Vous êtes sur la page 1sur 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK PEKERJA, SAFETY


MORNING TALK (SMT) DAN HOUSEKEEPING DENGAN KEJADIAN
MINOR INJURY PADA PEKERJA DI PROYEK PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR PT. X JAKARTA

Wahid Kurniawan, Yuliani Setyaningsih, Ida Wahyuni


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : wahidkurniawan.osh@gmail.com

ABSTRAK
A workplace accident is an unexpected and undesired event that can cause in
loss of time, property and casualties occurring within an industrial work process.
The highest occupancy rate in the construction sector compared to other sectors
accounted for 30% of the total number of accidents. Based on accident report at
Project PT. X, minor injury events such as material pinched, injured due to
material, work accident on the eyes due to dust that cause minor injuries such as
wounds / tears include in the high category. The implementation of Safety
Morning Talk and Housekeeping has been carried out regularly, and there should
be no workplace accidents. This study aims to analyze the relationship of Worker
Characteristic Factors, Safety Morning Talk (SMT) and Housekeeping with minor
injury events to workers in the Construction Project of PT.X. Type of this research
is analytical by cross sectional method. Samples in this research are 49 from 94
workers with slovin formulas. The sampling technique used proportionate
stratified random sampling technique in 3 part of work section. Data is collected
by questionnaire and observation checklist for obedience of workers and
housekeeping. Based on the results of research by using Partial Least Square
(PLS), the dependent variables with enforcement are characteristic of workers
and housekeeping, the dependent variables with minor injury are enforcement of
workers. Meanwhile, the independent variables with enforcement are Safety
Morning Talk. The researchers suggest to the company to create Housekeeping
Day and give a reward for workers is an example.

Keywords : Characteristic, SMT, Housekeeping, Minor Injury

1. PENDAHULUAN
Kecelakaan kerja adalah suatu kategori apapun harus dianggap
kejadian yang jelas tidak penting oleh manajemen termasuk
dikehendaki dan tidak terduga yang dalam kategori ringan atau minor
dapat menimbulkan kerugian baik injury.2 Berdasarkan penelitian di
waktu, harta benda maupun korban Malaysia, terlihat rasio terjadinya
jiwa yang terjadi di suatu proses kecelakaan dengan perbandingan
kerja industri.1 1:12:60, dimana setiap 60 near miss
Kecelakaan kerja mempunyai tingkat dapat berakibat 12 kecelakaan
kategori keparahan yang berbeda- ringan (minor injury) atau 1 cidera
beda yaitu “ringan”, “sedang” dan serius (major injury).3
“parah”. Namun kecelakaan dari

323
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

International Labour Organization PT. Y mengerjakan proyek untuk


(ILO) menyatakan, setiap harinya pembangunan Gedung Pusat PT. X
terjadi sekitar 6.000 kecelakaan yang berada di Jakarta Timur. PT. X
kerja fatal didunia. Berdasarkan data sedang mengadakan pembangunan
International Labour Organization kembali terhadap kantor pusatnya.
(ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia Proyek Pembangunan X Tower
meninggal setiap 15 detik karena adalah proyek pembangunan kantor
kecelakaan kerja. pusat dengan 3 basement dan 16
Di Indonesia tingkat kecelakaan lantai.
kerja merupakan salah satu yang Dari survey wawancara
tertinggi di dunia, pada tahun 2011- sebelumnya dengan beberapa
2014 terjadi 92.444 kasus Safety Officer diPT. Y, mereka
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja sama-sama menyebutkan bahwa
paling tinggi terjadi pada tahun 2013 Safety Morning Talk dan
yaitu terdapat 35.917 kasus Housekeeping merupakan Program
kecelakaan kerja.4 Angka K3 dalam upaya pencegahan
kecelakaan kerja di sektor konstruksi kecelakaan kerja di Proyek
tertinggi dibanding dengan Pembangunan Gedung Kantor Pusat
kecelakaan kerja sektor lainnya yaitu PT. X.. Safety Morning Talk
mencapai 30% dari total dilaksanakan secara rutin dan
keseluruhan jumlah kecelakaan sesuai jadwal yaitu setiap hari senin
kerja. Dapat disimpulkan bahwa sampai sabtu. Selain itu,
pekerjaan konstruksi housekeeping di lingkungan kerja
perlumendapatkan perhatian khusus juga sudah diterapkan oleh pekerja
terhadap masalah K3.5 Penerapan 5R setiap harinya. Namun di ketahui
SMK3 dalam PP 50 tahun 2012, walaupun Penerapan Safety
menyebutkan bahwa komunikasi K3 Morning Talk dan Housekeeping
merupakan bagian dari kegiatan telah dilaksanakan secara rutin,
pendukung untuk pencegahan masih terdapat kecelakan kerja dan
kecelakaan kerja.6 Salah satu upaya sebagian besar kejadian minor
pencegahan yang ada dalam K3 injury. Berdasarkan laporan
adalah melaksanakan program kecelakaan di Proyek PT. X, setiap
Safety talk di tempat kerja. Safety bulannya sekitar 10% dari 50
talk merupakan salah satu sarana pekerja melaporkan kejadian minor
penunjang dalam upaya mencegah injury seperti terjepit material, terluka
terjadinya bahaya di tempat kerja.7 akibat material, mata kemasukan
Hal ini di perkuat dari Hasil sisa material yang menyebabkan
penelitian Anggia mengenai safety cedera ringan seperti luka/sobek
talk, yang menunjukkan Program sehingga perlu penanganan P3K.
Safety Talk yang dilakukan sebelum Semestinya dengan adanya
bekerja sangat efektif dalam Penerapan Safety Morning Talk dan
memenuhi kebutuhan karyawan Housekeeping, kejadian kecelakaan
dalam informasi mengenai K3 dan kerja tidak ada.
membangun kesadaran para
karyawan untuk mengutamakan 2. METODE PENELITIAN
safety untuk mencegah terjadinya Desain penelitian adalah
kecelakaan kerja.8 deskriptif analitik dengan
PT. Y Tbk merupakan salah satu menggunakan jenis penelitian cross
perusahaan yang bergerak di bidang sectional. Karena penelitian ini
jasa konstruksi. Pada tahun 2016, bertujuan untuk mendapatkan

324
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

gambaran dengan mempelajari 15 orang dan Finishing sebesar 22


dinamika korelasi antara variabel orang.
independen dengan variabel Dalam penelitian ini angket
dependen dalam satu waktu. Desain digunakan untuk mengumpulkan
penelitian ini adalah dengan data dari para responden yang telah
menggunakan pendekatan kuantitatif ditentukan. Angket berisi pertanyaan
dan analisis data statistik. Penelitian yang menyangkut tentang kejadian
ini bersifat asosiatif, dilakukan minor injury, faktor-faktor yang
dengan cara menghubungkan menyebabkan kejadian minor injury
variabel satu dengan variabel yang dsb. Dan lembar observasi
lain agar dapat mengetahui, digunakan untuk mengamati
menjelaskan dan memprediksi responden terkait kepatuhan
tingkat ketergantungan variabel terhadap prosedur dan untuk
independen dan variabel dependen. mengamati housekeeping di area
Dalam penelitian ini kerja.
menggunakan model Partial Least
Square (PLS)karena diantara 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel independen dengan variabel a. Gambaran Umum Penelitian
dependen terdapat mediasi yang Jenis pekerjaan yang terdapat di
mempengaruhi. Dalam penelitian ini Proyek PT. X dibagi menjadi 3,
terdiri dari 3 variabel. Variabel yaitu Mechanical, Electrical,
independen dalam penelitian ini Plumbing (MEP), Pekerjaan
adalah faktor karakteristik pekerja Finishing, Pekerjaan Fasade.
yaitu usia, pendidikan, sikap, Pekerjaan Mekanikal adalah
kelelahan dan faktor manajemen Pekerjaan yang berhubungan
yaitu penerapan Safety Morning Talk dengan alat mesin besar seperti
(SMT) dan faktor lingkungan yaitu Lift dan ekskalator. Pekerjaan
housekeeping, variabel antara dalam elektrikal adalah pekerjaan yang
penelitian ini adalah kepatuhan berhubungan dengan instalasi
terhadap prosedur dan variabel sistem-sistem dihotel seperti fire
dependen dalam penelitian ini alarm system, sistem tata suara,
adalah minor injury/kecelakaan sistem telepon, sistem data, dan
ringan. sistem cctv. Pekerjaan plumbing
Populasi adalah keseluruhan objek adalah suatu pekerjaan yang
penelitian atau objek yang diteliti. meliputi sistem pembuangan
Populasi dalam penelitian ini adalah limbah / air buangan (air kotor
pekerja Proyek Pembangunan dan air bekas), sistem venting,
Gedung Kantor Pusat PT. X Jakarta air hujan dan penyediaan air
yang berjumlah 94 bersih. Pekerjaan finishing
orang.Penghitungan besar sampel adalah pekerjaan akhir dari
menggunakan persamaan yang sebuah kegiatan pembangunan
dirumuskan oleh Slovindan diperoleh dalam rangka menutupi,
sampel sebesar 49 orang. Untuk melapisi dan memperindah dari
mendapatkan sampel yang sebuah bangunan atau
representatif di 3 bagian pengerjaan konstruksi tersebut. Pekerjaan
maka digunakan finishing dibagi menjadi 2 yaitu,
proporsionaterandom sampling.Dan finishing kering yaitu yg dalam
diperoleh sampel pada bagian MEP aplikasinya tdk menggunakan
sebesar 12 orang, Fasade sebesar air, seperti pemasangan
wallpaper, karpet, dinding partisi

325
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dll. Dan finishing basah, yg Tabel 1 menggambarkan bahwa


menggunakan air sbg Pekerja di Proyek PT. X
medianya, seperti pemasangan terbanyak berusia muda antara
batu bata, acian, plesteran, 19-40 tahun yaitu sebesar
pengecatan dll. Sedangakan 75,5%. Pekerja di Proyek PT. X
pekerjaan Fasade adalah terbanyak menjawab
pekerjaan muka bangunan. pelaksanaan Safety Morning
Pekerjaan fasade meliputi Talk berjalan dengan baik yaitu
pekerjaan fasade kaca dan sebanyak 77,6%. Pekerja di
pekerjaan fasade Alumunium Proyek PT. X paling banyak
Composite Panel (ACP). bekerja di area housekeeping
b. Hasil Penelitian Univariat yang kondusif yaitu sebesar
Hasil dari penelitian yang 53,1%. Kepatuhan pekerja di
dilakukan di Proyek Proyek PT. X ditemukan paling
Pembangunan Gedung Kantor banyak pekerja yang patuh
PT. X Jakarta dengan sampel terhadap prosedur yaitu
sebesar 49 responden dapat sebanyak 75,5%. Di Proyek PT.
dilihat pada Tabel 1. X sebesar 57,1% pekerja
Tabel 1. Hasil Penelitian pernah mengalami kejadian
Univariat minor injury selama bekerja.
No. Variabel N %
1. Usia c. Hasil Penelitian Multivariat
Muda 37 75.5 Analisis multivariat yang
Tua 12 24.5 digunakan untuk menganalisis
2. Latar Belakang Pendidikan hubungan dari variabel
Tamat SD 10 20.4
independen dan variabel
Tamat SMP 15 30.6
Tamat SMA 24 49.0 dependen dalam satu waktu.
3. Sikap Pekerja terhadap Dan untuk mengetahui variabel
Aspek K3 yang dominan dalam hubungan
Positif 29 59.2 antar variabel menggunakan
Negatif 20 40.8 analisis PLS (Partial Least
Square) dengan SMART-PLS
4. Kelelahan Kerja (Partial Least Square) version
Rendah 39 79.6 2.0. Siginifikansi parameter
Sedang 10 20.4 yang diestimasi memberikan
Tinggi 0 0.0
informasi yang sangat berguna
Sangat Tinggi 0 0.0
5. Safety Morning Talk mengenai hubungan antar
Keberlangsungan Baik 38 77.6 variabel. Dasar yang digunakan
Keberlangsungan Tidak Baik 11 22.4 dalam menguji hipotesis adalah
6. Housekeeping Area Kerja nilai yang terdapat pada path
Kondusif 26 53.1 coefficents yang dapat dilihat
Tidak Kondusif 23 46.9 pada tabel 2. Berikut ini adalah
7. Kepatuhan Pekerja terhadap output estimasi untuk pengujian
Prosedur model struktural.
Patuh 37 75.5
Tidak Patuh 12 24.5
8. Minor Injury
Pernah 28 57.1
Tidak Pernah 21 42.9
Sumber : Data Primer, 2017

326
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2. Path Coefficients hubungan yang signifikan.


Original Mean of Standard T-
Sample subsamples Deviation Hubungan
Statistics antara faktor
Hipotesis Estimate (O) (M) (STDEV)
lingkungan dengan kepatuhan
Faktor Kepatuhan
pekerja menunjukkan nilai
Pekerja -> Kepatuhan
Pekerja
0,256071 0,294996 0,107406 koefisien jalur positif (0,353)
2,384151

Faktor Lingkungan yang menunjukkan bahwa arah


(housekeeping) -> 0,353422 0,316193 0,119585 2,955393
Kepatuhan Pekerja hubungan antara faktor
Faktor Manajemen
(safety morning talk) -> 0,054104 0,052146 0,081749 lingkungan
0,661830 (housekeeping)
Kepatuhan Pekerja
Kepatuhan Pekerja ->
dengan kepatuhan pekerja
-0,465797 -0,472377 0,087659 5,313720
Minor Injury adalah positif. Dengan nilai t-
Sumber : Pengolahan data statistics sebesar 2,955 yang
menggunakan SMART-PLS, menunjukkan adanya hubungan
2017 yang signifikan. Hubungan
Berdasarkan tabel 2, dari hasil antara kepatuhan pekerja
uji statistik dapat diketahui dengan minor injury
bahwa tidak terdapat hubungan menunjukkan nilai koefisien jalur
yang bermakna antara faktor negatif (-0,465) yang
manajemen (safety morning menunjukkan bahwa arah
talk) dengan kepatuhan pekerja hubungan antara kepatuhan
dengan nilai t-statistic kurang pekerja dengan minor injury
dari 1,96. Berdasarkan hasil uji adalah negatif. Dengan nilai t-
statistik dapat diketahui bahwa statistics sebesar 5,313 yang
terdapat hubungan yang menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara faktor yang signifikan.
karakteristik pekerja (usia)
dengan kepatuhan pekerja,
faktor lingkungan Tabel 3. Nilai R-Square
(housekeeping) dengan Var R
kepatuhan pekerja, dan Square
kepatuhan pekerja dengan Kepatuhan Pekerja 0,300204
kejadian minor injury. Dengan Minor Injury 0,216967
nilai t-statistic lebih dari 1,96. Sumber :
Hubungan antara faktor Pengolahan data
karakteristik pekerja dengan menggunakan
kepatuhan pekerja menunjukkan SMART-PLS, 2017
nilai koefisien jalur positif Penelitian ini menggunakan 2
(0,256) yang menunjukkan variabel yang dipengaruhi oleh
bahwa arah hubungan antara variabel lainnya yaitu variabel
faktor karakteristik (usia) kepatuhan pekerja yang
dengan kepatuhan pekerja dipengaruhi oleh Faktor
adalah positif. Dengan nilai t Karakteristik Pekerja, Faktor
sebesar 2,384 yang Manajemen dan Faktor
menunjukkan ada hubungan Lingkungan, dan variabel Minor
yang signifikan. Hubungan Injury yang dipengaruhi oleh
antara faktor manajemen Kepatuhan Pekerja. Nilai R
dengan kepatuhan pekerja Square sebesar 0,67
menunjukkan nilai koefisien jalur dikategorikan sebagai
sebesar 0,054 dengan nilai t substansial. Nilai R-Square
sebesar 0,661. Nilai tersebut sebesar 0,33 dikategorikan
lebih kecil dari t tabel (1,96) sebagai moderate. Nilai R-
yang menunjukkan tidak adanya

327
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Square sebesar 0,19 peraturan yang sudah


dikategorikan sebagai lemah. ditetapkan perusahaan dan juga
Dan nilai R-Square sebesar memiliki hasrat dan motivasi
>0,7 dikategorikan sebagai kuat. kuat untuk belajar. Sedangkan
Dalam tabel 3 dapat dilihat di usia tua, pekerja lebih
nilai R-Square untuk variabel cenderung untuk menyepelekan
Kepatuhan Pekerja yaitu karena sudah merasa lebih
sebesar 0,300 dan untuk berpengalaman dan tanpa
variabel Minor Injury yaitu menaati prosedur pun proses
sebesar 0,216 dan keduanya pekerjaan akan berjalan seperti
dikategorikan sebagai biasanya.
moderate. Hasil ini Hal ini di perkuat dari Hasil
menunjukkan bahwa 30,0% penelitian Ika, yang
variabel Kepatuhan Pekerja menunjukkan bahwa terdapat
dipengaruhi oleh variabel Faktor hubungan antara usia dengan
Karakteristik Pekerja dan kepatuhan pekerja. Kekuatan
sisanya dipengaruhi oleh faktor- hubungan antara usia dengan
faktor lain yang tidak diteliti, kepatuhan pekerja termasuk
Faktor Manajemen dan Faktor sedang. dengan nilai uji
Lingkungan. Dan 21,6% variabel spearman yaitu p-value 0,009.10
Minor Injurydipengaruhi oleh Akan tetapi hal ini tidak sejalan
Kepatuhan Pekerja dan sisanya dengan penelitian agustine,
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menyebutkan bahwa tidak
lain yang tidak diteliti. ada hubungan antara usia
d. Pembahasan dengan kepatuhan pekerja
Hubungan Faktor dalam pemakaian alat pelindung
Karakteristik Pekerja (Usia) diri (APD) (p-value=1,000).11
dengan Kepatuhan Pekerja Hubungan Faktor Manajemen
Perilaku merupakan (Safety Morning Talk) dengan
perpaduan antara faktor internal Kepatuhan Pekerja
yang terdiri dari kecerdasan, Sosialisasi K3 sebagai
persepsi, motivasi, minat dan salah satu bagian dari
emosi dan faktor eksternal yang kampanye K3 yang merupakan
terdiri dari obyek kelompok dan salah satu bentuk pendidikan
hasil kebudayaan. Perilaku juga atau pelatihan. Meski cara ini
bergantung pada karakteristik terbatas nilainya dalam
atau faktor lain dari tenaga kerja merangsang dan
itu sendiri. Salah satu menggairahkan orang untuk
karakteristik dari tenaga kerja bekerja dengan aman tetapi
adalah faktor usia yang cara ini masih dipakai secara
mempengaruhi perilaku pekerja luas di berbagai negara.12
dalam mematuhi prosedur.9 Berdasarkan penelitian ini,
Berdasarkan hasil Safety Morning Talk sudah
penelitian ini, usia muda lebih berjalan dengan baik menurut
cenderung mudah untuk para pekerjanya. Akan tetapi,
mematuhi prosedur ketika keberlangsungan Safety
bekerja. Ketika pekerja baru Morning Talk yang baik tidak
memasuki dunia kerja, pekerja menunjukkan hubungan yang
menjadi lebih cenderung patuh berarti dengan kepatuhan para
dan mudah untuk mengikuti pekerja. Hal itu dikarenakan

328
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pemahaman dari pekerja Berdasarkan hasil


berbeda-beda, tergantung dari penelitian ini, menunjukkan
latar belakang pendidikan bahwa terdapat hubungan
masing-masing pekerja. dan antara housekeeping dengan
mayoritas pekerja hanya tamat kepatuhan pekerja. hal tersebut
SD, SMP dan SMA. Media yang menandakan bahwa dari area
digunakan ketika Safety kerja yang kondusif, mendorong
Morning Talk masih monoton pekerja untuk lebih mematuhi
dan dapat mengganggu proses prosedur seperti tidak merokok,
penerimaan informasi dari menjaga 5R di area kerja dan
pekerja. Pendidikan tidak lepas menjaga lingkungan kerja tetap
dari proses belajar. Pengajaran bersih dan rapi dari sampah dan
diperlukan untuk memperoleh limbah.
keterampilan yang dibutuhkan Menurut penelitian terkait
oleh pekerja.13 Housekeeping di lingkungan
Hal ini di perkuat dari Hasil industri, dijelaskan bahwa ketika
penelitian Ika, yang standar housekeeping
menunjukkan bahwa tidak ditingkatkan, akan berdampak
terdapat hubungan yang berarti positif yaitu penurunan terhadap
antara sosialisasi K3 dengan angka kecelakaan kerja yang
kepatuhan pekerja.10 Akan tetapi sigifikan yaitu mencapai 70-
tidak sejalan dengan penelitian 80%.54 Dan lingkungan kerja
lain mengenai efektifitas yang aman dan terfasilitasi
sosialisasi K3 terhadap sangat mendukung terciptanya
kepatuhan pada petugas perilaku aman dalam bekerja. 16
Rumah Sakit Yogyakarta, yang Hubungan Kepatuhan Pekerja
menerangkan bahwa sosialisasi dengan Kejadian Minor Injury
K3 benar-benar efektif dalam Kepatuhan merupakan
meningkatkan kepatuhan ketaatan atau ketidaktaatan
petugas pelayanan pendukung pada perintah, aturan dan
di Rumah Sakit Yogyakarta, disiplin. Perubahan sikap dan
kepatuhan mengalami perilaku individu dimulai dari
perubahan sikap semakin patuh, tahap kepatuhan, identifikasi
yaitu meningkat mencapai kemudian internalisasi, jadi jika
10%.14 kepatuhan seseorang kurang
Hubungan Faktor Lingkungan maka akan berdampak buruk
(Housekeeping) dengan bagi dirinya sendiri dan
Kepatuhan Pekerja lingkungan sekitarnya, jika
Lingkungan kerja yang kepatuhan seseorang itu baik
kondusif dan terfasilitasi sangat maka akan berdampak baik pula
mendukung untuk terciptanya bagi dirinya dan lingkungan.17
perilaku aman dalam bekerja. Berdasarkan hasil
Lingkungan kerja meliputi penelitian ini, dapat diketahui
peralatan dan perlengkapan bahwa terdapat hubungan
kerja, mesin, standar antara kepatuhan pekerja
operasional prosedur, dengan kejadian minor injury
pencahayaan, sanitasi akan tetapi arah hubungannya
lingkungan, housekeeping dan negatif. Hal ini berarti pekerja
sebagainya.15 yang sudah patuh terhadap
prosedur tetapi masih banyak

329
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang mengalami kejadian minor terhadap prosedur yaitu


injury. Hal itu mungkin sebanyak 75,5%. Di Proyek PT.
dikarenakan kepatuhan dari X sebesar 57,1% pekerja
pekerja masih didasari karena pernah mengalami kejadian
merasa takut diawasi oleh minor injury selama bekerja.
safety officer sehingga pekerja Dari hasil uji statistik dapat
mematuhi prosedur karena diketahui bahwa tidak terdapat
terpaksa bukan karena hubungan yang bermakna
kesadaran akan pentingnya K3. antara faktor manajemen (safety
Karena ketika pekerja sadar morning talk) dengan kepatuhan
akan pentingnya K3, akan pekerja dengan nilai t-statistic
mematuhi segala prosedur kurang dari 1,96. Dan terdapat
ketika bekerja walaupun tidak hubungan yang bermakna
ada pengawasan dari safety antara faktor karakteristik
officer. pekerja (usia) dengan
Hasil penelitian ini tidak kepatuhan pekerja, faktor
sejalan dengan penelitian Rini, lingkungan (housekeeping)
yang menyebutkan bahwa dengan kepatuhan pekerja, dan
peran kepatuhan terhadap kepatuhan pekerja dengan
peraturan sebagai mediator kejadian minor injury. Dengan
pengaruh iklim keselamatan nilai t-statistic lebih dari 1,96.
kerja dengan kecenderungan
mengalami kecelakaan kerja
DAFTAR PUSTAKA
tidak terbukti. Hal itu berlaku
baik pada kepatuhan umum dan
kepatuhan terhadap APD, 1. Tarwaka. Keselamatan dan
sehingga kepatuhan terhadap Kesehatan Kerja. Manajemen
peraturan tidak berperan dalam dan implementasi K3 di tempat
merubah besarnya pengaruh kerja. Surakarta: Harapan
iklim keselamatan kerja Press. 2008
terhadap kecenderungan 2. Whardani, Ambar. Studi
mengalami kecelakaan kerja.18 Tentang Kesadaran Pelaporan
Near Miss di PT Astra Nissan
Diesel Indonesia Tahun 2008.
4. KESIMPULAN Depok : Skripsi UI. 2008.
Berdasarkan dari hasil 3. Borg, Bernard. Predictive Safety
penelitian, Pekerja di Proyek from Near Miss and Hazard
PT. X terbanyak berusia antara Reporting. 2002
19-40 tahun yaitu sebesar 4. Kementerian Kesehatan RI.
75,5%. Pekerja di Proyek PT. X Situasi Kesehatan Kerja. Pusat
terbanyak menjawab Data dan Informas Kementerian
pelaksanaan Safety Morning Kesehatan RI. 2015
Talk berjalan dengan baik yaitu 5. Nur, Muhammad. Kecelakaan
sebanyak 77,6%. Pekerja di Kerja Sektor Konstruksi Paling
Proyek PT. X paling banyak Tinggi.
bekerja di area housekeeping https://beritagar.id/artikel/berita/
yang kondusif yaitu sebesar kecelakaan-kerja-sektor-
53,1%. Kepatuhan pekerja di konstruksi-paling-tinggi Diakses
Proyek PT. X ditemukan paling tanggal 8 Januari 2017
banyak pekerja yang patuh

330
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

6. Institut K3 Indonesia. Materi 11. Agustina DE. Perilaku


Pelatihan Instruktur K3. Diklat pemakaian alat pelindung diri
K3. 1998 (APD) (Studi di Bagian Coal and
7. Kompasiana. Pentingnya Safety Ash Handling PT. PJB UBJ
Talk Pada Proyek Konstruksi. O&M PLTU Paiton 9). Artikel
(online) penelitian. Jember: Universitas
http://www.kompasiana.com/fari Jember, 2015
d_wadjdi/pentingnya-safety-talk- 12. Lubis, H.S. Hubungan Antara
pada-proyek- Pengetahuan Dan Sikap
konstruksi_552fe3d66ea834525 Dengan Kecelakaan Kerja Pada
e8b4576 diakses tanggal 8 Pengemudi Angkotan Kota
Januari 2017 (Kopata) Di Purwokerto. Depok :
8. Anggia,Nur. Efektivitas Tesis UI. 2000.
Komunikasi Safety Talk Sebagai 13. Notoatmodjo, S. Promosi
Pemenuhan Informasi K3 Bagi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Karyawan PT.Multikon. Jakarta : PT. Rineka Cipta : Jakarta. 2007
Skripsi Universitas Mercubuana. 14. Falah, F Z. Ulfa, Maria.
2011 Efektifitas Sosialisasi Program
9. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Kesehatan dan Keselamatan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Kerja (K3) Terhadap
Rineka Cipta. 2012
Pengetahuan dan Kepatuhan
10. Anjari, Ika.Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Kepatuhan Penggunaan APD (APD) pada Petugas Pelayanan
pada Pekerja Kerangka Pendukung di Rumah Sakit PKU
Bangunan. Jurnal Fakultas Muhammadiyah Yogyakarta
Kesehatan Masyarakat : Unit II. Jurnal Ilmu
Universitas Airlangga.
Surabaya. 2014
15. Kesehatan.Universitas Lemigas Jakarta. Skripsi
Muhammadiyah Yogyakarta : Universitas Indonesia : Jakarta.
Yogyakarta. 2014 2011.
16. Kurniawati, Eni. Analisis Potensi 18. Suizer, A.B. Safer Behavior;
Kecelakaan Kerja Pada Fewer Injuries.
Departemen Produksi www.behavior.org. 1999
Springbed Dengan Metode 19. Sari, Rini Eka. Kepatuhan
Hazard Identification And Risk Peraturan Keselamatan Kerja
Assessment (HIRA) (Studi Sebagai Mediator Pengaruh
Kasus : PT. Malindo Intitama Iklim Keselamatan Kerja
Raya, Malang, Jawa Timur). Terhadap Kecenderungan
Jawa timur. 2013. Mengalami Kecelakaan Kerja.
17. Rizkiani, Dwi Okta. Analisis Jurnal psikologi mandiri.
Kepatuhan Pemakaian Alat Yogyakarta : Universitas Gadjah
Pelindung Diri Pada Pekerja Mada.
Laboratorium PPPTMGB

331

Vous aimerez peut-être aussi