Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DBD
OLEH:
HAQUL YAKIN
1714201110015
1. Pengertian / Definisi
Demam Berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini sering menyerang
anak, remaja an dewasa yang ditandai oleh panas, malaise, sakit kepala, mual, nyeri,
pegal seluruh tubuh, adanya petekia. Pada pasien rejatan berat, volume plasma dapat
berkurang sampai 30% atau lebih dan jika tak segera ditangani maka akan terjadi
anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Gangguan Hemostatis pada DBD
menyangkut 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan
koagulasi. Prinsip utama dalam penatalaksanaan adalah tirah baring, pemberian
makanan lunak dan minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam pemberian obat
obatan antipiretik, konsulti, antibiotik kortikosteroid dan anti koagulasi. (Suzanne C.
Smeltzer, 2001).
2. Etiologi
Penyebab DBD ini adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN 1,
DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Penularan DBD ini melalui cara :
1. Manusia sebagai host virus dengue.
2. Vektor perantara : nyamuk aedes aegepty (nyamuk rumah) dan aedes albopictus
(nyamuk kebun).
4. Patofisiologi
1. Demam Dengue (DD)
Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue( DBD)
disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang
menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa renjatan
yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma yang diduga
karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi. Manifestasi klinis
demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus. Virus akan
berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. Segera
terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala
panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan
memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC (Antigen Presenting Cell). Antigen
yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag
lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik
yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B
yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi
netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen. Proses diatas
menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala
sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi
manifetasi perdarahan karena terjadi aggregasi trombosit yang menyebabkan
trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan.
2. DBD
a. Sistim vaskuler
Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut permeabilitas
vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga
menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma
menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan post
mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi.(6) Tidak
terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa perubahan
sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika penderita
sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorbsi dengan cepat,
menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS
melibatkan 3 faktor: perubahan vaskuler, trombositopeni dan kelainan koagulasi.
Hampir semua penderita DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan
trombositopeni, dan banyak diantaranya penderita menunjukkan koagulogram yang
abnormal.
Kebocoran plasma
Hipovolemi
7. Komplikasi
1. Perdarahan usus
2. Shock/rejatan
3. Effusi pleura
4. Penurunan kesadaran
F. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan secara umum :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan minum 2 liter/24 jam
3. Pemberian cairan melalui infus
4. Pemberian obat obatan (antipiretik dan konvulsif)
5. Minum banyak 1,5-2 liter perhari dengan air the, gula atau susu.
6.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik
Peningkatan suhu tubuh
Kaji tanda-tanda perdarahan
Mual-muntah
Anoreksia
Nyeri ulu hati
Nyeri otot dan sendi
Tanda-tanda rejatan seperti denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab
terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang ditemukan, yaitu:
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Tujuan :
Suhu tubuh normal (36 - 370C).
Pasien bebas dari demam.
Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.
Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.±7)
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
4. Berikan kompres hangat.
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat
penurunan suhu tubuh.
5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.
6. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
Daftar Pustaka