Vous êtes sur la page 1sur 11

SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

Available online at SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal Website:


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017, 14-24

RESEARCH ARTICLE

MENUMBUHKAN SIKAP MULTIKULTURAL MELALUI INTERNALISASI NILAI-


NILAI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN IPS
Hasna Rufaida
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Indonesia
E-mail : hasnarufaida2@gmail.com

Naskah diterima : 27 April 2017, direvisi : 26 Mei 2017, disetujui : 26 Juni 2017

Abstract
This study aims to: (1) find out the multicultural values contained in learners in MA Al-Mawaddah, (2) analyze
the way of teachers in internalizing multicultural values to foster multicultural attitude in students, and (3) to know the
teacher’s constraint in internalizing multicultural values in IPS learning and solutions. This research uses qualitative
approach with case study method. The data were collected using observation, interview, and documentation study. The
analysis of this research data is based on Miles and Huberman model, which starts with data reduction, data display,
followed by factor analysis, explanation, and comprehension. The results of the research indicate that: (1) the multicultural
values found in MA Al-Mawaddah students, among others, the values of tolerance, mutual respect and respect, (2) the
internalization of the multicultural values by teachers is done by explaining and giving various examples to the students;
) difficulties faced by students in obtaining multicultural values, mostly in understanding and how they understand. So the
solution, to solve this problem the teacher continuously explain and discuss this issue until the students understand.
Keywords: multicultural values, student background diversity, and social studies.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui nilai multikultural yang terdapat pada peserta didik
di MA Al-Mawaddah, (2) menganalisis cara guru dalam menginternalisasikan nilai multikultural untuk
menumbuhkan sikap multikultural pada siswa, dan (3) mengetahui kendala guru dalam menginternalisasikan
nilai multikultural dalam pembelajaran IPS berikut solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data penelitian ini didasarkan pada model Miles
dan Huberman, yakni dimulai dengan reduksi data, display data, yang dilanjutkan dengan analisis faktor,
penjelasan, dan pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai multikultural yang terdapat
pada siswa MA Al-Mawaddah, yaitu nilai toleransi, saling menghargai dan menghormati, (2) internalisasi
nilai multikultural oleh guru dilakukan melalui menjelaskan dan memberikan berbagai contoh kepada
siswa, dan (3) kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam memperoleh nilai multikultural, sebagian besar
dalam memahami dan bagaimana mereka mengerti. Sehingga solusi, untuk memecahkan masalah ini
guru terus menerus menjelaskan dan membahas masalah ini sampai siswa memahami.

Kata Kunci: nilai multikultural, keberagaman latar belakang siswa, dan pembelajaran IPS

Pengutipan: Rufaida, Hasna. (2017). Menumbuhkan Sikap Multikultural Melalui Internalisasi Nilai-nilai
Multikultural dalam Pembelajaran IPS. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4(1),
2017, 14-24. doi:10.15408/sd.v4i1.4343.
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v4i1.4343

Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

A. Pendahuluan Selanjutnya Joyce dan Weil mengatakan bahwa


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari proses pembelajaran atau teaching pada hakikatnya
pulau-pulau yang memiliki beranekaragam suku, adalah membantu para pelajar memperoleh
ras, agama dan juga bahasa yang berbeda antara informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir dan
satu dengan yang lainnya. Keanekaragan yang ada sarana untuk mengapresiasikan dirinya dan cara-cara
merupakan anugerah, tetapi juga mempunyai potensi belajar bagaimana belajar.2
yang dapat menimbulkan konfilk. Perbedaan yang Menurut Banks:
ada di setiap daerah memunculkan permasalahan- “Multicultural education is at least three things: an
permasalahan dalam masyarakat disebabkan rasa idea or concept, an educational reform movement, and
yang saling merasa bahwa suku satunya lebih unggul a process. Multicultural education incorporates the idea
dibandingkan dengan suku yang lainnya. Rendahnya that all students—regardless of their gender, social
pendidikan di daerah pelosok juga menyebabkan class, and ethnic, racial, or cultural characteristics—
sering terjadi berbagai macam konflik, karena should have an equal opportunity to learn in school.
kurangnya kesadaran dan toleransi di dalam Another important idea in multicultural education is
masyarakat. that some students, because of these characteristics, have
Bukan hanya di masyarakat yang sering terjadi a better chance to learn in schools as they are currently
konflik, tetapi di kalangan pelajar juga sering structured than do students who belong to other groups
diberitakan adanya tawuran sesama pelajar yang or who have different cultural characteristics. “3
berbeda sekolah. Karena adanya sikap yang belum
dewasa di kalangan pelajar sehingga sikap toleransi Pendidikan multikulturalisme merupakan
yang dimiliki masih kurang. Dan juga mereka merasa upaya yang dilakukan agar peserta didik memahami,
bahwa sekolah mereka yang terbaik dan terunggul, prinsip dan nilai multikultural sesuai dengan
jadi jika ada yang berani mengganggu salah satu status dan peran nya dalam masyarakat. Dengan
murid yang berasal dari sekolah mereka akan demikian, peserta didik sebagai warga negara yang
menyebabkan terjadinya tawuran. baik dapat menerapkan nilai-nilai multikultural yang
Perlu adanya sikap kesadaran dan saling didapat untuk kehidupan bersama dalam kehidupan
menghormati adanya perbedaan tersebut untuk bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
menghindari adanya konflik yang akan muncul Pentingnya peranan pendidikan
di dalam masyarakat. Dimana sering terjadi setiap multikulturalisme di tingkat MA adalah peserta didik
orang akan lebih mementingkan sukunya dan bisa berpikiran dewasa ketika menghadapi adanya
daerahnya sendiri. perbedaan budaya yang ada dimasyarakat. Peserta
Blum menyatakan bahwa multikulturalisme didik dapat menerapkan sikap toleransi sebagaimana
meliputi sebuah pemahaman, penghargaan dan yang sudah diajarkan. Pendidikan merupakan upaya
penilaian atas budaya seseorang, dan sebuah penanaman berbagai nilai yang ada di masyarakat.
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya Beck (1976) dalam Maftuh menyatakan bahwa
etnis orang lain.1 Ia meliputi sebuah penilaian pendidikan nilai di sekolah mempunyai beberapa
terhadap kebudayan-kebudayaan orang lain, elemen positif.4 Pertama, bidang nilai itu begitu luas
bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek dari dan begitu penting sehingga sekolah mempunyai
kebudayaan-kebudayaan tersebut, melainkan tanggung jawab untuk terlibat di dalamnya. Kedua,
mencoba melihat bagaimana kebudayaan tertentu terdapat kebutuhan di masyarakat kita untuk
dapat mengekspresikan nilai bagi anggota-anggota lebih banyak refleksi terhadap nilai, dan sekolah
nya sendiri. dapat membantu warganya untuk memperoleh
Pendidikan memiliki peran yang penting dalam pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan yang
kehidupan dimasyarakat. Dengan adanya pendidikan diperlukan untuk melakukan refleksi tersebut.
seseorang bisa hidup damai dan saling menghormati. 2 Abdulkarim, A. Model Keterampilan Berpikir Dalam
Sehingga masyarakat yang berpendidikan akan lebih Pembelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 2008. 16 (30), h.
12
sejahtera dan bisa menerima adanya perbedaan dan 3 Banks, J. A. & McGee. C, Multicultural Education Issues
konflik/ permasalahan yang terjadi di masyarakat. and Perspective, (United States of America: RRD Crawfordsville,
2010)
1 Supardan, D. Manusia, Kekerasan, Multikultural dan 4 Maftuh, B, Bunga Rampai Pendidikan Umum dan Pendid-
Transformasi Pendidikan, (Bandung: Rizqi Press, 2015), h. 416-417 ikan Nilai, (Bandung: Prodi Pendidikan Umum Sps UPI, 2009)

Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 15


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

Ketiga, dalam upaya untuk merefleksi nilai dan diverse, democratic society in an interdependent world”.6
memecahkan masalah secara memuaskan, warga
sekolah harus membangun pandangan dunia yang
Supardan menyatakan bahwa pembelajaran IPS
sangat komprehensif dan sangat berpengatahuan
yang powerful menurut NCSS memiliki karakteristik
luas, tanpa diindoktrinasi. Keempat, pendidikan
antara lain meaningfull atau bermakna, Integrative atau
nilai di sekolah dibenarkan karena kemajuan dapat
terintegrasi, value based atau berbasis nilai, challenging
dibuat ke arah pandangan dunia yang lebih memadai
atau menantang dan activating atau mengaktifkan.7
dan prinsip serta strategi yang lebih memadai pula.
Maftuh menyatakan bahwa salah satu dari prinsip
Dalam menumbuhkan nilai-nilai belajar mengajar dalam IPS yang berkekuatan
multikulturalisme seorang pendidik mempunyai tersebut adalah berbasis nilai (value based).8
kewajiban mengajarkan nilai–nilai multikulturalisme
1. Internalisasi Nilai Multikultural
melalui pembelajaran IPS yang dilaksanakan di dalam
kelas. Sehingga para peserta didik mendapatkan Fraenkel (1977) dalam Muchson & Samsuri
arahan dalam menyikapi adanya perbedaan yang (2013) mengatakan tentang nilai sebagai berikut.
terjadi di masyarakat. “A value is an idea concept about what someone thinks is
important in life. When a person values something, he or
Sekolah memegang peranan penting dalam
she deems it worthwhile worth having, warth doing, or worth
proses pendidikan multikultural agar siswa dapat
trying to obtain”.9
menghargai perbedaan yang ada di masyarakat.
Di sekolah siswa melakukan komunikasi, Pangesti menyatakan bahwa Internalisasi adalah
interaksi terhadap lingkungan warga sekolah yang pengaturan ke dalam pikiran atau kepribadian,
memungkinkan menambah pengalaman siswa. perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide, atau
Sekolah membantu proses perkembangan siswa praktik-praktik dari orang-orang lain menjadi bagian
menjadi makhluk sosial yaitu individu yang dapat dari diri sendiri.10 Internalisasi adalah penghayatan
beradaptasi dengan baik di dalam masyarakat, terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga
menjadi warga negara yang baik serta mengerti hak merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran
dan kewajiban sebagai warga negara. doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan
perilaku.
Multikulturalism di kalangan orang cendekiawan
B. Pendidikan IPS
dianggap sebagai kebijaksanaan untuk mencapai
Supardan menyatakan bahwa, definisi Social tatanan masyarakat di mana warga yang berasal dari
Studies yang pertama kali dikemukakan oleh Edgar berlain – lain agama, suku, adat, atau kebudayaan
Bruce Wesley. Ia mengemukakan bahwa “Social dapat hidup bersama-sama dan membaur dalam
Studies is the social science simplified for pedagogical pergaulan sehari-hari dengan damai dan sejahtera
purpose”.5 Maksudnya bahwa Social Studies merupakan tanpa mengorbankan ciri-ciri khasnya masing-
penyederhanaan ilmu-ilmu sosial untuk tujuan masing.11 Azra menyatakan bahwa multikulturalisme
pendidikan. adalah landasan budaya yang terkait dengan
Pengertian IPS menurut NCSS (1994) adalah: pencapaian civility (keadaban), yang amat esensial
“Social studies is the integrated study of the social science bagi terwujudnya demokrasi yang berkeadaban, dan
and humanities to promote civic competence, within the
school program, social studies provides coordinated, 6 NCSS, Curriculum Standards for Social Studies Expecta-
systematic study drawing upon such disciplines as tion of Excellence National Council for The Social Studies, (Washing-
antropology, archaeology, economics, geography, history, ton, DC: NCSS, 1994), h. Vii.
7 Supardan, D., Pembelajaran Ilmu ... h. 47-59
law, philosophy, political science, psychology, religion, 8 Maftuh, B, Bunga Rampai ... h.71
and sociology, as well as appropriate content from the 9 Muchson AR & Samsuri, Dasar- Dasar Pendidikan
humanities, mathematics, and natural sciences. The Moral Basis Pengembangan Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Om-
primary purpose of social studies is to help young bak, 2013), h. 21.
10 Juliati, Internalisasi Nilai Tolerasi Melalui Model Pen-
people develop the ability to make informed and resoned gajaran Telling Story Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mencegah
decisions for the public good as citizens of a culturally Perkelahian tawuran (Studi Kasus Pelajar Sekolah Menengah di Kota
Sukabumi) (Disertasi). PAscasarjana PKn, Universitas Pendidi-
kan Indonesia, Bandung, 2014, h. 26
5 Supardan, D., Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Per-
11 Watson, B., Multikulturalism: Its Strength and Weak-
spektif Filosofi dan Kurikulum. (Jakarta: Bumi Aksara, 2015)
nesses. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 2004, (23), hlm. 15.

16 Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

keadaban yang demokratis.12 kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
Pendidikan multikultural di Indonesia perlu mengumpulkan informasi secara lengkap dengan
memakai kombinasi model yang ada, agar seperti menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data
yang diajukan Gorski, pendidikan multikultural berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Kelebihan
dapat mencakup tiga hal jenis transformasi, yakni: studi kasus terletak pada perbaikan teori (refining
(1) transformasi diri; (2) transformasi sekolah theory) dan kompleksitas isu yang ditawarkan yang
dan proses belajar mengajar, dan (3) transformasi bisa menjadi bahan penelitian pada masa depan,
masyarakat.13 sekaligus sebagai bukti dari keterbatasan prinsip
generalizabilitas (sifat dapat digeneralisasi). Studi
C. METODE PENELITIAN kasus juga bisa menjadi pendekatan keilmuan untuk
Penelitian ini menggunakan pendekatan mengkaji kebijakan publik dan refleksi tentang
kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian pengalaman manusia.17
dimaksudkan untuk mengungkapkan dan Prosedur pengumpulan data yang diperoleh
memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam penelitian ini melalui beberapa cara studi
lapangan sebagaimana adanya, sesuai dengan judul lapangan. Berdasarkan dari jenis penelitian yang
peneliti. digunakan dan beberapa sumber data yang ada,
Bogdan dan Taylor mendifinisikan pendekatan maka jenis data yang akan diperoleh peneliti antara
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang lain adalah : observasi, wawancara dan dokumentasi.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
D. Hasil Penelitian
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.14 Denzin dan Lincoln (2009) Penelitian yang dilakukan melalui kegiatan
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah observasi, wawancara dengan responden, dan
penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan catatan lapangan. Penelitian dilakukan dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan tujuan mengetahui nilai - nilai multikultural yang
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode terdapat pada peserta didik di MA Al-Mawaddah,
yang ada.15 Dalam penelitian kualitatif yang biasanya mengetahui cara guru dalam menginternalisasikan
dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan nilai-nilai multikultural untuk menumbuhkan sikap
pemanfaatan dokumen. multikultural pada siswa, dan mengetahui faktor yang
menjadi kendala guru dalam menginternalisasikan
Penelitian ini menggunakan pendekatan
nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran IPS dan
kualitatif dalam penelitian agar peneliti dapat
solusi untuk kendala tersebut.
menggali secara mendalam tentang internalisasi
nilai-nilai multikultural melalui pembelajaran IPS Pengumpulan data kegiatan wawancara
dalam menumbuhkan sikap multikultural pada siswa melibatkan 9 orang responden sebagai informan.
di MA Al-Mawaddah. Dan peneliti menggunakan Pelaksanaan wawancara R1 sampai dengan R 10
menggunakan metode studi kasus agar dapat dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016 sampai
mengungkapkan nilai-nilai yang terdapat di MA Al- dengan 20 Maret 2016.
Mawaddah dan dapat memberikan gambaran secara 1. Nilai - nilai multikultural yang terdapat
terperinci. pada peserta didik MA Al-Mawaddah.
Stake (1995) menyatakan studi kasus merupakan Berdasarkan hasil penelitian nilai-nilai
strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti multikultural yang terdapat pada peserta didik
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, MA Al-Mawaddah diantaranya saling menghargai,
aktivitas, proses, atau sekelompok individu.16 Kasus- toleransi dan saling memahami. Nilai tersebut
12 Arif, D. B., Kompetensi Kewarganegaraan untuk diajarkan kepada peserta didik agar mereka saling
Pengembangan Masyarakat multikultural Indonesia. Jurnal Pen- menghormati dan menghargai adanya perbedaan
didikan Kewarganegaraan, 2008, 2 (1), hlm 100.
13 Mahfud, C., Pendidikan Multikultural. (Yogyakarta: diantara mereka. Karena peserta didik yang ada di
Pustaka Pelajar, 2009), h.15 MA Al- Mawaddah berasal dari berbagai daerah
14 Moleong, L., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: yang ada di Indonesia, dan mereka memiliki bahasa,
PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.4-5
15 Denzin, N. K. & Yvonna S. L., Handbook of Qualita-
adat dan kebudayaan masing-masing.
tive Reserch, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Berdasarkan hasil wawancara penulis pada hari
16 Creswell, J. W., Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan Mixed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) 17 Denzin, N. K. & Yvonna S. L., Handbook of... h.313

Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 17


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

Minggu tanggal 28 Februari 2016 dengan Bapak sudah diajarkan kepada mereka. Selanjutnya
Anang Luthfi Fuadi selaku guru IPS dan R1 beliau wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap
mengatakan bahwa: “nilai- nilai multikultural yang beberapa responden siswa yang berasal dari berbagai
diajarkan pada peserta didik diantaranya toleransi dan daerah dengan pertanyaan “Apa saja nilai - nilai
silaturrahim (keagamaan)”. multikultural (multi budaya) yang anda ketahui?”.
Begitu juga dengan hasil wawancara penulis R3 menjawab “nilai suku, ras ada beberapa
pada hari minggu tanggal 20 maret 2016 dengan ibu tidak hanya satu”. R4 manjawab “saling menghargai
Martiah selaku guru IPS dan R2, beliau mengatakan pendapat”. R5 menjawab “nilai moral, ditunjukkan dari
bahwa: “nilai- nilai multikultural yang diajarkan pada tingkah laku”. R6 menjawab “nilai moral yang terdapat
peserta didik diantaranya Nilai budaya, nilai yang pada suku budaya di Indonesia”. R7 menjawab “nilai
bersangkutan dengan ras (suku, agama, etnis) dan nilai perbedaan kebudayaan, etnis, ras bahasa”. R8 menjawab
toleransi”. “nilai untuk mengerti tentang kebudayaan suku lain,
Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami kebiasaan - kebiasaan suku lain, mengetahui tentang
bahwa di MA Al-mawaddah nilai multikultural sudah Indonesia”. R9 menjawab “saling tahu budaya lain dan
diajarkan pada siswa. Dengan ditanamkannya nilai saling menghormati”.
multikultural pada peserta didik merupakan suatu Wawancara yang dilakukan dengan responden
usaha agar tumbuh pada setiap diri para peserta memberikan penjelasan terhadap rumusan masalah
didik sikap multikultural dan lebih mencintai tanah “nilai - nilai multikultural apa saja yang terdapat pada
air Indonesia karena mereka sudah mengetahui peserta didik MA Al-Mawaddah?”. Berdasarkan
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. hasil wawancara dan observasi peneliti di MA Al-
Berdasarkan hasil observasi pada 20 Februari Mawaddah tentang internalisasi nilai multikultural
2016. Guru menerangkan tentang masyarakat sudah dilaksanakan oleh para guru melalui
multikultural dan sikap toleransi. Guru menanyakan pembelajaran IPS. Internalisasi nilai dilaksanakan
tentang konflik-konflik yang pernah terjadi di untuk menumbuhkan sikap multikultural pada siswa
Indonesia antar suku yang diketahui oleh siswa. Dan sehingga tumbuh sikap saling toleransi, menghargai
juga guru berusaha untuk mengetahui asal siswanya dan menghormati perbedaan diantara para siswa.
dengan menanyai satu - satu asal daerah mereka Karena siswa yang berada di MA Al-Mawaddah
sehingga mereka saling mengetahui asal daerah beradal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia
teman sekelasnya. Dengan begitu mereka akan sehingga mereka memiliki perbedaan bahasa, budaya
bisa saling menghormati adanya perbedaan budaya dan adat.
diantara mereka.
Untuk mengetahui tentang nilai multikultural 2. Cara guru dalam menginternalisasikan
pada siswa, peneliti melakukan wawancara terhadap nilai-nilai multikultural untuk
beberapa responden siswa yang berasal dari berbagai menumbuhkan sikap multikultural pada
daerah dengan pertanyaan “Apa yang Anda ketahui siswa.
tentang multikulturalisme (multi budaya)?. Guru memiliki peran yang sangat penting
R3 menjawab “sifat – sifat dari berbagai daerah, sehingga cara yang dilakukan oleh guru dalam
watak (karakteristik) yang berbeda – beda”. R4 manjawab menginternalisasikan nilai-nilai multikultural untuk
“Masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda”. R5 menumbuhkan sikap multikultural pada siswa perlu
menjawab “Tentang perbedaan budaya”. R6 menjawab diperhatikan. Melalui proses pembelajaran IPS
“Macam - macam budaya yang ada di Indonesia”. R7 yang dilakukan oleh guru diharapkan siswa dapat
menjawab “Kebudayaan, beragam macam budaya”. memahami nilai multikultural dan menghargai
R8 menjawab “Penggabungan atau berbagai macam adanya perbedaan yang ada di masyarakat.
kebudayaan yang ada di suatu daerah”. R9 menjawab Berdasarkan hasil observasi pada 21 Februari
“Suatu budaya dan yang berbeda – beda”. 2016. Guru menyuruh siswa untuk menulis di
Dari hasil wawancara terhadap beberapa buku tulis siswa manfaat dari adanya masyarakat
responden siswa yang berasal dari berbagai daerah multikultural sesuai dengan pengalaman mereka
dapat disimpulkan bahwa mereka sudah memahami yang hidup di lingkungan pesantren dengan santri
tentang multikultural, termasuk mengenai perbedaan yang berasal dari berbagai daerah. Secara tidak
budaya yang ada di Indonesia sebagaimana yang langsung siswa sudah mengalaminya, karena tinggal

18 Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

di pesantren dan bisa menerapkannya. beberapa responden siswa yang berasal dari
Berdasarkan hasil wawancara penulis pada hari berbagai daerah dengan pertanyaan “Apakah guru
Minggu tanggal 28 Februari 2016 dengan Bapak IPS mengajarkan tentang nilai-nilai multikultural”?.
Anang Luthfi Fuadi selaku guru IPS dan R1, beliau R3, R4, R5, R6, R7, R8 dan R9 menjawab
mengatakan bahwa: bahwa “Iya, sudah diajarkan”.
Cara guru dalam menumbuhkan sikap multikultural Selanjutnya wawancara yang dilakukan oleh
pada siswa dengan menjelaskan kepada siswa tentang peneliti terhadap beberapa responden siswa yang
multikulturalisme, mencontohkan dan memahamkan berasal dari berbagai daerah dengan pertanyaan
nilai-nilai toleransi. Menurut beliau pembelajaran “Bagaimanakah cara guru IPS mengajarkan tentang nilai-
IPS dapat membantu dalam menginternalisasikan nilai multikultural?”.
nilai-nilai multikultural pada siswa, dengan R3 menjawab “menerangkan, dengan menjelaskan
pembelajaran IPS siswa jadi paham dan mengerti di dalam kelas”. R4 manjawab “menjelaskan, kita
pentingnya nilai –nilai multikultural. Dan manfaat harus bisa menghargai perbedaan”. R5 menjawab
dari menginternalisasikan nilai - nilai multikultural “memberi contoh dan memberi informasi”. R6
pada peserta didik muncul sikap saling memahami menjawab “sering mengambil dari contoh-contoh yang
meskipun mereka berbeda suku. ada di Indonesia”. R7 menjawab “menerangkan
Begitu juga dengan hasil wawancara penulis tentang aneka suku ragam budaya dan ketika guru
pada hari Minggu tanggal 20 maret 2016 dengan ibu mengetahui ada peserta didik yang duduk atar suku
Martiah selaku guru IPS dan R2, beliau mengatakan guru akan memisahkannyadan memindahkan
bahwa: tempat duduknya agar mereka mengenal antara satu
Cara guru dalam menumbuhkan sikap multikultural sama lain”. R8 menjawab “memberi contoh”. R9
pada siswa yaitu ditekankan bahwa di Indonesia itu menjawab “dijelaskan dan diberi contoh”.
merupakan Bhineka Tunggal Ika dan harus memahami Wawancara yang dilakukan dengan responden
masalah pluralisme (penjabaran dari bhineka tunggal memberikan penjelasan terhadap rumusan masalah
ika). Menurut beliau pembelajaran IPS sangat “Bagaimanakah cara guru dalam menginternalisasikan
membantu dalam menginternalisasikan nilai-nilai nilai-nilai multikultural untuk menumbuhkan sikap
multikultural pada siswa, Sangat membantu dalam multikultural pada siswa?”.
bagaimana berteman, sangat membantu bagaimana Berdasarkan observasi, dokumentasi, dan
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya bahkan temuan di lapangan bahwa guru sudah mengajarkan
bisa menjadikan kemandirian anak. Dan manfaat nilai-nilai multikultural pada siswa. Dalam proses
dari menginternalisasikan nilai - nilai multikultural belajar mengajar pembelajaran yang dilaksanakan
pada peserta didik agar memahami bahwa di PP. Al- kooperatif ketika guru menjelaskan siswa
Mawaddah ini merupakan Pesantren Putri yang sangat mendengarkan penjelasan dari guru dan guru
pluralisme, tetapi penuh dengan intepritas yang tinggi. memberikan waktu untuk diskusi agar siswa bisa
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa menanyakan tentang hal yang belum dipahami
guru sudah berusaha dalam menanamkan nilai dan guru bisa menjelaskan kembali agar siswanya
multikultural dan pembelajaran IPS sangat menjadi paham dan mengerti.
membantu dalam proses internalisasi nilai
multikultural tersebut sehingga siswa dapat
3. Faktor yang menjadi kendala guru
mengambil manfaatnya dari hasil pembelajaran
dalam menginternalisasikan nilai-nilai
tersebut. Siswa menjadi lebih saling memahami
multikultural dalam pembelajaran IPS dan
adanya perbedaan diantara mereka, siswa dapat
solusinya.
beradaptasi dengan baik didalam masyarakat, dan
menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
penelitian dengan guru IPS yang melaksanakan
Untuk mengetahui bahwa guru IPS sudah
pembelajaran faktor yang menjadi kendala guru
mengajarkan tentang nilai-nilai multikultur pada
dalam menginternalisasikan nilai-nilai multikultural
siswa, peneliti melakukan wawancara terhadap
dalam pembelajaran IPS adalah kurang tahunya

Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 19


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

siswa dengan istilah-istilah ilmiah yang baru dan siswa yaitu , Sedikit pemahaman antara budaya
sedikitnya pemahaman siswa antara budaya yang yang satu dengan budaya yang lain terutama dalam
satu dengan budaya yang lainnya. adat istiadat. Dan solusi untuk mengatasi hambatan
Berdasarkan hasil wawancara penulis pada hari tersebut dengan ditekankan bahwa anak itu memahami
Minggu tanggal 28 Februari 2016 dengan Bapak ketidakbagusan sifat primordialisme, sangat negative.
Anang Luthfi Fuadi selaku guru IPS dan R1, beliau Wawancara yang dilakukan dengan responden
mengatakan bahwa: memberikan penjelasan terhadap rumusan
Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam masalah “Faktor apa yang menjadi kendala guru dalam
menginternalisasikan nilai-nilai multikultural pada menginternalisasikan nilai-nilai multikultural dalam
siswa yaitu untuk tingkat SLTA ada istilah – istilah pembelajaran IPS dan bagaimana solusinya?”.
ilmiah yang kurang dipahami. Dan solusi untuk Berdasarkan observasi dan wawancara
mengatasi hambatan tersebut dengan menjelaskan peneliti masih terdapat beberapa kendala dalam
istilah – istilah ilmiah pada peserta didik. menginternalisasikan nilai-nilai multikultural dalam
Sesuai dengan hasil observasi pada 27 Februari pembelajaran IPS. Guru memiliki kendala diantaranya
2016. Guru membahas bab-bab yang sudah siswa belum memahami istilah yang baru dan siswa
diajarkan. Guru membahas tugas yang ada di LKS masih sedikit memahami tentang kebudayaan yang
sambil di terangkan hal-hal yang belum di mengerti berbeda, tetapi melalui pembelajaran IPS guru bisa
oleh siswa (ada istilah-istilah baru di LKS yang memberikan solusi kepada siswa dan memberikan
belum dipahami oleh siswa). Guru menjelaskan penjelasan kepada siswanya sehingga mereka
Indonesia merupakan masyarakat multikultural menjadi paham dan mengerti.
dengan beberapa faktor diantaranya Indonesia
merupakan jalur perdagangan dunia faktor geologis E. Pembahasan
dan juga iklim di Indonesia yang menyebabkan
Pembahasan dalam penelitian ini mengkaji
karakter orang Indonesia yang ramah.
tentang: (1) nilai - nilai multikultural yang terdapat
Berdasarkan hasil observasi ketika siswa tidak pada peserta didik di MA Al-Mawaddah, (2) cara guru
mengetahui istilah – istilah ilmiah yang baru, maka dalam menginternalisasikan nilai-nilai multikultural
siswa akan menanyakannya kepada guru ketika guru untuk menumbuhkan sikap multikultural pada
selesai menjelaskan dan memberikan waktu untuk siswa, (3) faktor yang menjadi kendala guru dalam
diskusi dan memberikan kesempatan kepada siswa menginternalisasikan nilai-nilai multikultural dalam
untuk bertanya dari pembelajaran yang diterangkan pembelajaran IPS dan solusi untuk kendala tersebut.
oleh guru. Setelah siswa memberikan pertanyaan
1. Nilai-nilai multikultural yang terdapat
maka guru akan menjawabnya sehingga siswa
pada peserta didik MA Al-Mawaddah
mengerti dengan istilah tersebut.
Berdasarkan temuan hasil penelitian nilai-nilai
Sesuai dengan hasil observasi pada 20 Februari
multikultural yang terdapat pada peserta didik MA Al-
2016, guru menerangkan tentang masyarakat
Mawaddah diantaranya toleransi, sikap menghargai,
multikultural dan sikap toleransi. Hasil observasi
saling memahami, silaturrahim (keagamaan), nilai
pada 21 Februari 2016, guru menjelaskan tentang
budaya, nilai yang bersangkutan dengan ras (suku,
manfaat adanya masyarakat multikultural sesuai
agama, etnis). Nilai- nilai multikultural diajarkan
dengan pengalaman siswa yang hidup di lingkungan
kepada peserta didik agar mereka mengetahui
pesantren. Hasil observasi pada 20 Februari
adanya perbedaan diantara mereka. Sehingga para
2016, guru menerangkan kembali tentang hal-hal
peserta didik di MA Al- Mawaddah yang berasal dari
ynag belum dipahami oleh siswa dari masyarakat
berbagai daerah yang ada di Indonesia mereka dapat
multikultural dan memberikan contoh tentang nilai-
hidup dengan damai. Perbedaan suku, bahasa, adat
nilai multikultural
dan kebudayaan yang mereka miliki tidak menjadi
Begitu juga dengan hasil wawancara penulis kendala mereka dalam berinteraksi.
pada hari minggu tanggal 20 maret 2016 dengan ibu
Dari hasil observasi perilaku yang ditampilkan
Martiah selaku guru IPS dan R2, beliau mengatakan
oleh siswa baik di kelas dan di lingkungan sekolah
bahwa:
memperlihatkan bahwa nilai yang diajarkan sudah
Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam diterapkan yaitu sikap saling menghormati dan
menginternalisasikan nilai-nilai multikultural pada
20 Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

menghargai, dalam pergaulan siswa sudah berbaur, dari daerah yang sama.
teman yang duduk sebangku tidak harus teman yang Sesuai dengan Matitapuptty menyatakan bahwa
berasal dari daerah yang sama. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan satu
Sesuai dengan Raihani menyatakan bahwa bidang kajian ilmu yang potensial bagi pengembangan
pendidikan toleransi merupakan bagian dari tugas-tugas pembelajaran yang kaya akan nilai.21
pendidikan nilai-nilai,dengan pendekatan seluruh Karakteristik ilmu yang erat kaitannya dengan
lingkungan sekolah yang sangat relevan.18 Melalui kehidupan manusia dan banyak membahas tentang
pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang bagaimana manusia dapat menjalin hubungan yang
toleransi di ruang kelas dari guru dan buku pelajaran, harmonis dengan sesama, lingkungan dan Tuhan,
tetapi juga mengalami sendiri bagaimana menjadi membuat bidang kajian ini sangat kaya dengan
individu toleran dalam lingkungan yang toleran sikap, nilai, moral, etika, perilaku dan tentu saja
di sekolah. Wilson dalam masyarakat toleransi pengetahuan. Ross mengemukakan bahwa Ilmu
digunakan untuk menjelaskan keanekaragaman Pengetahuan Sosial mempersiapkan para generasi
tujuan, dan sangat penting untuk mengenali muda sehingga mereka memiliki pengetahuan,
berbagai pandangan atau pendapat yang berbeda keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan agar
sehingga dapat merencanakan sesuatu yang dapat mereka dapat hidup dan berpartisipasi aktif dalam
diterima oleh masyarakat.19 masyarakat.22
Guru mengajarkan nilai-nilai multikultural Melalui pembelajaran IPS mengajarkan tentang
kepada siswanya agar mereka dapat hidup di pendidikan multikultural dan menumbuhkan nilai-
masyarakat dengan damai. Dan mereka lebih nilai multikultural pada siswa sangatlah penting
mencintai Tanah Air Indonesia yang memiliki sehingga siswa dapat hidup di masyarakat dengan
keanekaragaman budaya. Dengan nilai multikultural memahami perbedaan yang ada di masyarakat.
yang ada pada siswa mereka bisa berperilaku dan Dengan adanya nilai toleransi, saling menghargai,
bersikap dengan baik. Mereka berpikir dahulu menghormati perbedaan, tanggung jawab, dan
sebelum melakukan sesuatu hal sehingga tidak kesadaran yang tumbuh pada setiap diri siswa
merugikan orang lain. mereka bisa menyelesaikan permasalahan yang ada
Sesuai dengan pernyataan Fraenkel (1977) tanpa menimbulkan masalah yang baru.
bahwa nilai dan moral merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, karena keduanya 2. Cara guru dalam menginternalisasikan
merupakan standar yang memandu perilaku manusia nilai-nilai multikultural untuk
dalam kehidupan sehari-hari.20 menumbuhkan sikap multikultural pada
Para siswa yang hidup di lingkungan pesantren siswa
dapat langsung menerapkan nilai yang sudah Berdasarkan observasi penelitian di lapangan
diajarkan oleh guru. Mereka hidup di lingkungan guru sudah berperan dalam menginternalisasikan
yang multikultural dengan teman yang berasal dari nilai-nilai multikultural untuk menumbuhkan sikap
berbagai daerah. Dan mereka harus selalu mengantri multikultural pada siswa melalui pembelajaran IPS.
dalam segala hal seperti : makan, mandi, telepon, Cara guru dalam menginternalisasikan nilai dengan
wudlhu, dsb. Mereka harus menghormati perbedaan menjelaskan kepada siswanya dan memberikan
pendapat ketika ada dalam suatu forum musyawarah berbagai contoh agar para siswa lebih memahami
baik di kelas maupun di kamar. Di lingkungan penjelasan dari guru. Guru mengajarkan nilai
Pesantren mereka juga memiliki organisasi yang toleransi, saling menghargai, menghormati dan
dapat mempertemukan antar sesama teman yang silaturrahim. Guru memiliki peran yang penting
berasal dari daerah yang sama. dengan adanya dalam menginternalisasikan nilai multikultural
organisasi ini dapat meningkatkan rasa kekeluargaan kepada siswa melalui pembelajaran IPS di sekolah.
dan rasa kesatuan antar sesama teman yang berasal 21 Matitapuptty, J.K., Nilai-Nilai Kearifan Adat dan
18 Raihani, A Whole-School Approach: A Proposal Tradisidibalik Ritual Daur Hidup (Live Cycles) pada Masyarakat
for Education for Tolerance in Indonesia. Theory and Research in Nuaulu di Pulau Seram sebagai Sumber Pembelajaran IPS. Jur-
Education, 2011, 9 (1), hlm. 28. nal Pendidikan Ilmu Sosial, 2010, 18 (35), hlm. 42.
19 Wilson, H. F, The Possibilities of Tolerance: Inter- 22 Agbaria, A. K., The Social Studies Education Dis-
cultural Dialogue in a Multicultural Europe. Environment and course Community on Globalization: Exploring the Agenda of
Planning D, 2014, 32, h. 853. Preparing Citizens for the Global Age. Journal of Studies in Inter-
20 Maftuh, B, Bunga Rampai ...h. 65 national Education, 2011, 15 (1), hlm. 59.

Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 21


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

Guru menggunakan pendekatan langsung rasa senang-tidak senang, apresiasi, sikap, nilai-nilai,
dalam pendidikan nilai sesuai dengan yang moral, karakter dan lain-lain.25
dikemukakan Jesen and Knight dalam Maftuh Selain guru yang berperan dalam
menyatakan bahwa pengajaran moral secara menumbuhkan sikap multikultural di PP Al-
langsung melibatkan penyajian konsep melalui Mawaddah juga memiliki peran diantaranya setelah
contoh dan definisi, diskusi kelas dan bermain penerimaan santri baru sebelum program belajar
peran, atau dengan memberi hadiah kepada siswa mengajar dimulai diadakan berbagai macam acara
terhadap perilaku yang sesuai.23 diantaranya Pekan perkenalan atau khutbatul Arsy
Dalam proses pembelajaran guru untuk menyambut para santriwati baru. Di acara
menanyakan satu persatu asal siswanya, hal tersebut tersebut sebagian santri akan menggunakan pakaian
dilakukan agar mereka mengetahui dari mana teman adat daerah masing-masing untuk memperkenalkan
sekelasnya berasal. Sehingga para siswa bisa saling keanekaragaman Indonesia.
menghormati adanya perbedaan budaya di antara Dengan adanya internalisasi nilai di MA Al-
mereka. Dan juga agar para siswa tidak hanya duduk Mawaddah siswa dapat tumbuh menjadi makhluk
sebangku dan bergaul dengan teman yang asal sosial yang dapat beradaptasi dengan baik di dalam
daerahnya sama. masyarakat dan menjadi warga negara yang baik.
Sesuai dengan Octaviani menyatakan bahwa Dan di MA Al-Mawaddah siswa sudah mendapatkan
pendidikan multikultural melalui pembelajaran pendidikan nilai sehingga mereka dapat memilih
berbasis multikultural berusaha memberdayakan antara hal yang baik untuk dilakukan dan hal
siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada buruk yang harus dihindari. Selain itu mereka juga
orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan mendapatkan nilai-nilai agama selama mereka
untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok berada di lingkungan pesantren.
orang yang berbeda etnis atau rasnya secara
langsung.24 Pendidikan multikultural juga membantu 3. Faktor yang menjadi kendala guru
siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan- dalam menginternalisasikan nilai-nilai
pandangan budaya yang beragam, membantu siswa multikultural dalam pembelajaran IPS dan
dalam mengembangkan kebanggaan terhadap solusinya
warisan budaya mereka, siswa dapat mempraktekkan Berdasarkan hasil wawancara penelitian
nilai-nilai multikultural, demokrasi, humanisme, dan dengan guru IPS yang melaksanakan pembelajaran
keadilan terkait dengan perbedaan kultural. Faktor yang menjadi kendala guru dalam
Guru memberikan pendidikan multikultural menginternalisasikan nilai-nilai multikultural
melalui pembelajaran IPS agar siswa mengetahui dalam pembelajaran IPS adalah kurang tahunya
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. siswa dengan istilah-istilah yang baru dan sedikit
Indonesia memiliki Bhineka Tunggal Ika untuk pemahaman antara budaya yang satu dengan budaya
menyatukan perbedaan – perbedaan yang ada, dan yang lain terutama dalam adat istiadat.
bahasa persatuan bahasa Indonesia. Guru juga Melalui pembelajaran IPS guru dapat
berusaha menanamkan nilai- nilai multikultural memberikan solusi dan menerangkan kembali hal-
dengan memberikan penjelasan tentang toleransi, hal yang belum dimengerti oleh siswa. Sehingga
tentang Bhineka Tunggal Ika. siswa menjadi mengerti dan paham dengan
Pendidikan nilai pada dasarnya menyangkut pendidikan multikultural dan nilai multikultural yang
proses internalisasi nilai. Jika pendidikan nilai dapat membantu mereka hidup dalam masyarakat.
berhasil diinternalisasikan dalam diri seseorang, Sesuai dengan Siswanto menyatakan bahwa
maka nilai-nilai itu akan menuntun sikap dan tujuan IPS yaitu untuk membantu peserta didik
tindakan seseorang. Internalisasi nilai merupakan dalam menguasai, memahami, dan mengembangkan
proses pengembangan afektif siswa, suatu aspek kemampuan yang berkaitan permasalahan sosial.26
batiniah (the internal side) yang tidak dapat diamati. Melalui IPS tersebut diharapkan peserta didik dapat
Ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi,
25 Muchson AR & Samsuri, Dasar- Dasar Pendidikan ...
23 Maftuh, B, Bunga Rampai ...h.72 h.88-89
24 Octaviani, L.,Pandatara dan Jarlatsuh: Model Pen- 26 Siswanto, H.W., Studi Efektivitas Pembelajaran Ter-
didikan Multikultural di SMA Taruna Nusantara Magelang. Jur- padu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama.
nal Komunitas, 2013, 5 (1), hlm. 113. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2011, 17 (2), h.155.

22 Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

berpikir secara rasional dan kritis dalam menanggapi tidak harus teman yang berasal dari daerah yang
isu-isu sosial dan membuat keputusan berdasarkan sama.
pada pengolahan informasi. Cara guru dalam menginternalisasikan
Selain itu tujuan dari pendidikan ilmu sosial nilai-nilai multikultural untuk menumbuhkan
adalah akumulasi dari semua pengalaman yang sikap multikultural pada siswa di kelas dengan
memiliki tujuan untuk mengajarkan siswa dalam menjelaskannya, memberikan berbagai contoh
membuat keputusan dan bertindak sesuai dengan kepada siswa agar para siswa memahami tentang
keputusan yang rasional, baik sebagai individu pentingnya nilai multikultural dan agar tumbuh sikap
maupun sebagai anggota kelompok, berdasarkan multikultural pada setiap diri siswa. Guru memiliki
pengetahuan yang berasal dari ilmu pengetahuan peranan penting dalam menginternalisasikan
dengan metode dan pada nilai-nilai pribadi yang nilai kepada para peserta didik. Dalam hal ini
telah dieksplorasi dan dijelaskan secara sistematis.27 yang dilakukan oleh guru di MA Al-Mawaddah
Melalui pembelajaran IPS guru dapat masih kurang dalam menginternalisasikan nilai
menanamkan nilai-nilai multikultural. Memberikan multikultural.
contoh–contoh yang baik dalam bersikap dan Faktor yang menjadi kendala guru dalam
bertindak. Sehingga dalam setiap diri siswa menginternalisasikan nilai-nilai multikultural dalam
tumbuh sikap multikultural. Dengan adanya sikap pembelajaran IPS yaitu adanya istilah baru yang
multikultural mereka dapat hidup di masyarakat belum dimengerti oleh siswa dan siswa belum
menjadi warga negara Indonesia yang baik dan cinta begitu memahami tentang pendidikan multikultural,
damai. masih sedikit pemahaman antara budaya yang
Sesuai dengan pernyataan Ainul Yaqin satu dengan budaya yang lain terutama dalam adat
pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan istiadat. sehingga solusi untuk kendala tersebut guru
yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran memberikan penjelasan tentang istilah baru tersebut
dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan dan memberikan pengertian tentang pendidikan
kultural yang ada pada siswa seperti perbedaan etnik, multikultural sehingga siswa menjadi paham dan
agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan dapat mencintai tanah air Indonesia yang memiliki
dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan beragam kebudayaan.
mudah.28
G. Daftar Pustaka
Jadi IPS merupakan pembelajaran
yang tepat untuk pendidikan multikultural. Ainul, Y. (2005). Pendidikan Multikultural; Cross-
Guru mengajarkan di kelas dan siswa dapat Cultural Understanding Untuk Demokrasi dan
menerapkannya dalam kehidupan di masyarakat. Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.
Sehingga guru dapat menjadi teladan para siswa Banks, J. A. & McGee. C,. (2010). Multicultural
dan mereka dapat memberikan dampak yang positif Education Issues and Perspectives.United States
bagi lingkungannya. of America: RRD Crawfordsville.
Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan
F. Kesimpulan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta:
Nilai - nilai multikultural yang terdapat Pustaka Pelajar.
pada peserta didik di MA Al-Mawaddah yaitu nilai Denzin, N. K. & Yvonna S. L. (2009). Handbook
toleransi, sikap menghargai, saling memahami, of Qualitative Reserch. Yogyakarta: Pustaka
silaturrahim (keagamaan), nilai budaya. Perilaku Pelajar.
yang ditampilkan oleh siswa baik di kelas dan di
Maftuh, B. (2009). Bunga Rampai Pendidikan Umum
lingkungan sekolah memperlihatkan bahwa nilai
dan Pendidikan Nilai. Bandung: Prodi
yang diajarkan sudah diterapkan yaitu sikap saling
Pendidikan Umum Sps UPI.
menghormati dan menghargai, dalam pergaulan
siswa sudah berbaur, teman yang duduk sebangku Mahfud, C. (2009). Pendidikan Multikultural.
27 Woolever, R. dan K.P. Scott, Active Learning in Social Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Studies Promoting Cognitive and Social Growth, (Glenview, Illinois Moleong, L. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Scott, Foresman and Company, 1988)
28 Ainul, Y, Pendidikan Multikultural; Cross-Cultural Un-
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
derstanding Untuk Demokrasi dan Keadilan, (Yogyakarta: Pilar Me- Muchson AR & Samsuri. (2013). Dasar- Dasar
dia, 2005)

Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 23


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 4 (1), 2017

Pendidikan Moral Basis Pengembangan NCSS. (1994). Curriculum Standards for Social Studies
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ombak. Expectation of Excellence National Council for
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan The Social Studies. Washington, DC: NCSS
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Octaviani, L. (2013). Pandatara dan Jarlatsuh: Model
Bandung: Alfabeta. Pendidikan Multikultural di SMA Taruna
Supardan, D. (2015). Manusia, Kekerasan, Multikultural Nusantara Magelang. Jurnal Komunitas, 5 (1),
dan Transformasi Pendidikan. Bandung: Rizqi hlm. 113.
Press. Raihani. (2011). A Whole-School Approach: A
Supardan, D. (2015). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Proposal for Education for Tolerance in
Sosial Perspektif Filosofi dan Kurikulum. Indonesia. Theory and Research in Education,
Jakarta: Bumi Aksara. 9 (1), hlm. 28.
Woolever, R. dan K.P. Scott. (1988). Active Learning Siswanto, H.W. (2011). Studi Efektivitas
in Social Studies Promoting Cognitive and Social Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan
Growth. Glenview, Illinois Scott, Foresman Sosial di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
and Company. Pendidikan dan Kebudayaan, 17 (2), hlm.155.
Abdulkarim, A. (2008). Model Keterampilan Watson, B. (2004). Multikulturalism: Its Strength
Berpikir Dalam Pembelajaran IPS. Jurnal and Weaknesses. Jurnal Pendidikan Ilmu
Pendidikan Ilmu Sosial, 16 (30), hlm. 12. Sosial, (23), hlm. 15.
Agbaria, A. K. (2011). The Social Studies Education Wilson, H. F. (2014). The Possibilities of Tolerance:
Discourse Community on Globalization: Intercultural Dialogue in a Multicultural
Exploring the Agenda of Preparing Citizens Europe. Environment and Planning D, 32,
for the Global Age. Journal of Studies in hlm. 853.
International Education, 15 (1), hlm. 59. Juliati. (2014). Internalisasi Nilai Tolerasi Melalui
Arif, D. B. (2008). Kompetensi Kewarganegaraan Model Pengajaran Telling Story Pendidikan
untuk Pengembangan Masyarakat Kewarganegaraan Untuk Mencegah Perkelahian
multikultural Indonesia. Jurnal Pendidikan tawuran (Studi Kasus Pelajar Sekolah Menengah
Kewarganegaraan, 2 (1), hlm 100. di Kota Sukabumi) (Disertasi). PAscasarjana
PKn, Universitas Pendidikan Indonesia,
Matitapuptty, J.K. (2010). Nilai-Nilai Kearifan Adat
Bandung.
dan Tradisidibalik Ritual Daur Hidup (Live
Cycles) pada Masyarakat Nuaulu di Pulau
Seram sebagai Sumber Pembelajaran IPS.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 18 (35), hlm. 42.

24 Copyright © 2017, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430

Vous aimerez peut-être aussi