Vous êtes sur la page 1sur 3

BAB VI

PERLAKUAN TERHADAP
VAKSIN PADA KEADAAN
TERTENTU
A. PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM
1. Tingkat Provinsi dengan kamar dingin atau kamar beku
Saat listrik padam lakukan tindakan pengamanan sebagai berikut :
a. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu kamar dingin diantara +2 0C s/d +8 0Cdan
suhu kamar beku diantara -15 0C s/d -25 0C.
b. Jangan membuka pintu kamar dingin/kamar beku.
c. Tunggu beberapa saat generator akan hidup secara otomatis.

Bila generator tidak hidup secara otomatis, lakukan tindakan sebagai berikut :
a. Periksa accu pada generator, pastikan accu dalam kondisi baik.
b. Periksa solar pada tangki generator, pastikan dalam keadaan penuh.
c. Hidupkan generator secara manual dengan memutar kunci start.

Setelah generator berfungsi, pastikan generator dapat mensuplai listrik ke kamar dingin atau
kamar beku dengan cara memeriksa fan pada evaporator telah berputar atau melihat lampu
(light control) pada cooling unit harus menyala.

2. Tingkat Provinsi dengan lemari es/freezer


a. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi vaksin.

b. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu lemari es diantara +2 0C s/d + 80C
dan suhu freezer diantara -5 0C s/d -25 0C.
c. Hidupkan generator bila ada.
d. Bila tidak ada generator, siapkan kotak dingin cair/beku secukupnya.
e. Apabila suhu lemari es sudah mendekati +8 0C masukkan kotak dingin cair ke
dalam lemari es yang berisi vaksin DPT, TT, HB, DT-HB, campak & BCG.
f. Apabila suhu freezer sudah mendekati -15 0C, masukkan kotak dingin beku
kedalam freezer yang berisi vaksin polio.
g. Tindakan ini hanya berlaku selama 2 x 24 jam.
h. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke
Kabupaten/Kota terdekat yang dapat menampung.
i. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal.

89
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi vaksin.
b. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu lemari es diantara +2 0C s/d +8 0C
dan suhu freezer diantara -15 0C s/d -25 0C.
c. Hidupkan generator bila ada.
d. Bila tidak ada generator, siapkan kotak dingin cair/beku secukupnya.
e. Apabila suhu Lemari es sudah mendekati +8 0C masukkan kotak dingin cair ke
dalam lemari es yang berisi vaksin DPT, TT, HB, DT-HB, campak & BCG.
f. Apabila suhu freezer sudah mendekati -15 0C masukkan kotak dingin beku ke
dalam freezer yang berisi vaksin polio.
g. Tindakan ini hanya berlaku selama 2 x 24 jam.
h. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam, selamatkan vaksin dengan mengirim ke
Kabupaten/Kota terdekat yang dapat menampung.
i. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal.

4. Tingkat Puskesmas dan Pustu


a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam.
 Periksa suhu pada thermometer di lemari es, pastikan masih berada pada
+20C s/d +80C.
 Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam.
 Lemari es yang berisi cool pack pada saat listrik padam maka akan berfungsi
menahan dingin.
 Hidupkan generator bila ada.

b. Menggunakan lemari es absorpsi dengan listrik 24 jam.


 Periksa suhu pada thermometer di lemari es, pastikan masih berada pada
+20C s/d +80C.
 Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam.
 Bila menggunakan Lemari es type RCW 42 EK atau RCW 50 EK pada saat listrik
padam, maka akan berfungsi sebagai cold box.
 Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak tanah,
pastikan tangki lemari es berisi minyak tanah dengan cukup.
 Cabut steker lemari es yang menempel pada stop kontak listrik.
 Ikuti petunjuk tata cara mengoperasikan lemari es dengan menggunakan
minyak tanah.

B. PENANGANAN VAKSIN YANG KADALUARSA DAN VAKSIN YANG RUSAK

1. Vaksin kadaluarsa adalah vaksin yang belum terpakai tetapi masa penggunaannya telah
habis (kadaluarsa).

2. Vaksin yang rusak


 VVM-nya telah berubah menjadi C dan D.
 Jenis vaksin yang sensitive beku (FS) pernah terpapar suhu dibawah 00C (walaupun
secara fisik tidak beku padat) dan tidak lulus uji kocok.

90
 Jenis vaksin yang sensitive beku (FS) secara fisik telah menjadi beku padat dan tidak lulus
uji kocok.

3. Penanganan
 Vaksin yang kadaluarsa/rusak dipisahkan dari vaksin lainnya, dan disimpan ditempat
yang aman dan jauh dari jangkauan.
 Buat berita acara penghapusan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sesuai
ketentuan yang berlaku di daerah masing-masing. Lalu lakukan pemusnahan.
 Penghapusan dan pemusnahan dilakukan di tingkat administrasi masing-masing.

C. PEMUSNAHAN VAKSIN

1. Sisa vaksin dan wadahnya perlu dikelola secara aman, dengan cara:
 Mendaur ulang pada wadah (botol) bekas.
 Vial yang berisi vaksin rusak/kadaluarsa dikubur sedalam 2-3 meter.
 Lokasi tempat penguburan dipilih wilayah yang diperkirakan selama kurun waktu + 5
tahun tidak dilakukan penggalian.
 Menggunakan incinerator, dimana sisa pembakaran dikelola sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2. Alat suntik bekas pakai perlu dikelola secara aman, dengan cara:
a. Mendaur ulang:
 Bila terdapat alat pemotong jarum (needle cutter), potong jarum setelah selesai
digunakan dan jarum dimasukkan ke needle pit. Alat suntik/spuit dimasukkan ke
safety box.
 Bila tidak terdapat alat pemotong jarum (needle cutter), masukkan jarum dan
spuitnya ke dalam safety box tanpa ditutup ulang (recapping).
b. Bilamana daur ulang belum dapat dilakukan, maka dapat dilakukan tindakan
pemusnahan sebagai berikut:
 Menggunakan incinerator.
 Pembakaran terlindung.

91

Vous aimerez peut-être aussi