Vous êtes sur la page 1sur 8

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR


SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi pada Karyawan PTPN X - Unit Usaha Pabrik Gula Modjopanggoong
Tulungagung)

Oxy Rindiantika Sari


Heru Susilo
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Email: oxyrsari@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to find out and explain the effect of job satisfaction on Organizational Citizenship Behavior
(OCB), find out and explain the influence of Organizational Citizenship Behavior (OCB) on employee
performance, find out and explain the effect of job satisfaction on employee performance, know and explain
the effect of job satisfaction on employee performance with Organizational Citizenship Behavior (OCB) as
intervening variable. This type of research is explanatory research with a quantitative approach. The
population in this study were permanent employees of the implementing section (class I and II) of
Modjopanggoong Tulungagung Sugar Factory totaling 146 employees.The results showed that job
satisfaction had a significant effect on Organizational Citizenship Behavior (OCB) with a path coefficient
value of 0.925 and a significant t 0,000. Organizational Citizenship Behavior (OCB) has a significant effect
on employee performance with a path coefficient value of 0.433 and a significant t 0.038. Job satisfaction has
a significant effect on employee performance with a path coefficient value of 0.395 and a significant t 0.040.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) does not mediate job satisfaction with employee performance
with a value of direct influence that is greater than its indirect influence.

Keywords: Job Satisfaction, Organizational Citizenship Behavior, Employee Performance

АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB), mengetahui dan menjelaskan pengaruh Organizational Citizenship Behavior
(OCB) terhadap kinerja karyawan, mengetahui dan menjelaskan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan, mengetahui dan menjelaskan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebagai variabel intervening. Jenis penelitian ini merupakan
explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap
bagian pelaksana (golongan I dan II) Pabrik Gula Modjopanggoong Tulungagung yang berjumlah 146
karyawan. Hasil penelitian menunjukan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB) dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,925 dan signifikan t 0,000. Organizational
Citizenship Behavior (OCB) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0,433 dan signifikan t 0,038. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kineja karyawan dengan
nilai koefisien jalur sebesar 0,395 dan signifikan t 0,040. Organizational Citizenship Behavior (OCB) tidak
memediasi kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan nilai pengaruh langsung yang lebih besar
daripada pengaruh tidak langsungnya.

Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Organizational Citizenship Behavior (OCB), Kinerja Karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 28


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDAHULUAN yang memiliki OCB mampu memaksimalkan
Sejumlah faktor yang berimbas pada performa kerja individu atau tim. Interaksi antar
stabilitas kerja karyawan seringkali menjadi karyawan yang memiliki OCB mampu mengurangi
sorotan perusahaan dan peneliti. Salah satunya konflik kerja dan meningkatkan efektifitas
adalah pencapaian kepuasan kerja, yang pekerjaan karyawan, yang sekaligus menstabilkan
merupakan kondisi emosional yang menyokong hasil kerja yang berkualitas (Katz dalam Bolino et
atau tidak dalam diri pegawai yang berhubungan al, 2002:505). Robbins dan Judge (2008:40)
dengan penilaian karyawan terhadap pekerjaan mengemukakan fakta yang menunjukkan bahwa
atau pengalaman kerja (Mangkunegara, 2002:117). organisasi yang mempunyai karyawan yang
Karyawan yang merasa nyaman, dihargai, memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja
memiliki kesempatan mengembangkan diri, secara yang lebih baik dari organisasi lain. Selain itu,
otomatis akan memusatkan perhatian dan penelitian yang dilakukan oleh Fitrianasari (2013)
menunjukkan performa kerja yang baik terhadap mengungkapkan bahwa peningkatan kinerja suatu
pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, sejauh mana karyawan didahului oleh peningkatan kepuasan
perusahaan mampu merealisasikan apa yang kerja dan OCB.
menjadi harapan dan tuntutan mereka, maka Kinerja atau performa kerja karyawan yang
bekerja akan terasa memuaskan bagi karyawan baik dapat menjadi keistimewaan tersendiri bagi
(Locke dalam Saranya, 2014). Setiap individu sebuah perusahaan. Istilah kinerja karyawan
dalam perusahaan dipastikan memiliki kebutuhan didefinisikan sebagai prestasi atau hasil kerja
dan harapan masing-masing, beberapa diantara (output) baik kualitas maupun kuantitas yang
mereka sadar akan hal tersebut, sedangkan yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
lain tidak menyadarinya. Kebutuhan dan harapan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang
tersebut yang menstimulasi perilaku karyawan diberikan (Mangkunegara, 2002:67). Pada
pada perusahaan. Jadi, kepuasan kerja merupakan umumnya, kinerja dievaluasi berdasarkan kualitas
representasi sikap dan penilaian karyawan akan kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu.
pekerjaan dan pemenuhan atas harapan mereka. Dimensi yang dimiliki kinerja karyawan dapat
Dampak kepuasan kerja tidak hanya memunculkan daya saing suatu perusahaan dengan
berlaku terhadap kinerja karyawan, kecukupan kompetitornya. Perusahaan dengan kinerja
kepuasan karyawan atas pekerjaan juga dapat karyawan yang baik dapat dengan mudah mencapai
berkontribusi terhadap Organizational Citizenship tujuan yang diinginkan, yang juga menjadikannya
Behavior (OCB). OCB diartikan sebagai kontribusi lebih unggul dari para pesaing. Hal ini didasarkan
individu yang melebihi tuntutan peran ditempat dari pernyataan Tohardi (2002), yang menyebutkan
kerja (Aldag and Resckhe dalam Titisari, 2014:5). bahwa karyawan dapat menjadi keunggulan
Secara sukarela karyawan menunjukkan perilaku perusahaan karena memiliki sifat kompetitif dan
positif seperti perilaku menolong orang lain, komparatif, yang cenderung sulit ditiru oleh
menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, kompetitor, sehingga kinerja karyawan yang tinggi
melaksanakan pekerjaan secara sportif, mengontrol diperkirakan dapat dijadikan sebagai amunisi
diri dalam melaksanakan kedisiplinan, dan perusahaan.
beberapa hal lainnya yang menguntungkan bagi Pabrik Gula Modjopanggoong
perusahaan. Podskof dkk (Titisari, 2014:10) Tulungagung merupakan salah satu bentuk Baadan
memaparkan bahwa OCB dapat meningkatkan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sektor
produktivitas kerjasama antar karyawan dan perkebunan yang bergerak di sektor perkebunan,
manajer, menekan kebutuhan manajemen dan dibawah pengelolaan PT. Perkebunan Nusantrara
organisasi akan sumber daya, memudahkan X yang berkedudukan di Jalan Jembatan Merah
koordinasi karyawan dalam tim, merealisasikan no.3-11 Surabaya, Jawa Timur. Pabrik Gula
stabilitas kinerja organisasi, dan bermanfaat untuk Modjopanggoong Tulungagung memproduksi gula
adaptasi organisasi terhadap perubahan kristal putih dan tetes. Pabrik Gula
lingkungan. Karyawan yang merasa keinginan dan Modjopanggoong Tulungagung menduduki
harapannya terpenuhi oleh perusahaan, dengan peringkat keenaam dari 11 pabrik gula yang
kata lain puas akan pekerjaannya, maka secara terbesar di Jawa Timur dalam kategori kapasitas
mandiri mereka akan dengan suka rela melakukan jumlah hasil produksi, yaitu 3000 TCD (ton cane
hal-hal yang menguntungkan bagi perusahaan. day). Artinya, pabrik gula ini mampu menggiling
Interfensi OCB terhadap kepuasan kerja 3000 ton tebu dalam sehari.
juga sekaligus menyumbang pencapaian kinerja Pabrik Gula Modjopanggoong
karyawan. Sinergi yang ditunjukkan oleh karyawan Tulungagung senantiasa berupaya meningkatkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 29
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pencapaian perusahaan. Berdasarkan penelitian KAJIAN PUSTAKA
yang dilakukan oleh Purnamasari (2013) tercatat Kepuasan Kerja
bahwa dalam sejarah, pada tahun 1990-an pabrik Kepuasan kerja adalah suatu ungkapan
ini mampu menduduki peringkat pertama dalam perasaan atau sikap seseorang terhadap
produksi gula diantara unit usaha lainnya di PT. pekerjaannya, terhadap kesempatan promosi,
Perkebunan Nusantara X Surabaya. Sebagai tindak hubungan dengan rekan kerja, pengawasan dan
lanjut dari peristiwa itu, dalam sebuah atikel yang perasaan puas terhadap pekerjaan itu sendiri
ditulis oleh Asmara (2013), dijelaskan bahwa (Titisari, 2014:18). Kepuasan kerja lebih
target produksi rendeman (produksi gula) mencerminkan sifat daripada perilaku. Menurut
ditargetkan mampu meningkat setiap tahunnya. Handoko (2001:193) menjelaskan bahwa kepuasan
Dengan demikian dapat diartikan bahwa kerja adalah keadaan emosional yang
perusahaan melakukan berbagai upaya untuk menyenangkan ketika para karyawan menjalankan
mempertahankan dan menunjukkan eksistensi. pekerjaannya masing-masing.
Langkah yang ditempuh perusahaan Dalam mengukur tingkat kepuasan kerja
hendaknya disertai dengan berbagai upaya yang seseorang perlu diketahui faktor-faktor apa saja
juga dinilai mendukung keterlaksanaanya. yang menjadi tolak ukurnya. Robbins (2010:149)
Diantaranya, dengan melibatkan penilaian yang menjelaskan lima faktor yang dapat menjadi tolak
berhubungan kinerja karyawan, kepuasan kerja, ukur kepuasan kerja, antara lain:
dan OCB. Sejumlah peneliti mengkaji hubungan 1. Kepuasan dengan gaji
dari ketiga variabel tersebut. Darmawati dkk 2. Kepuasan dengan promosi
(2013) menyimpulkan bahwa kepuasan kerja 3. Kepuasan dengan rekan kerja
berpengaruh posistif dan signifikan terhadap OCB. 4. Kepuasan dengan atasan
Ticoalu (2013) merumusakan bahwa OCB 5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Ristiana (2013) juga menyampaikan Organization Citizenship Behaviour (OCB)
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan Aldag and Resckhe (Titisari, 2014:5)
signifikan terhadap kinerja. Selain itu, penelitian mengungkapkan bahwa OCB merupakan
yang dilakukan oleh Fitrianasari (2013) kontribusi individu yang melebihi tuntutan peran
mengungkapkan bahwa peningkatan kinerja suatu ditempat kerja. OCB melibatkan beberapa perilaku
karyawan didahului oleh peningkatan kepuasan yang meliputi perilaku menolong orang lain,
kerja dan OCB. Berbeda dengan penelitian menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh
sebelumnya, penelitian ini mengkaji hubungan terhadap aturan dan prosedur ditempat kerja. Dyne
sebab-akibat ketiga variabel secara langsung. dkk (Titisari, 2014:6) mendefinisikan OCB yaitu
Komponen yang serupa dari variabel-variabel perilaku yang menguntungkan organisasi, karena
kepuasan dan OCB diregresikan dan digunakan karyawan memiliki sikap sukarela dan memiliki
untuk mengetahui efek yang disumbangkan sikap melebihi apa yang menjadi tuntutan peran.
terhadap pencapaian kinerja karyawan. Menurut Organ et al (Titisari, 2014:7) dimensi
Secara hukum, tenaga kerja atau karyawan OCB adalah sebagai berikut:
terbagi menjadi dua (Undang-Undang 1. Altruism (perilaku menolong)
Ketenagakerjaan Pasal 50 tahun 2003). Pertama, 2. Conscientiousness (perilaku dimana self
karyawan tetap atau PKWTT (Perjanjian Kerja control dan disiplin berkaitan)
Waktu Tidak Tertentu) merupakan karyawan yang 3. Sportmanship (perilaku sportif)
memiliki kontrak kerja yang cenderung tidak 4. Courtesy (peilaku sopan dan memperhatikan
terbatas oleh waktu. Secara garis besar, karyawan orang lain)
tetap menerima fasilitas yang lebih unggul 5. Civic Virtue (perilaku membanggakan
dibandingkan karyawan jenis lainnya. Disisi lain organisasi)
terdapat karyawan kontrak atau yang dapat disebut
juga dengan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Kinerja
Tertentu), yang memiliki perjanjian kerja di Kinerja adalah prestasi kerja atau hasil
perusahaan dengan periode yang dibatasi. kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
persamaan kedua jenis karyawan ini adalah beban tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang
kerja yang harus dipenuhi, sedangkan diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2002:67).
perbedaannya terletak pada fasilitas yang diterima Menurut Babin & Boles (Riani, 2005:61)
oleh keduanya. menjelaskan bahwa kinerja adalah tingkat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 30
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
produktivitas seorang karyawan yang terkait rekan Tulungagung, Jawa Timur, 66261. Didapat sample
kerja, hasil dan perilaku yang terkait dengan tugas. sebanyak 60 responden dan dianalisis
Kinerja dipengaruhi oleh variabel yang terkait menggunakan analisis jalur.
dengan pekerjaan meliputi role-stress dan konflik
kerja atau non-kerja. As’ad (Riani, 2013: 61) HASIL DAN PЕMBAHASAN
menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil yang Tabel 1 Analisis Jalur Kepuasan Kerja (X) terhadap
dicapai oleh seseorang sesuai dengan ukuran yang Organizational Citizenship Behavior (Z)
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Variabel Variabel
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan Bebas Terikat
Beta thitung Sig. Ket
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan
oleh seseorang dalam periode tertentu dalam Kepuasan OCB (Z)
0,925 18,591 0,000 Sig
melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang Kerja (X)
diberikan untuk mencapai sebuah tujuan. Menurut R square = 0,856
n = 60
Dharma (2003:355)
Sumber: Data primer diolah (2018)
standar pengukuran kinerja tersebut adalah:
1. Kuantitas Tabel 2 Analisis Jalur Organizational Citizenship
2. Kualitas Behavior (Z) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
3. Ketepatan Waktu
Variabel Variabel Beta thitung Sig. Ket
Hipotеsis Bebas Terikat
H1 : Diduga ada pengaruh antara Kepuasan Kerja Kinerja
(X) terhadap Organizational Citizenship OCB (Z) 0,433 2,129 0,038 sig
Karyawan (Y)
Behavior (Z) pada karyawan Pabrik Gula R square = 0,661
Modjopanggoong Tulungagung. n = 60
H2 : Diduga ada pengaruh antara Organizational Sumber: Data primer diolah (2018)
Citizenship Behavior (Z) terhadap Kinerja
(Y) pada karyawan Pabrik Gula Tabel 3 Analisis Jalur Kepuasan Kerja (X) terhadap
Modjopanggoong Tulungagung Kinerja Karyawan (Y)
H3 : Diduga ada pengaruh antara Kepuasan Kerja
Variabel Variabel Beta
(X) terhadap Kinerja (Y) pada karyawan thitung Sig. Ket
Bebas Terikat
Pabrik Gula Modjopanggoong Tulungagung.
H4 : Diduga ada pengaruh antara Kepuasan Kerja Kinerja
Kepuasan
(X) terhadap Kinerja (Y) dengan Karyawan 0,395 1,944 0,040 sig
Kerja (X)
(Y)
Organizational Citizenship Behavior (Z) R square = 0,661
sebagai variabel intervening pada karyawan n = 60
Pabrik Gula Modjopanggoong Tulungagung. Sumber: Data primer diolah (2018)

Direct Effect (DE) = PXY


Organizational
= 0,395
Citizenship
Behavior
Indirect Effect (IE) = (PXZ)(PZY)
H1 H2 = (0,925)(0,433)
Karyawan (Z)
= 0,400
Kepuasan Kinerja Gambaran Kepuasan Kerja, Organizational
Kerja Karyawan
Karyawan (X)
Citizenship Behavior, dan Kinerja Karyawan
H3 (Y) Gambaran Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
Gambar 1. Modеl Hipotеsis
karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka,
mereka memiliki latar belakang ketrampilan dan
MЕTODE PЕNЕLITIAN keahlian yang sesuai dengan pekerjaan yang harus
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian ditekuni dan hal ini membuat mereka mampu
pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan menyelesaikan tugas yang diberikan.
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Kepuasan kerja penting untuk dimunculkan
Pabrik Gula Modjopanggoong yang berlokasi di dalam pelaksanaannya beririsan dengan
Desa Sidorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 31
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pemenuhan kebutuhan (Mangkunegara, 2002). Kualitas mencerminkan kesempurnaan karyawan
Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan seseorang dalam bertugas untuk menghasilkan produk yang
bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan. sesuai standar. Ketepatan waktu merupakan
Karyawan akan merasa puas apabila mendapatkan kesesuaian waktu pengerjaan dengan perencanaan
apa yang dibutuhkan dan diharapkan, semakin yang telah disusun. Oleh sebab itu, kinerja
besar kemungkinan item kebutuhan mereka karyawan yang cukup merepresentasikan bahwa
terpenuhi, maka kepuasannya akan semakin karyawan cukup mampu mencapai kuantitas,
meningkat atau sebaliknya. Oleh sebab itu, kualitas dan ketepatan waktu.
dorongan kepuasan kerja berhubungan dengan
performa kerja mereka. Pengaruh Kepuasan Kerja (X) terhadap
Berdasarkan kuesioner yang telah Organizational Citizenship Behavior (Z)
disebarkan kepada karyawan Pabrik Gula Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Modjopanggoong Tulungagung, variabel kepuasan adanya pengaruh variabel Kepuasan Kerja
kerja memiliki grand mean sebesar 3,34 yang terhadap variabel Organizational Citizenship
artinya bahwa karyawan Pabrik Gula Behavior. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa
Modjopanggoong Tulungagung memiliki variabel Kepuasan Kerja memiliki thitung sebesar
kepuasan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu 18,591 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal
rendah tentang gaji, promosi, rekan kerja, atasan, tersebut membuktikan bahwa Ha diterima karena
dan pekerjaan itu sendiri. nilai thitung>ttabel (18,591>0,2542) atau signifikansi t
<5% (0,000<0,05). Hal ini menjelaskan bahwa
Gambaran Organizational Citizenship Behavior variabel Kepuasan Kerja memiliki pengaruh
(OCB) langsung dan signifikan terhadap variabel
Berdasarkan kuesioner yang telah Organizational Citizenship Behavior. Nilai
disebarkan kepada karyawan Pabrik Gula Standarized Coefficients Beta menunjukkan
Modjopanggoong Tulungagung, variabel sebesar 0,925 atau 92,5%. Hal tersebut memiliki
Organizational Citizenship Behavior memiliki pengertian bahwa Organizational Citizenship
grand mean sebesar 3,48 yang menunjukan Behavior dipengaruhi oleh Kepuasan Kerja sebesar
karyawan Pabrik Gula Modjopanggoong 92,5%, sedangkan sisanya 7,5% dipengaruhi oleh
Tulungagung memiliki Organizational Citizenship variabel lain di luar variabel yang diteliti.
Behavior yang baik. Karyawan memiliki inisiatif Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
yang tinggi untuk melakukan pekerjaan yang tidak hubungan lurus antara kedua variabel tersebut.
hanya menjadi tanggung jawabnya, melainkan juga Semakin perusahaan memenuhi item-item
pekerjaan diluar itu. Berdasarkan hasil penelitian kepuasan kerja karyawan yang terdiri dari gaji,
dapat dijelaskan bahwa perilaku Organizational promosi, rekan kerja, atasan, dan pekerjaan itu
Citizenship Behavior dapat memajukan perusahaan sendiri, maka perilaku Organizational Citizenship
dan meningkatan potensi diri karyawan. Behavior yang ditunjukkan juga akan semakin
Perusahaan menerima keuntungan dari perilaku kuat. Karyawan yang memiliki tingkat kepuasan
karyawan yang kritis dan aktif dalam yang semakin tinggi akan pekerjaanya, akan
menyampaikan opini atau komentar mereka terkait menunjukkan perilaku kooperatif dan menerima
pekerjaan dan secara sukarela melakukan tugas organisasinya, mereka berpotensi membantu rekan
diluar kewajibannya. kerja mereka. Hal ini akan mengindikasikan bahwa
mereka mampu bekerja melampaui apa yang
Gambaran Kinerja Karyawan seharusnya dikerjakan. Secara umum perilaku ini
Berdasarkan kuesioner yang telah memberikan dampak yang positif, sebab menurut
disebarkan kepada karyawan Pabrik Gula Robbins (Titisari 2014:16) kepuasan kerja
Modjopanggoong Tulungagung, variabel Kinerja merupakan salah satu penentu Organizational
Karyawan memiliki grand mean sebesar 3,21 yang Citizenship Behavior.
menunjukan bahwa kinerja karyawan Pabrik Gula Hasil penelitian yang mencatat bahwa
Modjopanggoong Tulungagung tidak terlalu baik Kepuasan Kerja berkontribusi tinggi terhadap
atau buruk dalam mencapai standar dan prosedur Organizational Citizenship Behavior juga
perusahaan. dikemukakan oleh beberapa peneliti terdahulu.
Hasil pekerjaan karyawan diukur Pertama, penelitian oleh Darmawati dkk (2013)
berdasarkan kuantitas, kualitas dan ketepatan yang menemukan bahwa Kepuasan Kerja secara
waktu. Kuantitas berhubungan dengan seberapa signifikan dan positif berpengaruh terhadap
hasil kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu. Organizational Citizenship Behavior. Kedua,
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 32
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Ristiana (2013) yang juga mencatat bahwa (Titisari, 2014:6) organisasi akan menghasilkan
Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh terhadap keuntungan yang lebih apabila karyawan memiliki
Organizational Citizenship Behavior di Rumah sikap sukarela dan memiliki sikap melebihi apa
Sakit Bhayangkara Trijata Denpasar. Dengan kata yang menjadi tuntutan peran. Adanya perilaku
lain, hasil penelitian ini mendukung penelitian Organizational Citizenship Behavior menjadikan
sebelumnya yang mengungkapkan bagaimana interaksi sosial pada anggota organisasi menjadi
Kepuasan Kerja memberikan pengaruh terhadap cepat dan lancar, mengurangi terjadinya
Organizational Citizenship Behavior. perselisihan, dan meningkatkan kinerja maupun
efisiensi karyawan dalam sebuah perusahaan.
Pengaruh Organizational Citizenship Behavior Disamping itu juga berguna untuk meningkatkan
(Z) terhadap Kinerja Karyawan (Y) kemampuan organisasi untuk menarik dan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji memperhatahankan karyawan terbaik. Dengan
adanya pengaruh variabel Organizational demikian dapat disimpulkan bahwa Organizational
Citizenship Behavior terhadap variabel Kinerja Citizenship Behavior memiliki pengaruh terhadap
Karyawan. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kinerja. karyawan dengan Organizational
variabel Organizational Citizenship Behavior Citizenship Behavior yang tinggi biasa nya
memiliki thitung sebesar 2,129 dengan signifikansi memiliki kinerja yang tinggi pula, begitu juga
sebesar 0,038. Hal tersebut membuktikan bahwa sebaliknya.
Ha diterima karena nilai thitung>ttabel (2,129>0,2542) Tidak hanya itu, Podskof et al (Titisari,
atau signifikansi t <5% (0,038<0,05). Hal ini 2014:10) juga menyatakan bahwa Organizational
menjelaskan bahwa variabel Organizational Citizenship Behavior mampu menghemat sumber
Citizenship Behavior memiliki pengaruh langsung daya yang dimiliki manajemen dan organisasi
dan signifikan terhadap variabel Kinerja secara keseluruhan. Pertama, jika karyawan saling
Karyawan. Nilai Standarized Coefficients Beta tolong menolong sehingga tidak perlu melibatkan
menunjukkan sebesar 0,433 atau 43,3%. Hal manajer, maka manajer dapat menggunakan
tersebut memiliki pengertian bahwa Kinerja waktunya untuk melakukan tugas lain. Kedua,
Karyawan dipengaruhi oleh Organizational karyawan dengan conscientiousness yang tinggi
Citizenship Behavior sebesar 43,3%, sedangkan hanya membutuhkan pengawasan yang minimal,
sisanya 56,7% dipengaruhi oleh variabel lain di sehingga manajer dapat mendelegasikan tanggung
luar variabel yang diteliti. jawab yang lebih besar pada mereka serta manajer
Hasil analisis menjelaskan bahwa dugaan dapat memperoleh banyak waktu untuk melakukan
tentang pengaruh Organizational Citizenship pekerjaan yang lebih penting. Ketiga, karyawan
Behavior terhadap Kinerja Karyawan diterima dan lama yang membantu karyawan baru dalam
terbukti. Dengan demikian dapat diartikan bahwa melakukan orientasi kerja akan membantu
perilaku Organizational Citizenship Behavior yang organisasi untuk mengurangi biaya dalam
semakin kuat dapat meningkatan kinerja karyawan keperluan tersebut. Keempat, karyawan dengan
dalam kurun waktu tertentu dengan target dan perilaku yang sportsmanship akan menolong
standar yang telah disepakati. Beberapa penelitian manajer dengan tidak menghabiskan waktu terlalu
juga menemukan hasil yang serupa, Ticoula (2013) banyak untuk berurusan dengan keluhan-keluhan
menemukan bahwa Organizational Citizenship kecil karyawan.
Behavior berperan sebagai variabel independen
terhadap Kinerja Karyawan. Hasilnya mencatat Pengaruh Kepuasan Kerja (X) terhadap
bahwa Organizational Citizenship Behavior Kinerja Karyawan (Y)
memiliki pengaruh signfikan terhadap kinerja Penelitian ini bertujuan untuk menguji
karyawan. Ristiana (2013) juga memiliki adanya pengaruh variabel Kepuasan Kerja
kesimpulan yang sama dari hasil penelitiannya. terhadap variabel Kinerja Karyawan. Hasil analisis
Dengan kata lain, hasil penelitian ini didukung oleh jalur menunjukkan bahwa variabel Kepuasan Kerja
penelitian oleh Ticoula (2013) dan Ristiana (2013). memiliki thitung sebesar 1,944 dengan signifikansi
Organizational Citizenship Behavior mendukung sebesar 0,040. Hal tersebut membuktikan bahwa
individu untuk dapat menyelesaikan tugasnya dan Ha diterima karena nilai thitung>ttabel (1,944>0,2542)
memberikan perilaku yang baik kepada rekan kerja atau signifikansi t <5% (0,040<0,05). Hal ini
dan organisasi. Organizational Citizenship menjelaskan bahwa variabel Kepuasan Kerja
Behavior yang berada disebuah organisasi memiliki pengaruh langsung dan signifikan
mendorong terciptanya lingkungan organisasi yang terhadap variabel Kinerja Karyawan. Nilai
lebih efektif dan positif. Menurut Dyne dkk Standarized Coefficients Beta menunjukkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 33
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sebesar 0,395 atau 39,5%. Hal tersebut memiliki karyawan. Semakin kuat perusahaan
pengertian bahwa Kinerja Karyawan dipengaruhi menciptakan perilaku Organizational
oleh Kepuasan Kerja sebesar 39,5%, sedangkan Citizenship Behavior kepada karyawan, maka
sisanya 60,5% dipengaruhi oleh variabel lain di kinerja karyawan yang ditunjukkan akan
luar variabel yang diteliti. menjadi semakin optimal.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa 3. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja
kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang positif karyawan. Semakin puas karyawan dengan gaji,
dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil promosi, rekan kerja, atasan, dan pekerjaan itu
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Merry sendiri, maka kinerja karyawan yang
Ristiana M (2013) yang menunjukkan bahwa ditunjukkan melalui kualitas, kuantitas, dan
hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja ketepatan waktu akan semakin tinggi.
Karyawan memiliki pengaruh yang positif dan 4. Organizational Citizenship Behavior tidak
signifikan. Hubungan tersebut mengartikan bahwa memediasi hubungan kepuasan kerja terhadap
semakin puas karyawan kepada perusahaan, maka kinerja karyawan Pabrik Gula Modjopanggoong
performa kerja dan hasil kerja yang ditunjukkan Tulungagung dibuktikan dengan nilai pengaruh
akan semakin baik atau sebaliknya. Jika seseorang langsung sebesar 0,925 yang lebih besar
merasakan kepuasan dalam pekerjaannya maka dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung
semangat kerjanya akan semakin meningkat. yaitu 0,400.
Dorongan tersebut dapat memudahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Saran
perusahaan. Wibowo (2015:141) berpendapat 1. Peneliti menyarankan beberapa dimensi dengan
bahwa kepuasan kerja merupakan prediktor penilaian yang rendah atau dibawah rata-rata.
kinerja, karena kepuasan kerja mempunyai korelasi Tekait dengan kepuasan kerja, perusahaan telah
moderat dengan kinerja. Dengan demikian dapat berhasil memenuhi sebagian besar item dan
disimpulkan bahwa tinggi rendahnya kepuasan banyak diantaranya mendapatkan perolehan
kerja karyawan akan berpengaruh terhadap kinerja. yang baik atau cukup. Namun, dimensi atasan
Apabila kepuasan kerja tercapai maka kinerja yang adil mendapat perolehan yang rendah.
karyawan akan tinggi, begitupula sebaliknya. Perusahaan diharapkan melakukan peninjauan
terkait dengan hal ini, sebab apa yang
Pengaruh Tidak Langsung Kepuasan Kerja (X) diungkapkan karyawan berbeda dengan tim
Terhadap Kinerja Karyawan (Y) melalui perusahaan.
Organizational Citizenship Behavior (Z) 2. Pada permasalahan tekait Organizational
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Citizenship Behavior, diketahui bahwa perilaku
bahwa pengaruh tidak langsung variabel Kepuasan kesopanan terutama pada item menghormati
Kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui rekan kerja yang lebih tua melalui memanggil
Organizational Citizenship Behavior sebesar 0,925 mba/mas/bapak/ibu memiliki perolehan yang
x 0,433 = 0,400, artinya ini berarti Organizational lemah. Peneliti menyarankan kepada
Citizenship Behavior tidak berperan sebagai perusahaan untuk melatih karyawan untuk
variabel perantara dalam pengaruh yang dihasilkan melakukannya, sebab biar bagaimanapun hal ini
dari kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. berhubungan dengan budaya dan norma.
Karena berdasarkan perbandingan dari pengaruh Perilaku semacam ini juga berpotensi terhadap
langsung dan tak langsung menunjukkan bahwa memunculkan sifat kekeluargaan dan
nilai dari perhitungan pengaruh langsung lebih keharmonisan dalam bekerja. Menghargai satu
besar dari pengaruh tak langsung (0,925>0,400). sama lain memang tidak hanya melalui
panggilan saja, namun ketika hal sekecil ini
KЕSIMPULAN DAN SARAN mulai diterapkan, maka besar kemungkinan
Kеsimpulan untuk melatih perilaku-perilaku kesopanan
1. Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan lainnya.
signifikan terhadap Organizational Citizenship 3. Terkait kinerja karyawan yang tergolong cukup,
Behavior. Semakin besar kesempatan peneliti menyarankan bahwa perusahaan
pemenuhan indikator-indikator kepuasan kerja, mampu melakukan evaluasi kinerja dan
maka perilaku Organizational Citizenship pemberian motivasi atau komponen kompensasi
Behavior yang ditunjukkan akan semakin kuat. lainnya yang membuat karyawan mampu
2. Organizational Citizenship Behavior memiliki meningkatkan performa dan hasil kerja mereka.
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Tidak dapat dipungkiri bahwa menyinggung
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 34
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
finansial dan kebutuhan efektif untuk Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen
menumbuhkan kesadaran diri karyawan untuk Sumber Daya Manusia Perusahaan.
memaksimalkan potensi dirinya untuk Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
melakukan pekerjaan. Purnamasari, Yeni Puspita. 2013. Perkembangan
4. Perusahaan juga perlu menguatkan perilaku Pabrik Gula Modjopanggoong Tulungagung
Organizational Citizenship Behavior guna Pasca Nasionalisasi Tahun 1957-1996.
meningkatkan kepuasan kerja yang pada Skripsi, Jurusan Sejarah, Program Studi
akhirnya berimbas pada kinerja. Seperti hasil Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
penelitian ini yang mencatat bahwa Univeristas Negeri Malang.
Organizational Citizenship Behavior tidak
berperan sebagai variabel perantara, maka Riani, Asri Laksmi. 2013. Manajemen Sumber
pemaksimalan Organizational Citizenship Daya Manusia Masa Kini. Yogyakarta:
Behavior perlu dilakukan. Sebab, peningkatan Graha Ilmu.
Organizational Citizenship Behavior berpotensi Robbins, Coulter. 2010. Manajemen. Jakarta:
mendukung pengaruh yang dihasilkan dari Erlangga.
kepuasan kepada kinerja. Perusahaan dapat
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi,
Organizational Citizenship Behavior, buku 1, cetakan 12. Salemba Empat: Jakarta
diantaranya komitmen organisasi, kepribadian, Titisari, Purnami. 2014. Peranan Organizational
moral karyawan, motivasi, gaya kepemimpinan, Citizenship Behavior (OCB): Dalam
kepercayaan kepada pemimpin, dan budaya Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jakarta:
organisasi. Mitra Wacana Media.
5. Hasil penelitian menunjukkan tiga model
pengaruh dari kepusan kerja, Organizational Wibowo. 2015. Perilaku Dalam Organisasi.
Citizenship Behavior dan kinerja karyawan. Jakarta: Rajawali Pers.
Dengan demikian, penelitian selanjutnya dapat Jurnal
mempertimbangkan variabel-variabel lain
Darmawati, Arum dkk. 2007. Pengaruh Kepuasan
selain variabel pada penelitian ini. Penelti
Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap
selanjutnya juga dapat menggunakan analisis
OCB. Yogyakarta: Jurnal Economia. Vol. 9,
yang lebih variatif. Peneliti selanjutnya juga
No. 1.
dapat melibatkan populasi dan sampel yang
lebih besar dari penelitian ini. Sehingga, Fitrianasari, Dini. 2013. Pengaruh Kompensasi dan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational
untuk pengembangan penelitian yang lebih Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja
mendalam di masa yang akan datang. Karyawan. Malang: Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol. 7, No. 1.
DAFTAR PUSTAKA Ristiana M, Merry. 2013. Pengaruh Komitmen
Asmara, Chrisna Yudha. 2013. Pabrik Gula Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap
Modjopanggoong. Tersedia di Organizational Citizenship Behavior (OCB)
http://chrisnakriboe1.blogspot.co.id/ dan Kinerja Karyawan. Surabaya: Jurnal
(Diakses pada 25 Pebruari 2018) Ilmu Ekonomi dan Manajemen. Vol. 9, No.
Bolino, M. C., Turnley, W. H., and Bloodgood, J. 1.
M. 2002. Citizenship Behavior and the Saranya, Kamala. 2014. Influence of Job
Creation of Social Capital in Organization. Satisfaction on Employee’s Performance – A
Academy of Management Journal, Vol. 7, General Perspective. Vol. 2 (2).
No. 4, Hal. 502-522.
Ticoalu, Linda Kartini. 2013. OCB dan Komitmen
Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi: Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisior. Karyawan. Manado: Jurnal EMBA. Vol 1,
Jakarta: RajaGrafindo Persada No. 4.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia Tohardi, Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis
dan Sumber Daya Manusia. Edisi ke 14. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE. Bandung: Universitas Tanjung Pura Mandar
Maju.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 64 No. 1 November 2018| 35
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Vous aimerez peut-être aussi