Vous êtes sur la page 1sur 24

5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.

com

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Hipospadia ini
sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik Bedah RSUP Fatmawati Jakarta.
Banyak terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing ,dr. Audy Budianti Sp.BP,
atas segenap waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan selama proses pembuatan referat
ini. Juga kepada dr. Amrizal, Sp.BU, atas bimbingan yang telah diberikan selama kepaniteraan
klinik ini berlangsung.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh rekan-rekan kepaniteraan

klinik Bedah periode 1 Agustus - 15 Oktober 2011 atas kebersamaan dan kerja sama yang
terjalin selama ini.
Tidak lupa penulis ingin berterima kasih kepada orang tua dan keluarga atas dukungan
moril maupun materil serta doa yang tidak pernah putus.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi penyempurnaannya.
Semoga referat ini dapat memberi informasi yang berguna bagi para pembaca.

Jakarta, 2011

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 1/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

BAB I

PENDAHULUAN

Hipospadia merupakan kelainan abnormal dari perkembangan uretra anterior dimana


muara dari uretra terletak ektopik pada bagian ventral dari penis proksimal hingga glands penis.
Muara dari uretra dapat pula terletak pada skrotum atau perineum. Semakin ke proksimal defek 
uretra maka penis akan semakin mengalami pemendekan dan membentuk kurvatur yang disebut
“chordee”.

Pada abad pertama, ahli bedah dari Yunani Heliodorus dan Antilius, pertama-tama yang
melakukan penanggulangan untuk hipospadia. Dilakukan amputasi dari bagian penis distal dari

meatus. Selanjutnya cara ini diikuti oleh Galen dan Paulus dari Argentia pada tahun 200 dan
tahun 400.

Duplay memulai era modern pada bidang ini pada tahun 1874 dengan memperkenalkan
secara detail rekonstruksi uretra. Sekarang, lebih dari 200 teknik telah dibuat dan sebagian besar 
merupakan multi-stage reconstruction yang terdiri dari   first emergency stageuntuk 
mengoreksi stenotic meatus jika diperlukan dan second stage untuk menghilangkan chordee dan
recurvatum, kemudian pada third stage yaitu uretroplasti.

Beberapa masalah yang berhubungan dengan teknik multi-stage yaitu membutuhkan


operasi yang multiple, sering terjadi meatus tidak mencapai ujung glans penis, sering terjadi
striktur atau fistel uretra, dan dari segi estetika dianggap kurang baik.

Pada tahun 1960, Hinderer memperkenalkan teknik one-stage repair untuk mengurangi


komplikasi dari teknik  multi-stage repair . Cara ini dianggap sebagai rekonstruksi uretra yang
ideal dari segi anatomi dan fungsionalnya, dari segi estetik dianggap lebih baik, komplikasi
minimal, dan mengurangi social cost .

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 2/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Hipospadia dapat didefinisikan sebagai virilisasi inkomplit dari tuberkel genitalia yang
menyebabkan insufisiensi perkembangan jaringan-jaringan yang membentuk aspek ventral penis.
Tiga tipe anomali yang terkait dengan hipospadia yaitu :
(1) Pembukaan ektopik meatus urethra yang letaknya diantara glans dan pangkal penis.
(2) Curvatura ventral (chordee)

(3) Preputium yang menutup glans dan kelebihan kulit pada bagian dorsal dan
kekurangan kulit pada bagian ventral penis.
Meatus hipospadik juga bisa ditemukan di daerah preputium dan Chordee sering dikaitkan
dengan hipoplasia korpus spongiosum.

INSIDENSI
Insidensi hipospadia telah meningkat sejak 15 tahun yang lalu di negara-negara barat
dengan angka kejadian 1 untuk setiap 250 kelahiran bayi laki-laki. Insidensi lebih tinggi
sekiranya terdapat riwayat keluarga dengan hipospadia dengan angka kejadian 1 untuk setiap 100
kelahiran hingga 1 untuk setiap 80 kelahiran bayi laki-laki.

Di Amerika Serikat, hipospadia terjadi 1:300 kelahiran bayi laki-laki hidu. Kelainan ini
terbatas pada uretra anterior. Pemberian estrogen dan progestin selama kehamilan diduga
meningkatkan insidensinya. Jika ada anak yang hipospadia maka kemungkinan ditemukan 20%
anggota keluarga yang lainnya juga menderita hipospadia. Meskipun ada riwayat familial namun

hingga saat ini, belum ditemukan ciri genetik yang spesifik.

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 3/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

ANATOMI

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin ke luar dari buli-buli melalui proses miksi.
Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani.

Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli
dan uretra, dan sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan
 posterior. Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Uretra pars anterior, yaitu uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis, terdiri
dari: pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikulare, dan meatus uretra eksterna.
2. Uretra pars posterior, terdiri dari uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra yang

dilengkapi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea.

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 4/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

EMBRIOLOGI

Pada embrio yang berumur 2 minggu baru terdapat 2 lapisan yaitu ektoderm dan
endoderm. Baru kemudian terbentuk lekukan di tengah-tengah yaitu mesoderm yang kemudian

  bermigrasi ke perifer, memisahkan ektoderm dan endoderm, sedangkan di bagian kaudalnya


tetap bersatu membentuk membran kloaka. Pada permulaan minggu ke-6, terbentuk tonjolan
antara umbilical cord dan tail yang disebut  genital tubercle. Di bawahnya pada garis tengah
terbenuk lekukan dimana di bagian lateralnya ada 2 lipatan memanjang yang disebut genital fold .

Selama minggu ke-7, genital tubercle akan memanjang dan membentuk glans. Ini adalah
 bentuk primordial dari penis bila embrio adalah laki-laki, bila wanita akan menjadi klitoris. Bila
terjadi agenesis dari mesoderm, maka   genital tubercletak terbentuk, sehingga penis juga tak 
terbentuk.

Bagian anterior dari membrana kloaka, yaitu membrana urogenitalia akan ruptur dan
membentuk sinus. Sementara itu genital fold akan membentuk sisi-sisi dari sinus urogenitalia.
Bila genital fold gagal bersatu di atas sinus urogenitalia, maka akan terjadi hipospadia.

ETIOLOGI
Penyebab pasti hipospadia tidak diketahui secara pasti. Beberapa etiologi dari hipospadia
telah dikemukakan, termasuk faktor genetik, endokrin, dan faktor lingkungan. Sekitar 28%
  penderita ditemukan adanya hubungan familial. Pembesaran tuberkel genitalia dan
  perkembangan lanjut dari phallus dan uretra tergantung dari kadar testosteron selama proses
embriogenesis. Faktor lain yang mempengaruhi adalah produksi hormone dari maternal selama
kehamilan terutama pada trimester pertama. jika testis gagal memproduksi sejumlah testosteron

atau jika sel-sel struktur genital kekurangan reseptor androgen atau tidak terbentuknya androgen
converting enzyme (5 alpha-reductase) maka hal-hal inilah yang diduga menyebabkan terjadinya
hipospadia.

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 5/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

KLASIFIKASI
Terdapat beberapa klasifikasi hipospadia telah diperkenalkan, namun yang sering digunakan
saat ini adalah berdasarkan letak dari meatus uretra :

1. Glandular, muara penis terletak pada daerah proksimal glands penis


2. Coronal, muara penis terletak pada daerah sulkus coronalia
3. Penile shaft
4. Penoscrotal
5. Perineal

 
 Namun, klasifikasi berdasarkan letak dari meatus uretra tidak cukup menggambarkan tingkat
keparahan dari malformasi. Klasifikasi lain yang praktis untuk menentukan prosedur operasi
adalah berdasarkan tingkat divisi dari korpus spongiosum :

1. Glandular Hypospadias. Meatus terletak pada glans dibelakang tempat meatus normal.
Meatus tampak ketat namun jarang sekali menyebabkan obstruksi aliran urin.
2.  Hypospadias dengan divisi pada distal corpus spongiosum, bisa disertai sedikit atau tanpa
chordee.

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 6/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

3.  Hypospadias dengan divisi pada proksimal corpus spongiosum. Tipe ini lebih mudah
ditangani karena teknik operasi untuk mengoreksi chordee dan merekonstruksi uretra telah lama
diperkenalkan.
4.   Hypospadias cripples. Tipe ini terjadi pada pasien yang telah menjalani beberapa prosedur 
operasi namun gagal, dan meninggalkan jaringan parut, meatus abnormal, striktur, fistula dan
gangguan kosmetis dan psikologis.

DIAGNOSIS

Diagnosis hipospadia biasanya jelas pada pemeriksaan inspeksi. Kadang-kadang


hipospadia dapat didiagnosis pada pemeriksaan ultrasound prenatal. Jika tidak teridentifikasi
sebelum kelahiran, maka biasanya dapat teridentifikasi pada pemeriksaan setelah bayi lahir.

Pada orang dewasa yang menderita hipospadia dapat mengeluhkan kesulitan untuk 
mengarahkan pancaran urin. Chordee dapat menyebabkan batang penis melengkung ke ventral
yang dapat mengganggu hubungan seksual. Hipospadia tipe perineal dan penoscrotal
menyebabkan penderita harus miksi dalam posisi duduk, dan hipospadia jenis ini dapat
menyebabkan infertilitas.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu uretroskopi dan


sistoskopi untuk memastikan organ-organ seks internal terbentuk secara normal. Excretory
urography dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas kongenital pada ginjal dan
ureter.

PENATALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 7/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Penatalaksanaan hipospadia adalah dengan jalan pembedahan. Tujuan prosedur pembedahan


 pada hipospadia adalah :

1. Membuat penis lurus dengan memperbaiki chordee

2. Membentuk uretra dan meatusnya yang bermuara pada ujung penis (uretroplasti)
3. Untuk mengembalikan aspek normal dari genitalia eksterna (kosmetik) dengan
merekonstruksi jaringan yang membentuk radius ventral penis (glans, corpus spongiosum
dan kulit)

Pembedahan dilakukan berdasarkan kondisi malformasinya. Pada hipospadia glanular, uretra


distal ada yang tidak terbentuk, biasanya tanpa recurvatum, bentuk seperti ini dapat
direkonstruksi dengan flap lokal (misalnya, prosedur Santanelli, Flip flap, MAGPI [meatal 
advance and glanuloplasty], termasuk preputium plasti).

PRINSIP PEMBEDAHAN
1) Eksisi chordee

Setelah insisi dari hipospadia telah dilakukan dan flap telah diangkat, seluruh jaringan yang
dapat mengakibatkan penis menjadi bengkok diangkat dari sekitar meatus dan dibawah
glans. Setelah itu dilakukan tes ereksi artificial. Bila chordee tetap ada, maka diperlukan reseksi
lanjutan. Kurang dari 5% kasus, chordee masih bertahan walaupun telah dilakukan dua prosedur 
tersebut, dan ini membutuhkan plikasi dorsal dari corpus cavernosa. Sejumlah ahli bedah tidak 
menyetujui tindakan membebaskan urethal plate karena dikatakan akan membahayakan aliran
darah ke daerah tersebut. Mereka lebih memilih untuk melakukan dorsal corporeal plication
secara langsung. Khusus buat kondisi hipospadia yang paling berat, apabila prosedur Koyanagi
yang dipilih, urethral plate dibagi dua dan diposisikan ke dorsal glans , lalu dipisahkan ke

dasar/pangkal penis. Proses pemisahan yang komplit dari jaringan uretra dari aspek ventral
corpora lazimnya cukup untuk meluruskan penis, walaupun prosedur ini hanya digunakan pada
hipospadia paling parah. 

2) Urethroplasti

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 8/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Pemilihan urethroplasti tergantung kualitas dan lebar dari urethral plate (pelepasan mukosa
uretra mulai dari meatus uretral ektopik sampai ke  glans cap). Sekiranya urethral plate cukup
lebar dan baik, ia bisa digunakan untuk menkonstruksi salur uretra (prosedur Thiersch-Duplay).
 Namun, jika urethral plate tipis atau sempit, masih terdapat beberapa opsi. Opsi yang paling
 popular saat ini yaitu prosedur Snodgrass, di mana urethral plate di insisi secara longitudinal
dari meatus ektopik sehingga ke glans. Alternatif lain adalah jaringan dengan empat persegi
  panjang di pisahkan dan di aplikasi ke urethral plate dan dijahit di pinggirnya (onlay
urethroplasty). Jaringan berbentuk empat persegi panjang ini diambil dari kulit bagian preputium
dan diposisikan pada tepi ventral meatus uretral ektopik (prosedur Mathieu flip-flap) atau bisa
dengan pencakokan jaringan, lazimnya mukosa buccal atau yang jarang dipakai yaitu mukosa
vesika urinaria dan kulit. Dalam kasus yang jarang, urethral plate tidak dipertahankan, dan

substitusi penuh dari uretra yang hilang harus dilakukan dengan menggunakan tabung mukosa
 preputium (prosedur Asopa-Duckett) atau tabung mukosa buccal (prosedur Koyanagi)

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 9/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Gambar 1.0 Prosedur  Thiersch-Duplay A: Garis insisi. B dan C: Insisi dilakukan sepanjang
garis tepi urethral plate dan tubularisasi plate dengan memasukkan kateter ukuran 8F (2.64mm)
hingga 10F (3.30mm) D: Melakukan glansplasti, sirkumsisi (penjahitan kulit pada korona)

10

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 10/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Gambar 1.1 Posedur Onlay. A: Garis insisi B: Diseksi preputium berbentuk segi empat C dan D:
Mukosa preputium yang sudah didiseksi dipindahkan ke urethral plate supaya bisa menjadi dasar 
dan menutup urethral plate. E dan F: Pedicle  dimobilisasi untuk menutup garis suture,
dilanjutkan dengan glansplasti, dan sirkumsisi.

11

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 11/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Gambar 1.2 Prosedur Mathieu. A: Garis insisi. B: Diseksi Mathieu flap dan insisi sepanjang tepi
urethral plate.C: Menjahit Mathieu flap di sepanjang tepi urethral plate yang telah dimasukkan
kateter ukuran 8F (2.64-mm) hingga 10F (3.30-mm). D: glansplasti, dan sirkumsisi.

Sebagai tambahan kepada prosedur standar diatas, beberapa teknik operasi telah
diperkenalkan, misalnya prosedur pembentukan semula glans (  glans reshaping 
) untuk 
hipospadia yang sangat distal, dikenal sebagai, meatal advancement and glanuloplasty
incorporated   (MAGPI) procedure yang saat ini sudah kurang popular. Prosedur lain adalah

12

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 12/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

mobilisasi penuh uretra dan prosedur Turner-Warwick yang memiliki kelebihan tidak 
menggunakan jaringan non-uretra untuk merekonstruksi uretra seluruhnya.

3) Penile Covering 
Apabila penis telah menjadi lurus dan uretra telah direkonstruksi sempurna, banyak ahli
 bedah menganjurkan untuk ditutup neouretra dengan jaringan yang masih sihat, misalnya dengan
menggunakan dua penyangga yaitu spongiosum dan diposisikan di masing-masing sisi lateral
uretra (spongioplasti) atau jaringan diambil dari bagian dorsum penis atau skrotum. Langkah
selanjutnya adalah rekonstruksi meatus yang baru (meatoplasti), membuat glans bagian ventral
(glanuloplasti), dan pembentukan mucosal collar disekeliling glans (prosedur Firlit).

Gambar 1.3 A: Mukosa buccal berbentuk empat segi diambil dari bagian dalam bibir bawah.
B: Buccal graft (uretroplasti).

BEBERAPA TEKNIK YANG SERING DIGUNAKAN OLEH AHLI BEDAH UROLOGI.

Hipospadia glanular 
Walaupun hipospadia tipe ini sering disebut hipospadia minor, namun untuk 
menatalaksananya adalah sukar karena bagian distal uretra sering mengalami hipoplastik 
misalnya tidak dikelilingi oleh korpus spongiosum dan dikarenakan anomali pada tipe ini
keliatan minor, jadi sering dianggap hanya memerlukan tatalaksana yang minimal. Kondisi inilah
13

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 13/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

yang menjadi sebab mengapa prosedur MAGPI oleh Duckett dipilih sebagai prosedur yang
  paling popular dipakai bertahun-tahun, sangat sederhana untuk diaplikasi dan mudah untuk 
 belajar. Bagaimanapun, prosedur MAGPI belum dapat memberikan kepuasan jangka panjang,
  jadi teknik rekonstruksi distal uretra dan ventral glans yang lebih terperinci dan rumit lebih
dipilih saat ini.

Prosedur menggunakan Urethral Plate


Pada prosedur Thiersch-Duplay, penutupan uretra yang telah direkonstruksi dapat
dilakukan jika sayatan yang dibuat pada glans cukup dalam. Urethral plate dibebaskan dengan
cara melakukan insisi secara vertical pada masing-masing pinggirnya. Selanjutnya urethral plate
digulung setelah dimasukkan kateter uretra dan dijahit dengan menggunakan benang yang dapat

diabsorpsi (6-0 hingga 7-0 polidioksanon atau poliglaktin).


Prosedur Snodgrass bisa dijadikan alternatif jika distal dari urethral plate terlalu sempit
atau tidak cukup untuk digulung. Satu sayatan secara longitudinal pada garis tengah dibuat pada
urethral plate, yang kemudiannya digulung melingkari kateter, meninggalkan area kosong
didalam uretra dan diharapkan di kemudian hari akan mengalami epitelisasi. Hasil dari teknik ini
adalah baik. Di dalam satu literatur, dinyatakan angka terjadinya komplikasi cuma 9-10% dengan
masing-masing stenosis meatus (3%), fistula (5%), dan striktur uretra (2%) .

Prosedur Koff 
Mobilisasi komplit uretra (prosedur Koff), adalah teknik lain untuk mereposisikan meatus
uretra ke tempat yang seharusnya walaupun dikira sangat ekstensif oleh beberapa ahli. Pada
teknik ini, seluruh uretra dipisahkan dari aspek anterior korpus kavernosa dan dipindahkan dari
dorsal ke depan/ventral supaya meatus berada di ujung glans. Panjang uretra dari 5 hingga 15mm
 bisa didapatkan dengan menggunakan teknik ini. Panjang tersebut bisa lebih sekiranya uretra
dibebaskan lebih proksimal dengan menggunakan prosedur Turner-Warwick walaupun jarang
sekali diperlukan untuk hipospadia tipe glanular. Prosedur Koff bisa menimbulkan komplikasi
fistula yang sangat jarang terjadi, namun terjadinya stenosis meatus bisa mencapai 20% kasus,
diduga karena terjadi distal iskemi. Ketiga-tiga prosedur ini menarik karena tidak menggunakan
 jaringan non-uretra untuk merekonstruksi uretra.

14

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 14/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Prosedur Mathieu
Pada prosedur ini, dilakukan dua insisi secara paralel pada kedua sisi urethral plate,
hingga ke ujung glans dan mendalam ke korpus kavernosa. Garis insisi membatasi a perimeatal 
 skin flap yang dilipat dan dijahit ke pinggir urethral plate. Selanjutnya, sisi lateral glans didiseksi
dari korpus kavernosa. Angka terjadinya komplikasi dengan prosedur ini adalah jarang dengan
masing-masing striktura distal (1%), fistula (4%), retraksi meatus (0.5%) dan fistula
uretrokutaneus (1%). Dikwatirkan adalah terjadinya half-moon-shaped  dari meatus, namun
diseksi ekstensif pada dua sayap glans akan menghasilkan granuloplasti yang baik. Jadi, secara
keseluruhan, hasilnya masih memuaskan.

15

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 15/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Gambar 1.4 Prosedur Asopa-Duckett A: Garis insisi. B dan C: Diseksi mukoa preputium
 berbentuk empat segi dengan bagian pedikel (kaki). D: Flap ditubularisasi melingkari kateter 
ukuran 8F (2.64-mm) sampai 10F (3.30-mm) dan anastomosis secara sirkular dengan uretra natif 
dibentuk pada bagian proksimal. E dan F: Pedikel (kaki) menutup garis suture. Glansplasti,
sirkumsisi, dan penutupan oleh kulit dilakukan.

16

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 16/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Gambar 1.5 Prosedur Koyanagi A dan B: Garis insisi. C: Mukosa preputium di insisi pada posisi
 jam 12 supaya membentuk flap huruf ‘Y’. D: Sisi medial  dari dua flaps preputium disambung
dan dijahit membentuk dinding belakang dari neouretra. E:  Neourethral plate di tubularisasi
menutup kateter ukuran 8F (2.64-mm) sampai 10F (3.30-mm). F:  Firlit collar , glansplasti,
sirkumsisi dan penutupan dengan kulit dilakukan.
17

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 17/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Gambar 1.6 Mucosal (Firlit) collar mengelilingi glans.

 Meatal Advancement and Glanuloplasty Incorporated 


Prosedur MAGPI lebih kearah membentuk kembali (reshaping ) glans dan dalam hal ini
meatus uretra sudah dipindahkan ke ujung penis. Teknik MAGPI ini dapat digunakan untuk 
 pasien dengan hipospadia glanular distal. Setelah penis terlihat lurus pada tes ereksi artifisial,

insisi sirkumsis dilakukan. Skin hook diletakkan pada tepi ujung dari saluran uretra glanular lalu
kemudian ditarik ke arah lateral. Gerakan ini dapat meningkatkan transverse band dari mukosa
yang nantinya akan diinsisi longitudinal pada garis tengah. Insisi pada dinding dorsal glanular 
uretra ini nantinya akan ditutup dengna jahitan transversal dengan chromic catgut 6-0. Skin hook 
ditempatkan pada tepi kulit dari korona pada garis tengah ventral. Dengan traksi distal, ujung
glans ditarik ke depan dan dijahitkan pada garis tengah dengan jahitan subkutikuler. Epitel glans
ditutup dengan jahitan interrupted . Kelebihan kulit dari prepusium dorsal dapat dijahitkan untuk 
 penutupan kulit.

Prosedur Multistage

18

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 18/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Prosedur Multistage dilakukan apabila ada indikasi yaitu hipospadia posterior yang parah
dimana urethral plate tidak dapat dipertahankan.Beberapa ahli bedah plastic seperti Bracka
melaporkan hasil yang baik dari segi kosmetik sekiranya menggunakan prosedur twostages yang
di ilhami oeh teknik Clouteir. Hal yang dikwatirkan dalam penggunaan prosedur two-stages ini
adalah pemakaian kulit untuk memperbaiki uretra. Pada dekad terakhir abad ke 20, kulit
dikatakan sebagai jaringan yang kurang baik untuk menggantikan uretra karena angka terjadinya
striktur utera sangat tinggi akibat pemakaian tersebut. Hal ini menjadi alasan mengapa prosedur 
twostages yang menggunakan mukosa buccal memberikan hasil jangka panjang yang lebih baik.
Dikenal tiga tahapan atau teknik dalam prosedur multistage yaitu prosedur Byas, Modifikasi
kecil dan Teknik Belt-Fuqua.

Prosedur Byas

Pada tahap pertama dilakukan chordectomi dan defek pada kulit ventral ditutup dengan
menyambungkan kedua belah preputium. Tahap kedua (uretroplasti) idealnya dilakukan setelah
6 bulan atau lebih. Pembuatan neouretra harus disesuaikan dengan ukuran uretra yang sudah ada.

Modifikasi kecil

Jika tidak tersedia kulit yang cukup untuk uretroplasti, penis dapat ditanamkan pada
skrotum. Setelah 4 bulan penis kemudian dibebaskan dari skrotum, dimana sebagian dari kulit
skrotum telah menutupi bagian ventral penis.

Teknik Belt-Fuqua

Setelah melepaskan chordee dengan insisi buttonhole, preputium selanjutnya di putar ke


ventral dengan ujung glans melewati insisi buttonhole yang telah dibuat, lalu di jahit dengan baik 
sehingga tersisa sebagian besar kulit pada distal meatus. Enam bulan kemudian, uretra dibentuk 
dengan menggunakan kulit preputim yang tersisa, kemudian dibuat saluran/terowongan ke dalam
glans.

KOMPLIKASI

Komplikasi awal yang bisa terjadi adalah :


19

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 19/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

1) Perdarahan : Perdarahan postoperasi jarang terjadi dan biasanya dapat dikontrol dengan
  balut tekan. Tidak jarang hal ini membutuhkan eksplorasi ulang untuk mengeluarkan
hematoma dan untuk mengidentifikasi dan mengatasi sumber perdarahan.
2) Infeksi : Infeksi merupakan komplikasi yang cukup jarang dari hipospadia. Dengan
 persiapan kulit dan pemberian antibiotika perioperatif hal ini dapat dicegah.
3) Edema : Edema lokal dan bintik-bintik perdarahan dapat terjadi segera setelah operasi
dan biasanya tidak menimbulkan masalah yang berarti.
4) Jahitan yang terlepas
5)  Nekrosis flap

Komplikasi lanjut yang bisa terjadi adalah :

1) Ketidakpuasan kosmetis : Komplikasi ini biasa terjadi hasil dari penjahitan yang
irregular, gumpalan kulit (  skin blobs), atau kulit bagian ventral yang berlebihan. Jika
aspek ventral glans pendek dan tidak ada mucosal collar  disekeliling glans, hasilnya
adalah mengecewakan. Namun yang harus diingat sering pasien dan ahli bedah masing-
masing mempunyai tanggapan yang beda tentang kosmetis.

2) Stenosis atau menyempitnya meatus uretra karena edema atau hipertropi scar pada

tempat anastomosis. Adanya aliran air seni yang mengecil dapat menimbulkan
kewaspadaan atas adanya stenosis meatus. Stenosis meatal lazimnya mudah untuk 
ditangani dengan melakukan operasi meatal revision. Namun, stenosis di proximal adalah
  paling parah dan cuma bisa diperbaiki dengan dilatasi uretra, yang mana tidak 
memungkinkan untuk dilakukan pada anak.
3) Fistula uretrokutan : Fistula uretrokutan merupakan masalah utama yang sering muncul
  pada operasi hpospadia. Fistula jarang menutup spontan dan dapat diperbaiki dengan
 penutupan berlapis dari flap kulit lokal. Fistula yang kecil dan tidak berhubungan dengan
striktur uretra bisa sembuh secara spontan. Lokasi terjadinya fistula sering di proksimal
corona pada sisi lateral. Jika fistula masih bertahan lebih dari 6 bulan setelah prosedur 
inisial, salurnya harus di eksisi, di jahit, dan ditutup dengan beberapa lapis jaringan.
Kombinasi diantara fistula dan stenosis uretra adalah biasa, justru itu uretroplasti perlu
diperiksa secara berterusan sebelum fistula ditutup. Fistula yang letaknya di belakang

20

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 20/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

corona tidak mudah untuk di tutup dan sering mengalami rekurensi jika eksisi dan
  penutupan dengan teknik sederhana dilakukan. Jadi, direkomendasikan untuk dilakukan
uretroplasti distal sekali lagi dengan teknik Mathieu flap.

4) Striktur uretra : Komplikasi ini sudah jarang terjadi saat ini, karena ahli bedah telah

mengambil langkah awal dengan tidak melakukan anastomosis sirkular dan memilih
  prosedur uretroplasti secara onlay. Gangguan aliran urin yang terus-terusan bisa
menyebabkan kerusakan saluran urin dan vesika urinaria karena harus memberikan
tekanan yang kuat untuk mengeluarkan urin. Keadaan ini dapat diatasi dengan
 pembedahan, dan dapat membutuhkan insisi, eksisi atau reanastomosis.

5) Divertikula : Divertikula uretra dapat juga terbentuk ditandai dengan adanya


 pengembangan uretra saat berkemih. Striktur pada distal dapat mengakibatkan obstruksi
aliran dan berakhir pada divertikula uretra. Divertikula dapat terbentuk walaupun tidak 
terdapat obstruksi pada bagian distal. Hal ini dapat terjadi berhubungan dengan adanya
graft atau flap pada operasi hipospadia, yang disangga dari otot maupun subkutan dari
 jaringan uretra asal.

6) Adanya rambut dalam uretra : Kulit yang mengandung folikel rambut dihindari

digunakan dalam rekonstruksi hipospadia. Bila kulit ini berhubungan dngan uretra, hal
ini dapat menimbulkan masalah berupa infeksi saluran kemih dan pembentukan batu saat
  pubertas. Biasanya untuk mengatasinya digunakan laser atau kauter, bahkan bila cukup
  banyak dilakukan eksisi pada kulit yang mengandung folikel rambut lalu kemudian
diulang perbaikan hipospadia.
7) Ektropion mukosa : Komplikasi ini sudah jarang terjadi dengan penggunaan teknik 

uretroplasti onlay. Jika terjadi, sering berbarengan pseudopolips dan memerlukan untuk 
di reseksi. Rekurensi sering, yaitu sebagai stenosis meatal sekunder.

21

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 21/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

8) Balanitis xerotica obliterans (BXO) : Komplikasi yang juga jarang terjadi, dikaitkan
dengan inflamasi kronik dan fibrosis dari meatus dan glans. Meatoplasti atau uretroplasti
ulang menggunakan mukosa buccal harus dipertimbangkan jika aplikasi steroid topical
gagal.

9) Uretrocele : Komplikasi ini dikaitkan dengan perbedaan compliance uretra diantara uretra

natif dan uretra yang direkonstruksi. Justru itu, penting untuk menopang uretra dengan
  beberapa lapisan jaringan yang bervaskularisasi, untuk mengurangkan perbedaan dari
elastisitas jaringan. Penting juga untuk memeriksa uretrocele tidak berhubungan dengan
stenosis uretra. Komplikasi ini biasa terjadi pada uretroplasti dengan menggunakan
mukosa kandung kemih. Dalam hal ini, eksisi jaringan uretra yang berlebihan dan

tatalaksana stenosis distal adalah diperlukan.


10) Meatal Regression or Glanular Dehiscence
11) Chordee persisten
12) Kebocoran traktus urinaria karena penyembuhan yang lama.

PROGNOSIS

Secara umum hasil fungsional dari one-stage procedure lebih baik dibandingkan
dengan multi-stage procedures karena insidens terjadinya fistula atau stenosis lebih sedikit, dan
lamanya perawatan di rumah sakit lebih singkat, dan prognosisnya baik.

BAB III

KESIMPULAN

22

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 22/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

Hipospadia merupakan suatu kelainan bawaan dimana meatus uretra eksternus (lubang
kencing) terletak di bagian bawah dari penis dan letaknya lebih kearah pangkal penis
dibandingkan normal. Hipospadia biasanya disertai bentuk abnormal penis yang disebabkan
adanya chordee dan adanya kulit di bagian punggung penis yang relatif berlebih dan bagian
  bawah yang kurang. Operasi hipospadia sampai saat ini sangat menantang, dengan tingkat
komplikasi yang signifikan walaupun telah diusahakan operasi seefektif mungkin. Perawatan
selama preoperatif dan perioperatif sangat mempengaruhi kesembuhan. Pada abad ini, tantangan
utama yang dihadapi oleh ahli bedah adalah menemukan jaringan yang adekuat untuk 
menggantikan uretra yang hilang/tidak cukup (missing urethra). Hal ini karena kepuasan
maksimal belum tercapai dengan penggunaan jaringan kulit, mukosa buccal atau mukosa

kandung kemih sebagai pengganti. Kultur sel-sel urotelial mungkin bisa dipertimbangkan
mengingat ianya bahan yang mudah untuk ditangani untuk uretroplasti.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pierre D.E. Mouriquand, Delphine Demède, Daniela Gorduza, Pierre-Yves. Saunders Pediatric
Urology 2nd ed. Hypospadias. Philadelphia : Elsevier Inc; 2010. p. 526-543.
23

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 23/24
5/10/2018 referathipospadia-slidepdf.com

2. Jack W.McAninch. Smith’s General Urology 17 th ed. Disorders of the Penis & Male
Urethra. California : The McGraw-Hill Companies; 2008. p. 629-631.

3. Laurence S. Baskin. Cambridge Pediatric Surgery & Urology 2 nd ed. Hypospadias . New
York : Cambridge University Press; 2006. p. 611-618.

4. AO Sowande, Olajide, Salako. Experience with transverse preputial island flap for repair of 
hypospadias in Ile-Ife, Nigeria. African Journal of Paediatric Surgery. 2009;6(1):40-43.

5. Antonio Macedo Jr, Riberto Liguori, Sergio L. Ottoni. Long-term results with a one-stage
complex primary hypospadias repair strategy (the three-in-one technique). Journal of Pediatric
Urology. 2011;7:299-304.

6. Mary E. Adelsberger, Daniel D. Smeak. Repair of extensive perineal hypospadias in a Boston


terrier using tubularized incised plate urethroplasty. University of Pennsylvania. 2009;50:937– 
942.

7. Miroslav L. Djordjevic, Sava V. Perovic, Zoran Slavkovic, Nenad Djakovic. Longitudinal


Dorsal Dartos Flap for Prevention of Fistula after a Snodgrass Hypospadias Procedure. European

Association of Urology. 2006;50:53-57.

8. Amilal Bhat. General considerations in hypospadias surgery. Indian Journal of Urology.


2008;24(2):188-194

24

http://slidepdf.com/reader/full/referat-hipospadia 24/24

Vous aimerez peut-être aussi