Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker prostat merupakan salah satu masalah medis pada populasi pria, dan
merupakan kanker nomor dua yang paling sering ditemukan. Kanker prostat penyebab
nomor 5 pada kematian terkait kanker pada pria di seluruh dunia. Meskipun mortalitas
terkait kanker prostat di Amerika Serikat dan Inggris menurun jauh sejak tahun 1990,
pada daerah lain meningkat secara perlahan dengan stabil.(Li F& Hu H, 201)
jumlah kasus yang didiagnosis tiap tahunnya adalah 2,6 juta. Di Cina, prevalensi kanker
prostat jauh lebih rendah dari Eropa dan Amerika.(Li F&Hu H, 201)
Terapi terkini dari kanker prostat adalah: prostatektomi radical, terapi kastrasi
(kebiri), terapi kastrasi dan terapi androgen, terapi endokrin, dan lainnya. Namun
karena dunia medis yang tertinggal dan insignifikansi gejala awal, pasien dengan
kanker prostat biasanya datang dengan derajat keparahan menengah dan atas ketika
Terdapat kemajuan yang sangat pesat tentang terapi pada kanker prostat dalam
beberapa tahun terakhir. Beberapa terapi yang baru sudah dikembangkan dan karena
itu muncul kebutuhan yang mendesak akan adanya deteksi biomarker untuk
bahwa NLR berhubungan dengan harapan hidup yang buruk pada pasien dengan kanker
prostat (PCa). Akan tetapi, pentingnya NLR dalam memprediksi respon PSA dan
rekurensi biokimia (BCR) sangat diabaikan. Begitu pula dengan Platelet-to-
lymphocyte, PLR merupakan cara yang dapat digunakan untuk memprediksi prognosis
pasien dengan kanker prostat, namun masih jarang digunakan di seluruh dunia. (Cao J,
Zhu X, 2016)
peran utama dalam tumorogenesis dan perkembangan PCa. Jumlah neutrofil serum
yang rendah memprediksi hasil biopsi prostat yang positif. Neutrofil limfosit rasio
(NLR) nampaknya mewakili penanda prognostik independen pada pasien dengan PCa.
Demikian pula platelet limfosit rasio (PLR) juga merupakan parameter berbasis
(PLR) pretreatment yang tinggi secara mandiri dapat memprediksi prognosis buruk
pada pasien dengan tumor termasuk kanker lambung, kanker pankreas, kanker ovarium,
digunakan untuk membedakan benign prostatic hyperplasia dan kanker prostat, untuk
signifikan antara PLR dan prognosis pasien PCa yang telah dilakukan terapi radiasi.
Namun, apakah PLR dan NLR memainkan sebuah peran penting dalam prognosis PCa
belum dilaporkan. Jumlah platelet dan limfosit secara rutin dilakukan di kebanyakan
laboratorium klinis di seluruh dunia, oleh karena itu kami mengevaluasi apakah PLR
dan NLR pre treatment dapat memprediksi prognosis pasien kanker prostat. (Yuksel
OH, 2015)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini apakah ada hubungan antara Platelet-to-Lymphocyte Ratio (PLR),
prognosis kanker prostat pada seluruh pasien kanker prostat yang datang ke poliklinik
di RS H Adam Malik.
prognosis terhadap pasien kanker prostat, semakin tinggi jumlah PLR pretreatment
pada seluruh pasien kanker prostat yang datang ke poliklinik RS H Adam Malik.
Gleason score untuk memprediksi prognosis kanker prostat pada seluruh pasien
dan Gleason score untuk memprediksi prognosis kanker prostat pada seluruh
Ratio (PLR) dan Neutrophil-to-Lymphocyte Ratio (NLR) dan dapat digunakan sebagai
prediktor prognosis klinis pada pasien kanker prostat, sehingga dapat dipakai pada
penelitian selanjutnya.
hubungannya dengan Gleason score dan dapat digunakan sebagai prediktor prognosis
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai sarana untuk melatih cara
berpikir dan membuat suatu penelitian berdasarkan metodologi yang baik dan benar
1.5.4 Masyarakat
to-Lymphocyte Ratio (NLR) yang dapat digunakan sebagai prediktor prognosis klinis
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan
meningkat dengan adanya gejala lain seperti: nyeri tulang, fraktur patologis ataupun
penekanan sumsum tulang. Untuk itu dianjurkan pemeriksaan PSA usia 50 tahun,
sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk pemeriksaan PSA lebih
transrektal/ transabdominal. Diagnosa pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau
Kebanyakan Kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat dideteksi
dengan colok dubur jika volumenya sudah > 0.2 ml. Jika terdapat kecurigaan dari colok
dubur berupa: nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol, maka kecurigaan tersebut dapat
menjadi indikasi biopsi prostat. 18% dari seluruh penderita Kanker prostat terdeteksi
hanya dari colok dubur saja, dibandingkan dengan kadar PSA. Penderita dengan
kecurigaan pada colok dubur dengan disertai kadar PSA > 2ng/ml mempunyai nilai
Pada prakteknya PSA adalah organ spesifik namun bukan kanker spesifik. Oleh
karena itu peningkatan kadar PSA juga dijumpai pada BPH, prostatitis, dan keadaan
non-maligna lainnya. Kadar PSA secara tunggal adalah variabel yang paling bermakna
Sampai saat ini belum ada persetujuan mengenai nilai standar secara
kadarnya, semakin tinggi pula kecurigaan adanya Kanker prostat. Nilai baku PSA di
Indonesia saat ini yang dipakai adalah 4ng/ml. (Umbas R,. 2015)
Sangat dianjurkan dilakukan biopsi prostat dengan guided TRUS, bila tidak
dengan bimbingan jari. Untuk melakukan biopsi, lokasi untuk mengambil sampel harus
diarahkan ke lateral. Jumlah core dianjurkan sebanyak 10-12 core tambahan dapat
diambil dari daerah yang dicurigai pada colok dubur atau TRUS. Tingkat komplikasi
2017)
Biospsi ulang dapat dilakukan dengan waktu optimal 3-6 bulan dari biopsi
1. PSA yang meningkat dan atau menetap pada pemeriksaan ulang setelah 6 bulan
sangat dianjurkan. Pemilihan jenis anestesi berupa obat oral, supposutoria, anestesi
umum ataupun anestesi blok peri-prostatik dengan guided TRUS tergantung dari
sebelum dimasukkannya probe akan menurunkan rasa nyeri di daerah sfingter ani
penderita.(Hardjowijoto S, 2010).
Apabila tidak terdapat fasilitas pemerikaan tersebut, dapat digunakan penilaian klinis,
CT Scan, alkali fosfatase serum dan bone survey. Peningkatan kadar alkali fosfatase
fosfatase dan PSA secara bersamaan akan meningkatkan efektivitas penilaian klinis
sebesar 98%. Pemeriksaan sidik tulang tidak perlu pada penderita asimptomatik, PSA
kurang dari 20 ng/mL dan berdiferensiasi baik atau moderat.(Yuksel OH, 2015)
KGB jauh, paru-paru, hepar, otak dan kulit. Pemeriksaan fisik, foto thoraks,
ultrasonografi, CT dan MRI adalah metode yang digunakan, terutama bila gejala
2016)
juga metode untuk sebuah studi metanalisis untuk menghitung nilai prognosis dari
NLR untuk BCR dan harapan hidup PCa. Studi tersebut memanfaatkan 21 artikel dari
Embase, PubMed, the Cochrane Library dan China National Knowledge Infrastructure
(CNKI). Meta-analisis dilakukan dengan mengumpulkan data hazard ratio (HRs), odds
Hasil dari studi tersebut menyatakan bahwa, naiknya NLR dapat digunakan
sebagai penanda prognosis dari perubahan biokimia dan prognosis untuk stratifikasi
risiko dan menentukan keputusan dalam terapi pasien dengan kanker prostat.(Bostwick
DG, 2003)
dengan prognosis yang buruk pada kanker prostat, dan dapat memprediksi respon PSA
terhadap berbagai jenis terapi dan obat. Akan tetapi hasil-hasil pada studi klinis tersebut
, 2007)
metastasis PCA dan menurunkan harapan hidup. Namun Turkmen et al. menemukan
secara signifikan meningkat pada pasien kanker prostat dan berhubungan erat dengan
data klinis, dan merupakan faktor risiko independen untuk kematian pasien kanker
prostat, serta sangat signifikan dalam mendeteksi kanker prostat dan memberikan
2. Prostatitis kronik
Skor Gleason adalah penjumlahan dari derajat Gleason (Gleason grade) yang paling
dominan dan kedua yang paling dominan. Pengelompokan skor Gleason terdiri dari
2.6.2. Stadium
Berikut tabel yang berisikan sistem stadium yang digunakan untuk kanker
Tabel 2.1 Sistem Stadium Kanker Prostat menurut AJCC TNM 2009
T1a Tumor ditemukan secara kebetulan (PA), < 5% dari jaringan yang
direseksi
T2b Tumor ditemukan secara kebetulan (PA), > 5% dari jaringan yang
direseksi
Keterangan
* Tumor ditemukan pada satu atau dua lobus dengan biopsi jarum akan tetapi tidak
teraba atau terlihat dengan pencitraan yang ada diklasifikasikan sebagai T1c.
** Tumor yang menginvasi apeks prostat atau ke kapsul akan tetapi tidak menembus,
tidak diklasifikasikan sebagai T3 akan tetapi T2.
*** Bila lebih dari satu tempat metastasis, dikategorikan sebagai metastasis paling
staging tumor, komorbid, preferensi penderita, usia harapan hidup saat diagnosis
hidup saat diagnosis di Indonesia, maka digunakan batasan usia sebagai salah satu
Keterangan:
Grade A). Juga tidak direkomendasikan pada pasien dengan usia < 70 tahun
risiko tinggi dan sangat tinggi sebagai program terapi multimodalitas termasuk
Standar baku terapi kanker prostat stadium lanjut adalah Androgen Deprivation
Therapy (ADT) setelah penemuan Huggins dan Hodges tahun 1941. Terapi ini terdiri
dari kastrasi dengan obat atau dengan pembedahan (orkhidektomi) (EAU Grade A).
Tingkat kastrasi yang diinginkan adalah kadar testosteron < 20 ng/dL. Pemberian
pemberian anti-androgen untuk mencegah flare-up paling tidak 14 hari (EAU Grade
A).(Sciarra A, 2008)
ditambah anti-androgen atau pun tunggal (LHRH agonis saja) (EAU LE 2b, GR A).
Menurut lama waktu pemberiannya, terbagi atas kontiniu dan intermiten. Menurut awal
waktu pemberian, terdiri dari segera (immediate) atau ditunda (deffered).(Sciarra A,.
2007).
terapi tunggal hanya <5%. Pemberian CAB jangka panjang akan menginduksi
terjadinya sel independen androgen dalam jangka waktu rerata 2 tahun. Oleh karena itu
dianjurkan penghentian obat secara berkala (intermiten) yang dibuktikan dari beberapa
(CRPC/HRPC)
pada pemberian terapi hormonal. Mekanisme munculnya resistensi ini belum diketahui
secara pasti. Kanker prostat saat ini memiliki sel-sel yang bersifat heterogen (androgen
kanker, dan hormon-independen kanker. CRPC masih responsif terhadap terapi hormon
2003)
refrakter hormon: peningkatan PSA atau peningkatan lesi tulang atau jarinan lunak
minimal 4 minggu dimana kadar testosteron serum telah mencapai ambang kastrasi
(<20 ng/dL)
peningkatan PSA berturut-turut di atas batas kadar nadir yang sebelumnya harus
diketahui.
2. Sebelum pengobatan, kadar PSA serum harus di atas > 5 ng/mL untuk
4. Pada penderita dengen metastasis HRPC, dan kandidat untuk terapi sitotoksik,
Pemantauan pasca terapi Kanker prostat perlu dilakukan sebagai bagian dari
Terapi kuratif meliputi operasi prostatektomi radikal atau radioterapi, baik EBRT
atau Brakiterapi permanen, atau kombinasi keduanya. Terapi hormonal diberikan pada
penderita dengan metastasis atau stadium lanjut lokal (locally advanced). Kegagalan
yang cepat. Oleh sebab itu, pemantauan diperlukan untuk mendeteksi progresi secara
Rekurensi dapat terjadi setelah terapi kuratif. Oleh karena itu pemantauan
Adanya kemungkinan terapi lini kedua dengan tujuan kuratif jika terjadi
prostat yaitu pemeriksan fisik (termasuk colok dubur) dan kadar PSA. Anamnesis
spesifik juga perlu dilakukan, meliputi aspek psikologis, tanda-tanda progresi panyakit,
Progresi PSA didefinisikan sebagai peningkatan kadar PSA lebih dari 0.2 ng/ml
bulan ke 3, 6, dan 12 pasca terapi, setiap 6 bulan sampai 3 tahun, dan selanjutnya sekali
setahun (EAU GR B). Pemantauan yang dilakukan selain PSA adalah atas indikasi
seperti: colok dubur, TRUS biopsi, sidik tulang, CT/MRI.(Bostwick DG, 2003)
diatas kadar PSA nadir pasca terapi (EAU LE B). Pemantauan PSA direkomendasikan
pada bulan ke 3, 6, dan 12 pasca terapi, setiap 6 bulan sampai 3 tahun, dan selanjutnya
Tujuan pemantauan pasca terapi hormonal adalah untuk memantau respons terapi,
modalitas terapi paliatif sesuai pasca gagal terapi hormonal. Waktu pemantauan
minimal 3-6 bulan sekali (EAU GR A). Hal-hal yang perlu dipantau selama terapi
2.9 Respon Platelet and Lymphosite ratio (PLR) pada Kanker Prostat
Platelet Dan Limfosit Pada Kanker Progresi dan metastasis kanker terdiri atas
langkah kaskade yang melibatkan interaksi antara tumor dengan lingkungan mikronya
termasuk faktor yang mendukung terjadinya angiogenesis dan inflamasi. Kapasitas sel
sinyal dari lingkungan mikro tumor primer, pembuluh darah, dan lingkungan mikro
baru (lokasi sekunder). Respon inflamasi telah menunjukkan korelasi yang dekat
dengan progresi tumor, termasuk angiogenesis dan invasi tumor melalui peningkatan
regulasi sitokin. Sebagi respon dari berbagai bentuk inflamasi, lingkungan mikro tumor
mengandung sel imun innate ( termasuk makrofag, neutrofil, sel mast, sel dendritik dan
sel natural killer ), dan sel imun adaptif (limfosit T dan B) yang akan berkorelasi satu
sama lain dalam hubungannya dengan produksi sitokin dan chemokin dan bekerja
secara autokrin dan parakrin untuk mengatur dan membentuk pertumbuhan dan
proliferasi megakariosit dan aktivasi platelet yang nantinya akan menghasilkan faktor
pro-angiogenik yang merupakan hal penting dalam pertumbuhan tumor. Selain itu,
sejumlah mediator immmunologi seperti IL-10 dan TGF-β dilepaskan, yang akan
Platelet adalah fragmen sel kecil anukleasi yang berasal dari megakariosit
sumsum tulang dan merupakan efektor seluler reaktif dari hemostasis, inflamasi dan
peranan dalam invasi dan metastasis tumor cukup panjang. Penelitian yang menilai
trombositosis terjadi pada pasien dengan kanker solid telah dilakukan lebih dari 100
tahun lalu. Hampir 40% pasien dengan keganasan pada gastrointestinal, paru, payudara
dan ovarium, dan prostat dijumpai jumlah platelet lebih dari 400.000 mm3. Hal
terpenting yang mencetuskan trombositosis pada kanker adalah sekresi tumor derived-
cytokines seperti IL-1,G-CSF dan IL-6 yang akan menstimulasi trombopoesis melalui
sama untuk menghasilkan sitokin inflamasi, yang juga mempengaruhi sel endotel
tumor dapat membantu sel tumor membentuk koloni intravaskular atau ekstravasasi ke
organ target. Membran platelet mengandung lapisan tebal dari integrin glikoprotein,
dan selektin yang memediasi adhesi dan agregasi platelet. Adherensi platelet dengan
interaksi sel tumor dengan monosit, dan meningkatkan lisis sel tumor oleh sel natural
killer. Adherensi platelet juga melindungi sel tumor dari sistem imun, mendukung
ketahanan, proliferasi dan invasi sel. Sebagai tambahan, platelet juga dapat melepaskan
faktor koagulasi dan metalloproteinase dari 3 tipe vesikel sekretori; alpha granules,
dense granules dan lisosom. Secara khusus, platelet apha granules kaya dengan
protein yang dilepaskan pada saat aktivasi platelet. Penelitian terbaru menduga bahwa
faktor pro- dan antiangiogenik dapat dibedakan secara selektif saat platelet berikatan
dengan reseptor permukaan spesifik, seperti protease-activated receptors. VEGF
platelet dan dilepaskan oleh thrombin stimulated megakaryocytes dan platelet in vitro.
dicetuskan oleh sel kanker akan menyebabkan aktivasi platelet yang selanjutnya akan
bahwa sel kanker ovarium dapat mencetuskan pelepasan faktor pro-angiogenik namun
tidak faktor anti-angiogenik melalui platelet secara in vivo. Sisa dan mikropartikel
Platelet mencetuskan migrasi dan adherensi sumsum tulang pada lokasi angiogenesis
dan menyebabkan diferrensiasi progenitor sel endotel menjadi sel endotel matur.
Selebihnya, platelet aktif merupakan regulator dari hemostasis vaskular tumor dengan
ini secara khusus memberikan kontribusi penting terhadap angiogenesis tumor yang
ditandai dengan morfologi pembuluh darah yang abnormal, imatur, dilatasi dan rapuh.
Hubungan antara inflamasi, koagulasi dan progresi kanker telah menjadi masalah yang
sering diteliti. Ketika mekanisme patofisiologi pasti yang mengatur siklus antar
parameter koagulasi, inflamasi dan sel tumor masih belum jelas, terdapat penelitian
novel biomarker di bidang onkologi yang menguji coba interaksi ketiganya. Biomarker
tersebut menghubungkan status pre inflamasi dan pre koagulasi pada kanker dengan
kemampuan residu endogen antikanker; dimana rasio neutrofil limfosit dan rasio
platelet limfosit (NLR dan PLR) khususnya diteliti sebagai biomarker novel yang
2.10 Respon Neutrophil and Lymphosite ratio (NLR) pada Kanker Prostat
Telah diketahui bahwa variasi hasil keluaran penderita karsinoma tidak hanya
semata ditentukan dari karakteristik tumor tetapi juga faktor respons inang. Keadaan
menurunnya ketahanan hidup penderita kanker prostat. Juga terdapat hubungan antara
petanda peradangan sederhana (seperti neutrofil, limfosit, dan trombosit darah tepi) dan
hasil keluaran karsinoma. Hubungan antara tingginya rasio neutrofil terhadap limfosit
Pada percobaan kultur neutrofil dan limfosit dari donor penderita karsinoma,
neutrofil terkait tumor melalui reaksi enzimatik memicu pembentukan matriks ekstrasel
baru yang menghasilkan pelepasan faktor pertumbuhan fibroblas dasar, migrasi sel
endotel, dan disosiasi sel karsinoma. Selain itu, spesies oksigen reaktif yang dihasilkan
neutrofil menurunkan sifat adhesi dan properti promosi dari matriks ekstrasel serta
menghambat apoptosis sel tumor melalui aktivasi nuclear factor (NK)-κB. Peristiwa ini
fenotip metastatik. Pada KPD, oncostatin M yang disekresi oleh neutrofil memberi
karsinoma melalui interaksi molekul CD95L (ligan Fas). Pada KPD, adanya limfosit
yang menginfiltrasi tumor dihubungkan dengan angka kehidupan yang lebih baik, dan
WG, 2003)
Proses inflamasi
GLEASON SCORE
METODE PENELITIAN
Malik Medan dengan data diambil dari rekam medis pasien rawat jalan departemen
urologi RSUP H. Adam Malik Medan mulai tahun 2012 sampai tahun 2017. Waktu
prostat di RSUP H. Adam Malik dari tahun 2012 sampai tahun 2017.
Pasien rawat jalan yang sudah terdiagnosa kanker prostat di RSUP H. Adam
Malik dari tahun 2012 sampai tahun 2017 yang memenuhi kriteria inklusi.
3.3.3. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah pasien dengan diagnosis kanker prostat yang
dimana sampel yang digunakan adalah pasien baru yang terdiagnosis kanker prostat
yang dikumpulkan sampai jumlah sampel terpenuhi. Dan peneliti menggunakan rumus
perhitungan sampel Slovin (Slovin’s formula) dengan tingkat kepercayaan 85%. Dari
pre-survey didapatkan jumlah pasien baru dengan diagnosis kanker prostat didapatkan
𝑁 260
𝑛= 2
=
1 + 𝑁(𝑑) 1 + 260(0,15)2
n = 37,9
n = 38 sampel
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
1. Hasil rekam medis yang tidak lengkap (data pasien berupa alamat dan nomor
Mortalitas
Faktor Perancu:
Infeksi
Data yang akan di kumpulkan dan diolah secara analitik dengan program SPSS
Statistic Ed. 23. Variabel kontinyu dengan sebaran data normal akan digambarkan
dengan mean ± SD, kemudian akan digunakan t-test sebagai uji statistik. Untuk data
kontinyu dengan sebaran data tidak normal, akan digambarkan dengan median (nilai
signifikansinya akan dihitug dengan uji x2 test. Angka p<0.05 dianggap bermakna
secara statistic.
1. PLR adalah Platelet to Limfosit Ratio, dimana jumlah platelet dalam sel/μL
hasil perbandingan dengan maksud sebagai factor prediktor prognosis dari kanker
hasil perbandingan dengan maksud sebagai factor prediktor prognosis dari kanker
4. Skor Gleason adalah penjumlahan dari derajat Gleason (Gleason grade) yang
terdiri dari Diferensiasi baik ≤ 6, sedang/moderat 7 dan buruk (8-10). Skor Gleason
5. Skor karnofsky adalah cara standar untuk mengukur kemampuan pasien kanker
dalam melakukan tugas sehari-hari bernilai dari 0 hingga 100 dan digunakan untk
penilaian prognosis pada kanker prostat dan dihubungkan dengan PLR dan NLR.
individu dan digunakan untk penilaian prognosis pada kanker prostat dan
pada kanker prostat dinilai bedasarkan ukuran tumor, metastase kelenjar getah
bening regional, dan metastase tumor digunakan untuk menentukan stadium tumor.
8. Kadar PSA adalah kadar Antigen Spesifik Prostat dalam darah yang digunakan
nanogram per mililiter (ng/ml). Kadar normal adalh 4 ng/ml atau lebih rendah.
leukosit yang berasal dari monosit, yang kemudian bermigrasi dan berdiferensiasi
Variabel Nilai P
Hemoglobin 0.049
Leukosit 0.001
N %
Adenokarsinoma 42 60%
prostat
PSA 15 (0.8-436.7)a
Mortalitas 12 17.1%
aData numerik berdistribusi tidak normal ditampilkan dalam bentuk median (minimum-
maksimum)
PSA = prostate-specific antigen, PLR = platelet-to-lymhocyte ratio, NLR = neutrophil-to-lymphocyte
ratio
Untuk mengetahui korelasi antara PLR dan skor Karnofsky serta NLR dan skor
Karnofsky, dilakukan uji korelasi Spearman. Ditemukan bahwa baik PLR dan NLR
memiliki korelasi negatif lemah dengan skor Karnofsky (R = -0.257, p = 0.032 dan
R = -0.247, p = 0.039, secara berurutan) Hasil uji korelasi Spearman terdapat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji korelasi Spearman
Sampai saat ini, penjelasan eksak mengenai peran PLR terhadap prognosis pasien
kanker prostat masih belum jelas. PLR merepresentasikan penanda inflamasi. PLR
yang tinggi merefleksikan peningkatan reaksi pro-tumor dependen platelet dan
penurunan respon imun anti-tumor termediasi limfosit, yang keduanya
berkontribusi terhadap progresi kanker dan luaran yang buruk. Platelet telah
ditemukan mendorong pertumbuhan kanker dan metastasis. Boucharaba dkk
menemukan bahwa lysophosphatidic acid yang didapatkan dari platelet, penting
dalam terjadinya metastasis tulang pada kanker payudara (Boucharaba dkk,
2004). Dashevsky dkk menemukan bahwa mikropartikel yang didapatkan dari
platelet mendorogn keinvasivan sel kanker prostat via upregulation dari produksi
matrix metalloproteinase-2 (MMP-2) (Dahshevsky dkk, 2009). Zheng dkk
menemukan bahwa pada pasien kanker prostat, fibrinogen membnatu platelet
untuk adhesi terhadap sel tumor. Kemudian, platelet akan mendorong fibrinogen
lebih banyaku ntuk agregasi seputar sel tumor dengan memebntuk thrombin, dan
kemudian melindungi sel tumor dari sitotoksisitas sel natural killer, yang
dimediasi oleh β2-integrin. (Zheng dkk, 2009)
Terdapat sejumlah bukti yang menyatakan bahwa limfosit merepresentasikan
basi seluler dari immunosurveillance kanker, yang menginhibisi proliferasi sel
tumor dan metastasis. Huang dkk menemukan bahwa kadar limfosit yang tinggi
sebelum tatalaksana, dapat memprediksi RFS yang lebih baik dan OS yang juga
lebih baik pada pasien kanker orofaring HPV+ (Huang dkk, 2015). Adam dkk
mengkonfirmasi bahwa infiltrasi limfositik stroma merupakan faktor prognostik
yang kuat pada kanker payudara triple-negative (Adams dkk, 2014).
6.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi jumlah PLR pretreatment, semakin buruk prognosis pasien
kanker prostat
2. Semakin tinggi jumlah NLR pretreatment, semakin buruk prognosis pasien
kanker prostat
6.2 Saran
Dibutuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme PLR dan NLR dalam
kanker prostat.
DAFTAR PUSTAKA
Bostwick DG, de la Roza G, Dundore P, Corica FA, Iczkowski KA. Intraepithelial and
stromal lymphocites in the normal human prostate. Prostate. 2003;55:187–
93.
Caruso C, Balistreri CR, Candore G, et al. Polymorphisms of pro-inflammatory
genes and prostate cancer risk: a pharmacogenomic approach. Cancer
immunol immunother. 2009;58:1919–33.
De Marzo AM, Platz EA, Sutcliffe S, et al. Inflammationin prostate carcinogenesis.
Nat rev cancer. 2007;7:256–69.
De Nunzio C, Kramer G, Marberger M, Montironi R, Nelson W, Schröder F, Sciarra
A, Tubaro A. The controversial relationship between benign prostatic
hyperplasia and prostate cancer: the role of inflammation. Eur urol. 2011;
60(1):106–17.
Drake CG. Prostate cancer as a model for tumour immunotherapy. Nat rev
immunol. 2010;10:580–93.
Klein EA, Silverman R. Inflammation, infection and prostate cancer. Curr opin urol.
2008;18:315–9.
LangsenlehnerT et al, Mariotti G, Salciccia S, Gomez AA, Monti S, Toscano V, Di
Silverio F. Prostate growth and inflammation. J steroid biochem mol biol.
2008; 108(3–5):254–60.
Nelson WG, De Marzo AM, Isaacs WB. Prostate cancer. N engl j med. 2003;
349:366–81.
Sciarra A, Di Silverio F, Salciccia S, Gomez AMA, Gentilucci A, Gentile V.
Inflammation and chronic prostatic diseases: evidence for a link? Eur urol.
2007;52(4):964–72.
Sciarra1 A. Et Al Prognostic value of inflammation in prostate cancer progression
and response to therapeutic: a critical review. J of Inflammation (2016)
13:35.
Sfanos KS, Hempel HA, De Marzo AM. The role of inflammation in prostate cancer.
Adv exp med biol. 2014;816:153–81.
Umbas R, Hardjowijoto S, Mochtar CA, Safriadi F, Djatisoesanto W, Soedarso MA,
Danarto SA. Panduan Nasional Penanganan Kanker. Kementerian
Kesehatan. Jakarta, 2010.
Adams S, Gray RJ, Demaria S, Goldstein L, Perez EA, Shulman LN, et al. Prognostic
value of tumor-infiltrating lymphocytes in triple-negative breast cancers from two
phase III randomized adjuvant breast cancer trials: ECOG 2197 and ECOG 1199. J
Clin Oncol. 2014;32(27):2959–66.
Boucharaba A, Serre CM, Gres S, Saulnier-Blache JS, Bordet JC, Guglielmi J, et al.
Platelet-derived lysophosphatidic acid supports the progression of osteolytic
bone metastases in breast cancer. J Clin Invest. 2004;114(12):1714–25.
Huang SH, Waldron JN, Milosevic M, Shen X, Ringash J, Su J, et al. Prognostic value
of pretreatment circulating neutrophils, monocytes, and lymphocytes in
oropharyngeal cancer stratified by human papillomavirus status. Cancer. 2015;
121(4):545–55.
Wang DS, Ren C, Qiu MZ, Luo HY, Wang ZQ, Zhang DS, et al. Comparison of the
prognostic value of various preoperative inflammation-based factors in patients
with stage III gastric cancer. Tumour Biol. 2012;33(3):749–56.
Zheng S, Shen J, Jiao Y, Liu Y, Zhang C, Wei M, et al. Platelets and fibrinogen
facilitate each other in protecting tumor cells from natural killer cytotoxicity.
Cancer Sci. 2009;100(5):859–65.