercumbu sambil disaksikan yang lain. Tak butuh
waktu lama untuk mengembalikan birahi Daniel setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi. Dengan
gayanya yang buas, Daniel membuat kami orgasme bersama. Permainan itu berlangsung sampai
menjelang pagi. Setelah semua selesai, Daniel dan tante-tantenya pamit untuk kembali ke kamarnya.

Sementara aku juga mau istirahat. Kami pun tertidur pulas sekali. Lewat jam dua belas kami
baru bangun. Satu persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang
besar itu. Sambil berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan. Botol-botol
minuman berserakan di mana-mana, begitu juga krim-krim bekas kue. Posisi kursi, meja dan sofa
sudah nggak jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan. Tapi aku merasa puas sekali. Betul-betul
pesta ulang tahun yang berkesan. Dan yang lebih berkesan lagi aku dapat daun muda baru, Daniel.

Sejak kejadian itu, aku menjadi akrab dengan Daniel dan juga tante-tantenya. Aku jadi
bersahabat karib dengan Candra. Dan dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan malam.
Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku mulai sering ikut acara-acara gila yang diadakan Candra
dan teman-temannya. Februari kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak
ada suami sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Juliet pun kuserahkan dengan ikhlas pada
suamiku. Dan kini aku semakin bebas tanpa adanya suami dan anak. Aku bisa keluar rumah sesukaku
dan ikut acara-acara gilanya Candra. Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah untuk acara-acara
tersebut, karena rumah peninggalan suamiku ini memang besar sekali. Aku pun juga bebas
mengundang daun-daun mudaku ke rumah untuk memuaskanku kapan saja aku mau.

*****

31
3. Pengalaman Ngentot Di Kamar Tante Ninik

Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan
wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing.
Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante
Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak
perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan
tinggi 165.

Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan
payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga
wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan
ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar
pulau untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku
sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum
berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.


“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat
biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi
memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan
melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama,
setelah lebihkurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan
makanku. Setelah menaruh piring di dapur., aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah
lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu
aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandang -an alam yang
indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak
mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.

32
Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya
dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan
tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan
kanan.

Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil


tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina.
Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu
dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku
langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi.
Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa.
Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi
membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin
siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante
Ninik sambil masuk kamar.

Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan.
Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk
aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku
sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan
melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah
ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk
kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu
tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu.
Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di
kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku
kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak
di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan
mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh
tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang
tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi
salah tingkah.

33
“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil
memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu
tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke
selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang
menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik.
Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami
lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke
sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi
Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan
tersenyum.

“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku
belum besar maksimal karena terhalang CD.

Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan
nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan
sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran
sebenarnya.

“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.

“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

34
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante
boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku
ingin agar tante memulai ini secepatnya.

“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung


Mr. P.

Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante


mulai beraksi naik turun dari ujung sampai
pangkal Mr. P. “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku
mulai meracau.

Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan
ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk
melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas
penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga
terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap
vaginanya.
“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante
Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante
masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante
nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante
mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

“Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena
belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa

35
tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus.
Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di
vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan
kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan.

Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang
kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan.
PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya
memasukkan Mr. P.

Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit
bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di
vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah
lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang
baru.

“Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa
keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong


semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

“Ahh..” kami berdua melenguh.

Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante


rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin
kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya
dengan gerakan memutar. Aku juga
mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina
tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku
menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir
tante nyampai lagi”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku.
Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut
dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit
kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.

36
“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku
bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.


“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.

“Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik
bertanya.

“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya
mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau
melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat
melakukannya sekali lagi di kamar mandi. Itulah pengalamanku dengan tante Ninik. Ternyata enak juga
bermain dengan wanita yang berumur 40-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon ajakan untuk
berkencan dengan tante-tante. Rupanya tante Ninik menceritakan hal kehebatanku kepada teman-
temannya.
*****

37
4. My Wife
Aku dan istriku, Risnawati yang biasa kupanggil dengan Ris, sudah menikah kira-kira 4 tahun.
Istriku saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan
tinggi negeri. Sedikit gambaran fisik tentang istriku, Ris pada saat ini berumur 29 tahun, berkulit putih,
berambut ikal sepunggung, dengan payudara yang cukup besar (34B) berbentuk bagus sekal, tinggi 155
cm, berat 50 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk
badannya dan kedua bongkahan pantatnya sekali. Secara umum, dia cukup seksi.

Telah lama kami mempunyai fantasi untuk


melakukan aktifitas seks three some. Biasanya,
sebelum melakukan Making Love, kami
mengawalinya dengan saling menceritakan
fantasinya masing-masing. Fantasi yang paling
merangsang bagi kami berdua, adalah
membayangkan Ris melakukan hubungan seks
dengan laki-laki lain dengan kehadiranku. Sekedar
informasi, Ris memang mempunyai gairah seks
yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, aku
biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali.

Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam


kemudian penisku bisa ereksi lagi, umumnya aku
merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat
beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya,
biasanya ketika dia minta agar bisa mencapai
orgasme berikutnya, paling banter aku
melakukannya dengan tangan, atau membantunya
bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian
selama ini dia bisa merasa puas dengan cara tsb.

Setelah sekian lama mempunyai fantasi tsb, suatu


hari aku tanya apakah ia mau merealisasikan
fantasi tsb. Pada awalnya ia cuma tersenyum dan
mengira aku cuma bercanda. Namun setelah aku
desak, ia balik bertanya apakah aku serius.

Aku jawab, ya aku serius. Terus dia tanya lagi apakah nanti aku masih akan tetap sayang sama
dia, aku jawab ya, aku akan tetap menyayanginya sepenuh hati, sama seperti sekarang. Lalu aku
tambahkan, bahwa motivasi utama aku adalah untuk membuatnya bahagia dan mencapai kepuasan
setinggi-tingginya. Melihat wajahnya ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga
memberikan kepuasan tersendiri bagiku.

Akhirnya dia jawab dia mau melakukannya kalau moodnya mengijinkan. Kemudian aku dan
Ris mendiskusikan kira-kira dengan siapa kami melakukannya, akhirnya pilihan datang kepada seorang
teman dekatku, namanya Vence biasa kupanggil dengan Ven, yang telah lama kami kenal, namun

38
jarang bertemu karena tinggal di kota lain. Sejak itu sering fantasi kami melibatkan kehadiran Ven.
Usia Ven 33 tahun, sama denganku, meski demikian tubuhnya lebih tinggi kurang lebih 175 cm dan
besar serta tegap, maklum dia adalah keturunan campuran Eropa-Indonesia.

Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, aku menghubungi Ven dari kantorku. Setelah berbasa-
basi sebentar, lalu aku mulai menceritakan tentang fantasi-fantasi kami. Sebagai sahabat lama, kami
terbiasa berbicara terbuka, termasuk masalah seks. Ven tampak antusias mendengar ceritaku dan dia
menyatakan kesanggupannya. Mengingat kesibukan bisnisnya, dia merencanakan untuk datang ke
kotaku sekitar 2-3 minggu lagi. Tidak lupa aku tegaskan, bahwa semua rencana ini sepenuhnya
bergantung kepada kesediaan istriku. Artinya jika pada saat-saat terakhir Ris berubah pikiran, maka
sama sekali tidak boleh ada satu pihakpun yang memaksakan kehendaknya. Aku katakan juga, dia tidak
boleh berlaku kasar terhadap Ris, sebab kepuasan Ris adalah segala-galanya. Ven setuju dan dapat
memakluminya.

Akhirnya waktu yang yang ditunggu tiba, baik Ris maupun aku cukup gugup menghadapi apa
yang telah kita rencanakan. Namun aku meyakinkan Ris bahwa dia boleh berubah pikiran kapanpun.
Sekitar pukul 6 sore Ven datang, pada saat itu aku masih berada di kantor, Ris mengabarkan
kedatangannya melalui telepon. Pukul 7 aku tiba di rumah, tampak Ven telah mandi dan ganti baju dan
sedang menonton TV. Sementara itu Ris sedang berada di kamar mandi. Setelah ngobrol sebentar,
kemudian aku masuk ke kamar untuk menyimpan tas dan mengganti pakaian. Pada saat bersamaan Ris
baru keluar dari kamar mandi (kamar mandi terletak di dalam ruang tidur kami) dengan hanya
memakai handuk. Dia tampak sangat cantik malam itu. Sementara aku mengganti pakaian, Ris
mengenakan daster pendek berwarna merah. Ris tampak cantik dengan daster tersebut, panjang daster
tsb hanya sampai ke pertengahan paha, tampak kontras dengan pahanya yang berwarna putih mulus.
Sementara Ris masih menyisir rambut dan memakai parfum, aku keluar menemui Ven.

Setelah beberapa saat kami mengobrol, bercerita tentang keadaan masing-masing. Ris kemudian
keluar kamar. Ven hampir tak berkedip menatap Ris yang benar-benar tampil seksi malam itu. Singkat
cerita, setelah selesai makan malam kami sama-sama duduk di karpet, menonton acara TV yang saat itu
sedang berlangsung. Posisinya Ven, kemudian Ris di tengah menyender di dadaku. Terus terang
suasana saat itu agak canggung dan kami benar-benar tidak tahu cara untuk memulai semua rencana
yang telah disusun.

Akhirnya aku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dada
Ris dan menyentuh payudaranya dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Ris mulai terangsang
dan nafasnya mulai tidak teratur. Segera setelah itu, aku lumat bibirnya dan tangan aku mulai
menyusup ke balik dasternya. Ternyata saat itu Ris sudah tidak memakai BH. Ris benar-benar
terangsang kini. Pada saat itu tangan Ven mulai mengelus-elus paha Ris yang telah terbuka, karena
daster mininya telah terangkat ke atas. Kaki Ris yang tadinya tertekuk ditarik, sehingga sekarang Ris
berada dalam posisi duduk sambil bersandar padaku dengan kedua pahanya yang agak terbuka dan kaki
melonjor ke depan. Tangan Ven mulai bergerilya pada bagian paha atas Ris.

Kemudian Ven menarik tangan Ris dan meletakkannya di atas pangkuan Ven. Secara reflek,
dalam keadaan terangsang, Ris mengusap-usap kemaluan Ven yang telah tegang dari luar celananya.
Bagian bawah celana Ven terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Ven
ini. Sementara bibirku mulai menyusur leher dan belakang telinganya (bagian yang paling sensitif
baginya). Setelah itu aku berbisik di telinga Ris, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Lalu aku

39
melepaskan pelukanku untuk memberi kesempatan pada Ven untuk beraksi.

Sekarang Ven mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Ditariknya Ris ke pelukannya dan
tangannya yang satu langsung mendekap payudara Ris yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang
satu mengelus-elus punggung Ris sambil mulutnya melumat bibir Ris dengan gemas. Tangan Ven yang
berada di payudara Ris disisipkan pada belahan daster Ris yang terbuka dan mulai memelintir dengan
halus ujung putingnya yang telah mengeras. Kemudian Ven menarik tangan Ris ke arah resluiting
celana Ven yang telah terbuka dan menyusupkan tangannya memegang kemaluan Ven yang telah
tegang itu.

Kelihatan Ris agak tersentak ketika terpegang


senjata Ven yang tampaknya besar itu.
Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Ris
membuka celana Ven sehingga kemaluannya tiba-
tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari
kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat.
Aku sangat terkejut melihat kemaluan Ven yang
sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang
sebesar itu hanya ada di film-film BF barat saja.
Batang penisnya berdiameter 7 cm dikelilingi oleh
urat-urat yang melingkar dan pada ujung
kepalanya berbentuk topi baja yang sangat besar,
panjangnya mungkin lebih dari 20 cm, pada
bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut
pirang yang lebat.

Setelah keluar dari celananya kelihatan seram,


jauh lebih panjang dan besar dari punyaku. Sesaat
Ris menoleh ke arahku, dari sinar matanya yang
agak panik, tampak dia agak ketakutan dan tidak
menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu.

Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang,
karena tidak enak hati pada Ven yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.

Kemudian aku mengangguk sambil tersenyum memberi semangat pada Ris. Mendapatkan
persetujuanku dan dorongan semangat itu, Ris kemudian dengan kedua tangannya memegang penis
Ven dan mulutnya mendekat ke kemaluan Ven. Ris mulai menjilati kepala penis Ven yang besar itu.
Kemudian setelah cukup basah oleh air ludahnya, perlahan Ris mulai memasukkan penis Ven ke dalam
mulutnya. Terlihat sangat susah bagi Ris untuk bisa memasukkan penis yang besar itu ke dalam
mulutnya. Terlihat mulutnya harus dibuka lebar-lebar untuk bisa menampung penis Ven yang dahsyat
itu. Ven tampak sangat menikmati isapan Ris itu.

Kira-kira sepuluh menit Ris mengulum kemaluan Ven, kemudian Ven menarik kepala Ris dan
mendekatkan ke mukanya dan kemudian melumat bibir Ris. Ris balas melumat bibir Ven dengan

40
ganasnya, sementara tangan Ven merambah ke payudara Ris dan mulai membuka daster Ris. Setelah
daster terlepas, sambil tetap berciuman, tangan Ven mulai menyusup ke balik celana dalam Ris yang
berwarna cream sambil memainkan clitoris Ris. Tangan Ris sendiri tidak tinggal diam, ia terus
mengelus kemaluan Ven yang semakin menegang.

Kemudian Ven menggendong Ris dan membawanya ke kamar tidur tamu. Terlihat Ris sangat
kecil dalam gendongannya, dibandingkan badan Ven yang besar itu. Secara perlahan kemudian Ven
meletakkan Ris di ranjang dan membuka celana dalam Ris. Hingga kini Ris telah telanjang bulat.
Tampak kulitnya yang putih dan vaginanya yang tanpa rambut (Ris biasa mencukur bulu vaginanya
secara teratur) merekah dan tampak basah. Kemudian Ven perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke
leher Ris, kemudian turun ke dadanya dan mulai melumat puting payudara Ris bergantian.

Sementara itu aku terus memperhatikan dari pintu kamar dengan menahan birahi yang sangat
memuncak. Setelah puas bermain-main di payudara Ris, Ven kemudian mulai menciumi pusar Ris
sampai akhirnya mulai menjilati lubang vagina Ris yang semakin basah. Setelah berlangsung kira-kira
30 menit, tampak Ris mulai mendekati orgasme, mengetahui demikian, Ven kemudian mulai
mengarahkan penisnya ke vagina Ris yang makin merekah. Sebelum memasukkan penisnya, tidak lupa
Ven menggosok-gosok kepala penisnya pada bibir vagina Ris. Badan Ris menggelinjang kegelian
merasakan gosokan penis Ven pada vaginanya.

Perlahan-lahan Ven mulai memasukkan penisnya ke vagina Ris. Ris berusaha membantu dengan
membuka bibir vaginanya lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke
dalam lubang vagina Ris yang kecil. Tangan Ven yang satu memegang pinggul Ris sambil menariknya
ke atas, sehingga pantat Ris agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu
memegang batang penisnya yang ditekan masuk ke dalam vagina Ris.

Sementara Ven sedang berusaha memasukkan penisnya kedalam memiaw Ris, badan Ris
terlihat menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya terdengar suara, “aahh.., aahh.., sshh.., sshh”,
seperti orang sedang kepedasan. Pada waktu Ven mulai menekan penisnya, terdengar jeritan tertahan
dari mulut Ris, “Aduuhh.., sakiitt.., Veenn.., pelan-pelan.., doong”. Ven agak menghentikan
kegiatannya sebentar untuk memberikan kesempatan pada Ris mengambil nafas, kemudian Ven
melanjutkan kembali usahanya untuk menaklukkan vagina Ris.

41
Aku agak kasihan juga melihat keadaan itu,
disamping itu melihat badan Ris yang
menggeliat-geliat dan tangannya yang
mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat,
membuatku terangsang dengan hebat. Ven
dengan pasti tetap mendorong kemaluannya
masuk secara perlahan-lahan ke dalam vagina
Ris.

Akhirnya sesaat kemudian, hampir seluruh


kemaluan Ven masuk ke dalam vagina Ris.
Ven kemudian menggerakkan penisnya keluar
masuk dengan irama yang teratur, sementara
Ris mengimbangi dengan mengerakkan
pantatnya.

Tidak lama kemudian, Ris mencapai klimaks. Tubuhnya mengejang dan mulutnya
mengeluarkan jeritan tertahan, “Aku sampaai Veenn.., peluk aku kuat-kuat”. Bersamaan dengan itu,
kakinya melingkar di pinggang Ven dan mengunci dengan erat. Sementara Ven hampir tidak bisa
bergerak dan hanya menekankan kemaluannya ke dalam vagina Ris sekuat mungkin. Tak lama, Ris
mulai tampak rileks dan melonggarkan kakinya yang melingkar di pinggang Ven.

Sementara Ven kemudian meneruskan gerakan keluar-masuk penisnya secara perlahan-lahan


dan Ris hanya diam kelelahan dengan nafas yang tidak teratur. Tidak lama, tampaknya birahi Ris mulai
bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya lagi. Maklum wanita kan bisa mengalami multiple orgasme.

Tidak lama kemudian, Ven mencabut penisnya dari vagina Ris dan meminta Ris untuk
menungging. Kemudian Ven memasukkan kemaluannya ke vagina Ris dari belakang. Aku yang sejak
tadi hanya menyaksikan mulai tidak tahan, kemudian aku mendekat, membuka celana, dan
mengarahkan kemaluanku yang sudah sangat tegang ke mulut Ris. Dengan sangat bernafsu, Ris
mengulum penisku sementara Ven tampak menggerakan pinggulnya semakin cepat. Tidak lama
kemudian tampaknya Ven hampir mencapai klimaksnya dan mengerakkan pantatnya dengan sangat
cepat. Ris mengimbangi gerakan Ven dan melepaskan penisku dari mulutnya, sambil mengeluarkan
erangan Ris berkata, “Ayo Ven gerakkan yang cepat.., ah.., uh”. Setelah itu Ven ejakulasi dan
menekankan pantatnya rapat-rapat sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Ris. Dan pada
saat hampir bersamaan Ris pun kembali mencapai orgasme. Tak lama Ven mencabut penisnya dan tidur
telentang di samping Ris.

Aku kemudian duduk di kursi sofa yang ada di ruang tidur itu dan menarik Ris. Perlahan Ris
jongkok di atasku dan mulai menurunkan vaginanya yang tampak membengkak ke arah kemaluanku
(mungkin akibat barang Ven yang sangat besar itu). Dengan mudah penisku masuk ke dalam vagina
Ris, maklum setelah cukup lama barang Ven yang besar itu keluar masuk, membuat vagina Ris agak
melar.

42
Walau demikian, aku tidak bisa menahan ejakulasi
terlalu lama, mungkin akibat pengaruh situasi,
tidak lama penisku memuntahkan cairan sperma di
dalam vagina Ris, sampai meluber keluar.

Tampak Ven terbaring dengan lesu di ranjang dan


aku di sofa. Tampaknya energi kami benar-benar
terkuras. Sementara Ris kemudian pergi ke kamar
mandi, untuk pipis dan membersihkan sisa-sisa
spermaku di vaginanya. Kira-kira setengah jam
kami beristirahat, Ris berinisiatif mengulum
kemaluan Ven yang masih mengkerut.

Sementara aku hanya memperhatikan. Tidak lama,


kemaluan Ven mulai membesar lagi setelah
beberapa saat dikulum. Ris kemudian
mengangkangkan kakinya di atas Ven yang
telentang tidur dan menghadapkan wajahnya ke
arah penis Ven.

Ven kemudian menjilati vagina Ris sampai ke lubang anusnya, dan Ris sendiri sibuk mengulum
dan menghisap penis Ven. Melihat pemandangan ini, kemaluanku pun mulai menegang kembali.

Tak lama Ris bangun dan duduk di atas Ven, kemudian Ris memasukkan penis Ven ke
vaginanya dengan posisi Ris di atas. Ris menaik-turunkan pantatnya dengan bibir vagina
mencengkeram penis Ven dengan erat. Ketika Ris menaikkan pantatnya, bibir vaginanya turut tetarik
keluar mencengkeram kemaluan Ven. Sungguh pemandangan yang sangat mengairahkan. Makin lama
gerakan Ris makin cepat dan tak lama Ris tampak mencapai orgasmenya dan menekankan pantatnya
kuat-kuat sehingga penis Ven masuk seluruhnya. Setelah itu Ris menarik pantatnya dan jongkok di tepi
ranjang sambil mengulum kemaluan Ven. Sementara vaginanya mengarah ke arahku. Melihat
pemandangan demikian, aku memasukkan penisku ke vagina Ris dari belakang, sementara mulutnya
sibuk mengulum kemaluan Ven keluar masuk.

Kira-kira sepuluh menit kemudian, Ris kembali mencapai orgasmenya dan aku rasakan
vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tak lama aku pun kembali mencapai ejakulasi. Setelah itu Ris
mengelap sisa air maniku yang tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk kecil, Ris kemudian
berbaring di ranjang dan Ven kembali memasukkan penisnya ke vagina Ris.

Setelah hampir satu jam, dan Ris telah mencapai dua kali orgasme lagi, barulah Ven pun
mencapai orgasmenya, namun kali ini Ven mengeluarkan penisnya dari vagina Ris, sehingga
spermanya muncrat ke payudara dan perut Ris. Sambil tersenyum Ris membalurkan sperma tsb ke
seluruh dada dan perutnya, untuk menikmati kehangatannya.

43
Setelah itu Ris kemudian
mengelapnya dengan handuk kecil.
Sementara Ven tampak kelelahan
namun sangat menikmati. Ven
kemudian mencium bibir Ris,
istriku dan memeluknya. Ris
berkata bahwa ia sangat menikmati
malam itu dan tersenyum manis
kepadaku. Kemudian mereka
berdua tertidur di ranjang dengan
tubuh telanjang, sementara aku
tertidur kelelahan di atas sofa.

*****

44
5. Tetangga Idaman
Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang.
Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya
anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng,
aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan
dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu
keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi
ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang
anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat
jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu
siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga


baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat
akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel,
sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya
juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya
denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain
masih muda juga cantik dan yang membuatku gila
adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat
putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai


anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru
suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang
baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan
isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan
Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar
belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti
saudara saja karena hampir setiap hari kami
ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau
sebaliknya

Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang
lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun
tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film
blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama

45
kami.

“Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”


“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak
Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar
untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

“Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.

Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus.
Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena
sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh.
Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak
sehingga aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya


hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang
sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan
tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak
beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali
ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau
sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat
tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak
protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar
gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan.
Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot
sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila
ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak
terpikirkan olehku lagi.

Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang


kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang
kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa
yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat
kuceritakan.
“Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.

Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut
bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget
sih..?”
Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku
pagi ini.

Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya

46
setelah kami berbasa-basi.
“Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
“Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol
dengannya.”
Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela
kamar kami saling berhadapan.
Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-
malu.

“Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide,
gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”

“Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.


“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
“Pesta apaan..? Gila kamu.”

“Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya
saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah
mencobanya..?”

Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil
makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami,
yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan
yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman
yang dibawakan Agus dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik
yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik
isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum
pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku
menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi
kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan
pikiran normalku.

Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami,
mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke
atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu
hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan
BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka
menantang.

Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul
setelah penutupnya terbuka.
“Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.

47
Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku.
Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal
menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.
Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang
sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba
pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur
tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih
tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah
mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di
atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara
kedua paha Rini ini.

“Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini


seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin
memberikan kenikmatan yang betul-betul
kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi
seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-
betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat
melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan
terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya
melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu
yang luar biasa.

Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa,


sementara tangan kiriku meraba kemaluannya
yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak
begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut
sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah.
Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
“Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.

Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.g tidak
pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini
bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya
seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga
kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang
yang bergetar hebat.

Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup

48
menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas
Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan
Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah
melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah
menambah semangat kami.

Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku
terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di
antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan
ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan
nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera
memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan
kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-
lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..!
Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada
kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya
melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut
Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat
bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat,
seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku
tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah
kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah
tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek
menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu
terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil
memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan
berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar,
lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba
memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong
kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada
cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali
kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan.
Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari
pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak
kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini

49
semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa
aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan
menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua
kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini
menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang
kemaluan Rini.

Pantatku kembali naik turun berirama, tapi


kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis
saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini
semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap
sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini
memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun
semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya,
terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini
menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut
bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini
menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini


berdarah, tapi seolah kami tidak
memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan
berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan
isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya.
Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini
tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam
kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih
menekan kedua pantatku.

Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat
Rini tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini.
Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum,
hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi. Hingga
saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali
ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah
melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada
di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

*****

50

Vous aimerez peut-être aussi