Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
net/publication/288479917
CITATION READS
1 859
2 authors, including:
Rini Widyastuti
Universitas Padjadjaran
24 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Rini Widyastuti on 07 February 2016.
ABSTRACT The objective of the research was to oocytes stained for nuclear maturity’s evaluation.
investigate their meiotic competence or nuclear The proportion of oocytes at metaphase II (MII)
maturity of bovine oocytes maturity in vitro after 24 was significantly difference (P< 0.05) on oocytes
hour preservation on 5°C. Oocytes were collected that 24 hours preservated ( 44.21 ± 3.04%) vs
by slicing the ovaries in modified phosphate buffer oocytes from fresh ovary (73.97 ± 9.32%) (P<0.05).
saline (m-PBS). Selected cumulus-oocyte These results indicated that 24 hour’s preservation
complexes (COCs) homogenous ooplasm were bovine’s ovary on 50C cause decreases of nuclear
cultured in maturity medium at 38°C in humidified oocyte maturity.
atmosphere of 5% CO2 incubator. After 24 hours,
Tingkat Kematangan Inti Oosit Sapi Setelah 24 Jam Presevasi Ovarium (drh.Rini Widyastuti, M.Si dan Dr.agr.Siti Darodjah Rasad, M.S)
73
ethanol (1:3) selama 3-4 hari. Satu jam 2003). Oosit yang berada pada tahap MII
sebelum diwarnai, gelas obyek yang berisi merupakan oosit yang telah matang dan siap
oosit direndam terlebih dahulu dalam larutan untuk dilakukan fertilisasi. Gambaran
ethanol absolut. Setelah itu oosit diwarnai selengkapnya mengenai tingkat kematangan
dengan pewarnaan aceto-orcein 2% selama inti oosit dapat dilihat pada Gambar 1.
lima menit. Larutan pewarna dibersihkan
dengan asam asetat 25% dan keempat sisi gelas
penutup dilapisi cairan kuteks bening untuk
selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi
inti dengan menggunakan mikroskop fase
kontras. Evaluasi tingkat kematangan inti yang
diamati pada penelitian ini adalah dengan cara
menghitung jumlah oosit pada setiap
pembelahan meiosis mulai dari Germinal
Vesicle (GV), Germinal Vesicle Break Down
(GVBD), Metafase I (M-I) dan Metafase-II
(M-II).
Analisis data
Penelitian menggunakan metode
eksperimental laboratorium. Perlakuan yang
dicobakan adalah preservasi selama 24 jam dan Gambar 1, Status inti oosit setelah matangasi in vitro. Tanda panah
menunjukkan status inti pada tahap: A. GV (Germinal
tanpa preservasi. Parameter yang diamati Vesicle), B. GVBD (Germinal Vesicle Break Down), C.M-I
adalah: tingkat kematangan inti oosit yang (Metafase I), D. M-II (Metafase II). Perbesaran 400x.
(Khatun et al., 2011 dan Masudul Hoque et al., 2012 dengan
terdiri dari tahap GV, GVBD, M-I dan M-II. modifikasi)
Data dianalisis dengan menggunakan Chi-
Square. Hasil observasi tingkat kematangan oosit
yang diperoleh dari ovarium hasil preservasi
HASIL DAN PEMBAHASAN dan oosit yang diperoleh dari ovarium segar
dapat diamati pada Tabel 1. Dalam percobaan
Oosit yang diperoleh dari folikel sapi ini, presentasi oosit yang mencapai tahap MII
yang berasal dari RPH merupakan oosit yang pada ovarium yang dipreservasi selama 24 jam
belum mencapai tingkat kematangan dan lebih rendah apabila dibandingkan dengan
belum siap untuk difertilisasi. Oleh karena itu, oosit yang berasal dari ovarium segar.
oosit tersebut harus dimatangkan secara in Sebagian besar oosit pada ovarium yang
vitro sebelum dilakukan proses IVF. dipreservasi selama 24 jam tertahan pada tahap
Pematangan ini meliputi berbagai perubahan MI sebanyak 40% sedangkan pada oosit dalam
kronologi tahapan meiosis (Gordon, 2003). ovarium segar hanya 24,66%. Untuk tahap
Proses pematangan inti berhubungan dengan GVBD, oosit dari ovarium yang dipreservasi
aktivitas sintesis RNA, ditandai dengan sebanyak 11,58% dan oosit dari ovarium segar
perubahan inti dari fase diploten ke MII. hanya 1,7%. Pada oosit yang berasal dari
Membran inti akan mengadakan penyatuan ovarium segar tidak ditemukan oosit yang
dengan vesicle membentuk GV dan kemudian berada pada tahap GV, sedangkan pada
akan mengalami pelepasan membran inti ovarium yang dipreservasi terdapat 2%. Oosit
membentuk GVBD. Setelah GVBD terjadi, pada tahap GV, GVBD dan MI merupakan
kromosom dibungkus oleh mikrotubulus dan oosit yang belum matang dan belum siap untuk
mikrofilamen yang sangat mempengaruhi difertilisasi. Pada ovarium yang dipreservasi
keberhasilan pembelahan meiosis. Oosit yang selama 24 jam, oosit yang mencapai tahap MII
telah mengalami GVBD selanjutnya akan adalah 44,21% sedangkan pada kelompok
mencapai tahap MI (Chohan and Hunter, ovarium segar mencapai 73,97%.
Tingkat Kematangan Inti Oosit Sapi Setelah 24 Jam Presevasi Ovarium (drh.Rini Widyastuti, M.Si dan Dr.agr.Siti Darodjah Rasad, M.S)
75
akan memanfaatkan garam-garam yang seperti yang disampaikan oleh Leidfried
terkandung dalam NaCL sebagai buffer untuk Rutledge et al., 1987 dalam Kusindarta, 2009)
mempertahankan keadaan fisiologis tanpa bahwa folikel dengan diameter 2 mm
mendapatkan nutrisi maupun antioksidan. mengandung oosit yang sudah mengalami
Dengan demikian apabila disimpan terlalu pertumbuhan secara penuh (telah mencapai
lama, maka sel tidak mendapatkan nutrisi stadium akhir profase meiosis pertama),
maupun antioksidan yang dapat melindungi sehingga apabila dimatangkan secara in vitro
dari kerusakan. Penelitian sebelumnya dapat melakukan pembelahan meiosis secara
melaporkan bahwa pada folikel ovarium yang spontan. Oosit sapi yang berasal dari folikel
disimpan dengan suhu 5oC selama 24 jam dengan diameter kurang dari 1,6 mm belum
disertai penambahan serum sebanyak 15% menyelesaikan fase pertumbuhannya, sehingga
menunjukkan hasil tidak berbeda nyata belum mampu melakukan pembelahan meiosis
terhadap perubahan morfologi kualitas oosit pertama.
yang dihasilkan (Khillare, 2008). Serum yang
ditambahkan mengandung unsur-unsur protein, KESIMPULAN
polipeptida, asam lemak, mineral, berbagai
macam asam amino, hormon dan faktor Preservasi ovarium sapi pada suhu 5°C
pertumbuhan untuk pematangan oosit (Herdis, selama 24 jam mengakibatkan penurunan
2000). tingkat kematangan oosit.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
persentase oosit tahap GVBD dan tahap GV DAFTAR PUSTAKA
yang diperoleh dari ovarium yang dipreservasi
lebih tinggi dibandingkan dengan oosit yang Akcay. E., Oysal, O., Yavas, I dan U. An.,
diperoleh dari ovarium segar. Hal ini berkaitan 2008. The effects of serum, steroid and
dengan kompetensi dari oosit yang gonadorophins on in vitro matangation
bersangkutan. Pada perlakuan preservasi, and fertilization of bovine oocytes. J.
kemungkinan sebagian oosit telah mengalami Anim. And Vet. Advances 7: 178-183.
kerusakan sehingga kompetensinya berkurang Beveridge, D.R. and Jabtour, H.N., 1998.
akibatnya oosit tidak dapat berkembang ke Potential of assisted technique for the
tahap lebih lanjut. Secara in vivo, pematangan conservation of endangerous species in
oosit merupakan kulminasi dari pertumbuhan captive. Veterinary Record. 143: 159-
dan perkembangan folikel dalam waktu yang 168
cukup panjang. Kapasitas oosit untuk mampu
berkembang lebih lanjut disebut sebagai oocyte Boediono, A., Rusiyantono, Y and Godke,
developmental competence. Proses ini sangat R.A., 2003. Development of in
berkaitan erat dengan follikulogenesis dan vitroproduced caprine embryos cultured
perkembangan folikel yang sehat (Sutton et al., in different conditions. The 7nd Int.
2003). Kompetensi oosit sangat dipengaruhi Meeting Biotech. Anim. Reprod.
oleh ketepatan antara kematangan inti dan Kunming, China.
kematangan sitoplasma. Tahapan pematangan Byskov, A.G., Andersen, C.Y., Hossani, A and
inti sel terdiri dari GVBD, penahanan meiosis, Guoliang, X., 1997. Cumulus cells of
ekstruksi polar body pertama dan penahanan oocytescumulus complexes secrete a
pada meiosis ke II. Semua tahapan ini sangat meiosisactivating subtance when
penting agar oosit tersebut dapat terfertilisasi stimulated with FSH. Mol. Reprod. Dev.
(Marcus et al., 2006). Kemungkinan lain yang 46: 296-305.
menyebabkan oosit masih berada pada tahap
GV dan GVBD adalah disebabkan oleh Chohan, K.R., and Hunter A.G., 2003. Meiotic
perbedaan ukuran folikel yang digunakan. competence of bovine fetal oocytes
Kemungkinan, folikel yang digunakan following in vitro matangation. Anim.
mempunyai ukuran dibawah 1,6 mm. Hal ini Reprod. Sci. 76:43-51.
Tingkat Kematangan Inti Oosit Sapi Setelah 24 Jam Presevasi Ovarium (drh.Rini Widyastuti, M.Si dan Dr.agr.Siti Darodjah Rasad, M.S)
77
Sumaryadi, M.Y., Dadang, M.S., Budi, H., tingkat fertilisasi sapi lokal secara in
Dedi, H., Sudrajat., Chotim, A.Y. 2010. vitro. Jurnal Peternakan Indonesia. 13:1
Kajian aspek reproduksi dan estimasi
Tarin, J.J., 1995. Aetiology of age-associated
ekonomi pada ternak sapi yang di
aneuploidy: a mechanism based on the
inovasi teknologi reproduksi. Agripet.
'free radical theory of ageing”.
10:1-6.
Mol.Hum.Reprod.,I.Hum.Reprod.10:156
Sutton, M.L., Gilchrist, R.B and Thompson, 3-1565.
J.G., 2003. Effects of in-vivo and in-
Totey, S.M., Pawshe, C.H and Singh, G.P.,
vitro environments on the metabolism of
1993. In vitro matangation and
the cumulus-oocyte complex and its
fertilization of buffalo oocytes : effect of
influence on oocyte developmental
media hormon and sera.
capacity. Human Reproduction Update.
Theriogenology. 39: 1153-1171
9:35-48.
Yulnawati., Setiadidan, M.A and Boediono, A.,
Syaiful, F.L., Saladin, Jaswandi., Udin, Z.,
2006. Penggunaan medium CR1aa untuk
2011. Pengaruh waktu fertilisasi dan
produksi embrio domba in vitro.JITV.1:
sistem inkubasi yang berbeda terhadap
2