Vous êtes sur la page 1sur 7

Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari

Vol.6 No.2, September 2017

GAMBARAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


KORBAN PASUNG DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI
JAMBI

Samsudin1),Mila Triana Sari2)


Program Studi S1 Keperawatan STIKBA Jambi1,2)
E Mail : milatrianasari@yahoo.com

ABSTRACT

Background : Stocks to patients with mental disorders can impact both physically and
psychologically. The physical impact could occur atrophy in limbs shackled, namely the
psychological impact of trauma patients, revenge to the family, was disposed of
inferiority and despair, and long appeared symptoms of depression and suicidal ideation.
Method : This research is a quantitative research with a descriptive to find out of nursing
care to patients of stocks victims. This is a descriptive quantitative research. The
population were 22 nurses who works at Arimbi and Beta room. The number of samples
were 19 nurses, and taken by total sampling technique.. Data were collected through
questionnaire, and were analyzed through univariate analysis.
Result :The findings that is; the assessment was (63.2%), the diagnose was(63.2%), the
intervention was (68.4%), the implementation was (63.2%), the evaluation was(52.6%)
and the documentation was (52.6%). It is recommended for a mental hospital of Jambi
Province that nurses are supported by training, so it is to improve the quality of care
delivery in nursing care to patients of stocks victims.
Keywords : Stocks, Nursing Care

PENDAHULUAN kematian yang aneh dan amarah.


Kebanyakan individu yakin bahwa
Seseorang yang mengalami sakit penderita skizofrenia perlu diasingkan
baik fisik maupun jiwa dapat beradaptasi dari masyarakat (Videbeck, 2008).
terhadap keadaan sakitnya. Sebaiknya, Menurut World Health
seseorang yang tidak didiagnosis sakit Organization (WHO) bahwa masalah
mungkin memiliki respons koping yang gangguan jiwa di seluruh dunia sudah
maladaptip. Kesehatan jiwa bukan hanya menjadi masalah yang sangat serius.
tidak ada gangguan jiwa, melainkan WHO menyatakan paling tidak ada 1
mengandung berbagai karakteristik yang dari 4 orang di dunia mengalami
positif menggambarkan keselarasan dan masalah mental, diperkirakan ada sekitar
keseimbangan kejiwaan yang 450 juta orang di dunia mengalami
mencerminkan kedewasaan gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2014).
kepribadiannya (WHO dalam Yosep, Berdasarkan Riskesdas tahun 2007
2014). dan 2013 bahwa prevalensi gangguan
Gangguan jiwa sebagai suatu jiwa berat di Indonesia masing – masing
sindrom atau pola psikologis atau sebesar 4,6 per mil dan 1,7 per mil. Pada
perilaku yang penting secara klinis yang tahun 2007 prevalensi tertinggi terdapat
terjadi pada seseorang dan dikaitkan di provinsi DKI Jakarta (20,3%) dan
dengan adanya distres (mis gejala nyeri) terendahterdapat di provinsi Maluku
atau disabilitas (yaitu kerusakan pada (0,9%). Sedangkan pada tahun 2013
satu atau lebih area fungsi yang penting) prevalensi tertinggi di Provinsi Aceh,
atau disertai peningkatan resiko

22
Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari
Vol.6 No.2, September 2017

dan terendah di Provinsi Kalimantan Tabel 1 Data korban pasung yang di


Barat (Kemenkes, 2014). rawat inap di RSJD
Melihat masih banyaknya penderita provinsi jambi
gangguan jiwa berat yang tidak
mendapat penanganan secara medis atau No Tahun Jumlah
yang drop out dari penanganan medis 1 2011 19
dikarenakan oleh faktor-faktor seperti 2 2012 61
kekurangan biaya, rendahnya 3 2013 115
pengetahuan keluarga dan masyarakat 4 2014 68
sekitar terkait dengan gejala gangguan Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
jiwa, dan sebagainya. Sehingga masih dilihat bahwa jumlah pasien dengan
banyak penderita gangguan jiwa yang kasus pasung pada tahun 2011
dipasung oleh anggota keluarganya, agar berjumlah 19 kasus, pada tahun 2012
tidak mencederai dirinya atau menyakiti berjumlah 61 kaus, pada tahun 2013
orang lain di sekitarnya (Kemenkes RI, mengalami peningkatan yang sangat
2014). signifikan jika dibandingkan dengan
Pasung pada penderita gangguan tahun yang lainnya. Jumlah pasien
jiwa dapat berdampak baik secara fisik pasung pada tahun 2013 adalah
maupun psikis. Dampak fisiknya bisa sebanyak 115 orang. Sementara pada
terjadi atropi pada anggota tubuh yang tahun 2014 kasus pasien dengan pasung
di pasung, dampak psikisnya yaitu mengalami penurunan dengan jumlah 68
penderita mengalami trauma, dendam orang pasien.
kepada keluarga, merasa dibuang rendah Berdasarkan survey awal yang
diri dan putus asa. Lama-lama muncul telah dilakukan pada tanggal 2 april
depresi dan gejala niat bunuh diri 2015 di Rumah Sakit Jiwa Daerah
(Lestari, 2014). Provinsi Jambi tepatnya di ruang rawat
Di Indonesia, masyarakat inap dengan kasus pasung yaitu Ruang
mengendalikan perilaku pasien Arimbi dan Ruang Beta, didapatkan
gangguan jiwa yang tidak bisa dikontrol jumlah perawat yang ada di ruang
dengan pasung (confinement) (Puteh, korban pasung berjumlah 22 orang
Marthoenis & Minas, 2011) dibawa ke perawat yang dibagi menjadi 3 sift
paranormal atau dibawa kepelayanan waktu kerja (pagi, sore dan malam),
kesehatan. Perkiraan pasien yang didapatkan data 21 orang pasien korban
dipasung di seluruh Indonesia adalah pasung dengan distribusi 10 pasien di
25.000 pasien (Colucci, 2013). Perkiraan Ruang Arimbi dan 11 pasien di Ruang
lainnya sebanyak 18.000 pasien dengan Beta. Kemudian dilakukan wawancara
gangguan jiwa di Indonesia dipasung kepada dua orang perawat yang ada di
dan belum semua klien gangguan jiwa Ruang Arimbi dan Ruang Beta, di
teridentifikasi di pasung (Keliat 2013 Rumah Sakit tindakan pemasungan tidak
dalam Malfasari 2015). dilakukan lagi, tetapi ada pasien yang
Di Jambi, pasien gangguan jiwa diberikan tindakan pengisolasian atau
yang dipasung dan dirawat inap di dikurung disuatu ruang tertentu dan juga
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi diikat pada bagian kakinya tetapi itu
Jambi dapat dilihat pada tabel berikut : hanya di khususkan untuk pasien yang
agresif, akan tetapi belum ada acuan
ataupun panduan yang baku dalam
memberikan tindakan terhadap pasien
korban pasung yang ada di Ruang
Arimbi dan Ruang Beta tersebut.

23
Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari
Vol.6 No.2, September 2017

Survey awal dilanjutkan pada Berdasarkan tabel 2 diatas,


tanggal 15 april 2015, dilakukan dapat dilihat bahwa sebagian besar
observasi kepada 1 orang perawat yang perawat melakukan pengkajian yaitu
ada di ruang Arimbi, dalam pemberian sebanyak 12 perawat (63.2%).
asuhan keperawatan pada klien korban Berdasarkan hasil penelitian
pasung dengan diagnosa isolasi sosial terlihat bahwa banyak item pengkajian
dimana untuk penatalaksanaan askepnya dalam pemberian asuhan keperawatan
disesuaikan dengan strategi pelaksanaan seperti kemampuan terhadap ADL dan
isolasi sosial tetapi belum ada tindakan kekuatan otot. Hanya item faktor
keperawatan yang diberikan tersebut predisposisi dan juga isyarat bunuh diri
yang lebih dispesifikkan kepada asuhan dari klien ada 3 perawat yang tidak
keperawatan klien dengan korban melakukan pengkajian pada tiap item.
pasung.
Berdasarkan uraian latar b. Gambaran penegakan diagnosa
blakang diatas, maka peneliti tertarik keperawatan pada pasien korban
untuk meneliti gambaran pemberian pasung di Ruang Arimbi dan Beta
asuhan keperawatan pada pasien korban Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
pasung di Rumah Sakit Jiwa Derah Jambi Tahun 2016
Provinsi Jambi 2015.
Tabel 3 Distribusi frekuensi
METODE PENELITIAN perumusan diagnosa keperawatan
dalam pemberian asuhan
Penelitian ini merupakan keperawatan pada pasien korban
penelitian kuantitatif bersifat deskriptif pasung di Ruang Arimbi dan Beta
yang bertujuan untuk mengetahui di Rumah Sakit Jiwa Daerah
gambaran pemberian asuhan Provinsi Jambi Tahun 2016
keperawatan pada pasien korban pasung
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi NO Diagnosa Frekuensi (%)
Jambi tahun 2016. 1 Ditegakkan 12 63.2
2 Tidak 7 36.8
HASIL DAN PEMBAHASAN ditegakkan
Jumlah 19 100
1. Analisis Univariat
a. Gambaran pengkajian dalam Berdasarkan tabel 3 diatas,
pemberian Asuhan Keperawatan dapat dilihat bahwa sebagian besar
pada pasien korban pasung di perawat menegakkan diagnosa yaitu
Ruang Arimbi dan Beta Rumah sebanyak 12 perawat (63.2%).
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi Proses perumusan diagnosa
Tahun 2016 keperawatan dalam pemberian asuhan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi keperawatan oleh perawat pelaksana
pengkajian dalam pemberian yang ada dalam penelitian ini belum
Asuhan Keperawatan pada pasien optimal. Berdasarkan hasil penelitian
korban pasung di Ruang Arimbi dilihat sebagian besar perawat telah
dan Beta Rumah Sakit Jiwa Daerah merumuskan diagnose hanya ada 1
Kota Jambi Tahun 2015 perawat yang kadang-kadang
merumuskan diagnosa keperawatan
NO Pengkajian Frekuensi (%) berdasarkan data dari hasil pengkajian
1 Dilakukan 12 63.2 dan merumuskan diagnosa keperawatan
2 Tidak 7 36.8 berdasarkan diagnosa aktual maupun
dilakukan yang beresiko tinggi.
Jumlah 19 100

24
Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari
Vol.6 No.2, September 2017

c. Gambaran intervensi dalam


pemberian Asuhan Keperawatan No Implementasi Frekuensi (%)
pada pasienkorban pasung di 1 Terlaksana 12 63.2
Ruang Arimbi dan Beta Rumah 2 Tidak 7 36.8
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. terlaksana
Jumlah 19 100
Tabel 4 Distribusi frekuensi intervensi
dalam pemberian asuhan keperawatan Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat
pada pasien korban pasung di Ruang dilihat bahwa sebagian besar perawat
Arimbi dan Beta Rumah Sakit Jiwa melaksanaan implementasi pada pasien
Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016 korban pasung yaitu sebanyak 12
perawat (63.2%).
NO Intervensi Frekuensi (%) Tindakan keperawatan dalam
1 Sesuai 13 68.4 pemberian asuhan keperawatan pada
2 Tidak 6 31.6 pasien korban pasung dalam penelitian
sesuai ini sebagian besar telah terlaksana.
Jumlah 19 100 Berdasarkan hasil penelitian
terlihat bahwa banyak item tindakan
Berdasarkan tabel 4 diatas, dalam pemberian asuhan keperawatan
dapat dilihat bahwa sebagian besar pada pasien korban pasung dilakukan
perawat menuliskan intervensi yang perawat dengan baik seperti
sesuai yaitu sebanyak 13 perawat memberikan tindakan keperawatan
(68.4%). sesuai dengan perencanaan yang telah
Proses perencanaan dalam dibuat, berkolaborasi dengan tim
pemberian asuhan keperawatan yang ada kesehatan lain dalam pemberian asuhan
dalam penelitian ini sebagaian besar keperawatan dan mengkaji dan merevisi
sudah sesuai seperti membuat pelaksanaan tindakan keperawatan
perencanaan sesuai dengan diagnosa berdasarkan respon klien dan hanya 1
yang telah ditetapkan, membuat perawat yang melakukannya kadang-
perencanaan berdasarkan proritas kadang.
masalah, tujuan dan tindakan e. Gambaran evaluasi dalam
keperawatan serta membuat perencanaan pemberian asuhan keperawatan
berdasarkan kebutuhan klien dan hanya pada pasien korban pasung di
ada 1 perawat yang kadang-kadang Ruang Arimbi dan Beta Rumah
melakukannya. Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Tahun 2016
d. Gambaran tindakan dalam
pemberian Asuhan Keperawatan Tabel 6 Distribusi frekuensi
pada pasien korban pasung di evaluasi dalam pemberian asuhan
Ruang Arimbi dan Beta Rumah keperawatan pada pasien korban pasung
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi di Ruang Arimbi dan Beta Rumah Sakit
Tahun 2015 Jiwa Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016
Tabel 5 Distribusi frekuensi
pelaksanaan implementasi asuhan NO Evaluasi Frekuensi (%)
keperawatan pada pasien korban 1 Dilakukan 10 52.6
pasung di Ruang Arimbi dan Beta 2 Tidak 9 47.4
Rumah Sakit Jiwa Daerah dilakukan
Provinsi Jambi Tahun 2016 Jumlah 19 100

25
Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari
Vol.6 No.2, September 2017

Berdasarkan tabel 6 diatas, Berdasarkan hasil penelitian terlihat


dapat dilihat bahwa sebagian besar semua item pemdokumentasian sudah
perawat melakukan evaluasi yaitu dilakukan oleh perawat pelaksana
sebanyak 10 perawat (52.6%). dengan baik.Hal ini karena adanya rasa
Tahapan evaluasi sebagian besar tanggung jawab perawat sebagai
telah dilaksanakan dengan baik oleh 18 perawat professional dalam pemberian
peraat yaitu pada item melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan
evaluasi setelah dilakukannya pendokumentasian perawat lebih mudah
implementasi, mengevaluasi untuk mengetahui perkembangan pasien
kemampuan pasien korban pasung korban pasung serta dapat di andalkan
sesuai denganimplementasi yang sebagai catatan tentang bukti bagi
diberikan, dalam menuliskan evaluasi individu yang berwenang.
menggunakan format SOAP.
SIMPULAN
f. Gambaran pendokumentasian
dalam pemberian asuhan 1. Gambaran perawat yang
keperawatan pada pasien korban melakukan pengkajian pada pasien
pasung.di Ruangan Arimbi dan korban pasung sebanyak 12
Beta Rumah Sakit Jiwa Daerah perawat (63.2%) dan yang tidak
Provinsi Jambi Tahun 2016. melaksanakan sebanyak 7 perawat
(36.8%).
Tabel 7 Distribusi frekuensi 2. Gambaran perawat yang
pendokumentasian dalam merumuskan diagnosa
pemberian asuhan keperawatan akeperawatan pada pasien korban
pada pasien korban pasung di pasung sebanyak 12 perawat
Ruang Arimbi dan Beta Rumah (63.2%) dan yang tidak
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi melaksanakan sebanyak 7 perawat
Tahun 2016 (36.8%).
3. Gambaran perawat yang
NO Dokumentasi Frekuensi (%) menyusun intervensi pada pasien
1 Dilakukan 10 52.6 korban pasung sebanyak 13
2 Tidak 9 47.4 perawat (68.4%) dan yang tidak
dilakukan melaksanakan sebanyak 6 perawat
Jumlah 19 100 (31.6%).
4. Gambaran perawat yang
Berdasarkan tabel 7 diatas, melaksanakan implementasi asuhan
dapat dilihat bahwa perawat yang keperawatan pada pasien korban
melakukan pendokumentasian sebanyak pasung sebanyak 12 perawat
10 perawat (52.6%). (63.2%) dan yang tidak telaksana
Pendokumentasian dalam sebanyak 7 perawat (36.8%).
asuhan keperawatan pada pasien korban 5. Gambaran perawat yang
pasung yang ada dalam penelitian ini melakukan evaluasi asuhan
sebagian besar sudah dilaksanakan, keperawatan pada pasien korban
namun masih belum optimal. Pada item pasung sebanyak 12 perawat
perawat mendokumentasikan tindakan (52.6%) dan yang tidak
hasil asuhan keperawatan pasien korban melaksanakan sebanyak 7 perawat
pasung sesuai dengan masalah yang (36.8%).
dialami oleh pasien dan perawat 6. Gambaran perawat yang
mencantumkan nama, tanggal, waktu melakukan dokumentasi asuhan
dan paraf saat melakukan tindakan. keperawatan pada pasien korban

26
Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari
Vol.6 No.2, September 2017

pasung sebanyak 10 perawat Hutomo Semarang) Volume 2.


(52.6%) dan yang tidak terlaksana Diakses tanggal 18 maret
sebanyak 9 perawat (47.4%). 2015
Malfasari, Eka dkk.Analisis legal
SARAN Aspek dan Kebijakan
Restrrain, seklusi dan Pasung
1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Pada Pasien dengan
Provinsi Jambi Agar sebagai Gangguan Jiwa. Fakultas
masukan untuk bahan pertimbangan Ilmu Keperawatan indonesia.
bagi Rumah Sakit Jiwa Jambi Diakses tanggal 18-03-2015
dalam menerapkan asuhan Notoatmodjo, Soekidjo, 2012.
keperawatan pada pasien korban Metodelogi Penelitian
pasung di Rumah sakit Jiwa Daerah Kesehatan. Rineka Cipta :
Provinsi Jambi 2015. Jakarta.
2. Bagi Ilmu Keperawatan Agar dapat Riset Kesehatan Dasar.2013. Jumlah
menambah daftar bacaan yang akan Prevalensi Gangguan Jiwa
dijadikan refrensi untuk Berat dan Gangguan Mental
pengembangan penelitian. Emosional. Riskesdas: Jakarta
3. Bagi peneliti selanjutnya Agar Sari, H.2009. Pengaruh Family
memahami pengetahuan tentang Psychoeducation Therapi
pemberian asuhan keperawatan terhadap beban dan
pada korban pasung sebagai kemampuan Keluarga dalam
aplikasi dari teori yang selama ini Merawat Klien Pasung di
diperoleh dari proses belajar Kabupaten Bireuen Nanggro
mengajar selama masa perkuliahan Aceh Darussalam. Tesis.
bagi peneliti selanjutnya agar dapat Universitas Indonesia
melakukan penelitian lanjutan Stikba.2010. Panduan Penulisan
terhadap variabel lain yang belum Skripsi.Stikba: Jambi
di teliti dalam penelitian ini. Taylor, Cynthiam dan Sheila Sparks
Ralph, 2012.Diagnosis
Keperawatan dengan
DAFTAR PUSTAKA Rencana Asuhanedisi 10.
Jakarta. Egc
Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar, Videbeck. 2008. Buku Ajar
2012. Asuhan Keperawatan Keperawatan Jiwa. EGC:
Jiwa. Refika Aditama: Jakarta
Bandung. Wasis.2008. Pedoman Riset Praktis
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Riset Untuk Profesi Perawat. EGC:
Keperawatan dan Teknik Jakarta
Penulisan Ilmiah Edisi 2. Wawan, A & Dewi M.2011. Teori &
NuhaMedika: Jakarta Pengukuran Pengetahuan,
Kusmawati, Farida danYudi Hartono. Sikap, Perilaku Manusia.
2011. Buku ajar Keperawatan Nuha Medika : Yogyakarta.
Jiwa. Salemba Medika : Widyawati. 2012. Konsep Dasar
jakarta Keperawatan. Prestasi
Lestari dkk, 2014. Kecendrungan atau Pustaka: Jakarta
Sikap Keluarga Penderita Wilkinson, M dan Nancy R. 2011.
Gangguan Jiwa Terhadap Buku Saku Diagnosis
Tindakan Pasung(Studi kasus Keperawatan. EGC: Jakarta
di DSJ Amino Gondho

27
Jurnal Akademika Baiturrahim Samsudin, Mila Triana Sari
Vol.6 No.2, September 2017

Yosep, Iyus danTitin Sutini.2014.


Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Refika Aditama: Bandung.
Yosep, Iyus . 2007. Buku Ajar
Keperawatan jiwa. Refika
Aditama: Bandung

28

Vous aimerez peut-être aussi