Vous êtes sur la page 1sur 7

ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print)

Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)


website: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/GeoEdukasi/index
© 2017 Geography Education UMP and The Indonesian Geographers Association
 
Kajian Faktor Geografi Yang Mendukung Industri Kecap
di Kabupaten Kebumen (Geographical Factor Assessment Supporting the
Soya Sauce Industry in Kebumen District Regency)
Suratminingsih1
1
Alumni Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
1
email: suratminingsih47@gmail.com
Sutomo2
2
Dosen Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2
email: sutomo@ump.ac.id

Received: 10 8 2017 / Accepted: 11 9 2017 / Published online: 30 10 2017


© 2017 Geography Education UMP and The Indonesian Geographers Association

Abstract
This study focused on the measurement of geographical factors that support the soy industry in Kebumen
District. The research method used is survey. The population in this research is soy entrepreneurs as many as 9
entrepreneurs. The sample in this research use purposive sampling technique. The type of data in this study is
primary data obtained using questionnaire on soy sauce entrepreneurs and secondary data obtained from the
Regional Development and Research Agency in the form of maps. Data collection techniques used
questionnaires for industrial factors and industrial location factors and documentation for geographic factors.
Data processors for industry and industrial sites use tables, percentages. Geographic factors using ArcView
3.3. Analysis of industrial factor data using percentage method and geographical factor with spatial approach.
The results showed that the soy sauce industry is supported by aspects of capital, labor, energy sources,
marketing, transportation, raw materials and water supply. Judging from Weber's location theory, the soy
industry is market-oriented. Land suitability for soybean cultivation in Kebumen regency including land
suitability of S3 (Conditional) with area 21,562.8 Ha and N (Less suitable) with total area 107.862,8 Ha.
Keywords:  Geographical Factors, Industry , Industrial Location, Land Suitability

Abstrak
Penelitian ini difokuskan pada pengukuran faktor geografi yang mendukung industri kecap di Kabupaten
Kebumen. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Populasi dalam penelitian ini yaitu pengusaha
kecap sebanyak 9 pengusaha. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data
dalam penelitian ini yaitu data primer diperoleh mengggunakan angket pada pengusaha kecap dan data
sekunder diperoleh dari Badan Pengembangan dan Penelitian Daerah berupa peta. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket untuk faktor industri dan faktor lokasi industri dan dokumentasi untuk faktor geografis.
Pengolah data untuk faktor industri dan lokasi industri menggunakan tabel, persentase. Faktor geografis
menggunakan ArcView 3.3. Analisis data faktor industri menggunakan metode persentase dan faktor geografis
dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa industri kecap didukung oleh aspek modal,
tenaga kerja, sumber energi, pemasaran, transportasi, bahan baku dan suplai air. Dilihat dari teori lokasi
Weber industri kecap berorientasi pada pasar. Kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai di Kabupaten
Kebumen termasuk kesesuaian lahan S3 (Sesuai bersyarat) dengan luas 21.562,8 Ha dan N (Kurang sesuai)
dengan luas 107.862,8 Ha.
Kata kunci : Faktor Geografis, Industri , Lokasi Industri, Kesesuaian Lahan

1. Pendahuluan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha


Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Mikro, Kecil, dan Menengah. Walaupun,
Pengembangan industri adalah upaya yang persaingan pasar yang semakin ketat. Berbagai
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, macam kecap bersaing dalam pasar kecap
Dunia Usaha dan masyarakat untuk membuat konsumen dihadapkan dengan berbagai
memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan jenis kecap dengan merek bermacam-macam,
Menengah melalui pemberian fasilitas, harga serta kualitas kecap. Setiap industri untuk
bimbingan, pendampingan dan bantuan selalu mengikuti perkembangan pasar dan apa
perkuatan untuk menumbuhkan dan yang menjadi keinginan para konsumen.

 
Geo Edukasi, Vol 6, No. 2, October 2017: 32 - 38 33

Secara umum, kecap merupakan produk Mendukung Industri Kecap Di Kabupaten


olahan atau awetan kedelai dengan tekstur cair Kebumen”.
(asin) atau kental (manis), berwarna cokelat
kehitam-hitaman dan diguanakan sebagai bahan 2. Metode Penelitian
penyedap makanan. Di Indonesia, kecap dapat Lokasi dan Waktu Penelitian
dimanfaatkan secara langsung sebagai pelengkap Jenis penelitian ini adalah penelitian survei
makanan misalnya bakso, soto, tahu kupat dan menggunakan analisis deskriptif dan keruangan.
sebagainya (Suprapti, 2005). Menurut Santoso Lokasi penelitian di empat kecamatan yaitu
(1994), diduga bahwa RRC merupakan negara Kecamatan Kebumen (Jln. Kolonel Sugiono No.
asal pembuatan kecap. Sedangkan di Indonesia 11), Kecamatan Kutowinangun (Jln. Raya No.
sulit diketahui sejak kapan nenek moyang kita 153), Kecamatan Mirit (Desa Ngabean
membuat kecap kedelai ini. Kenyataanya sampai Rt02/Rw01 dan Desa Mangunranan Rt05/Rw04),
sekarang kecap menjadi salah satu jenis makanan dan Kecamatan Petanahan (Desa
kesukaan kita, baik di pedesaan atau di Grogolbeningsari). Pemilihan lokasi penelitian
perkotaan. Di Indonesia ada kecap manis, kecap ini dilakukan dengan purposive yaitu pemilihan
asin dan sebagainya tergantung selera dan lokasi secara disengaja. Dalam penelitian ini
kebutuhannya. populasi yang digunakan adalah seluruh
Salah satu industri yang ada di Kabupaten pengusaha kecap di Kabupaten Kebumen yang
Kebumen yaitu industri kecap yang tersebar di berjumlah 9 pengusaha.
empat kecamatan yaitu Kecamatan Kebumen, Sumber data yang digunakan dalam
Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Mirit, penelitian ini adalah data primer dan data
dan Kecamatan Petanahan. Industri kecap di sekunder. Data primer dalam penelitian ini
Kecamatan Kebumen memiliki sentra di adalah faktor industri yang mendukung
Bumirejo 5/4, Jl. HM.Sarbini 88, dan Jl. Kolonel keberadaan industri kecap yang diperoleh dengan
Sugiono. Industri kecap Kecamatan Kuto- menggunakan angket pada pengusaha industri
winangun memiliki sentra di Kutowinangun, kecap di Kabupaten Kebumen. Data tersebut
Kutowinagun (Sugadaran), dan Lundong 1/3. berupa modal, bahan baku, sumberdaya tenaga,
Industri kecap di Kecamatan Mirit memiliki suplai tenaga kerja, suplai air, pemasaran dan
sentra di Ngabean 2/1 dan Mangunranan 5/4. transportasi. Data sekunder yang diperoleh dalam
Industri kecap di Kecamatan Petanahan memiliki penelitian ini terkait faktor geografis yaitu
sentra di Grogol Beningsari. (DISPERINDAG, kesesuaian lahan tanaman kedelai di Kabupaten
2013). Kebumen yang meliputi: peta jenis tanah
Menurut Robinson dalam Daldjoeni (1997) Kabupaten Kebumen, peta curah hujan
bahwa keberadaan industri perlu didukung oleh Kabupaten Kebumen, peta elevasi (m.dpl)
faktor geografis yang meliputi bahan baku, Kabupaten Kebumen, peta satuan lahan, dan peta
sumberdaya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai kemiringan lereng Kabupaten Kebumen
air, pasaran dan fasilitas transportasi. Pemilihan diperoleh dari BAPPEDA
lokasi industri juga perlu diperhatikan guna Teknik Pengumpulan Data
mengembangkan industri itu sendiri. Menurut Teknik pengumpulan data yang digunakan
Alfred Weber pemilihan lokasi industri adalah angket dan dokumentasi. Angket angket
reorientation (pengkiblatan) khusus ke bahan semi tertutup untuk memperoleh data faktor
mentah, pasaran, dan tenaga kerja. Dalam hal ini industri yang meliputi: modal, bahan baku,
pemilihan faktor lokasi industri tersebut dapat sumberdaya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai
mengoptimalkan dan menguntungkan bagi air, pemasaran dan transportasi. Dokumentasi
industri kecap di Kabupaten Kebumen. untuk memperoleh data tentang faktor geografis
Dalam hal ini keberadaan suatu industri yaitu meliputi peta curah hujan, peta lereng, peta
dibutuhkan beberapa faktor pendukung yang ketinggian wilayah, dan peta kemiringan lereng.
meliputi: faktor industri dan faktor geografis. Pengolahan data faktor industri disajikan
Dari uraian diatas penulis tertarik mengkaji dalam bentuk seperti tabel. Pengolahan data
tentang “Kajian Faktor Geografi Yang faktor geografis yaitu menggunakan perangkat
ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)
 
34 Kajian Faktor Geografi Yang Mendukung Industri Kecap di Kabupaten (Suratminingsih, Sutomo, 2017)

lunak (Software) ArcView 3.3 untuk pembuatan Modal


peta peta kesesuaian lahan tanaman kedelai. Modal merupakan faktor penting suatu
Langkah-langkah yang digunakan untuk usaha, salah satunya industri. Modal yang dapat
membuat peta kesesuaian lahan tanaman kedelai digunakan dalam industri berupa modal uang
yaitu: ataupun alat produksi. Para pengusaha kecap di
a. Menumpangsusunkan (overlay) antara peta Kabupaten Kebumen mengawali usahanya
satuan lahan, peta kemiringan lereng, peta dengan modal yang sama Rp.1.000.000 dengan
elevasi (ketinggian wilayah), peta curah tahun yang berbeda. Modal yang diperoleh
hujan, dan peta jenis tanah. pengusaha kecap dari modal sendiri. Selain itu,
b. Kemudian peta kesesuaian lahan tanaman alat yang digunakan dalam proses produksi
kedelai di matching atau dicocokan dengan kecap masih bersifat tradisonal seperti tungku
syarat tumbuh tanaman kedelai dalam dalam proses perebusan kedelai. Proses
bentuk tabulasi. Setelah dilakukan matching pembungkusan kecap berbeda antara industri
maka dapat diklasifikasikan berdasarkan sedang dengan industri rumah tangga.
tingkat kesesuaian lahannya. S1 ( Sangat Pembungkusan kecap industri rumah tangga
Sesuai), S2 (Sesuai), S3 (Sesuai bersyarat), menggunakan botol yang dibawa oleh
dan N (Kurang Sesuai). pembelinya karena kecap yang dijual merupakan
Teknik Analisis Data kecap kg-an. Sedangkan industri sedang
Teknik analisis faktor industri yang menggunakan alat mesin.
digunakan untuk penelitian yang bersifat Tenaga Kerja
deskriptif oleh peneliti adalah dengan Tenaga kerja adalah setiap orang yang
menggunakan metode persentase. Kuesioer yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner barang dan jasa. Menurut BPS berdasarkan
berbentuk pilihan ganda dimana setiap item soal jumlah tenaga kerja industri kecap di Kabupaten
disediakan 4 alternatif pilihan jawaban dengan Kebumen dapat digolongkan sebagai industri
skor masing-masing sebagai berikut: Jawaban a sedang dan industri rumah tangga. Industri
dengan skor 4, b dengan skor 3, c dengan skor 2, sedang memiliki jumlah 20 tenaga kerja dan
d dengan skor 1. industri rumah tangga 2-3 tenaga kerja. Tenaga
Tabel 2. Kategori Faktor Industri kerja di industri kecap berasal dari masyarakat
No. Faktor industri Kategori sekitar industri dan keluarga sendiri. Industri
1 81,26 – 100 Sangat tinggi kecap rumah tangga tidak memiliki jam kerja dan
2 62,51  -­‐  81,25 Tinggi
3 43,76 - 62,50 Cukup tinggi hari kerja yang menentu. Sedangkan, industri
4 25,00 -­‐ 43,75 Rendah sedang memiliki 6 hari kerja dan jam kerja 6 – 7
Sumber: Arikunto, 2013
jam per hari. Upah tenaga kerja industri kecap di
Kabupaten Kebumen berdasarkan Upah Minimal
Menurut teori Weber lokasi industri dengan
Kabupaten Kebumen (UMK) tahun 2016 Rp.
indeks material >1 industri berorientasi pada
1.250.000 dan industri rumah tangga masih di
pasaran, sedangkan jika indeks material <1
bawah UMK Kebumen.
industri berorientasi pada bahan mentah.
Sumber Energi
Sumber energi atau bahan bakar untuk
Analisis faktor geografis yang digunakan
proses produksi pada industri kecap rumah
peneliti yaitu secara keruangan, melalui peta
tangga menggunakan kayu bakar. Sedangkan,
kesesuaian lahan tanaman kedelai.
industri sedang menggunakan batubara.
Pemasaran
3. Hasil dan Pembahasan
Pemasaran merupakan faktor penting dalam
Faktor Industri
perkembangan suatu industri. Pengusaha kecap
Faktor industri yang dimaksud yaitu
memasarkan produk kecapnya dalam bentuk
meliputi aspek modal, tenaga kerja, sumber
olahan kecap manis. Pengusaha kecap industri
energi, pemasaran, bahan baku, transportasi dan
sedang mendistribusikan kecapnya melalui
suplai air.
perantara pedagang dan industri rumah tangga
ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)
 
Geo Edukasi, Vol 6, No. 2, October 2017: 32 - 38 35

mendistribusikan langsung ke pembeli. Daerah yang khusus untuk mengerjakan barang industri
pemasaran untuk industri sedang sudah sampai yang bersangkutan.
luar Kabupaten Kebumen meliputi: Sumpiuh, Perhitungan indeks material industri kecap
Maos, Kroya, Sidareja, Purwokerto dan sedang.
Yogyakarta. Sedangkan industri kecap rumah !"!"#  !"#"$  !"#$%&
Indeks material =
!"!"#  !"#"$  !"#$
tangga daerah pemasaran hanya di sampai !"##  !"
lingkup Kecamatan. =
!"#  !"
Bahan Baku = 3,8
Bahan baku adalah bahan mentah yang Perhitungan indeks material industri kecap
diolah menjadi produk dan dimanfaatkan oleh rumah tangga.
konsumen. Kedelai merupakan bahan utama Indeks material =
!"!"#  !"#"$  !"#$%&
dalam pembuatan kecap. Pengusaha memperoleh !"!"#  !"#"$  !"#$
!"##  !"
bahan baku pembuatan kecap dari setoran petani =
!"#  !"
kedelai. Jumlah penggunaan bahan baku industri = 3,3
sedang dalam satu kali produksi membutuhkan Berdasarkan teori lokasi Weber bahwa
±400 kg kedelai dan <300 kg kedelai untuk industri kecap di Kabupaten Kebumen
industri kecap rumah tangga. Produksi kecap berorientasi pada pasar. Hal ini dilihat dari
dalam satu bulan untuk industri kecap sedang indeks material. Industri kecap sedang dengan
sampai >650 Kg dan industri kecap rumah indeks material 3,8 dan indutsri kecap rumah
tangga <450 kg. tangga dengan indeks material 3,3.
Transportasi Alasan industri kecap di Kabupaten
Pengusaha dalam memasarkan produk Kebumen berorientasi pada pasar yaitu bahan
kecap menggunakan berbagai macam alat baku kedelai dan bahan pendukung seperti gula
transportasi. Industri sedang memasarkan dan merah dan garam yang digunakan tidak mudah
mengngangkut bahan baku kedelai dengan mobil rusak sehingga bahan baku bisa disimpan untuk
pick up. Sedangkan industri kecap rumah tangga jangka waktu yang lama. Bahan baku kedelai
tidak menggunakan alat transportasi, hal ini diperoleh dari Kabupaten Kebumen sendiri
dikarenakan produk kecap dipasarkan di rumah. sehingga tidak mengeluarkan biaya transportasi
Pengangkutan bahan baku ke lokasi industri yang mahal.
kecap rumah tangga menggunakan motor. Produksi yang dihasilkan lebih berat
Suplai Air dibandingkan dengan bahan baku artinya setelah
Air yang digunakan oleh pengusaha kecap melalui proses pemasakan bahan bakuhasil
untuk proses produksi kecap menggunakan air produksi kecap yang dihasilkan lebih berat.
sumur dangkal. Hal ini, dikarenakan tidak Industri kecap termasuk industri makanan
memakan biaya yang banyak. Berdasarkan hasi sehingga Produk kecap akan mudah basi
penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sehingga harus cepat-cepat sampai ke konsumen
bahwa industri kecap di Kabupaten Kebumen dikarenakan daya tahan kecap tidak sampai lebih
berkatagori rendah berdasarkan aspek modal, dari satu tahun.
tenaga kerja, sumber energi, pemasaran, bahan Pasar merupakan merupakan tempat jual
baku, transportasi, dan suplai air. beli sehingga memudahkan pengusaha untuk
Lokasi Industri Menurut Weber memasarkan kecapnya ke pedagang- pedagang
Menurut teori lokasi Weber jika indeks dari berbagai daerah atau wilayah. Hal ini
material >1 industri berorientasi pada pasaran, membuat wilayah perluasan pasar kecap akan
sedangkan jika indeks material <1 industri semakin berkembang karena industri kecap
berorientasi pada bahan mentah. Selain itu juga berorientasi pada pasar.
ada industri yang berorientasi pada tenaga kerja Faktor Geografis
(labour oriented) yaitu pemilihan lokasi industri Kabupaten Kebumen mempunyai 2 kelas
di dekat kediaman tenaga kerja, yang orang- kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai, yaitu
orangnya tertarik pada perkerjaan industri lahan S3 (Sesuai Bersyarat) dan N (Kurang
tersebut dan memiliki ketrampilan atau keahlian
ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)
 
36 Kajian Faktor Geografi Yang Mendukung Industri Kecap di Kabupaten (Suratminingsih, Sutomo, 2017)

Sesuai). Lahan kelas S3 luasnya adalah 21.562,8 (Podzolik Merah Kuning lereng datar sampai
Ha. Satuan lahan yang termasuk S3 diantaranya sangat curam), Al2-3 (Aluvial lereng curam
yaitu Al0(Aluvial lereng datar), Ll0 (Latosol sampai sangat curam), Ll1-3 (Latosol lereng
lereng datar), dan Rel0 (Regosol lereng datar). bergelombang sampai sangat curam), dan Lil1-3
Lahan S3 memiliki faktor pembatas berupa suhu (Litosol lereng bergelombang sampai sangat
(temparatur), curah hujan, dan jenis tanah. curam).Lahan N (Kurang Sesuai) memiliki faktor
Lahan N (Kurang Sesuai) luasnya adalah pembatas curah hujan lereng, jenis tanah, tekstur
107.862,8 Ha. Satuan lahan yang termasuk N dan pH (lihat lampiran 1).
(Kurang Sesuai) diantaranya yaitu HGl0-3 (Glei
lereng datar sampai sangat curam), Li0-3 (Litosol
lereng datar sampai sangat curam), RYPl0-3

Tabel 1 Persebaran Kesesuaian Lahan Tanaman Kedelai


Kesesuaian
No Persebaran Luas (Ha)
Lahan
S3 Ayah, Rowokele, Puring, Adimulyo, Petanahan, Klirong,
1 (Sesuai Kebumen, Pejagoan, Buluspesantren, Ambal, Mirit, 21.567,8
Bersyarat) Bonorowo, Poncowarno, Karanggayam, Sadang.
Ayah, Buayan, Puring, Petanahan, Klirong, Buluspesantren,
N Ambal, Mirit, Bonorowo, Prembun, Padureso, Kutowinangun,
2 (Kurang Alian, Poncowarno, Kebumen, Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, 107.862,8
Sesuai) Kuwarasan, Rowokele, Sempor, Gombong, Karanganyar,
Karanggayam, Sadang, Karangsambung.
Sumber: Hasil analisis (2017)

Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman bahan baku dan suplai air. Menurut teori lokasi
kedelai di Kabupaten Kebumen yaitu S3 (Sesuai Weber industri kecap di Kabupaten Kebumen
bersyarat) dan N (Kurang Sesuai) yang memiliki berorientasi pada pasar.
faktor pembatas. Faktor pembatas ini muncul Kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai di
sebagai akibat ketidaksesuian antara sifat fisik Kabupaten Kebumen, dibagi menjadi 2 yaitu
yang ada pada setiap satuan lahan dengan lahan S3 (Sesuai Bersyarat) dengan luas 21.562,8
persyaratan tumbuh tanaman kedelai. Ha dan lahan N (Kurang Sesuai) dengan luas
Faktor pembatas dapat diperbaiki untuk 107.862,8 Ha.
meningkatkan kelas kesesuaian lahan agar sesuai
dengan kriteria kesesuaian lahan tanaman Daftar Pustaka
kedelai. Faktor pembatas keasaman tanah (pH) Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian
dapat diperbaiki dengan pengapuran, curah hujan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
dapat diperbaiki salah satunya dengan Rineka Cipta.
pengaturan waktu tanam, kedalaman efektif Bambang, Rianto. 1990. Dasar-dasar
umumnya tidak dilakukan perbaikan kecuali pembelajaran perusahaan. Yogyakarta:
pada lapisan padas lunak dan tipis dengan Gajah Mada University Press.
membongkarnya pada waktu penggalian tanah, Daldjoeni, N. 1997. Geografi Baru Organisasi
kemiringan lereng dapat diperbaiki salah satunya Keruangan Dalam Teori Dan Praktek.
dengan membuat terasering. Bandung: Penerbit Alumni.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
4. Kesimpulan Kebumen. 2013.Dalam Angka 2013.
Secara keseluruhan berdasarkan hasil Kebumen: Dinas Perindustrian dan
penelitian dan pembahasan, dapat diterangkan Perdagangan.
bahwa faktor yang mendukung industri kecap di Hardjowigeno, Sarwono dan Widiatmaka. 2011.
Kabupaten Kebumen yaitu aspek modal, tenaga Evaluasi Lahan dan Perencanaan Tata
kerja, sumber energi, pemasaran, transportasi, Guna Lahan. Yogyakarta: University Press.
ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)
 
Geo Edukasi, Vol 6, No. 2, October 2017: 32 - 38 37

Pitojo, Setijo. 2003. Benih Kedelai. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2013 tentang Tenaga Kerja
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian

ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)
 
38 Kajian Faktor Geografi Yang Mendukung Industri Kecap di Kabupaten (Suratminingsih, Sutomo, 2017)

Lampiran 1.

ISSN 2250-1321 (online), ISSN 2085-2436 (print) Geo Edukasi Vol. 6, No.2, October 2017 (32 - 38)
 

Vous aimerez peut-être aussi