Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
PT. Banshu Plant 3 adalah perusahaan wiring harness yang mayoritas penjualannya ke perusahaan motor.
Di PT. Banshu Plant 3 sebagian prosesnya dikerjakan oleh tenaga manusia, namun kelemahannya dari
proses produksi menggunakan tenaga manusia itu akan mengalami beberapa permasalahan, baik dari segi
waktu kerja maupun dalam proses produksi, kualitas yang kurang memuaskan, ditambah sering
pergantiannya operator yang merasa tidak nyaman, komdisi operator yang merasa lelah dalam bekerja
sehingga menimbulkan keluhan dalam bekerja, melihat permasalahan tersebut, pengukuran waktu kerja
serta analisa perancangan sistem kerja diharapkan mampu merubah sistem kerja menjadi lebih baik.
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu baku yang diperlukan oleh operator, mengetahui tingkat
produktivitas pada proses produksi wiring harness dan untuk merancang serta memperbaiki metode kerja,
sehingga target produksi bisa tercapai. Metode penelitian ini dilakukan dengan observasi dan
dokumentasi, bersifat kuantitatif serta kualitatif, metode dalam perhitungan waktu baku menggunakan
westinghouse karena dalam metode ini penelitian terhadap operator sangat berpengaruh terhadap
kewajaran/ketidakwajaran, dan dalam analisa sistem perancangan kerja menggunakan metode 8 langkah
PDCA. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menghitung uji keseragaman dan kecukupan data,
maka dihasilkan waktu baku pembuatan wiring harness dari total semua operator departemen housing
k25-6101 sebesar 455,85 detik setelah dilakukan perbaikan, dan perbaikan sistem kerja yang dilakukan
menghasilkan work instruction ( peta tangan kanan tangan kiri ).
Kata kunci : Pengukuran waktu kerja, Analisa perancangan kerja, Metode PDCA
1. PENDAHULUAN
PT. BANSHU PLANT 3 adalah wiring harness yang mayoritas penjualannya adalah ke perusahaan
motor. Salah satu faktor yang mempengaruhi untuk menciptakan kualitas dan produktivitas adalah adanya
keseimbangan waktu kerja yang relatif stabil. Keseimbangan waktu kerja yang relatif stabil biasanya
menggunakan mesin atau robot karena pola kerja mesin atau robot itu bisa disesuaikan dengan keinginan
dari pengguna, tetapi jika semua proses produksi menggunakan mesin atau robot maka akan memerlukan
investasi yang cukup tinggi, dengan banyak pertimbangan akhirnya PT. BANSHU PLANT 3
memutuskan sebagian besar prosesnya dikerjakan oleh tenaga manusia, namun kelemahannya dari proses
produksi menggunakan tenaga manual itu akan mengalami beberapa permasalahan, baik dari segi waktu
kerja maupun dari aspek manusia, seperti banyaknya delay atau waktu tunggu dalam proses produksi,
1
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016
kualitas yang kurang memuaskan, ditambah dengan sering pergantiannya operator sehingga skill yang
dimiliki berbeda-beda, kondisi operator yang merasa tidak nyaman, kondisi operator yang merasa lelah
dalam bekerja, sehingga menimbulkan keluhan dalam melakukan pekerjaan. Permasalahan diatas
tentunya berpengaruh terhadap kualitas dan produktifitas, sehingga terbukti pada bulan oktober 2015
produksi belum bisa mencapai target yaitu 500 pcs perhari dan kemampuan produksi baru bisa mencapai
rata-rata 450 pcs perhari yang ditetapkan oleh perusahaan, dan banyak produk yang defect. Hal ini sangat
berpotensi mengganggu jadwal pengiriman yang sudah disepakati oleh produsen dan konsumen. Dari
latar belakang ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna memperbaiki Apakah waktu proses
kerja sekarang sudah berjalan dengan baik dan bagaimana penerapan metode kerja agar beban kerja
merata, tujuannya adalah Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu baku yang diperlukan oleh operator,
mengetahui tingkat produktivitas pada proses produksi wiring harness dan untuk merancang serta
memperbaiki metode kerja, sehingga target produksi bisa tercapai.
Setelah itu kemudian menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan
menggunakan persamaan :
(Sutalaksana,2000) (2)
Kemudian melakukan perhitungan standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup dengan
menggunakan persamaan :
(Sutalaksana.2000) (3)
Setelah itu menghitung Batas Kontrol atas dan Batas Kontrol Bawah dengan memakai persamaan :
Batas-batas control inilah yang merupakan batas apakah suatu sub grup seragam atau tidak. Apabila nilai
rata-rata yang diperoleh berada diantara masing-masing batas kontrol, maka data-data yang kita peroleh
tersebut telah seragam.
Apabila langkah tersebut telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk
kecukupan data dengan menggunakan persamaan :
Apabila waktu normal telah diketahui, maka selanjutnya adalah melakukan perhitungan waktu baku
dengan menggunakan persamaan :
2
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016
2. METODE
Perumusan masalah dimulai dari penelitian pendahuluan, pengumpulan data dengan analisis sistem
perancangan kerja menggunakan metode PDCA di PT.BANSHU PLANT 3. Perumusan masalah
merupakan sebuah faktor penting karena model rumusan masalah merupakan kerangka dasar pemikiran
dalam menyelesaikan masalah. Kerangka dasar pemikiran inilah yang menjadi sebuah pedoman
dalam menganalisis dan mendefinisikan setiap permasalahan yang ada, sehingga dapat ditemukan jalan
keluar yang terbaik. Pendahuluan merupakan tahap awal dalam metodologi penelitian yang dilakukan
secara langsung dan ditunjang oleh studi kepustakaan.
Dengan mengidentifikasikan suatu masalah akan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya masalah yang ada didalam perusahaan. Langkah yang selanjutnya diambil adalah
mengumpulkan seluruh data yang menunjang untuk dijadikan sumber dan diolah yang nantinya akan
digunakan sebagai metodologi penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir (flowchart) yang telah
dibuat.
Terlihat jelas dari grafik diatas, bahwa ada beberapa siklus yang mempunyai simpangan agak jauh dari
garis rata-rata. Dengan kata lain proses belum seimbang/unbalance. Apabila keseimbangan tersebut lebih
3
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016
diperbaiki, tentu akan meningkatkan produktifitas. Demikian pula sebaliknya, bila tidak diperbaiki, maka
produktifitas juga tidak akan naik, apalagi jika terjadi proses penumpukan.
Tabel 1 Hasil Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku Sebelum Perbaikan
Waktu Waktu
No Proses Kelonggaran Penyesuaian normal baku
OP-01 49,53 0,22 1,02 50,52 50,74
OP-02 43,15 0,22 1,02 44,01 44,23
OP-03 35,04 0,22 1,02 35,74 35,96
OP-04 51,77 0,22 1,02 52,8 53,02
OP-05 39,15 0,22 1,02 39,93 40,15
OP-06 37,57 0,22 1,02 38,32 38,54
OP-07 54,33 0,22 1,02 55,42 55,64
OP-08 57,3 0,22 1,02 58,44 58,66
OP-09 52,55 0,22 1,02 53,6 53,82
OP-10 46,23 0,22 1,02 47,15 47,37
OP-11 48,77 0,22 1,02 49,75 49,97
OP-12 47,39 0,22 1,02 48,34 48,56
OP-13 47,15 0,22 1,02 48,1 48,32
Total 622,1 625
Dari data yang sudah dikumpulkan baik data umum maupun pendukung disajikan untuk melengkapi
pembahasan dalam pemecahan masalah. Penulis menggunakan metode 8 langkah dalam proses
pemecahan masalah, yang urutan sistematisnya adalah sebagai berikut :
Langkah 1 Pemilihan Tema dan Judul
Memutuskan Tema dan Judul
Dari hasil pencapaian output yang dihasilkan untuk assy K25-6101 di PT. Banshu Plant 3 yang sudah
berjalan masih belum stabil untuk mencapai target yang diharapkan.
Tabel 2 Pencapaian Output Assy K25-6101 Periode Oktober s/d Nopember 2015
Assy I II III 1V V
6101
I II III IV V
4
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016
Setelah menentukan masalah langkah selanjutnya adalah mencari atau mengumpulkan data-data
yang terkait guna proses analisa yang tepat dalam penelitian ini. Data-data yang dikumpulkan
diantaranya adalah :
5
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016
2 Metode Beban Kerja yang 1. Penataan ulang Desember Leader dan Line Prroduksi
tidak seimbang penempatan komponen SPV
2. Pengaturan kembali beban
kerja masing-masing
operator ( peta tangan
kanan tangan kiri )
6
Jurnal TrendTech Volume-1/Nomor-2, 2016
Perbaikan yang sudah dilakukan adalah difokuskan pada output produksi yang tidak bisa mencapai target
yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 500pcs/hari (7 jam kerja), walaupun Assy ini dianggap lama
tetapi sudah lama berjalan, dan ini merupakan suatu perioritas Perusahaan yang harus segera bisa
mencapai target dengan produktifitas yang tinggi (sesuai harapan). Maka untuk rencana perbaikan
selanjutnya penulis akan memfokuskan pada perbaikan skill manpower.
4. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengolahan data, waktu siklus sebelum perbaikan adalah 609,915 detik dari total
semua operator housing dan waktu siklus setelah perbaikan adalah 444,11 detik, jadi penurunan
waktu siklus sebesar 12,98 %. Sedangkan untuk waktu baku sebelum perbaikan adalah 625 detik dan
waktu baku sesudah perbaikan adalah 455,85 detik, dihitung dengan faktor penyesuaian dan faktor
kelonggaran. Faktor penyesuaian dengan menggunakan metode westing house.
2. Sistem kerja yang tersusun dengan baik mulai dari penataan jig, alat bantu, perbaikan metode dan
lainnya dapat menciptakan pola kerja yag seirama sehingga potensi karyawan untuk bekerja lambat
karena malas bisa dikurangi, dan juga dapat mengurangi potensi operator untuk bercanda dengan
operator lainnya. Sehingga kualitas dan produktivitas produksi lebih meningkat. Untuk
mempertahankan hasil perbaikan yang telah dilakukan perlu didokumentasikan atau dibuatkan
standarisasinya sebagai guiden atau petunjuk untuk operator khususnya untuk operator pengganti
yaitu berupa work instruction atau petunjuk kerja.
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Aguscahyanto1.blogspot.com., 2012, Langkah-Langkah Metode PDCA, Jakarta.
2. Barnes R.M., 1980 Motion and time study design and measurement of work seventh edition.
3. Prof. Dr. Sudjana, M.A. MSc., 2005:6, Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
4. Sutalaksana, Iftikar Z., 2000, Teknik Tata Cara Kerja, Penerbit ITB, Bandung.
5. Sritomo Wignjosoebroto., 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
6. Vincent Garpersz., 1997:4, Manajemen Kualitas, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.