Vous êtes sur la page 1sur 4

Latihan soal ini untuk mahasiswa yang tidak masuk saat pengambilan nilai tugas materi Pajak

Pertambahan Nilai (PPN)

1. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi
a. Harga jual, Harga beli, Penggantian, Nilai lain
b. Harga jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor
c. Harga jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, Nilai lain
d. Nilai Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, DPP lain

2. Dasar hukum penentuan dasar pengenaan pajak dalam UU PPN 1984 terdapat pada pasal
a. Pasal 8 ayat 2
b. Pasal 8
c. Pasal 8A
d. Pasal 9

3. Pasal 1 angka 18 UU PPN 1984 merumuskan bahwa Harga Jual adalah


a. Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau tidak seharusnya diminta oleh penjual
karena penyerahan BKP, tidak termasuk pajak
b. Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual
karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN
c. Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau tidak seharusnya diminta oleh penjual
karena penyerahan BKP dan JKP, tidak termasuk pajak
d. Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau tidak seharusnya diminta oleh penjual
karena penyerahan BKP dan JKP ,tidak termasuk pajak

4. Pasal 1 angka 19 UU PPN 1984 dirumuskan defenisi Penggantian yang digunakan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak dalam hal pengusaha melakukan penyerahan
a. Jasa Kena Pajak, Ekspor Jasa Kena Pajak atau Ekspor BKP Tidak Berwujud
b. Jasa Kena Pajak, Ekspor Jasa Kena Pajak atau Ekspor BKP
c. Barang Kena Pajak, Jasa Kena Pajak, Ekspor Jasa Kena Pajak atau Ekspor BKP
d. Jasa Kena Pajak, Ekspor Jasa Kena Pajak atau Impor BKP Tidak Berwujud

5. Dari defenisi Nilai Impor diperoleh rumus nilai impor sebagai berikut
a. Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Cukai + PPnBM
b. Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Cukai
c. Nilai Impor = CIF + Bea Masuk + Cukai + PPN Impor
d. Nilai Impor = CIF + Biaya Masuk + Cukai

6. PT A mengimpor barang seharga Rp500.000.000,- dengan biaya yang muncul antara lain biaya asuransi
Rp60.000.000, biaya angkutan Rp40.000.000, dan biaya bongkar muat pelabuhan Rp15.000.000.
Ketika hendak masuk ke Pos Bea Cukai, PT A dikenakan Bea Masuk sebesar 5% dan PPN Impor yang
juga harus dibayar oleh PT A sebesar Rp….
a. Rp65.475.000
b. Rp64.575.000
c. Rp67.545.000
d. Rp60.745.000

7. Berikut ini pernyataan bagi PKP yang belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan yang
terutang pajak sebagai berikut kecuali
a. Pajak Masukan atas perolehan dan /atau impor Barang Modal dapat dikreditkan
b. Berlaku untuk kegiatan industri atau manufaktur
c. Pajak masukan atas perolehan BKP selain Barang Modal tidak dapat dikreditkan
d. PKP dapat mengajukan kelebihan pajak masukan pada setiap masa pajak

8. PT A menyerahkan Barang Kena Pajak secara Cuma-Cuma untuk membantu korban bencana di
Gunung Sinabung senilai Rp330.000.000 termasuk laba kotor 10%. Berapa PPN yang terutang atas
penyerahan tersebut?
a. Rp33.000.000
b. Rp30.000.000
c. Rp28.333.333
d. Rp27.666.667

9. PT A menyumbangkan ke panti asuhan 1 buah TV seharga Rp 4.000.000 termasuk keuntungan sebesar


Rp.400.000, berapa PPN terutang yang harus dipungut PT A?
a. Rp400.000
b. Rp360.000
c. Rp40.000
d. Rp363.636

10. PT Union adalah pengusaha yang bergerak sebagai pengusaha dibidang jual beli mobil bekas dan sudah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Jika PT Union menyerahkan sejumlah mobil bekas senilai
Rp245.000.000 ke seorang konsumen, maka PPN yang terutang atas penyerahan tersebut adalah?
a. Rp24.500.000
b. Rp2.450.000
c. Rp0
d. Tidak Terutang PPN

11. PT Angkasa menggunakan untuk keperluan sendiri sejumlah bahan baku (barang kena pajak) dalam
rangka meningkatkan jumlah produksi yang nilainya setara dengan Rp50.000.000,00 (termasuk laba
kotor 20%). PPN yang dikenakan atas pemakaian sendiri ini adalah sebesar…
a. Rp5.000.000
b. Rp4.166.667
c. Rp4.545.545
d. Tidak Terutang PPN

12. PT Bravo Niaga menggunakan untuk keperluan sendiri sejumlah bahan baku (barang kena pajak)
dalam rangka memperluas rumah dinas direktur yang nilainya setara dengan Rp50.000.000,00
(termasuk laba kotor 20%). PPN yang dikenakan atas pemakaian sendiri ini adalah sebesar…
a. Rp5.000.000
b. Rp4.166.667
c. Rp4.545.545
d. Tidak Terutang PPN

13. Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan dapat dikenai
PPN sepanjang memenuhi syarat
a. Yang menyerahkan PKP atau non PKP dan bukan aktiva yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8)
huruf b dan c
b. Yang menyerahkan PKP dan bukan aktiva yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan c
c. Yang menyerahkan PKP atau non PKP dan bukan aktiva yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8)
huruf b dan c serta pada saat memperoleh aktiva tersebut memang benar membayar PPN
d. Yang menyerahkan PKP dan bukan aktiva yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan c
serta pada saat memperoleh aktiva tersebut memang benar membayar PPN

14. Persyaratan dan mekanisme pengenaan PPN Membangun Sendiri berdasarkan Pasal 16C UU PPN
sebagai berikut
a. Dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan, dilakukan oleh siapapun, diperuntukan bagi
tempat tinggal dan luas keseluruhan paling sedikit 200 m2
b. Dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan, dilakukan oleh PKP, diperuntukan bagi
tempat tinggal dan luas keseluruhan paling sedikit 200 m2
c. Dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan, dilakukan oleh siapapun, diperuntukan
bagi tempat tinggal atau tempat usaha dan luas keseluruhan paling sedikit 200 m2
d. Dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan, dilakukan oleh PKP, diperuntukan bagi
tempat tinggal atau tempat usaha dan luas keseluruhan paling sedikit 200 m2

15. PT. Sinar Jaya dikukuhkan sebagai PKP sejak tanggal 24 Juli 2014 dengan jenis usaha pedagang besar.
Pada tanggal 1 Mei 2014 perusahaan ini membeli dua unit mobil box. Pada tanggal 2 Mei 2017, kedua
mobil box tersebut dijual. Pernyataan yang benar atas transaksi tersebut adalah
a. Pajak masukan dari pembelian mobil box dapat dikreditkan karena digunakan untuk kegiatan
usaha, penjualan mobil box tidak dikenai PPN Pasal 16D
b. Pajak masukan dari pembelian mobil box tidak dapat dikreditkan karena tidak digunakan untuk
kegiatan usaha, penjualan mobil box tidak dikenai PPN Pasal 16D
c. Pajak masukan dari pembelian mobil box tidak dapat dikreditkan karena pembelian dilakukan
sebelum dikukuhkan sebagai PKP, penjualan mobil box dikenai PPN Pasal 16D
d. Pajak masukan dari pembelian mobil box tidak dapat dikreditkan karena pembelian dilakukan
sebelum dikukuhkan sebagai PKP, penjualan mobil box tidak dikenai PPN Pasal 16D

16. PT. Ampera Berjaya pada tanggal 8 Maret 2016 menjual satu unit bus milik perusahaan yang
sebelumnya digunakan untuk antar jemput anak sekolah para karyawan. Bus dibeli setelah perusahaan
dikukuhkan sebagai PKP. Pernyataan yang benar atas transaksi tersebut adalah
a. Pajak masukan dari pembelian bus tersebut dapat dikreditkan karena digunakan untuk kegiatan
usaha, penjualan mobil bus dikenai PPN Pasal 16D
b. Pajak masukan dari pembelian bus tersebut tidak dapat dikreditkan karena tidak digunakan
untuk kegiatan tidak berhubungan langsung dengan usaha, penjualan mobil bus dikenai PPN
Pasal 16D
c. Pajak masukan dari pembelian bus tersebut tidak dapat dikreditkan karena digunakan untuk
kegiatan tidak berhubungan langsung dengan usaha, penjualan mobil bus tidak dikenai PPN
Pasal 16D
d. Pajak masukan dari pembelian bus tersebut dapat dikreditkan karena digunakan untuk kegiatan
tidak berhubungan langsung dengan usaha, penjualan mobil bus tidak dikenai PPN Pasal 16D

17. Syarat pajak masukan dapat dikreditkan adalah


a. Tercantum dalam Faktur Pajak Lengkap, berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, belum
dibebankan biaya dan belum dilakukan pemeriksaan
b. Tercantum dalam Faktur Pajak Lengkap dan Gabungan, berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha, belum dibebankan biaya dan belum dilakukan pemeriksaan
c. Tercantum dalam Faktur Pajak Lengkap dan dokumen tertentu yang diperlakukan sama dengan
faktur pajak, berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, belum dibebankan biaya dan belum
dilakukan pemeriksaan
d. Tercantum dalam Faktur Pajak Lengkap, dan dokumen tertentu yang diperlakukan sama dengan
faktur pajak, tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, belum dibebankan biaya dan
belum dilakukan pemeriksaan
18. Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 9 UU PPN 1984, prinsip dasar pengkreditan Pajak Masukan
dapat dijumpai pada ayat (2), ayat(2a) dan ayat (3) sebagai berikut
a. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk masa pajak
yang sama; Pajak Masukan atas perolehan barang modal sebelum berproduksi dapat dikreditkan;
Pajak Masukan dapat dikreditkan sepanjang untuk perolehan BKP atau JKP yang digunakan
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha untuk melakukan penyerahan pajak.
b. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk masa pajak
yang tidak sama; Pajak Masukan atas perolehan barang tertentu sebelum berproduksi dapat
dikreditkan; Pajak Masukan dapat dikreditkan sepanjang untuk perolehan BKP atau JKP yang
digunakan berhubungan langsung dengan kegiatan usaha untuk melakukan penyerahan pajak.
c. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk masa pajak
yang sama; Pajak Masukan atas perolehan barang modal sebelum berproduksi tidak dapat
dikreditkan; Pajak Masukan dapat dikreditkan sepanjang untuk perolehan BKP atau JKP yang
digunakan berhubungan langsung dengan kegiatan usaha untuk melakukan penyerahan pajak.

d. Pajak Masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk masa pajak
yang sama; Pajak Masukan atas perolehan barang strategis sebelum berproduksi dapat
dikreditkan; Pajak Masukan dapat dikreditkan sepanjang untuk perolehan BKP atau JKP yang
digunakan berhubungan langsung dengan kegiatan usaha untuk melakukan penyerahan pajak.

19. PT. Mekar Wangi menyerahkan BKP pada tanggal 1 Maret 2016, membuat faktur pajak tanggal yang
sama. Faktur pajak tersebut diterima PKP Pembeli pada tanggal 22 April 2016. Pada saat faktur
diterima PKP Pembeli, SPT Masa PPN masa pajak Maret 2016 belum dilaporkan.. Faktur Pajak
tersebut dapat dikreditkan dengan pajak keluaran dalam masa pajak
a. SPT Masa PPN Masa Pajak Maret 2016
b. SPT Masa PPN Masa Pajak April 2016
c. Pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak Maret 2016
d. SPT Masa PPN Masa Pajak April, Mei Juni 2016

20. PT. Madya Perkasa menyerahkan BKP pada tanggal 15 April 2016, membuat faktur pajak tanggal yang
sama tetapi baru diserahkan dan diterima oleh PKP Pembeli pada tanggal 12 Agustus 2016.
Berdasarkan Pasal 9 ayat (9) UU PPN PKP pembeli dapat mengkreditkan pada masa pajak
a. SPT Masa PPN Masa Pajak April 2016
b. SPT Masa PPN Masa Pajak Agustus 2016
c. Pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak April 2016
d. SPT Masa PPN Masa Pajak Juli 2016

21. PT. Andalas Sriwijaya menyerahkan BKP pada tanggal 8 Maret 2016, membuat faktur pajak tanggal
yang sama tetapi baru diserahkan dan diterima oleh PKP Pembeli pada tanggal 21 Agustus 2016.
Berdasarkan Pasal 9 ayat (9) UU PPN PKP pembeli dapat mengkreditkan pada masa pajak
a. SPT Masa PPN Masa Pajak Maret 2016
b. SPT Masa PPN Masa Pajak Agustus 2016
c. Pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak Maret 2016
d. Tidak dapat dikreditkan

22. Pajak Masukan yang dikreditkan wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9). Keterangan minimal yang wajib dicantumkan kecuali
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan & membeli/menerima Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
b. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga
c. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut
d. nama dan tanda tangan serta jabatan yang berhak menandatangani Faktur Pajak

23. Mekanisme yang mengatur PKP menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak
masukan dalah sebagai berikut kecuali
a. Jumlah peredaran usaha tiap tahun buku dalam dua tahun terakhir tidak lebih dari
Rp.1.800.000.000
b. Merupakan wajib pajak yang baru dikukuhkan sebagai PKP
c. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan 60% dari Pajak Keluaran untuk penyerahan JKP
d. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan 70% dari DPP untuk penyerahan BKP

24. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan ekspor
Jasa Kena Pajak.
b. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; ekspor Jasa Kena Pajak Tidak Berwujud; dan ekspor Jasa
Kena Pajak.
c. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan impor
Jasa Kena Pajak.
d. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud; impor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan impor
Jasa Kena Pajak.

25. Berikut ini pernyataan yang sesuai dengan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan
Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Kegiatan Usaha Tertentu kecuali
a. Kegiatan usaha semata-mata melakukan penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran
b. Kegiatan usaha semata-mata melakukan penyerahan emas perhiasan secara eceran
c. menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, yaitu sebesar 90%
(sembilan puluh persen) dari Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan
penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran
d. 70% (tujuh puluh persen) dari Pajak Keluaran, dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan
penyerahan emas perhiasan secara eceran.

Vous aimerez peut-être aussi