Vous êtes sur la page 1sur 6

BAB I

PENDAHULUHUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekumpulan individu-individu yang hidup
bersama-sama, istilah masyarakat bermula dari bahasa arab dengan kata
“syakara”. Syakara yang memiliki arti ikut serta atau dalam kata lain
berpartisipasi. Sedangkan di dalam bahasa inggris masyarakat disebut
dengan “society” yang memiliki arti interaksi sosial, perubahan sosial, dan
rasa kebersamaan.

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat pada umumnya


mempunyai ciri-ciri dengan kriteria seperti, manusia yang hidup bersama,
sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang, bercampur atau bergaul dalam
jangka waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan
menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama, timbul
sistem komunikasi, dan eraturan yang mengatur hubungan antar manusia,
sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan, merupakan suatu sistem
hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan
karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain.

Komunitas adalah sebuah kelompok yang menunjukkan adanya


kesamaan kriteria sosial sebagai ciri khas keanggotaannya, misalnya
seperti : kesamaan profesi, kesamaan tempat tinggal, kesamaan kegemaran
dan lain sebagainya. Seperti contohnya : kelompok petani, karyawan
pabrik, kelompok warga, kelompok suporter sepak bola dan lain
sebagainya.
Praktik kerja lapangan ini merupakan aplikasi dari teori yang kami
dapatkan dikampus terutama di bidang kebidanan komunitas, sehingga
nantinya dapat menghasilkan tenaga bidan yang terampil, berkompoten
sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab sebagai bidan.

Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana


fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang
lainnya, proses pemberian pelayanan, dan kompensasi yang diterima serta
harapan masyarakat pengguna (Syafrudin, 2010).

Pengalaman belajar lapangan atau praktik kerja lapangan (PKL)


merupakan metode pembelajaran yang dimaksud untuk memberikan bekal,
kompetensi spesifek, dimana para mahasiswa dituntut untuk menerapkan
semua ilmu yang telah di peroleh di kelas dalam kehidupan nyata dalam
masyarakat. Permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat yang
sering kali memiliki kompleksitas tinggi menjadi ajang belajar bagi
mahasiswa untuk melakukan pemecahan masalah berdasarkan kompetensi
yang telah ditentukan.

Bapelkes Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai unit


pelaksana tehnik Dinas Kesehatan pemerintah daerah DIY mempunyai
tugas meningkatkan kapasitas calon tenaga kesehatan melalui berbagai
bentuk pendidikan dan pelatihan untuk menunjang program-program
kesehatan pemerintah. Upaya Bapelkes DIY untuk turut menyiapkan
sumber daya manusia (SDM) kesehatan yangberkualitas dan profesional di
bidangnya adalah dengan menyidiakan program pembelajaran kepada
aparatur, masyarakat, swasta termasuk kepada mahasiswa kesehatan dalam
bentuk PKL. Bentuk pelaksanaan tugas tersebut di antaranya yang mana di
lakukan melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi baik negri
maupun swasta dan pemerintah daerah dalam mempasilitasi
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mahasiswa dalam bentuk PKL
asuhan kebidanan sesuai dengan kurikulum DIII kebidanan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis sebagai


mahasiswi Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan ingin melakukan
asuhan kebidanan komunitas terhadap masyarakat di padukuhan pondok II

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) asuhan kebidanan
komunitas ini mahasiswi Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan di
harapkan mempunyai pengetahuan, pengalaman, sikap, dan
keterampilan dalam mengatasi berbagai permasalahan tingkat individu,
keluarga maupun masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman peserta terhadap program-program
pokok pelayanan dan kebijakan pembangunan PUS Nasional dan
DIY.
b. Memahami kebijakan pembangunan di kabupaten.
c. Memahami program PUS di puskesmas
d. Membangun kapasitas peserta dalam mengenali etika budaya
masyarakat, mengidentifikasi stakeholder masyarakat dan
melaksanakan pendekatan masyarakat selanjutnya
mengimplementasikan melalui kegiatan MMD.
e. Membangun kapasitas peserta dalam teknik pengumpulan,
pengolahan dan pengkajian data berupa pengumpulan data yang
diimplementasikan dalam kegaiatan lapangan.
f. Membangun kapasitas peserta dalam teknik analisis dan diagnosis
masalah kesehatan lingkungan kebidanan komunitas sehingga
dapat merumuskan prioritas menggunakan berbagai analisis.
g. Membangun kapasitas peserta dalam mengidentifikasi motode
evaluasi intervensi program asuhan kebidanan komunitas, mampu
mengimplementasikan dalam bentuk kajian evaluasi input, proses,
dan output program yang dilaksanakan

C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Sebagai salah satu cara dalam menambah wawasan dan pengetahuan
masyarakat dibidang kesehatan sehingga dapat menggerakkan dan
mengaktifkan peran setra masyarakat dalam megembangkan kegiatan
kesehatan yang ada dimasyarakat.
2. Bagi Pemerintah Desa
Salah satu cara dalam mempertahankan dan meningkatkan kebijakan-
kebijakan terutama dalam kegiatan masyarakat yang ada dipedukuhan
tersebut sehingga dapat memberikan kebijakan pembangunan
kesehatan yang ada.
3. Bagi Puskesmas
Sebaagai kegiatan berbagi ilmu, pengeahuan dan pengalaman terhadap
mahasiswa PKL sehingga program kesetahan yang telah ada
dipadukuhan Pondok II dapat sebagai pembelajaran dalam melakukan
pengembangan kegiatan dibdang kesehatan.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai tempat dalam menerapkan ilmu dibidang kesehatan
dimasyarakat dan menerapkan asuhan komunitas dilapangan secara
langsung sehingga membuat mahasiswa menjadi mandiri.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tempat memberikan pengetahuan dan wawasan kebidanan
komunitas dan sebagai tempat pengembangan ilmu dibidang asuhan
kebidanan komunitas.
6. Bagi Bapelkes
Sebahagi tempat memperdalam ilmu, wawasan dan pengalaman di
bidang asuhan kebidanan komunitas sehingga merupakan tempat yang
memperkenalkan secara langsung dalam memberikan asuhan
kebidanan dikomunitas atau masyarakat.

D. Metodologi
1. Jenis dan Rancangan
Jenis penelitian : Deskriptif
Rancangan penelitian : Cross Sectional atau potong silang, yaitu jenis
penelitian ini berusaha mempelajari dinamika hubungan-hubungan
atau korelasi antara faktor-faktor resiko dengan dampak atau efeknya,
melakukan pengambilan data atau memotret dalam setiap kegiatan
yang dilakukan dalam pendataan.
Strategi :
a. Dalam melakukan pengambilan data dilakukan oleh dua orang.
Satu orang sebagai penanya dan satu orang lagi sebagai pencatat
data.
b. Dalam pengamblan data setiap responden yang diwawancarai
dilakukan pendokumentasian.
2. Populasi dan sampel
Dipadukuhan Pondok II jumlah pendduk sebanyak.......... jiwa,
jumlah penduduk laki-laki ............ jiwa dan perempuan berjumah ,,,,,
jiwa, jumlah kepala keluarga sebanyak....... KK.
Teknik sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan “penilaian” penelitian mengenai
siapa-siapa saja yang pantas memenuhi persyaratan untuk dijadikan
sample, oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, penelitian harus
punya latar belekang pengetahuan tertentu mengenai sampel atau
populasinya agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuia
dengan persyaratan atau tujuan penelitian (memperoleh data yang
akurat). Jumlah sampel ada ........... PUS.
3. Lokasi
Nama Padukuhan Pondok II, Nama Desa Widodomartani,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta.
4. Cara Pengumpulan data (strategi)
Cara pengumpulan data primer yaitu dengan cara wawancara
(interview) dan pengumpulan data sekunder didapatkan dari laporan
catatakan kepundudukan di Dusun Pondok II
5. Instrument pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data primer Kuesioner terstruktur dan tertutup
(Closed ended question). Instrumen pengumpulan data sekunder
dengan check list (daftar petranyaan data umum)
6. Analisa Data
Analisa data meliputi: Analisa Identitas Responden dan Analisa
deskriptif, kuantitatif (tabel atau distribsi frekuensi) dan analisa roses
asuahn kebidanan

Vous aimerez peut-être aussi