Vous êtes sur la page 1sur 18

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 39%

Date: Kamis, April 11, 2019


Statistics: 1665 words Plagiarized / 4290 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

SIKAP, Vol(No), Tahun, Halaman p-ISSN: 2541-1691 SISTEM INFORMASI, KEUANGAN,


AUDITING DAN PERPAJAKAN http://jurnal.usbypkp.ac.id/index.php/sikap PENGARUH
PEMUNGUTAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI OLEH BENDAHARAWAN TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN NERACA Lukman Hakim Universitas Bina Sarana Informatika
lukman.lmh@bsi.ac.id Sabil Universitas Bina Sarana Informatika sabil.sbl@bsi.ac.id Amin
Setio Lestiningsih Universitas Bina Sarana Informatika amin.asl@bsi.ac.id Ika Pratiwi
Universitas Bina Sarana Informatika diiananikapratiwi@gmail.com Dwiyatmoko Puji
Widodo Universitas Bina Sarana Informatika dwiyatmoko.dpw@bsi.ac.id Abstract Value
Added Tax (VAT) is a tax levied and imposed on the delivery of Taxable Goods and / or
Taxable Services. This tax is levied through a Tax Invoice.

All services in principle may be subject to VAT, except for services that are excluded by
the VAT Act. PT.UGM Samator Education is engaged in room rental services in Jakarta
area where one of its tenants is Gadjah Mada University as Government Treasurer who is
required to collect Value Added Tax in accordance with Decree of Minister of Finance
No. 563 / KMK.03 / 2003.

The collection of Value Added Tax by the Treasurer will affect the accounts of VAT debts
in the financial statements of UGM Samator Pendidikan,PT one of which is the balance
sheet report. This study aims to determine how much influence the collection of Value
Added Tax by the Treasurer. Data collection methods in the preparation of this Final
Project is the method of observation, interview, and literature study with the method of
analysis in the form of quantitative analysis that is based on statistical analysis in the
form of quantitative (amount).

The results showed that the VAT collection by the Treasurer has a strong relationship
and significant effect on the balance sheet report. Keywords: Value Added Tax, Balance
Sheet Report Abstrak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dipungut dan
dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. Pajak ini
dipungut melalui Faktur Pajak.

Semua jasa pada prinsipnya dapat dikenai PPN, kecuali jasa yang dikecualikan oleh
Undang-Undang PPN. PT.UGM Samator Pendidikan bergerak dibidang jasa persewaan
ruangan di daerah Jakarta dimana salah satu penyewa nya adalah Universitas Gadjah
Mada selaku Bendaharawan Pemerintah yang wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003.

Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai oleh Bendaharawan akan berpengaruh pada akun
hutang PPN di laporan keuangan PT.UGM Samator Pendidikan, salah satunya laporan
neraca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pemungutan Pajak Pertambahan Nilai oleh Bendaharawan. Teknik analisa data berupa
analisis kuantitatif yaitu analisis yang didasarkan pada perhitungan statistik yang
berbentuk kuantitatif (jumlah).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemungutan PPN oleh Bendaharawan mempunyai


hubungan yang kuat dan berpengaruh signifikan terhadap laporan neraca. Kata kunci:
Pajak Pertambahan Nilai, Laporan Neraca PENDAHULUAN Pajak adalah salah satu
sumber penerimaan bagi suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia dalam
meningkatkan penerimaan dibidang pajak, maka dilakukan penyempurnaan,
penambahan, bahkan perubahan di bidang perpajakan.

Perubahan tersebut jelas terlihat dari peraturannya sendiri yang sudah dirubah
beberapa kali. Undang – undang perpajakan yang terbaru saat ini adalah UU No. 16
Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang mengatur pajak secara umum.
Sedangkan untuk pajak pertambahan nilai kini telah diatur oleh UU No. 42 Tahun 2009.
Pajak Pertambahan Nilai sebagai penyumbang penerimaan pajak terbesar dikarenakan
hanya terhadap pertambahan nilainya saja dan dipungut beberapa kali pada berbagai
mata rantai jalur perusahaan disebabkan bertambahnya faktor-faktor produksi pada
setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan, dan
memperdagangkan barang atau pemberian layanan jasa kepada para konsumen.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) / Jasa Kena Pajak (JKP) di daerah pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Setiap penyerahan tersebut akan dikenakan PPN sebesar
10% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP). PT UGM Samator Pendidikan adalah perusahaan
swasta yang bergerak di bidang jasa khusus nya penyewaan ruang kantor di daerah
Jakarta Selatan dimana salah satu penyewa nya adalah Bendaharawan Pemerintah yakni
Kampus Universitas Gadjah Mada.

Bendaharawan Pemerintah yaitu Bendaharawan dan Pejabat yang melakukan


pembayaran yang dananya berasal dari APBN/APBD, ditetapkan sebagai Pemungut
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22. Setiap transaksi penyewaan
ruang kantor, PT.UGM Samator memungut PPN kepada setiap customer nya dan
membayarkan sendiri PPN yang terhutang sesuai dengan faktur pajak yang telah di
terbitkan.

Namun untuk PPN kepada Kampus UGM, PT UGM Samator dipungut PPN-nya. Dalam
hal ini Kampus UGM yang wajib memungut, menyetor dan melaporkan PPN atas
transaksi nya dengan PT UGM Samator sesuai dengan peraturan yang berlaku. Atas hal
tersebut, jelas akan menimbulkan dampak yang berarti pada laporan neraca
perusahaan.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Pajak Pertambahan


Nilai (PPN) Penjelasan Pasal 7 ayat (2) UU No. 42/2009 mendefinisikan Pajak
Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu: Barang Kena Pajak berwujud yang di ekspor;
Barang Kena Pajak tidak berwujud dari dalam Daerah Pabean yang dimanfaatkan di luar
Daerah Pabean; atau Jasa Kena Pajak yang di ekspor termasuk Jasa Kena Pajak yang
diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan ekspor
Barang Kena Pajak atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas
petunjuk dari pemesan di luar Daerah Pabean.

Sukardji (2015:3) menyatakan “Pajak Pertambahan Nilai adalah pengenaan pajak atas
pengeluaran untuk konsumsi baik yang dilakukan perseorangan (pribadi) maupun
badan pemerintah dalam bentuk barang atau jasa yang dibebankan pada anggaran
belanja Negara”. Berdasarkan definisi tersebut di atas, pajak pertambahan nilai bukan
hanya dikenakan atas barang saja, melainkan juga atas jasa yang sesuai dengan
syarat-syarat yang terdapat dalam Undang-Undang Perpajakan. Subjek Pajak
Pertambahan Nilai Subjek PPN sebagaimana dijelaskan Pasal 3A UU NO. 42/2009
sebagai berikut : 1.

Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha, penyerahan jasa kena pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha, ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak dan ekspor jasa kena pajak oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali
pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan
usaha nya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut,
menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM. 2. Pengusaha kecil yang memilih untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. 3.

Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari
luar Daerah Pabean sebagaimana yang dimaksud dalam pemanfaatan barang kena
pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dan/atau yang
memanfaatkan jasa kena pajak dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud
pemanfaatan jasa kena pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang. 4.

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP/JKP
yang dikenakan PPN, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh
PKP antara lain: a.

Menghasilkan barang; merakit, memasak, mencampur, mengemas, membotolkan,


menambang, menyediakan makanan dan minuman yang dilakukan oleh usaha catering;
b. Mengimpor barang; c. Mengekspor barang; d. Melakukan usaha perdagangan; e.
Memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean; f. Melakukan usaha jasa;
atau g. Memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Objek Pajak Pertambahan Nilai
Pasal 4 ayat (1) UU No.

42/2009 dan penjelasannya, PPN dikenakan atas: Penyerahan BKP di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha. Pengusaha yang melakukan kegiatan
penyerahan Barang Kena Pajak meliputi baik pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun
pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum
dikukuhkan.

Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak; Barang tidak
berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; Penyerahan
dilakukan di dalam Daerah Pabean; Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha
atau pekerjaannya Impor BKP Pajak yang dipungut pada saat impor Barang Kena Pajak.
Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Berbeda dengan penyerahan Barang Kena Pajak pada huruf a, siapapun yang
memasukkan Barang Kena Pajak ke Daerah Pabean, tanpa memperhatikan apakah
dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenai
pajak. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha. Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi
baik pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.

Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak; Penyerahan dilakukan di dalam
Daerah Pabean; Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
Termasuk dalam pengertian Jasa Kena Pajak adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan
untuk kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-cuma.

Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Untuk dapat memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang
Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah
Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean juga dikenai Pajak
Pertambahan Nilai.

Contoh: Pengusaha A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak menggunakan


merek yang dimiliki pengusaha B yang berkedudukan di Hongkong. Atas pemanfaatan
merek tersebut oleh pengusaha A di dalam Daerah Pabean terutang Pajak Pertambahan
Nilai. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam
Daerah Pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Misalnya, Pengusaha Kena Pajak C di
Surabaya memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari pengusaha B yang berkedudukan di
Singapura. Atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak tersebut dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Ekspor BKP berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

Berbeda dengan pengusaha yang melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a dan/atau huruf c, pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak
Berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasl 3A ayat (1). Ekspor BKP tidak berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak. Sebagaimana halnya dengan kegiatan ekspor Barang Kena Pajak
Berwujud, pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud hanya
pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1). Ekspor JKP tidak berwujud oleh Pengusaha Kena
Pajak.
Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa Kena Pajak
dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menghasilkan dan melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar pesanan
atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan di luar Daerah Pabean.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai UU No. 42/2009 Pasal 7 dan penjelasannya tarif Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah 1.

Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen) 2. Tarif Pajak Pertambahan
Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: Ekspor barang kena pajak berwujud;
Ekspor barang kena pajak tidak berwujud; Ekspor jasa kena pajak Pengenaan tarif 0%
(nol persen) tidak berati pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Berdasarkan demikian, Pajak Masukan yang telah dibayar untuk perolehan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat
dikreditkan. Tarif pajak sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Undang-Undang
Perpajakan, dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15%
(lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan PP No.1/2012.

Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai Soemarso dalam (Pujiwidodo, 2017)


menjelaskan bahwa untuk menghitung besarnya pajak yang terutang adalah
berdasarkan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Pajak yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak. Pemungut PPN Bendaharawan
Pemerintah Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003
tanggal 24 Desember 2003 yaitu: Pemungut PPN dan PPnBM merupakan: Bendahara
Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara ditetapkan sebagai Pemungut
PPN (Pasal 2 ayat 1 KMK-563/KMK.03/2003).

Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan atau Pejabat yang melakukan


pembayaran yang dana nya berasal dari APBN atau APBD, yang terdiri dari Bendahara
Pemerintah Pusat dan Daerah baik Propinsi, Kabupaten, atau Kota (Pasal angka 1
KMK-563/KMK.03/2003). Sehingga yang dimaksud dengan pemungut PPN dan PPnBM
ini adalah: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara; Bendahara Pemerintah Pusat dan
Daerah.

Kewajiban Pemungut PPN/PPnBM berdasarkan KMK-563/KMK.03/2003 Memungut PPB


dari rekanan atau penyedia barang / jasa; Menyetorkan PPN yang terutang ke bank
persepsi dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP); Melaporkan SPT Masa PPN
bagi pemungut PPN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Pembayaran yang tidak dipungut
PPN dan/atau PPnBM berdasarkan KMK- 563/KMK.03/2003 Pembayaran yang
jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah; Dalam jumlah pembayaran yang dilakukan oleh
Bendaharawan Pemerintah atau Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara termasuk
jumlah PPN dan PPnBM yang terutang; PPN dan PPnBM yang terutang atas pembayaran
yang jumlahnya paling banyak Rp.1.000.000 dipungut dan disetor oleh PKP Rekanan
sesuai ketentuan umum (tidak menggunakan kode faktur pajak 02 karena tidak
dipungut oleh pemungut PPN Bendahara Pemerintah).

Pembayaran untuk pembebasan tanah; Pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP
yang menurut ketentuan perundangundangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN; Pembayaran atas penyerahan
Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bakar Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;
Pembayaran atas rekening telepon; Pembayaran atas jasa angkutan udara yang
diserahkan oleh perusahaan penerbangan; atau Pembayaran lainnya untuk penyerahan
barang atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak
dikenakan PPN.

PPN Atas Jasa Persewaan Ruangan Menurut Salman (2015) “Jasa persewaan ruangan
termasuk dalam jenis jasa persewaan barang tak bergerak yang atas penyerahannya
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai, kecuali jasa persewaan ruangan di bidang
perhotelan tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai” Jasa persewaan ruangan yang atas
penyerahannya dikenakan Pajak Pertambahan Nilai adalah: Jasa persewaan ruangan
untuk perkantoran; Jasa persewaan ruangan untuk tempat usaha atau pertokoan; Jasa
persewaan ruangan untuk tempat tinggal, apartement; Jasa persewaan ruangan untuk
pertemuan (convention hall); dan Jasa persewaan ruangan sejenis lainnya.

Dalam menghitung Pajak Pertambahan Nilai terhadap jasa ini yang perlu diperhatikan
adalah: Dasar Pengenaan Pajak atas sewa ruangan adalah jumlah penggantian atau
imbalan atau nilai sewa ruangan dalam keadaan kosong yang diminta atau seharusnya
diminta oleh PKP yang menyewakan ruangan, tidak termasuk service charge. Dasar
Pengenaan Pajak atas service charge adalah: Penggantian yakni sebesar nilai tagihan
Jumlah service charge yang diminta oleh PKP yang menyewakan ruangan.

Service charge adalah imbalan atas jasa yang menyebabkan ruangan yang disewa
tersebut dapat dihuni sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh penyewa. Service
charge dapat terdiri dari biaya listrik, air, keamanan, kebersihan, dan biaya administrasi.
Faktur Pajak Prastowo (2016) menjelaskan faktur pajak adalah bukti pungutan pajak
yang dibuat PKP yang melakukan penyerahan BKP atau JKP atau bukti pungutan pajak
karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. PPN yang
dipungut berfungsi sebagai pajak keluaran bagi penjual dan pajak masukan bagi
pembeli.
Pasal 1 angka 23 menjelaskan bahwa faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau
penyerahan Jasa Kena Pajak. Faktur pajak dibuat pada: Saat penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak; Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dam/atau Jasa Kena Pajak;
Saat penerimaan pembayaraan termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
atau Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau
penyerahan JKP yang paling sedikit memuat: Nama, alamat, dan NPWP yang
meyerahkan BKP atau JKP; Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;
Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga; PPN
yang dipungut; PPnBM yang dipungut; Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur
pajak; dan Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak.

Neraca Menurut Hery (2016) “Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang
sistematis tentang posisi asset, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu.
Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan”. Menurut
Kasmir dalam (Sari, 2017) Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva
(harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat
tertentu". Artinya neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis)
harta, utang dan modal perusahaan.

Kerangka Konseptual METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah PT UGM Samator


Pendidikan adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa khususnya
penyewaan ruang kantor di daerah Jakarta Selatan dimana salah satu penyewa nya
adalah Bendaharawan Pemerintah yakni Kampus Universitas Gadjah Mada. Metode
penelitian menggunakan metode deskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan
gambaran terhadap objek sebenarnya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan neraca 6 (enam)
tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan 2017 dimana di dalamnya terdapat akun
PPN Wajib Pungut oleh Bendaharawan yang dicatat sebagai hutang oleh perusahaan.
Akibat dari pemungutan tersebut adalah nilai hutang pajak pertambahan nilai di laporan
neraca menjadi meningkat jumlahnya yang akan berdampak pada pemeriksaan pajak
nantinya.

Nilai hutang tersebut akan hilang jika pihak Bendaharawan memberikan secara rutin
Surat Setoran Pajak (SSP) PPN ke PT UGM Samator Pendidikan untuk dapat dikreditkan.
Teknik Analisis data menggunakan SPSS untuk uji koefesien korelasi, dimana variabel X
adalah rekapitulasi PPN yang dipungut oleh bendeharawan serta variabel y adalah
laporan keuangan neraca.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Sekunder Rekapitulasi PPN yang dipungut


bendeharawan Pada pembahasan hasil, maka terlebih dahulu peneliti membuat data
rekapitulasi pajak pertambahan nilai yang dipungut oleh bendaharawan selama periode
2012-2017 berdasarkan tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi PPN yang dipungut Bendaharawan
Tahun _PPN yang dipungut Bendaharawan _ _2012 _Rp 1.199.747.459 _ _2013 _Rp
1.209.603.317 _ _2014 _Rp 2.104.476.223 _ _2015 _Rp 2.930.250.668 _ _2016 _Rp
1.158.006.343 _ _2017 _Rp 396.907.102 _ _TOTAL _Rp 8.998.991 112 _ _Sumber: PT.UGM
Samator Pendidikan Laporan Keuangan Neraca Tabel 2 adalah tabel laporan keuangan
neraca PT UGM Samator Pendidikan periode 2012 – 2017: Tabel 2 Laporan Keuangan
Neraca Tahun _Neraca _ _2012 _Rp 113.518.941.645 _ _2013 _Rp 118.870.835.810 _
_2014 _Rp 125.257.919.391 _ _2015 _Rp 118.814.087.895 _ _2016 _Rp 114.025.603.090 _
_2017 _Rp 106.223.385.698 _ _TOTAL _Rp 696.710.773.529 _ _Sumber: PT.UGM Samator
Pendidikan Untuk memudahkan peneliti melakukan pengujian dan analisis data maka
peneliti menyederhanakan data pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (X) maupun
laporan keuangan neraca (Y) dengan menggunakan cara Logaritma Natural (LN) pada
Microsoft Excel, sebagai berikut : Tabel 3 Data Variabel X dan Y yang telah
disederhanakan Tahun _Variabel X _Variabel Y _ _2012 _20,91 _25,46 _ _2013 _20,91
_25,50 _ _2014 _21,47 _25,55 _ _2015 _21,80 _25,50 _ _2016 _20,87 _25,46 _ _2017 _19,80
_25,39 _ _TOTAL _125,75 _152,86 _ _Sumber: hasil olah data dengan Microsoft Excel
Tabel Penolong Berikut adalah ringkasan tabel penolong untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan analisis data baik secara manual maupun menggunakan program
aplikasi IBM SPSS versi 21.

Tabel 4 Ringkasan Tabel Penolong Tahun _X _Y _XY _X2 _Y2 _ _2012 _20,91 _25,46
_532,3686 _437.2281 _648.2116 _ _2013 _20,91 _25,50 _533.2050 _437.2281 _650.2500 _
_2014 _21,47 _25,55 _548.5585 _460.9609 _652.8025 _ _2015 _21,80 _25,50 _555.9000
_475.2400 _650.2500 _ _2016 _20,87 _25,46 _531.3502 _435.5569 _648.2116 _ _2017
_19,80 _25,39 _502.7220 _392.0400 _644.6521 _ _Total _125,75 _152,86 _3,204.1043
_2,638.2540 _3,894.3778 _ _Sumber: hasil olah data dengan Microsoft Excel Analisis
Pengaruh Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (X) terhadap Laporan Neraca (Y) Dalam
penelitian ini analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (x)
terhadap variabel terikat (y) dengan uji koefisien korelasi yaitu dengan product moment
person, uji koefisen determinasi, dan persamaan regresi yaitu uji regresi linear
sederhana.

Untuk memudahkan peneliti mengolah data penelitian serta menganalisis data tersebut,
peneliti menggunakan program aplikasi IBM SPSS Statistics Version 21. Uji Koefisien
Korelasi Berdasarkan data yang telah diolah dalam uji koefisien Korelasi ini, peneliti
menentukan hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak ada hubungan antara Pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap laporan keuangan neraca.

Ha : Adanya hubungan antara Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Laporan


keuangan neraca Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai dengan laporan neraca, maka dibawah ini terdapat keputusan,
sebagai berikut: 1. Apabila nilai R < 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima 2. Apabila nilai R
> 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak .

Berdasarkan pengolahan data secara manual dan menggunakan SPPS versi 21, maka
hasil uji koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut: _ _ _ _ _ _ _ Hasil
menggunakan SPSS Versi 21 sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations _ _ _Pemungutan PPN _Laporan Neraca _ _Pemungutan PPN _Pearson
Correlation _1 _.863* _ _ _Sig. (2-tailed) _ _.027 _ _ _N _6 _6 _ _Laporan Neraca _Pearson
Correlation _.863* _1 _ _ _Sig. (2-tailed) _.027 _ _ _ _N _6 _6 _ _*.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). _ _ Sumber : hasil olah data SPSS
versi 21 Pada tabel 5 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel Pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai dengan Laporan Neraca pada PT.UGM Samator Pendidikan
yang dihitung menggunakan koefisien Korelasi adalah 0,863.

Hal ini menunjukkan hubungan yang tinggi atau kuat sesuai dengan tabel intrepretasi
korelasi. Arah hubungan antara kedua variabel positif (tidak ada tanda negatif pada
angka 0,863) menunjukkan semakin besar pemungutan Pajak Pertambahan Nilai maka
semakin cenderung meningkat laporan neracanya. Demikian pula sebaliknya semakin
kecil pemungutan PPN maka laporan neraca semakin kecil pula.

Tingkat signifikan koefiesien dari output sig.(2-tailed) diukur dari probabilitas


menghasilkan angka 0,027. Karena Probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,027_ 0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan signifikan dan sangat kuat atau
nyata antara Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (X) dengan Laporan Neraca (Y).

Uji Koefisien Determinasi Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat
pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (X) mempengaruhi laporan keuangan neraca (Y).
Berdasarkan pengolahan data manual dan menggunakan SPSS versi 21, maka hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut: KD = R2 X 100% KD = (0,863)2 x
100% KD = 74,6% Hasil menggunakan IBM SPSS Versi 21 sebagai berikut : Tabel 6 Hasil
Uji Koefisien Determinasi Model Summary _ _Model _R _R Square _Adjusted R Square
_Std. Error of the Estimate _ _ _ _ _ _ _ _1 _.863a _.746 _.682 _.03041 _ _Predictors:
(Constant), Pemungutan PPN _ _ Sumber: hasil olah data SPSS versi 21 Pada Tabel III.6

diatas diketahui bahwa R Square yang diperoleh sebesar 0,746 yang dalam hal ini berarti
pemungutan PPN berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan neraca sebesar
74,6%. Sedangkan sisanya 25,4% dijelaskan oleh faktor - faktor lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan pengolahan data secara manual dan menggunakan program aplikasi SPSS
versi 21, maka dilihat hasil sebagai berikut: _ _ _ _ _ _ Hasil menggunakan IBM SPSS Versi
21 adalah sebagai berikut : Tabel 7 Uji T (test) Coefficientsa _ _Model _Unstandardized
Coefficients _Standardized Coefficients _t _Sig. _ _ _B _Std.

Error _Beta _ _ _ _1 _(Constant) _24.046 _.418 _ _57.498 _.000 _ _ _Pemungutan PPN _.068
_.020 _.863 _3.423 _.027 _ _a. Dependent Variable: Laporan Neraca _ _ Berdasarkan hasil
uji t tabel 7 dapat diketahui nilai thitung yang akan dibandingkan dengan ttabel, maka
kriteria yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut: Jika thitung > ttabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari
tabel III.7

diketahui bahwa nilai thitung sebesar 3,423 dengan derajat kebebasan 4 dan tingkat
signifikan 0,05 adalah sebesar 2,776. Karena thitung 3,423 > ttabel 2,776 maka
keputusannya adalah maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan yang dapat ditarik
adalah pemungutan PPN berpengaruh terhadap laporan keuangan neraca secara
signifikan.

Uji Persamaan Regresi Pada penelitian ini akan dijelaskan hasil persamaan regresi linear
sederhana yang tujuannya adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pemungutan PPN
(X) terhadap laporan keuangan neraca (Y). Berikut dapat dilihat hasil dari analisis regresi
linear sederhana: Y = a + bx Mencari nilai a _ _ _ _ _ Mencari nilai b _ _ _ _ _ Dalam Uji
Persamaan regresi, penulis menentukan Hipotesis sebagai berikut: H0 : Pemungutan
PPN (X) tidak mempunyai persamaan yang signifikan terhadap laporan keuangan neraca
(Y) Ha : Pemungutan PPN (X) mempunyai persamaan yang signifikan terhadap laporan
keuangan neraca (Y) Berdasarkan hipotesis diatas, maka penulis membuat keputusan
sebagai berikut: 1.

Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima 2. Apabila nilai
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak Berikut perhitungan rumus diatas
dari data yang dimilki: Dari Perhitungan diatas, maka persamaan yang didapat untuk
regresi linear adalah Y = 24,046 + 0,068X, hasil tersebut sama dengan perhitungan IBM
SPSS versi 21 yang akan dijelaskan pada pembahasan berikut: Tabel 8 Hasil Uji
Persamaan Regresi Coefficientsa _ _Model _Unstandardized Coefficients _Standardized
Coefficients _t _Sig. _ _ _B _Std.

Error _Beta _ _ _ _1 _(Constant) _24.046 _.418 _ _57.498 _.000 _ _ _Pemungutan PPN _.068
_.020 _.863 _3.423 _.027 _ _a. Dependent Variable: Laporan Neraca _ _Pada Tabel 8
diketahui nilai konstanta a sebesar 24,046 dan nilai koefisien b adalah 0,068, maka dapat
diperoleh bentuk persamaan regresi linear sederhana yaitu: Y = 24,046 + 0,068 X
Persamaan yang dibentuk dari hasil uji regresi linear sederhana menggunakan IBM SPSS
versi 21 sama dengan persamaan yang didapat oleh penulis berdasarkan perhitungan
manual yang sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya.

Pada persamaan regresi tersebut dapat ditarik kesimpulan berikut : Nilai konstanta a
24,046 dapat diartikan jika pemungutan PPN (X) nilainya nol (0), maka tingkat laporan
neraca (Y) adalah 24,046. Nilai koefisien b sebesar 0,068 dapat diartikan jika setiap
penigkatan persepsi pemungutan PPN (X) sebesar satu (1), maka tingkat laporan neraca
(Y) akan meningkat 0,068. Tingkat signifikan Persamaan Regresi Linear sederhana dari
output sig.(2-tailed) diukur dari probabilitas menghasilkan angka 0,027.

Karena Probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,027_ 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti terdapat persamaan Regresi yang signifikan antara pemungutan PPN (X)
dengan laporan neraca (Y). SIMPULAN Berdasarkan pegujian hipotesis memberikan hasil
bahwa aktiva terdapat hubungan/korelasi yang sangat kuat antara pemungutan PPN
terhadap laporan neraca sebesar 0,0863.

Dimana berdasarkan hasil perhitungan nilai “t” dengan menggunakan program SPSS
adalah dengan uji t diperoleh t hitung > dari t tabel (3,423 > 2,776) maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pemungutan PPN
dengan laporan neraca. DAFTAR PUSTAKA Hery. (2016). Akuntansi Intermediet (1st ed.).
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Prastowo. (2016).
Pintar Menghitung Pajak.

Cibubur, Jakarta Timur: Penebar Swadaya Group. Retrieved from


www.penebarswadaya.co.id Pujiwidodo, D. (2017). Analisis Penerapan Tax Planning
dalam Upaya Meminimalkan Ppn Terhutang pada Cv. Mikita Cookies. Jurnal Moneter,
IV(1), 9–17. Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/1388 Salman, K. (2015).
Perpajakan PPh dan PPN. Kembangan, Jakarta Barat: PT Indeks. Retrieved from
indeks@indeks-penerbit.com Sari, D. I. (2017).

Analisa Rasio Likuiditas Laporan Keuangan Pada Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
Jurnal Moneter, IV(1), 48–55. Retrieved from
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter/article/view/1537 Sukardji, U. (2015).
Pajak Pertambahan Nilai (11th ed.). Jl. Raya Leuwinanggung No.112 Kel.
Leuwinanggung, Kec.Tapos, Kota Depok 16956: Raja Grafindo Persada. Retrieved from
www.rajagrafindo.co.id

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://www.academia.edu/37981096/PERSEPSI_PENGUSAHA_UMKM_TERHADAP_PERA
N_BANK_SYARIAH
<1% -
http://www.academia.edu/9831442/THE_IMPLEMENTATION_OF_EVALUATION_VALUE_A
DDED_TAX_IN_PT._LESTARI_JAYA_RAYA_SENTOSA
<1% -
https://www.scribd.com/doc/212612365/LaporanKeuanganKonsolidasianPTBankPermata
Tbk31Desember2012Diaudit
<1% - http://uca.edu/psychology/files/2013/08/Ch6-Methods-of-Data-Collection.pdf
<1% - https://atlasti.com/quantitative-vs-qualitative-research/
<1% -
https://belajarmemahamipajak.blogspot.com/2013/01/kode-dan-nomor-seri-faktur-paja
k-2013_17.html
<1% -
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2554853/konsultasi-pajak-bagaimana-perhitunga
n-pajak-dana-desa
<1% -
https://www.academia.edu/34651494/EVALUASI_PELAKSANAAN_PEMERIKSAAN_PAJAK_
TERHADAP_KEPATUHAN_WAJIB_PAJAK_DI_KPP_PRATAMA_MAGELANG.pdf
<1% -
https://trhyputra07.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_07.ht
ml
<1% - https://issuu.com/epaper-kmb/docs/bjk21122009
1% -
https://www.academia.edu/11350639/ANALISIS_PENGARUH_PENGENAAN_PAJAK_PERT
AMBAHAN_NILAI_PPN_DAN_PAJAK_PENJUALAN_ATAS_BARANG_MEWAH_PPNBM_TER
HADAP_DAYA_BELI_KONSUMEN_PADA_BARANG_ELEKTRONIKA_Oleh
<1% - https://www.pinterpandai.com/ppn-pajak-pertambahan-nilai-soal-jawaban/
<1% - http://pajak.go.id/sites/default/files/BookletPPN.pdf
<1% - https://www.scribd.com/doc/230652859/Laporan-Tahunan-Adhi-Karya-2011
<1% - http://ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=4164
<1% -
https://id.123dok.com/document/nq74dxrq-pengaruh-kebijakan-pajak-penghasilan-ter
hadap-pajak-penghasilan-badan-dan-implikasinya-pada-upah-penelitian-pada-wajib-p
ajak-terdaftar-di-kpp-pratama-cimahi.html
<1% - http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/download/9253/8832
1% - https://pphppn.blogspot.com/2015/10/penjelasan-ppn-atas-ekspor-jasa-kena.html
1% - https://triyani.wordpress.com/2010/04/12/ppn-atas-ekspor-jasa-kena-pajak/
<1% -
https://fifth337unpam.blogspot.com/2016/02/proposal-kelompok-2-pengaruh-pajak.ht
ml
1% -
https://ekstensifikasi423.blogspot.com/2014/07/tata-cara-pengajuan-pengusaha-kena.h
tml
<1% - https://hervans.com/2017/01/subjek-dan-objek-pajak-pertambahan-nilai-ppn/
<1% - http://ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13964
<1% - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengusaha_kena_pajak
<1% -
https://forumpajak.org/ppn-atas-pemanfaatan-barang-kena-pajak-tidak-berwujud-dana
tau-jasa-kena-pajak-dari-luar-daerah-pabean/
<1% - https://slideplayer.info/slide/12363892/
1% - https://teknologikom.blogspot.com/2013/11/pajak-pertambahan-nilai.html
<1% -
https://pajak4shared.wordpress.com/2008/11/12/ppn-dan-pelaporan-usaha-untuk-diku
kuhkan-sebagai-pengusaha-kena-pajak-pkp/
<1% - https://www.academia.edu/34084326/Skrip_ppn
<1% - https://www.academia.edu/27352578/Mekanisme_PPN_and_Restitusi.pdf
<1% -
https://triismiyati.blogspot.com/2013/11/pajak-pph-aturan-2013-untuk-xi-ips.html
<1% - https://armuhammad.wordpress.com/category/ppn-dan-ppn-bm/page/2/
<1% -
https://aanaljannah.blogspot.com/2013/05/makalah-pajak-pertambahan-nilai.html
<1% -
https://pengadilanpajak.com/2017/12/05/keputusan-pengadilan-pajak-nomor-put-5603
4-pp-m-iiib-16-2014/
<1% - https://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14488
1% - https://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=56385
<1% - http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=32112
<1% -
https://www.academia.edu/37763110/PPN_OBJEK_PPN_SUBJEK_PPN_PENGUSAHA_KEN
A_PAJAK.pptx
5% - http://ketentuan.pajak.go.id/index.php?r=aturan/rinci&idcrypt=oJifpKE%3D
<1% -
https://www.gomarketingstrategic.com/pengertian-pajak-fungsi-sifat-tipe-dan-prinsip-p
emungutan-pajak-pertambahan-nilai/
<1% - https://ibbuku.blogspot.com/2017/05/perpajakan-edisi-revisi-prof-dr.html
<1% - https://www.online-pajak.com/ppn-atas-royalti
<1% -
https://rizkyfainseptianatax12.wordpress.com/2012/12/06/penjelasan-atas-peraturan-m
enteri-keuangan-nomor-40pmk-032010-tentang-tata-cara-penghitungan-pemungutan-
penyetoran-dan-pelaporan-pajak-pertambahan-nilai-atas-pemanfaatan-barang-kena-p
ajak-tidak-b/
<1% -
http://www.pajak.go.id/content/252313-pemanfaatan-jasa-kena-pajak-dari-luar-daerah-
pabean-di-dalam-daerah-pabean
<1% - http://www.kabarpajak.com/2013/07/objek-pajak-pertambahan-nilai.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p3td0ga/Misalnya-Pengusaha-Kena-Pajak-C-di-Suraba
ya-memanfaatkan-Jasa-Kena-Pajak-dari/
<1% -
http://www.samcopajak.com/ppn-ekspor-jasa-kena-pajak-pmk-70pmk-032010.html
<1% - https://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13964
<1% -
https://pengadilanpajak.com/2017/11/30/keputusan-pengadilan-pajak-nomor-put-5605
3-pp-m-vib-16-2014/
<1% - https://rusdiyanis.wordpress.com/2009/11/21/ekspor-jasa-dalam-uu-ppn-4/
<1% - http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=39905
<1% -
https://id.123dok.com/document/nq78j6oz-analisis-dampak-kebijakan-ppn-pertanian-p
ada-uu-nomor-18-tahun-2000-terhadap-petani.html
<1% -
https://www.gomarketingstrategic.com/dasar-pengenaan-pajak-cara-menghitung-pajak
-pertambahan-nilai/
<1% -
https://kuatkurniawan.blogspot.com/2013/10/perpajakan-bendaharawan-pemerintah.ht
ml
<1% - https://konsultan-pajak-tanjungpinang.blogspot.com/2012_11_01_archive.html
<1% -
https://kigedemenoreh.blogspot.com/2015/09/bendahara-desa-sebagai-wajib-pungut.h
tml
<1% -
https://amtcdiklatblog.wordpress.com/tag/bimtek-tata-cara-penatausahaan-dan-penyu
sunan-laporan-keuangan-bendahara-serta-penyampaiannya/page/3/
<1% -
https://www.scribd.com/document/361841308/Bendaharawan-Pemerintah-Dan-KPKN
<1% - https://hervans.com/2017/01/pemungut-pajak-pertambahan-nilai-ppn/
<1% - https://arndellmage.wordpress.com/mayakasu/mayakasu-6-complete/
<1% - http://www.pajak.go.id/content/252221-mekanisme-pemungutan-ppn
<1% - https://pajaktaxes.blogspot.com/2012/07/pemungut-ppn.html
1% - http://www.pajak.go.id/content/252222-pengecualian-dari-pemungutan-ppn
1% -
https://aisnany-jasmine.blogspot.com/2012/11/pemungut-pajak-pertambahan-nilai.htm
l
<1% -
https://briaklau22.blogspot.com/2011/03/pajak-pertambahan-nilai-dan-jasa-pajak.html
<1% - http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=7457
1% -
https://riyanblues.wordpress.com/2010/10/17/perlakuan-pajak-atas-jasa-persewaan-rua
ngan/
<1% -
https://aviantara.files.wordpress.com/2012/01/10-ppn-atas-jasa-persewaan-ruangan.pdf
<1% - https://pajakinnet.wordpress.com/tag/pajak-pertambahan-nilai/
<1% - https://ashfaq-solution.blogspot.com/2012/12/jasa-persewaan-ruangan.html
<1% - https://www.mas-software.com/2016/05/faktur-pajak/
<1% -
https://pengadilanpajak.com/2017/11/16/keputusan-pengadilan-pajak-nomor-put-5860
1-pp-m-vib-16-2014/
<1% - https://pajaktaxes.blogspot.com/2010/04/faktur-pajak-ssp.html
<1% - http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15043
<1% - https://present5.com/2-1-materi-kup-pph-ppn-dan-ppn/
<1% - https://www.online-pajak.com/cara-upload-faktur-pajak-keluaran
<1% -
https://tanyapajak1.wordpress.com/2013/10/29/syarat-formal-dan-material-faktur-pajak
/
<1% - https://sucirakhmawati.wordpress.com/2014/10/25/laporan-keuangan/
<1% - https://hanifsky.blogspot.com/2011/12/keterbatasan-neraca.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/nq7wvrz6-analisis-rasio-keuangan-pt-gudang-garam-
tbk-periode-2010-2014.html
<1% - https://softwat.blogspot.com/
<1% -
https://lp3madilindonesia.blogspot.com/2011/01/divinisi-penelitian-metode-dasar.html
<1% -
https://docplayer.info/72326-Faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-waktu-pela
poran-keuangan-perusahaan.html
<1% -
https://kumpulanskripsi.wordpress.com/2011/03/27/kumpulan-judul-thesis-undip-03/
<1% - https://stekomjerry.blogspot.com/2016/02/makalah-regresi-linier-sederhana.html
<1% - https://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/11/
<1% -
http://www.academia.edu/9615106/PENERAPAN_AKUNTANSI_PAJAK_PERTAMBAHAN_
NILAI_PPN_PADA_PT
<1% -
https://id.123dok.com/document/lzgjvnnz-analisis-pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-te
rhadap-penerimaan-pajak-indonesia.html
<1% - https://www.academia.edu/27490029/SKRIPSI_1_5
1% - http://eprints.walisongo.ac.id/1177/4/092411160_bab3.pdf
<1% - https://docobook.com/pengaruh-kompetensi-terhadap-kinerja-karyawan.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p12nkk6/Correlation-is-significant-at-the-005-level-2-t
ailed-Relationship/
<1% - https://anzdoc.com/vol-5-no-2-desember-2016-issn.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/24550/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=6
<1% -
https://www.academia.edu/5847026/Analisis_Variabel-Variabel_Yang_Mempengaruhi_Ti
ngkat
<1% -
https://id.scribd.com/doc/91492527/PENENTUAN-JALUR-EFEKTIF-POLA-DATA-FLOW-DI
AGRAM-DFD-DENGAN-METODE-STRUCTURAL-EQUATION-MODELING-SEM-DI-PT-AN
UGRAH-KURNIA-PUSAKA
<1% - http://eprints.umsida.ac.id/128/3/MABRUROH_270-286%20fix.pdf
<1% -
https://id.scribd.com/doc/66329220/Pengaruh-Asset-Turnover-Dan-Profit-Margin-Thd-
ROI-Pada-an-Food-n-Baverage-Yg-Listing-Di-BEI
<1% -
https://www.slideshare.net/LarasLovatology/pengaruh-informasi-laporan-arus-kas-laba-
kotor-ukuran-perusahaan-dan-nilai-pasar-terhadap-abnormal-return-saham-pada-peru
sahaan-tekstil-dan-garmen-yang-terdaftar-di-bei-periode-2010-2012
<1% -
https://id.123dok.com/document/nq74dpvq-pengaruh-sistem-informasi-akuntansi-penj
ualan-terhadap-efektivitas-pengendalian-piutang-studi-kasus-pada-pt-adira-finance-ba
ndung.html
<1% -
https://docobook.com/pengaruh-pemungutan-pajak-reklame-terhadap74a0291df95c2f
79f65633f4a744fe6247024.html
<1% -
https://informasi-statistika-ofick.blogspot.com/2012/01/cara-analisa-dengan-regresi-lin
ear.html
<1% -
https://docplayer.info/47771511-Analisis-faktor-yang-mempengaruhi-umkm-dalam-pen
yusunan-laporan-keuangan-pada-umkm-kecamatan-kepanjen-skripsi-o-l-e-h.html
<1% - https://www.academia.edu/36643367/Penelitian_Korelasional
<1% - http://eprints.dinus.ac.id/12284/1/jurnal_12193.pdf

Vous aimerez peut-être aussi