Vous êtes sur la page 1sur 10

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.

S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

BAB III
SYARAT-SYARAT BAHAN

Pasal 1
Umum

Semua bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan ketentuan umum yang
berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan dan persyaratannnya akan dicantumkan di bawah ini.
Bilamana akibat satu atau lain hal bahan yang diisyaratkan tidak diperoleh, Kontraktor boleh mengajukan usul
perubahan kepada Konsultan Pengawas sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi dari apa yang
diisyaratkan.

Kontraktor wajib mengajukan sampel bahan sebelum dipakai pada suatu pekerjaan dan apabila bahan tidak
disetujui Konsultan Pengawas, kontraktor memberikan pilihan yang lain atau meminta saran kepada Konsultan
Pengawas mengenai bahan yang dapat memenuhi ketentuan.

Konsultan Pengawas akan menilai dan akan memberi persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi
dalam negeri

Pasal 2
Agregat Beton

Pengadaan material untuk pekerjaan pembetonan wajib dilengkapi dengan uji tarik baja tulangan, sertifikat baja
tulangan dari pabrikan dan hasil uji laboratorium batu split dari supplier. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan
beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat kimia organik dan anorganik yang
dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir halus harus memenuhi persyaratan seperti Tabel Prosentase lewat saringan :

Tabel 3.1 Prosentase Lewat Saringan


Uk SARINGAN (mm)
10 5 2.5 1.2 0.6 0.3 0.15
% 100 90-100 80-100 50-90 25-26 10-35 2-10

Prosentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir)
pada SNI-2847-2013 harus dipenuhi. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.
Agregat kasar adalah batu pecah (Split) dengan ukuran maksimum 3 cm yang mempunyai bidang pecah minimal
4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras
dan tidak berpori.
Batu pecah diperoleh dari batu yang keras, bersih serta bebas dari kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan
mutu beton maupun baja. Batu kapur, batu karang dan batuan lainnya yang bersifat rapuh, berongga dan berpori
tidak boleh digunakan sebagai agregat kasar.
Pembagian butir halus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase Lewat Saringan di bawah ini :

Tabel 3.2 Prosentase Lewat Saringan


Uk SARINGAN (mm)
30 25 20 15 10 5 2.5
% 100 95-100 - 30-70 - 0-10 0-5

Bilamana diperlukan, Kontraktor harus mengadakan pencampuran-pencampuran butir untuk memperoleh


pembagian butir (grain size distribution) seperti yang diisyaratkan pada butir 1 dan butir 4 pasal2

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-1


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

Pasal 3
Baja Tulangan

Semua tulangan beton harus berupa tulangan ulir kecuali ditetapkan pada gambar kerja harus. Tulangan-
tulangan itu harus mempunyai tegangan leleh minimum 4000 kg/cm2, secara lengkap diuraikan dalam bab
tersendiri.
Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan sertifikat
dari pabrik pembuat dan bila direksi memandang perlu, contoh akan diuji ke Laboratorium atas beban Kontraktor,
jumlahnya akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
Penyimpanan atau penumpukkan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar dari pengotoran-
pengotoran minyak, udara lembab, lingkungan yang menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang
mempengaruhi mutunya, sebaiknya baja terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan sesudah
pembengkokkan.
Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah.

Pasal 4
Semen

Material semen yang digunakan adalah semen portland type II atau V / Portland Pozzolan Cement (PPC) /
Portland Composit Cement (PCC) dengan campuran additive dan/atau admixture dengan komposisi tertentu
yang direkomendasikan oleh laboratorium independen sehingga dapat meningkatkan porositas beton dan sesuai
dengan persyaratan dalam Peraturan SNI 15-2049-2004.
a. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantong-kantong pembungkus
harus utuh dan tidak ada sobekan.
b. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan lembab
udara serta tanah, semen ditumpuk di dalamnya diatas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah.
Tinggi penumpukkan maksimum adalah 15 lapis, semen yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan
harus disingkirkan keluar proyek.
c. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelumnya. Semen yang mulai mengeras
harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen
tersebut di lapangan sehingga untuk itu kontraktor harus menumpuk semen berkelompok menurut urutannya
di lapangan.
d. Semen yang umumnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkannya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai
untuk pekerjaan yang bersifat struktural.
e. Bilamana Konsultan Pengawas memandang perlu, Kontraktor harus melakukan pemeriksaan laboratorium
untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat , atas biaya Kontraktor.

Pasal 5
Air Kerja

a. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat-zat organik atau anorganik
yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi kekuatan, keawetan dari beton. Mutu air tersebut
sedapat mungkin bermutu air minum.
b. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain harus mendapat
persetujuan dari Direksi sebelum dipakai.
c. Air harus diuji mutunya di Laboratorium pengujian yang ditentukan oleh Direksi, untuk menetapkan
memenuhi atau tidaknya sebagai bahan campuran beton sesuai ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang
terdapat di dalam SNI 03-2847-2002
d. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja di lapangan untuk menjamin
kelancaran kerja.
e. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu Pemborong diperbolehkan membuat sumur
air bersih dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang memenuhi persyaratan atas beban biaya Pihak
Pemborong.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-2


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

Pasal 6
Bekisting

a. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu kelas II.
b. Ukuran tebal papan bekisting minimal 7 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal adalah ± 2 mm. bila untuk
papan bekisting dipakai plywood tebal minimal 12 mm. papan bekisting harus kering udara agar tidak
menyusut pada waktu dipakai.
c. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh di pasaran,
maka Pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang
berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang disyaratkan. Direksi akan menilai dan
memberikan persetujuan secara tertulis.
d. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau kayu yang lebih baik dengan ukuran
yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan dipergunakan dolken, diameter minimal harus 12 cm,
lurus tidak banyak cacat dan diameter terkecil pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 cm.
e. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton (bekisting) serta
memotong stek tulangan yang muncul kepermukaan beton dan menutupnya dengan adukan beton.
f. Bekisting harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa untuk menghasilkan sambungan-sambungan kedap
air dan permukaan licin merata. Bekisting mempunyai kekakuan cukup dan kekuatan mencegah perubahan
terhadap tekanan dari beton dan beban-beban lain yang tiba-tiba terhadap kegiatan pembangunan termasuk
pengaruh gerakan-gerakan selama pengecoran beton;
g. Bekisting untuk bagian-bagian pekerjaan yang tinggi harus mempunyai satu sisi yang tetap terbuka dimana
nantinya akan ditutup sesuai dengan kemajuan pekerjaan pengecoran yang dicapai;
h. Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar kembali tanpa merusak beton;
i. Baut-baut dan kelengkapan lainnya yang dipakai dalam pekerjaan bekisting harus dipasang sedemikian rupa
sehingga memudahkan untuk pembongkarannya sampai suatu kedalaman paling sedikit 30 mm dari bidang
permukaan tanpa merusak beton dan juga setelah dicabut, bekas lobang-lobang yang ditinggalkan
berukuran sekecil mungkin, jika diperlukan maka ditutup dengan pengecoran;
j. Bekisting dapat dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk
memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang ada.
k. Untuk pembongkaran bekisting vertikal yang dilakukan kurang dari 7 hari setelah pengecoran maka harus
diterapkan perawatan beton yang sesuai dengan seketika.

Pasal 7
Urugan

Material yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar butir rata-rata kurang dari 20% lewat
saringan No 200. Untuk material urugan tersebut harus memenuhi batas-batas gradasi (grain size distribution)
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Batas-batas Gradasi
U.S. STANDARD SIEVE SIZE % FINNER BY WEIGHT
¾ Inch 20mm -100
#4 5mm 80-100
# 10 2mm 45-100
# 40 0.4mm 10-80
# 200 0.075 mm 0-20

Material urugan harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan
lain-lain.
Butiran ukuran urugan harus cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m3
dan Specific Gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-3


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

Pasal 8
Material Sirtu

Untuk material sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan batas gradasi sebagai
berikut :
Tabel 3.4 Batas-batas Gradasi
U.S. STANDARD SIEVE SIZE % FINNER BY WEIGHT
6 Inch 150mm -100
3 Inch 75mm 70-100
¾ Inch 20mm 35-100
# 10 2mm 0-90
# 40 0.4mm 0-50
# 200 0.075 mm 0-5
Material sirtu harus bersih dan tidak boleh mengandung bahan-bahan organik, seperi sisa tanaman dan lain-lain.
Bagian material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1.700 ton/m3 dan
Specific Gravity (Gs) adalah rata-rata 2,4

Pasal 9
Sumber Material Urugan Dan Sirtu

Kontraktor harus bertanggung jawab atas suplai seluruh material yang diperlukan sebagai bahan urugan atau sirtu
dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi sumber material yang akan ditetapkan dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
Kontraktor diwajibkan mengambil beberapa sampel dan memeriksa grain size distribution dan mutu urugan dan sirtu
tersebut diajukan ke Konsultan Pengawas.
Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup disatu lokasi, maka Konsultan Pengawas dapat menyetujui
penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini material-material tersebut harus dicampur terlebih
dahulu untuk memenuhi persyaratan di atas sebelum dipakai.

Pasal 10
Batu

Batu yang akan dipakai untuk beberapa keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu pecah (belah) yang ukurannya
disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.
Batu yang digunakan untuk konstruksi talud, batu pelindung (armor rock) harus dari batu yang bersifat keras dengan
berat jenis1.500Kg/m3, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak beraturan, bergradasi baik,
dengan ukuran sesuai dengan persyaratan, berupa batu belah yang berasal dari batu kali atau batu gunung. Batu
yang tidak bersudut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai. Berat batu yang digunakan memiliki berat 40-60
kg dengan diameter 37-42 cm dan batu berat 60-80 kg dengan diameter 42-46 cm dengan specific grafity batu
minimal 1,5 ton/m3.

Untuk konstruksi pasangan batu kosong, bentuk batu sedemikian rupa mengingat pasangannya tidak menggunakan
perekat, sehingga celah-celah kosong dapat dan harus diisi dengan batu yang berukuran lebih kecil, dan disesuaikan
dengan gambar desain atau gambar kerja.
Ukuran batu kosong yang biasa digunakan memiliki berat 40-60 kg dengan diameter 37-42 cm dan batu berat 60-80
kg dengan diameter 42-46 cm dengan specific grafity batu minimal 1,5 ton/m3.

Pasal 11
Standar Quality Control

Standar Quality Control untuk masing-masing bahan tercantum pada Tabel 3.5. di bawah ini:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-4


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

Tabel 3.5. Standar Quality Control


No Pekerjaan Peneliti – Satuan Kegiatan
1. Pemadatan tanah dengan Ukuran standar 1 titik mewakili Kepadatan lapangan- CBR
mesin gilas 200m 2
2. Pemadatan untuk sirtu tebal 35 Diambil 1 titik mewakili 150 m2 Kepadatan lapangan- CBR
– 40 cm
3. Pemadatan untuk sirtu tebal 20 Diambil 1 titik mewakili 250 m2 Kepadatan lapangan- CBR
– 30 cm
4. Pemadatan untuk maccadam Diambil 1 titik mewakili 150m2 Kepadatan lapangan- CBR
tebal 25 - 40 cm
5. Pasir Urug Ukuran standar 1 sampel mewakili Pemeriksaan terhadap pasir urug
100m2 meliputi berat jenis dan kadar
Lumpur
6. Kualitas Batuan Diambil 1 sampel mewakili 60m2 Pemeriksaan kualitas batuan
meliputi jenis, berat jenis, impack,
test, kadar lumpur, kepekaan asam

Pasal 12
Geotextile

Geotextile harus dari serat monofilamen buatan yang terbuat dari polimer lembam yang tidak ditenun atau seperti
yang disetujui Direksi. Geotextile harus mempunyai sifat isotropis dan benar-benar lembam untuk penggunaan
dibawah air secara terus menerus. Geotextile harus dilengkapi dengan bahan tambahan sehingga tidak
terpengaruh oleh sinar Ultra Ungu.

Kontraktor harus menyerahkan usulan rinci yang dilengkapi dengan sertifikat pengujian dan 8 lembar contoh
geotextile yang diusulkan berukuran 400 x 400 mm2 kepada Direksi. Penyerahan ini tidak boleh kurang dari 1
(satu) bulan sebelum pemasangan dilakukan. Tidak ada geotextile yang dipasang sebelum ada persetujuan dari
Direksi.
Geotextile harus mempunyai sifat dan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.6. Spesifikasi Geotextile

Sifat Persyaratan Metode Pengujian


Masa Nominal (g/m2) 200 ISO 9864
Tebal (mm) 1,9 ISO 9863
Ketahanan Jebol CBR (N) 2350 ISO 12236
Ketahanan Jebol Metode Rod (N) 400 ASTM D 4833
Kuat Tarik (kN/m) 15 ISO 10319
Elongasi (%) 75/35 ISO 10319
Ukuran Bukaan Efektif (090) (mm) 0.10 ISO 12956
Performance Energy (kN/m) 4,1
Kuat Tarik Grab (N) 920/810 ASTM D 4632
Kapasitas pengaliran vertical (1/m2) -50 mm head 85 ISO 058
Kapasitas pengaliran horizontal (i/m.h) ISO 12958
- dibawah tekanan 20 kPa 11
- dibawah tekanan 200 kPa 2,9

Geotextile harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terkena sinar matahari langsung.Kontraktor harus
menyerahkan usulan rinci cara pemasangan geotextile kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya.

Sambungan harus dijahit atau disambung dengan cara lain yang disetujui Direksi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-5


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

Kontraktor harus memperbaiki geotextile yang rusak. Metoda perbaikan harus mendapat persetujuan Direksi.
Apabila Direksi merasa bahwa perbaikan itu tidak memuaskan, maka Kontraktor harus menggantinya dengan
yang baru
Pasal 13
Baja

1. Pancang Pipa Baja


Tiang Pipa Baja yang akan dipakai untuk pelaksanaan dalam kontrak ini adalah pipa baja diameter dan
ketebalan sesuai dengan gambar kerja dan mutu tiang pancang baja minimal grade 2 (SNI 8052:2014 atau
ASTM 252) dengankomposisi kimia dan sifat-sifat mekanisnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Komposisi Kimia Pipa Baja untuk Pancang

Unsur Panduan
P Cu Cr V Nb Ti Mo B Ni Co
0,05% 0,40% 0,30% 0,10% 0,06% 0,05% 0,08% 0,0008% 0,30% 0,3%
Max. Min. Min. Min. Min. Min. Min. Min. Min. Min.

Tabel 3.8. Sifat Mekanis Pipa Baja untuk Pancang

Toleransi pada bentuk dan Dimensi dari profil baja


a. Dimensi luar Toleransi
Ujung-ujung pipa +0,5%
Batang-batang pipa +1,0%
b. Tebal Maksimum 12,5% dibawah tebal pipa yang ditentukan
c. Panjang pipa + Tidak terbatas
-0
d. Lenturan Maximum 0,1% dari panjang tiang
e. Berat + 15%
- 5%
f. Diameter Luar Maximum 1% dari diameter yang ditentukan
g. Diameter Tiang 508 mm dengan ketebalan 12 mm
Toleransi tidak mulusnya sambungan-sambungan
Dimensi luar Toleransi
Kurang dari 700 mm kurang dari 2 mm
Lebih dari 700 mm kurang dari 3 mm
Jika dianggap perlu Direksi/Engineer/Pengawas dapat mengirim sampel-sampel pipa baja tersebut ke
laboratorium yang diakui untuk dianalisa mekanis dan kimiawi.
2. Pengangkutan dan penyimpanan pipa baja
Dalam pengangkutan tiang pipa baja harus diambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi tiang pipa
baja menjadi bengkok, cacat-cacat permanen. Pada waktu pemuatan dan pembongkaran pipa baja, semua

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-6


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

pipa baja harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pelengkungan-pelengkungan yang
besar. Pipa baja tidak boleh ditumpuk lebih dari 3,5 m dan balok-balok penumpunya ditempatkan diantara
lapisan dengan jarak sebesar 4,0m. ukuran standar balok kayu penumpu adalah 10x10 cm2. Dimana ada
kemungkinan profil baja melendut, maka harus segera dilakukan penumpukan/pengaturan kembali.
Kontraktor harus mendapatkan sertfikat dari pabrik baja yang memproduksinya dan sertifikat harus dapat
disetujui Direksi/Engineer/Pengawas.
3. Plat dan profil baja
Plat Baja yang akan dipakai untuk pelaksanaan dalam kontrak ini harus mengikuti kelas 2SS-41, JIS G 34444
dan JIS A 5525. Komposisi kimia dan sifat-sifat mekanisnya harus sesuai dengan standar-standar tersebut
dibawah ini:
C. : 0,30% max; Si = 0,35 max.
P. : 0,04% max; Mn = 0,30 – 1,00
S. : 0,04% max
Sifat-sifat mekanis
Kekuatan Tarik : 40 kg/mm2 atau lebih Grade X-46
Yield Point : 32 kg/mm2 atau lebih
Perpanjangan : 15% atau lebih

Toleransi pada bentuk dan Dimensi dari profil baja


a. Dimensi luar Toleransi
Ujung-ujung pipa +0,5%
Batang-batang pipa +1,0%
b. Tebal + Tidak terbatas
-0,7 mm
c. Panjang pipa + Tidak terbatas
-0
d. Lenturan Maximum 0,1% dari panjang tiang
Toleransi tidak mulusnya sambungan-sambungan
Dimensi luar Toleransi
Kurang dari 700 mm kurang dari 2 mm
Lebih dari 700 mm kurang dari 3 mm
Jika dianggap perlu Direksi/Engineer/Pengawas dapat mengirim sampel-sample pipa baja tersebut ke
laboratorium yang diakui untuk dianalisa mekanis dan kimiawi.

4. Tulangan baja
Mutu tulangan beton agar mengikuti aturan SNI 2052-2014 dan dicantumkan juga pada kolom keterangan
gambar sebagai berikut:
- Tulangan beton dengan ∅ ≥13mm, menggunakan tulang ulir BJTS 40;
- Tulangan beton dengan ∅< 13 mm, menggunakan tulangan polos BJTP 24
5. Penyimpanan tulangan baja
Baja untuk tulangan tidak boleh ditempatkan langsung diatas tanah, tapi harus diatas ganjal-ganjal atau rak-
rak dan harus dibawah atap untuk melindungi dari hujan. Tulangan baja harus disimpan terpisah sesuai
dengan dimensi dan panjangnya.
6. Lapisan pencegah karat pada pipa baja
- Permukaan luar pipa baja harus dilindungi dengan lapisan Coalter Epoxy (coating) atau yang sejenis agar
tidak mudah berkarat akibat air laut. Pelapisan dilaksanakan 3 kali dengan tebal akhir tidak boleh lebih
dari 75 mikron dan rata-rata 100 mikron. Sebelum dilakukan pelapisan pipa baja harus dibersihkan sand
blasting seluruh proses ini dilakukan dipabrik.
- Setelah pipa baja ini tiba dilokasi dan/atau sebelum dan selama pemancangan, harus dilakukan
pemeriksaan terhadap coating untuk melihat apakah cacat atau terkupas akibat hadling dan lain-lain.
- Coating yang terkupas atau cacat harus diperbaiki kembali. Sebelum dicoating kembali bagian-bagian
yang rusak harus dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat kawat baja dan dikeringkan lalu dilakukan
pelapisan kembali dengan bahan dan ketebalan yang sama dengan coating semula.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-7


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

- Sebelum melakukan coating, Pemborong wajib menyerahkan keterangan-keterangan yang lengkap


mengenai metode pelaksanaan coating dan jenis/material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan
Direksi Pelaksana coating harus menurut petunjuk produsen yang bersangkutan.
- Pemborong wajib menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan tebal coating pada
permukaan tiang. Apabila Direksi menilai perlu diadakan pengukuran.

Pasal 14
Bata Merah

Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokasl dengan ukuran dimensi standar sesuai SNI 15-2094-
2000 sebagai berikut:

Tabel 3.9. Standar Dimensi Bata Merah

Bata Merah tersebut harus dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung
kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut
diatas, harus diusahakan supaya tidak menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai dengan pasal 81 dari
A.V.1041, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm2 dan harus memenuhi NI-10.

Pasal 15
Alumunium Composite Panel (ACP)

1. Material untuk kanopi trestle menggunakan Alumunium Composite Panel.


2. Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium, baut dynabolt,
sekrup, sealant, dll.
3. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolite, waterpass, meteran, benang, selang air, cutting well,
gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.
4. Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan dipasang
alumunium composite panel.
5. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standart dan spesifikasi
dari pabrik.
6. Bahan – bahan yang harus memenuhi standart antara lain.
- AA The aluminium Association
- AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM E84 American Standart for Testing Materials
- DIN 4109 Isolasi udara
- DIN 52212 Penyerapan Sura
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikasif

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-8


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

7. Komponen
 Bracket/angkur dari material besi finis galvanis atau material aluminium ekstrussion.
 Rangka vertikal dan horizontal dari material aluminium ekstrussion
 Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari material aluminium ekstrussion.
 Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian sealant.
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Seanlant
- Wrana akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
- Lokasi sealant antar panel dengan komponen lain.
8. Bahan - bahan
 Bahan : Aluminium composite

Spesifikasi :
 SEVEN Aluminum Composite Panel PVDF 0.5
Specifications:
Material Thickness ( mm) : 4 mm
Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
Width ( mm) : 1220 or custom
Aluminum skin thickness ( mm) : 0.5 mm
Coating Type : PVDF
 SEVEN Aluminum Composite Panel PVDF 0.4
Specifications:
Material Thickness ( mm) : 4 mm
Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
Width ( mm) : 1220 or custom
Aluminum skin thickness ( mm) : 0.4 mm
Coating Type : PVDF
 SEVEN Aluminum Composite Panel PVDF 0.3
Specifications:
Material Thickness ( mm) : 4 mm
Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
Width ( mm) : 1220 or custom
Aluminum skin thickness ( mm) : 0.3 mm
Coating Type : PVDF
 SEVEN Aluminum Composite Panel PE
Specifications:
Material Thickness ( mm) : 4 mm
Length ( mm) : 2440, 4880 or custom
Width ( mm) : 1220 or custom
Aluminum skin thickness ( mm) : 0.21 mm
Coating Type : Polyester ( PE)
Type : Polyester 0.21mm tebal 4mm 1.22 x 4.88/ 1.22 x 2.44
Type : PVDF 0.3mm Tebal 4mm 1.22 x 4.88/ 1.22 x 2.44
Type : PVDF 0.5mm Tebal 4mm 1.22 x 4.88/ 1.22 x 2.44.
9. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
10. Bahan yang digunakan (produksi korea) atau setara.
11. Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
12. Toleransi Dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-9


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R.K.S ) BAB III
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN LAUT BUNGKUTOKO SYARAT-SYARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAHAN

Pasal 16
Pipa Seamless

Pipa stainless steel merupakan paduan beberapa unsur logam dengan komposisi tertentu hingga menghasilkan
sifat baru, yang lebih kuat, tahan karat dan sejumlah kelebihan lainnya.

Spesifikasi Pipa Seamless Stainless Steel


Pipa seamless stainless steel memiliki spesifikasi sama seperti pipa stainless pada umumnya. baik itu dari segi
ukuran dan juga ketebalan. Spesifikasi yang umum dipasarkan di Indonesia ialah ukuran sus 201, sus 304, sus 310
dan sus 316.
Untuk ketebalan sangat beragam mulai dari 0,5 mm dan biasanya dinyatakan dalam sch.

Tabel 3.10. Data Desain Pipa Seamless

TUMPUAN (BEARING)

BASE PLATE DAN ANGKUR

1. DATA TUMPUAN
BEBAN KOLOM DATA BEBAN KOLOM
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 213855 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 0 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 38783 N
PLAT TUMPUAN (BASE PLATE) DATA PLAT TUMPUAN
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan tarik putus plat, f up = 370 MPa
Lebar plat tumpuan, B= 400 mm
Panjang plat tumpuan, L= 400 mm
Tebal plat tumpuan, Pasal 17 t= 23 mm
KOLOM PEDESTRAL
Baut Sambungan DATA KOLOM BETON
f c' =
Kuat tekan beton 75% dari kekutan K 225, 13.95 MPa
Lebar penampang kolom, I= 400 mm
Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang
Panjang penampang kolom, J= 400 mm

digunakan untuk fabrikasiProfil


danPipa
instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
DIMENSI KOLOM BAJA
:
DATA KOLOM BAJA
PIPA 5'
Kelas Ketahanan Korosi Minimum
Diameter
Kelas 2 D= 139.8 mm
Tebal , tf = 6.6 mm
ANGKUR BAUT DATA ANGKUR BAUT
Jenis angkur baut, Tipe : A-325
Tegangan tarik putus angkur baut, f ub = 825 MPa
Tegangan leleh angkur baut, fy = 400 MPa
Diameter angkur baut, d= 19 mm
Jumlah angkur baut pada sisi tarik, nt = 2 bh
Jumlah angkur baut pada sisi tekan, nc = 2 bh
Jarak baut terhadap pusat penampang kolom, f= 120 mm
Panjang angkur baut yang tertanam di beton, La = 600 mm

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT III-10

Vous aimerez peut-être aussi