Vous êtes sur la page 1sur 12

Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950

Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam)


Sebagai Antioksidan

Formulation Gel Of Ethanolic’s Extract of The Leaves of Moringa


oleifera Lam as an Antioxidant
Uswatun Hasanah 1*, Yusriadi 2, Akhmad Khumaidi 3
1*
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako
2
Laboratorium Farmasetik Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako
3
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako
Palu, 94118, Indonesia

ABSTRACT
Antioxidant compounds can reduce the adverse effects of free radikal on the skin. The
leaves of Moringa oleifera Lam contain antioxidant compounds which have strong potential
activity. The purpose of research was formulating antioxidant gel using carbomer as base,
and containing concentration of ethanolic’s extract of the leaves of Moringa oleifera Lam in
different concentration, F0, F1, F2 and F3 is 0%, 1%, 2% and 3% respectivel. The samples
then be observed in organoleptic properties and its antioxidant activity which determined
based on IC50 value from the reaction of DPPH method. The result of research was found that
IC50 for ethanolic’s extract of the leaves of Moringa oleifera Lam was 89,305 ppm and
vitamine C as a comparison compound was 8,374 ppm. Evaluation of gel preparation include
homogenity, organoleptic (color, odor, consistency), viscosity, and pH during 28 days. The
antioxidant activities for ethanolic’s extract of the leaves of Moringa oleifera Lam on the gel
preparation in the first day was 129,245 ppm (F1), 116,875 ppm (F2) dan 97,484 ppm (F3),
while after 28 days was 178,236 ppm (F1), 148,589 ppm (F2) dan 143,333 ppm (F3). The
result of evaluation showed that all gels was in homogenous condition and haven’t changes in
color and odor, while it consistency, based on the result of viscosity testing was significantly
changed after 28 days. Moreover, pH measurement on all samples, except F3 were
significantly different after 28 days. Based on the results of this research, it can be concluded
that ethanolic’s extract of the leaves of Moringa oleifera Lam can be formulated in
antioxidant gel preparation with the best concentration of 3%.
Key word : Antioxidant, DPPH, Ethanolic’s extract of the leaves of Moringa
oleifera Lam, Gel

ABSTRAK
Senyawa antioksidan dapat mengurangi efek buruk radikal bebas terhadap kulit. Daun
kelor (Moringa oleifera Lam) mengandung senyawa antioksidan dengan potensi aktivitas
yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel antioksidan dengan
menggunakan karbomer sebagai basis gel dan ekstrak etanol daun kelor dengan konsentrasi
untuk F0, F1, F2 dan F3 adalah 0%, 1%, 2% dan 3%, yang kemudian dievaluasi dan diuji
aktivitas antioksidannya. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penentuan

Coresponding author: uswatun016hasanah@gmail.com

46
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

IC menggunakan reaksi DPPH (Difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil uji aktivitas antioksidan


50

ekstrak etanol daun kelor adalah 89,305 ppm dan vitamin C sebagai senyawa pembanding
adalah 8,374 ppm. Evaluasi sediaan gel meliputi pengamatan homogenitas, organoleptis
(warna, aroma dan konsistensi), viskositas dan pH selama 28 hari. Aktivitas antioksidan
ekstrak etanol daun kelor dalam sediaan gel dihari pertama adalah 129,245 ppm (F1), 116,875
ppm (F2) dan 97,484 ppm (F3), sedangkan dihari ke-28 adalah 178,236 ppm (F1), 148,589
ppm (F2) dan 143,333 ppm (F3). Hasil uji sifat fisik sediaan gel menunjukkan bahwa semua
sediaan gel homogen dan tidak mengalami perubahan warna dan aroma, sedangkan
konsistensi dari hasil uji viskositas mengalami perubahan signifikan setelah 28 hari dan hasil
uji pH semua sediaan selain F3 juga mengalami perubahan signifikan setelah 28 hari.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun kelor dapat
diformulasi dalam sedian gel antioksidan dengan konsentrasi terbaik adalah 3%.
Kata kunci : Antioksidan, DPPH, Ekstrak Etanol Daun Moringa oleifera Lam,
Gel

PENDAHULUAN kuersetin (Karthivashan, et. al, 2013).


Kelor (Moringa oleifera Lam) Vongsak, et. al (2013) memperoleh IC50
merupakan salah satu pohon sayuran hijau 62,94 ppm dari daun kelor yang
yang banyak tumbuh di Asia termasuk di merupakan aktivitas antioksidan kuat
Indonesia seperti wilayah Sulawesi terhadap radikal bebas DPPH. Berdasarkan
Tengah. Bagian kelor yang telah diteliti penelitian tersebut, diketahui bahwa daun
mengandung banyak manfaat bagi kelor memiliki kandungan nutrisi yang
kesehatan tubuh adalah daunnya. Daun baik untuk kesehatan dan memiliki peran
kelor mengandung makro dan sebagai antioksidan dengan potensi
mikronutrien seperti protein, Fe, vitamin aktivitas yang kuat. Untuk
A, vitamin C dan betakaroten, yang sesuai memanfaatkannya, selain dikonsumsi
dengan intake harian yang dianjurkan sebagai olahan makanan dan minuman
WHO untuk memenuhi kebutuhan gizi atau digunakan dalam sediaan oral seperti
tubuh (Luthfiyah, 2012). Rajanandh, and kapsul, tablet dan lainnya, ekstrak daun
Kavitha (2010), menyatakan bahwa daun kelor juga dapat diformulasikan sebagai
kelor mengandung β-sitosterol 90mg/g, zat aktif dalam sediaan semipadat yang
total fenolik 8μg/ml dan flavonoid tujuannya digunakan pada kulit.
27μg/ml, yang mana materi tersebut Sediaan semipadat digunakan pada
berhubungan dengan aktivitas antioksidan. kulit berfungsi sebagai pembawa untuk
Daun kelor memiliki aktivitas antioksidan obat-obat topikal, sebagai pelunak kulit
dari senyawa fenolik golongan flavonoid atau sebagai pelindung (Lachman and
yang diidentifikasi berupa kaempferol dan Lieberman, 1994). Sediaan dengan

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
47
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

kandungan antioksidan yang digunakan Thaman, 2006). Kandungan air yang


secara topikal memberikan konsentrasi banyak dalam sediaan gel juga membantu
yang lebih tinggi pada kulit dibandingkan pelepasan zat aktif pada kulit (Anwar,
penggunaan oral. Sediaan antioksidan 2012). Berdasarkan hal tersebut, sediaan
topikal, secara alami dapat menjadi nutrisi gel dengan basis air dipilih untuk
untuk melindungi kulit dari radikal bebas formulasi ekstrak etanol daun kelor
yang merusak (Diana, and Thaman, 2006). sebagai antioksidan untuk kulit.
Sediaan antioksidan topikal juga Gel basis air dapat dibuat
digunakan sebagai anti penuaan pada kulit menggunakan pembentuk gel seperti
(Burgess, 2005). karbomer (Mitsui, 1997). Karbomer
Sediaan topikal terdiri atas zat umumnya dianggap sebagai bahan dasar
pembawa dan zat aktif. Suatu zat pembawa tidak beracun, tidak mengiritasi dan tidak
pada sediaan topikal, idealnya mudah menunjukkan reaksi hipersensitivitas pada
dioleskan, mudah dibersihkan, tidak manusia saat digunakan secara topikal
mengiritasi dan menyenangkan secara (Rowe, et. al, 2009). Karbomer merupakan
kosmetik, selain itu zat aktif dalam pembentuk gel yang dapat terdispersi
pembawa juga mudah dilepaskan. Salah dalam air dan membentuk semipadat
satu sediaan semipadat yang dapat dengan adanya senyawa alkali (Lachman,
digunakan topikal adalah gel (Yanhendri dkk, 1994). Karbomer dapat membentuk
dan Widya, 2012). Gel merupakan sediaan gel fase tunggal yaitu sistem gel, yang
semipadat atau kental, yang dibuat dengan mana tidak terlihat adanya ikatan antara
mencampur ekstrak (zat aktif) dengan molekul terdispersi dengan cairannya
basis yang sesuai (Agoes, 2009). Basis air (Depkes RI, 1995). Karbomer juga
dalam membentuk gel memiliki memiliki toleransi tinggi terhadap alkohol
kemampuan melembabkan dengan bahan dan dapat digunakan untuk mengentalkan
yang mengandung banyak air, memiliki dalam sistem hidroalkohol (Anwar, 2012),
efek sejuk yang baik digunakan pada cuaca sehingga diharapkan sesuai dengan ekstrak
panas dan sesuai untuk kulit berminyak kelor yang diperoleh menggunakan pelarut
(Mitsui, 1997). Kemampuan melembabkan hidroalkohol. Berdasarkan latar belakang
suatu sediaan seperti pada gel juga tersebut, penelitian dilakukan untuk
memberikan efek melembutkan, memformulasikan gel ekstrak etanol daun
menghilangkan garis dan kerutan serta kelor dan evaluasi sifat fisik sediaan gel
mencegah iritasi pada kulit (Diana, dan serta mengukur aktivitas antioksidannya.

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
48
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

BAHAN DAN METODE trietanolamin, propilen glikol dan metil


Jenis penelitian ini adalah
paraben.
eksperimen laboratorium yaitu ekstrak
etanol daun kelor yang diperoleh, HASIL
diformulasikan dalam bentuk sediaan gel Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kelor
dengan konsentrasi 0%, 1%, 2% dan 3%, Daun kelor segar yang telah disortasi
kemudian dievaluasi sifat fisik masing- diperoleh 1,95 kg yang kemudian dikering-
masing sediaan berupa homogenitas, anginkan pada ruang tertutup selama 7 hari
organoleptis, viskositas dan pH serta diuji sehingga diperoleh berat keringnya 333,5
aktivitas antioksidan pada sediaan yang gram dengan persen rendemen 17,10%.
mengandung ekstrak etanol daun kelor Simplisia daun kelor kemudian diblender
selama penyimpanan 28 hari. dan diayak dengan ayakan mesh 60
sehingga diperoleh serbuk simplisia daun
kelor. Serbuk simplisia daun kelor
sebanyak 200 gram dimaserasi dengan
etanol 70% sebanyak 1200 ml selama 3x24
jam kemudian disaring dan residu
diremaserasi dengan etanol 70% sebanyak
Penelitian ini telah dilaksanakan
800 ml selama 24 jam. Hasil penyaringan
pada bulan Juni sampai Agustus 2016 di
berupa supernatan yang diperoleh
Laboratorium Farmasetik Jurusan Farmasi
diuapkan pelarutnya dengan rotary
Fakultas Matematika dan Ilmu
evaporator pada suhu 50oC. Ekstrak yang
Pengetahuan Alam dan Laboratorium
diperoleh sebanyak 41,3 gram dengan
Agroteknologi Fakultas Pertanian
persen rendemen 20,65%. Ekstrak etanol
Universitas Tadulako.
daun kelor yang diperoleh memiliki hasil
Bahan yang digunakan terdiri dari
uji organoleptis antara lain berupa warna
daun kelor, etanol 70%, kertas saring,
hitam, aroma khas, konsistensi kental dan
aluminium foil, tissue, masker, etanol pro
nilai pH yaitu 4,62 ± 0,04.
analisis, DPPH, air suling, karbomer,

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
49
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Hasil pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode reaksi DPPH terhadap
ekstrak etanol daun kelor dan pembanding vitamin C dinyatakan dengan IC50 pada tabel 1
sebagai berikut :
Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
Sampel Uji IC50 (ppm)
Ekstrak Daun Kelor 89,305
Vitamin C 8,374
Keterangan : ppm (Part Per Million) = bpj (Bagian Per Juta) merupakan satuan
konsentrasi zat dalam suatu campuran.

Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Gel


Hasil evaluasi sifat fisik sediaan gel dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun
kelor yaitu 0%, 1%, 2% dan 3% meliputi pengujian homogenitas, organoleptis, viskositas dan
pH selama penyimpanan 28 hari.

Hasil pengujian homogenitas dinyatakan pada tabel 2 sebagai berikut :


Tabel 2 Hasil Uji Homogenitas Sediaan
Hari Sediaan
Penyimpanan F0 F1 F2 F3
Ke-0 Homogen Homogen Homogen Homogen
Ke-28 Homogen Homogen Homogen Homogen

Hasil pengujian organoleptis dinyatakan pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Uji Organoleptis Sediaan


Hari Hasil Pengamatan
Sediaan
Penyimpanan Konsistensi Warna Aroma
Ke-0 Sangat Kental Transparan Khas
F0
Ke-28 Kental Transparan Khas
Ke-0 Sangat Kental Coklat Muda Khas
F1
Ke-28 Kental Coklat Muda Khas
Ke-0 Sangat Kental Coklat Tua Khas
F2
Ke-28 Kental Coklat Tua Khas
Ke-0 Sangat Kental Coklat Tua Khas
F3
Ke-28 Kental Coklat Tua Khas

Hasil pengujian viskositas dinyatakan pada tabel 4 sebagai berikut :


Tabel 4 Hasil Uji Viskositas Sediaan
Sediaan Hari Penyimpanan Rataan Nilai Viskositas ± SD (cp)
F0 Ke-0 9853,3 ± 50,3
Ke-28 400,4 ± 0,4*
F1 Ke-0 10066,6 ± 50,3
Ke-28 405,6 ± 1,6*
F2 Ke-0 10153,3 ± 41,6
Ke-28 408,8 ± 0,5*
F3 Ke-0 10293,3 ± 30,5
Ke-28 414,8 ± 0,3*
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
50
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Keterangan : * : Berbeda signifikan dengan hari ke-0, cp = centipoise (satuan


kekentalan)

Hasil pengujian pH dinyatakan pada tabel 5 sebagai berikut :


Tabel 5 Hasil Uji pH Sediaan
Sediaan Hari Penyimpanan Rataan Nilai pH ± SD
F0 Ke-0 6,16 ± 0,14
Ke-28 5,76 ± 0,05*
F1 Ke-0 5,58 ± 0,20
Ke-28 5,14 ± 0,11*
F2 Ke-0 6,42 ± 0,02
Ke-28 5,68 ± 0,22*
F3 Ke-0 6,14 ± 0,12
Ke-28 5,77 ± 0,05
Keterangan : * : Berbeda signifikan dengan hari ke-0

Aktivitas Antioksidan Sediaan


Hasil pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode reaksi DPPH dilakukan
pada masing-masing sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol daun kelor yaitu F1, F2
dan F3 dihari ke-0 dan hari ke-28 dinyatakan dengan IC50 pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan


Sediaan Hari Penyimpanan IC50 (ppm)
Ke-0 129,245
F1
Ke-28 178,236
Ke-0 116,875
F2
Ke-28 148,589
Ke-0 97,484
F3
Ke-28 143,333
Keterangan : ppm (Part Per Million) = bpj (Bagian Per Juta) merupakan satuan
konsentrasi zat dalam suatu campuran.

PEMBAHASAN tersebut adalah kelor bagian daun dengan


Daun kelor yang digunakan pada nama latin Moringa oleifera Lam.
penelitian ini dikumpulkan dari Kelurahan Proses pembuatan ekstrak daun
Lere, Kecamatan Palu Barat, Sulawesi kelor, dimulai dari bahan daun segar yang
Tengah yang diidentifikasi di UPT. terlebih dahulu disortasi, sehingga bagian
Sumber Daya Hayati Sulawesi, yang dikumpulkan hanya terdiri dari daun
Kementerian Riset Teknologi Dan kelor yang berwarna hijau tua, hal ini
Pendidikan Tinggi Universitas Tadulako. sesuai dengan penelitian Sreelatha and
Identifikasi ini dilakukan dengan tujuan Padma, (2009) yang menyatakan bahwa
untuk mengetahui spesimen yang daun kelor yang lebih tua memiliki
digunakan. Hasil identifikasi dapat aktivitas antioksidan yang lebih baik
dipastikan bahwa tanaman yang digunakan
Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
51
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

dibandingkan daun kelor yang lebih muda. dengan metode secara dingin dibandingkan
Daun kelor yang telah disortasi kemudian metode secara panas. Pelarut sebagai
dimasukkan ke wadah berlubang untuk cairan penetrasi untuk maserasi yang
dicuci menggunakan air mengalir dipilih adalah etanol 70%, hal ini sesuai
sebanyak 2 kali dan kemudian diangin- dengan penelitian Siddhuraju and Becker
anginkan, hal ini dilakukan bertujuan (2003), yang menggunakan beberapa
untuk mendapatkan simplisia yang tidak pelarut berbeda untuk ekstraksi daun kelor
mudah rusak sehingga dapat disimpan dan memperoleh aktivitas antioksidan
untuk jangka waktu yang lebih lama. Pada menggunakan pelarut etanol 70% lebih
simplisia penurunan kadar air dapat baik dibandingkan hasil ekstraksi dengan
menghentikan reaksi enzimatik sehingga pelarut lainnya. Proses maserasi dilakukan
dapat dicegah terjadinya penurunan mutu selama 3x24 jam dan residu yang
atau perusakan simplisia sebelum diperoleh diremaserasi selama 24 jam.
dilakukan proses selanjutnya. Proses juga Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan
dilakukan pada ruangan yang tidak terkena pelarutnya menggunakan rotary
paparan sinar matahari langsung, hal ini evaporator masing-masing dengan suhu
dilakukan bertujuan untuk menghindari 50oC. Ekstrak daun kelor yang diperoleh
terjadinya perubahan kimia pada simplisia sebanyak 41,3 gram dengan nilai
dengan adanya sinar matahari (Agoes, rendemen 20,65% memiliki karakteristik
2009). Simplisia yang diperoleh secara organoleptis berupa bahan berwarna
selanjutnya dihaluskan dan diayak, hal ini hitam, aroma khas, konsistensi kental dan
bertujuan untuk mempermudah proses pH pada kisaran asam yakni 4,62.
ekstraksi sehingga bahan berkhasiat (zat Pengujian aktivitas antioksidan
aktif) dapat diperoleh lebih cepat karena ekstrak etanol daun kelor yang diperoleh
semakin halus ukuran serbuk akan dilakukan menggunakan metode
semakin tidak adanya hambatan yang akan penentuan IC50 yaitu melalui reaksi
menghalangi penetrasi pelarut melalui penghambatan terhadap radikal DPPH
bahan tanaman (Agoes, 2009). (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). Sampel
Proses ekstraksi serbuk daun kelor dibuat dengan lima konsentrasi berbeda
dilakukan secara dingin yaitu maserasi, hal yang kemudian dicampurkan dengan
ini sesuai dengan penelitian Sultana, et. al radikal DPPH lalu diamati absorbansinya
(2009) yang memperoleh aktivitas menggunakan Spektrofotometri UV-
antioksidan ekstrak daun kelor lebih baik Visible. Nilai absorbansi yang diperoleh

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
52
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

dihitung persentasi penghambatan radikal diperoleh memiliki aktivitas antioksidan


bebas yang kemudian ditentukan IC 50 yang kuat, hal ini sesuai dengan hasil
melalui persamaan linear, nilai tersebut penelitian Vongsak, et. al (2013) yang
menunjukkan kekuatan aktivitas memperoleh IC 62,94 ppm.
50

antioksidannya. Nilai aktivitas antioksidan Formulasi sediaan gel dengan zat


(IC50) yang diperoleh untuk ekstrak etanol aktif ekstrak etanol daun kelor sebagai
daun kelor yakni 89,305 ppm, sedangkan antioksidan dilakukan dengan beberapa
vitamin C sebagai pembanding memiliki konsentrasi berbeda yaitu F0 dengan 0%
aktivitas antioksidan yakni 8,374 ppm. Hal ekstrak, F1 dengan 1% ekstrak, F2 dengan
ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 2% ekstrak dan F3 dengan 3% ekstrak.
daun kelor memiliki perbedaan 10 kali Pembuatan formula sediaan gel dilakukan
lipat lebih rendah dari aktivitas antioksidan menggunakan bahan pembentuk gel
vitamin C, sehingga untuk menghambat berupa karbomer yang bersifat hidrogel
radikal bebas diperlukan sebanyak 89,305 yaitu gel berbasis air, yang mana karbomer
ppm ekstrak etanol daun kelor sedangkan didispersikan ke dalam air suling yang
vitamin C hanya diperlukan sebanyak dipanaskan sampai suhu 50oC, hal ini
8,374 ppm. Perbedaan ini dapat bertujuan untuk mempercepat
disebabkan karena vitamin C merupakan terbentuknya massa gel, selanjutnya
senyawa tunggal yang lebih murni ditambahkan trietanolamin sebagai agen
sedangkan ekstrak etanol daun kelor masih alkali karbomer, yaitu senyawa basa yang
terdiri dari banyak senyawa, yang mana akan meningkatkan pH massa gel
hasil identifikasi Lisnawati (2014) pada karbomer yang awalnya berada pada
ekstrak etanol daun kelor menunjukkan kisaran pH 2,5-3,0 (Anwar, 2012) menjadi
positif adanya beberapa senyawa antara mendekati pH pada kisaran 6 sampai 11,
lain flavonoid, polifenol dan tannin. yang mana pada kisaran pH ini karbomer
Menurut Blois (2005) dalam Susanti dkk membentuk massa gel yang lebih kental
(2014), kisaran aktivitas antioksidan suatu (Rowe, et. al, 2009). Massa gel yang
bahan sangat kuat bila nilai IC50 < 50 ppm, terbentuk selanjutnya ditambahkan dengan
kuat bila nilai IC50 bernilai 50-100 ppm, propilen glikol sebagai humektan yang
sedang bila nilai IC50 bernilai 100-150 akan mempertahankan kestabilan gel agar
ppm, dan lemah bila nilai IC50 bernilai tidak terjadi perpindahan cairan di dalam
150-200 ppm. Berdasarkan kisaran struktur gel yang dapat menimbulkan
tersebut, ekstrak etanol daun kelor yang gangguan keadaan seperti sineresis dan

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
53
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

swelling (Martin dkk, 1990). Selain itu, dihari ke-0 dan ke-28 menunjukkan warna
sediaan juga ditambahkan pengawet agar coklat tua dan beraroma khas. Adapun
kandungan air yang banyak pada gel tidak komposisi ekstrak yang ditambahkan pada
ditumbuhi mikroorganisme. Metil paraben masing-masing formula memiliki
dipilih pada penelitian ini karena metil pengaruh terhadap tingkat kepekatan
paraben dapat larut dalam air dan warna sediaan, hal ini dapat diamati juga
aktivitasnya sebagai pengawet berkisar dengan melihat perbedaan warna pada
pada pH 4 sampai 8 (Rowe, et. al, 2009) Tabel 3 Hasil Uji Organoleptis Sediaan.
sehingga sesuai dengan kisaran pH Sediaan F0, F1, F2 dan F3 mengalami
karbomer sebagai pembentuk massa gel perubahan konsistensi sediaan yaitu pada
yang digunakan. Pembuatan formula hari ke-0, semua sediaan menunjukkan
sediaan gel dengan ekstrak dilakukan bentuk yang sangat kental dan pada hari
dengan menambahkan ekstrak ke dalam ke-28 semua sediaan menunjukkan
propilen glikol terlebih dahulu sebelum penurunan kekentalan. Komposisi ekstrak
dimasukkan ke massa gel, hal ini bertujuan yang ditambahkan pada masing-masing
untuk mempermudah ekstrak bercampur formula memiliki pengaruh terhadap
menjadi homogen. konsistensi sediaan, hal ini dapat diamati
Evaluasi sediaan gel dilakukan juga dengan melihat nilai viskositas
meliputi uji homogenitas, organoleptis, sediaan pada Tabel 4 Hasil Uji Viskositas
viskositas dan pH yang dilakukan dengan Sediaan. Hasil uji viskositas pada hari ke-0
selang waktu penyimpanan 28 hari. Hasil menunjukkan sediaan F3 memiliki nilai
uji homogenitas menunjukkan sediaan F0, viskositas lebih besar dibandingkan yang
F1, F2 dan F3 dalam keadaan homogen lain yaitu 10293,3 cp dan F0 lebih kecil
dihari ke-0 sampai dengan hari ke-28. dibandingkan yang lain yaitu 9853,3 cp
Pengujian ini dilakukan untuk mengamati nilai ini mengalami penurunan mulai hari
susunan partikel pada sediaan. Hasil uji ke-28 yang berbeda signifikan. Perbedaan
organoleptis menunjukkan sediaan F0 nilai ini menunjukkan bahwa viskositas
dihari ke-0 dan ke-28 memiliki warna sediaan gel dapat dipengaruhi oleh
transparan (tidak berwarna) dan beraroma lamanya waktu penyimpanan. Pada
khas. Pada F1 hasil uji organoleptis dihari pengujian pH sediaan pada hari ke-0 dan
ke-0 dan ke-28 menunjukkan warna ke-28 menunjukkan bahwa F0, F1, F2 dan
sediaan coklat muda dan beraroma khas, F3 mengalami penurunan pH menjadi
untuk F2 dan F3 hasil uji organoleptis lebih asam, adapun komposisi ekstrak

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
54
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

yang ditambahkan pada masing-masing menggunakan metode penentuan IC50 yaitu


formula tidak memiliki pengaruh terhadap melalui reaksi penghambatan terhadap
pH sediaan. Hal ini disajikan pada Tabel 5 radikal DPPH. Sampel dibuat dengan lima
Hasil Uji pH Sediaan, pada tabel tersebut konsentrasi berbeda yang kemudian
sediaan yang memiliki nilai pH lebih besar dicampurkan dengan radikal DPPH lalu
dibandingkan yang lain pada hari ke-0 diamati absorbansinya pada panjang
yaitu F2 dengan nilai 6,42 dan F1 lebih gelombang 517 nm menggunakan
kecil dibandingkan yang lain dengan nilai Spektrofotometri UV-Visible. Nilai
5,58 sedangkan pH lebih besar absorbansi yang diperoleh dihitung
dibandingkan yang lain pada hari ke-28 persentasi penghambatan radikal bebas
yaitu F3 dengan nilai 5,77 dan F1 lebih yang kemudian ditentukan IC melalui 50

kecil dibandingkan yang lain dengan nilai persamaan linear, nilai tersebut
5,14. Berdasarkan Anwar (2012), maka menunjukkan kekuatan aktivitas
semua sediaan masih sesuai dengan antioksidannya. Hasil pengujian
rentang pH kulit yaitu 4,5 sampai 6,5. menunjukkan terjadi penurunan aktivitas
Perbedaan nilai ini menunjukkan bahwa antioksidan dari hari ke-0 hingga hari ke-
pH sediaan gel dapat dipengaruhi oleh 28 pada semua sediaan, hal ini dapat
lamanya waktu penyimpanan. Hasil uji dilihat pada Tabel 6 Hasil Uji Aktivitas
viskositas dan pH semua sediaan Antioksidan Sediaan. Nilai IC50 yang lebih
menunjukkan adanya perbedaan signifikan tinggi dibanding yang lainnya dihari ke-0
setelah 28 hari, kecuali nilai pH sediaan yaitu F3 dengan nilai 97,484 ppm
F3, hal ini dapat dilihat dari hasil paired (aktivitas antioksidan kuat) dan yang lebih
sample T test pada Lampiran 8 (Analisis rendah dibanding yang lainnya yaitu F1
Data Paired-sample T test Hasil Uji dengan nilai 129,245 ppm (aktivitas
Viskositas) dan 9 (Analisis Data Paired- antioksidan sedang), sedangkan dihari ke-
sample T test Hasil Uji pH). 28, F3 memiliki aktivitas antioksidan
Pengujian aktivitas antioksidan 143,333 ppm, F2 memiliki aktivitas
sediaan yang mengandung ekstrak yaitu antioksidan 148,589 ppm, dan F1 memiliki
F1, F2 dan F3 dilakukan dengan selang aktivitas antioksidan 178,236 ppm.
waktu 28 hari, hal ini bertujuan untuk Berdasarkan perubahan nilai aktivitas
mengamati perubahan aktivitas antioksidan dari masing-masing formula
antioksidan ekstrak pada masing-masing dapat disimpulkan bahwa sediaan bentuk
sediaan. Pengujian dilakukan gel memiliki kemampuan antioksidan yang

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
55
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

lebih tinggi dengan komposisi ekstrak 3% Revisi, Penerbit Institut Teknologi


Bandung, Bandung.
(F3). Sediaan F3 pada hari ke-0 dan
Anwar, E., 2012, Eksipien dalam Sediaan
setelah 28 hari masih memiliki aktivitas Farmasi Karakterisasi dan
Aplikasi, PT. Dian Rakyat, Jakarta.
dengan kekuatan yang lebih tinggi
Burgess, C. M., 2005, Cosmetic
dibanding yang lainnya. Sediaan F1 Dermatology, Springer-Verlag
Berlin Heidelberg, Germany.
dengan komposisi 1% memiliki aktivitas
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia,
dengan IC50 kategori sedang dihari ke-0 Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
dan setelah 28 hari sediaan masih memiliki
Diana, D. Z., and Thaman, A. L., 2006,
aktivitas dengan IC50 kategori lemah. Cosmetic Formulation of Skin Care
Product, Taylor and Francis Group,
Perubahan dari masing-masing sediaan gel
New York, London.
yang mengandung ekstrak etanol daun Karthivashan, G., Tangestani, M. F.,
Arulselvan, P., Abas, F., and
kelor ini menunjukkan bahwa aktivitas
Fakurazi, S., 2013, Identification of
antioksidan sediaan gel dapat dipengaruhi Bioactive Candidate Compounds
Responsible for Oxidative
oleh konsentrasi ekstrak yang ditambahkan
Challenge from Hydro-Ethanolic
dalam formula dan lama waktu Extract of Moringa oleifera Leaves,
Institute of Food Technologists. 78
penyimpanannya.
(9) : 1368.
Sediaan gel terbukti mengalami Lachman, L., Lieberman, H. A., dan
Kanig, J. L., 1994, Teori dan
perubahan berupa viskositas, pH dan
Praktek Farmasi Industri Edisi
aktivitas antioksidannya setelah 28 hari Ketiga. Diterjemahkan Oleh Siti
Suyatmi, Universitas Indonesia
penyimpanan, hal ini dapat disebabkan
Press, Jakarta.
karena faktor-faktor luar yang Lisnawati, 2014, Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa
mengganggu kualitas seperti cahaya,
oleifera L. dari Berbagai Tingkat
kelembaban/kandungan air, suhu dan Kepolaran Pelarut, Skripsi,
Jurusan Kimia Fakultas
oksidasi dari udara (Agoes, 2009). Selain
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
itu, penggunaan wadah pada penelitian ini Alam Universitas Tadulako, Palu.
Luthfiyah, F., 2012, Potensi Gizi Daun
berupa pot plastik juga diduga ikut
Kelor (Moringa oleifera) Nusa
mempengaruhi kualitas dari sediaan gel. Tenggara Barat, Staf Dosen
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Berdasarkan hal ini, penelitian selanjutnya
Mataram, Nusa Tenggara Barat. 6
diharapkan melakukan pengamatan (2) : 42-50.
Martin, A., Swarbick, J., dan Cammarata,
mendalam terkait faktor-faktor tersebut.
A., 1990, Farmasi Fisik. Edisi
Ketiga. Diterjemahkan Oleh
DAFTAR PUSTAKA
Yoshita, Universitas Indonesia
Agoes, G., 2009, Teknologi Bahan Alam Press, Jakarta.
(Serial Farmasi Industri-2) Edisi

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
56
Online Journal of Natural Science Vol 6(1) :46 – 57 ISSN-p: 2338-0950
Maret 2017 ISSN-e : 2541-1969

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, Pengetahuan Alam Universitas


Elsevier Science B.V, The Sam Ratulangi, Manado. 3 (4) : 37-
Netherlands Amsterdam. 43.
Rajanandh, M. G., and Kavitha J., 2010, Vongsak, B., Sithisarn,P., Mangmool,
Quantitative Estimation of Β- S.,Thongpraditchote,S.,Wongkraja
Sitosterol, Total Phenolic and ng,Y., and Gritsanapan, W., 2013,
Flavonoid Compounds in The Maximing Total Phenolics, Total
Leaves of Moringa oleifera. Flavonoids Contents and
Department of Pharmacology and Antioxidant Activity of Moringa
Department of Pharmaceutical oleifera Leaf Extract by The
Analysis, J.S.S.College of Appropriate Extraction Method,
Pharmacy, Tamilnadu, India. 2 (2) : Faculty of Pharmacy, Mahidol
1409-1414. University, Bangkok, Thailand.
Rowe, C. R., Sheskey, P. J., and Quinn, M. 2012 (44) : 566-571.
E., 2009, Handbook of Yanhendri, dan Widya S. Y., 2012,
Pharmaceutical Exipients, 6th Berbagai Bentuk Sediaan Topikal
edition, Pharmaceutical Press, dalam Dermatologi, Bagian Ilmu
London. Kesehatan Kulit dan Kelamin
Siddhuraju, P., and Becker, K., 2003, Fakultas Kedokteran Universitas
Antioxidant Properties of Various Andalas, Padang. 39 (6) : 423-430.
Solvent Extracts of Total Phenolic
Constituents from Three Different
Agroclimatic Origin of Drumstick
Tree (Moringa oleifera Lam)
Leaves, University Hohenheim,
Germany. 51 (8) : 2144-2155.
Sreelatha, S., and Padma, P. R., 2009,
Antioxidant Activity and Total
Phenolic Content of Moringa
oleifera Leaves in Two Stages of
Maturity, Department of
Biochemistry and Biotechnology,
Avinashilingam University,
Coimbatore Tamil Nadu, India 64
:303–311
Sultana, B., Anwar, F., and Ashraf, M.,
2009, Effect of Extraction
Solvent/Technique on The
Antioxidant Activity of Selected
Medicinal Plant Extracts,
University of Agriculture, Pakistan.
2009 (14) : 2168-2180.
Susanti, S. T., Jemmy, A., dan Frenly, W.,
2014, Aktivitas Antioksidan dan
Kandungan Total Fenolik Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam), Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika Dan Ilmu

Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan
(Uswatun Hasanah dkk)
57

Vous aimerez peut-être aussi