Vous êtes sur la page 1sur 9

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK


(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan)
Devi Septya Anggraini
Mochammad Al Musadieq
Dwiatmanto
PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,
125030400111100@mail.ub.ac.id

ABSTRACT
Tax collection system applied in Indonesia is self assessment system. This system opens up a gap for the
taxpayer to be dishonest in filling SPT. Tax directorate general obligation to supervise and guidance on tax
compliance through administrative controls and through tax audits. Destination of this study is measure the level of
tax audit effectiveness based SP2 settlement and based on actual receipts tax audit.This research uses descriptive
research methods with a qualitative approach. The analytical method used data analysis model of Miles and
Huberman. This Research location is in KPP Pratama South Malang. The results showed that the effective
implementation of the settlement of tax audits based on realization of revenue from the tax examination in KPP
Pratama South Malang in 2012 including ineffective criteria, 2013 including very effective criteria, 2014 including
very effective criteria, and in 2015 including in the very effective criteria. Factors affecting tax audits on KPP
pratama south malang are the coorporative taxpayer, tax inspectors, limited times, different physiology of
taxpayers, office facilities are available, good communication, leadership are supporting, and have good cooperation
between divisions.
Keywords : Effectiveness, Tax Audit, Tax Revenue, Factors AffectingTax Audits.

ABSTRAK
Sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah self assessment system. Sistem ini
membuka celah bagi Wajib Pajak untuk tidak jujur dalam pengisian SPT. Direktorat Jenderal Pajak
berkewajiban melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kepatuhan Wajib Pajak baik melalui
pengawasan administratif maupun melalui pemeriksaan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak berdasarkan penyelesaian SP2 dan
berdasarkan realisasi penerimaan pemeriksaan pajak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis data
model Miles and Huberman. Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Malang Selatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak berdasarkan
realisasi penerimaan pemeriksaan pajak di KPP Pratama Malang Selatan tahun 2012 termasuk dalam
kriteria tidak efektif, 2013 termasuk dalam kriteria sangat efektif, 2014 termasuk dalam kriteria sangat
efektif, dan tahun 2015 termasuk dalam kriteria sangat efektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas pemeriksaan pajak antara lain sikap Wajib Pajak, petugas pemeriksa pajak, waktu
pemeriksaan yang singkat, psikologi Wajib Pajak, fasilitas kantor, komunikasi, serta dukungan dari
pimpinan dan kerjasama yang baik antar bagian.
Kata Kunci : Efektivitas, Pemeriksaan Pajak, Penerimaan Pajak, Faktor-Faktor Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak.

PENDAHULUAN adalah berasal dari penerimaan pajak yang


Pajak adalah iuran wajib berupa uang menyumbang sekitar 70% dari seluruh
atau barang yang dipungut oleh penguasa penerimaannegara.
berdasarkan norma-norma hukum guna Pemungutan pajak di Indonesia secara
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kelembagaan merupakan tanggung jawab dari
kolektif dalam mencapai kesejahteraan Direktorat Jenderal Pajak yang selaku pengelola
(Soeparman dalam Negara, 2006:5).Pajak pemungutan pajak pusat, namun secara
memiliki peran yang sangat vital dalam keseluruhan pemungutan pajak di Indonesia
perekonomian di Indonesia. Berdasarkan data merupakan tanggung jawab bersama seluruh
dari Badan Pusat Statistik tahun 2011-2014, salah masyarakat terutama Wajib Pajak. Kepatuhan
satu sumber penerimaan negara yang terbesar Wajib Pajak dalam membayar pajak sangat

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
menentukan tercapai atau tidaknya target setiap tahunnya berdasarkan SP2 yang telah
penerimaan pajak di Indonesia yang menganut terbit.
self assessment system. Berdasarkan latar belakang yang telah
Self Assessment Systemmerupakan sistem diuraikan, judul penelitian ini adalah
pemungutan pajak yang diterapkan di Efektivitas Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
Indonesia dengan memberikan wewenang dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan
kepada Wajib Pajak untuk menghitung, Pajak (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak
menyetor, serta melaporkan sendiri jumlah Pratama Malang Selatan).
pajak terhutang setiap tahunnya sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA
Undang-Undang perpajakan yang berlaku
Pajak
(Resmi,2013:27). Self assessment system yang
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
diterapkan di Indonesia dapat membuka celah
negara berdasarkan undang-undang (yang
bagi Wajib Pajak untuk melaporkan jumlah
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
pajak terutangnya tidak sesuai
timbal (kontra-prestasi) yang langsung dapat
kenyataan.Direktorat Jenderal Pajak
ditunjuk dan digunakan untuk membiayai
berkewajiban melakukan pengawasan dan
pengeluaran umum.”(Rochmat dalam Purwono,
pembinaan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
2010:7)
baik melalui pengawasan administratif maupun
melalui pemeriksaan pajak.“Pemeriksaan pajak
Fungsi Pajak
adalah suatu proses sistematis untuk
Pajak memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
menghimpun dan mengevaluasi data, dokumen,
budgetair dan fungsi regulerend (Rahayu,
dan bukti-bukti secara objektif mengenai fakta-
2013:26). Fungsi pajak sebagai fungsibudgetair,
fakta tentang berbagai tindakan dan kejadian di
pajak sebagai salah satu sumber utama
kegiatan usaha Wajib Pajak” (Halim, 2001:1)
penerimaan negara yang digunakan untuk
Tujuan pemeriksaan pajak adalah untuk
membiayai keperluan negara. Sedangkan untuk
menguji kepatuhan Wajib Pajak serta untuk
fungsi regulerend, pajak digunakan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan
mengontrol perekonomian suatu negara.Kedua
ketentuan peraturan perundang-undangan
fungsi pajak inilah yang mencerminkan
perpajakan. Pemeriksaan pajak sebagai penguji
pentingnya pajak bagi suatu negara.
kepatuhan Wajib Pajak adalah hal yang
seharusnya dilaksanakan di Indonesia, dengan
Pemeriksaan Pajak
adanya pemeriksaan pajak, Fiskus akan
Pengertian pemeriksaan pajak adalah
mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak serta
serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan
untuk memaksimalkan penerimaan pajak.
dan mengevaluasi data, dokumen, serta bukti-
Fiskus melakukan pemeriksaan pajak dari tahun
bukti tentang kegiatan usaha atau suatu entitas
ke tahun secara berkesinambungan sebagai
usaha Wajib Pajak yang dilakukan oleh
perwujudan bentuk pengawasan dan
pemeriksa pajak untuk menentukan dan
pembinaan kepada Wajib Pajak dalam
melaporkan kesesuaian informasi tersebut
pelaksanaan pemungutan pajak di Indonesia.
dengan standar yang telah ditentukan dan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada
efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak studi
pihak yang berkepentingan (Arens dan
pada KPP Pratama Malang Selatan.Tingkat
Loebbecke, 2003:36)
efekvitas pelaksanaan pemeriksaan pajakdapat
diukur berdasarkan penyelesaian SP2 di setiap Jenis Pemeriksaan Pajak
tahunnya serta berdasarkan realisasi Jenis pemeriksaan pajak ada 2, yaitu
penerimaan pemeriksaan pajak di KPP Pratama pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan
Malang Selatan. Lokasi penelitian yang dipilih (Setiawan,2007:45).
pada penelitian ini adalah KPP Pratama Malang 1) Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan
Selatan karena KPP Pratama Malang Selatan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak di
kantor unit pelaksana pemeriksaan pajak,
dulunya merupakan KPP Induk di Kota Malang
yang meliputi satu jenis pajak tertentu pada
(1952-2007), selain itu KPP Pratama Malang
tahun berjalan dan atau tahun-tahun
Selatan rutin melaksanakan pemeriksaan pajak

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
sebelumnya yang dilaksanakan dengan Falaka (2009:45) yaitu faktor sumber daya,
pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan kantor faktor organisasi, faktor teknologi, faktor
dilaksanakan di Kantor Direktorat Jenderal dukungan kepada aparatur, faktor
Pajak dengan cara memanggil Wajib Pajak
kepemimpinan.
untuk meminjamkan buku-buku, catatan-
catatan, dan dokumen-dokumen.
2) Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan Penerimaan Pajak
yang dilakukan terhadap Wajib Pajak di Penerimaan pajak merupakan
tempat Wajib Pajak yang dapat meliputi penerimaan negara yang digunakan untuk
kantor Wajib Pajak, pabrik, tempat usaha mengarahkan kehidupan masyarakat menuju
atau tempat tinggal atau tempat lain yang kesejahteraan. Penerimaan pajak merupakan
diduga ada kaitannya dengan kegiatan usaha perwujudan dari pengabdian kewajiban dan
atau pekerjaan bebas Wajib Pajak atau peran serta wajib pajak yang secara langsung
tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
Pajak. perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan
negara dan pembangunan nasional
Efektivitas (Waluyo,2003:5)
Pengertian efektivitas adalah hubungan
antara tujuan yang hendak dicapai dengan hasil Kerangka Pemikiran
yang telah dilakukan.Suatu pekerjaan dapat Kerangka pemikiran merupakan model
dikatakan efektif jika pekerjaan tersebut dapat konseptual tentang bagaimana teori
mencapai target atau bahkan melebihi target berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
yang ditetapkan. (Mardiasmo, 2002:132). diidentifikasi sebagai hal yang penting (Sekaran
Rumus yang digunakan untuk melakukan dalam Sugiyono, 2011 : 60). Penelitian ini
pengukuran efektivitas pelaksanaan menjelaskan mengenai pelaksanaan
pemeriksaan pajak adalah sebagai berikut pemeriksaan pajak di KPP Pratama Malang
(Halim,2004:152): Selatan yang kemudian diukur tingkat
efektivitasnya dan kemudian dianalisis
Efektivitas =Realisasi Pemeriksaan Pajak x 100% mengenai faktor penghambat dan faktor
Target Pemeriksaam Pajak pendukung pelaksanaan pemeriksaan pajak di
KPP Pratama Malang Selatan. Kerangka
Setelah dilakukan perhitungan efektivitas pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai
pelaksanaan pemeriksaan pajak, hasil berikut:
perhitungan tersebut diklasifikasikan ke dalam
Perpajakan Indonesia
tabel klasifikasi kriteria efektivitas Kementerian
Perdagangan dalam Negeri. No.690.900.327
Tahun 1996, sebagai berikut: Self Assesment System

Tabel 1. Klasifikasi Kriteria Efektivitas Hambatan Penerapan Self Assessment


System
No. Persentase Kriteria
Efektivitas
1. >100% Sangat Efektif Perlawanan Perlawanan
2. 90% - 100% Efektif Pasif Aktif
3. 80% - 90% Cukup Efektif
4. 60% - 80% Kurang Efektif
Pemeriksaan Pajak
5. <60% Tidak Efektif
Sumber: Kementerian Perdagangan dalam
Negeri, 1996 Efektivitas Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
menurut Steers (1985:209) yaitu ciri organisasi, Faktor Faktor
ciri lingkungan, ciri pekerja, kebijakan dan Penghambat Pendukung
praktik manajemen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas menurut Bana dalam Gambar 1: Gambar Kerangka Pemikiran

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Sumber : Data Diolah Peneliti (2015) penerbitan dan penyelesaian SP2 tahun 2012-
Keterangan Gambar: 2015 di KPP Pratama Malang Selatan.
Fokus Penelitian 3. Penarikan Kesimpulan atau Verification.
Verification digunakan untuk menarik
Metode Penelitian kesimpulan mengenai efektivitas
Penelitian ini menggunakan jenis pelaksanaan pemeriksaan pajak serta faktor
penelitian deskriptif dengan pendekatan yang mempengaruhi pelaksanaan
kualitatif.Metode kualitatif adalah prosedur pemeriksaan pajak tahun 2012-2015 di KPP
penelitian yang menghasilkan data deskriptif Pratama Malang Selatan.
berupa kata-katatertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan Taylor dalam Moleong, 2007:4). Alasan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak di KPP
dipilihnya jenis penelitian deskriptif dengan Pratama Malang Selatan
pendekatan kualitatif adalah karena penelitian Pelaksanaan pemeriksaan pajak di KPP
ini menguraikan dan menggambarkan secara Pratama Malang Selatan selalu berpedoman
deskriptif mengenai pelaksanaan pemeriksaan pada peraturan yang berlaku.Alur pelaksanaan
pajak yang kemudian diukur tingkat efektivitas pemeriksaan pajak di KPP Pratama Malang
pelaksanaannya, kemudian dianalisis mengenai Selatan berdasarkan hasil wawancara dengan
faktor penghambat dan faktor pendukung informan adalah sebagai berikut:
pelaksanaan pemeriksaan pajak. 1. Terbitnya surat tugas pemeriksaan dari
kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak atau
Fokus Penelitian surat tugas dari Kanwil untuk dilakukannya
1. Pelaksanaan pemeriksaan pajak di KPP pemeriksaan pajak terhadap Wajib Pajak.
Pratama Malang Selatan. 2. Adanya usulan dari Account Representative
2. SP2 yang terbit dan yang diselesaikan tahun (AR) untuk melakukan pemeriksaan pajak
2012-2015 di KPP Pratama Malang Selatan. berdasarkan analisis resiko dan data-data
3. Rencana dan realisasi penerimaan yang telah dikumpulkan oleh AR.
pemeriksaan pajak tahun 2012-2015 di KPP 3. Seksi pemeriksaan bersama petugas
Pratama Malang Selatan. pemeriksa pajak meneliti dan menganalisis
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi data-data seputar Wajib Pajak, baik profil
pemeriksaan pajak. Wajib Pajak, kegiatan usaha Wajib Pajak,
harta dan kewajiban Wajib Pajak, arus
Analisis Data piutang dan arus kas Wajib Pajak, dan lain-
Penelitian ini menggunakan analisis data lain, serta membuat rencana pemeriksaan.
kualitatif model Miles and Huberman dalam 4. Usulan rencana pemeriksaan diajukan ke
Ghony dan Almanshur (2014:308), yaitu : Kanwil untuk mendapat persetujuan
1. Reduksi Data atau Data Reduction pemeriksaan.
Data reduction digunakan untuk memilih 5. Rencana pemeriksaan diajukan ke Kepala
data-data yang diperlukan untuk KPP Pratama Malang Selatan untuk
menganalisis efektivitas pelaksanaan mendapat persetujuan pemeriksaan.
pemeriksaan pajak tahun 2012, 2013, 2014, 6. Setelah mendapatkan persetujuan dari
2015 serta data yang diperlukan untuk Kepala KPP Pratama Malang Selatan,
menganalisis faktor penghambat dan faktor terbitlah Surat Perintah Pemeriksaan (SP2)
pendukung pelaksanaan pemeriksaan pajak yang diterbitkan oleh seksi pemeriksaan
di KPP Pratama Malang Selatan. yang kemudian wajib disampaikan kepada
2. Penyajian data atau Data Display Wajib Pajak yang bersangkutan.
Data displaydigunakan untuk menyajikan 7. Dalam hal pemeriksaan kantor, Wajib Pajak
data mengenai pelaksanaan pemeriksaan yang akan diperiksa diundang untuk datang
pajak di KPP Pratama Malang Selatan ke KPP Pratama Malang Selatan dengan
berdasarkan hasil wawancara, penyajian data membawa buku-buku, dokumen-dokumen,
mengenai target dan realisasi penerimaan dan data-data yang diperlukan untuk
hasil pemeriksaan pajak serta data keperluan pemeriksaan pajak.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
69
8. Dalam hal pemeriksaan lapangan, petugas Efektivitas = x 100% = 45,39% (Tidak Efektif)
152
pemeriksa pajak langsung datang ke lokasi
atau tempat usaha Wajib Pajak untuk Pelaksanaan pemeriksaan pajak
dilakukannya pemeriksaan pajak. berdasarkan penyelesaian SP2 dapat dikatakan
9. Wajib Pajak wajib untuk bersedia efektif jika petugas pemeriksa pajak dapat
meminjamkan buku-buku, dokumen- menyelesaikan SP2 yang telah diterbitkan setiap
dokumen, dan data-data yang diperlukan tahunnya. KPP Pratama Malang Selatan di
petugas pemeriksa dalam pelaksanaan tahun 2012 dan 2013 dapat menyelesaikan
pemeriksaan pajak. seluruh SP2 yang diterbitkan. Persentase
10. Jika Wajib Pajak menolak untuk diperiksa, efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak
maka petugas pemeriksa akan membuat berdasarkan penyelesaian SP2 tahun 2012
berita acara bahwa Wajib Pajak menolak adalah sebesar 100%, yang termasuk dalam
untuk diperiksa. Petugas pemeriksa pajak klasifikasi efektif, hal ini dikarenakan
berwenang untuk melakukan penetapan penyelesaian SP2 di tahun 2012 terpenuhi, yaitu
secara jabatan, atau pemeriksaan dapat sejumlah 227 SP2.
ditingkatkan menjadi pemeriksaan bukti Persentase efektivitas pelaksanaan
permulaan. Jika Wajib Pajak bersedia pemeriksaan pajak berdasarkan penyelesaian
dilakukan pemeriksaan pajak, namun Wajib SP2 tahun 2013 adalah sebesar 100%, yang
Pajak tidak kooperatif dalam pelaksanaan termasuk dalam klasifikasi efektif. Pelaksanaan
pemeriksaan pajak, seperti tidak bersedia pemeriksaan pajak berdasarkan penyelesaian
membuka ruangan atau tidak bersedia SP2 tahun 2013 dapat dikatakan efektif karena
menunjukan dokumen yang dibutuhkan petugas pemeriksa pajak KPP Pratama Malang
dalam pemeriksaan pajak, maka petugas Selatan dapat menyelesaikan seluruh SP2 yang
pemeriksa pajak berwenang untuk diterbitkan di tahun 2013, hal ini menyebabkan
melakukan penyegelan tempat atau tidak ada tunggakan yang terjadi untuk tahun
dokumen tersebut, serta mencantumkannya berikutnya.
dalam berita acara. Persentase efektivitas pelaksanaan
11. Petugas pemeriksa pajak menyusun Surat pemeriksaan pajak berdasarkan penyelesaian
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) SP2 tahun 2014 adalah sebesar 81,3%, yang
yang kemudian akan dilakukan pembahasan termasuk dalam klasifikasi cukup efektif. Hal ini
hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak. dikarenakan penyelesaian SP2 di tahun 2014
12. Petugas Pemeriksa Pajak menyusun Laporan belum terpenuhi, yaitu sejumlah 174 SP2 dari
Hasil Pemeriksaan (LHP) serta surat 214 SP2 yang diterbitkan di tahun 2014.
ketetapan pajak (SKP). Tunggakan yang tersisa di tahun 2014 adalah
sebesar 40 SP2.
Efektivitas Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
Persentase efektivitas pelaksanaan
Berdasarkan Penyelesaian SP2 Tahun 2012-
pemeriksaan pajak tahun 2015 di KPP Pratama
2015
Malang Selatan berdasarkan penyelesaian SP2
Berdasarkan data penerbitan dan
adalah sebesar 45,39%, yang termasuk dalam
penyelesaian SP2 tahun 2012 – 2015 di KPP
kategori tidak efektif. Hal ini dikarenakan
Pratama Malang Selatan, perhitungan tingkat
penyelesaian SP2 di tahun 2015 masih berjalan
efektivitas dapat dijabarkan sebagai berikut:
dan belum terpeuhi, masih ada 83 SP2 yang
Tahun 2012:
227 harus diselesaikan di tahun 2015. Selain itu,
Efektivitas = x 100%=100% (Efektif)
227 data yang diperoleh peneliti untuk tahun 2015
Tahun 2013:
terbatas sampai pada bulan Oktober
187
Efektivitas = x 100% = 100% (Efektif) 2015.Persentase efektivitas pemeriksaan pajak
187

berdasarkan penyelesaian SP2 di tahun 2015


Tahun 2014: masih bisameningkat dikarenakan masih ada
174
Efektivitas = x 100% = 81,3% (Cukup Efektif) waktu penyelesaian di tahun 2015.
214

Tahun 2015 (*Sampai Oktober 2015):

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Efektivitas Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak signifikan ini disebabkan adanya program
Berdasarkan Realisasi Penerimaan pemeriksaan pajak dari pemerintah yang
Pemeriksaan Pajak Tahun 2012-2015 khusus untuk memeriksa properti yang dimulai
Tahun 2012: pada tahun 2013.
2.347.225.731
Efektivitas = x 100% = 56,63% (Tidak Persentase efektivitas pelaksanaan
4.144.137.791
Efektif) pemeriksaan pajak berdasarkan realisasi
penerimaan pemeriksaan pajak tahun 2014 di
Tahun 2013: KPP Pratama Malang Selatan adalah senilai

Efektivitas =
2.960.809.740
x 100% = 131,26% (Sangat 109,02% yang termasuk dalam klasifikasi sangat
2.255.576.833
efektif, hal ini disebabkan karena realisasi
Efektif)
penerimaan pemeriksaan pajak melebihi dari
rencana yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp
7.212.178.944,00 dari target yang ditetapkan
sebesar Rp 6.615.000.000,00. Persentase
Tahun 2014:
7.212.178.944 efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak
Efektivitas = x 100% = 109,02% (Sangat
6.615.000.000 tahun 2014 ini mengalami penurunan dari tahun
Efektif)
2013 sebesar 22,24%, hal ini disebabkan karena
masih ada SP2 yang belum diselesaikan di tahun
Tahun 2015:
2014.
33.921.803.188
Efektivitas = x 100% = 150,76% Persentase efektivitas pelaksanaan
22.500.000.000
(Sangat Efektif) pemeriksaan pajak berdasarkan realisasi
penerimaan pemeriksaan pajak tahun 2015 di
Berdasarkan perhitungan efektivitas KPP Pratama Malang Selatan adalah sebesar
pelaksanaan pemeriksaan pajak, dapat dilihat 150,76%, yang termasuk dalam klasifikasi sangat
bahwa persentase efektivitas pelaksanaan efektif, hal ini disebabkan realisasi penerimaan
pemeriksaan pajak tahun 2012 di KPP Pratama pemeriksaan pajak tahun 2015 di KPP Pratama
Malang Selatan adalah senilai 56,63% yang Malang Selatan dapat melebihi rencana yang
termasuk dalam klasifikasi tidak efektif. ditetapkan, realisasi penerimaan tahun 2015
Efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak adalah sebesar Rp 33.921.803.188,00 dari rencana
tahun 2012 dinyatakan tidak efektif karena yang ditetapkan sebesar Rp 22.500.000.000,00.
realisasi penerimaan pemeriksaan pajak belum Realisasi penerimaan pemeriksaan pajak tahun
mencapai rencana yang ditetapkan, yaitu 2015 di KPP Pratama Malang Selatan sangat
sebesar Rp 2.347.225.731,00 dari rencana yang tinggi, padahal data yang didapatkan oleh
ditetapkan sebesar Rp 4.144.137.791,00. Menurut peneliti terbatas sampai pada bulan Oktober
Bapak Wempi, realisasi penerimaan 2015. Realisasi penerimaan pemeriksaan pajak
pemeriksaan pajak tahun 2012 tidak mencapai tahun 2015 ini masih dapat meningkat, karena
rencana penerimaan pemeriksaan pajak masih ada SP2 yang belum diselesaikan.
dikarenakan potensi hasil penerimaan Meningkatnya rencana penerimaan
pemeriksaan di tahun 2012 tergolong kecil. pemeriksaan tahun 2015 dari tahun 2014 yang
Persentase efektivitas pelaksanaan sangat signifikan, yaitu sebesar Rp
pemeriksaan pajak tahun 2013 di KPP Pratama 22.500.000.000,00 dari rencana penerimaan
Malang Selatan adalah senilai 131,26% yang pemeriksaan tahun 2014 sebesar Rp
termasuk dalam kategori sangat efektif. 6.615.000.000,00, tidak menghalangi petugas
Efektivitas pelaksanaan pemeriksaan pajak pemeriksa pajak untuk merealisasikan rencana
tahun 2013 dinyatakan sangat efektif karena penerimaan pemeriksaan tahun 2015 tersebut.
realisasi penerimaan pemeriksaan pajak Meningkatnya rencana penerimaan
melebihi dari rencana yang ditetapkan, yaitu pemeriksaan pajak tersebut merupakan
sebesar Rp 2.960.809.740,00 dari rencana yang kebijakan atau ketetapan dari kantor pusat.
ditetapkan sebesar Rp 2.255.576.833,00.
Persentase efektivitas pelaksanaan pemeriksaan Faktor Penghambat Pelaksanaan Pemeriksaan
pajak tahun 2013 ini naik secara signifikan, yaitu Pajak di KPP Pratama Malang Selatan
sebesar 74,63%. Kenaikan persentase yang 1. Wajib Pajak yang tidak kooperatif

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Wajib Pajak yang tidak kooperatif sangat hal ini dapat menghambat atau
menghambat pelaksanaan pemeriksaan memperpanjang waktu pelaksanaan
pajak, karena petugas pemeriksa tidak pemeriksaan pajak.
mendapatkan data-data, dokumen, dan bukti
Faktor Pendukung Pelaksanaan Pemeriksaan
lainnya yang dimilik oleh Wajib Pajak
Pajak di KPP Pratama Malang Selatan
sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan
1. Adanya Rasa Tanggung Jawab untuk
pemeriksaan pajak.
Menyelesaikan Tugas
2. Keterbatasan Jumlah Petugas Pemeriksa
Rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan
Pajak
tugas dari petugas pemeriksa pajak KPP
Banyaknya jumlah SP2 yang diterbitkan
Pratama Malang Selatan merupakan
tidak sebanding dengan jumlah petugas
dorongan dan faktor pendukung dalam
pemeriksa pajak. Jumlah petugas pemeriksa
pelaksanaan pemeriksaan pajak. Tanpa
pajak di KPP Pratama Malang Selatan adalah
adanya rasa tanggung jawab dalam diri
sejumlah sembilan orang, sedangkan SP2
petugas pemeriksa pajak, tunggakan
yang diterbitkan rata-rata sejumlah 195 SP2
pemeriksaan pajak tidak akan terselesaikan.
(rata-rata penerbitan SP2 tahun 2012-2015),
2. Wajib Pajak yang Kooperatif
hal ini akan menyebabkan SP2 tidak dapat
Wajib Pajak yang bersikap kooperatif
terselesaikan.
akanbersedia untuk meminjamkan
3. Keterbatasan Waktu
dokumen-dokumen atau data-data yang
Banyaknya SP2 yang diterbitkan tidak
dibutuhkan dalam pelaksanaan pemeriksaan
sebanding dengan waktu yang
pajak, hal ini akan mempermudah petugas
ditetapkan.Pelaksanaan pemeriksaan pajak
pemeriksa untuk menganalisis data-data dan
pada umumnya membutuhkan waktu
dokumen-dokumen tersebut.
kurang lebih delapan bulan untuk setiap SP2,
3. Sumber Daya Manusia yang Kompeten
hal ini menuntut petugas pemeriksa untuk
Sumber daya manusia di KPP Pratama
menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Malang Selatan sangat kompeten.Mereka
4. Keterbatasan Data yang Dibutuhkan dalam
sangat berpengalaman dalam menghadapi
Pemeriksaan Pajak
berbagai macam karakterisrik Wajib
Keterbatasan data sangat menghambat
Pajak.Selain itu, petugas pemeriksa pajak di
pelaksanaan pemeriksaan pajak.Data-data ini
KPP Pratama Malang Selatan juga sering
merupakan dasar dan pegangan petugas
mengikuti diklat tentang pemeriksaan pajak
pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan
untuk menambah wawasan dan kemampuan
pajak. Jika data-data yang dibutuhkan tidak
dalam pelaksanaan pemeriksaan pajak.
lengkap, hal ini akan sangat menghambat
4. Fasilitas Kantor yang Tersedia
pelaksanaan pemeriksaan pajak.
Fasilitas kantor yang tersedia untuk
5. Kurangnya Pemahaman Wajib Pajak tentang
pelaksanaan pemeriksaan pajak sangat
Perpajakan
mendukung pelaksanaan pemeriksaan pajak,
Dalam pelaksanaan pemungutan pajak di
diantaranya komputer, telepon, mobil dinas,
Indonesia, pemahaman Wajib Pajak tentang
dan sarana prasarana lainnya yang
perpajakan di Indonesia sangat penting, jika
mendukung pelaksanaan pemeriksaan pajak.
Wajib Pajak kurang memahami tentang
5. Komunikasi yang Baik
perpajakan di Indonesia, maka Wajib Pajak
Komunikasi yang baik antar petugas
akan sangat kesulitan dalam membuat
pemeriksa pajak sangat mendukung dalam
pembukuan dan menetapkan pajak
pelaksanaan pemeriksaan pajak. Petugas
terutangnya sendiri.
pemeriksa pajak KPP Pratama Malang
6. Psikologis Wajib Pajak yang Berbeda-beda
Selatan dapat saling bertukar informasi
Psikologis Wajib Pajak sangat
berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan
mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan
pajak di lapangan, seperti kriteria Wajib
pajak, jika ada Wajib Pajak yang mengalami
Pajak yang berbeda-beda, saling
tekanan psikologis, seperti baru menjalani
mengingatkan tentang tunggakan, dan lain-
kurungan penjara, baru bercerai, baru
lain seputar pemeriksaan pajak.
kehilangan saudara atau kerabat dekatnya,

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6. Adanya Dukungan dari Pimpinan dan pendapat Steers (1985:209) dan Bana dalam
Kerjasama yang Baik Antar Bagian Falaka (2009:45).
Dukungan dari pimpinan dan kerjasama
yang baik antar bagian sangatlah penting Saran
dalam pelaksanaan suatu kegiatan, Berdasarkan hasil penelitian dan
khususnya pelaksanaan pemeriksaan wawancara dengan informan, saran yang dapat
pajak.Hal ini menunjukan adanya koordinasi direkomendasikan adalah sebagai berikut:
yang baik dalam suatu pelaksanaan kegiatan. 1. Sebaiknya petugas pemeriksa pajak
menggunakan pendekatan secara persuasif
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan berbicara yang baik dan sopan
Kesimpulan
kepada Wajib Pajak agar Wajib Pajak merasa
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
dihargai dan berkenan untuk diperiksa.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Petugas pemeriksa pajak sebaiknya membuat
1. Pelaksanaan pemeriksaan pajak di KPP
daftar prioritas dan jadwal penyelesaian
Pratama Malang Selatan telah sesuai dengan
pemeriksaan pajak dengan memprioritaskan
PMK Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata
tunggakan yang memiliki potensi jumlah
Cara Pemeriksaan Pajak.
pajak yang tergolong besar agar petugas
2. Tingkat efektivitas pelaksanaan pemeriksaan
pemeriksa pajak dapat mengefisiensi waktu
pajak berdasarkan penyelesaian SP2 di KPP
untuk menghasilkan potensi tagihan pajak
Pratama Malang Selatan adalah sebagai
yang besar.
berikut:
3. Hendaknya Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2012 = efektif.
melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak
Tahun 2013 = efektif.
tentang perpajakan agar dapat membantu
Tahun 2014 = cukup efektif.
meningkatkan pemahaman Wajib Pajak
Tahun 2015 = tidak efektif.
tentang perpajakan di Indonesia mengenai
3. Tingkat efektivitas pelaksanaan pemeriksaan
semua jenis pajak, khususnya tentang
pajak berdasarkan realisasi penerimaan
pelaksanaan pemeriksaan pajak.
pemeriksaan pajak di KPP Pratama Malang
4. Petugas pemeriksa pajak sebaiknya diberi
Selatan adalah sebagai berikut:
pembekalan edukasi dan wawasan tentang
Tahun 2012 = Tidak efektif.
cara menghadapi Wajib Pajak yang memiliki
Tahun 2013 = Sangat efektif.
karakteristik dan psikologis yang berbeda-
Tahun 2014 = Sangat efektif.
beda, agar petugas pemeriksa pajak mampu
Tahun 2015 = Sangat efektif.
menghadapi berbagai karakteristik dan
Tingginya tingkat efektivitas pelaksanaan
psikologis Wajib Pajak.
pemeriksaan pajak dari tahun 2013 sampai
5. Sebaiknya tetap menjaga kerjasama di kantor
tahun 2015 menunjukan bahwa pelaksanaan
agar petugas pemeriksa pajak dapat saling
pemeriksaan pajak turut berperan dalam
mengingatkan tunggakan-tunggakan yang
meningkatkan penerimaan pajak di KPP
belum terselesaikan, serta saling sharing
Pratama Malang Selatan.
masalah yang dihadapi saat pelaksanaan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemeriksaan pajak untuk dapat menemukan
pemeriksaan pajak berdasarkan hasil
solusi dari permasalahan tersebut.
wawancara dengan informan, antara lain
sikap Wajib Pajak dalam pelaksanaan DAFTAR PUSTAKA
pemeriksaan pajak, jumlah petugas
Anonim. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar
pemeriksa dan waktu pemeriksaan yang
Rupiah), 2011-2014, diakses pada 4
tidak sebanding dengan SP2 yang terbit, September 2015 dari www.bps.go.id
psikologi Wajib Pajak yang berbeda-beda,
rasa tanggung jawab dari diri petugas Arens, Alvin A dan James K. Loebbecke. 2003.
pemeriksa, sumber daya manusia, fasilitas Auditing Pendekatan Terpadu Buku Satu
kantor, komunikasi, serta dukungan dari (Penerjemah: Amir Abadi Jusuf). Jakarta :
pimpinan dan kerjasama yang baik antar Salemba Empat.
bagian. Faktor-faktor ini sesuai dengan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 8


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Falaka, Fachru Andi. 2009. Analisis Efektivitas
Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran
Sebagai Sumber Pendapatan Asli
Daerah.Skripsi.Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya Malang. Tidak
diterbitkan

Ghony, Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2014.


Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

Halim, Abdul. 2001. Auditing: Dasar-Dasar Audit


Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.

Halim,Abdul. 2004. Bunga Rampai Manajemen


Keuangan Daerah, Edisi Revisi. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.

Kementerian Perdagangan dalam Negeri


No.690.900.327 Th. 1996tetang tentang
pedoman penilaian kinerja keuangan.

Mardiasmo. 2002. Ekonomi dan Manajemen


Keuangan Daerah. Yogyakarta : CV. Andi
Offset.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian


Kualitatif.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Negara, Tunggul Anshari Setia. 2006. Pengantar


Hukum Pajak. Malang: Bayuemedia
Publishing

Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan


dan Akuntansi Perpajakan. Jakarta : Erlangga

Rahayu, Siti Kurnia. 2013. Perpajakan Indonesia :


Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Resmi, Siti. 2013. Perpajakan : Teori dan Kasus


Edisi 7 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Setiawan, Agus. 2007. Teknik Audit & Pelaksanaan


Pemeriksaan Pajak Cetakan
Pertama.Yogyakarta : Lingkaran Buku

Steers, Richard M. 1985.Efektivitas Organisasi.


Cet. Ke-2.Jakarta : Erlangga.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,


kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA.

Waluyo.2003. Perpajakan Indonesia. Jakarta:


Salemba Empat

Peraturan Menteri Keuangan Republik


Indonesia No.17/PMK.03/2013 tentang Tata
Cara Pemeriksaan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 8 No. 1 2016| 9


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Vous aimerez peut-être aussi