Vous êtes sur la page 1sur 9

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

1. Apa definisi pembiayaan kesehatan?


Jawab :
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan
dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Azrul A, 2009). Dari pengertian di atas terdapat dua sudut
pandang ditinjau dari :
1. Penyelenggara pelayanan kesehatan (provider)
yaitu besarnya dana untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang berupa dana
investasi serta dana operasional.
2. Pemakai jasa pelayanan
yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk dapat memanfaatkan suatu upaya
kesehatan. Adanya sektor pemerintah dan sektor swasta dalam penyelenggaraan
kesehatan sangat mempengaruhi perhitungan total biaya kesehatan suatu negara. Total
biaya dari sektor pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh
pemakai jasa (income pemerintah), tapi dari besarnya mekanisme yang mendasar adalah
adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana
langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif
paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap
Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi,
dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan,.

2. Dari mana saja sumber biaya kesehatan?


Jawab :
Sumber biaya kesehatan tidak sama antara satu Negara dengan Negara lainnya. Secara Umum
sumber biaya kesehatan di bedakan atas dua macam:
1) Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah
Tergantung dari bentuk pemerintahan yang di anut, ada Negara yang bersumber biaya
kesehatannya sepenuhnya di tanggung oleh pemerintah. Maka Negara seperti ini tidak
temukan pelayanan kesehatan swasta, sehingga seluruh pelayanan kesehatan di
selenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan kesehatan tersebut di laksanakan tanpa
mebutuhkan biaya.
Sumber Pembiayaan Pemerintah:
 Pemerintah Pusat : 38,14 %
 Pemerintah Daerah : 14,33 %
 Hibah : 0,24 %
 Loan : 47,28 %

Pembiayaan puskesmas
1. APBN
 Badan Operasional Kesehatan (BOK) difokuskan untuk preventif, promotif dan
rehabilitatif.
 Jamkesmas dana dan bantuan berasal dari pusat dan alur rujukan sampai ke
RSUP
 Jampersal sandiri baru dimulai tahun 2012 di mana program ini untuk jaminan
persalinan dan dana berasal dari pusat

2. APBD
 Berasal dari pemerintah daerah, ditujukan untuk keperluan puskesmas seperti
untuk pembiayaan rekening lisrik, telepon, perbaikan-perbaikan.
3. Lain
 Untuk pengobatan, bersifat bakudan dibayarkan sesuai kapitasi (sesuai dengan
jumlah penduduk) dan memakai sistem subsidi silang
 Membiayai jasa dokter, dokter gigi, paramedis, jasa management dan jasa sarana
(alat-alat tulis)

Perubahan peran pemerintah dalam pembiayaan kesehatan berdasarkan UU no 40/


2004. SK MENKES 1241 / 2005 bahwa pemerintah telah mengurangi perannya sebagai
pemberi dana langsung, namun tetap harus memperhatikan kelompom yang rentan ( GAKIN)
dan pelayanan public goods. Terbatasnya anggaran pemerintah untuk kesehatan diperburuk
dengan sistem pembiayaan jaminan kesehatan yang tidak memberikan jaminan perlindungan
bagi setiap orang. Menurut Rox et al. (2009), penduduk Indonesia yang tidak terlindungi oleh
asurasi kesehatan adalah sebesar 73,9% yang artinya bahwa setiap individu harus akan
menanggung resiko kesehatan yang terus meningkat secara individual. Hal ini tentu saja
bertolak belakang dengan rekomendasi WHO tahun 2000 yang menyebutkan bahwa sistem
pembiayaan jaminan kesehatan haruslah mampu untuk memusatkan resiko biaya kesehatan
dan membaginya ke seluruh anggota masyarakat secara maksimal.

2) Sebagian ditanggung oleh masyaraka


Suatu Negara yang melibatkan masyarakat sebagai sumber dari pembiayaan kesehatan
dimana masyarakat di ajak untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan, maka akan di
temukan pelayanan kesehatan swasta dan tentunya pelayanan kesehatan tersebut
membutuhkan biaya, karena masyarakat di haruskan membayar pelayanan kesehatan
yang memanfaatkannya.

3. Apa saja sistem pembiayaan kesehatan?


Jawab :
1. Sistem Pembiayaan Fee For Service
Pada sistem pembiayaan fee for service, pembayaran jasa kesehatan berasal dari
kantong orang itu sendiri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada mekanisme
pembiayaan ini, pasien cendrung berada di dalam posisi menerima sehingga sering terjadi
penyimpangan seperti overutilisasi jasa kesehatan dimana sang dokter memberikan
banyak pelayanan yang pada dasarnya tidak dibutuhkan, namun sengaja diberikan dengan
tujuan agar semakin banyak layanan yang diberikan, maka pendapatanyang didapat dari
layanan tersebut juga akan semakin besar.
2. Sistem Pembiayaan Kapitasi.
Kapitasi merupakan suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang dilakukan di
muka berdasar jumlah tanggungan kepala per suatu daerah tertentu dalam kurun waktu
tertentu tanpa melihat frekuensi kunjungan tiap kepala tersebut. Misalnya saja setiap
kepala di desa A ditetapkan biayanya sebesar Rp 10.000,- /bulan, bila sang dokter
bertanggung jawab atas 500 kepala, maka ia akan menerima Rp 10.000,- x 500 / bulannya
yaitu Rp 5.000.000,- . Biaya sebesar Rp 5.000.000,- inilah yang akan ia kelola untuk
meningkatkan kualitas kesehatan di 500 warga tersebut, baik melaui tindakan pencegahan
(preventive), pengobatan (curative) maupun rehabilitasi. Sehingga semakin banyak
layanan kesehatan yang diberikan / semakin banyak pasien yang sakit dan butuh
pengobatan, biaya yang akan dipotong semakin banyak dan penghasilan sang dokter akan
semakin sedikit. Pada sistem ini, termasuk di dalamnya jaminan kesehatan yang
dijalankan oleh PT.Askes
3. Sistem Pembiayaan Berdasar Gaji
Pada sistem ini, sang dokter akan menerima penghasilan tetap di tiap bulannya
sebagai balas jasa atas layanan kesehatan yang telah diberikan. Termasuk di dalamnya
sistem pembayaran pada penyedia layanan kesehatan yang bekerja di instansi dimana
dokternya dibayarkan berdasar gaji bulanan di instansi tersebut, bukan dari jenis layanan
kesehatan yang diberikannya.
4. Sistem reimbursement
Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan berdasar layanan
kesehatan yang dikeluarkan terhadap seorang pasien. Metode ini pada dasarnya mirip
dengan fee for service, hanya saja dana yang dikeluarkan bukan oleh pasien, tapi pihak
perusahaan yang menanggung biaya kesehatan pasien, namun berbeda dengan kapitasi
karena metode ini melihat jumlah kunjungan dan jenis layanan yang diberikan oleh
provider.
Dari pembahasan ketiga sistem pembiayaan diatas, tentu saja setiap metodenya
memiliki segi positif dan negative masing – masing. Hal tersebut dapat dirangkum
sebagai berikut:

Sistem Pembiayaan Kelebihan Kekurangan


Fee For Service Penanganan yang diberikan dokter Sering terjadi moral hazard
cendrung lebih maksimal dan tidak dimana provider akan sengaja
terkesan terbatas – batas secara berlebihan member
layanan kesehatan dengan
tujuan meningkatkan
pendapatan dari layanan
tersebut
Kapitasi  Kepastian adanya pasien  Sering terjadi
 Jaminan pendapatan di awal underutilisasi
tahun / bulan (pengurangan layanan
 Semakin efisien layanan, yang diberikan)
semakin banyak pendapatan  Kebanyakan dokter
 Dokter lebih taat prosedur merasa dirugikan
 Lebih menekankan pada  Bila peserta sedikit,
pencegahan dan promosi dapat merugikan
kesehatan dokter
Gaji Dokter memperoleh pendapatan yang  Sering terjadi kerjasama
tetap tiap bulannya berdasar upah antara pihak provider
minimal yang telah ditentukan dengan bagian lain untuk
memperoleh pendapatan
yang lebih banyak
 Dokter cendrung
melakukan pelayanan
kesehatan seadanya dan
kurang optimal

Reimbursement  Dokter akan melakukan  Sering terjadi


penangan dengan maksimal pemalsuan identitas dan
 Biaya kesehatan datang dari dimanfaatkan oleh
pihak perusahaan sehingga pihak lain
pasien tidak perlu  Sering terjadi adanya
mengeluarkan biaya selain overutilisasi dari
premi (bila ada premi) penyedia layanan
kesehatan

Sumber : Health For Indonesia ( Djuhaeini, 2009)

Bagaimana sistem pembiayaan dan pembayaran kesehatan menurut WHO?


Jawab :

1) Fee for services Pembayaran per item pelayanan, yaitu tindakan diagnosis, terapi, pelayanan
pengobatan dan tindakan diidentifikasi satu persatu, kemudian dijumlahkan dan ditagih rekeningnya.
2) Case payment Pembayaran bagi paket pelayanan atau episode pelayanan, dan pembayaran
didasarkan item.
3) Daily charge Pembayaran langsung dengan jumlah tetapper a=hari bagi pelayanan atau
hospitalisasi.
4) Bonus payment Pembayaran langsung sejumlah yang disepakati bagi tipe pelayanan yang
diberikan.
5) Capitation
6) Salary Pendapatan per tahun yang tidak didasarkan beban kerja atau biaya pelayanan yang
diberikan.
7) Global baget Seluruh anggaran pelaksanaan ditetapkan dimuka yang dirancang untuk menyediakan
pengeluaran tertingggi, tetapi memungkinkan pemanfaatan dana secara fleksibel dalam batas tertentu

Sistem pembiayaan dan pembayaran yang mana yang diterapkan di Indonesia?


Jawab :
Masih banyak digunakan fee for services, namun sudah dilakukan capitation misalnya pada pasien
jamkesmas dan asuransi. Serta juga salary, dimana dokter yang berpraktek di rumah sakit dibayar
melalui gaji dari rumah sakit. Pemerintah telah melakukan kebijakan pendanaan kesehatan bagi
masyarakat miskin yang disebut Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dengan
menerapkan sistem tagihan/klaim bersifat prospective payment system berdasarkan tarif paket
Indonesia Diagnosis Related Group (INA-DRG).
4. Badan penyelenggaraan pembiayaan kesehatan?
Jawab :
Pembayaran secara langsung
( out of pocket)

Konsumen Penyedia Pelayanan


Pelyanan Kesehatan

Regulasi Regulasi

Badan Pemerintah/

Pajak/ premi cakupan Profesional klaim

Asuransi asuransi

Pembayaran Pelayanan

( Misalnya pemerintah, badan asuransi)

5. Fungsi pembiayaan kesehatan?


Jawab :
a. Penggalian dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana untuk UKM
terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui pajak umum, pajak
khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya
kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan
menerapkan prinsip public-private patnership yang didukung dengan pemberian insentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari
masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna membiayai upaya kesehatan
masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara pasif yakni menambahkan
aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.
2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari masing-masing
individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber
dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk
UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja baik pusat
maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan
belanja setiap tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan. Sedangkan untuk
UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan
atau sukarela.

c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership digunakan untuk
membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial Keagamaan
digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan keluarga
miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan wajib.

6. Peraturan pembiayaan jaminan kesehatan?


Jawab :
Di bawah ini adalah pasal-pasal yang mengatur tentang pembiayaan jaminan kesehatan yang
tertuang dalam BAB XV tentang pembiayaan jaminan kesehatan, yaitu:

 Pembiayaan jaminan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan jaminan kesehatan


yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya,
Unsur-unsur pembiayaan jaminan kesehatan terdiri atas sumber pembiayaan, alokasi, dan
pemanfaatan, Sumber pembiayaan jaminan kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain (pasal 170).
 Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen) dari
anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji, besar anggaran kesehatan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah di luar gaji (pasal 171).
 Alokasi pembiayaan jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171 ayat (3)
ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi penduduk
miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar (pasal 172).
 Alokasi pembiayaan jaminan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau
asuransi kesehatan komersial (pasal 173).

7. Syarat pokok dan fungsi pembiayaan kesehatan?


Jawab :
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :
1. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang
dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang
dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia
tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap
upaya kesehatan.
3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak mendapat
pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah, yang jika
berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beberapa
hal, yakni :
1) Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi
penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi
tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang
lebih besar, misalnya mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan
penyakit.
2) Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme
pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan
efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada
dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
1) standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
2) standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan
penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus
dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
1) Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli peralatan
kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian dan
pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat pula
dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi juga akan
meningkat.
2) Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan kerjasama
timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.

8. Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan dan Upaya Penyelesaiannya?


Jawab
Masalah:
1. Kurangnya dana yang tersedia
Di banyak negara terutama di negara yang sedang berkembang, dana yang disediakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah memadai. Rendahnya alokasi
anggaran ini kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran pengambil keputusan akan
pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap
pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif melainkan bersifat konsumtif dan karena itu
kurang diprioritaskan. Kita dapat mengambil contoh di Indonesia misalnya, jumlah dana
yang disediakan hanya berkisar antara 2 – 3% dari total anggaran belanja dalam setahun.
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai
Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai, karena kebanyakan
justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau dari penyebaran penduduk,
terutama di negara yang sedang berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di
daerah pedesaan.
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi
dalam pembiayaan kesehatan ini.. Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa
pelayanan kedokteran dipandang kurang efektif dari pada pelayanan kesehatan
masyarakat.
4. Biaya kesehatan yang makin meningkat
Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin meningkatnya biaya
pelayanan kesehatan itu sendiri. Banyak penyebab yang berperanan di sini, beberapa yang
terpenting adalah:
a. Tingkat inflasi.
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang terjadi di
masyarakat. Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat, maka secara otomatis
biaya investasi dan biaya operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan
meningkat.
b. Tingkat permintaan.
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan yang
ditemukan di masyarakat. Untuk bidang kesehatan peningkatan permintaan tersebut
dipengaruhi setidak-tidaknya oleh dua faktor. Pertama, karena meningkatnya
kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan, yang karena jumlah
orangnya lebih banyak menyebabkan biaya yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan akan lebih banyak pula. Kedua, karena
meningkatnya kualitas penduduk, yang karena pendidikan dan penghasilannya lebih
baik, membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik pula. Kedua keadaan yang
seperti ini, tentu akan besar penga ruhnya pada peningkatan biaya kesehatan.
c. Kemajuan ilmu dan teknologi.
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan berbagai ilmu
dan teknologi, yang untuk pelayanan kesehatan ditandai dengan makin banyaknya
dipergunakan berbagai peralatan modern dan canggih. terjadinya perubahan pola
penyakit dimasyarakat. Jika dahulu banyak ditemukan berbagai penyakit yang
bersifat akut, maka pada saat ini telah banyak ditemukan berbaga penyakit yang
bersifat kronis. Dibandingkan dengan berbagai penyakit akut, perawatan berbagai
penyakit kronis ini temyata lebih lama.
d. Perubahan pola pelayanan kesehatan.
Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh perubahan pola pelayanan
kesehatan. Pada saat ini sebagai akibat dari perkembangan spesialisasi dan
subspesialisasi menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak
(fragmented health services) dan satu sama lain tidak berhubungan. Akibatnya, tidak
mengherankan jika kemudian sering dilakukan pemeriksaan yang sama secara
berulang-ulang yang pada akhirya akan membebani pasien.
Untuk mengatasi berbagai masalah sebagaimana dikemukakan, telah dilakukan berbagai upaya
penyelesaian yang memungkinkan. Berbagai upaya yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan
atas beberapa macam yakni :
1) Upaya meningkatkan jumlah dana
a. Terhadap pemerintah, meningkatkan alokasi biaya kesehatan dalam anggaran pendapatan
dan belanja negara.
b. Terhadap badan-badan lain di luar pemerintah, menghimpun dana dari sumber masyarakat
serta bantuan luar negri.
2) Upaya memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana
a. Penyempurnaan sistem pelayanan, misalnya lebih mengutamakan pelayanan kesehatan
masyarakat dan atau melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu.
b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola.
3) Upaya mengendalikan biaya kesehatan
a. Memperlakukan peraturan sertifikasi kebutuhan, dimana penambahan sarana atau fasilitas
kesehatan hanya dapat dibenarkan jika dibuktikan dengan adanya kebutuhan masyarakat.
Dengan diberlalukannya peraturan ini maka dapat dihindari berdiri atau dibelinya berbagai
sarana kesehatan secara berlebihan
b. Memperlakukan peraturan studi kelayakan, dimana penambahan sarana dan fasilitas yang
baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan bahwa sarana dan fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut dapat menyelenggarakan kegiatannya dengan tarif pelayanan yang
bersifat sosial.
c. Memperlakukan peraturan pengembangan yang terencana, dimana penambahan sarana dan
fasilitas kesehatan hanya dapat dibenarkan apabila sesuai dengan rencana pengembangan
yang sebelumnya telah disetujui pemerintah
d. Menetapkan standar baku pelayanan, diman pelayanan kesehatan hanya dibenarkan untuk
diselenggarakan jika tidak menyimpang dari standar baku yang telah ditetapkan.
e. Menyelenggarakan program menjaga mutu.
f. Menyelenggarakan peraturan tarif pelayanan.
g. Asuransi kesehatan.

SISTEM PENJAMIN MUTU

Vous aimerez peut-être aussi

  • Jadwal Maret 2022.Xlsx-1
    Jadwal Maret 2022.Xlsx-1
    Document4 pages
    Jadwal Maret 2022.Xlsx-1
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • PPK Tumor Otak
    PPK Tumor Otak
    Document18 pages
    PPK Tumor Otak
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Tutor Anjani
    Bahan Tutor Anjani
    Document2 pages
    Bahan Tutor Anjani
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Skenario 1
    Skenario 1
    Document64 pages
    Skenario 1
    Anonymous YHQmN8a01
    Pas encore d'évaluation
  • Skill Station2
    Skill Station2
    Document29 pages
    Skill Station2
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Skenario 4
    Skenario 4
    Document14 pages
    Skenario 4
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Skenario Skizofrenia Blok 16 FK UNJA
    Skenario Skizofrenia Blok 16 FK UNJA
    Document24 pages
    Skenario Skizofrenia Blok 16 FK UNJA
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Permohonan Pencabutan SIP
    Permohonan Pencabutan SIP
    Document1 page
    Permohonan Pencabutan SIP
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Masalah
    Analisis Masalah
    Document2 pages
    Analisis Masalah
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Tutor 2 Anjani
    Bahan Tutor 2 Anjani
    Document2 pages
    Bahan Tutor 2 Anjani
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Document34 pages
    Skenario 3
    HBr
    Pas encore d'évaluation
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Document34 pages
    Skenario 3
    HBr
    Pas encore d'évaluation
  • Pendi Translation
    Pendi Translation
    Document9 pages
    Pendi Translation
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Skenario 4
    Skenario 4
    Document14 pages
    Skenario 4
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Kasus Prosedur Invasif
    Kasus Prosedur Invasif
    Document2 pages
    Kasus Prosedur Invasif
    maya
    Pas encore d'évaluation
  • Powerpoint Feokrom
    Powerpoint Feokrom
    Document14 pages
    Powerpoint Feokrom
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Tujuan
    Tujuan
    Document1 page
    Tujuan
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Refrat Sindrom Feminisasi Testikularis FTH
    Refrat Sindrom Feminisasi Testikularis FTH
    Document12 pages
    Refrat Sindrom Feminisasi Testikularis FTH
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Tujuan
    Tujuan
    Document1 page
    Tujuan
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Tutorial Skenario 2
    Laporan Tutorial Skenario 2
    Document37 pages
    Laporan Tutorial Skenario 2
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • CRS Siska
    CRS Siska
    Document38 pages
    CRS Siska
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Tutor 1 Luka Bakar
    Bahan Tutor 1 Luka Bakar
    Document12 pages
    Bahan Tutor 1 Luka Bakar
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • CRS Siska
    CRS Siska
    Document26 pages
    CRS Siska
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Bahan Tutor 1 Luka Bakar
    Bahan Tutor 1 Luka Bakar
    Document12 pages
    Bahan Tutor 1 Luka Bakar
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • CRS Siska
    CRS Siska
    Document26 pages
    CRS Siska
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document18 pages
    Bab I
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Keselamatan Pasien Dan Prosedur Invasif
    Keselamatan Pasien Dan Prosedur Invasif
    Document1 page
    Keselamatan Pasien Dan Prosedur Invasif
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation
  • Chapter II
    Chapter II
    Document21 pages
    Chapter II
    Riko Sampurna Simatupang
    Pas encore d'évaluation
  • Fix Crs
    Fix Crs
    Document17 pages
    Fix Crs
    Andika Anjani Agustin
    Pas encore d'évaluation