Vous êtes sur la page 1sur 3

Biografi Madeleine Leininger

Madeleine M. Leininger lahir di Suton, Nebraska. Dia menempuh pendidikan Diploma


pada tahun 1948 di St.Anthony Hospital School of Nursing, di daerah Denver. Dia juga
mengabdi di organisasi Cadet Nurse Corps, sambil mengejar pendidikan dasar keperawatannya.
Pada tahun 1950 dia meralih gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Biologi dari Benedictine College
di Kansas. Setelah menyelesaikan studi keperawatannya di Creighton University, Ohama, dia
menempuh pendidikan magister dalam bidang keperawatan jiwa di Chatolic University,
Washington DC, Amerika. Dia merupakan perawat pertama yang mempelajari ilmu antropologi
pada tingkat doktoral, yang diraih di University of Washington. Dan pada tahun terakhir, dia
tinggal di Ohama, Nebraska.
Pada pertengahan tahun 1950. Saat Leininger bekerja untuk membimbing anakanak
rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa salah seorang dari stafnya tidak mengerti tentang
faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia menyimpulkan, bahwa diagnosis
keperawatan dan tindakannya belum membantu anak secara memadai. Pengalaman tersebut,
mendorong Leininger untuk menempuh pendidikan doktoral dalam bidang antropologi. Awalnya
dia menulis pada akhir tahun 1970. Tulisannya ini berfokus membahas caring dan transcultural
nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan tersebut. Namun sebelumnya
dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam keanekaragaman budaya dan
universalitas.
Leininger mempunyai peran dalam bidang edukasi dan administrasi. Dia sempat menjadi
dekan keperawatan di Universities of Washington dan Utah. Dia juga merupakan direktur dari
organisasi Center for Health Research di Wayne States University, Michigan. Sampai akhirnya
dia pensiun sebagai professor emeritus. Dia juga belajar di New Guinea sampai program
doktoral, dia telah mempelajari 14 macam budaya di daerah pedalaman. Dia merupakan pendiri
dan pimpinan (pakar) dari bidang transcultural nursing dan dia telah menjadi konsultan di bidang
tersebut dan teorinya tentang culture care around the globe. Dia telah mempublikasikan jurnal
yang berjudul The Journal of Transcultural Nursing in 1989 yang telah direvisi selam 6 tahun.
Dia berhasil mendapatkan honor yang tinggi dan meraih penghargaan nasional dan menjadi
penceramah di lebih dari 10 negara.

Definisi teori model Leininger


Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality, atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya Leininger memfokuskan pada
pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian beliau menemukan teori cultural
diversity and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari
latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik
keperawatan yang telah diadakannya penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya,
kepercayaan dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.

Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :

1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara
hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat
keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai yang
diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi atau
memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.

3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan, serta
asuhan keperawatan.

4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.

5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya

6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah budaya
dalam jangka waktu tertentu.

Proses keperawatan Transcultural Nursing

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan


keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model )
seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah


kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada Sunrise Model” yaitu :

a) Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat


penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan,
alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
b) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor
agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara
pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan.

c) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

d) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji
pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,persepsi
sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

e) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu,
cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

f) Faktor ekonomi (economical factors)


Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya
dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.

g) Faktor pendidikan (educational factors)


Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan
klien biasanya didukung oleh bukti- bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal
yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga
tidak terulang kembali.

Vous aimerez peut-être aussi