Vous êtes sur la page 1sur 15

PERKAWINAN JANDA TANPA AKTA CERAI DI KEPENGHULUAN KARYA

MUKTI KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR

Oleh : Ahmad Sobari


Pembimbing 1 : Dr. Maryati Bachtiar, S.H.,M.Kn
Pembimbing 2 : Riska Fitriani, S.H., M.H
Alamat : Jl. Taman Karya, Pekanbaru
Email : zoobhariey.oce@gmail.com -Telepon:0823-9189-8096

ABSTRACT

The relationship of marriage is intended to for life and happiness for the couple
concerned. Keeping the purpose of marriage is likely to dispute that resulted in divorce.
Divorce should be done at the trial court. Divorce can only be proven by a divorce certificate
issued by the Court. Interest thesis: First, factor the cause of the marriage without divorce
certificate, Secondly, the legal consequences of marriage and divorce certificates widows
without Third, legality Widow marriage without divorce certificates according to the
Marriage Act and Islamic Law Compilation. This type of research is classified into types of
Empirical Legal Research. The study was conducted in the village of Karya Mukti District
Rimba Melintang of Rokan Hilir.
Causes of the marriage without divorce certificates in the village of Karya Mukti
because, first, geography, Second, a lack of public understanding of marriage law. Effects of
marriage without divorce the marriage certificate can be canceled, Children born still has a
legal relationship with both parents. Community property marriage without divorce
certificates can not be divided. Widow marriage without divorce certificates according to the
Marriage Act and Islamic Law Compilation unauthorized and may be canceled. Suggestions
Author, First, the Religious Court and the Office of Religious Affairs needs to improve
dissemination to the public. Second, the Court of religion in order to continue the activities
around the marriage isbat to curb cooperation with the Office of Religious Affairs. Third,
religious leaders and village officials in order to help the Religious Courts.

Keywords: Marriage - Divorce - Divorce Certificate

PENDAHULUAN selalu memiliki tujuan seperti halnya


perkawinan, sebagaimana tujuan dari
A. Latar Belakang perkawinan menurut agama Islam ialah
Perkawinan menurut hukum Islam untuk memenuhi petunjuk agama dalam
yaitu akad yang sangat kuat atau rangka mendirikan keluarga yang
mitssaqan ghalidzan untuk mentaati harmonis, sejahtera, dan bahagia.
perintah Allah dan melaksanakannya Harmonis dalam menggunakan hak dan
merupakan ibadah.1 Perkawinan kewajiban anggota keluarga; sejahtera
merupakan impian semua orang di artinya terciptanya ketenangan lahir dan
dunia untuk hidup bersama dan bahagia batin disebabkan terpenuhinya
adalah harapan dalam perkawinan. keperluan hidup lahir dan batinnya,
Setiap perbuatan yang menurut sehingga timbulah kebahagiaan, yakni
agama dianjurkan untuk dikerjakan kasih sayang antar anggota keluarga.2
1 2
Pasal 2 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat,
1991 Tentang Kompilsi Hukum Islam Kencana, Jakarta, 2003, hlm.22.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 1


Perkawinan ditujukan untuk selama depan kepala penghulu, kemudian
hidup dan kebahagiaan bagi pasangan kepala penghulu mengeluarkan surat
suami istri yang bersangkutan, keluarga keterangan yang menerangkan telah
yang kekal dan bahagia.3 Tujuan terjadinya perceraian. Surat yang
perkawinan dalam Islam tidak hanya dikeluarkan oleh penhulu kemudian
sekedar sebagai pemenuhan nafsu digunakan untuk melangsungkan
biologis atau pelampiasan nafsu perkawinan keduanya.
seksual, tetapi memiliki tujuan-tujuan Berangkat dari permasalahan di
penting yang berkaitan dengan sosial, atas penulis tertarik untuk melakukan
psikologis, dan agama.4 penelitian dengan judul “Perkawinan
Tujuan yang mulia dalam Janda Tanpa Akta Cerai Di
melestarikan dan menjaga Kepenghuluan Karya Mukti
kesinambungan hidup rumah tangga Kecamatan Rimba Melintang
ternyata bukanlah suatu pekerjaan yang Kabupaten Rokan Hilir”.
mudah untuk diwujudkandan sering
terjadi pertengkaran. Keadaan ini B. Rumusan Masalah
adakalanya dapat diatasi dan 1. Apakah faktor penyebab terjadinya
diselesaikan, namun ada juga yang perkawinan janda tanpa akta cerai di
tidak dapat didamaikan kembali Kepenghuluan Karya Mukti?
sehingga menimbulkan kebencian, 2. Apakah akibat hukum terhadap
kebengisan dan pertengkaran yang terus perkawinan janda tanpa akta cerai
menerus yang dapat mengakibatkan berdasarkan Undang-Undang Nomor
percerian. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Perceraian dianggap telah terjadi dan Kompilasi Hukum Islam?
beserta segala akibat-akibat hukumnya 3. Bagaimanakah legalitas perkawinan
sejak saat pendaftarannya pada kantor janda tanpa akta cerai di
pencatat perceraian, kecuali bagi yang Kepenghuluan Karya Mukti
beragama Islam terhitung sejak berdasarkan Undang-Undang Nomor
jatuhnya putusan pengadilan agama 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
yang telah mempunyai hukum tetap.5 dan Kompilasi Hukum Islam?
Pasal 39 Ayat (1) UUP jo Pasal 115
Kompilasi Hukum Islam menyatakan: C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
“Perceraian hanya dapat dilakukan di 1. Tujuan Penelitian
depan sidang Pengadilan setelah a. Untuk mengetahui faktor
Pengadilan tersebut berusaha dan tidak penyebab terjadinya perkawinan
berhasil mendamaikan ke dua belah janda tanpa akta cerai di
pihak”. Kepenghuluan Karya Mukti.
Perceraian yang terjadi di b. Untuk mengetahui akibat hukum
Kepenghuluan Karya mukti ialah terhadap perkawinan janda
perceraian yang dilakukan diluar tanpa akta cerai berdasarkan
pengadilan sehingga tidak memiliki Undang-Undang Nomor 1 Tahun
akta cerai. Perceraian dilakukan di 1974 Tentang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam
3
Thalib Sayuti, Hukum Kekeluargaan c. Untuk mengetahui legalitas
Indonesia, UI-Pres, Jakarta, 1986, hlm. 99. perkawinan janda tanpa akta
4
Abdul Aziz Muhammad Azzam Dan Abdul cerai di Kepenghuluan Karya
Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat, Mukti berdasarkan Undang-
(Terjemahan Abdul Majid Khon), Penerbit Amzah, Undang Nomor 1 Tahun 1974
Jakarta , 2011, hlm. 39.
5
Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Tentang Perkawinan dan
Perkawinan dalam Tanya Jawab, CV Karya Kompilasi Hukum Islam.
Gemilang, Jakarta, 2011, hlm 44.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 2


2. Kegunaan Penelitian dapat diganggu. Lebih jelasnya
a. Kegunaan Teoretis tujuan hukum itu bertugas untuk
1) Sebagai salah satu syarat menjamin kepastian hukum di dalam
untuk memperolah gelar sebuah masyarakat dan menjaga
Sarjana Hukum di Fakultas serta mencegah agar setiap orang
Hukum Universitas Riau. dalam suatu masyarakat tidak
2) Untuk menambah ilmu menjadi hakim sendiri.6
pengetahuan pada umumnya Muchtar Kusumaatmadja,
dan ilmu hukum pada berkaitan dengan kepastian, beliau
khususnya mengenai mengatakan sebagai berikut yaitu
perkawinan janda tanpa akta untuk mencapai ketertiban dalam
cerai di Kepenghuluan Karya masyarakat diusahakan adanya
Mukti. kepastian dalam pergaulan antar
b. Kegunaan Praktis manusia dalam masyarakat teratur.
1) Bagi Penulis Keteraturan masyarakat berkaitan
Penelitian ini diharapkan erat dengan kepastian dalam hukum,
berguna bagi pengembangan karena keteraturan merupakan inti
ilmu pengetahuan dan dari kepastian itu sendiri.
penerapan pengetahuan bagi Keteraturan menyebabkan orang
penulis terhadap ilmu hukum, dapat hidup secara berkepastian
khususnya mengenai sehingga dapat melakukan kegiatan-
perkawinan janda tanpa akta kegiatan yang diperlukan dalam
cerai di Kepenghuluan Karya kehidupan bermasyarakat.7
Mukti.
2) Bagi Dunia Akademik 2. Konsep Tentang Perkawinan
Penelitian ini diharapkan Fenomena kehidupan sehari-hari
berguna sebagai informasi istilah perkawinan lebih akrab
pengembangan ilmu hukum dipakai dengan kata pernikahan atau
perdata pada khususnya nikah, sedangkan dalam kamus besar
mengenai perkawinan janda bahasa Indonesia mengartikan kata
tanpa akta cerai di nikah sebagai perjanjian antara laki-
Kepenghuluan Karya Mukti. laki dan perempuan untuk bersuami
3) Bagi Masyarakat di istri atau sering pula sebagai
Kepenghuluan Karya Mukti perkawinan. 8
Penelitian ini diharapkan Sahnya suatu perkawinan dalam
berguna dan bermanfaat bagi hukum Islam adalah dengan
masyarakat di Kepenghuluan terlaksananya akad nikah yang
Karya Mukti pada khususnya memenuhi syarat-syarat dan
yang merupakan tempat rukunnya.9 Pasal 2 Ayat (1) dan
penelitian dari peneliti agar Ayat (2) UUP mengatakan bahwa:
dapat meminimalisisir
terhadap praktek perkawinan 6
http//www.seputarpengetahuan.com/2015/02/
janda tanpa akta cerai. tujuan-hukum-menurut-para-ahli-terlengkap-
bobsusanto.html, diakses pada tanggal 1 Desember
D. Kerangka Teori 2015 pukul 11.00 WIB.
7
Eka Saputra, Dampak Bagi Pelaku Praktik
1. Teori Kepastian Hukum Perkawinan di Bawah Tangan Pada Masyarakat
Van Kan berkenaan dengan Muslim Kepenghuluan Jumrah Bagan Siapiapi,
tujuan hukum yaitu untuk menjaga Skripsi Fakultas Hukum Universitas Riau,
kepentingan setiap manusia supaya Pekanbaru, 2013, hlm.20.
8
berbagai kepentingannya itu tidak Eka Saputra, Op.cit, hlm.10.
9
Tholib Sayuti, Op.cit. hlm. 63.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 3


Ayat (1) “Perkawinan adalah sah Undang-Undang Perkawinan
apabila dilakukan menurut hukum dan Kompilasi Hukum Islam dalam
masing-masing agamanya dan menjaga agar tujuan perkawinan
kepercayaan itu”; kemudian Ayat (2) terpenuhi yaitu dengan menganut
“Tiap-tiap perkawinan dicatat asas mempersult perceraian. Asas
menurut peraturan perundang- tersebut termuat dalam Pasal 39
undangan yang berlaku”. Ayat (1) jo Pasal 115 Kompilasi
Terlihat bahwa Pelaksanaan Hukum Islam bahwa:“Perceraian
perkawinan tidak hanya memandang hanya dapat dilakukan di depan
dari segi agama saja, namun juga sidang Pengadilan setelah
harus sesuai dengan peraturan Pengadilan tersebut berusaha dan
perundang-undangan Indonesia. tidak berhasil mendamaikan ke dua
Bagi orang Islam, sahnya belah pihak”. Perceraian hanya dapat
perkawinan adalah apabila dilakukan dibuktikan dengan akta cerai
menurut hukum islam, sedangkan berdasarkan Pasal 8 Kompilasi
pencatatan perkawinan hanya Hukum Islam.
sebagai kewajiban administrasi
belaka.10 3. Akibat Hukum Perkawinan
Menjaga hubungan dan keadaan Suatu perkawinan mempunyai
yang demikian agar kedua belah suatu akibat hukum, baik diantara
pihak tidak hidup dalam ikatan kedua belah pihak maupun dengan
perkawinan yang penuh dengan keturunan. Akibat hukum
pertengkaran, permusuhan yang perkawinan menyebabkan adanya
berakibat penderitaan yang hak dan kewajiban dan dalam hal
berkepanjangan, maka agama Islam harta benda.12 Sah atau tidaknya
melalui syariatnya memberikan jalan suatu perkawinan maka memiliki
keluar berupa perceraian bagi suami akibat hukum terhadap perkawinan
istri yang gagal membina tersebut.
11
keluarganya .
Perceraian pada hakekatnya Syarat adalah hal-hal yang
adalah suatu proses dimana melekat pada masing-masing unsur
hubungan suami isteri tatkala tidak yang menjadi bagian dari suatu
ditemui lagi keharmonisan dalam perbuatan hukum atau peristiwa
perkawinan. Mengenai definisi hukum..13 Setiap perkawinan yang
Perceraian Undang-Undang dilaksanakan dengan tidak
Perkawinan tidak mengatur secara memenuhi syarat-syarat untuk
tegas, melainkan hanya menetukan melangsungkan perkawinan maka
bahwa perceraian hanyalah satu memiliki akibat hukum bahwa
sebab dari putusnya perkawinan, di perkawinan tersebut dapat dibatalkan
samping sebab lain yakni kematian sebagaimana termuat dalam Pasal 22
dan putusan pengadilan. UUP mengatakan bahwa:
“perkawinan dapat dibatalkan
apabila para pihak tidak memenuhi
syarat-syarat untuk melangsungkan
10
Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan perkawinan”, sedangkan jika suatu
dan Perkawinan Tidak Dicatat, Sinar Grafika, perkawinan tidak memenuhi rukun
Jakarta, 2012, hlm. 214.
11
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di
12
Indonesia. Akademika Presindo, Yogyakarta, 1994 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum
hlm.141. (dalam tesis Jalalludin AY, Program Studi Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Sinar
Perdata Islam Pasca Sarjana IAIN SYekh Nurjati, Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 337
13
Cirebon) Neng Djubaedah, Op.cit, hlm. 92

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 4


perkawinan maka memiliki akibat penulis tertarik memilih jenis
hukum bahwa perkawinan tersebut penelitian ini sebab banyaknya
batal demi hukum.14 masyarakat yaitu janda yang
4. Akta Cerai melakukan perkawinan tanpa akta
Akta cerai merupakan akta cerai di daerah tersebut.
otentik yang dikeluarkan oleh
Pengadilan Agama sebagai bukti 4. Populasi
telah terjadinya perceraian.15 Akta Yang menjadi populasi dalam
cerai bisa diterbitkan jika penelitian ini adalah:
gugatan/permohonan dikabulkan 1. Pelaku Perkawinan Tanpa Akta
oleh majelis hakim dan perkara Cerai Di Kepenghuluan Karya
tersebut telah memperoleh kekuatan Mukti;
hukum tetap (inkracht). 2. Pengawai Kepnghuluan;
Akta cerai dikatakan akta 3. Kepala KUA Rimba Melintang;
otentik karena memiliki ciri sebagai 4. Ketua Pengadilan Agama.
akta otentik sebagaimana termuat
dalam Pasal 1868 KUHPerdata 5. Sumber Data
mengatakan bahwa “suatu akta a. Data Primer
otentik ialah suatu akta yang dibuat Data primer adalah data yang
dalam bentuk yang ditentukan oleh penulis dapatkan secara langsung
Undang-Undang oleh atau dihadapan melalui responden dengan cara
pejabat umum yang berwenang melakukan penelitian dilapangan
untuk itu akta itu dibuat”. mengenai hal-hal yang
E. Metode Penelitian bersangkutan dengan masalah
1. Jenis Penelitian yang diteliti.
Pendekatan yang digunakan b. Data Sekunder
dalam penelitian ini tergolong pada Data sekunder adalah data
penelitian sosiologis yaitu penelitian yang mendukung data primer
yang digunakan dengan alat terdiri dari:
pengumpulan data berupa 1. Bahan Hukum Primer, yaitu
wawancara. peraturan perundang-
undangan,
2. Sifat Penelitian 2. Bahan Hukum Sekunder,yaitu
Penelitian adalah deskriptif yang buku-buku,
artinya penulis bermaksud 3. Bahan Hukum Tersier, yaitu
memberikan gambaran yang jelas kamus, koran, jurnal, internet
dan rinci mengenai perkawinan yang dan lain-lain.
dilakukan janda tanpa akta cerai.
6. Teknik Pengumpulan Data
3. Lokasi Penelitian a. Wawancara
Lokasi penelitian ini penulis Yaitu dengan mengajukan
lakukan di wilayah Kabupaten secara langsung pertanyaan
Rokan Hilir khususnya di kepada responden, dengan
Kecamatan Rimba Melintang metode terstruktur, maupun
Kepenghuluan Karya Mukti. Alasan nonstruktur.
b. Kuisioner
14 Metode pengumpulan data
Ibid, hlm. 93
15
Akta cerai www.Pa-
yang dilakukan dengan cara
pelaihari.go.id/prosedur-pengambilan-akta-cerai- membuat daftar-daftar pertanyaan
uchuf/.php, diakases pada tanggal 27 Januari 2016 yang memiliki korelasi dengan
pukul 18.20 WIB

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 5


permasalahan yang diteliti, yang pada tahun 1981 yang semula merupakan
pada umumnya dalam daftar wilayah dari kepenghuluan Rimba
pertanyaan itu dapat berbentuk Melintang kecamatan Bangko yang kini
objektif maupun esai. menjadi kelurahan Rimba Melintang
c. Kajian Kepustakaan Kecamatan Rimba Melintang.
Yaitu dengan membaca Kepenghuluan Karya Mukti berjarak 8 Km
litertur-literatur kepustakaan yang dari Kecamatan Rimba Melintang dan
memiliki korelasi dengan berjarak 70 Km ke ibukota Kabupaten,
permasalahan yang diteliti. sedangkan jarak ke ibukota provinsi 300
Km. Secara geografis Kepenghuluan
7. Analisis Data Karya Mukti terletak pada garis bujur
Data yang telah terkumpul yang 1001.052692 dan 1.674933 garis lintang.
diperoleh dari penelitian dianalisis Secara fisik mempunyai luas dengan batas
secara kualitatif. Pengolahan data wilayah sebagai berikut:
secara kualitatif merupakan analisis 1. Sebelah utara berbatasan dengan
dengan menguraikan secara Kepenghuluan Bangko
deskriptif data yang telah diperoleh. Mukti/Kepenghuluan Bangko Kiri
Metode berpikir dalam penelitian Kecamatan Bangko Pusako;
ini adalah metode deduktif, yakni 2. Sebelah selatan berbatasan dengan
menarik kesimpulan dari hal-hal Kelurahan Rimba Melintang Dan
yang bersifat umum ke hal-hal yang Kepenghuluan Pematang Botam;
bersifat khusus. 3. Sebelah timur berbatasandeengan
Kepenghuluan Harapan Jaya;
GAMBARAN LOKASI 4. Sebelah barat berbatasan dengan
Kepenghuluan Bangko Makmur
Kecamatan Rimba Melintang Kecamatan Bangko Pusako.=
adalah kecamatan yang dibentuk bersama
dengan kecamatan Bagan Sinembah sesuai HASIL PENELITIAN DAN
dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun PEMBAHASAN
1999. Kata Rimba Melintang memiliki arti
banyaknya kayu hutan yang melintang A. Faktor Penyebab Penyebab
pada saat itu, tepatnya pada tahun 1889 Terjadinya Perkawinan Janda Tanpa
kampung ini dimasuki oleh Muhamad Akta Cerai Di Kepenghuluan Karya
Saleh sebagai orang yang pertama Mukti Kecamatan Rimba Melintang
menyebutkan wilayah ini sebagai wilayah Kabupaten Rokan Hilir
terbanyak kayu hutan yang Perkawinan merupakan hal yang
bergelimpangan di bakal badan jalan. penting dalam realita kehidupan umat
Muhamad Saleh yang baru pertama kali manusia, yaitu untuk membentuk
datang, merasakan banyak sekali batang keluarga yang sejahtera dan bahagia.
kayu hutan yang masih berserakan, Dibalik tujuan dari perkawinan untuk
padahal wilayah itu sudah dihuni. Hingga membentuk keluarga yang bahagia dan
akhirnya Muhammad Saleh berinisiatif sejahtera, Perkawinan harus
menamakan kampung itu dengan sebutan dilaksanakan sesuai dengan norma dan
Kampung Rimba Melintang sejak tahun tata aturan yang berlaku.16 Mencapai
1904 M, hingga dikenalah nama tersebut tujuan dari perkawinan tidak mudah,
hingga sekarang. sehingga tidak jarang suatu perkawinan
Kepenghuluan Karya Mukti berakhir dengan perceraian.
merupakan salah satu kepenghuluan yang
berada di Kecamatan Rimba Melintang. 16
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum
Kepenghuluan Karya Mukti terbentuk perdata Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta, hlm.
17

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 6


Upaya UUP untuk mengurangi dipercencil yang dikelilingi oleh aliran
jumlah perceraian termuat dalam Pasal Sungai Rokan. Sungai Rokan pada saat
39 Ayat (1) UUP Jo 115 Kompilasi itu digunakan oleh mayarakat
Hukum Islam, yang menyatakan Kepenghuluan Karya Mukti sebagai
bahwa: ”Perceraian hanya dapat jalur transportasi.19
dilakukan di depan sidang Pengadila
setelah Pengadilan Agama tersebut B. Akibat Hukum Perkawinan Janda
berusaha dan tidak berhasil Tanpa Akta Cerai berdasarkan
mendamaikan kedua belah pihak”. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Pada masyarakat Kepenghuluan Karya 1974 Tentang Perkawinan dan
Mukti masih banyaknya perceraian Kompilasi Hukum Islam
yang dilakukan diluar pengadilan.17 1. Akibat Hukum Perkawinan
Hasil wawancara penulis dengan Tanpa Akta Cerai Terhadap
beberapa para pelaku perceraian dan Perkawinannya berdasarkan
Perkawinan tanpa akta cerai, ada Undang-Undang Nomor 1 Tahun
beberapa faktor yang 1974 Tentang Perkawinan dan
melatarbelakangi perceraian dilakukan Kompilasi Hukum Islam
di luar Pengadilan. Perkawinan yang dilakukan
Pertama, faktor kurangnya oleh janda di Kepenghuluan Karya
pemahaman masyarakat terhadap Mukti tanpa akta cerai berawal dari
hukum perkawinan dan Perceraian. perceraian yang dilakukan diluar
Faktor ini dipengaruhi karena tingkat Pengadilan. Perceraian adalah
pendidikan pada Masyarakat putusnya perkawinan, dengan kata
Kepenghuluan Karya Mukti masih lain bahwa perceraian adalah
rendah. Masyarakat di Kepenghuluan putusnya ikatan lahir batin antara
Karya Mukti masih menganggap bahwa suami dan istri yang
perceraian tidak harus dilakukan di mengakibatkan berakhirnya
Pengadilan, melainkan cukup dengan hubungan keluarga (rumah tangga)
ucapan talak dari suami dan antara suami dan istri tersebut.20
mengganggap bahwa perceraian itu Hukum Indonesia hanya mengakui
telah terjadi.18 terjadinya perceraian yaitu dengan
Kedua, faktor geografis. dibuktikan adanya akta cerai yang
Kepenghuluan Karya Mukti berdiri dikeluarkan oleh Pengadilan
pada Tahun 1981 yang merupakan Agama.
daerah transmigrasi. Kepenghuluan Putusnya perkawinan selain
Karya Mukti sebelum menjadi cerai mati hanya dapat dibuktikan
kepenghuluan sendiri masuk dalam dengan surat cerai berupa putusan
wilayah Desa Rimba Melintang bagian Pengadilan Agama baik yang
wilayah kabupaten tingkat II Bengkalis berbentuk putusan perceraian, ikrar
yang sekarang menjadi Kelurahan talak, khuluk atau putusan taklik
Rimba Melintang. Pemukiman di talak.21 Praktinya yang terjadi
Kepenghuluan Karya Mukti yang bahwa di Kepenghulaun Karya
merupakan daerah transmigrasi terletak Mukti, perceraian dapat dilakukan
19
Wawancara dengan Bapak Kusno, Tokoh
17
Wawancara dengan Ibu Solikha, Masyarakat kepenghuluan Karya Mukti, Hari
Narasumber, Pada Hari Sabtu 13 Februari 2016, Selasa 1 Maret 2016, Bertempat di rumah Bapak
bertempat di Rumah Ibu Sholikha. Kusno.
18 20
Wawancara dengan Bapak Khadori, Mudin Muhammad Syaifuddin, et. al., Hukum
Dusun Rimba Jaya Kepenghuluan Karya Mukti, Perceraian, Sinar Grafika, Jakarta 2013, hlm. 18-
Hari Jum’at 14 Januari 2016, Bertempat di rumah 19.
21
Bapak Khadori. Pasal 8 Kompilasi Hukum Islam

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 7


di depan Kepala Kepenghuluan. Keputusan pembatalan
Perceraian yang dilakukan diluar perkawinan tidak berlaku surut
Pengadilan Agama maka tidak terhadap anak anak yang dilahirkan
dianggap telah terjadi perceraian, dari perkawinan tersebut.25 Anak-
sehingga antara suami dan istri anak tetap menjadi anak yang sah
tetap masih terikat tali sehingga pembatalan perkawinan
22
perkawinan. tidak akan memutuskan hubungan
Wanita yang masih terikat tali hukum antara anak dengan orang
perkawinan dilarang untuk tuanya. Kedua orang tua wajib
melangsungkan perkawinan memelihara dan mendidik anak-
berdasarkan Pasal 40 Kompilasi anak mereka dengan sebaik-
Hukum Islam. Tidak terikatnya tali baiknya meskipun perkawinan
perkawinan merupakan syarat mereka telah dibatalkan oleh
untuk dapat melangsungkan Pengadilan.26 Kewajiban orang tua
perkawinan. Perkawinan antara memelihara dan mendidik anak
seorang pria dengan seorang wanita berdasarkan Pasal 45 Ayat (1) UUP
dilakukan dengan tidak yang menyatakan bahwa: “kedua
mengindahkan syarat-syarat orang tua wajib memelihara dan
perkawinan yang sesuai dengan mendidik anak-anak mereka
UUP dan Kompilasi Hukum Islam, sebaik-baiknya. Kewajiban orang
maka perkawinan tersebut dapat tua berlaku sampai anak itu kawin
dibatalkan berdasarkan Pasal 22 atau dapat berdiri sendiri kewajiban
UUP yang menyebutkan bahwa: mana berlaku terus meskipun
“perkawinan dapat dibatalkan perkawinan antara kedua orang tua
apabila para pihak tidak memenuhi putus.27
syarat-syarat untuk melangsungkan
perkawinan”. 3. Akibat Hukum Perkawinan
Janda Tanpa Akta Cerai
2. Akibat Hukum Perkawinan Terhadap Harta Bersama
Janda Tanpa Akta Cerai berdasarkan Undang-Undang
Terhadap Kedudukan Anak Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
berdasarkan Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Hukum Islam
Perkawinan dan Kompilasi Tentang akibat hukum terhadap harta
Hukum Islam bersama setelah adanya putusan
pengadilan yang dapat membatalkan
Anak yang sah adalah anak perkawinan berdasarkan Pasal 28 Ayat (2)
yang dilahirkan dalam atau sebagai Huruf b UUP menyebutkan bahwa:
akibat perkawinan yang sah.23 “keputusan tidak berlaku surut terhadap
Anak dari hasil perkawinan yang
dapat dibatalkan karena salah satu Jum’at 11 Maret 2016, Bertempat Kantor KUA
syarat tidak dipenuhi, memiliki Kecamatam Rimba Melintang
25
Pasal 28 Ayat (2) huruf a Undang-Undang
hubungan keperdataan dengan ibu Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
bapaknya dan berhak mewaris.24 26
Sri turatmiyah, M, Syaifuddin, dan Arfianna
Novera,”Akibat Hukum Pembatalan Perkawinan
22
Wawancara dengan Bapak Ucok Indra, dalam Perspektif Hukum Perlindungan Anak dan
Kepala KUA Kecamatan Rimba Melintang, Hari Perempuan di Pengadilan Agama Sumatera
Jum’at 11 Maret 2016, Bertempat di Kantor KUA Selatan”, Jurnak Hukum Ius Quia Iustum, Fakultas
Kecamatan Rimba Melintang. Hukum
23
Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun Universitas Sriwijaya, Vol. 22, No. 1 Januari 2015,
1974 Tentang Perkawinan hlm. 175
24 27
Wawancara dengan Bapak Ucok Indra , Pasal 45 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1
Kepala KUA Kecamatam Rimba Melintang, Hari Tahun 1974 Tentang Perkawinan

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 8


suami atau istri yang bertindak dengan memberi hak yang sama bagi suami
itikad baik, kecuali terhadap harta bersama dan istri untuk mengatur hartanya
bila pembatalan perkawinan didasarkan
atas adnya perkawinan lain yang lebih
sesuai dengan kebijaksanaan
dahulu”. masing-masing, akan tetapi karena
Suami istri yang bertindak menurut Hukum Islam dengan
dengan niat baik dalam arti diantara terjadi perkawinan istri menjadi
suami istri tidak ada unsur kongsi sekutu suami dalam
kesengajaan sebelumnya untuk mengarungi bahtera rumah tangga,
melangsungkan perkawinan dengan maka suami istri terjadilah
melanggar hukum yang berlaku, percampuran harta.30
sehingga walaupun perkawinan Hubungan perkawinan putus
telah dibatalkan oleh pengadilan dalam hal pembatalan perkawinan,
karena tidak memenuhi syarat- maka harta bersama harus dibagi
syarat perkawinan maka tetap ada secara berimbang. Berimbang di
pembagian harta bersama diantara sini maksudnya ialah sejauh mana
suami istri. Dikarenakan keputusan masing-masing pihak memasukkan
pengadilan tidak berlaku surut jasa dan usahanya dalam
dalam arti keputusan pengadilan menghasilkan harta bersama itu
yang membatalkan perkawinan dahulunya, sehingga apabila yang
berlaku saat keputusan pengadilan bekerja mencukupkan kebutuhan
mempunyai kekuatan hukum tetap keluarga hanya suami, istri tidak
(sama dengan saat berlakunya bekerja maka hanya berhak atas
putusan perceraian). Dengan harta yang berasal dari suami
demikian walaupun perkawinan itu sebagai nafkah hidupnya dan
dapat dibatalkan, namun karena pemberian suami berupa benda
perkawinan ini dilakukan dengan yang menurut adat kebiasaan
itikad baik, maka diberi khusus menjadi milik istri.
perkecualian dalam hal harta Sedangkan apabila keperluan
bersama yang diperoleh selama rumah tangga diperoleh dari hasil
perkawinan berlangsung, yakni bekerja suami istri, maka apabila
setelah perkawinan dibatalkan suami lebih banyak hasilnya bagian
masing-masing mantan suami dan suami lebih besar. Demikian
mantan istri tetap memperoleh sebaliknya apabila hasil usaha istri
harta bersama.28 lebih besar, maka bagian istri lebih
Berdasarkan Pasal 86 besar. 31
Kompilasi Hukum Islam Janda atau duda cerai hidup
menyebutkan bahwa: “pada masing-masing berhak seperdua
dasarnya tidak ada percampuran dari harta bersama sepanjang tidak
antara harta suami dan harta istri ditentukan lain dalam perjanjian
karena perkawinan”. Adanya harta perkawinan.32 Dengan demikian
bersama dalam perkawinan tidak pembagian harta bersama sebagai
menutup kemungkinan adanya akibat pembatalan perkawinan
harta masing-masing suami atau dalam hal suami istri beritikad baik
istri.29 Terpisahnya harta milik dilakukan sebagaimana pembagian
suami dan harta milik istri tersebut harta bersama akibat perceraian
yakni masing-masing mantan
28
Wawancara dengan Bapak Abd. Hamid,
Panitera Pengadilan Agama Ujung Tanjung, Senin
30
28 Maret 2016 Bertempat di Pengadilan Agama Alfian Jauhari Hanif, Ibid, hlm. 96
31
Ujung Tanjung Ibid.
29 32
Pasal 85 Kompilasi Hukum Islam Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 9


suami dan mantan istri mendapat 1. Berdasarkan Undang-Undang
seperdua dari harta bersama. Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Mengenai pembagian harta Perkawinan
bersama setelah adanya putusan Menurut Bagir Manan,
pembatalan perkawinan, ternyata menjelaskan bahwa dalam
tidak ada penetapan yang pasti, memahami status hukum
sehingga setelah terjadi pembatalan perkawinan antara orang Islam di
perkawinan maka masalah Indonesia, harus diketahui terlebih
pembagian harta bersama dahulu asas legalitas yang
diselesaikan secara musyawarah mendasari keberlakuan hukum
antara mantan suami dan mantan perkawinan bagi orang Islam di
istri. Oleh karena itu pengadilan Indonesia. Asas legalitas berarti
tidak berwenang mencampuri setiap perbuatan hukum harus
kecuali atas kehendak para pihak mempunyai dasar hukum tertentu
yang berperkara, apabila tidak yang telah ada sebelum perbuatan
tercapai kesepakatan. hukum dilakukan. Suatu perbuatan
Perkawinan yang dilakukan hukum yang sah mengandung
oleh janda di Kepenghuluan Karya makna bahwa hubungan hukum
Mukti telah terjadi perceampuran dan akibat hukum menjadi sah
harta kekayaan antara suami dan pula. Perbuatan hukum yang sah
istri, dan belum ada yang sehubungan dengan dilakukannya
melakukan pembatalan terhadap perkawinan yang sah antara
perkawinan mereka. Terhadap seorang pria dan wanita
perkawinan yang dibatalkan karena menunjukan bahwa pasangan
sudah ada perkawinan yang suami istri tersebut adalah sah,
terdahulu, berbeda dengan demikian pula dengan akibat
pembatalan perkawinan karena hukum lainya, misalnya terjadinya
tidak memenuhi syarat perkawinan hubungan kekeluargaan yang
yang lainnya. Perkawinan yang berakibat larangan perkawinan, dan
dibatalkan karena masih terikatnya juga terhadap harta kekayaan,
dengan perkawinan yang lama maupun anak yang dilahirkan
sebab tidak dapat dibuktikan akibat perkawinan tersebut.34
dengan akta cerai bahwa telah Sahnya suatu perkawinan,
terjadi perceraian, tidak ada Indonesia sebagai Negara hukum,
pembagian harta bersama, karena memberikan pengertian menurut
perkawinannya ialah perkawinan agama dan kepercayaannya itu
yang tidak jelas dan tidak diakui mengandung pengertian bahwa
oleh hukum.33 perkawinan harus dilakukan
dengan memenuhi rukun dan syarat
C. Legalitas Perkawinan Janda Tanpa baik menurut UUP dan Kompilasi
Akta Cerai di Kepenghuluan Karya Hukum Islam. Hal yang terjadi
Mukti Kecamatan Rimba ternyata masyarakat mengganggap
Melintang Kabupaten Rokan Hilir bahwa perkawinan yang dilakukan
Berdasarkan Undang-Undang tanpa akta cerai merupakan
Perkawinan Dan Kompilasi Hukum perkawinan yang sah. Perkawinan
Islam yang dilakukan janda di
Kepenghuluan Karya Mukti adalah
33
Wawancara dengan Bapak Abd. Hamid,
Panitera Pengadilan Agama Ujung Tanjung, Senin
34
28 Maret 2016 Bertempat di Pengadilan Agama Muhammad Syaifuddin, et. al., Op.cit, hlm.
Ujung Tanjung 272

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 10


perkawinan yang tidak didahului mengucapkan talak maka sudah
dengan perceraian yang sah karena terjadi perceraian. Perceraian yang
tidak dilakukan di pengadilan terjadi di Kepenghuluan Karya
sehingga tidak memiliki akta cerai Mukti adalah perceraian liar yaitu
yang dikeluarkan oleh pengadilan perceraian yang dilakukan diluar
Agama. Berdasarkan Pasal 39 Ayat pengadilan.
(1) yang menyebutkan bahwa: Berdasarkan Pasal 115
“Perceraian hanya dapat dilakukan Kompilasi Hukum Islam
di depan sidang Pengadilan setelah meyebutkan bahwa: “perceraian
Pengadilan yang bersangkutan hanya dapat dilakukan di depan
berusaha dan tidak berhasil Sidang Pengadilan setelah
mendamaikan kedua belah pihak”. Pengadilan bersangkutan berusaha
Telah jelas bahwa Pengadilan dan tidak berhasil mendamaikan
Agama tidak memberikan kedua belah pihak”. Setelah
wewenang kepada lembaga lain perceraian dilakukan di depan
termasuk kantor Kepenghuluan sidang pengadilan agama, maka
untuk mengeluarkan keterangan para pihak mendapat bukti
cerai seperti halnya yang terjadi di putusnya perkawinan berupa akta
Kepenghulaun Karya Mukti. cerai berdasarkan Pasal 8
Setiap perkawinan yang Kompilasi Hukum Islam yang
dilakukan dengan tidak memenuhi menyebutkan bahwa: “putusnya
syarat perkawinan maka perkawinan selain cerai mati hanya
perkawinan tersebut tidak sah dan dapat dibuktikan dengan surat cerai
harus dibatalkan berdasarkan Pasal berupa putusan Pengadilan Agama
22 UUP yang menyebutkan bahwa: baik yang berbentuk putusan
“perkawinan dapat dibatalkan perceraian, ikrar talak, atau putusan
apabila para pihak tidak memenuhi taklik talak”.
syarat-syarat melangsungkan Para pihak yang tidak dapat
perkawinan”. Status tidak sah membuktikan perceraiannya
tersebut karena pihak istri secara dengan akta cerai maka mereka
tidak langsung jika di tinjau dari masih terikat dengan tali
UUP, perceraian yang di lakukan di perkawinan dan dilarang
luar pengadilan tidak diakui oleh melangsungkan perkawinan
Undang-Undang dan istri telah berdasarkan Pasal 40 Huruf a
melakukan poliandri.35 Kompilasi Islam yang
menyebutkan bahwa: “dilarang
2. Berdasarkan Kompilasi Hukum melangsungkan perkawinan antara
Islam seorang pria dengan seorang wanita
Mengenai sahnya perkawinan, dalam keadaan tertentu karena
masyarakat memiliki persepsi wanita yang bersangkutan masih
sendiri. Perkawinan sah jika ada terikat satu perkawinan dengan pria
kedua mempelai, akad, wali, lain”. Perkawinan yang sah ialah
mahar, dan saksi. Selain perkawinan yang memenuhi rukun
perkawinan, masyarakat juga dan syarat melangsungkan
memiliki persepsi sendiri terhadap perkawinan. Tidak terpenuhinya
perceraian bahwa jika suami rukun perkawinan dapat berakibat
batalnya perkawinan demi hukum,
35
Wawancara dengan Bapak Abd Hamid, sedangkan tidak terpenuhinya
Panitera Pengadilan Agama Ujung Tanjung, Hari syarat perkawinan, maka
Senin 28 Maret 2016, bertempat di Pengadilan perkawinan tersebut tidak sah dan
Agama

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 11


dapat dibatalkan.36 Perkawinan Indonesia di Pengadilan Agama
yang dilakuka tanpa akta cerai dengan melakukan Isbat Nikah. 37
merupakan perkawinan yang tidak perkawinan yang dapat disahkan
memenuhi syarat untuk melakukan melalui Isbat Nikah ialah perkawinan
perkawinan. Sehingga yang dilakukan berdasarkan Hukum
perkawinannya tidak sah dan dapat Islam. Isbat Nikah yang dapat
dibatalkan berdasarkan Pasal 71 diajukan ke Pengadilan Agama
huruf c Kompilasi Hukum Islam terbatas mengenai hal-hal berdasarkan
yang menyebutkan bahwa: Pasal 7 Ayat (3) Kompilasi Hukum
”perkawinan dapat dibatalkan Islam yaitu menyebutkan bahwa:
apabila perempuan yang dikawini “Isbat nikah yang dapat diajukan ke
ternyata kemudian diketahui masih Pengadilan Agama terbatas
menjadi istri orang lain yang mengenai hal-hal yang berkenan
mafqud”. Disamping itu dengan:
perceraiannya juga dianggap tidak a. Adanya perkawinan dalam
pernah terjadi karena tidak dapat rangka penyelesaian perceraian.
dibuktikan dengan akta cerai b. Hilangnya akta nikah.
berdasarkan Pasal 8 Kompilasi c. Adanya keraguan tentang sah
Hukum Islam. atau tidaknya salah satu syarat
Berdasarkan pemaparan diatas, perkawinan.
bahwa perkawinan yang dilakukan d. Adanya perkawinan yang
janda tanpa akta cerai di terjadi sebelum berlakunya
Kepenghuluan Karya Mukti berawal Undang-Undang Nomor 1 tahun
dari perceraian yang dilakukan di luar 1974 Tentang Perkawinan.
Pengadilan Agama adalah tidak sah e. Yang berhak mengajjukan isbat
dan dapat dibatalkan baik menurut nikah ialah suami atau istri,
UUP maupun menurut Kompilasi anak-anak mereka, wali nikah
Hukum Islam. sedangkan di dan pihak yang berkepentingan
Kepenghuluan Karya Mukti para dengan perkawinan itu”.
pelaku perkawinan tanpa akta cerai
tidak dapat membuktikan perceraianya PENUTUP
dengan akta cerai sehingga menurut
Kompilasi Hukum Islam tidak pernah A. Kesimpulan
terjadi perceraian sehingga masih
1. Faktor Penyebab yang
tetap terikat tali perkawinan,
mempengaruhi terjadinya praktek
meskipun telah terucap talak dari
perkawinan tanpa akta cerai di
suami.
Kepenghuluan Karya Mukti
Apabila para pihak masih tetap
diakibatkan karena beberapa faktor
meneruskan perkawinannya dan ingin
yaitu:
diakui oleh Hukum yang berlaku di
a. Faktor kurangnya pengetahuan
indonesia, maka pihak tersebut harus
masyarakat terhadap Hukum
terlebih dahulu mengurus surat-surat
perkawinan dan perceraian
bukti perceraian berupa akta cerai dari
karena rendahnya tingkat
Pengadilan Agama, setelah itu
pendidikan di Kepenghuluan
menetapkan perkawinannya agar
Karya Mukti.
diakui hukum yang berlaku di

36 37
Wawancara dengan Bapak Ucok Indra , Wawancara dengan Bapak Abd. Hamid,
Kepala KUA Kecamatam Rimba Melintang, Hari Panitera Pengadilan Agama Ujung Tanjung, Hari
Jum’at 11 Maret 2016, Bertempat Kantor KUA Senin 28 Maret 2016, bertempat di Pengadilan
Kecamatam Rimba Melintang Agama Ujung Tanjung.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 12


b. Faktor geografis dari Pengadilan Agama, setelah itu
Kepenghuluan Karya Mukti yang menetapkan perkawinannya agar
merupakan daerah transmigrasi diakui hukum yang berlaku di
yang terletak di pedalamandan Indonesia di Pengadilan Agama
tidak pernah diadakan dengan melakukan Isbat Nikah.
penyuluhan hukum.
2. Akibat hukum dari perkawinan yang B. Saran-saran
dilakukan oleh janda tanpa akta cerai
memiliki akibat hukum, yaitu: 1. Kantor Urusan Agama dan
a. Terhadap perkawinannya sendiri, Pengadilan Agama perlu
bahwa perkawinan yang meningkatkan sosialisasi UUP dan
dilakukan oleh janda tersebut Kompilasi Hukum Islam kepada
berakibat perkawinannya dapat masyarakat terutama tentang
dibatalkan, karena tidak keuntungan perceraian di pengadilan
memenuhi syarat perkawinan . dan kerugian perceraian di luar
b. Terhadap anak-anak yang pengadilan sehingga masyarakat
dilahirkan, anak dari perkawinan mendapat perlindungan hukum
yang dapat dibatalkan memiliki secara baik dan benar. Kepada
akibat hukum tetap mempunyai masyarakat agar jika terjadi
hak untuk dipelihara dan dibiayai perceraian sebaiknya dilaksanakan
seluruh hidupnya oleh kedua melalui pengadilan, perceraian
orang tuanya, demikian juga melalui pengadilan lebih menjamin
tetap memiliki hak waris dari kepastian hukum karena akan
kedua orang tunya. diberikan akta cerai sebagai tanda
c. Terhadap harta bersama, bahwa telah terjadinya perceraian. Akta
Harta yang diperoleh selama Cerai merupakan hal yang sangat
perkawinan berlangsung penting karena merupakan bukti
merupakan harta bersama bagi perceraian yang sah dan sebagai
suami istri. Mengenai salah satu syarat untuk
perkawinan yang dibatalkan melangsungkan perkawinan di
karena masih terikatnya dengan kemudian hari.
perkawinan terdahulu karena 2. Pengadilan Agama agar melanjutkan
perceraiannya tidak dapat Kegiatan Isbat Nikah keliling seperti
dibuktikan dengan akta cerai yang pernah dilakukan untuk
maka tidak ada pembagian melakukan penertiban yang bekerja
terhadap harta bersama. sama dengan Kantor Urusan Agama.
3. Legalitas Perkawinan yang Kepada masyarakat yang melakukan
dilakukan tanpa akta cerai dari perkawinan tanpa akta cerai,
Pengadilan maka menurut UUP dan sebaiknya mengurus surat-surat
Kompilasi Hukum Islam adalah bukti perceraian dan kemudian
tidak sah. Sistem perundang- melakukan isbat nikah agar
undangan di Indonesia perceraian perkawinannya diakui oleh hukum
yang dianggap sah adalah perceraian yang berlaku di Indonesia dan
yang dilakukan dihadapan sidang mendapatkan kepastian hukum.
Pengadilan .Apabila perkawinan 3. Para tokoh agama atau tokoh
tersebut ingin diakui oleh Hukum masyarakat terutama pejabat
yang berlaku di indonesia, maka Kepenghuluan, seharusnya
pihak tersebut harus terlebih dahulu membantu pihak kinerja para pejabat
mengurus surat-surat bukti KUA dan Pengadilan karena pejabat
perceraian berupa akta cerai dari desa adalah aparat terdekat dengan

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 13


masyarakat. Kepada Penghulu agar dalam Hukum Indonesia,
menyarankan kepada masyarakatnya Kencana, Jakarta.
jika terjadi sengketa perkawinan
diselesaikan melalui pengadilan Soekanto, Soerjono, 2003, Penegakan
bukan lagi melalui penghulu, dan Hukum, Binacipta, Bandung.
diharapkan keterlibatan pejabat
Kepenghuluan terkait lebih dapat Syaifuddin, Muhammad., Sri
memahami dan menaati peraturan Turatmiyah dan Annalisa
yang mewajibkan kepada Yahanan, 2013, Hukum
masyarakatnya bercerai di depan Perceraian, Sinar Grafika,
sidang pengadilan. Jakarta.

Syarifudin, Amir, 2011, Hukum


DAFTAR PUSTAKA Perkawinan Islam di Indonesia,
Kencana, Jakarta.
A. Buku
Azzam, Abdul, Aziz, Muhammad Dan Triwulan, Titik dan Trianto, 2007,
Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Poligami Perspektif Perikatan
2011 , Fiqh Munakahat, Nikah, Jakarta, Prestasi Pustaka.
(Terjemahan Abdul Majid Khon),
Penerbit Amzah, Jakarta. Usman, Rachmadi, 2006, Aspek-Aspek
Hukum Perorangan dan
Djubaidah, Neng, 2012, Pencatatan Kekeluargaan di Indonesia, Sinar
Perkawinan dan Perkawinan Grafika, Jakarta.
Tidak Dicatat, Sinar Grafika,
Jakarta. B. Jurnal/Kamus/Tesis/Skripsi
Turatmiyah Sri, Arfianna Novera, M.
Ghazali, Abdul, Rahman, 2003, Fiqh Syarifuddin, 2015, “Akibat
Munakahat, Kencana, Jakarta. Hukum Pembatalan Perkawinan
dalam Perspektif Hukum
Jahar, Asep, Saepudin, Euis Perlindungan Anak dan
Nurlaelawati dan Jaenal Aripin, Perempuan di Pengadilan Agama
2013, Hukum Keluarga, Pidana Sumatera Selatan”, Jurnal Hukum
dan Bisnis, Kencana, Jakarta. Ius Quia
Manan, Abdul, 2006, Aneka Masalah Marwan, M dan Jimmy, 2009, Kamus
Hukum Perdata Islam di Dictionary of Law Complate
Indonesia, Kencana, Jakarta. Edition, Reality Publisher,
Surabaya.
Prodjohamidjojo, Martiman, 2011,
Hukum Perkawinan Dalam Tanya Jalaluddin AY, “Analisis Perceraian
Jawab, CV Karya Gemilang, Ditinjau Diinjau dari Aspek
Jakarta. Hukum Islam dan Hukum
Positif”, Tesis Program Studi
Sayuti, Tholib, 1986, Hukum Perdata Islam Institut Agama
Kekeluargaan Indonesia, UI-Pres, Islam Negeri Syekh Nurjati, 2011.
Jakarta.
Saputra, Eka, “Dampak bagi Pelaku
Shomad, Abd, 2010, Hukum Islam Praktik Perkawinan Dibawah
:Penormaan Prinsip Syariah Tangan Pada Masyarakat Muslim

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 14


DiKepenghuluan Jumrah Bagan
Siapiapi”, Fakultas Hukum
Universitas Riau, 2013.

C. Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
1974 No.1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 3019).

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun


1975 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan
(Lembaran Negara RI Tahun
1975 No. 12 Tambahan Lembaran
RI No. 3050).

Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991


Tentang Kompilasi Hukum Islam.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata


(Burgerlijk Wetboek).

D. Website
Pengertian Akta cerai, http://www.pa-
pelaihari.go.id, diakases pada
tanggal 27 Januari 2016 pukul
18.20 WIB

Tujuan hukum menurut para ahli


http://www.seputarpengetahuan.c
om diakses pada tanggal 1
Desember 2015 pukul 11.00 WIB

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 15

Vous aimerez peut-être aussi