Vous êtes sur la page 1sur 20

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN, ALAT BANTU UNTUK


MENINGKATKAN KINERJA LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Dian Imanina Burhany


dianburhany@yahoo.com
Nurniah
Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRACT

Sustainable development contains three aspects those are ecological, social and economic. With increasing of
environmental damages, ecological/environmental aspect is being an important concern. In this regard,
environmental management accounting can help management to improve company’s environmental
performance to support sustainable development. This study aims to determine management’s understanding
about importance of environmental performance in sustainable development, identify environmental accounting
information is needed by management, determine accountant’s understanding about environmental
management accounting, and measure effectiveness of environmental management accounting in improving
environmental performance. Analysis method uses descriptive verificative by simple regression analysis. Sample
are 28 manufacturing companies in Bandung and Makassar. The study result shows that: (1) Management
sufficiently understand about importance of environmental performance in sustainable development, (2)
Environmental management accounting information that are the most needed by management are the amount of
energy consumed, waste disposed, generated and processed, cost of evaluating and selecting waste processing
equipment, system development, and cost of audit, regulation and waste, (3) Management accountant
sufficiently understand about environmental management accounting, and (4) Environmental management
accounting is effective to improve environmental performance.

Keywords: Environmental management accounting, Environmental performance, Environmental management


accounting information, Sustainable development.

ABSTRAK

Pembangunan berkelanjutan mengandung tiga aspek yaitu ekologi, sosial dan ekonomi. Dengan
meningkatnya kerusakan lingkungan, aspek ekologi/lingkungan menjadi perhatian penting. Dalam
hal ini, akuntansi manajemen lingkungan dapat membantu manajemen untuk meningkatkan kinerja
lingkungan perusahaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman manajemen mengenai pentingnya kinerja lingkungan dalam
pembangunan berkelanjutan, mengidentifikasi informasi akuntansi manajemen lingkungan yang
dibutuhkan manajemen, mengetahui pemahaman akuntan mengenai akuntansi manajemen
lingkungan, dan mengukur efektifitas akuntansi manajemen lingkungan untuk meningkatkan kinerja
lingkungan. Metode analisis adalah deskriptif verifikatif dengan alat analisis regresi sederhana.
Sampel penelitian adalah 28 perusahaan manufaktur di kota Bandung dan Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Manajemen cukup memahami pentingnya kinerja lingkungan dalam
pembangunan berkelanjutan, (2) Informasi akuntansi manajemen lingkungan yang paling dibutuhkan
oleh manajemen adalah informasi jumlah energi yang dikonsumsi, jumlah limbah yang dibuang,
dihasilkan dan diolah, biaya mengevaluasi dan memilih peralatan pengolah limbah, biaya
pengembangan sistem, serta biaya audit, regulasi dan limbah, (3) Akuntan manajemen cukup paham
mengenai akuntansi manajemen lingkungan, dan (4) Akuntansi manajemen lingkungan efektif untuk
meningkatkan kinerja lingkungan.

279
280 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

Kata Kunci: Akuntansi manajemen lingkungan, Kinerja lingkungan, Informasi akuntansi manajemen
lingkungan, Pembangunan berkelanjutan.

PENDAHULUAN kepetingan sosial/masyarakat dan ekologi/


Dunia usaha merupakan salah satu lingkungan.
pelaku aktif pembangunan yang memiliki Kesadaran manajemen untuk melaku-
peran penting. Di samping memenuhi kan pengelolaan lingkungan saat ini dapat
kebutuhan masyarakat akan barang dan dikatakan masih relatif rendah. Dengan
jasa, dunia usaha juga menyumbang ter- demikian maka kinerja lingkungan per-
hadap pendapatan nasional dan dengan usahaan sebagian besar juga masih berada
demikian mendorong pertumbuhan eko- pada level sedang dan rendah. Ini ditunjuk-
nomi yang dibutuhkan oleh suatu negara kan oleh peringkat kinerja lingkungan per-
agar dapat terus bergerak dan maju. usahaan periode 2010 yang dipublikasi oleh
Walaupun memberikan sumbangan Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
positif terhadap perekonomian nasional, Dari 690 perusahaan yang dinilai kinerja
namun dunia usaha juga menghasilkan lingkungannya, hanya 8,12% yang berada
dampak negatif berupa kerusakan lingku- pada peringkat tinggi, sedangkan 63,04%
ngan akibat limbah yang dihasilkannya, berada pada peringkat sedang, dan 28,84%
serta dampak lanjutannya kepada masya- berada pada peringkat rendah (Sekretariat
rakat yang terpapar pencemaran yang PROPER Kementerian Negara Lingkungan
ditimbulkan oleh limbah tersebut. Berbagai Hidup, 2010).
kasus kerusakan lingkungan dalam skala Kinerja lingkungan merupakan hasil
nasional seperti kasus PT Lapindo Brantas, dari pengelolaan lingkungan. Salah satu
PT Newmont Minahasa Raya, PT Freeport, komponen pengelolaan lingkungan yang
dan berbagai kasus lainnya, merupakan dapat meningkatkan kinerja lingkungan
bukti kongkrit bahwa dunia usaha, khusus- adalah akuntansi lingkungan. Penelitian
nya yang melakukan aktivitas produksi Perez et al. (2007); Henri dan Journeault
(perusahaan manufaktur dan perusahaan (2010); Burhany (2011) secara konsisten
pengolah sumber daya alam), cenderung menemukan adanya hubungan dan/atau
merusak lingkungan. Karena merupakan pengaruh positif implementasi akuntansi
sumber utama kerusakan lingkungan, maka lingkungan terhadap kinerja lingkungan.
selain memikirkan keuntungan ekonomis, Akuntansi lingkungan khususnya
sudah seharusnya perusahaan juga lebih akuntansi manajemen lingkungan berguna
bertanggung jawab terhadap lingkungan bagi manajemen karena dapat menyediakan
(Shrivastava, 1995). informasi fisik mengenai input (bahan, air,
Pentingnya tanggung jawab terhadap energi) dan output (produk, limbah, emisi)
lingkungan merupakan paradigma baru serta informasi moneter mengenai semua
dalam pembangunan. Sejak pertama kali pengeluaran maupun penghematan yang
dirumuskan pada tahun 1980-an, pemba- berkaitan dengan lingkungan (UN DSD,
ngunan berkelanjutan atau sustainable 2001). Informasi tersebut memudahkan
development menjadi konsep pembangunan manajemen dalam melakukan pengelolaan
yang digunakan di banyak negara. Prinsip lingkungan karena manajemen memiliki
utamanya adalah membangun untuk me- informasi yang cukup untuk mengendali-
menuhi kebutuhan masa kini tanpa me- kan penggunaan bahan, air dan energi,
ngorbankan kebutuhan generasi yang akan mengendalikan limbah dan emisi, sekaligus
datang (Burritt dan Lehman, 1995). Pem- mengendalikan biaya lingkungan. Berbagai
bangunan seperti itu dapat dicapai jika keputusan yang terkait dengan lingkungan
aktivitas pembangunan, selain mengejar juga bisa diambil dengan adanya informasi
kepentingan ekonomi, juga memperhatikan tersebut sehingga memungkinkan terjadi-
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 281

nya peningkatan kinerja lingkungan. informasi akuntansi manajemen lingkungan


Selg (1994) menyatakan bahwa salah yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
satu cara untuk melakukan perlindungan membantu pengelolaan lingkungan, (3)
lingkungan dalam jangka panjang adalah Bagaimana pemahaman akuntan mana-
dengan mengintegrasikan pertimbangan jemen mengenai akuntansi manajemen
lingkungan ke dalam sistem akuntansi per- lingkungan, dan (4) Bagaimana efektifitas
usahaan. Bebbington (2001) menyatakan akuntansi manajemen lingkungan untuk
bahwa akuntansi memainkan peran yang meningkatkan kinerja lingkungan.
sangat penting dalam mengelola hubungan Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1)
antara perusahaan dengan lingkungan. Mengetahui pemahaman manajemen akan
Pencapaian kinerja lingkungan yang pentingnya kinerja lingkungan dalam pem-
baik bukanlah merupakan tujuan akhir bangunan berkelanjutan, (2) Mengidentifi-
suatu perusahaan. Perusahaan berharap kasi informasi akuntansi manajemen ling-
bahwa dengan kinerja lingkungan yang kungan yang dibutuhkan oleh manajemen
baik maka kinerja keuangan sebagai tujuan untuk membantu pengelolaan lingkungan,
akhir perusahaan juga dapat ditingkatkan, (3) Mengetahui pemahaman akuntan mana-
sebagaimana dikemukakan oleh de Beer jemen mengenai akuntansi manajemen
dan Friend (2006) bahwa saat ini industri lingkungan, dan (4) Mengukur efektifitas
menjadi peduli dengan aspek lingkungan akuntansi manajemen lingkungan untuk
karena meyakini adanya pengaruh terhadap meningkatkan kinerja lingkungan.
keuangan perusahaan. Dalam persaingan di
era ekonomi global saat ini, manajer harus TINJAUAN TEORETIS
meningkatkan tanggung jawabnya terhadap Pembangunan Berkelanjutan
lingkungan karena perusahaan pesaing juga Konsep pembangunan berkelanjutan
melakukannya (Al-Tuwaijri et al., 2004)., atau sustainable development semakin me-
terlepas dari hal tersebut, peningkatan ningkat dalam dekade terakhir ini. World
kinerja lingkungan merupakan dukungan Commission on Environment and Develop-
yang sangat berarti bagi pembangunan ment (WCED) yang dikutip oleh Burritt dan
berkelanjutan. Lehman (1995) mendefinisikan sustainable
Walaupun berbagai penelitian sudah development sebagai “development that meets
membuktikan adanya pengaruh positif the needs of the present without compromising
akuntansi lingkungan terhadap kinerja the ability of future generations to meet their
lingkungan, belum diketahui sejauh mana own needs.” Definisi terbaru yang memper-
sebenarnya pemahaman manajemen per- lihatkan tiga aspek yang terkandung di
usahaan mengenai kinerja lingkungan dan dalam pembangunan berkelanjutan adalah:
pembangunan berkelanjutan serta informasi “development that does not destroy or under-
akuntansi manajemen lingkungan apa yang mine the ecological, economic or social basis on
dibutuhkan. Belum diketahui pula sejauh which continued development depends”
mana pemahaman akuntan perusahaan (Herath, 2005).
mengenai akuntansi manajemen lingku- Jadi, dapat dikatakan bahwa inti dari
ngan. Hal-hal tersebut penting untuk diteliti pembangunan berkelanjutan adalah me-
agar diperoleh gambaran yang jelas dan menuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
menyeluruh terkait akuntansi manajemen mengorbankan kebutuhan generasi yang
lingkungan. akan datang, dengan cara memenuhi tiga
Dengan demikian maka rumusan aspek yaitu ekonomi, sosial dan lingku-
masalah penelitian ini adalah: (1) Bagai- ngan.
mana pemahaman manajemen akan Isu lingkungan menjadi isu yang me-
pentingnya kinerja lingkungan dalam nonjol karena fenomena pemanasan global
pembangunan berkelanjutan, (2) Apa saja dan meningkatnya kerusakan lingkungan
282 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

seperti pencemaran tanah, air dan udara, matriks yang menyajikan kerangka kerja
deforestasi, limbah beracun yang men- bagi organisasi untuk mengukur kinerja
cemari laut dan sungai, dan lain-lain. Semua lingkungan ke dalam empat dimensi (lihat
masalah tersebut sering dikaitkan dengan Gambar 1). Pertama, dimensi proses inter-
industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi nal yaitu organizational systems; meng-
yang merupakan aktivitas yang dominan gambarkan karakteristik struktur dan
dalam pembangunan. Kondisi itulah yang program perusahaan, termasuk kebijakan
mendorong kesadaran pemerintah di ber- tertulis, mekanisme pengendalian internal,
bagai negara untuk mempromosikan kon- komunikasi, public relation, pelatihan dan
sep pembangunan berkelanjutan, baik yang insentif. Kedua, dimensi proses eksternal
berbentuk regulasi, voluntary, incentive- yaitu stakeholder relations; menyangkut
based, maupun berupa instrumen informasi hubungan dengan stakeholder seperti karya-
dan kebijakan lainnya (Xiaomei, 2004). wan, pelanggan, dan lain-lain. Ketiga,
dimensi outcome internal yaitu regulatory
Kinerja Lingkungan compliance; menyangkut kepatuhan atau
Bennett dan James (1999) mendefinisi- pelanggaran terhadap hukum dan regulasi
kan kinerja lingkungan sebagai “the com- serta denda yang dibayarkan. Keempat,
pany’s achievement in managing any interaction dimensi outcome eksternal yaitu environ-
between the company’s activities, products or mental impact; menggambarkan pencapaian
services and the environment”. Kinerja lingku- hasil yang lebih nyata dan dapat dihitung
ngan adalah pencapaian perusahaan dalam seperti tingkat polusi, limbah yang di-
mengelola interaksi antara aktivitas, produk hasilkan, limbah yang diolah, dan lain-lain.
dan jasa perusahaan dengan lingkungan.
Lober (1996) mengemukakan suatu

Internal External
Process Organizational Systems Stakeholder Relations
Outcome Regulatory Compliance Environmental Impact

Gambar 1
Matriks Kinerja Lingkungan
Sumber: Lober (1996)

Dalam berbagai penelitian, pada kan peringkat lingkungan yang dibuat oleh
umumnya digunakan satu indikator ter- lembaga eksternal. Di Indonesia, berbagai
tentu saja yang umumnya difokuskan pada penelitian seperti oleh Sarumpaet (2005);
dimensi dampak lingkungan (environmental Suratno et al. (2006); Utami (2007); Almilia
impact) seperti jumlah limbah yang di- dan Wijayanto (2007); Burhany (2011),
hasilkan (Cormier dan Magnan, 1999; mengukur kinerja lingkungan dengan
Patten, 2002), jumlah limbah yang diolah, dimensi kepatuhan yang dinyatakan dalam
atau jumlah limbah yang diolah di- peringkat. Pemeringkatan dilakukan oleh
bandingkan dengan jumlah keseluruhan Kementerian Negara Lingkungan Hidup
limbah yang dihasilkan yang disebut TRI yang dinamakan PROPER (Program Pe-
(toxic releases index) (Verma et al., 2001; Al- nilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Tuwaijri et al., 2004; Clarkson et al., 2008). Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Pro-
Beberapa penelitian lain mengguna- gram for Pollution Control, Evaluating and
kan dimensi kepatuhan terhadap regulasi Rating). Namun saat ini perusahaan yang
(regulatory compliance), baik berupa kepatu- menjadi target PROPER baru difokuskan
han secara individual maupun mengguna- pada perusahaan yang memenuhi kriteria
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 283

yaitu perusahaan yang berdampak besar of energy, water and materials (including wastes)
terhadap lingkungan hidup, perusahaan and (2) monetary information on environment-
yang berorientasi ekspor dan/atau produk- related costs, earnings and savings.”
nya bersinggungan langsung dengan Informasi fisik adalah informasi me-
masyarakat, serta perusahaan publik yang ngenai input yang digunakan dalam proses
terdaftar di pasar modal. Dengan demikian, produksi berupa bahan, air dan energi serta
ukuran kinerja lingkungan yang dapat informasi mengenai output yang dihasilkan
digunakan untuk semua perusahaan adalah berupa produk dan non-produk (limbah
dampak lingkungan atau environmental dan emisi). Informasi input dan output
impact. tersebut berkaitan erat dengan pengen-
dalian lingkungan, sedangkan informasi
Akuntansi Manajemen Lingkungan untuk moneter adalah informasi biaya yang
Meningkatkan Kinerja Lingkungan berhubungan dengan input dan output,
Jika ingin meningkatkan kinerja lingku- yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
ngan, perusahaan harus melakukan pe- meminimalkan dampak lingkungan (UN
ngelolaan lingkungan (environmental mana- DSD, 2001; IFAC, 2005).
gement). Sistem pengelolaan lingkungan Hansen dan Mowen (2007) meng-
membutuhkan dukungan informasi lingku- klasifikasikan biaya lingkungan dengan
ngan sebagai dasar untuk pengambilan mengembangkan environmental quality cost
keputusan yang berkaitan dengan lingku- model yang diadopsi dari quality cost model
ngan (Bosshard, 2003). Sistem akuntansi dalam total quality management. Dengan pen-
manajemen tradisional tidak dapat me- dekatan kualitas, biaya lingkungan di-
nyediakan informasi lingkungan yang di- kelompokkan ke dalam biaya pencegahan,
perlukan. Pengklasifikasian biaya secara biaya perbaikan, biaya kegagalan internal
fungsional (biaya bahan langsung, biaya dan biaya kegagalan eksternal.
tenaga kerja langsung dan biaya overhead) Informasi fisik dibutuhkan oleh mana-
menyebabkan biaya-biaya yang terkait de- jemen untuk menentukan tingkat dampak
ngan lingkungan cenderung dimasukkan lingkungan yang dihasilkan sehingga dapat
dan tersembunyi di dalam biaya overhead dikendalikan. Informasi seperti tingkat
sehingga manajer kesulitan untuk menemu- emisi gas yang dihasilkan, jumlah limbah
kan dan melakukan pengendalian terhadap- yang dihasilkan, dan jumlah limbah yang
nya (Dascalu et al., 2010; Xiaomei, 2004). diolah ini penting untuk menentukan target
Akuntansi manajemen lingkungan pengurangan emisi, limbah, dan lain-lain
hadir untuk mengatasi keterbatasan akun- (Schaltegger dan Hinrichsen, 1996 dalam
tansi manajemen tradisional dengan cara Bosshard, 2003), sedangkan informasi biaya
memunculkan aspek lingkungan dalam lingkungan berguna bagi manajemen agar
sistem akuntansi manajemen perusahaan. dapat mengendalikan biaya untuk men-
Aspek lingkungan yang menjadi concern capai efisiensi (Burritt, 2002).
akuntansi manajemen lingkungan bukan Akuntansi manajemen lingkungan
hanya yang berkaitan dengan data dan memberi manfaat penting bagi perusahaan
informasi moneter (monetary) tapi juga yang berupa penyediaan informasi yang lengkap
berkaitan dengan data dan informasi fisik untuk pengambilan keputusan (Burritt et al.,
(physical), sebagaimana definisi akuntansi 2002). Informasi tersebut dapat meng-
manajemen lingkungan yang dikemukakan ungkapkan peluang tersembunyi, seperti
oleh United Nations Division for Sustai- proses pengelolaan limbah yang lebih baik,
nable Development (2001) berikut ini: pengurangan konsumsi energi dan bahan
“Identification, collection, analysis and use of two atau peluang untuk daur ulang bahan. Dari
types of information for internal decision making: (1) perspektif lingkungan, informasi ini juga
physical information on the use, flows and destinies dapat digunakan dalam pengembangan
284 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

proses yang lebih efisien yang mengarah ke putusan yang lebih baik pula.
inovasi. Adams (2002), menemukan bahwa IFAC (2005) mengadaptasi bagan yang
perusahaan yang menyajikan informasi menggambarkan kegunaan dan manfaat
lingkungan dapat mengembangkan sistem akuntansi manajemen lingkungan atau
pengendalian internal yang lebih baik dan environmental management accounting (EMA)
mengarahkannya pada pengambilan ke- seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Compliance Eco-Efficiency Strategic Position


EMA supports environmental EMA supports the simultaneous EMA supports the simultaneous
protection via cost-efficient reductions of costs and environmental reductions of costs and environmental
compliance with environmental impacts via more efficient use of impacts via more efficient use of
regulation and self-imposed energy, water and materials in internal energy, water and materials in internal
environmental policies operations and final products operations and final products

Examples… Examples… Examples…

Planning and implementing More accurately tracking the Working with suppliers to
pollution control flow of energy, water, design products and services
investments materials and wastes for “green” markets

Investigating and purchasing Planning and implementing Estimating the


cost-effective substitutes for energy, water and materials internal costs of likely
toxic materials efficiency projects future regulations

Reporting environmental Assessing the total annual Reporting to stakeholders


waste and emissions to return on investment in such as customers, investors
regulatory authorities eco-efficiency activities and local communities

Gambar 2
Kegunaan dan Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan
Sumber: German Environment Ministry (2003) dalam IFAC (2005)

Pada bagian compliance atau kepatuhan, merencanakan dan mengimplementasikan


EMA bermanfaat untuk mendukung per- energi, air dan bahan yang efisien, serta
lindungan lingkungan melalui kepatuhan menetapkan jumlah pengembalian investasi
terhadap regulasi lingkungan dan pem- tahunan dari aktivitas eco-efficiency.
buatan kebijakan lingkungan secara inter- Terakhir, pada bagian strategic position,
nal. Ini dapat dilakukan dengan cara manfaatnya adalah berupa dukungan
merencanakan dan mengimplementasikan dalam evaluasi dan implementasi program
investasi yang dapat mengendalikan polusi, yang ramah lingkungan dan efektif dalam
mengganti bahan beracun, dan melaporkan hal biaya untuk menjamin posisi strategis
limbah dan emisi yang dihasilkan kepada perusahaan dalam jangka panjang. Ini dapat
regulator. Selanjutnya, pada bagian eco- dilakukan dengan cara bekerja sama dengan
efficiency, manfaat yang diberikan adalah pemasok untuk mendesain produk dan jasa
berupa dukungan secara simultan terhadap bagi green market, menaksir biaya internal
pengurangan biaya dan dampak lingku- dari regulasi yang mungkin muncul di masa
ngan melalui penggunaan energi, air dan yang akan datang, serta membuat pe-
bahan yang lebih efisien dalam operasi dan laporan kepada stakeholders seperti pelang-
produk perusahaan. Wujudnya adalah gan, investor dan masyarakat lokal.
dengan melakukan penelusuran aliran Beberapa penelitian empiris menemu-
energi, air, bahan dan limbah secara akurat, kan bahwa implementasi akuntansi lingku-
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 285

ngan/akuntansi manajemen lingkungan menemukan bahwa implementasi akuntansi


berhubungan atau berpengaruh positif ter- lingkungan berpengaruh positif terhadap
hadap kinerja lingkungan. Penelitian Perez kinerja lingkungan, pengungkapan infor-
et al. (2007) menemukan bahwa enam aset masi lingkungan dan kinerja keuangan
tak berwujud yaitu: kepedulian karyawan; perusahaan.
pemahaman, keterampilan dan keahlian
karyawan mengenai lingkungan; komitmen Hipotesis
manajer; koordinasi lintas fungsi; integrasi H: Akuntansi manajemen lingkungan efek-
isu lingkungan ke dalam proses perencana- tif untuk meningkatkan kinerja lingku-
an strategis; dan praktik akuntansi mana- ngan.
jemen lingkungan, berpengaruh positif
terhadap peningkatan kinerja lingkungan. METODE PENELITIAN
Praktik akuntansi manajemen lingkungan Desain Penelitian
yang meliputi pengolahan data sampai ke Penelitian ini mengggunakan pendeka-
penyediaan informasi akuntansi lingkungan tan deskriptif verifikatif yang dilakukan
kepada manajemen, menunjukkan penga- melalui survey. Pendekatan deskriptif di-
ruh yang paling besar terhadap peningka- gunakan untuk mendeskripsikan pemaha-
tan kinerja lingkungan. man manajemen dan akuntan manajemen
Henri dan Journeault (2010) menguji serta informasi yang dibutuhkan dalam
pengaruh eco-control terhadap kinerja ling- kerangka pengelolaan lingkungan dan
kungan. Merujuk pada Simons (1987, 1990), akuntansi manajemen lingkungan. Pen-
eco-control didefinisikan sebagai prosedur dekatan verifikatif digunakan untuk me-
dan sistem formal yang menggunakan nguji efektifitas/pengaruh akuntansi mana-
informasi keuangan dan lingkungan untuk jemen lingkungan terhadap kinerja ling-
memelihara atau merubah pola lingkungan. kungan. Tipe penelitian adalah kombinasi
Penelitian ini menemukan bahwa eco-control penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan
berpengaruh positif terhadap kinerja ling- unit analisis individu dan organisasi.
kungan baik secara parsial maupun ketika
diintegrasikan dengan upaya lingkungan Variabel Penelitian
lainnya. Ada empat ukuran yang digunakan Variabel penelitian terdiri atas variabel
untuk mengukur eco-control dalam peneliti- independen akuntansi manajemen lingku-
an ini yaitu: (1) pengawasan kepatuhan ngan dan variabel dependen kinerja ling-
internal dengan kebijakan dan regulasi kungan. Variabel akuntansi manajemen
lingkungan, (2) penyediaan data untuk lingkungan berskala interval, yang terdiri
pengambilan keputusan internal, (3) pe- atas dimensi akuntansi manajemen lingku-
ngembangan berkelanjutan, dan (4) pe- ngan fisik dengan 10 indikator dan akun-
nyediaan data untuk pelaporan eksternal. tansi manajemen lingkungan moneter de-
Penelitian Ja'far dan Arifah (2006) me- ngan 14 indikator. Variabel kinerja ling-
nemukan bahwa manajemen lingkungan kungan berskala rasio, menggunakan di-
proaktif yang diproksikan dalam 5 indi- mensi dampak lingkungan dengan indi-
kator yaitu minimisasi limbah; pencegahan kator TRI (toxic releases index) yang dihitung
polusi; desain lingkungan; keunggulan pro- dengan formula sebagai berikut:
duk; dan full-cost environmental accounting,
yang diadopsi dari Berry dan Rondinelli ℎ ℎ ℎ
= 100%
(1998), terbukti mempengaruhi kinerja ℎ ℎ ℎ
lingkungan.
Penelitian Burhany (2011) yang dilaku- Operasionalisasi kedua variabel ini
kan pada perusahaan pertambangan umum merujuk pada IFAC (2005); UN DSD (2001);
yang mengikuti PROPER periode 2008-2009 Hansen dan Mowen (2007); Lober (1996);
286 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

Verma et al. (2001); Al-Tuwaijri et al. (2004); kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengukur
Clarkson et al. (2008). efektifitas atau pengaruh akuntansi mana-
jemen lingkungan terhadap kinerja lingku-
Sampel Penelitian ngan, digunakan metode analisis regresi
Penelitian dilakukan pada perusahaan sederhana, dengan persamaan regresi
manufaktur di kota Bandung dan Makassar. sebagai berikut:
Pemilihan kota dan jenis perusahaan di- KL = a + Aml + 
lakukan secara purposive. Dengan jumlah Di mana:
penduduk yang terus bertambah dengan KL = Kinerja lingkungan
cepat karena tingginya tingkat urbanisasi, Aml = Akuntansi manajemen lingkungan
kedua kota ini sangat rentan terhadap a = Konstanta
masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh  = Koefisien variabel Aml
perusahaan yang sebagian di antaranya ber-  = Error term
ada dekat dengan pemukiman penduduk.
Perusahaan manufaktur diambil dengan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
pertimbangan bahwa jenis perusahaan ini Pemahaman Manajemen tentang Penting-
melakukan aktivitas produksi (konversi nya Kinerja Lingkungan dalam Pem-
bahan baku menjadi barang jadi) yang pro- bangunan Berkelanjutan
ses produksinya menghasilkan limbah yang Pemahaman manajemen tentang
berpotensi mencemari/merusak lingku- pentingnya kinerja lingkungan dalam pem-
ngan. Sampel diambil secara acak (simple bangunan berkelanjutan diukur dari 4 per-
random sampling) dari daftar perusahaan tanyaan kepada responden manajer penge-
manufaktur di kota Bandung dan Makassar, lola lingkungan.
yang berjumlah 63 perusahaan. Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk
pemahaman tentang konsep pembangunan
Data dan Teknik Pengumpulan Data berkelanjutan, lebih dari setengah yaitu
Data penelitian adalah data primer 53,57% manajer menyatakan sudah menge-
yang dikumpulkan melalui kuesioner yang tahui dan memahami. Jumlah ini tidak ber-
disebarkan kepada dua responden pada beda jauh dengan yang belum mengetahui
masing-masing perusahaan yaitu manajer dan memahami yaitu sebanyak 46,43% res-
yang memiliki wewenang/tanggung jawab ponden. Dengan demikian dapat dikatakan
pengelolaan lingkungan di perusahaan dan bahwa baru sebagian manajer yang me-
akuntan manajemen perusahaan. Dari 126 mahami bahwa pembangunan dilaksanakan
kuesioner yang disebar ke 63 perusahaan, tidak hanya untuk mengejar kepentingan
sebanyak 44,4% atau 56 kuesioner (28 per- ekonomi tetapi juga memperhatikan aspek
usahaan) yang dikembalikan. sosial dan lingkungan. Hal ini menunjuk-
kan bahwa masih ada manajer yang kurang
Metode Pengujian Data mengikuti perkembangan yang terjadi di
Pengujian data terdiri atas uji validitas lingkungan eksternal perusahaannya terkait
dan uji reliabilitas. Uji validitas mengguna- dengan konsep pembangunan berkelanju-
kan teknik korelasi Rank-Spearman, tan di mana perusahaan merupakan bagian
sedangkan uji reliabilitas menggunakan yang tidak terpisahkan. Selanjutnya, tabel 2
koefisien Cronbach’s Alpha. memperlihatkan bahwa sebagian besar
manajer (89,29%) menyadari bahwa dunia
Metode Analisis Data usaha harus meberi kontribusi demi ter-
Data penelitian dianalisis dengan wujudnya pembangunan berkelanjutan.
menggunakan metode analisis deskriptif
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 287

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman tentang Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Sudah Belum
1. Bapak/Ibu sudah mengetahui dan memahami 15 13 28
sebelumnya tentang konsep pembangunan
berkelanjutan sebagaimana diuraikan di atas
53,57% 46,43% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Jadi, termasuk di dalamnya manajer mewujudkan pembangunan yang ber-


yang belum mengetahui dan memahami kelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa
tentang konsep pembangunan berkelanju- mereka memiliki itikad baik untuk men-
tan, menyatakan kesadarannya atas per- dukung pembangunan berkelanjutan.
lunya dunia usaha ikut berperan dalam

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jawaban Kontribusi Perusahaan dan Dunia Usaha untuk
Pembangunan Berkelanjutan

Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Ya Tidak
2. Sebagai salah satu pelaku pembangunan, 25 3 28
Bapak/Ibu menyadari bahwa perusahaan dan
dunia usaha harus memberi kontribusi demi
terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan
89,29% 10,71% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Kemudian dari tabel 3 dapat dilihat Sementara itu, pada tabel 4 terlihat
bahwa untuk pemahaman mengenai konsep bahwa semua manajer perusahaan sepakat
kinerja lingkungan, cukup banyak manajer bahwa kinerja lingkungan yang baik pen-
yang menyatakan sudah memahaminya ting bagi perusahaan. Lebih dari se-
yaitu sebanyak 71,43%. Sisanya sebanyak tengahnya (67,86%) menyatakan sangat
28,57% menyatakan belum memahami. penting dan sisanya (32,14%) menyatakan
Kinerja Lingkungan adalah kinerja per- penting.
usahaan dalam mengelola lingkungan Ini menunjukkan bahwa kesadaran
hidup yang diukur dari cara perusahaan manajer untuk peduli terhadap kinerja ling-
memperlakukan lingkungan sekitar tempat kungan sudah tinggi.
perusahaan berada, cara memperlakukan Terlepas dari motivasinya untuk me-
limbah, cara menggunakan energi, dan lain- ningkatkan kinerja lingkungan, apakah
lain. Dengan posisinya sebagai manajer untuk berpartisipasi dan mendukung pem-
yang bertanggung jawab atas pengelolaan bangunan berkelanjutan atau untuk men-
lingkungan, responden pasti sudah paham datangkan keuntungan bagi perusahaan,
mengenai hal ini. Namun sebagian di hasil ini menggambarkan bahwa sebenar-
antaranya ternyata belum memahami me- nya manajemen menyadari bahwa kinerja
ngenai konsepnya. Yang dilakukan selama lingkungan merupakan hal yang penting
ini mungkin sebatas menjalankan kewajiban bagi perusahaan.
untuk mematuhi regulasi.
288 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman tentang Konsep Kinerja Lingkungan

Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Sudah Belum
3. Bapak/Ibu sudah mengetahui dan memahami 20 8 28
sebelumnya tentang konsep kinerja lingkungan
sebagaimana diuraikan di atas
71,43% 28,57% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Jawaban Pentingnya Kinerja Lingkungan bagi Perusahaan

Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Sangat Biasa Tidak Sangat Tdk Jumlah
Penting
penting saja penting penting
4. Menurut Bapak/Ibu, 19 9 0 0 0 28
seberapa penting kinerja
lingkungan yang baik
bagi perusahaan
67,86% 32,14% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Jika skor jawaban dari keempat per- atas pertanyaan ini disajikan pada tabel 5.
tanyaan di atas dirata-ratakan, diperoleh Terlihat bahwa untuk informasi fisik,
skor keseluruhan atau skor rata-rata sebesar manajer paling membutuhkan informasi
78,57%. Berdasarkan skor ini dapat diinter- mengenai jumlah energi (bahan bakar) yang
pretasikan bahwa pemahaman manajemen dikonsumsi karena informasi ini terkait
secara keseluruhan tentang pentingnya dengan pengadaan energi itu sendiri.
kinerja lingkungan dalam pembangunan Dari aspek lingkungan, informasi ini
berkelanjutan berada dalam kategori cukup, dapat digunakan untuk mengendalikan
atau dapat dikatakan bahwa manajemen konsumsi energi, yang sangat berarti dalam
cukup paham mengenai pentingnya kinerja menjaga kelestarian sumber daya energi
lingkungan dalam pembangunan berke- yang ada di bumi.
lanjutan. Manajer juga sangat membutuhkan
informasi mengenai jumlah limbah yang
Informasi Akuntansi Manajemen Ling- dibuang karena harus melakukan pengen-
kungan yang Dibutuhkan oleh Mana- dalian atas kandungan limbah dan me-
jemen untuk Membantu Pengelolaan mutuskan pengolahan sebelum limbah ter-
Lingkungan Lingkungan sebut dibuang.
Pertanyaan tertutup diberikan kepada Ada 96,43% responden yang menyata-
manajer dan manajer memilih apakah infor- kan membutuhkan kedua informasi ini.
masi akuntansi manajemen lingkungan Demikian juga dengan informasi mengenai
yang terdiri atas informasi fisik dan jumlah limbah yang dihasilkan dan jumlah/
informasi moneter dibutuhkan atau tidak persentase limbah yang diolah.
dalam pengelolaan lingkungan. Distribusi
frekuensi jawaban responden selengkapnya
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 289

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Jawaban Informasi Akuntansi Manajemen Lingkungan yang
Dibutuhkan oleh Manajemen

Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Dibutuhkan Tdk Dibutuhkan
INFORMASI FISIK
1. Jumlah/persentase bahan yang berasal 13 15 28
dari bahan yang didaur ulang
2. Jumlah energi (bahan bakar) yang di- 27 (96,43%) 1 28
konsumsi
3. Jumlah energi (bahan bakar) yg dihemat 19 9 28
4. Jumlah air yang diambil dari alam 10 18 28
5. Jumlah dan persentase air yang didaur 11 17 28
ulang dan digunakan kembali
6. Jumlah air yang dibuang/terbuang 15 13 28
7. Jumlah emisi gas yang dihasilkan 23 5 28
8. Jumlah limbah yang dihasilkan 26 (92,86%) 2 28
9. Jumlah/persentase limbah yang diolah 26 (92,86%) 2 28
10. Jumlah limbah yang dibuang 27 (96,43%) 1 28
INFORMASI MONETER/BIAYA
11. Biaya mengevaluasi dan memilih 26 (92,86%) 2 28
peralatan pengendalian lingkungan
12. Biaya pengembangan/desain proses/ 23 5 28
produk yang ramah lingkungan
13. Biaya pelatihan karyawan utk masalah 24 (85,71%) 4 28
lingkungan
14. Biaya pengembangan sistem pengelola- 26 (92,86%) 2 28
an lingkungan
15. Biaya audit lingkungan 25 (89,29%) 3 28
16. Biaya pemeriksaan proses produksi 25 (89,29%) 3 28
untuk menjamin kepatuhan terhadap
regulasi lingkungan
17. Biaya melakukan uji emisi 24 4 28
18. Biaya pemeriksaan kandungan limbah 25 (89,29%) 3 28
berbahaya
19. Biaya pengolahan dan pembuangan 25 (89,29%) 3 28
limbah berbahaya
20. Biaya pemeliharaan peralatan pengolah 25 (89,29%) 3 28
limbah
21. Biaya daur ulang bahan sisa untuk 19 9 28
digunakan kembali
22. Biaya daur ulang air untuk digunakan 15 13 28
kembali
23. Biaya perbaikan/konservasi lahan yang 9 19 28
rusak
24. Biaya pembersihan lingkungan yang 21 7 28
tercemar
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
290 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

Informasi ini sangat dibutuhkan oleh masi moneter. Dengan adanya informasi
manajemen karena terkait dengan inti dari tersebut maka manajer memiliki dasar
pengelolaan lingkungan yaitu mengurangi untuk mengelola aspek lingkungan agar
dampak lingkungan dengan cara mengolah dapat mengurangi tingkat polusi, me-
limbah sebelum dibuang. Sebanyak 92,86% ngurangi limbah, menghasilkan produk
responden yang menyatakan membutuhkan yang ramah lingkungan, sehingga kinerja
kedua informasi ini. lingkungan dapat ditingkatkan.
Untuk informasi moneter, manajer
paling membutuhkan informasi mengenai Pemahaman Akuntan Manajemen Me-
biaya mengevaluasi dan memilih peralatan ngenai Akuntansi Manajemen Lingku-
pengendalian lingkungan serta biaya pe- ngan
ngembangan sistem pengelolaan lingku- Pemahaman akuntan manajemen me-
ngan. Hal ini terkait dengan keputusan ngenai akuntansi manajemen lingkungan
investasi dalam peralatan pengendalian ditanyakan kepada akuntan manajemen
lingkungan atau peralatan pengolah limbah perusahaan melalui dua pertanyaan. Distri-
serta keputusan untuk mengembangkan busi frekuensi jawaban responden disajikan
sistem pengelolaan lingkungan di perusaha- pada tabel 6 dan 7.
an. Tentunya informasi ini sangat penting Pada tabel 6 terlihat bahwa hanya se-
dan dibutuhkan oleh perusahaan karena tengah lebih sedikit (53,57%) dari responden
melibatkan investasi dan biaya yang besar. yang sudah mengetahui sebelumnya ten-
Sebanyak 92,86% responden menyatakan tang konsep akuntansi manajemen lingku-
membutuhkan kedua informasi ini. ngan, sedangkan sisanya (46,43%) belum
Informasi mengenai biaya audit ling- mengetahui tentang konsep ini. Akuntansi
kungan, biaya pemeriksaan proses produksi manajemen lingkungan merupakan konsep
untuk menjamin kepatuhan terhadap regu- akuntansi yang relatif baru, khususnya di
lasi lingkungan, biaya pemeriksaan kandu- Indonesia, sehingga wajar jika sebagian
ngan limbah berbahaya, serta biaya pe- akuntan belum mengetahui konsep ini.
ngolahan dan pembuangan limbah ber- Akuntansi manajemen lingkungan pada
bahaya, juga penting dan dibutuhkan oleh dasarnya merupakan pengembangan dari
manajer karena berkaitan dengan kepatu- akuntansi manajemen tradisional dengan
han terhadap regulasi lingkungan dalam hal penekanan pada aspek lingkungan dan
pembuangan limbah. Adapun informasi dengan memperhatikan aliran data dan
biaya pemeliharaan peralatan pengolah informasi secara fisik maupun moneter.
limbah terkait dengan aktivitas pemeliharan Akuntansi manajemen lingkungan di-
peralatan agar selalu berada dalam kondisi kembangkan untuk mengatasi keterbatasan
yang baik sehingga dapat digunakan secara akuntansi manajemen tradisional yang
maksimal. Kelima jenis informasi ini di- tidak dapat memberikan pertimbangan
butuhkan oleh 89,29% responden. Informasi lingkungan yang memadai (Xiaomei, 2004).
biaya pelatihan karyawan utk masalah Pada tabel 7 dapat dilihat pemahaman
lingkungan juga dianggap penting yang akuntan manajemen bahwa akuntansi
dinyatakan oleh 85,71% responden. manajemen lingkungan dapat membantu
Dari hasil tersebut jelas bahwa manajer pengambilan keputusan manajemen dalam
memang membutuhkan sebagian besar melakukan pengelolaan lingkungan sudah
informasi akuntansi manajemen lingku- cukup baik, yang ditunjukkan oleh sebagian
ngan, baik informasi fisik maupun infor- besar yaitu 75% responden yang menjawab.
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 291

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman tentang
Konsep Akuntansi Manajemen Lingkungan

Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Sudah Belum
1. Bapak/Ibu sudah mengetahui sebelumnya tentang 15 13 28
konsep akuntansi manajemen lingkungan sebagai-
mana diuraikan di atas
53,57% 46,43% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Jawaban Pemahaman Akuntansi Manajemen Lingkungan sebagai
Alat Bantu Manajemen

Frekuensi Jawaban
No. Pertanyaan Jumlah
Ya Tidak
2. Bapak/Ibu memahami bahwa akuntansi mana- 21 7 28
jemen lingkungan dapat membantu pengambilan
keputusan manajemen dalam melakukan penge-
lolaan lingkungan
75% 25% 100%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Walaupun akuntansi manajemen ling- sebesar 69,49%. Ini sejalan dengan jawaban
kungan merupakan pendekatan yang masih responden akuntan manajemen tentang
relatif baru dalam membantu meningkatkan pemahaman akuntansi manajemen lingku-
kinerja lingkungan, namun dukungannya ngan (lihat tabel 6 dan 7) dan juga sejalan
dalam pengambilan keputusan manajemen dengan jawaban responden manajer tentang
melalui pengumpulan dan penyajian infor- informasi akuntansi manajemen lingkungan
masi menjadikannya sebagai sebuah alat yang dibutuhkan (lihat tabel 5).
bantu yang bernilai (Gale, 2006). Dengan hasil ini dapat diinter-
Jika skor jawaban dari kedua per- pretasikan bahwa sebagian perusahaan
tanyaan di atas dirata-ratakan, diperoleh sudah mencatat dan membuat informasi
skor 64,29%. Jadi dapat dikatakan bahwa yang berkaitan dengan lingkungan sesuai
akuntan manajemen cukup paham menge- kebutuhan manajemen. Untuk dimensi fisik,
nai akuntansi manajemen lingkungan. perhitungan dan pencatatan jumlah energi
yang dikonsumsi, jumlah limbah yang
Efektifitas Akuntansi Manajemen Lingku- dihasilkan, jumlah/ persentase limbah yang
ngan untuk Meningkatkan Kinerja diolah, dan jumlah limbah yang dibuang
Lingkungan dalam Pembangunan Ber- menunjukkan skor yang paling tinggi.
kelanjutan Untuk dimensi moneter, skor tertinggi
Deskripsi data hasil penelitian untuk adalah pada perhitungan dan pencatatan
variabel akuntansi manajemen lingkungan biaya mengevaluasi dan memilih peralatan
dan kinerja lingkungan ditunjukkan pada pengendalian lingkungan, biaya pelatihan
tabel 8 dan tabel 9. karyawan untuk masalah lingkungan, biaya
Pada tabel 8 terlihat bahwa implemen- pengembangan sistem pengelolaan lingku-
tasi akuntansi manajemen lingkungan di ngan, biaya audit lingkungan, biaya
perusahaan berada pada level sedang yaitu
292 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

Tabel 8
Deskripsi Data Variabel Akuntansi Manajemen Lingkungan

Jumlah
No. Pertanyaan
Skor
Akuntansi Manajemen Lingkungan Fisik
Perusahaan melakukan:
1. Perhitungan dan pencatatan jumlah/persentase bahan yang berasal dari 65
bahan yang didaur ulang
2. Perhitungan dan pencatatan jumlah energi yang dikonsumsi 134
3. Perhitungan dan pencatatan jumlah energi yang dihemat 91
4. Perhitungan dan pencatatan jumlah air yang diambil dari alam 91
5. Perhitungan dan pencatatan jumlah dan persentase air yang didaur ulang 66
dan digunakan kembali
6. Perhitungan dan pencatatan jumlah dan persentase air yang dibuang/ 81
terbuang
7. Perhitungan dan pencatatan jumlah emisi gas yang dihasilkan 96
8. Perhitungan dan pencatatan jumlah limbah yang dihasilkan 114
9. Perhitungan dan pencatatan jumlah/persentase limbah yang diolah 111
10. Perhitungan dan pencatatan jumlah limbah yang dibuang 114
Akuntansi Manajemen Lingkungan Moneter
Perusahaan melakukan:
11. Perhitungan dan pencatatan biaya mengevaluasi dan memilih peralatan 120
pengendalian lingkungan
12. Perhitungan dan pencatatan biaya pengembangan/ desain proses/produk 82
ramah lingkungan
13. Perhitungan dan pencatatan biaya pelatihan karyawan untuk masalah 111
lingkungan
14. Perhitungan dan pencatatan biaya pengembangan sistem pengelolaan 105
lingkungan
15. Perhitungan dan pencatatan biaya audit lingkungan 104
16. Perhitungan dan pencatatan biaya pemeriksaan proses produksi untuk 100
menjamin kepatuhan terhadap regulasi lingkungan
17. Perhitungan dan pencatatan biaya melakukan uji emisi 98
18. Perhitungan dan pencatatan biaya pemeriksaan kandungan limbah 115
berbahaya
19. Perhitungan dan pencatatan biaya pengolahan dan pembuangan limbah 118
berbahaya
20. Perhitungan dan pencatatan biaya pemeliharaan peralatan pengolah limbah 112
21. Perhitungan dan pencatatan biaya daur ulang bahan sisa untuk digunakan 69
kembali
22. Perhitungan dan pencatatan biaya daur ulang air untuk digunakan kembali 63
23. Perhitungan dan pencatatan biaya perbaikan/konservasi lahan yang rusak 85
24. Perhitungan dan pencatatan biaya pembersihan lingkungan yang tercemar 90
Jumlah Skor Aktual 2335
Jumlah Skor Ideal (28 x 5 x 24) 3360
Persentase Skor Implementasi Akuntansi Manajemen Lingkungan
(Skor Aktual : Skor Ideal) 69,49%
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 293

pemeriksaan proses produksi untuk men- bah berbahaya, biaya pengolahan dan pem-
jamin kepatuhan terhadap regulasi lingku- buangan limbah berbahaya, dan biaya
ngan, biaya pemeriksaan kandungan lim- pemeliharaan peralatan pengolah limbah.

Tabel 9
Deskriptif Statistik Variabel Kinerja Lingkungan

Variabel Mean Standard Deviation Max. Min. N


Kinerja Lingkungan 0,5239 0,29750 1,00 0,10 28
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)

Tabel 9 menunjukkan bahwa sesuai dan jika lebih besar dari 0,05 berarti tidak
dengan indikator kinerja lingkungan yang valid.
digunakan dalam penelitian ini yaitu Selanjutnya, hasil pengujian reliabilitas
jumlah limbah yang diolah dibagi dengan data menunjukkan bahwa semua item yang
jumlah limbah yang dihasilkan (TRI/toxic valid adalah reliabel. Hal ini ditunjukkan
releases index), nilai mean menunjukkan oleh koefisien Cronbach’s Alpha sebesar
bahwa rata-rata 0,5239 atau 52,39% dari 0,955 yang semakin mendekati satu.
limbah yang dihasilkan diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Regresi
Dengan demikian kinerja lingkungan Tujuan pengujian hipotesis adalah
perusahaan secara rata-rata adalah sedang. untuk mengetahui apakah variabel inde-
Dapat dikatakan bahwa kinerja ini belum penden akuntansi manajemen lingkungan
maksimal, terlebih lagi karena skor kinerja berpengaruh signifikan terhadap variabel
yang sangat bervariasi, dengan nilai standar dependen kinerja lingkungan. Pengujian di-
deviasi sebesar 0,29750 (29,75%), nilai lakukan dengan membandingkan nilai
maksimum 1,00 (100%) dan nilai minimum signifikansi dalam uji F dengan derajat ke-
0,10 (10%). salahan  sebesar 0,05 (tingkat kepercayaan
95%). Adapun analisis regresi bertujuan
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk menghasilkan model persamaan
Hasil uji validitas data variabel akun- regresi untuk memprediksi nilai variabel KL
tansi manajemen lingkungan menunjukkan (kinerja lingkungan).
bahwa ada 23 item yang valid dan 1 item Pada tabel 10 terlihat bahwa nilai
tidak valid. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi adalah sebesar 0,000 yang
signifikansi item data terhadap total data berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan
dengan menggunakan koefisien korelasi demikian maka dengan tingkat kepercayaan
Spearman. Signifikansi yang lebih kecil dari 95%, dapat disimpulkan bahwa terdapat
0,05 (tingkat kepercayaan 95%) menunjuk- pengaruh positif dan signifikan akuntansi
kan bahwa item yang bersangkutan valid manajemen lingkungan terhadap kinerja

Tabel 10
Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Regresi

Unstandardized
F Signifikansi
Coefficients
Akuntansi Manajemen Lingkungan 26,118 0,000 0,221
R Square 0,498
Constant -0,237
Sumber: Data hasil penelitian, diolah (2013)
294 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

lingkungan perusahaan. Terlihat pula bah- Hasil ini mengonfirmasi kembali hasil
wa nilai R Square atau R2 adalah 0,498 yang penenelitian Ja'far dan Arifah (2006); Perez
berarti bahwa besarnya pengaruh variabel et al. (2007); Henri dan Journeault (2010)
akuntansi manajemen lingkungan terhadap yang menemukan bahwa implementasi
variabel kinerja lingkungan adalah sebesar akuntansi lingkungan berhubungan atau
0,498 atau 49,8%. Ini berarti bahwa 49,8% berpengaruh positif terhadap kinerja ling-
perubahan kinerja lingkungan perusahaan kungan. Secara khusus terbukti pula bahwa
disebabkan oleh implementasi atau praktik hasil penelitian yang dilakukan pada
akuntansi manajemen lingkungan. Adapun perusahaan manufaktur ini, sejalan dengan
50,2% sisanya dipengaruhi oleh faktor- hasil penelitian Burhany (2011) yang di-
faktor atau variabel-variabel selain akun- lakukan pada perusahaan pertambangan
tansi manajemen lingkungan yang tidak umum. Dengan indikator akuntansi lingku-
diamati oleh peneliti. Jadi, dapat dikatakan ngan/akuntansi manajemen lingkungan
bahwa akuntansi manajemen lingkungan yang sama namun indikator kinerja ling-
efektif untuk meningkatkan kinerja lingku- kungan yang berbeda, kedua penelitian ini
ngan. memberikan hasil yang konsisten.
Selanjutnya, dari nilai koefisien regresi Penelitian Burhany (2011) mengguna-
(unstandardized coefficients) dapat dibentuk kan indikator kinerja lingkungan berupa
suatu model persamaan regresi: kepatuhan terhadap regulasi (regulatory
KL = -0,237 + 0,221Aml + . compliance) yang diproksikan dengan pe-
Model ini menggambarkan taksiran ringkat PROPER, sedangkan penelitian ini
atau prediksi terhadap variabel KL yaitu menggunakan indikator kinerja lingkungan
kinerja lingkungan, yang menjelaskan bah- berupa dampak lingkungan (environmental
wa jika tidak ada variabel Aml yaitu impact) yang diproksikan dengan jumlah
akuntansi manajemen lingkungan, maka limbah yang diolah dibandingkan dengan
kinerja lingkungan akan berkurang sebesar jumlah keseluruhan limbah yang dihasilkan
0,237 atau 23,7%. Selanjutnya, setiap tamba- (TRI/toxic releases index), yang juga di-
han atau peningkatan implementasi akun- gunakan oleh Verma et al. (2001); Al-
tansi manajemen lingkungan akan me- Tuwaijri et al. (2004); Clarkson et al. (2008).
ningkatkan kinerja lingkungan sebesar 0,221 Hasil ini juga sesuai dengan IFAC
atau 22,1%. (2005) yang menyatakan bahwa agar dapat
Berdasarkan hasil ini dapat diinter- mengelola dan mengurangi dampak lingku-
pretasikan bahwa kinerja lingkungan dapat ngan dari produk dan proses produksi,
ditingkatkan jika perusahaan meng- perusahaan harus memiliki data yang
implementasikan akuntansi manajemen akurat mengenai jumlah dan tujuan dari
lingkungan, yaitu dengan cara melakukan semua energi, air dan bahan yang di-
perhitungan, pencatatan dan pelaporan gunakan. Harus diketahui berapa yang
secara fisik atas jumlah dan aliran input digunakan, berapa yang menjadi produk
(bahan, energi dan biaya) dan output (emisi akhir dan berapa yang menjadi limbah.
dan limbah), serta melakukan perhitungan, Deegan (2002) menegaskan bahwa elemen
pencatatan dan pelaporan secara moneter penting dari akuntansi lingkungan adalah
atas biaya-biaya lingkungan. Dengan ada- pencatatan data, bukan hanya dalam unit
nya informasi fisik dan moneter yang di- moneter tapi juga dalam unit fisik. Demi-
hasilkan oleh akuntansi manajemen lingku- kian juga dengan Schaltegger dan
ngan, manajer memiliki dasar yang kuat Hinrichsen (1996) dalam Bosshard (2003)
dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang mengemukakan pentingnya meng-
sehingga memudahkan peningkatan kinerja eksplorasi ukuran yang lebih akurat dan
lingkungan. tepat untuk aliran fisik (seperti energi,
bahan, limbah, dan lain-lain) dan hubu-
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 295

ngannya dengan biaya. kungan, yang dapat dicapai jika perusahaan


Pada variabel akuntansi manajemen mengimplementasikan akuntansi mana-
lingkungan, pendekatan biaya lingkungan jemen lingkungan.
dengan environmental quality cost model yang Implikasi lainnya adalah bagi mana-
diadopsi dari quality cost model oleh Hansen jemen perusahan. Manajemen, khususnya
dan Mowen (2007) memungkinkan per- manajer yang bertanggung jawab atas
usahaan untuk memprioritaskan pencega- pengelolaan lingkungan, dapat memanfaat-
han kerusakan lingkungan sebelum terjadi kan informasi yang dihasilkan oleh akun-
dibandingkan penanganan jika kerusakan tansi manajemen lingkungan dalam peng-
sudah terjadi. Ini disebabkan oleh karena ambilan berbagai keputusan yang terkait
pengelompokan biaya lingkungan dilaku- dengan lingkungan, baik secara fisik mau-
kan dengan menekankan pada kualitas, pun moneter. Jika dikaitkan dengan hasil
dalam hal ini adalah kualitas lingkungan. analisis deskriptif yang telah diuraikan se-
Sejumlah 14 indikator biaya lingkungan belumnya, terlihat bahwa manajer memang
yang digunakan dalam penelitian ini meng- membutuhkan berbagai informasi akun-
gambarkan biaya kualitas yang terdiri atas tansi manajemen lingkungan untuk me-
biaya pencegahan, biaya perbaikan, biaya lakukan pengelolaan lingkungan.
kegagalan internal dan biaya kegagalan Era ekonomi global di mana per-
eksternal (Hansen dan Mowen, 2007). Ini saingan bisnis bukan hanya terjadi pada
juga sejalan dengan Al-Tuwaijri et al. (2004) level negara tetapi sudah pada level dunia,
yang menyatakan bahwa manajer harus menuntut manajemen perusahaan harus
merubah strateginya mengenai kinerja sangat cerdas dalam merancang strategi
lingkungan, yaitu dari penekanan pada bersaing. Fenomena global warming dan
biaya penanganan pencemaran dan kerusa- meningkatnya kerusakan lingkungan telah
kan lingkungan menjadi biaya untuk pen- mendorong berbagai negara menerapkan
cegahan pencemaran dan kerusakan lingku- persyaratan yang ketat dalam perdagangan
ngan. internasional, sehingga beberapa negara
Hasil penelitian yang membuktikan terutama di Amerika dan Eropa mensya-
efektifitas akuntansi manajemen lingkungan ratkan perusahaan dan produk yang eco-
untuk meningkatkan kinerja lingkungan ini friendly atau environmentally-friendly. Jika
membawa implikasi yang penting terhadap ingin memenangkan persaingan pada
pembangunan berkelanjutan. Salah satu kondisi pasar global seperti ini, perusahaan
aspek penting dari pembangunan ber- harus merancang dan menerapkan strategi
kelanjutan yaitu aspek ekologi/lingkungan bersaing yang environmentally-friendly pula.
akan dapat dipenuhi jika perusahaan meng- Al-Tuwaijri et al. (2004) menyatakan bahwa
implementasikan akuntansi manajemen dalam persaingan di era ekonomi global
lingkungan yang terbukti dapat meningkat- saat ini, manajer harus meningkatkan
kan kinerja lingkungan. Kinerja lingkungan tanggung jawabnya terhadap lingkungan
yang baik yang ditunjukkan oleh semakin karena perusahaan pesaing juga melaku-
tingginya TRI (toxic releases index) yaitu kannya.
persentase limbah yang diolah terlebih Dalam kaitan ini, salah satu manfaat
dahulu sebelum dibuang sehingga me- akuntansi manajemen lingkungan sebagai-
ngurangi dampak lingkungan, merupakan mana dikemukakan oleh IFAC (2005)
kontribusi yang besar terhadap pembangu- adalah strategic position, di mana akuntansi
nan berkelanjutan. Dengan kata lain, peme- manajemen lingkungan dapat memberikan
nuhan aspek ekologi/lingkungan dalam dukungan dalam evaluasi dan implemen-
pembangunan berkelanjutan dapat dido- tasi program-program yang ramah ling-
rong dengan meningkatkan partisipasi per- kungan dan efektif dalam hal biaya, untuk
usahaan dalam perbaikan kinerja ling- menjamin posisi strategis perusahaan dalam
296 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

jangka panjang. Posisi bersaing juga dapat memperketat regulasi lingkungan, serta
diperoleh melalui eco-efficiency, di mana konsisten memberikan sanksi kepada per-
akuntansi manajemen lingkungan memberi- usahaan yang melanggar. Organisasi profesi
kan dukungan secara simultan terhadap akuntan harus meningkatkan sosialisasi dan
pengurangan biaya dan dampak lingku- pengembangan bidang akuntansi lingku-
ngan melalui penggunaan energi, air dan ngan khususnya akuntansi manajemen
bahan yang lebih efisien dalam operasi dan lingkungan di kalangan akuntan. Institusi
produk perusahaan. pendidikan tinggi akuntansi harus me-
Terakhir, hasil penelitian ini membawa masukkan muatan atau materi akuntansi
implikasi yang penting terhadap pengemba- lingkungan kedalam kurikulum perkulia-
ngan ilmu akuntansi. Isu sosial, lingkungan, han. Peneliti harus lebih banyak lagi
dan tanggung jawab sosial perusahaan melakukan penelitian mengenai akuntansi
(corporate social responsibility) sudah cukup manajemen lingkungan dan akuntansi
lama menjadi perhatian berbagai pihak lingkungan.
yang berkepentingan termasuk akuntan.
Sudah banyak pula penelitian yang dilaku- DAFTAR PUSTAKA
kan oleh akademisi akuntansi dalam area Adams, C. 2002. Internal Organisational
tersebut. Sudah saatnya isu tersebut di- Factors Influencing Corporate Social
fokuskan pada aspek akuntansi yang se- and Ethical Reporting: Beyond Current
benarnya yaitu dalam hal pencatatan dan Theorising. Accounting, Auditing &
pelaporan. Accountability Journal 15(2): 223-50.
Almilia, L. S. dan D. Wijayanto. 2007.
SIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Environmental Performance
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- dan Environmental Disclosure Ter-
bahasan yang sudah diuraikan, dapat hadap Economic Performance. Prosi-
disimpulkan bahwa: (1) Manajemen cukup ding The 1st Accounting Conference
memahami pentingnya kinerja lingkungan Faculty of Economics Universitas Indo-
dalam pembangunan berkelanjutan, (2) nesia Depok: 1-23.
Informasi akuntansi manajemen lingkungan Al-Tuwaijri, S. A., T. E Christensen, dan K.
yang paling dibutuhkan oleh manajemen E. Hughes II. 2004. The Relations
adalah informasi jumlah energi yang di- Among Environmental Disclosure,
konsumsi, jumlah limbah yang dibuang, Environmental Performance, and Eco-
dihasilkan dan diolah, biaya mengevaluasi nomic Performance: a Simultaneous
dan memilih peralatan pengolah limbah, Equations Approach. Accounting,
biaya pengembangan sistem, serta biaya Organizations and Society 29: 447–471.
audit, regulasi dan limbah, (3) Akuntan Bebbington, J. 2001. Sustainable deve-
manajemen cukup paham mengenai akun- lopment: A Review of The International
tansi manajemen lingkungan, dan (4) Sistem Development, Business and Accoun-
akuntansi manajemen lingkungan efektif ting Literature. Accounting Forum 25:
untuk meningkatkan kinerja lingkungan. 128–157.
Dengan hasil penelitian yang diper- Bennett, M and P. James. 1999. Sustainable
oleh, disarankan kepada dunia usaha untuk Measures: Evaluation and Reporting of
meningkatkan kepedulian dan kontribusi- Environmental and Social Performance.
nya terhadap pembangunan berkelanjutan Greenleaf Publishing.
dengan cara meningkatkan kinerja lingku- Bosshard, R. E. 2003. Environmental
ngannya. Untuk itu perusahaan harus men- Accounting: A Case Study of its
dalami dan mengimplementasikan akun- Application to a Small Business in
tansi manajemen lingkungan. Pemerintah Atlantic Canada. Tesis: Dalhousie
selaku regulator harus menata kembali dan University Halifax. Nova Scotia.
Akuntansi Manajemen Lingkungan, Alat Bantu untuk Meningkatkan…..– Burhany, Nurniah 297

Burhany, D. I. 2011. Pengaruh Implementasi 282–311.


Akuntansi Lingkungan terhadap Kiner- Gale, R. 2006. Environmental Management
ja Lingkungan dan Pengungkapan Accounting as a Reflexive Moderni-
Informasi Lingkungan serta Dampak- zation Strategy in Cleaner Production.
nya Terhadap Kinerja Keuangan Per- Journal of Cleaner Production 14: 1228-
usahaan. Indonesian Journal of Economics 1236.
and Business 1(2): 257-270. Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2007.
Burritt, R. L. dan G. Lehman. 1995. The Managerial Accounting. 8th Ed. Thom-
Body Shop Wind Farm an Analysis of son. South-Western. USA
Accountability and Ethics. British Henri, J. F dan M. Journeault. 2010. Eco-
Accounting Review 27: 167–186. control: The Influence of Management
Burritt, R. L. 2002. Stopping Australia Control Systems on Environmental and
Killing the Environment: Getting the Economic Performance. Accounting,
Reporting Edge. Australian CPA 73(3): Organizations and Society 35: 63–80.
70-72. Herath, G. 2005. Sustainable Development
Burritt, R. L., T. Hahn, and S. Schaltegger. and Environmental Accounting: The
2002. Towards a Comprehensive Challenge to the Economics and
Framework for Environmental Mana- Accounting Profession. International
gement Accounting–Links between Journal of Social Economics 32(12): 1035-
Business Actors and Environmental 1050.
Management Accounting Tools. Austra- IFAC (International Federation of Accoun-
lian Accounting Review 12(2): 39-50. tants). 2005. International Guidance
Clarkson, P. M., Y. Li, G. D. Richardson, dan Document: Environmental Management
F. P. Vasvari. 2008. Revisiting The Accounting.
Relation Between Environmental Per- Ja'far, M. dan D. A. Arifah. 2006. Pengaruh
formance and Environmental Disclo- Dorongan Manajemen Lingkungan,
sure: An Empirical Analysis. Accoun- Manajemen Lingkungan Proaktif dan
ting, Organizations and Society 33: 303– Kinerja Lingkungan terhadap Public
327. Environmental Reporting. Prosiding
Cormier, D. dan M. Magnan. 1999. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Corporate Environmental Disclosure Lober, D. 1996. Evaluating the Environ-
Strategies: Determinants, Costs and mental Performance of Corporations.
Benefits. Journal of Accounting, Auditing The Journal of Managerial Issues 8(2): 184-
and Finance: 429-51. 205.
Dascalu, C., C. Caraiani, C. I. Lungu, F. Patten, D. M. 2002. The Relation between
Colceag, dan G. R. Guse. 2010. The Environmental Performance and
Externalities in Social Environmental Environmental Disclosure: a Research
Accounting. International Journal of Note. Accounting, Organizations and
Accounting and Information Management Society 27: 763–773.
18(1): 19-30. Perez, E. A., C. C. Ruiz, dan F. C. Fenech.
De Beer, P. dan F. Friend. 2006. Environ- 2007. Environmental Management
mental Accounting: A Management Systems as an Embedding Mechanism:
Tool for Enhaching Corporate Environ- a Research Note. Accounting, Auditing
mental and Economic Performance. & Accountability Journal 20(3): 403-422.
Ecological Economics 58: 548-560. Sarumpaet, S. 2005. The Relationship
Deegan, C. 2002. The Legitimising Effect of between Environmental Performance
Social and Environmental Disclosures- and Financial Performance of Indo-
A Theoretical Foundation. Accounting, nesian Companies. Jurnal Akuntansi &
Auditing & Accountability Journal 15(3): Keuangan 7(2): 89-98.
298 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 279 – 298

Sekretariat PROPER Kementerian Negara Environmental Management Accounting


Lingkungan Hidup. 2010. Laporan Hasil Procedures and Principles. United
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Nations. New York.
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Utami, W. 2007. Kajian Empiris Hubungan
PROPER 2010. Kinerja Lingkungan, Kinerja Keuangan
Selg, R. A. 1994. New Initiatives to Stimulate dan Kinerja Pasar: Model Persamaan
Pollution-Prevention Investments. Cost Struktural. Prosiding the 1st Accounting
Engineering October: 21-3. Conference Faculty of Economic Uni-
Shrivastava, P. 1995. The Role of Corpo0 versitas Indonesia Depok.
rations in Achieving Ecological Verma, K., V. Milledge, dan D. Wiest. 2001.
Sustainability. Academy of Management Measurement of Corporate Environ-
Review 20(4): 936–960. mental Performance: Role of the
Suratno, I. B., Darsono, dan S. Mutmainah. Regulatory Enforcement Policies in the
2006. Pengaruh Environmental Perfor0 Oil and Gas Industry. Advances in
mance terhadap Environmental Disclo- Public Interest Accounting 8: 215-238.
sure dan Economic Performance (Studi Xiaomei, L. 2004. Theory and Practice of
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Environmental Management Accoun-
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta ting Experience of Implementation in
Periode 2001-2004). Prosiding Simposium China. International Journal of Technology
Nasional Akuntansi 9 Padang. Management and Sustainable Development
UN DSD (United Nations Division for 3(1): 47-57.
Sustainable Development). 2001.

Vous aimerez peut-être aussi