Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
30
Vol. 18 No. 1, 30-43, Mei 2015
Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi: Studi Kasus
Proyek Pembangunan Gedung Indonesia
(Application of Time Cost Trade Off Method in Construction Project: Case Study Indonesia
Building Construction Project)
ABSTRACT
Time and cost are very infuential to the success and failure of a project. The
measurement of project can be seen by the short time arrangment and minimum cost
without denying the quality of project result. Systematically project management is
very needed to make sure the time of project realization appropriate with the contract
or it can be done faster so the cost will be able to be pressed. Moreover it is also to
avoid paying the fine caused by the project lateness. The purpose of this research is
to calculate the cost change and time project arrangment by adding work time
variation and employed increment, then compare the result between fine cost and
cost changing after the overtime and employee increment. Data in this research is
secondary data from implementer contractor. Data analysis is used Microsoft Project
2007 program and time cost trade off method. The result from Microsoft Project
2007 program is critical path and result from time cost trade off method is duration
velocity and increment cost in every activity that fasten. The result of this research
indicated that (1) Time and cost optimum result of the adding work time (overtime)
obtained at the age of project 242 days of work with total cost of project Rp.
10.481.732.644,58 with time efficiency project 24 days (9,02%) and cost efficiency
project Rp. 43.019.556,39 (0,41%). (2) Time and cost optimum result of the
employee increment obtained at the age of project 243 days of work with total cost
project Rp. 10.482.934.084,43 with time efficiency project 23 days (8,65%) and
cost efficiency project Rp. 41.818.116,54 (0,40%). (3) The best choise is with adding
work time (overtime), because it produces time and cost efficiency highest with time
efficiency project 24 days (9,02%) and cost efficiency project Rp. 43.019.556,39
(0,41%). (4) Cost expedite duration project (adding overtime or employee
increment) cheaper than the cost that should be paid if the project failed and have to
pay the fine.
Key words: Microsoft Project, Duration Acceleration, Time Cost Trade Off
M. Priyo & M. R. Aulia / Semesta Teknika, Vol. 18, No. 1, 30-43, Mei 2015 31
empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk pertukaran waktu dan biaya disebut dengan
melaksanakan percepatan suatu aktivitas, yaitu Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan
meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, Biaya).
penjadwalan lembur, penggunaan alat berat,
Di dalam analisa time cost trade off ini dengan
dan pengubahan metode konstruksi di
berubahnya waktu penyelesaian proyek maka
lapangan.
berubah pula biaya yang akan dikeluarkan.
Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka
biaya langsung proyek akan bertambah dan
LANDASAN TEORI
biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat
Metode CPM (Critical Path Method)
digunakan untuk melaksanakan percepatan
penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut
CPM (Critical Path Method) adalah suatu
antara lain :
metode dengan mengunakan arrow diagram
a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja
dalam menentukan lintasan kritis sehingga
lembur).
kemudian disebut juga sebagai diagram
b. Penambahan tenaga kerja
lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka
c. Pergantian atau penambahan peralatan
estimasi durasi kegiatan yang tertentu
d. Pemilihan sumber daya manusia yang
(deterministic), selain itu didalam CPM
berkualitas
mengenal adanya EET (Earliest Event Time)
e. Penggunaan metode konstruksi yang
dan LET (Last Event Time), serta Total Float
efektif
dan Free Float. EET adalah peristiwa paling
awal atau waktu tercepat dari suatu kegiatan,
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara
sedangkan LET adalah peristiwa paling akhir
terpisah maupun kombinasi, misalnya
atau waktu paling lambat dari suatu kegiatan.
kombinasi penambahan jam kerja sekaligus
Metode CPM membantu mendapatkan lintasan
penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut
kritis, yaitu lintasan yang menghubungkan
giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi
kegiatan – kegiatan kritis, atau dengan kata
sampai sore berbeda dengan dengan unit
lain lintasan kritis adalah lintasan kegiatan
pekerja untuk sore sampai malam.
yang tidak boleh terlambat ataupun mengalami
penundaan pelaksanaan karena keterlambatan
tersebut akan menyebabkan keterlambatan Produktivitas Pekerja
pada waktu total penyelesaian proyek.
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time output dan input, atau dapat dikatakan sebagai
Cost Trade Off) rasio antara hasil produksi dengan total
sumber daya yang digunakan. Di dalam proyek
Di dalam perencanaan suatu proyek di konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai
samping variabel waktu dan sumber daya, yang diukur selama proses kontruksi; yang
variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja,
sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan
satu aspek penting dalam manjemen, dimana dari suatu proyek konstruksi salah satunya
biaya yang timbul harus dikendalikan seminim tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber
mungkin. Pengendalian biaya harus daya, dan pekerja adalah salah satu sumber
memperhatikan faktor waktu, karena terdapat daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah
hubungan yang erat antara waktu penyelesaian yang diberikan sangat tergantung pada
proyek dengan biaya-biaya proyek yang kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan
bersangkutan. setiap pekerja memiliki karakter masing-
masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan
lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam
hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
masalah bagaimana mempercepat penyelesaian (Lembur)
proyek dengan biaya minimum. Oleh karena
itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan Salah satu strategi untuk mempercepat waktu
antara waktu dan biaya. Analisis mengenai penyelesaian proyek adalah dengan
M. Priyo & M. R. Aulia / Semesta Teknika, Vol. 18, No. 1, 30-43, Mei 2015 33
menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan
Penambahan dari jam kerja (lembur) ini sangat dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam,
sering dilakukan dikarenakan dapat 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu
memberdayakan sumber daya yang sudah ada penambahan yang diinginkan. Semakin besar
dilapangan dan cukup dengan mengefisienkan penambahan jam lembur dapat menimbulkan
tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh penurunan produktivitas, indikasi dari
kontraktor. Biasanya waktu kerja normal penurunan produktivitas pekerja terhadap
pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan penambhan jam kerja (lembur) dapat dilihat
selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), pada Gambar 1.
kemudian jam lembur dilakukan setelah jam
kerja normal selesai.
1.4
Indeks Produktivitas
1.3
1.2
1.1
1
0 1 2 3 4
Jam Lembur
1 jam 0,1 90
2 jam 0,2 80
3 jam 0,3 70
4 jam 0,4 60
34 M. Priyo & M. R. Aulia / Semesta Teknika, Vol. 18, No. 1, 30-43, Mei 2015
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut = Produktivitas perjam × Harga satuan
ini: upah pekerja
1. Produktivitas harian 3. Biaya lembur pekerja
= = 1,5 × upah sejam normal untuk
penambahan jam kerja (lembur)
2. Produktivitas tiap jam pertama
= + 2 × n × upah sejam normal untuk
3. Produktivitas harian sesudah crash penambahan jam kerja (lembur)
= (Jam kerja perhari × Produktivitas berikutnya
tiap jam) + (a × b × Produktivitas Dengan:
tiap jam) n = jumlah penambahan jam kerja
Dengan: (lembur)
a = lama penambahan jam kerja (lembur) 4. Crash cost pekerja perhari
b = koefisien penurunan produktivitas = (Jam kerja perhari × Normal cost
akibat penambahan jam kerja (lembur) pekerja) + (n × Biaya lembur perjam)
Nilai koefisien penurunan produktivitas 5. Cost slope
–
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. =
4. Crash duration Hubungan Antara Biaya dan Waktu
=
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan
dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)
Biaya total proyek sangat bergantung dari
waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara
Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar
biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal
2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi
tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri
normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
dipercepat. Garis yang menghubungkan antar
Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya.
bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada
Dari Gambar 2. terlihat bahwa semakin besar
penambahan waktu kerja satu jam pertama,
penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka
pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali akan semakin cepat waktu penyelesain proyek,
upah perjam waktu normal dan pada
akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi
penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan
akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu
semakin besar. Gambar 3. menunjukkan
normal.
hubungan biaya langsung, biaya tak
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja langsung dan biaya total dalam suatu grafik
dapat dirumuskan sebagai berikut ini: dan terlihat bahwa biaya optimum didapat
1. Normal ongkos pekerja perhari dengan mencari total biaya proyek yang
= Produktivitas harian × Harga satuan terkecil.
upah pekerja
Biaya
2. Normal ongkos pekerja perjam
Biaya waktu B (Titik dipercepat)
dipercepat
Penerapan Metode Time Cost Trade Off kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau
Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) lebih.
3. Untuk kerja lembur pertama harus
Dalam perencanaan penambahan jam kerja dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam.
lembur memakai 9 jam kerja normal dan 1 jam 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya
istirahat (07.00-17.00), sedangkan kerja lembur harus dibayar upah sebesar 2 kali lipat
dilakukan setelah waktu kerja normal (17.00- upah satu jam.
18.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Adapun salah satu contoh perhitungannya
Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, sebagai berikut :
pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur
adalah : Pek. Kolom K1 = 45/45 +4m - +8m
Perhitungan jumlah tenaga kerja : Slope biaya selama 1 hari = Rp. 623.500,00 ×
Jumlah tenaga kerja = 1 hari = Rp. 623.500,00
( × ) Pada penambahan tenaga kerja diperoleh biaya
( , × , ) total proyek dengan durasi atau umur proyek
Jumlah Pekerja = = 21,878 = yang optimal yakni pada umur proyek 243 hari
22 orang kerja dengan total biaya proyek yang optimum
Jadi upah Pekerja = 22 × Rp. 61.500,00 = sebesar Rp. 10.482.934.084,43. Dengan
Rp. 1.353.000,00 persentase efisiensi waktu dan biaya adalah
( , × , ) sebagai berikut :
Jumlah Tukang = = 9,838 = 10
orang 1. Efisiensi waktu proyek
Jadi upah Tukang = 10 × Rp. 77.500,00 = 266 HK-243 HK= 23 hari
Rp. 775.000,00
( , × , ) Atau × 100% = 8,65%
Jumlah Kepala Tukang = = 1,001 =
2. Efisiensi biaya proyek
1 orang Rp. 10.524.752.200,97 - Rp.
Jadi upah Kepala Tukang = 1 × Rp. 85.000,00 10.482.934.084,43
= Rp. 85.000,00 = Rp. 41.818.116,54
( , × , )
Jumlah Mandor = = 1 = 1 orang . . . . , . . . . ,
Atau . . . . ,
=
Jadi upah Mandor = 1 × Rp.82.500,00 =
0,40%
Rp. 82.500,00
Jadi upah normal tenaga kerja selama 21 hari
Untuk Perhitungan Biaya Total Akibat Tenaga
adalah :
Kerja dapat dilihat pada Tabel 4 sedangkan
(Rp. 1.353.000,00 + Rp. 775.000,00 +
Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan
Rp. 85.000,00 + Rp. 82.500,00) × 20 hari =
grafik biaya tidak langsung akibat tenaga kerja
Rp. 45.910.000,00
dapat dilihat pada Gambar 7.
Slope Biaya akibat percepatan =
( )
( )
=
( . . . . . . )
= Rp. 623.500,00
( )