Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TESIS
Oleh:
YENTI Z
16198024/2016
The problem in this study originated from the results of class X IS.4 student
learning SMAN 1 Painan in Geography subjects are still very low. The purpose of
this research is to improve the ability of creative thinking and geography learning
outcomes through the Scientific Approach Model Inquiry Based Learning of
students of class X IS 4 SMA Negeri 1 Painan and the process of improving
geography learning outcomes by Scientific Approach Model Inquiry Based
Learning in class X IS 4 SMA Country 1 Painan. This research is a classroom
action research. The research procedures in this research include planning,
action, observation and reflection. This study consists of two cycles, each cycle
consists of 2 meetings. The research subjects consisted of 29 students of class X
IS.4 SMAN 1 Painan. The data were collected using observation sheet and daily
test. Data were analyzed using percentages. Based on the results of the research it
can be concluded that through the scientific approach Model Inquiry Based
Learning can improve the ability to think creatively and Student Learning Results
in subjects gegrafi in SMAN 1 Painan. Learning outcomes of students in the
learning process using the Inquiry Based Learning Model Sanitiveic Approach
has increased. In cycle I the average completeness of learning outcomes was only
74.72 or limited to completion, in cycle II there was an increase to 81.83.
Creative thinking of students in the learning process using the Sanitifik Approach
occurs. Cycle I average completeness of creative thinking is 67.24, in cycle II
there is an increase to 83.43.
i
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini berawal dari hasil belajar siswa kelas X IS.4 SMAN
1 Painan dalam mata pelajaran Geografi masih sangat rendah. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan hasil
belajar geografi melalui Pendekatan Saintifik Model Inquiry Based Learning
siswa kelas X IS 4 SMA Negeri 1 Painan dan proses peningkatan hasil belajar
geografi dengan Pendekatan Saintifik Model Inquiry Based Learning di kelas X
IS 4 SMA Negeri 1 Painan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.
Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri 2
kali pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari 29 orang peserta didik kelas X IS.4
SMAN 1 Painan. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar
observasi dan ulangan harian. Data dianalisis dengan menggunakan persentase.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan
saintifik Model Inquiry Based Learning dapat meningkatkan kemapuan berfikir
kreatif dan Hasil Belajar siswa dalam mata pelajaran gegrafi di SMAN 1 Painan.
Hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunaka
Pendekatan Sanitifik Model Inquiry Based Learning terjadi peningkatan. Siklus I
rata-rata ketuntasan hasil belajar hanya 74.72 atau sebatas tuntas, pada siklus II
terjadi peningkatan menjadi 81.83. Berfikir kreatif peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan menggunaka Pendekatan Sanitifik terjadi peningkatan.
Siklus I rata-rata ketuntasan Berfikir kreatif yaitu 67.24, pada siklus II terjadi
peningkatan menjadi 83.43.
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
agar senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW Yang telah berhasil
biasa penulis tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, saran dan masukan dari
berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih semoga apa yang penulis terima dalam penyelesaian tesis ini menjadi
amal baik dan diberi pahala oleh Allah SWT. Oleh sebab itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu secara
1. Bapak Dr. Khairani,M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ernawati, M.Si
2. Bapak Prof. Dr. Syafri Anwar,M.P dan bapak Dr. Paus Iskarni, M.Pd selaku
3. Bapak Dr. Dedi Hermon,MP selaku ketua Program Magister (S2) Pendidikan
vi
4. Seluruh Dosen Program Studi Program Pascasarjana FIS UNP yang telah
5. Dilla selaku staf Sekretariat Program Studi Geografi Program Pascasarjana FIS
penulis.
Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga semua
bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat pahala di sisi Allah SWT.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan tesis ini, namun
sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis mengharapkan saran
yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan tesis yang penulis
susun ini. Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga tesis yang penulis
susun dapat bermanfaat dan berguna untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan
dimasa yang akan datang. Amin ya Rabbal’alamin.
Penulis
Yenti. Z
vii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ....................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS .................................................................... iii
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS ...................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
C. Perumusan Masalah ........................................................................ 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 10
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................ 63
1.Letak Geografis Lokasi Penelitain ................................................ 63
2.Sumber Daya Sekolah .................................................................... 66
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ........................................ 67
1.Hasil Penelitian Siklus 1 ................................................................ 68
2.Hasil Penelitian Siklus II................................................................ 86
C. Pembahasan ....................................................................................... 116
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 122
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
E. Kesimpulan ....................................................................................... 123
F. Implikasi ............................................................................................ 124
G. Saran .................................................................................................. 125
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 127
LAMPIRAN ....................................................................................................... 130
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 23 Perkembangan Hasil Berfikir Kreatif Siswa Siklus 1 dan Siklus
II ....................................................................................................... 113
Tabel 24 Rata-Rata Hasil Berfikir Kreatif Siklus I dan II ............................... 114
Tabel 25 Perkembangan Hasil Berfikir Kreatif Siswa Siklus 1 dan Siklus
II ....................................................................................................... 115
Tabel 26 Rata-Rata Hasil belajar Siklus I dan II ............................................. 116
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 21 Rata-Rata Hasil Berfikir Kreatif Siklus I dan II ............................... 114
Gambar 22 Perbandingan Ketuntasan klasikal hasil belajar .............................. 115
Gambar 23 Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I dan II ............................................ 116
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir
dan lebih terampil. Secara jelas, tujuan pendidikan nasional tergambar dalam
yaitu:
menerima pendidikan dari orang tuanya. Begitu pula di sekolah, para siswa
Kegiatan belajar mengajar itu sendiri ditentukan oleh kemampuan guru dalam
1
2
motivasi yang tinggi, aktif dan berpartisipasi dalam setiap proses belajar yang
diikuti. Aktivitas belajar adalah kegiatan, baik fisik maupun mental yang
menimbulkan adanya interaksi. Aktivitas dan interaksi yang timbul dari siswa
salah satu aspek yang harus dinilai dan di kembangkan guru, dimana
kemampuan berfikir kreatif yaitu siswa harus dapat banyak gagasan dalam
melakukan berbagai hal serta bekerja lebih banyak dan melakukan berbagai
gagsan dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan
3
suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara
detail, yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan
kata-kata.
aktifitas belajar, kemampuan berfikir kreatif, dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran geografi masih rendah. Salain itu apabila siswa diberikan tugas
kratif ada 20 siswa terdiri dari siswa laki-laki dan siswi perempuan dengan
membosankan yang bersifat hafalan yang kebanyakan dari siswa pada proses
kreatif siswa tidak terlihat. Berdasarkan hasil pengamatan ada 7 orang siswa
menjawab dengan sejumlah pertanyaan dengan asal jawab selain itu 10 orang
siswa tidak memiliki untuk merasa tertantang dengan tugas yang diberikan
mencontek. Dilihat dari sikap berani mengambil resiko ada 10 orang siswa
yang diperbuat.
menggunakan ilmu yang telah dipelajari dan membentuk peserta didik agar
menjadi warga masyarakat yang percaya diri dalam berperan serta secara
produktif (Depdiknas).
hasil belajar pada siswa yang bermasalah adalah dengan memberikan nasehat
dan gambaran masa depan kepada siswa, namun siswa tidak begitu peduli.
adalah menyiapkan materi dan bahan ajar selengkap mungkin sehingga siswa
bisa memahami lebih mudah, namun pada kenyataannya siswa masih tidak
5
peduli dengan apa yang sudah disediakan oleh guru maupun prasarana yang
ada pada buku teks, mendengar, mencatat dan menghafal. Berdasarkan data
yang diperoleh untuk melihat tingkat hasil belajar siswa dapat dilihat dari
yaitu 75. Di bawah ini adalah tabel nilai Ulangan kelas X IS SMAN 1 Painan.
Negeri 1 Painan Nilai rata–rata kelas X IS 4 adalah 40.00 itu masih jauh dari
patokan nilai kognitif mata pelajaran geografi dan kelas X IS 4 dengan nilai
rata-rata 50.00 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Hasil
tingkah laku pada siswa tersebt misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan
tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa siswa
pembelajaran.
6
secara cermat. Salah satu hal yang perlu dibenahi ialah strategi yang
digunakan guru dalam mengajar. Dalam hal ini guru sebagai tenaga pengajar
belajar, kemampuan berfikir kreatif, serta cara siswa dalam membuat suatu
karya ilmiah salah satu cara yang dilakukan guru adalah dengan merubah cara
dapat diperoleh siswa jika guru menggunakan metode yang tradisonal. Maka,
ditempuh untuk meningkatkan berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik
menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
lain sebab memang orang yang kreatif itu lebih maju daripada teman-
8
temannya dan banyak idenya kelihatan aneh atau tidak mungkin bagi mereka.
ingin menerapkan kurikulum 2013 yang meliputi tiga aspek yaitu sikap,
B. Identifikasi Masalah
untuk belajar hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai yang diperoles siswa
yang dilakukan.
hal ini di sebabkan oleh minat membaca dari siswa yang masih sangar
kurang.
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat penelitian
untuk:
guru dan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar master
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
belajar siswa. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap
11
12
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa
non sosial”. Hasil belajar yang diperoleh oleh seorang siswa dipengaruhi
1) Faktor internal (Faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi
2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa
pelajaran.
terhadap hasil belajar yang dicapai. Pemilihan pendekatan yang tepat dapat
belajar. Variasi tidak hanya pada metode mengajar tapi juga variasi pada
faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti motivasi belajar, minat
faktor fisik dan psikis. Faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti
masyarakat. Selain itu juga adanya pendekatan belajar yang dilakukan oleh
guru yang juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
sehingga akan terjadi perubahan dalam dirinya. Hasil belajar ini dapat
pemecahan masalah.
terhadap objek itu, apakah berarti untuk dirinya atau tidak baginya
a. Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan
lingkungan”.
tidak lain adalah hasil belajar. Menurut Suriyani (2015:228) Hal yang
ketrampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga
pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru, pembimbing, teman, atau
dalam diri siswa, perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi
melampaui.
murid.
lingkungan.
kemajuannya.
17
prosedur.
keterampilan.
tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara
keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Antara kedua
kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.
b. Pengertian Pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumya.
pengajaran, yaitu:
Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu
berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata
hukuman (Soemosasmito, 1988: 119). Selain itu, guru yang efektif adalah
untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi
3. Berfikir Kreatif
lain sebab memang orang yang kreatif itu lebih maju daripada teman-
temannya dan banyak idenya kelihatan aneh atau tidak mungkin bagi
kreatif.
dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.
tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara
internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir
solusi. Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide
dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini
pengertian.
baru tentang suatu persoalan. Setiap siswa mempunyai bakat kreatif yang
masalah juga akan beragam. Proses individu untuk memunculkan ide baru
adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir
tersebut.
karena keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam
atau apa yang diyakini. Tujuan dari pembelajaran berpikir kreatif ialah
Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran berpikir
solusi.
lain.
23
orang lain.
mengakui kesalahannya.
4. Pendekatan Saintifik
ke ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada
(Atsnan dalam Hudson, 1996; Rudolph, 2005). Metode scientific ini memiliki
dalam Maria Varelas and Michael Ford, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar
bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan
saintifik harus diperhatikan oleh guru. Tapi perlu diingat tidak semua materi
psikis maupun fisik. Unsur persiapan memeranankan hal yang penting untuk
garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara procedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
1) Mengamati.
melatih mereka untuk memperhatikan hal yang penting dari suatu objek.
2) Menanya.
kepada anak didik untuk bertanya. Tahap kedua adalah menanya perlu
dipahami yang bertanya disini bukanlah guru melainkan anak didik. Guru
bertanya. Dalam hal ini adalah melatih keaktifan anak didik. Selain itu
juga untuk menggetahui sejauh mana pengetahuan dan rasa ingin tahu dari
anak didik. Guru yang dianggap berhasil dalam pembelajaran adalah guru
yang mampu membuat anak didik yang awalnya tidak tertarik terhadap
tersebut.
27
3) Menalar.
menggambarkan bahwa guru dan anak didik merupakan pelaku aktif. Titik
tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi anak didik harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis
4) Mencoba/mengeksplorasi.
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat anak didik temukan, namun sampai
5) Mengkomunikasikan.
dan di nilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok
lainnya(Daryanto,2014:80).
pada diri siswa, dan menempatkan siswa dalam suatu peran yang menuntut
penyelidikan”.
1993).
secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu
oleh guru.
(http://ronisaputra01.blogspot.co.id/2014/11/model-pembelajaran- inkuiri-
belajar siswa.
pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
b) Bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
sesuatu
memecahkan masalah dan hasil belajar kognitif pada siswa di kelas XI IPA
Memecahkan Masalah.
inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan valid, praktis, dan efektif untuk
hasil belajar siswa, namun peningkatan hasil belajar tidak diraih dalam satu
tahap atau tidak bisa langsung maksimal dalam satu langkah melainkan
peningkatan hasil belajar diperoleh bertahap pada setiap siklus dan nilai
yang maksimal diperoleh pada siklus III. Penerapan model Inquiry Learning
Belajar Pkkr Ditinjau Dari Motivasi Belajar dengan hasil penelitian Hasil
belajar tinggi dan rendah, (3) tidak ada interaksi yang signifikan antara
metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar, (4) tidak
ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang diajar
tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik yang
konversional, dan (6) tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan
baik oleh siswa dan menjadikan guru lebih kreatif dan inovatif dalam
secara komprehensif.
belajar siswa.
Abstrak Dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA dengan hasil penelitian
berbasis proyek dan kelompok peserta didik yang belajar dengan model
proyek (MPBP) dan kelompok peserta didik yang belajar dengan model
lebih besar dari Ftabel (3,91). 3). Untuk nilai rata-rata dalam kinerja ilmiah,
untuk kelompok MPjBL adalah sebesar 21,96 dan MPK 19,49, kemudian
Ftabel = 3,91 (p < 0,05) maka Ho ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan
kinerja ilmiah peserta didik antara kelompok peserta didik yang belajar
8. Isna Nur Lailatul Fauziyah, Budi Usodo, Henny Ekana, (2013) melakukan
penelitian dengan judul proses berpikir kreatif peserta didik kelas x dalam
ekonomi.
11. Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia, dan I Wayan Muderawan, (2013),
berbasis proyek dan peserta didik yang belajar dengan model pembelajaran
12. Ika Mustika Sari, Evi Sumiati, dan Parsaoran Siahaan, (2013) melakukan
(PTD) kelas VIII di salah satu SMPN di Kota Bandung. Hasil penelitian
41
dalam pembelajaran PTD yang paling dominan adalah kategori sedang. Ciri
adalah keterampilan berpikir asli (originality) dan yang paling kecil rata-rata
14. Rena Surya Rohana, (2014) melakukan penelitian yang berjudul Penerapan
belajar peserta didik. (3) Untuk penelitian selanjutnya gunakan materi yang
peserta didik yang mengikuti model Project based learning dengan model
Palu.
terdapat pada metode penelitian yakni PTK dan eksperimen kuasi dengan
C. Kerangka Konseptual
tidak hanya berfungsi memberikan materi pelajaran saja kepada siswa, tetapi
guru juga dituntut untuk membimbing dan memotivasi siswa sehingga dapat
dari semua peserta didik diharapkan materi yang disajikan dapat ditelaah dan
Berfikir Kreatif
Hasil Belajar
D. Hipotesis
Bertitik tolak dari teori itu maka hipotesis yang diajukan adalah dengan
Negeri 1 Painan.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
penelitian ini adalah siswa pada kelas X IS 4 SMA Negeri 1 Painan, yang
siswa yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Kelas ini
belajarnya sangat rendah dalam mata pelajaran Geografi. Yang terlibat dalam
45
46
penelitian.
selama delapan minggu. Dimulai pada bulan Februari tahun ajaran 2017/2018
Februari 2018.
pertemuan dalam setiap siklus adalah 2 kali pertemuan untuk setiap siklusnya.
refleksi. Untuk lebih jelasnya tentang waktu penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
47
E. Rancangan Penelitian
yang akan dilakukan dalam tindakan. Ada empat tahap yang akan dilalui
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
jalannya tindakan atau disebut juga dengan penelitian kolaborasi. Hal ini
terhadap aktivitas belajar yang didasarkan pada aktivitas yang terjadi saat
dibantu oleh guru mata pelajaran geografi yang mengajar di kelas tersebut.
kreatif siswa sesuai dengan hal-hal yang ada pada lembaran observasi.
ilmiah siswa
3. Peneliti akan memberikan tes berupa soal untuk mengukur sejauh mana
Siklus I
1. Perencanaan (planning)
penelitian ini, rencana penelitian yang akan diaplikasikan dalam penelitian ini
adalah:
lampiran II.
2. Pelaksanaan (acting)
(Read).
j. Menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya dari rincian ide
jawabannya (Review).
3. Pengamatan
mengajar di kelas yang peneliti teliti. Kemudian pada akhir tindakan, catatan
yang ada pada teman sejawat dan peneliti digabung kemudian dianalisa secara
4. Refleksi (reflecting)
analisis terhadap lembar observasi yang berisi aktivitas siswa selama proses
yang terjadi dan membicarakan solusi atas kelemahan tersebut. Data yang
Siklus 11
1. Perencanaan (planning)
solusi. Agar penelitian ini berjalan maksimal, perlu adanya rencana tindakan
atau kegiatan yang maksimal pula. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
pembelajaran dan hasil belajarnya tinggi. Bagi siswa yang aktif dalam
belajar akan diberikan bonus sesuai dengan reward yang telah disiapkan
sebelumnya.
2. Pelaksanaan (planning).
menemukan ide pokok atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari
teks (Question).
e. Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan kembali dan mencari
g. Meminta siswa membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran yang
h. Guru memeriksa apa yang telah dikerjakan siswa dan menugaskan siswa
i. Diakhir siklus guru memberikan tes kecil berupa kuis untuk melihat
3. Pengamatan
bentuk persentase.
4. Refleksi
refleksi siklus kedua ini hasil yang dicapai kemudian dibandingkan dengan
siklus pertama, apakah ada kemajuan atau tidak, sehingga pada siklus kedua
ini akan diperoleh gambaran apakah penelitian ini sesuai dengana tujuan yang
nantinya hasil belajar siswa juga akan meningkat. Keberhasilan akan terlihat
yang diberikan
F. Defenisi Operasional
penelitian;
isi bacaan, menjawab pertanyaan, dan meninjau kembali apa yang telah
teks.
yang akan diamati adalah berupa berfikir positif dan berfikir negatif.
c. Kerja ilmiah geografi adalah dorongan yang dimiliki oleh siswa agar
siswa.
terlihat dalam bentuk perubahan tingkah laku dan sikap belajar. Hasil
Hasil belajar juga dapat disebut dengan tingkat keberhasilan yang dicapai
keberhasilan itu ditandai dengan skala nilai berupa angka, dan angka yang
proses dari pada hasil, maka data yang digunakan cenderung data kualitatif
yaitu kata-kata, peristiwa dan tindakan yang diamati oleh peneliti. Data
belajar berlangsung. Untuk lebih jelas berikut adalah pemaparan dari teknik
1. Sumber data adalah siswa dan guru mata pelajaran geografi kelas X IS 4
penelitian ini.
a) Data primer
b) Data sekunder
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
yang dijawab siswa dengan jawaban yang betul. Penilaian ini dilakukan
Alat yang digunakan dalam pengambilan data yaitu daftar cek (Check
yang tersedia.
dengan daftar cek (Check list), dapat dinyatakan dengan memberikan tanda
cek pada alternatif yang tersedia. Data yang diperoleh dianalisis dengan
F
P= X 100 %
N
Keterangan :
52 % ≤ Aktivitas ≤ 67 % = Cukup
36 % ≤ Aktivitas ≤ 51 % = Kurang
Bobot
No Hal yang diamati
1 2 3 4 5
menyenangkan
8 Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
suara yang jelas
9 Guru mampu memanfaatkan waktu dengan efektif
10 Guru mampu menjelaskan instruksi pembelajaran
dengan baik
11 Pembelajaran terpusat pada siswa/ student centre
12 Guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan
materi
13 Guru menggunakan media dalam kegiatan
pembelajaran
Analisis Data Primer: Trianto Tahun, 2009.
Keterangan:
Sangat Rendah : 1
Rendah : 2
Sedang : 3
Tinggi : 4
Sangat Tinggi : 5
kemukakan oleh Miller dan Heberman yang dikutip oleh Sugiyono (2005)
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
c. Pengambilan Keputusan
informasi tentang variabel yang diteliti. Jadi data yang diperoleh dari
penelitian.
𝑓
𝑃= × 100%
𝑁
dengan sebutan: (1) kurang sekali; (2) kurang; (3) sedang; (4) baik; (5) baik
b. Untuk rata-rata aktivitas belajar yang terjadi pada 1 siklus dengan 2 siklus,
T1 + T2
T=
2
BAB IV
-1,23 Lintang dan 100, 5709 Bujur dengan titik koordinat 1°19'48"S
1 Painan tidak berada di jalur utama kota Painan,. Jarak sekolah dari
jalan utama kurang lebih 10 m. Adapun Visi, Misi dan tuuan dari SMAN
63
64
perguruan Tinggi dan pasar kerja; (4) Membentuk insan yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa; (5) Menciptakan insan yang
Tabel 6
Data Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMAN 1 PAINAN
2 NPSN : 10302014
3 Jenjang Pendidikan : SMA
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : JL. GURUN SALIDO
RT / RW : 0 / 0
Kode Pos : 25651
Kelurahan : Salido
Kecamatan : Kec. IV Jurai
Kabupaten/Kota : Kab. Pesisir Selatan
Provinsi : Prov. Sumatera Barat
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -1.33 Lintang 100.5709 Bujur
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 5542/D.I.C/K-55
8 Tanggal SK Pendirian : 2017-03-12
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : -
11 Tgl SK Izin Operasional : 2017-03-12
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
16 Rekening Atas Nama : SMA N 1 PAINAN
17 MBS : Tidak
18 Luas Tanah Milik (m2) : 5698
Luas Tanah Bukan Milik
19 (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak :
21 NPWP : 000734517201000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 0756-21256
21 Nomor Fax :
22 Email : sma1painan@gmail.com
23 Website : http://sman1painan.sch.id
SMAN 1 Painan dengan luas 5698m2 adalah salah satu sekolah faforit
lingkungan sekolah yang aman dan tentaram, jauh dari kebisingan , suasana
66
yang jauh dari kebisingan memiliki halaman yang luas sebagai tempat
kegiatan upacara, olahraga, taman, kebun sekolah dan tempat parker, setiap
ruangan di sekolah tertata dngan rapi serta teras yang tertata rapi dengan
memiliki motifasi belajar yang tinggi hal ini, terlihat dari persentase
kehadiran dan hasil belajar peserta didik. Dalam proses belajar mengajar
yang baik terhadap peserta didik. Sebagai guru yang professional guru
pembelajaran dapat tercapai. Salah satu contoh yang dilakukan oleh guru
pihak sekolah mengadakan hubungan yang baik dengan sekolah lain dan
Dinas serta instansi terkait agar tercipta sekolah yang kondusif. Kerjasama
SMAN 1 Painan.
29 orang siswa. Sebagai peserta didik yang baru dalam menyesuaikan diri
banyak diam tidak berbicara dan tidak pernah terlihat untuk mengemukakan
pendapat. Dalam hal ini guru lebih banyak berbicara dan perserta didik hanya
menerima dan mengerjakan apa yang guru suruh. Dari 29 orang siswa hanya
15 orang saja yang mengerjakan tugas yang diberikan guru, dari yang
tentang isi dari pelaksanaan penelitian setiap siklus. Penelitian ini terdiri dari
dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada bagian ini akan dijelaskan antara
lain tentang hasil observasi kolaborator (Elsa Ferda. A.S.Pd) terhadap proses
hari Selasa tanggal 6 Februari 2018 pada pukul 07.00 s/d 08.45 WIB
pertemuan ke dua pada hari Selasa 13 Februari 2018 pada pukul 07.00
dengan diahkiri ulangan harian siklus satu pada hari Selasa tanggal 20
Februari 2018.
a. Perencanaan Siklus I
berikut:
c) Mempersiapkan silabus.
Saintifik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
skenario pembelajaran yang telah dibuat oleh guru dan diamati oleh
hidup.
71
kelompok.
1 dan 2.
1) Pertemuan 1 siklus I
Februari 2018 pada pukul 07.00 s/d 08.45 WIB. Materi yang dibahas pada
peserta didik agar tertarik dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya
itu membentuk 6 kelompok peserta didik yang terdiri dari 5-6 orang tiap
menempatkan peserta didik yang nomor urut yang sama untuk membentuk
a) Mengamati
Karakteristik lapisan-lapisan bumi yang banyak terjadi pada saat ini. Guru
b) Menanya
guru yang akan menanya aktifitas pembelajaran dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
74
lapisan-lapisan bumi
c) Mengumpulkan informasi
d) mengasosiasikan
e) Mengkomunikasikan
2) Pertemuan 2 siklus I
Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Selasa 13 Februari 2018
mitigasinya.
a) Mengamati
Pertemuan kedua juga tidak jauh berbeda dari segi urutan kegiatan
tentang defenisi tektonisme, lalu salah satu siswa angkat tangan dan
b) Menanya
c) Mengumpulkan Informasi
memahami materi.
79
d) Mengasosiasi
e) Mengkomunikasikan
materi pembelajaran.
masalah yang terjadi di lingkungan sekitar dan solusi yang tepat dalam
tulisnya masing-masing.
80
pertanyaannya dan ditanyakan pada bagian sesi tanya jawab. Setelah sesi
Sebagai penutup pelajaran hari ini guru memberikan tugas kepada peserta
pada hari Selasa 20 Februari 2018 di ruang kelas Kelas X IPS.4. Akhirnya
(ulangan untuk siklus I) di kelas Kelas X IPS.4 yang dikuti oleh seluruh
dan hasil belajar peserta didik di kelas Kelas X IPS.4 SMAN 1 Painan
pada siklus I.
pertama siklus I.
geografi berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat banyak jumlah siswa
yang berada pada kategori sangat baik yaitu 0%, Yang berada pada
kategori Baik seitar 34%, dan yang berada pada kategori Cukup 47%, dan
Pada Kategori Kurang Baik yaitu sekitar 6% sedangkan yang berada pada
kategori Tidak baik yaitu sekitar 13% . Sementara itu, skor berfikir kreatif
Untuk lebih jelasnya grafik Berfikir Kreatif peserta didik dapat diamati
tertinggi yaitu berada pada kategori cukup. Untuk itu perlu di lanjutkan
berikut:
siswa dalam mata pelajaran geografi. Hal ini terlihat banyak jumlah
siswa yang berada pada kategori sangat baik yaitu 0%, Yang berada
pada kategori Baik seitar 38%, dan yang berada pada kategori Cukup
53%, dan Pada Kategori Kurang Baik yaitu sekitar 3% sedangkan yang
berada pada kategori Tidak baik yaitu sekitar 6%. Sementara itu, skor
73.08%.
tertinggi yaitu berada pada kategori cukup. Untuk itu perlu di lanjutkan
Berfikir Kreatif Pada Siklus I dapat di lihat pada tabel dan diagram di
bawah:
kategori baik.
85
Perkembangan Siklus 1
Pertemuan 1 dan Pertemuan
75
70 Pertemuan 1
65 Pertemuan2
60
55
Perkembangan Berfikir Kreatif
kategori Cukup. Untuk itu perlu di lanjutkan lagi pada Siklus Kedua.
a) Siklus I Pertemuan 1
(KKM = 75) sedangkan peserta didik yang belum tuntas adalah 23 orang.
yang belum tuntas 72%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
mencapai KKM yaitu 75 orang dan 20 peserta didik yang belum mencapai
KKM yaitu 75 orang. Nilai rata-rata secara klasikal adalah 74.41 yang
berada pada kategori Cukup. Untuk itu perlu di lanjutkan pada siklus
berikutnya.
b) Siklus 1 Pertemuan 2
Tabel 13: Tingkat Capaian Hasil Belajar Peserta didik Pada Siklus
I Pertemuan 2
No Klasifikasi Frekuensi Persentase
1 Tuntas 16 56
2 Tidak Tuntas 13 44
Jumlah 29 100
Sumber: Pengolahan Data Sekunder
(KKM = 75) sedangkan peserta didik yang belum tuntas adalah 13 orang.
yang belum tuntas 44%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 10. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Peserta Didik kelas X IPS.4
Pada Siklus I Pertemuan 2
mencapai KKM yaitu 75 orang dan 13 peserta didik yang belum mencapai
KKM yaitu 75 orang. Nilai rata-rata secara klasikal adalah 77.41 yang
88
berada pada kategori Cukup. Untuk itu perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
II yaitu 77.41. Untuk itu pada siklus I ini rata-rata perkembangan hasil
rata-rata hasil belajar pada siklus 1 berada pada kategori Cukup, untuk itu
e. Refleksi Siklus I
siklus I, dan hasil analisis data yang dilakukan oleh penulis, maka untuk
dilapangan:
diam.
dilakukan oleh guru dimana dapat dilihat pada hasil belajar peserta
didik pada pertemuan satu siklus satu hanya 74.41 sedangkan pada
pertemuan dua siklus dua 77.41 dari pertemuan satu dan dua memang
video yang telah diamatinya karena takut salah dapat dilihat dari hasil
berfikir kreatif siswa pada pertemuan satu dan pertemuan dua siklus
dua masih berada pada kategori kurang baik dan tidak baik yaitu 41%
materi.
Siklus I, bahwa peserta didik tergolong kategori cukup percaya diri dengan
rata-rata 72.46 disini dapat dilihat bahwa rasa percaya diri peserta didik
Sedangan pada penilaian hasil belajar peserta didik pada siklus 1 juga belum
kategori cukup. Selanjutnya berfikir kreatif yang dimiliki peserta didik pada
II antara lain:
proses belajar berpusat pada aktifitas peserta didik bukan pada guru.
materi.
mengemukakan pendapatnya.
pembelajaran
tugas lebih dahulu dan nilai akan berkurang berdasarkan lama anak
Selasa tanggal 20 Februari 2018 pada pukul 07.00 s/d 08.45 WIB untuk
dua pada hari Kamis 27 Februari 2018 pada pukul 07.00 s/d 08.45 WIB
ahkiri ulangan harian siklus satu pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2018.
a. Perencanaan Siklus II
berikut:
c) Mempersiapkan silabus.
Saintifik.
93
guru pengamat (Novita Nila Sari, S.Pd). Menurut Gallagher et.al (1995)
Mengasosiasi, 5) Mengkomunikasikan.
pembelajaran yang telah dibuat oleh guru dan diamati oleh kolaborator
1) Pertemuan I siklus II
hidup.
pelajaran.
2) Pertemuan ke 2 siklus II
terhadap kehidupan.
oleh guru.
95
1dan 2.
3) Pertemuan 1 siklus II
Februari 2018 pada pukul 07.00 s/d 08.45 WIB. Materi yang dibahas pada
peserta didik agar tertarik dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya
nomor urut. Guru menempatkan peserta didik yang nomor urut yang sama
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mengumpulkan Informasi
kehidupan.
d. Mengasosiasi
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini dimana guru
Gambar 13. Guru membentu peserta didik yang mendapatkan kesulitan dalam
memahami materi (Selasa 20 Februari 2018)
99
e. Mengkomunikasikan
4) Pertemuan 2 siklus II
Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Selasa 27 Februari 2018
a) Mengamati
Pertemuan kedua juga tidak jauh berbeda dari segi urutan kegiatan
tanah dan peserta didik menyimak materi yang dijelaskan oleh guru. Guru
disambut gembira oleh peserta didik lain dengan tepuk tangan. Selanjutnya
b) Menanya
pertemuan 2 ini yaitu Pembentukan tanah dan persebaran jenis tanah, guru
guru membentuk kelompok peserta didik yang terdiri dari 5-6 orang
ini:
c) Mengumpulkan Informasi
memahami materi.
d) Mengasosiasi
e) Mengkomunikasikan
adalah kelompok 6.
ulangan harian (ulangan untuk siklus II) di kelas Kelas X IPS.4 yang
dan hasil belajar peserta didik di kelas kelas X IPS.4 SMAN 1 Painan pada
siklus II.
berikut:
siswa dalam mata pelajaran Geografi berada pada kategori Baik. Hal ini
terlihat banyak jumlah siswa yang berada pada kategori sangat baik yaitu
3%, Yang berada pada kategori Baik seitar 53%, dan yang berada pada
kategori Cukup 44%, dan Pada Kategori Kurang Baik yaitu sekitar 0%
Untuk lebih jelasnya grafik hasil Berfikir Kreatif peserta didik dapat
tertinggi yaitu berada pada kategori baik yaitu 53% dan kategori
terendah berada pada kategori kurang baik dan tidak baik. Untuk itu
siswa dalam mata pelajaran Geografi. Hal ini terlihat banyak jumlah siswa
yang berada pada kategori sangat baik yaitu 3%, Yang berada pada
kategori Baik seitar 75%, dan yang berada pada kategori Cukup 22%, dan
Pada Kategori Kurang Baik yaitu sekitar 0% sedangkan yang berada pda
kategori Tidak baik yaitu sekitar 0% . Sementara itu, skor rata-rata Berfikir
tertinggi yaitu berada pada kategori baik yaitu 75% kategori cukup
yaitu 22% dan sangat biak 3%. Untuk itu tidak perlu di lanjutkan lagi
5
4 Pertemuan 1
3 Pertemuan 2
2
1
0
Rata-rata Hasil Berfikir Kreatif Siklus 2
Berada pada kategori Baik. Untuk itu tidak perlu di lanjutkan lagi pada
Siklus berikutnya.
a) Siklus II Pertemuan 1
ketuntasan (KKM = 75) sedangkan peserta didik yang belum tuntas adalah
88% dengan nilai rata-rata 80,dan yang belum tuntas 13%. Untuk lebih
Gambar 17. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Peserta Didik kelas X IPS.4 Pada
Siklus II Pertemuan I
Secara klasikal pada siklus II, jumlah peserta didik ada 25 peserta didik
yang telah mencapai KKM 75 dan 4 peserta didik yang belum mencapai
KKM 75. Nilai rata-rata secara klasikal adalah 80.63 yang berada pada
b) Siklus II Pertemuan 2
pada siklus I dari 29 orang siswa terdapat 27 siswa yang tuntas atau 94%
didik yang belum tuntas adalah 2 orang atau 6%. Sedangkan secara
Gambar 18. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Peserta Didik kelas X IPS.4 Pada
Siklus II Pertemuan 2
Secara klasikal pada siklus II, hanya 27 peserta didik yang telah
mencapai KKM 75. Dari 29 peserta didik yang mencapai yaitu 94%, Dan
yang belum mencapai KKM yaitu sekitar 2 orang dengan rata-rata klasial
110
6% . Nilai rata-rata secara klasikal adalah 83.03 yang berada pada kategori
II yaitu 83.03. Untuk itu pada siklus I ini rata-rata perkembangan hasil
rata hasil belajar pada siklus 1 berada pada kategori Baik, untuk itu perlu
c) Refleksi Siklus II
Berikut ini adalah hasil pengamatan oleh kolaborator (Novita Nila Sari
tanggal 27 Februari 2018 pada siklus I, dan hasil analisis data yang
disampaikan.
bahwa peserta didik tergolong kategori cukup percaya diri dengan rata-rata
80.47, disini dapat dilihat bahwa rasa percaya diri peserta didik dalam
bahwa peserta didik tergolong memiliki kategori percaya diri baik dengan
rata-rata 83.59, disini dapat dilihat bahwa rasa percaya diri peserta didik
hasil belajar peserta didik pada siklus II yaitu 81.83 yang berada pada
kategori baik. Sedangan pada tingkat berfikir kreatif peserta didik juga
meningkat. Hal ini terlihat bahwa peningkatan hasil berfikir kreatif peserta
didik pada siklus II yaitu 82.68. Dari data ketuntasan klasikal hasil belajar
mencapai target dan tidak perlu untuk dilanjutkan pada siklus berikutnya.
peserta didik pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat
menjadi 83.43%.
perbandingan ketuntasan klasikal peserta didik pada siklus I dan siklus II.
ini.
100
80
60 Pertemuan 1
Pertemuan 2
40
20
0
Siklus 1 Siklus 2
Berfikir Kreatif Siklus I yaitu 67.24 yang berada pada kategori Cukup,
sedangkan pada siklus II yaitu 83.43 Yang berada pad kategori baik. Maka
100
80
60 Berfikir Kreatif
40
20
0
Siklus 1 Siklus 2
peserta didik pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa terdapat
81.83%.
perbandingan ketuntasan klasikal peserta didik pada siklus I dan siklus II.
belajar Siklus I yaitu 74.72 yng berada pada kategori Cukup, sedangkan
pada siklus II yaitu 81.83 Yang berada pad kategori baik. Maka
C. Pembahasan
29 orang siswa. Sebagai peserta didik yang sudah cukup lama dalam
peserta didik lebih banyak diam tidak berbicara dan tidak pernah terlihat
untuk mengemukakan pendapat. Dalam hal ini guru lebih banyak berbicara
dan perserta didik hanya menerima dan mengerjakan apa yang guru suruh.
Dari 29 orang siswa hanya 15 orang saja yang mengerjakan tugas yang
117
diberikan guru, dari yang mengerjakan tugas kebanyakan dari tugas yang
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan
umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
menguji hipotesis.
118
belajar untuk mencapai tingkat belajar tertentu (Udin S. W., 1997). Joyce,
(KKM = 75) sedangkan peserta didik yang belum tuntas adalah 23 orang.
dengan,dan yang belum tuntas 72%. Secara klasikal pada siklus I, hanya 9
peserta didik yang telah mencapai KKM yaitu 75 orang dan 23 peserta didik
yang belum mencapai KKM yaitu 75 orang. Nilai rata-rata secara klasikal
(KKM = 75) sedangkan peserta didik yang belum tuntas adalah 13 orang.
Nilai rata-rata secara klasikal adalah 77.41 yang berada pada kategori Cukup.
penilaian Berfikir Kreatif belajar peserta didik pada pertemuan pertama siklus
I dapat diketahui bahwa siswa dalam mata pelajaran Geografi berada pada
kategori Kurang. Hal ini terlihat banyak jumlah siswa yang berada pada
kategori sangat baik yaitu 0%, Yang berada pada kategori Baik sekitar 19%,
dan yang berada pada kategori Cukup 25%, dan Pada Kategori Kurang Baik
yaitu sekitar 16% sedangkan yang berada pda kategori Tidak baik yaitu
sekitar 41% . Sementara itu, skor rata-rata Berfikir kreatif siswa untuk siklus I
persentase tertinggi yaitu berada pada kategori Kurang. Untuk itu perlu
Dapat diketahui bahwa hasil Berfikir kreatif siswa dalam mata pelajaran
Geografi. Hal ini terlihat banyak jumlah siswa yang berada pada kategori
sangat baik yaitu 0%, yang berada pada kategori Baik sekitar 19%, dan yang
berada pada kategori cukup 69%, dan pada kategori kurang baik yaitu sekitar
13% sedangkan yang berada pda kategori Tidak baik yaitu sekitar 0%.
120
Sementara itu, skor rata-rata Berfikir kreatif siswa untuk siklus I Pertemuan 2
kreatif peserta didik pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 60.85 sedangkan pada
tanggal 23 Februari 2018 pada siklus I, dan hasil analisis data yang dilakukan
oleh penulis, maka untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian
diam.
oleh guru.
materi.
121
Dari hasil analisis data dan refleksi pada siklus I, jika dibandingkan
dengan siklus II dan indikator yang diharapkan dari penelitian ini ditemukan
yaitu 67.24 dan pada siklus II yaitu 83.43 sehingga mengalami peningkatan
sekitar 16.19%.
Berfikir Kreatif belajar peserta didik pada materi Proses tektonisme dan
peningkatan 7.11%.
c. Berfikir kreatif peserta juga mengalami peningkatan dari siklus I Dan II.
Pada siklus I rata-rata hasil berfikir kreatif peserta didik yaitu 67.02
sekitar 15.66%.
122
D. Keterbatasan Penelitian
peneliti dalam merekam dalam bentuk video sebagai bukti fisik dan bisa juga
namun hal ini belum dilakukan karena kekurangan sarana dan tenaga untuk
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
yang dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan belajar mandiri peserta didik
123
124
didik yang mencapai ketuntasan pada siklus I adalah 13 orang atau 56%
dan yang tidak tuntas adalah 16 orang atau 44% pada siklus II peserta didik
yang tuntas meningkat menjadi 27 orang atau 94% dan yang tidak tuntas
B. Implikasi
pembelajaran yang dapat meningkatkan berfikir kreatif belajar dan hasil belajar
peserta didik.
sekalugus sebagai sumber belajar bagi peserta didik agar mampu memahami
yang mampu meningkatkan berfikir kreatif, hasil belajar, dan berfikir kreatif
125
peserta didik dalam belajar dan antusias serta mempunyai motivasi yang tinggi
berfikir sehingga peserta didik merasa dihargai pendapatnya dan mampu pula
mengemukakan pendapatnya.
C. Saran
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
131
Lampiran 1
A. Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong, kerjasama,
toleran, damai ), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
KD PENGETAHUAN KD KETERAMPILAN
3.5 Menganalisis dinamika litosfer dan 4.5 Menyajikan proses dinamika litosfer
dampaknya terhadap kehidupan dengan menggunakan peta, bagan,
gambar, tabel, grafik, video dan /
atau animasi
Indikator Pencapaian Kompetensi
IPK PENGETAHUAN IPK KETERAMPILAN
7. Menjelaskan batuan pembentuk 4.5.1 Menjelaskan batuan pembentuk
permukaan bumi permukaan bumi
8. Mengemukakan perkembangan 4.5.2 Mengemukakan perkembang an
bentuk permukaan bumi bentuk permukaan bumi
9. Membedakan tenaga endogen dengan 4.5.3 Membedakan tenaga endogen
tenaga eksogen dengan tenaga eksogen
10. Menjelaskan tenaga tektonisme 4.5.4 Menjelaskan tenaga tektonisme
11. Menggambarkan penampang gunung 4.5.5 Menggambar kan penampang
api gunung api
12. Mengidentifikasi dampak bencana 4.5.6 Mengidentifi ka si dampak bencana
gunung api serta mitigasinya gunung api serta mitigasinya
132
A. Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong,
kerjasama, toleran, damai ), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
KD PENGETAHUAN KD KETERAMPILAN
3.6 Menganalisis dinamika 4.6 Menyajikan proses dinamika atmosfer
atmosfer dan dampaknya menggunakan peta, bagan, gambar, tabel,
terhadap kehidupan grafik, video dan / atau animasi
134
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning , siswa dapat memahami
dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dengan teliti, kerjasama,
kerja keras dan percaya diri
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Karakteristik lapisan – lapisan atmosfer bumi
Pertemuan 2
Pengukuran unsur – unsur cuaca dan interpretasi data cuaca
Pertemuan 3
Klasifikasi tipe iklim dan pola iklim global
Pertemuan 4
Karakteristik iklim di Indonesia dan pengaruhnya terhadap
aktivitas manusia
Pertemuan 5
Pengaruh perubahan iklim global terhadap kehidupan
Pertemuan 6
Lembaga – lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan
data cuaca dan iklim di Indonesia
135
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 2
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 3
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 4
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 5
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
pembelajaran
c. Guru mengecek kehadiran siswa, mengapresiasi siswa yang hadir
tepat waktu, dan memotivasi bagi yang terlambat
d. Menyanyikan lagu Indonesia Raya ( jika pembelajaran
dilaksanakan pada jam pertama )
e. Mengondisikan situasi belajar yang menyenangkan melalui
penataan tempat duduk dan lingkungan ruang kelas
f. Memotivasi siswa dengan menjelaskan tentang pengaruh
perubahan iklim global terhadap kehidupan
g. Menyampaikan tujuan pembelajaran
h. Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai pada pertemuan 1
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 6
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
141
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
142
I. Jenis Penilaian
1. Penilaian sikap spritual
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh siswa,
dengan kriteria sebagai berikut
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
143
Gotong Royong
Cinta Damai
Kerjasama
Disiplin
Santun
Peduli
Jujur
No Nama
Skor Sikap Nilai
144
Rubrik Penilaian
Skor Kriteria Indokator
4 Selalu ( SL ) Apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 Sering ( SR ) Apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang – kadang
tidak melakukan
2 Kadang – Apabila kadang –kadang melakukan dan sering tidak melakukan
kadang ( KD )
1 Tidak Pernah Apabila tidak pernah melakukan
( TP )
3. Penilaian Pengetahuan
Soal Bobot per item Bobot nilai
1 100 100
Jumlah nilai 100
Skor = B Keterangan :
__ x 100 B = jumlah nilai yang diperoleh
N N = jumlah nilai maksimal
4. Penilaian Keterampilan
Penilaian Keterampilan Presentasi
Penguasaan Jumlah
Presentasi Berargumentasi Menjawab
No Nama Materi Nilai Nilai
(1–4) (1–4) (1–4)
(1–4) (1–4)
1
2
3
dst
Penilaian Keterampilan Diskusi
Pemahaman Kemampuan Kemampuan Penguasaan Jumlah
No Nama Materi Berargumentasi Menjawab Materi Nilai
(1–4) (1–4) (1–4) (1–4) (1–4)
1
2
3
Dst
Jumlah
145
Keterangan
Skor Rentang Nilai 1 – 4
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Nilai = jumlah nilai di bagi
A. Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong,
kerjasama, toleran, damai ), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
KD PENGETAHUAN KD KETERAMPILAN
3.6 Menganalisis dinamika 4.6 Menyajikan proses dinamika atmosfer
atmosfer dan dampaknya menggunakan peta, bagan, gambar, tabel,
terhadap kehidupan grafik, video dan / atau animasi
147
SOAL – SOAL
1. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
2. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
3. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
4. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
5. .......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
A. Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong,
kerjasama, toleran, damai ), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
149
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery / Inquiry Learning , siswa dapat
memahami Dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dengan teliti,
kerjasama, kerja keras dan percaya diri
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Siklus hidrologi serta karakteristik dan dinamika perairan
laut
Pertemuan 2
Persebaran dan pemanfaatan biota laut
Pertemuan 3
Pencemaran dan konservasi perairan laut
Pertemuan 4
Potensi sebaran dan pemanfaatan perairan darat
Pertemuan 5
Konservasi air tanah dan Daerah Aliran Sungai ( DAS
Pertemuan 6
Lembaga – lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan
data hidrologi di Indonesia
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Generalisasi
Siswa menyampaikan laporan hasil diskusi Siklus hidrologi serta
karakteristik dan dinamika perairan laut
Berfikir
kritis /
komunikasi
152
3. Kegiatan penutup
Kegiatan Penutup
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 2
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Pengolahan informasi
kolaborasi
Siswa bersama / secara perorangan mendiskusikan tentang persebaran
dan pemanfaatan biota laut
Verifikasi hasil kreati
hots Siswa berkelompok mendiskusikan tentang persebaran dan fitas
pemanfaatan biota laut
153
Generalisasi
Siswa menyampaikan laporan hasil diskusi tentang persebaran dan
pemanfaatan biota laut
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 4
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 4
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 5
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
Berfikir
3. Kegiatan penutup kritis /
Kegiatan Penutup komunikasi
Peserta didik bersama – sama menyimpulkan pembelajaran hari ini
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk pertemuan
berikutnya
Untuk pembelajaran minggu depan ananda membaca materi berikutnya (
dengan memberikan tugas dirumah )
Pertemuan 6
1. Kegiatan pendahuluan
Langkah – langkah kegiatan AW
Pendidikan Karakter
I. Jenis Penilaian
1. Penilaian sikap spritual
Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh siswa,
dengan kriteria sebagai berikut
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang – kadang
tidak melakukan
2 = kadang – kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
159
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor menggunakan rumus :
Skor diperoleh
_________________ x 4 = skor akhir
Skor Maksimal
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir
14
__ x 4 = 2,8
20
Sesuai dengan Permendikbud No. 18 th 2013 peserta didik memperoleh nilai
adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3, 34 – 4, 00
Baik : apabila memperoleh skor : 2, 34 – 3, 33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1, 34 - 2, 33
Kurang : apabila memperoleh skor : 1 – 1 , 33
Gotong Royong
Cinta Damai
Kerjasama
Disiplin
Santun
Peduli
Jujur
No Nama
Skor Sikap Nilai
160
Rubrik Penilaian
Skor Kriteria Indokator
4 Selalu ( SL ) Apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 Sering ( SR ) Apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang
– kadang tidak melakukan
2 Kadang – kadang ( KD ) Apabila kadang –kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 Tidak Pernah ( TP ) Apabila tidak pernah melakukan
3. Penilaian Pengetahuan
Soal Bobot per item Bobot nilai
1 100 100
Jumlah nilai 100
Skor = B Keterangan :
__ x 100 B = jumlah nilai yang diperoleh
N N = jumlah nilai maksimal
4. Penilaian Keterampilan
Penilaian Keterampilan Presentasi
Penguasaan Jumlah
Presentasi Berargumentasi Menjawab
No Nama Materi Nilai Nilai
(1–4) (1–4) (1–4)
(1–4) (1–4)
1
2
3
dst
Keterangan
Skor Rentang Nilai 1 – 4
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Nilai = jumlah nilai di bagi
B. Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli ( gotong royong,
kerjasama, toleran, damai ), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
163
SOAL – SOAL
1. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
2. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
3. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
4. .......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
5. .......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Lampiran 2
KOMPETENSI DASAR
LITHOSFER
166
BAHAN AJAR
SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2
A. Struktur Lapisan Kulit Bumi (Lithosfer)
Pertama-tama perlu anda ketahui bahwa kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu
lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang
paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Perlu anda
pahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam
kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil
dan sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan
lebih tebal dari di bawah samudra.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu ;
a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.
b. Lapisan Perantara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km.
Lapisan ini disebut juga asthenosfer / mantel, merupakan bahan cair bersuhu
tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial (silisium alumunium)yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam
silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL2O3. Pada lapisan
sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit,
andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu
mempunyai ketebalan rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian
atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan
benua.
Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada
bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini menempati dasar
samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh
logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O
lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan
basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan
rata rata 65 km.
Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini: (Tugas Gambar)
167
Pembagiannya :
Batuan Beku Dalam
Batuan Beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan
bumi, pada kedalaman 15 – 50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan
astenofer, pendinginan magmanya sangat lambat
a. Batuan sedimen
Batuan Sedimen
Batuan Sedimen adalah Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya
proses pengendapan. Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan
melalui proses pelapukan, baik oleh angin maupun air.
Batuan sediment berdasarkan tenaga pengangkutnya terbagi atas :
Batuan sedimen aguatis yang diangkut oleh air
170
Gambar 26. contoh batuan beku aeolis yang diangkut oleh angin
Gambar 30. batuan sedimen glacial, batuan sedimen yang diendapkan di daerah es
Batuan sedimen berdasarkan cara pengendapannya :
Batuan sedimen mekanis / klastik
Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagenesis yang menyatakan
perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi batuan endapan.
Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen
kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan
beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa
172
endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen
organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu
gamping dan koral
Batuan sedimen kimiawi
terbentuk melalui proses kimiawi seperti yang dialami batu kapur, dibagian atap
gua kapur.Batu kapur yang diresapi air hujan mengandung karbondioksida akan
larut dalam bentuk larutan air kapur.
b. Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Olahan nitrogen, phosphate, dan kalium sebagai pupuk dapat dimanfaatkan dalam
bidang pertanian
Bentuk Muka Bumi sebagai Akibat Proses Vulkanisme, Gempa Bumi, dan
Diatropisme/ tektonisme
1) Tenaga yang Mengubah Bentuk Permukaan Bumi
Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi terdiri atas tenaga endogen dan
eksogen.
Tenaga endogen, adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Bentuk relief di
permukaan bumi dapat dibentuk dari tenaga ini. Tenaga endogen meliputi
tektonik, vulkanik,seisme
Gambar peta jalur tenaga endogen dunia yang menimbulkan gempa bumi dan memunculkan jajaran
gunung api (sumber: alam semesta dan bumi, pustaka widya, 1978, hlm. SI)
Gambar 32. peta lempengan-lempengan utama yang merupakan bagian-bagian kerak bumi (sumber:
alam semesta dan bumi, pustaka widya, 1978, hlm.76)
Tenaga eksogen, adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, bersifat merusak
bentuk-bentuk permukaan bumi. Tenaga eksogen meliputi pelapukan
(weathering) dan erosi (pengikisan). Tenaga endogen dan eksogen sangat
berpengaruh terhadap bentuk muka bumi.
Tenaga Endogen
a. Gejala Vulkanisme
174
Intrusi Magma proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan
litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi
Peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi disebut
dengan vulkanisme. Campuran bebatuan dalam keadaan cair, liat, serta sangat panas
disebut dengan magma. Tingginya suhu magma dan banyaknya gas di dalam magma
menimbulkan aktivitas magma. Magma itu dapat berupa gas, padat, dan cair. Gunung
api merupakan tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih mengeluarkan
magma. Ditinjau dari bentuk dan proses terjadinya,gunung berapi dapat dibedakan
menjadi tiga, sebagai berikut.
Gunung api kerucut (strato)
Jenis gunung api yang banyak terdapat di Indonesia ini berbentuk menyerupai
kerucut, terbentuk dari adanya letusan dan lelehan (efusi), yang terjadi secara
bergantian. Gunung ini disebut lava gunung apistrato karena bahannya berlapis-
lapis.
Kondisi ini seperti yang terjadi di lereng Gunung Lamongan Jawa Timur, Danau
Eifel di Prancis, dan di dataran tinggi Prancis Tengah.
Tekanan gas, luasnya sumber/dapur magma, kedalaman dapur magma, dan sifat magma
(cair/kental) sangat berpengaruh terhadap kuat atau lemahnya gunung api.
Bagian-bagian luar gunung api dapat kita lihat dengan mata kepala. Bagian-bagian
itu adalah kaldera, dan bagian yang berada di dalamnya.
1) Kaldera, merupakan bagian kawah kepundan yang sangat besar, luas, dan
bertebing curam. Kaldera terbentuk karena sebagian dari puncak gunung api itu
gugur atau terbang bersama material gunung api ketika gunung api tersebut
meletus dengan dahsyat, seperti yang terjadi pada Kaldera Gunung Krakatau
dengan luas 7 km dan Kaldera Gunung Tengger dengan luas 8 km.
2) Batolit, merupakan magma yang menembus lapisan-lapisan batuan dan terjadi
pembekuan di tengah jalan.
3) Sill, merupakan magma yang masuk dan berada di antara dua lapisan bahan
sedimen dan membeku (intrusi datar).
4) Lakolit, merupakan magma yang masuk dan berada di antara batuan sedimen yang
menyebabkan terjadinya tekanan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian
bawah datar.
Ditinjau dari aktivitasnya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga golongan
berikut.
1) Gunung aktif, merupakan gunung api yang masih beraktivitas, mengeluarkan asap
pada kawahnya, menimbulkan gempa dan letusan, seperti Gunung Merapi dan
Gunung Stromboli.
2) Gunung istirahat, merupakan gunung api yang sedang istirahat tetapi sewaktu-
waktu dapat meletus dan kemudian istirahat kembali, seperti Gunung Ciremai.
177
3) Gunung mati, merupakan gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus
lagi, misalnya, Gunung Patuha dan Gunung Sumbing.
Berbagai Macam Bahan yang Dikeluarkan oleh Tenaga Vulkanisme
1. Benda Cair
Benda cair terdiri atas berikut.
1.1 Lava, adalah magma yang telah keluar.
1.2 Lahar panas, merupakan campuran magma dan air, berupa lumpur panas
mengalir.
1.3 Lahar dingin, terdiri dari batu, pasir, dan debu di puncak gunung.
Jika hujan lebat, air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang
merupakan bubur kental. Lahar dingin ini akan mengalir ke bawah melalui
lereng dan jurang-jurang dengan derasnya sehingga dapat menyapu bersih
semua yang dilaluinya. Derasnya lahar dingin yang tidak terbendung akan
mengakibatkan tertutupnya sawah-sawah, terbendungnya sungai-sungai dan
saluran-saluran air. Kondisi ini akan dapat menimbulkan banjir lahar dingin
yang didominasi pasir.
2. Efflata (bahan padat)
Berdasarkan asalnya, efflata dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
efflata antogen/pyrodastic atau effata yang berasal dari magma sendiri
efflata allogen atau efflata yang berasal dari bebatuan yang berada di sekitar
pipa kawah yang ikut terlempar.
Menurut ukurannya, efflata dapat dibedakan atas
bom (batu besar-besar),
lapili (batu sebesar kacang/kerikil),
pasir, debu, dan
batu apung (batu yang penuh pori udara).
3. Bahan gas (ekshalasi)
Bahan gas terdiri atas:
solfator, yaitu gas (H2S) yang keluar dari lubang;
fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air;
mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan CO2 seperti Pegunungan Dieng dan
Gunung Tangkuban Perahu.
Keuntungan atau manfaat yang dapat dirasakan oleh makhluk hidup, antara lain:
1. Adanya pelapukan abu yang mengandung garam-garam dan mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga tanah di
sekitar gunung berapi menjadi tanah yang subur;
2. Menjadi daerah tangkapan hujan atau mendatangkan hujan;
3. Semburan vulkanik dapat memperluas daerah pertanian;
4. Meningkatnya jenis tanaman budi daya (tanaman perkebunan) karena adanya
bermacam-macam zona tumbuh-tumbuhan;
5. Menjadikan letak mineral (tambang) dekat dengan permukaan tanah;
6. Udara yang masih segar dan sangat sejuk dapat dijadikan tempat pariwisata dan
sanatorium.
178
Tipe Perret yaitu gunung api mempunyai ledakan yang Sangat dahsyat
disertai material yang menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang
Sangat tinggi.contoh gunung krakatau.
Dibagi 2 :
1. Erupsi Eksplosif
Erupsi berupa ledakan yang mengeluarkan benda – benda padat terjadi
karena dapur magma dalam dan gasnya bersifat racun
2. Erupsi efusif
Erupsi berupa lelehan lava yang keluar melalui rekahan – rekahan gunung api
Lava : magma yang mencapai permukaan bumi
seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah
vertikal
seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah
horizontal.
Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dicatat
oleh sismograf dengan menggunakan skala Richter. Massa yang bebas dari getaran
gempa yang disebut massa stasioner.
Isoseista yaitu garis yang menghubungkan titik pada permukaan bumi dimana
intensitas gempanya sama
Homoseista yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mengalami/mencatat gelombang primer pada waktu yang sama
Makroseista yaitu daerah dipermukaan bumi yang mengalami kerusakan terhebat
akibat gempa
Diatropisme/Tektonisme/Tektogenesa
Perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal disebut tektonisme.
Bentuk hasil tenaga tektonisme umumnya berupa lipatan dan patahan. Semua gerak
naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi disebut dengan gerak
tektonik. Gerak ini terbagi menjadi gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
Gerak epirogenetik merupakan gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang
sangat lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang
luas. Ada dua macam gerak epirogenetik.
a. Epirogenetik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan
permukaan air laut naik. Keadaan ini akan jelas terlihat jika kita berada di tepi
pantai.
Contoh:
1. Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dan
pulau-pulau barat daya sampai ke Pulau Banda).
2. Turunnya muara Sungai Hudson di Amerika yang dapat dilihat sampai
kedalaman ± 1.700 meter.
3. Turunnya lembah Sungai Kongo sampai dengan 2.000 meter di bawah
permukaan laut.
b. Epirogenetik negatif, merupakan gerak naiknya daratan sehingga terlihat
seakan permukaan air laut turun.
Contoh:
1. Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton.
2. Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika.
Gerak orogenetik, merupakan gerakan pembentuk pegunungan, relatif lebih cepat
daripada gerak epirogenetik. Gerakan ini menyebabkan tekanan horizontal dan
vertikal di kulit bumi, yang menyebabkan peristiwa dislokasi atau berpindah-
pindahnya letak lapisan kulit bumi.
Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
1. Lipatan (kerutan)
Adanya gerakan tekanan horizontal yang berakibat berkerut dan melipatnya
kulit bumi, selain itu juga dapat menyebabkan terbentuknya pegunungan di
relief muka bumi. Contoh: pegunungan-pegunungan tua, seperti Pegunungan
Ural dan Allegani. Lipatan ini terjadi pada zaman primer; pegunungan muda,
seperti rangkaian Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik yang terjadi pada
zaman tersier. Rangkaian Pegunungan Mediterania dimulai dari Pegunungan
Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka, Himalaya, Hindia Belakang, Sumatra, Jawa,
184
Di alam ini terdapat tiga macam pelapukan, antara lain, sebagai berikut.
a) Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi terjadi karena batu-batuan mengalami perubahan kimiawi.
Pelapukan ini disebabkan oleh air dan panas. Pelapukan kimiawi banyak terjadi di
Indonesia. Ini disebabkan curah hujan di Indonesia sangat tinggi. Air hujan
mempermudah terjadinya pelapukan kimiawi. Selain air hujan pelapukan juga
dipercepat oleh tumbuh-tumbuhan yang terdapat di Indonesia. CO2 banyak
dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan selain akarnya dapat mengeluarkan asam yang
memudahkan terjadinya proses kimiawi.
Air yang banyak mengandung CO (zat asam arang) dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur (CaO3). Peristiwa ini disebut dengan pelarutan yang dapat
menimbulkan gejala-gejala karst. Yang termasuk gejala-gejala karst, antara lain,
sebagai berikut.
186
b) Pelapukan Organis
Pelapukan organis terjadi karena aktivitas organisme, termasuk hewan dan
tumbuhan. Hewan yang berperan dalam pelapukan, antara lain, cacing tanah,
serangga, dan tikus. Di garis pantai yang terangkat sering dijumpai lubang-
lubang bekas rumah binatang yang hidup pada permukaan air. Selain hewan,
tumbuhan juga berperan dalam pelapukan organis. Pengaruh tumbuhan dapat
bersifat mekanis dan kimiawi. Bersifat mekanis karena berkembangnya
pertumbuhan akar di dalam tanah dapat merusak tanah dan sekitarnya.
Bersifat kimiawi karena akar akan mengeluarkan asamasam mengisap garam
makanan. Asam-asam ini bersifat merusak batubatuan sehingga mendorong
terjadinya pelapukan.
187
c. Hilir sungai
Di bagian hilir ini dasar palung sungai berbentuk datar. Di daerah hilir ini air
mengalir dengan kecepatan yang sangat lambat, bahkan seperti tidak mengalir.
Dengan demikian, benda-benda yang terangkut sebagian besar diendapkan di
bagian muara sungai. Peristiwa ini mendorong terbentuknya delta atau pulau-
pulau di bagian muara sungai.
3. Relief permukaan bumi
Terjadinya erosi menyebabkan puncak-puncak gunung yang mula-mula tajam
menjadi rendah dan bulat. Demikian juga dengan jurang-jurangnya yang curam,
karena pengendapan bahan-bahan dan pengikisan di lerengnya, gunung menjadi
lebih dangkal. Dataran tinggi menjadi rendah, sebaliknya dataran rendah
menjadi tinggi karena endapan tanah. Kejadian-kejadian tersebut memicu pada
terbentuknya suatu relief permukaan bumi yang disebut peneplain.
4. Tanah pertanian
Ada dua pengaruh yang disebabkan oleh erosi terhadap tanah pertanian.
Pengaruh tersebut ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Pengaruh
ini ditentukan oleh jenis erosi. Adapun pengaruh tersebut sebagai berikut.
a. Pengaruh yang menguntungkan
Dikatakan menguntungkan jika tanah hasil erosi adalah tanah aluvial yang dapat
menjaga kesuburan tanah. Bagaimana erosi yang dapat menjaga kesuburan tanah?
Kondisi ini terjadi jika jumlah tanah yang diangkut oleh erosi itu seimbang dengan
jumlah tanah yang terbentuk oleh pelapukan. Erosi seperti inilah yang diperlukan oleh
tanah pertanian.
b. Pengaruh yang merugikan
Di sini erosi yang terjadi dapat menyebabkan tanah menjadi tandus dan mati. Hal ini
terjadi karena tanah yang diangkut oleh erosi itu lebih banyak daripada tanah yang
terjadi karena pelapukan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi
terjadinya erosi, antara lain, sebagai berikut:
pembuatan terasering dengan cara membuat tanah lereng menjadi bertingkat-
tingkat, sehingga apa jika terjadi hujan, kecepatan air dari bagian atas akan
berkurang
pelaksanaan strip-cropping atau metode tanam berseling yang waktu panennya
tidak sama
melakukan reboisasi atau penanaman hutan kembali, terutama dilakukan pada
hutan-hutan lindung yang mulai gundul
mengadakan contour-plowing, yaitu mengadakan pembajakan yang searah dengan
kontur.
Pengendapan
Setelah menempuh jarak tertentu, material yang terbawa karena erosi akan diendapkan.
Ini dapat terjadi karena kecepatan erosi semakin berkurang. Endapan hasil pelapukan
190
Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya.
1. Pengendapan oleh Air
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air, antara lain, meander, dataran banjir, tanggul alam, dan delta.
Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.
Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
Akibatnya, sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling
mudah dilewati. Sementara itu, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.
Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan
membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam
maupun tepi luar. Di bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan,
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan.
Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus, akan membentuk meander.
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, di mana pengikisan dan
pengendapan terjadi secara berturut-turut. Proses pengendapan yang terjadi
secara terus-menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah
dari aliran sungai, sehingga terbentuk oxbox lake.
Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut, kecepatan
alirannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air
sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap
terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan
191
menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan
mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi
berbentuk U.
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Lahan merupakan bentang darat mulai dari pantai sampai ke pedalaman. Luas lahan
bumi diperkirakan 148.892.000 km2.
Lahan potensial adalah lahan-lahan yang memungkinkan untuk dikelola manusia
lahan yang produktif sehingga jika dikelola oleh manusia,
dengan pengelolaan tersebut, diharapkan lahan tersebut akan
dapat memberikan hasil yang tinggi dan biaya pengelolaan yang
rendah.
Lahan potensial terdiri dari lahan kering dan lahan basah.
Jenis tanah berdasarkan bahan induk pembentuk tanah dapat dibedakan menjadi
berikut.
1) Tanah oganosol, merupakan tanah yang terbentuk dari bahan induk organik (tanah
gambut) dan hutan rawa dengan iklim basah pada curah hujan 2.500 mm/tahun.
Tanah organosol banyak mengandung unsur hara dan biasanya terdapat di daerah
pasang surut seperti Jawa, pantai barat Sumatra, pantai timur Kalimantan, dan
pantai barat Papua.
2) Tanah podzolik merah kuning, merupakan perkembangan dari tanah mineral yang
berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanis bersifat asam dan tersebar di
daerah beriklim basah tanpa bulan kering dengan curah hujan 2.500 mm/tahun.
Tanah podzolik ini banyak terdapat di Nusa Tenggara Barat.
3) Tanah aluvial, merupakan tanah yang terbentuk dari endapan lumpur yang terbawa
oleh air sungai. Tanah ini banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sehingga sangat subur. Tanah aluvial banyak terdapat di Sumatra bagian
timur, Kalimantan bagian tengah dan timur, Jawa bagian utara, dan Papua bagian
selatan.
4) Tanah vulkanis, merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan vulkanis,
lava yang telah membeku (effusif) atau dari abu letusan gunung berapi yang telah
membeku (efflata). Tanah ini sangat subur untuk pertanian karena merupakan tanah
tuff yang berasal dari abu letusan gunung berapi, misalnya, di Lampung, Palembang,
dan Sumatra Barat. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan wilayah-
wilayah yang ada gunung apinya.
5) Tanah humus, biasa disebut dengan bunga tanah, tanah ini berasal dari pembusukan
tumbuh-tumbuhan yang jatuh di atasnya. Tanah ini banyak mengandung humus yang
sangat subur untuk tanaman.
6) Tanah pasir, merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batuan pasir. Tanah ini
hanya mengandung sedikit bahan organik sehingga kurang baik untuk pertanian, dan
banyak terdapat di daerah pantai barat Sumatra Barat, Sulawesi, dan Jawa Barat.
7) Tanah laterit atau tanah merah, merupakan tanah yang kaya zat besi dan aluminium.
Tanah ini bukan merupakan tanah yang subur karena usianya sudah tua.
Penyebab Erosi Tanah dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Tanah terbentuk dari akumulasi tubuh-tubuh alam yang bebas dan menduduki sebagian
besar lapisan atas permukaan bumi. Tanah memiliki sifat-sifat yang dipengaruhi oleh
iklim, jasad-jasad hidup, dan bahan induk dalam keadaan tertentu dan jangka waktu
tertentu yang berperan dalam menumbuhkan tanaman.
195
bertani dengan cara membagi bidang-bidang tanah itu dalam bentuk sempit dan
memanjang mengikuti garis kontur sehingga berbelok-belok bentuknya (contour sinp
cropping); pergantian jenis tanaman ketersediaan unsur hara tanah terjaga dan
tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat penanaman satu jenis tanaman secara
terusmenerus (crop rotation); dan melakukan penanaman hutan kembali (reboisasi)
pada hutanhutan gundul.
Lahan Kritis dan Lahan Potensial
a) Lahan Potensial
Lahan potensial merupakan lahan subur yang sebenarnya dapat dimanfaatkan, tetapi
belum dimanfaatkan atau belum diolah, padahal jika diolah akan memberikan nilai
ekonomi yang tinggi.
Lahan potensial tersebar di tiga wilayah utama daratan, yaitu di daerah pantai,
dataran rendah, dan dataran tinggi.
Usaha pelestarian dan peningkatan kegunaan lahan-lahan potensial, antara lain,
membuat perencanaan penggunaan lahan
menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi lahan
mengintensifkan penggunaan lahan dalam waktu tertentu
pembuatan perencanaan pembangunan tata lahan untuk menghindari pencemaran;
penggunaan lahan seoptimal mungkin untuk kepentingan rakyat;
adanya pemisahan penggunaan lahan untuk permukiman, industri, perkantoran,
maupun pertanian;
pembuatan peraturan atau UU pengalihan hak atas tanah untuk kepentingan
umum dan; peraturan perpajakan.
Adanya kajian yang berhubungan dengan kebijakan tata ruang, perizinan atau
pajak untuk memberikan tambahan wawasan bagi masyarakat tentang konservasi
lahan,
adanya perhatian terhadap teknologi pengolahan tanah, penghijauan (reboisasi),
dan
pembuatan sengkedan terutama di daerah-daerah pegunungan,
penanaman lahan di permukiman penduduk agar mempunyai ladang yang tetap dan
tidak berpindah-pindah,
pengelolaan daerah DAS di sepanjang aliran sungai.
b) Lahan Kritis
Lahan kritis sering disebut dengan lahan yang tidak produktif karena meski sudah
dikelola tetap saja produktivitas lahannya rendah.
Lahan kritis dapat terbentuk karena beberapa faktor,
antara lain, adanya kekeringan,
genangan air secara terusmenerus seperti di daerah pantai dan rawa,
terjadinya erosi tanah dan
masswasting di daerah dataran tinggi, pegunungan, dan daerah yang miring,
adanya kesalahan dalam pengelolaan lahan yang kurang memerhatikan aspek aspek
kelestarian lingkungan,
198
masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian yang tak dapat
diuraikan oleh bakteri seperti plastik yang dapat bertahan selama ± 200 tahun di
dalam tanah,
adanya pembekuan air di daerah kutub atau pegunungan tinggi, serta
adanya pencemaran zat seperti pestisida dan limbah pabrik yang masuk ke lahan
pertanian.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi lahan kritis adalah:
pemanfaatan lahan seoptimal mungkin, baik untuk pertanian, perkebunan,
peternakan, maupun usaha lainnya;
melakukan penghijauan atau reboisasi;
pembuatan terrasering pada lereng bukit untuk mencegah terjadinya erosi tanah
program kali bersih (prokasih);
reklamasi lahan bekas pertambangan;
pengelolaan wilayah terpadu di wilayah perairan dan daerah aliran sungai (DAS)
mempertahankan keanekaragaman hayati dan pola pergiliran tanaman;
ditetapkannya sanksi yang tegas bagi siapa saja yang merusak lahan, yang
mengarah pada terjadinya lahan kritis
sedapat mungkin digunakan pupuk organik secara tepat dan terusmenerus. Pupuk
organik tersebut, antara lain, pupuk kandang atau kompos
memanfaatkan tumbuhan eceng gondok guna menurunkan zat pencemar yang ada
pada lahan pertanian; meski dapat digunakan untuk menyerap zat pencemar dan
dapat dimanfaatkan untuk makanan ikan, tetapi tetap harus diperhatikan karena
eceng gondok sangat mudah berkembang, sehingga dapat menutup permukaan air
dan dapat mengganggu lahan pertanian;
gurumuda.com/bs
penggemburan tanah sawah dilakukan dengan tumbuhan azol
gurumuda.com/bs
199
Lampiran 3
ULANGAN HARIAN
SIKLUS 1
MATA PELAJARAN : GEOGRAFI
KELAS : X IIS 4
1. Lapisan bumi terdiri atas 3 lapisan dengan tingkat ketebalan yang berbeda, salah satunya
lapisan Litosfer dengan ketebalan rata – rata ...
A. 1.000 km
B. 1.100 km
C. 1.200 km
D. 1.300 km
E. 1.400 km
3. Pernyataan
1) Breksi
2) Dolomit
3) Kalsit
4) Topas
5) Marmer
Batuan yang mempunyai nilai tinggi dalam kehidupan adalah ...
A. 1 dan 5 D. 2 dan 4
B. 1 dan 3 E. 4 dan 5
C. 2 dan 3
4. Lapisan litosfer terdiri atas dua lapisan sial dan lapisan sima, lapisan yang memiliki ketebalan
rata – rata 35 km dikenal dengan ...
A. Lapisan Barisfer
B. Lapisan Sial
C. Lapisan Sima
D. Lapisan Bumi
E. Lapisan Batuan
8. Gambar patahan
9. Perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal merupakan pengertian dari...
A. Litosfer
B. Endogen
C. Eksogen
D. Lipatan
E. Tektonisme
10. Tenaga dari dalam bumi yang bergerak dengan arah vertikal dan horizontal mengakibatkan
perubahan lokasi disebut ...
A. Lipatan
B. Patahan
C. Sesar
D. Horst
E. Graben
11. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat gerakan tektonik epirogenesa negatif ...
A. Naiknya dataran tinggi Colorado USA
B. Rangkaian peg. Bukit Barisan di Sumatera
C. Teras pantai bertingkat di pulau Timor
D. Patahan lembang di Bandung
E. Patahan Semangko di Pulau Sumatera
12. Proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang lambat dengan arah
vertikal, meliputi wilayah yang luas disebut …
A. Tektonis epirogenesa
B. Tektonis orogenesa
C. Patahan
D. Retakan
E. Pelengkungan
13. Gerak turun nya suatu daratan sehingga terlihat permukaan air laut naik dinamakan …
201
A. Epirogenesa negatif
B. Epirogenesa positif
C. Graben
D. Horst
E. Fault scap
14. Pernyataan
1. Graben
2. Horst
3. Lipatan tegak
4. Fault scap
5. Lipatan miring
A. 1, 2,dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 4
E. 3, 4, dan 5
15. Pernyataan
1. Lipatan positif
2. Lipatan negatif
3. Lipatan tegak
4. Lipatan miring
5. Lipatan rebah
6. Lipatan menutup
Pernyataan di atas yang termasuk macam – macam tipe lipatan adalah nomor …
A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 2, 3, dan 5
C. 1, 4, 5, dan 6
D. 2, 3, 4, dan 5
E. 3, 4, 5, dan 6
16. Peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi dinamakan …
A. Magma
B. Intrusi magma
C. Ekstrusi magma
D. Vulkanis
E. Erupsi
17. Proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan batuan litosfer yang tidak
sampai kepermukaan dikenal dengan ...
A. Intrusi magma
B. Ekstrusi magma
C. Erupsi eksplosif
D. Erupsi efusif
E. Erupsi linear
18. Pernyataan
1. Erupsi linear
2. Erupsi sentral
3. Erupsi eksplosif
202
4. Erupsi efusif
5. Erupsi
Jenis erupsi berdasarkan lubang kepundan ditunjukan angka ...
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 2, 3 dan 4
D. 3, 4 dan 5
E. 4, 5 dan 6
19. Di lihat dari bentuk terjadi nya ada 3 macam gunung api …
A. Gunung aktif , gunung mati, dan gunung istirahat
B. Tipe hawai, tipe Stromboli, dan tipe merapi
C. Gunung api maar, gunung api strato, dang gunung api perisai
D. Gunung api bromo, gunung api pelee, dan gunung merapi
E. Tipe volcano, tipe pelee, dan dan tipe perret
20. Pelengkungan merupakan bentukan lahan karena gerak vertikal yang tidak merata pada suatu
daerah, jika melengkung ke atas akan menjadi kubah (dome) dan jika melengkung kebawah
menjadi …
A. Patahan
B. Retakan
C. Cekungan (basin)
D. Lipatan
E. Horst
21. Gunung api yang sesudah tahun 1600 belum pernah lagi meletus namun masih
memperlihatkan gejala aktif dikenal dengan gunung api ...
A. Tipe A
B. Tipe B
C. Tipe C
D. Tipe D
E. Tipe E
22. Rupa gunung api kerucut terbentuk karena letusan dan ledakan secara bergantian, batuan
berlapis – lapis termasuk jenis gunung api ...
A. Maar
B. Strato
C. Perisai
D. Perret
E. Merapi
24. Gunung api yang terbentuk karena erupsi eksplosif dan erupsi ini hanya sekali karena dapur
magma nya dangkal termasuk jenis gunung api …
A. Strato
B. Merapi
C. Perisai
D. Maar
E. Stromboli
203
25. Pernyataan
1. Lavanya cair kental dan tekanan gas sangat tinggi
2. Dapur magma nya sangat dalam
3. Hasil letusan berupa gas sangat tinggi dan awan berbentuk kol bunga
4. Mengeluarkan eriata
5. Hasil letusan nya berupa lava pijar dan lahar dingin
Yang termasuk ciri – ciri dari letusan gunung api tipe perret adalah nomor …
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 2, dan 5
D. 2, 3, dan 4
E. 3, 4, dan 5
ULANGAN HARIAN
SIKLUS 2
MATA PELAJARAN : GEOGRAFI
KELAS : X IIS 4
1. Getaran yang di rasakan sebagai akibat dari adanya tenaga dari dalam perut bumi disebut …
A. Seisme
B. Vulkanisme
C. Tektonisme
D. Eksogen
E. Endogen
2. Pernyataan
1. Gempa tektonik
2. Gempa vulkanik
3. Gempa runtuhan
4. Gempa tumbukan
5. Gempa bumi
Gempa yang terjadi akibat meteor yang menabrak bumi di tunjukan oleh angka …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3. Gempa bumi yang terjadi pada daerah kapur atau pada daerah pertambangan sering disebut …
A. Gempa tektonik
B. Gempa runtuhan
C. Gempa buatan
D. Gempa tumbukan
E. Gempa vulkanik
4. Gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat di namakan …
A. Seismograf horizontal
B. Seismograf vertical
C. Macroseisme
D. Microseisme
E. Skala ricter
5. Gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7 – 14
km/detik dinamakan ...
A. Microseisme
B. Macroseisme
C. Gelombang primer
D. Gelombang sekunder
E. Seismograf
6. Alat untuk mengukur gempa adalah …
205
A. Anemometer
B. Termometer
C. Barometer
D. Seismograf
E. Skala ricter
7. Tenaga yang berasal dari luar bumi dan banyak merusak bentuk – bentuk permukaan bumi
dinamakan …
A. Vulkanisme
B. Tektonisme
C. Seisme
D. Tenaga eksogen
E. Tenaga endogen
8. Yang termasuk tenaga eksogen adalah …
A. Tektonik dan vulkanik
B. Seisme dan gempa bumi
C. Vulkanisme dan magma
D. Intrusi magma dan ekstrusi magma
E. Pelapukan dan erosi
9. Proses penghancuran batuan dengan batuan makhluk hidup seperti manusia, hewan maupun
tumbuhan disebut …
A. Pelapukan biologis
B. Pelapukan mekanis
C. Pelapukan kimiawi
D. Masswating
E. Abrasi
10. Pernyataan
1. Erosi geletser
2. Erosi sungai
3. Erosi air hujan
4. Abrasi
5. Korasi
Yang termasuk erosi air adalah …
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 3 dan 4
C. 2, 3 dan 4
D. 2, 3 dan 5
E. 3, 4 dan 5
11. Erosi yang sering terjadi didaerah gurun pasir adalah …
A. Erosi air
B. Abrasi
C. Erosi gletser
D. Erosi angin
E. Erosi air hujan
12. Pelapukan yang mengakibatkan terjadinya pelarutan sehingga dapat menmbulkan gejala-
gejala karst dinamakan …
A. Pelapukan fisis
B. Pelapukan biologis
C. Pelapukan kimiawi
206
D. Pelapukan organis
E. Masswating
13. Proses penghancuran batuan kulit bumi pada tempatnya yang di pengaruhi temperature dan
kelembapan udara dinamakan …
A. Erosi
B. Pelapukan
C. Sedimentasi
D. Masswating
E. Ekstra terrestrial
14. Salah satu contoh dari hasil sedimentasi pada permukaan bumi adalah …
A. Di muara sungai terdapat endapan berupa data sungai
B. Terjadi nya erosi angina di gurun pasir
C. Gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landau
D. Terjadi nya tanah longsor
E. Perpindahan massa tanah dalam waktu yang sangat lambat
15. Pernyataan
1. Tektonik
2. Pelapukan
3. Vulkanis
4. Selsme
5. Erosi
Yang termasuk tenaga endogen adalah nomor …
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 3 dan 4
C. 2, 3 dan 4
D. 2, 4 dan 5
E. 3, 4 dan 5
16. Campuran bagian-bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa
kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu
adalah …
A. Sedimentasi
B. Tanah
C. Batuan
D. Pelapukan
E. Pengendapan
17. Salah satu faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah yaitu …
A. Batuan
B. Sedimen
C. Iklim
D. Maswating
E. Pelapukan
18. Tanah yang berasal dari letusan gunung api, berisi abu, dan larfa yang telah membeku, dan
biasanya tanah ini sangat subur merupakan …
A. Tanah vulkanis
B. Tanah organosol
C. Tanah pasir
D. Tanah humus
207
E. Tanah kapur
19. Ciri-ciri tanah subur di antaranya adalah …
A. Tekstur dan struktur tanah yang baik
B. Permukaan tanah yang berlumpur digunakan untuk pengembalaan
C. Tanah miring tidak dibuat teras-teras
D. Tanah sangat tua
E. Tanah dikawasan hutan yang pohon-pohon nya di tebang secara liar
20. Lapisan tanah atas merupakan bagian yang oktimal bagi kehidupan tumbu-tumbuhan sering
disebut …
A. Top soil
B. Sub soil
C. Profil tanah
D. Tekstur tanah
E. Drainase tanah
21. Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha …
A. Pemupukan
B. Pembibitan
C. Penebangan hutan
D. Perkebunan
E. Membuang sampah
22. Diantara golongan tanah, ada tanah muda, dewasa, tua dan sangat tua. Pembagian tanah ini
berdasarkan pada …
A. Tingkat kesuburan tanah
B. Unsur tanah
C. Warna tanah
D. Kesulitan mengelola tanah
E. Klasifikasi tanah
23. Pernyataan
1. Topografi
2. Bahan induk
3. Bahan organik tanah
4. Organisme tanah
5. Iklim
6. Humus
Faktor-faktor pembentukan tanah adalah …
A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 3, 4, dan 5
C. 1, 4, 5 dan 6
D. 2, 3, 4 dan 5
E. 3, 4, 5, dan 6
24. Lapisan tanah dibagian tengah yang mudah tercuci oleh air, terutama jika tidak ada tumbuhan
di permukaan nya, merupakan …
A. Lapisan O
B. Lapisan A
C. Lapisan B
D. Lapisan C
E. Lapisan R
25. Pengaruh terjadinya kebakaran hutan terhadap tanah yaitu …
208
A. Tanah meningkat
B. Reboisasi hutan
C. Kesuburan tanah menurun
D. Hilangnya organisme dalam tanah
E. Tidak ada pengaruhnya
1. A
2. D
3. B
4. C
5. C
6. D
7. D
8. E
9. A
10. C
11. D
12. C
13. B
14. A
15. B
16. B
17. C
18. A
19. A
20. A
21. A
22. A
23. D
24. C
25. C
209
Lampiran 4
Kisi-Kisi Penelitian
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Dan Hasil Belajar Geografi
Melalui Pendekatan Saintifik Di Kelas X IS.4 Sman 1 Painan
Negeri 1 Painan intelektual yaitu langkah-langkah intelektual Belajar lebih tinggi dari
berfikir dalam berfikir pemecahan kemampuan intelektual yaitu langkah-
masalah. langkah berfikir dalam berfikir
4. Belajar sikap
pemecahan masalah.
5. Belajar kemampuan motorik
4. Bagaimana Belajar sikap
5. Bagaimana Belajar kemampuan motorik
211
Lampiran 5
LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
RESPONDEN TEMAN SEJAWAT
No Kegiatan Komentar/keterangan
1 Apersepsi
2 Penjelasan tujuan pembelajaran
3 Penjelasan materi
4 Penjelasan metode/model pembelajaran
Pendekatan Saintifik Model Inquiry Based
Learning
5 Teknik pelaksanaan model/metode Pendekatan
Saintifik Model Inquiry Based Learning
6 Pengelolaan kegiatan pelaksanaan
7 Pemberian pertanyaan atau kuis
8 Kemampuan melakukan evaluasi
9 Memberikan penghargaan individu atau
kelompok
10 Menentukan nilai individu atau kelompok
11 Menyimpulkan materi pembelajaran
12 Menutup pembelajaran
Kolaborator
………………..
212
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI BERFIKIR KREATIF PESERTA DIDIK
SMAN 1 PAINAN
KELAS X.IIS 4
Keterampilan Memiliki
Keterampilan Berfikir Keterampilan Keterampilan Bersifat Merasa Memiliki
No Nama Peserta Didik Berfikir Rasa Ingin Jumlah Kreteria
Berfikir Orisinal Memperinci Menilai Imajinatif Tertantang Sifat Berani
Luwes Tahu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
213
Lampiran 7
Lampiran 8
PEROLEHAN HASIL BELAJAR SISWA
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Painan
Tahun Ajaran :2017/2018
UH 1 tanpa UH 2 dengan UH 3 dengan Rata-rata Peningkatan
No Nama siswa KET
model model model UH 2 & UH 3 %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34