Vous êtes sur la page 1sur 27

PANDUAN PELAYANAN PARIPURNA GERIATRIA

A. DEFINISI
1. Gerontologi: cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri: orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih
dari 2 (dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani,
dan atau kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan,baik
psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk
melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan peranan
hidup secara normal (berhubungan erat dengan usia,jenis kelamin, dan
faktor-faktor sosial budaya);
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai
aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut dalam
rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang
rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner,
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.Tim ini minimal
terdiri atas dokter geriatris atau internis/dokter umum yang dilatih juga dokter
spesialis psikologis,perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri,
fisioterapi,nutrisionis dan farmasi.

B. RUANG LINGKUP
Ruang Linkup pemeriksaan paripurna geriatric di puskesmas kedundung:
1. pemeriksaan TB dan BB
2. Pemeriksaan tensi darah
3. Memeriksa pengkajian paripurna pasien geriatric:
a. Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi
b Instrumental Activities of Daily Living (IADL) Lawton
c. Risiko Jatuh Pasien Lanjut Usia
d. Geriatric Depression Scale (GDS)
e. Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4)
f. Mini Mental State Examination (MMSE)
g. Abbreviated Mental Test (AMT)
h. Mini Nutritional Assessment (MNA)

1
C. TATA LAKSANA
 Pelayanan geriatri
1. Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan
pendekatan interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia
lanjut.
2. Alur Pelayanan Geriatri
Pelayanan kesehatan bagi pra lanjut usia
Kelompok pra lanjut usia (umur 45 – 59 tahun) merupakan kelompok usia
yang akan memasuki masa lanjut usia. Untuk kelompok ini upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit serta deteksi dini penyakit
merupakan prioritas pelayanan. Untuk pelayanan di Puskesmas, bagi pra
lanjut usia sehat dapat mengikuti kegiatan peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit bersama-sama dengan pasien lanjut usia sehat di
ruangan kegiatan lanjut usia. Pasien pra lanjut usia sakit diberikan pelayanan
dan penatalaksanaan sesuai dengan masalah kesehatan yang dialaminya
dan selanjutnya penatalaksanaan disesuaikan dengan standar yang berlaku.
3. Pelayanan kesehatan bagi lanjut usia
Pelayanan kepada lanjut usia yang datang ke Puskesmas sebaiknya
diberikan di ruangan khusus supaya lanjut usia tidak harus mengantri
bersama dengan pasien umum lainnya. Tapi apabila kondisi Puskesmas
tidak memungkinkan dapat dilakukan di ruangan pemeriksaan umum dengan
syarat pasien lanjut usia harus didahulukan. Mekanisme pelayanan bagi
lanjut usia di Puskesmas dapat dilaksanakan seperti pada alur
a. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di Puskesmas Kedundung;

LANJUT USIA Rawat jalan (poliklinik)


-asesmen dan konsultasi
LOKET PENDAFTARAN -kuratif primer
-intervensi psikososial
-rehabilitasi primer
Ruang kegiatan lanjut usia
RUANG PEMERIKSAAN
terapi terpadu:
LANJUT USIA
promotif,preventif,rehabilitatif

PENGKAJIAN
RAWAT INAP
PARIPURNA PASIEN
LANJUT USIA
HOME CARE
MASALAH KESEHATAN
LANJUT USIA
RUJUK RS
RENCANA
PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF OLEH
DOKTER

2
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
1 Mengendalikan Tidak terkendali/tak teratur (perlu
rangsang BAB 0 pencahar)
1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x /
2 minggu)
Terkendali teratur
2 Mengendalikan Tak terkendali atau pakai kateter
0
rangsang BAK Kadang-kadang tak terkendali
1
(hanya 1 x / 24 jam)
2
Mandiri
3 Membersihkan diri
(mencuci wajah,
0 Butuh pertolongan orang lain
menyikat rambut,
1 Mandiri
mencukur kumis, sikat
gigi)
4 Penggunaan WC 0 Tergantung pertolongan orang lain
(keluar masuk WC, 1 Perlu pertolongan pada beberapa
melepas/memakai kegiatan tetapi dapat mengerjakan
celana, cebok, sendiri beberapa kegiatan yang lain
menyiram) 2 Mandiri
5 Makan minum (jika
0 Tidak mampu
makan harus berupa
1 Perlu ditolong memotong makanan
potongan, dianggap
2 Mandiri
dibantu)
6 Bergerak dari kursi Tidak mampu
0
roda ke tempat tidur Perlu banyak bantuan untuk bias
1
dan sebaliknya duduk (2 orang)
2
(termasuk duduk di Bantuan minimal 1 orang
3
tempat tidur) Mandiri
7 Berjalan di tempat rata 0 Tidak mampu
(atau jika tidak bisa 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
berjalan, menjalankan 2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
kursi roda) 3 Mandiri
8 Berpakaian (termasuk 0 Tergantung orang lain
memasang tali sepatu, 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing
mengencangkan 2 baju)
sabuk) Mandiri

9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu


1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
3
1 Mandiri
Skor Total

PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) DENGAN


INSTRUMEN INDEKS BARTHEL MODIFIKASI

Tanggal : …………........
Nama : …………......... Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / .......................

Skor Modifikasi Barthel Indeks (Nilai AKS):

20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5 – 8 : Ketergantungan berat (C)
0 - 4 : Ketergantungan total (C)

INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING (IADL) LAWTON

Tanggal : ……………………………….
Nama : ………………………………..
Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / .......................

Skor Hasil

Dapat menggunakan telepon


Mengoperasikan telepon sendiri dan mencari dan menghubungi 1
nomor
Menghubungi beberapa nomor yang diketahui 1
Menjawab telepon tetapi tidak menghubungi 1
Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali 0
Mampu pergi ke suatu tempat
Berpergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau 1
menyetir sendiri
Mengatur perjalanan sendiri 1
Perjalanan menggunakan transportasi umum jika ada yang 0
menyertai
Tidak melakukan perjalanan sama sekali 0
Dapat berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1
4
Perlu bantuan untuk mengantar belanja 0
Sama sekali tidak mampu belanja 0
Dapat menyiapkan makanan
Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan 1
Menyiapkan makanan jika sudah tersedia bahan makanan 0
Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup 0
Perlu disiapkan dan dilayani 0
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang-kadang 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat 1
tidur, mencuci piring)
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari 1
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah 0
Dapat mencuci pakaian
Mencuci semua pakaian sendiri 1
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0
Dapat mengatur obat - obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah finansial (tagihan, pergi ke bank) 1
Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke 1
bank untuk transaksi penting
Tidak mampu mengambil keputusan finansial atau memegang 0
uang
Total

Skoring IADL
Dikerjakan oleh orang lain 0
Perlu bantuan sepanjang waktu 1
Perlu bantuan sesekali 2
Independen/mandiri 3-8

PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA

Tanggal : …………………
Nama : ………………… Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / ....................

NO RISIKO SKALA HASIL


1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang mengalami 3
demensia)
4 Nokturia/Inkontinen 3
5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang mengalami 2
delirium/Acute confusional state)
6 Kelemahan umum 2
5
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative, 2
antipsikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi,
obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 2 bulan terakhir 2
9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1
11 Usia 70 tahun ke atas 1
Jumlah

Tingkat risiko :
 Risiko rendah bila skor 1-3  Lakukan intervensi risiko rendah
 Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan intervensi risiko tinggi

INSTRUMEN
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Tanggal : ……………………
Nama : …………………… Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / ....................

Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama
dua minggu terakhir.

6
N Sko
Pertanyaan
o r
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan YA TIDAK
anda?
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan YA TIDAK
minat /kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada YA TIDAK
anda?
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup YA TIDAK
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi YA TIDAK
ke luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
1 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah YA TIDAK
0 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
1 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini YA TIDAK
1 menyenangkan?
1 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan YA TIDAK
2 anda saat kini?
1 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK
3
1 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada YA TIDAK
4 harapan?
1 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik YA TIDAK
5 keadaannya dari anda?
TOTAL SKOR

Panduan pengisian instrumen GDS


a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa akan menanyakan keadaan perasaannya
dalam dua minggu terakhir, tidak ada jawaban benar salah, jawablah ya atau
tidak sesuai dengan perasaan yang paling tepat akhir-akhir ini.
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai dengan kalimat yang tertulis, tunggu
jawaban pasien. Jika jawaban kurang jelas, tegaskan lagi apakah pasien ingin
menjawab ya atau tidak. Beri tanda (lingkari) jawaban pasien tersebut.
c. Setelah semua pertanyaan dijawab, hitunglah jumlah jawaban yang bercetak
tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar ada gangguan depresi.
e. Jumlah skor 10 atau lebih menunjukkan ada gangguan depresi

INSTRUMEN
PEMERIKSAAN MINI COG DAN CLOCK DRAWING TEST

7
Cara pemeriksaan:
1. Mintalah pasien untuk mendengarkan dengan cermat, mengingat, dan kemudian
mengulangi tiga kata yang tidak berhubungan (bola, melati, kursi) yang akan
disampaikan oleh pemeriksa.
2. Instruksikan pasien untuk menggambar jam pada selembar kertas kosong atau
berikan pasien dengan lingkaran yang telah disediakan pada selembar kertas
3. Pasien diminta untuk menggambar jam yang menunjukkan pukul sebelas lewat
sepuluh menit (pukul 11.10).
4. Minta pasien untuk menyebutkan kembali tiga kata yang telah disebutkan di awal
pemeriksaan.
5. Bila pasien tidak mampu menyebutkan kata-kata yang pertama kali diucapkan pada
awal pemeriksaan, maka tidak perlu ditanyakan kembali. Karena hal tersebut telah
menunjukkan hendaya kognitif.

Cara pemeriksaan Clock Drawing Tes Skor 4 (CDT 4):


1. Mintalah responden untuk menggambar sebuah jam bundar lengkap dengan
angka-angkanya dan jarum jamnya yang menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh
menit (11.10)
2. Siapkan bahan:
 Selembar kertas putih kosong, atau selembar kertas dengan gambar lingkaran,
untuk pasien yang tidak mampu menggambar lingkaran)
 Pensil tanpa penghapus

Penilaian Skor penilaian Clock Drawing Test Skor 4 (modifiksi) (CDT4) :


 Beri Skor 1 (satu) untuk masing –masing poin di bawah ini jika benar :

Poin Penilaian : Hasil Penilaian


1. Gambar lingkaran utuh
2. Menulis angka lengkap 1-12
3. Angka berurutan dan tepat letaknya
4. Jarum jam menunjukkan pukul 11.10

 Jika poin tersebut dilakukan tidak sesuai maka diberikan skor 0

Interpretasi hasil pemeriksaan Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4)
 Dikatakan curiga fungsi kognitifnya menurun apabila tidak dapat mengingat satu
atau lebih kata yang diberikan sebelumnya dan atau tidak mampu menggambar
jam dengan sempurna (skor 4)

8
 Tetapi apabila dapat mengingat tiga kata yang diberikan sebelumnya dan atau
mampu menggambar jam dengan sempurna (skor 4) : kemungkinan fungsi kognitif
dalam batas normal

LEMBAR PEMERIKSAAN CLOCK DRAWING TEST

Tanggal : ……………………
Nama : …………………... Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / ....................

9
Hasil Penilaian :

Mini Cog : INSTRUMEN


EVALUASI STATUS MENTAL MINI (MMSE)

Nomor identifikasi :
Nama Responden :………………………………...Umur : ………………. Tahun: …..
Pendidikan : ………………………………………… Dominansi hemisfer : kinan / kidal*
Pemeriksa : ……………………………………….... Tgl …………………………………..

BUTIR TES NILAI MAKS NILAI

ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), 5
(bulan), (tanggal), hari apa?
10
2 Kita berada dimana? (negara), 5
(propinsi), (kota), (gedung),
(ruang) (tanyakan pada
responden)

REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda 3
yang berbeda kelompoknya
selang 1 detik (misal apel, uang,
meja), responden diminta
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap
nama benda yang benar. Ulangi
sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI


4 Pengurangan 100 dengan 7 5
secara berturutan. Nilai 1 untuk
tiap jawaban yang benar.
Hentikan setelah 5 jawaban. Atau
responden diminta mengeja
terbalik kata “ WAHYU” (nilai
diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan; misalnya
uyahw=2 nilai)

MENGINGAT KEMBALI
(RECALL)
5 Responden diminta menyebut 3
kembali 3 nama benda di atas

BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan 2
nama benda yang ditunjukkan
(perlihatkan pensil dan jam
tangan )
7 Responden diminta mengulang 1
kalimat:” tanpa kalau dan atau
tetapi”
8 Responden diminta melakukan 3
perintah: “ Ambil kertas ini
dengan tangan anda, lipatlah
11
menjadi dua dan letakkan di
lantai”.
9 Responden diminta membaca 1
dan melakukan yang dibacanya:
“Pejamkanlah mata anda”
10 Responden diminta menulis 1
sebuah kalimat secara spontan
11 Responden diminta menyalin 1
gambar

Skor Total 30

Tandailah tingkat kesadaran responden pada garis aksis:

Sadar Somnolen Stupor Koma

Catatan pemeriksa:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………..
……………………………………………………………………………………………………
………………………………......

INSTRUMEN ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)


Tanggal : ……………………
Nama : .………………….. Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / ....................

Salah = 0 Benar = 1
A Berapakah umur Anda?
B Jam berapa sekarang?
C Di mana alamat rumah Anda?
D Tahun berapa sekarang?
E Saat ini kita sedang berada di mana?
F Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat?
G Tahun berapa Indonesia merdeka?
H Siapa nama presiden RI sekarang?
I Tahun berapa Anda lahir?
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1
Jumlah skor:
12
K Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai
nol (0) jika salah dan satu (1) jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai
keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat

13
INSTRUMEN MINI NUTRIONAL ASSESSMENT (MNA)
I. SKRINING
Tanggal : Jenis kelamin :
Nama : Berat badan (kg) :
Umur : Tinggi badan (cm) :
FORM SKRINING*
Hasil Penilaian
A. Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3
bulan terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan
saluran cerna, kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = kehilangan nafsu makan berat (severe)
1 = kehilangan nafsu makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilangan nafsu makan
B. Kehilangan berat badan dalam tiga bulan terakhir ?
0 = kehilangan BB > 3 kg
1 = tidak tahu
2 = kehilangan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidak mengalami kehilangan BB
C. Kemampuan melakukan mobilitas ?
0 = di ranjang saja atau di kursi roda
1 = dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda namun tidak
bisa pergi/
jalan-jalan ke luar
2 = dapat berjalan atau pergi dengan leluasa
D. Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan
terakhir ?
0 = ya
2 = tidak
E. Mengalami masalah neuropsikologis?
0 = dementia atau depresi berat
1 = demensia sedang (moderate)
2 = tidak ada masalah psikologis
F. Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) ?
0 = IMT < 19 kg/m2
1 = IMT 19 - 21
2 = IMT 21 – 23
3 = IMT > 23
SUB TOTAL

SKOR SKRINING
 Sub total maksimal : 14
 Jika nilai > 12 – tidak mempunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
 Jika < 11 – mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian
14
II PENILAIAN
FORMULIR PENILAIAN **
Hasil Penilaian
G. Apakah anda tinggal mandiri ? (bukan di panti/Rumah Sakit)?
0 = tidak
1 = ya
H. Apakah anda menggunakan lebih dari tiga macam obat per
hari
0 = ya
1 = tidak
I. Apakah ada luka akibat tekanan atau luka di kulit?
0 = ya
1 = tidak
J. Berapa kali anda mengonsumsi makan lengkap / utama per
hari ?
0 = 1 kali
1 = 2 kali
2 = 3 kali
K. Berapa banyak anda mengonsumsi makanan sumber protein?
 Sedikitnya 1 porsi dairy produk (seperti susu, keju, yogurt) per
hari  ya/tidak
 2 atau lebih porsi kacang-kacangan atau telur per minggu 
ya / tidak
 Daging ikan atau unggas setiap hari  ya / tidak
0.0 = jika 0 atau hanya ada 1 jawabnya ya
0.5 = jika terdapat 2 jawaban ya
1.0 = jika terdapat 3 jawaban ya
L. Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2
porsi atau lebih per hari ?
0 = tidak
1 = ya
M. Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang
dikonsumsi per hari ?
0.0 = kurang dari 3 gelas
0.5 = 3 – 5 gelas
1.0 = lebih dari 5 gelas
N. Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2
porsi atau lebih per hari ?
0 = tidak
1 = ya
15
O. Bagaimana cara makan ?
0 = harus disuapi
1 = bisa makan sendiri dengan sedikit kesulitan
2 = makan sendiri tanpa kesulitan apapun juga
P. Pandangan sendiri mengenai status gizi anda ?
0 = merasa malnutrisi
1 = tidak yakin mengenai status gizi
2 = tidak ada masalah gizi

Hasil Penilaian
Q. Jika dibandingkan dengan kesehatan orang lain yang
sebaya/seumur, bagaimana anda mempertimbangkan
keadaan anda dibandingkan orang tersebut ?
0 = tidak sebaik dia
0.5 = tidak tahu
1.0 = sama baiknya
2.0 = lebih baik
R. Lingkar lengan atas (cm)?
0 = < 21 cm
0.5 = 21 – 22 cm
1,0 = ≥22 cm
S. Lingkar betis (cm) ?
0 < 31 cm
1 > 31 cm
SUB TOTAL

** PENILAIAN SKOR:
I. Skor Skrining 
II. Skor Penilaian 
Skor total indikator malnutrisi (maksimum 30)
17 - 23.5 : risiko malnutrisi 
Kurang dari 17 malnutrisi 

menilai aspek medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia


4. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :
- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau
tanpadisertai penyakit akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau
imobilisasi (bedridden);
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). seperti kesulitan
makan atau berpakaian;

16
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku
(behavior) dini;
- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis,
gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.
5. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :
- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi);
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
6. Kriteria Pelayanan Lansia;
- Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan, perawatan
keluarga, kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportas;
- Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;
- Mudah dijangkau;
- Memperhatikan kualitas pelayanan.
7. Tata Laksana Assesment Lansia;
Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:
- Ditujukan kepada usia lanjut;
- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis,
sosial dan spiritual;
- Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan;
- Membuat perencanaan;
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

8. Tujuan Assesment Usia Lanjut;


a. Menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut,
dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap
perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain,
misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan
fungsi otak yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem
otonom).
1. Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang
ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan
kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya
disorientasi.
Gambaran klasik penderita konfusio yaitu :
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun saat
diperiksa;
17
b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis intrepretasi;
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia, tetapi
siang hari tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.
Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari.
Secara garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4
(empat) golongan,yaitu :
a. Dementia degeneratif primer 50-60%;
b. Dementia multi-infark 10-20%;
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%;
d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%
Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM=MMSE= Mini Mental State
Examination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? (bila intelek sedang
tidak ada telepon, jalan apakah rumah 8 – 10 kesalahan = gangguan
Bapak/Ibu?) intelektual berat
5. Berapa umur Bapak/Ibu?
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, bulan
tahun)
7. Siapakah nama gubernur kita? Bila penderita tidak pernah
(walikota/lurah/camat) sekolah, nilai kesalahan
8. Siapakah nama gubernur sebelum ini? diperbolehkan + 1 dari nilai di
(walikota/lurah/camat) atas.
9. Siapakah nama gadis Ibu anda? Bila penderita sekolah lebih
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari 20 dari SMA kesalahan yang
diperbolehkan -1 dari atas.
Dari : Folstein,1990
2. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf
otonom pada usia lanjut adalah :
- Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada
neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin
terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin asetilase.Hal
ini cenderung menurunkan fungsi otonom.
3. Inkontinensia

18
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita
lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari,
dalam jumlah dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah
gangguan kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi;
I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;
P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri.
4. Jatuh (The True Geriatric Giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia :
a. Faktor Intrinsik;
- Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;
- Penurunan visus dan pendengaran;
- Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek postural karena
proses menua.
b. Faktor Ekstrinsik
- Obat-obatan yang diminum;
- Alat-alat bantu berjalan;
- Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama;
b. Nyeri kepala dan atau vertigo;
c. Hipotensi orthostatic;
d. Obat-obatan;
e. Proses penyakit yang spesifik;
f. Idiopatik;
g. Sinkope.
Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada
lansia :
a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidak stabil, atau
tergeletak di bawah;
b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;
c. Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang;
- Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;
- Karpet yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk
pinggirnya,dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser;
- Lantai yang licin atau basah;
- Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan);
- Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara
penggunaannya.
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain :
a. Aktivitas;
- Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga, dan mengganti posisi.
b. Lingkungan;
- Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik
tangga.
19
c. Penyakit Akut.
Pencegahan Jatuh :
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain :
a. Identifikasi Faktor Risiko;
Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik,neurologik,muskuloskeletal dan
penyakit sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga keadaan
lingkungan,obat-obatan dan alat bantu jalan.
b. Penilaian keseimbangan gaya berjalan;
Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam melakukan
gerakan pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan dan kekuatan otot
ekremitas bawah lansia.
c. Mengatur/mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan
pemeriksaan rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan dapat dicegah
dengan perbaikan lingkungan. Aaktivitas fisik dapat dibatasi sesuai kondisi
kesehatan lansia.
5. Kelainan pada Tulang Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma geriatrik.
Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear.
Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.
6. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan
tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya : daerah sakrum,
daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan
siku.
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:
 Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada
epidermis,kemerahan/eritema indurasi atau lecet;
 Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal,dengan tepi yang jelas dan
perubahan warna pigmen kulit;
 Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-otot.Sudah mulai didapat
infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
 Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak tulang di
daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.
Faktor-faktor penyebab dekubitus :
a. Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);
- Status gizi;
- Anemia;
- Hipoalbuminemia;
- Penyakit-penyakit neurologik;
- Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor Ekstrinsik.
20
- Kebersihan tempat tidur;
- Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;
- Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu
sikap tertentu.
Pengelolaan Dekubitus :
a. Dekubitus Derajat I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion,
kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan syarat-
syarat aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek dengan es dan
dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi.
Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga merangsang tumbuhnya
jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini jangan terlalu sering
karena malah dapat merusakkan pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
c. Dekubitus Derajat III;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir
keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga
permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
d. Dekubitus Derajat IV.
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang
ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi.Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha
ini,dengan tujuan mengurangi perdarahan.Setelah jaringan nekrotik dibuang
dan luka bersih,penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi
pada daerah luka,tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan-
sumbatan pembuluh darah dan sampai transplantasi kulit setempat.
Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus
Tanggal
Nama Penderita Skor
Kondisi Fisik Umum : Aaaaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa
- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran :
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktivitas :
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas :
- Bergerak Bebas 4

21
Tanggal
Nama Penderita Skor
- Sedikit Terbatas 3
- Sangat Terbatas 2
- Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia :
- Tidak 4
- Kadang-kadang 3
- Sering Inkontinensia Urine 2
- Inkontinensia Alvi dan Urine 1
Skor Total
Skor Total ≤ 14

D. DOKUMEN
Didokumentasikan di :
1. Asessment Medis Geriatri
2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri

22
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., & Spradley. B.W.(2005). Community health nursing promoting and
protecting the public health. (6 th ed), Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
Anderson, E.T., & Mc. Farland, J. (2000). Community as partner teory and practice
in nursing. (3 th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Ervin, N.F. (2002). Advance community health nursing practice: population
focused care. New Jersey: Prentice Hall
Stanhoppe, M. & Lancaster. (2005). Community and public health nursing. ( 5rd ed.)
St. Louis: Mosby-Year Book Inc.
Darmojo R.Boedhi dan Martono. (2004).Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).(edisi
ke 3).Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

23
24
26

Vous aimerez peut-être aussi