Vous êtes sur la page 1sur 14

PENAMBAHAN FOAM AGENT DENGAN MEMANFAATKAN

LIMBAH STYROFOAM DAN FIBER STRAPPING BAND


UNTUK CAMPURAN BATA RINGAN

Godefridus Sanjaya Riky Sim1), Safrin Zuraidah2), Bambang Sujatmiko3)


1)Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Dr.Soetomo
Jl. Semolowaru 84 surabaya, 60118
Email: ricky.nolimit@gmail.com
2)Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Dr.Soetomo

Jl. Semolowaru 84 surabaya, 60118


Email: safrini@yahoo.com
3)Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Dr.Soetomo

Jl. Semolowaru 84 surabaya, 60118


Email: bambang.sujatmiko@gmail.com

ABSTRACT
The development of the Indonesian industry has made significant progress, this has had a positive impact on the country's
economy. In addition to the industry's increasingly rapid success, the negative impacts that occur are more and more waste
produced from industry in Indonesia such as waste fiber strapping bands and styrofoam wastes that are difficult to
decompose. This encourages researchers to be able to manage the results of the waste, so that it can be reused without
polluting the environment such as making waste fiber strapping bands and styrofoam as a mixture of materials in making
light bricks. The characteristics of lightweight styrofoam waste and fibrous fiber strapping bands are suitable for use as
lightweight brick mixtures which aim to reduce the weight of light brick to be lighter without reducing compressive strength,
split tensile strength. In general, the weight of light brick ranges from 600 kg / m3 - 1800 kg / m3 so that it is related to that,
the research is done by adding Styrofoam by 20% of the cylinder volume and adding fiber strapping bands with two sizes
namely 30 mm and 40 mm in variation 0 %, 2%, 4%, 6% of the weight of cement. Based on the results of tests conducted at
the University Laboratory Dr. Soetomo Surabaya shows that with increasing percentage of strapping band levels, the greater
the compressive strength and tensile strength produced. These results are inversely proportional to the weight of light brick
volume indicated by the increasing levels of strapping bands, further decreasing the weight of the light brick so that it meets
the Indonesian National Standard for light brick. The optimum condition of the level of strapping band occurred at the level
of 6% fiber strapping band with a size of 30 mm which resulted in a maximum compressive strength of 3,208 Mpa
(142.85%) with a split tensile strength of 0.54 Mpa (63.64%) and a decrease in volume weight to 1250 kg / m3 (7.75%).
.
Keywords: Lightweight Brick, Styrofoam, Strapping Band, Mechanical Propertis.

ABSTRAK
Perkembangan industri Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan, hal ini memberi dampak positif terhadap
perekonomian negara. Disamping keberhasilan industri yang semakin pesat, dampak negatif yang terjadi yaitu semakin
banyak juga limbah yang dihasilkan dari perindustrian di Indonesia seperti limbah fiber strapping band dan limbah
styrofoam yang sulit diurai tanah. Hal ini mendorong para peneliti agar mampu mengelolah hasil limbah tersebut, sehingga
bisa dimanfaatkan kembali tanpa mencemari lingkungan seperti menjadikan limbah fiber strapping band dan styrofoam
sebagai bahan campuran dalam pembuatan bata ringan. Karakteristik dari limbah styrofoam yang ringan dan fiber strapping
band yang berserat cocok untuk dipakai sebagai bahan campuran bata ringan yang bertujuan menurunkan berat bata ringan
menjadi lebih ringan tanpa mengurangi kuat tekan, kuat tarik belah. Pada umumnya berat bata ringan berkisar antara 600
kg/m3 - 1800 kg/m3 sehingga berkaitan dengan hal itu maka dilakukan penelitian dengan menambahkan styrofoam sebesar
20 % dari volume silinder serta penambahan fiber strapping band dengan dua ukuran yaitu 30 mm dan 40 mm pada variasi 0
%, 2%, 4%, 6% dari berat semen. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di Laboratorium Universitas Dr. Soetomo
Surabaya menunjukan dengan semakin meningkatnya persentase kadar strapping band maka semakin besar pula kuat tekan
dan kuat tarik belah yang dihasilkan. Hasil tersebut berbanding terbalik terhadap berat volume bata ringan ditunjukan dengan
semakin meningkatnya kadar strapping band maka semakin menurunkan berat volume bata ringan sehingga memenuhi
Standar Nasional Indonesia untuk bata ringan. Kondisi optimum kadar strapping band terjadi pada kadar serat strapping
band 6 % dengan ukuran 30 mm yang menghasilkan kuat tekan maksimum sebesar 3,208 Mpa (142,85 %) dengan kuat tarik
belah sebesar 0,54 Mpa (63,64 %) dan penurunan berat volume menjadi 1250 kg/m3(7,75 %).

Kata kunci: Bata Ringan, Styrofoam, Strapping band, Sifat Mekanik


PENDAHULUAN
Perkembangan industri Indonesia mengalami dan kuat tarik belah maksimal yang terjadi pada
kemajuan yang cukup signifikan, hal ini memberi bata?
dampak positif terhadap perekonomian negara.
Disamping keberhasilan industri yang semakin Agar penelitian tidak menyimpang dari
pesat, dampak negatif yang terjadi yaitu semakin tujuannya, maka diberi batasan antara lain:
banyak juga limbah yang dihasilkan dari
perindustrian di Indonesia seperti limbah fiber 1. Penelitian menggunakan benda uji silinder
strapping band dan limbah styrofoam yang dengan ukuran 15 x 30 cm
berbahan dasar plastik sehingga sulit diurai tanah. 2. Panel bata ringan dengan ukuran 10 x 20 x 60
Berbagai upaya dalam memanfaatkan limbah- cm menggunakan multiplex untuk bentuk
limbah ini kembali salah satunya pada limbah aplikasi bata ringan.
Strapping Band. Limbah Strapping Band yang 3. Terdapat 4 (empat) variasi untuk tiap benda uji
relatif baru pada umumnya dikelola menjadi yaitu 1 variasi berisi 3 benda uji untuk kuat
handycraft atau kerajinan tangan sedangkan tekan dan kuat tarik belah.
limbah-limbah yang sudah rusak jarang untuk 4. Jumlah benda uji sebanyak 72 benda uji.
dikumpulkan oleh pengepul karena memiliki harga 5. Ukuran fiber strapping band dengan panjang 30
yang relatif murah serta memakan ruang mm dan 40 mm yang bertekstur serat.
penyimpanan, sehingga sulit untuk dijual dan 6. Pengujian silinder untuk kuat tekan dilakukan
dikelola kembali. Hal ini mendorong para peneliti pada umur 21 dan 28 sedangkan dan kuat tarik
agar mampu mengelolah hasil limbah tersebut, agar belah dilakukan pada umur 28 hari.
bisa dimanfaatkan kembali serta dapat 7. Kadar campuran mortar yaitu 1 : 4 dengan FAS
meningkatkan nilai ekonomis limbah tersebut yang digunakan 0,4.
sehingga dapat mengurangi pencemaran 8. Benda uji menggunakan agregat halus masing-
lingkungan seperti menjadikan limbah fiber masing 50% campuran pasir silika dan 50%
strapping band dan limbah styrofoam sebagai pasir mojokerto.
bahan campuran dalam pembuatan bata ringan. 9. Semen yang digunakan tipe 1 semen Holcim
Bata ringan merupakan terobosan teknologi Indonesia, Tbk.
alternatif pengganti batu bata merah dan batako 10. Kadar foam agent 0,6 lt/m3.
yang terbuat dari campuran atau kadar bahan 11. Variasi fiber strapping band 0%, 2%, 4%, 6%
yang terdiri dari pasir silika, semen, air, zat (dari berat semen).
adiktif foam agent (pengisi udara secara 12. Presentase styrofoam 20 % (dari volume tiap
kimiawi). Pada umumnya berat bata ringan benda uji).
berkisar antara 600 kg/m3 - 1800 kg/m3, sehingga 13. Penelitian dilakukan pada laboratorium
salah satu keunggulan dari bata ringan adalah teknologi beton Universitas Dr. Soetomo
beratnya yang lebih ringan dari bata normal yang Surabaya.
pada dasarnya komponen tersebut mempunyai
berat jenis berkisar 1700 kg/m3 - 1900 kg/m3 TINJAUAN PUSTAKA
(Tjokrodimuljo, 1996). Disisi lain kekuatan bata ini
mempunyai kekuatan tekan antara 1 MPa sampai A. Beton Ringan
15 MPa (Andres,1989). Bata ringan digunakan
pada proyek bangunan tinggi (high rise building) Beton adalah campuran antara semen portland
secara signifikan akan dapat mengurangi beban atau semen hidraulik yang lain, agregat halus,
yang terjadi pada struktur utama bangunan, yang agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan
selanjutnya berdampak pada perhitungan pondasi. tambahan yang membentuk masa padat (Surya
Karakter dari limbah fiber strapping band yang Sebayang, 2000). Beton normal merupakan bahan
berserat dan styrofoam yang ringan cocok untuk bangunan yang relatif cukup berat dengan berat
dipakai sebagai bahan campuran bata ringan yang jenis berkisar 2,4 atau berat 2400 kg/m3 . Untuk
bertujuan menurunkan berat volume bata ringan mengurangi beban mati suatu struktur beton, maka
menjadi lebih ringan tanpa mengurangi kuat tekan, telah banyak dipakai bata beton ringan.
kuat tarik belah bata itu sendiri. Berdasarkan SNI 03 - 2847 - 2002, beton ringan
adalah beton yang mengandung agregat ringan dan
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : mempunyai berat satuan tidak lebih dari 1900
kg/m3 . Pada dasarnya beton ringan diperoleh
1. Seberapa besar sifat mekanis yang terjadi pada dengan cara penambahan pori-pori udara ke dalam
bata ringan dengan memanfaatkan limbah fiber campuran betonnya.
strapping band dan limbah styrofoam?
2. Berapa kadar optimum dari variasi fiber
strapping band yang menghasilkan kuat tekan
Tabel 1 Jenis-jenis beton ringan berdasarkan berat foam agent 0,6 lt/m3 menggunakan pasir
beton, kuat tekan dan agregat woro sebesar 0,34 MPa, kuat lentur balok
penyusunannya. beton dengan kandungan foam agent 0,6 lt/m3
Beton Ringan menggunakan pasir woro sebesar 0,738 MPa.
Konstruksi Kuat Berat Jenis agregat ringan
Beton ringan Tekan Beton d. Elando Rizsa Putra Atmajaya (2018),
(Mpa) (Kg/m3) ”Pembuatan Bata Ringan Dengan Pasir
Agregat ringan dibuat Silika Dan Semen Putih” dari perbandingan
Struktural : melalui proses kadar pasir silika 0 %, 25 %, 50 %, 75 %, 100
41,360 pemanasan dari batu
 Maksimum 1860 % mendapatkan nilai optimum sebesar 50 %
17, serpih, lempung,
 Minumum 240
1400
sabakterak besi dan abu pasir silika dengan kuat tekan maksimal
terbang sebesar 2,83 Mpa. Dan optimum 50 % pasir
silika dengan kuat tarik belah maksimal pada
Struktural umur 28 hari sebesar 0,353 Mpa.
Ringan : Agregat ringan lama :
 Maksimum 17,240 1400 scoria atau batu apung
 Minumum 6,89 800 C. Material Penyusun dan Bahan Tambahan
Struktural Bahan-bahan yang digunakan untuk campuran
sangat ringan
sebagai beton terdiri dari semen, agregat halus, agregat
Perlit atau vermikulit kasar, air dan bahan tambah additive. Dalam
isolasi:
 Maksimum - 800 perencanaan suatu campuran bahan-bahan material
 Minumum - - harus memenuhi syarat.

B. Penelitian Sebelumnya 1. Semen Portland


Penelitian ini dilakukan berdasarkan dari Menurut PUBI-1982, semen Portland
beberapa penelitian yang telah dilakukan didefinisikan sebagai semen hidrolis yang
sebelumnya sebagai pedoman yang akan digunakan dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang
dalam penelitian ini yaitu: terutama terdiri dari kalsium yang bersifat hidrolis
dicampur dengan gips sebagai bahan tambahan.
a. Nurmantian Suryawan (2014), “Pengaruh Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat
Penambahan Serat Polypropylene Pada Beton menjadi satu padat. Semen bila dicampur dengan
Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap air membentuk adukan pasta dan bila dicampur
Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus dengan pasir dan air menjadi mortar semen.
Elastisitas” yang menyatakan bahwa
peningkatan optimum terjadi pada kadar 2. Agregat Halus (Pasir Mojokerto dan Pasir Silika)
polypropylene 0,75 % dari berat volume beton
dengan kuat tekan sebesar 18,38 Mpa dan Agregat halus adalah pengisi yang berupa pasir,
kuat tarik belah sebesar 2,69 Mpa. agregat yang terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,
b. Muhammad Syaiful Yahya (2015), “Pengaruh artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
Penambahan Serat Polyester Pada Beton pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
Ringan Dengan Teknologi Gas Terhadap (Istimawan Dipohusodo, l999). Pasir umumnya
Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Dan Modulus terdapat disungai-sungai yang besar. Akan tetapi
Elastisitas” yang menyatakan bahwa sebaiknya pasir yang digunakan untuk bahan-bahan
peningkatan optimum terjadi pada kadar bangunan dipilih yang memenuhi syarat. Syarat-
polyester 0,75 % dari berat volume beton syarat untuk pasir adalah sebagai berikut:
dengan kuat tekan sebesar 12,20 Mpa dan
kuat tarik belah sebesar 2,88 Mpa. 1. Butir-butir pasir harus berukuran antara (0,l5
mm dan 5 mm).
c. Amir Murtono (2015), “Pemanfaatan Foam 2. Harus keras, berbentuk tajam, dan tidak mudah
agent Dan Material Lokal Dalam Pembuatan hancur dengan pengaruh perubahan cuaca atau
Bata Ringan”menyatakan dari hasil penelitian iklim.
kuat tekan rata-rata tertinggi dicapai bata 3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
ringan dengan kandungan foam agent 0,6 (persentase berat dalam keadan kering).
lt/m3 menggunakan pasir kuarsa sebesar 4,02 4. Bila mengandung lumpur lebih dari 5% maka
MPa, kuat Tarik belah dengan kandungan pasirnya harus dicuci.
5. Tidak boleh mengandung bahan organik, D. Kekuatan Bata Ringan
garam, minyak, dan sebagainya.
1. Kuat Tekan
3. Air Kuat Tekan merupakan suatu parameter yang
menunjukkan besarnya beban persatuan luas yang
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 persyaratan air menyebabkan benda uji hancur oleh gaya tekan
yang boleh digunakan untuk membuat beton antara tertentu. Dapat ditulis dengan persamaan (SNI
lain adalah: 1974-2011) :
𝑃
a. Air harus bersih. f’c = 𝐴
b. Tidak mengandung banyak lumpur, minyak dan
bahan terapung lainnya. Keterangan :
c. Tidak mengandung benda yang tersuspensi F’c = Kuat Tekan Beton (N/mm2)
lebih dari 2gr/liter. P = Beban Maksimum (N)
d. Tidak mengandung garam-garam yang mudah A = Luas Penampang yang menerima beban(mm2)
larut dan merusak beton.
e. Semua air yang mutunya meragukan harus 2. Kuat Tarik Belah
diteliti terlebih dahulu.
Kuat tarik belah beton yang diperoleh dengan uji
4. Bahan Tambahan (Admixture) pembelahan silinder dilakukan dengan memberikan
beban tekan secara merata diseluruh bagian
Admixture adalah bahan atau material selain panjang dari silinder hingga terbelah dua dari ujung
air, semen dan agregat yang ditambahkan kedalam ke ujung. Kuat tarik dengan uji belah silinder dapat
beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan ditentukan dengan persamaan (SNI 03-2491-2002):
yang digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik beton maupun mortar sesuai dengan 2𝑃
keinginan. Pada penelitian ini bahan tambahan fct =
𝜋𝐿𝐷
yang dipakai adalah :
Keterangan :
a. Fiber Strapping Band Fct = Kuat Tarik Belah Beton (N/mm2)
Manfaat penambahan serat plastik ini untuk P = Beban pada Waktu Belah (N)
mengurangi pembentukan retak akibat L = Panjang Benda Uji Silinder (mm)
penurunan dan susut, yaitu dengan cara D = Diameter benda uji silinder (mm)
meningkatkan kapasitas regangan tarik pada
bata ringan. METODOLOGI PENELITIAN
b. Styrofoam A. Variabel Penelitian
Penggunaan styrofoam dalam bata ringan dapat
dianggap sebagai rongga udara. Namun Metode yang diterapkan dalam penelitian ini
keuntungan menggunakan styrofoam adalah metode eksperimen. Variabel adalah segala
dibandingkan menggunakan rongga udara sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
dalam bata ringan adalah styrofoam mempunyai penelitian.Variabel dalam penelitian ini adalah :
kekuatan tarik. Dengan demikian, selain akan
membuat beton menjadi ringan dapat juga 1. Variabel Bebas (Independent Variable)
bekerja sebagai serat yang rapat meningkatkan
kemampuan kekuatan dan khususnya daktilitas a. penambahan fiber strapping band yaitu
beton. 0%, 2%, 4%, 6%.
c. Foam Agent. b. Ukuran fiber strapping band yaitu 30 mm
Foaming agent merupakan suatu bahan tambah dan 40 mm
berupa zat additive yang dicampurkan ke
mortar beton. Foam pekat yang dihasilkan 2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
apabila dicampurkan dan diaduk ke dalam
mortar beton maka volume beton akan a. Sifat mekanik (Kuat Tekan dan Kuat Tarik
mengembang dan berat jenisnya menjadi ringan Belah)
karena membentuk rongga udara didalam beton. b. Porositas dan Berat Volume Bata Umur 28
hari
B. Waktu, Tempat dan Lokasi Penelitian D. Pengujian Material

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dalam penelitian ini pengujian material meliputi :
Teknologi Beton Jurusan Teknik Sipil, Fakultas 1. Pengujian Semen
Teknik, Universitas Dr. Soetomo, Surabaya. Jenis Antara lain, pengujian Uji konsistensi semen
penelitian ini adalah penelitian eksperimen di Portland (ASTM C 187 – 86), Uji waktu
laboratorium berupa pengujian karakteristik bata mengikat dan mengeras semen (ASTM C 191
ringan dengan bahan pengisi fiber strapping band, – 92). Uji berat jenis semen (ASTM C 188 –
styrofoam, foam agent, pasir silika. Waktu 89), dan Uji berat volume semen (ASTM C
penelitian direncanakan kurang lebih 2 bulan yakni 188 – 89)
mulai bulan November 2018 – Januari 2019.
2. Pengujian Agregat Halus
C. Diagram Alur Penelitian Agregat halus digunakan adalah pasir kali dari
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah daerah Mojokerto serta pasir silika dari daerah
sebagai berikut: Tuban. Material pasir yang digunakan harus
memenuhi standart sesuai yang ditetapkan oleh
ASTM (American Standard Testing and
Mulai Material) yaitu: Kelembaban Pasir (ASTM
C556-89), Berat Jenis Pasir (ASTM C128-93),
Air Resapan Pasir (ASTM C128-93), Berat
Studi Literatur
Volume Pasir (ASTM C29/C29 M-91),
Kebersihan pasir terhadap bahan organik
Persiapan Material dan Pemeriksaan Material (ASTM C40-92), Kebersihan terhadap lumpur
 Persiapan : Semen, Agregat halus, Bahan Tambahan (ASTM C117-9), Analisa Saringan Pasir
 Semen : Uji konsistensi semen, uji waktu mengikat
dan mengeras semen dan uji berat jenis semen. (ASTM C136-85 A).
 Pasir : Uji Kelembaban, Resapan, berat volume,
Kadar organik, Kadar lumpur, Berat jenis dan Uji analisa
gradasi
E. Pembuatan Benda Uji

Jenis benda uji terbagi menjadi 2 bentuk yaitu :


Pembuatan Benda Uji :
1. Silinder ukuran 15 x 30 cm untuk pengujian
 Kadar fiber strapping band : 0 %, 2 %, 4 %, 6 %
 Silinder ukuran : 15 x 30 cm
kuat tekan dan tarik belah.
 Panel bata ukuran :10 x 20 x 60 cm
2. Panel bata ukuran 10 x 20 x 60 cm untuk
bentuk aplikasi bata ringan.
Perawatan Benda Uji
Tabel 2 Jumlah Benda Uji
Pengujian : Jenis Hari Ukuran % Strapping band
No penguji Penguji Strappi
0 2 4 6
 Pengujian Kuat Tekan an an ng band
% % % %
 Pengujian Kuat Tarik Belah
 Pengujian Porositas 30 mm 3 3 3 3
 Berat volume 21 hari
40 mm 3 3 3 3
Total

Kuat
1
Tekan
30 mm 3 3 3 3
28 hari
Hasil dan Pengolahan Data 40 mm 3 3 3 3

Kuat 30 mm 3 3 3 3
2 Tarik 28 hari
Kesimpulan dan Saran Belah 40 mm 3 3 3 3
Bata
3 Ringan 28 hari 40 mm 1 1 1 1
Aplikasi
Selesai
Jumlah 19 19 19 19 76

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian


J. Pengujian Benda Uji 𝛚
𝜸=
𝒗
1. Pengujian kuat Tekan Dimana :

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat 𝛾 : Berat volume ( kg/m3)


tekan beton yang telah mengeras dengan benda uji ω : Berat benda uji beton ( kg)
berbentuk silinder. Pembebanan dilakukan sampai 𝑣 : volume beton (m3)
silinder beton hancur dan dicatat besarnya beban
maksimum P yang selanjutnya digunakan untuk
menentukan tegangan tekan beton (f’c). ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

2. Pengujian Kuat Tarik Belah A. Rekapitulasi Hasil Pengujian Material

Pengujian ini dilakukan dengan memberikan Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Material
tegangan tarik pada beton secara tidak langsung.
Benda uji yang digunakan berupa silinder yang Karakteristik Interval Hasil
No Ket
agregat Spesifikasi Pengujian
direbahkan dan ditekan sehingga terjadi tegangan
tarik pada beton. Langkah-langkah pengujian sama
Konsistensi 32 % ~ 80
seperti pengujian kuat tekan, hanya saja pada 1 - Ok
Semen Holcim
normal ml
pengujian ini ditambahkan suatu lempengan plat Waktu 55,25
besi agar dapat membagi beban merata pada 2 - Ok
mengikat awal menit
panjang silinder. Beban maksimum P selanjutnya Waktu
digunakan untuk menentukan tegangan tarik belah 3 - 135 menit Ok
Mengikat akhir
beton (fct). 2,675
4 Berat jenis < 3,70 Ok
gr/cm³
3. Pengujian Porositas 0,971
6 Berat Volume - Ok
gr/cm³
Prosedur pengujian porositas dilakukan untuk
1 Kelembaban < 6% 3,5 % Ok
mengetahui besarnya porositas yang terdapat pada
benda uji. Semakin besar porositas yang terjadi 2 Berat Jenis <3,3 2,78 gr/cm³ Ok
pada benda uji maka semakin rendah kekuatannya,
Pasir Mojokerto

begitu pula sebaliknya. Pengujian porositas 3 Resapan < 4% 3,66 % Ok


dilakukan dengan menggunakan benda uji silinder
dengan ukuran diameter 5 cm dan tinggi 10 cm 4 Berat Volume < 1,9 1,28 gr/cm³ Ok
pada umur 28 hari. Perhitungan porositas dapat Kadar Lumpur
dilakukan dengan menggunakan rumus : 5 < 5% 3,45 % Ok
(Pengendapan)
Kadar Lumpur
6 < 5% 2% Ok
(Pencucian)

𝑚𝑏−𝑚𝑘 1 7 Analisa Gradasi 2,3 - 3,2 2,525 Ok


Porositas = 𝑥 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑥 100 %
𝑉𝑏
1 Kelembaban < 6% 1,4 % Ok

< 3,3
2 Berat Jenis 2,46 gr/cm³ Ok
Dimana : gr/cm³

3 Resapan < 4% 2,81 % Ok


Pasir Silika

mb = Berat basah benda uji


mk = Berat kering benda uji 1,261
4 Berat Volume < 1,9 Ok
gr/cm³
Vb = Volume benda uji
Kadar Lumpur
ρair = Massa jenis air 5
(Pengendapan)
< 5% 1,69 % Ok

Kadar Lumpur
6 < 5% 1,1 % Ok
(Pencucian)
4. Pengujian Berat Volume
Berat volume bata ringan adalah perbandingan 7 Analisa Gradasi 2,3 - 3,2 2,389 Ok
antara berat bata ringan terhadap volumenya. Pada
penelitian ini uji berat volume bata ringan pada
umur 28 hari. Dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
B. Hasil Pengujian Berat Volume C. Hasil Pengujian Kuat Tekan

Tabel 4 Hasil Pengujian Berat Volume umur 28 hari Tabel 4 Hasil kuat tekan bata ringan
Variasi Strapping Berat Volume
Ukuran band Rata-rata
4
( %) (kg/m3)
0 1355
2 1323 3.208
30 mm 3
4 1304 2.925

Kuat Tekan (Mpa)


6 1250 2.548 2.586
0 1355
2 1319 2 1.982
40 mm
4 1275 1.699 1.793
6 1247
1.321
1
1500
0
1400 21 hari 28 hari
Berat Volume (Kg/m3)

1355 1355
1323 1319
1304 Umur Benda Uji (Hari)
1300 1275
1250 1247 0% 2% 4% 6%

1200
Gambar 7. Grafik Hubungan Kadar Strappingband
1100 Ukuran 30 mm dengan Kuat Tekan Bata Ringan
Rata-rata Pada Umur 21 dan 28 Hari
1000
0 2 4 6 Berdasarkan gambar 7 menunjukkan bahwa
penambahan serat strapping band pada campuran
Kadar Strapping Band (%)
bata ringan dapat menaikkan kuat tekan bata
S. Band 30 mm S. Band 40 mm ringan. Dari data hasil pengujian dapat dilihat
bahwa pada bata ringan berumur 28 hari dengan
Gambar 6. Diagram hubungan antara berat volume
kadar strapping band 2 % mengalami peningkatan
bata terhadap variasi dan ukuran strapping band
kuat tekan sebesar 0,472 Mpa (35,73%), kadar
strapping band 4 % mengalami peningkatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi dalam diagram
sebesar 1,265 Mpa (95,76 %) dan pada kadar
hubungan pada Gambar 6, maka dapat disimpulkan
strapping band 6% mengalami peningkatan kuat
bahwa semakin besar penggunaan fiber strapping
band pada campuran bata ringan diketahui dapat tekan sebesar 1,887 Mpa (142,85%).
menurunkan berat volume bata ringan menjadi 3.5 1355 3.208 1380
lebih ringan begitu juga dengan semakin 1360
panjangnya ukuran strapping band. Bata ringan 3 1323 2.586
1340
Berat Volume (Kg/m3)

dengan 0% strapping band diketahui lebih berat 2.5 1304 1320


Kuat Tekan

dari bata yang menggunakan fiber strapping band, 1.793 1300


2
sehingga penambahan strapping band dinilai cocok 1.321 1280
1.5 1250
dalam menurunkan berat volume bata ringan dapat 1260
dilihat pada penambahan strapping band sebesar 6 1 1240
% dengan ukuran 30 mm mengalami penurunan 1220
0.5
dengan berat volume sebesar 1250 kg/m3 dan 1200
strapping band sebesar 6 % dengan ukuran 40 mm 0 1180
mengalami penurunan dengan berat volume sebesar 0 2 4 6
1247 kg/m3, sehingga berat volumenya bisa Kadar Strapping Band (%)
dikategorikan sebagai bata ringan karena kurang
dari 1800 kg/m3. (Neville dan Brooks, 1987) Kuat Tekan 30 mm Berat Volume 30 mm

Gambar 8 Grafik Hubungan Berat Volume


terhadap Kuat Tekan Rata-rata Dengan Ukuran
Strapping band 30 mm Pada umur 28 Hari
Berdasarkan gambar 8 menunjukkan bahwa 3.5 1380
setiap penambahan kadar serat strapping band 1355 3.02
mampu meningkatkan kuat tekan sekaligus 1360
3 2.642
menurunkan berat bata ringan. Dapat dilihat pada 1340
1319
penambahan 2% strapping band bata ringan 2.5

Berat Volume (Kg/m3)


1320
mengalami penurunan berat sebesar 32 kg/m3

Kuat Tekan (Mpa)


(2,36%), 4% strapping band mengalami penurunan 1.849 1300
2 1275
berat sebesar 51 kg/m3 (3,76%), dan 6% strapping 1280
band mengalami penurunan berat sebesar 105 1.321
1.5 1247 1260
kg/m3 (7,75%) sehingga dapat disimpulkan bahwa
penambahan serat strapping band dinilai cocok 1 1240
dalam meningkatkan kuat tekan dan menurunkan 1220
berat volume bata ringan. 0.5
1200
0 1180
0 2 4 6
4 Kadar Strapping Band (%)

Kuat Tekan Berat Volume


3 3.02
2.831
Kuat Tekan (Mpa)

2.642 Gambar 10 Grafik Hubungan Berat Volume


2.435
2.17
terhadap Kuat Tekan Rata-rata Dengan Ukuran
2 Strapping band 40 mm Pada umur 28 Hari
1.849
1.699
1.321 Berdasarkan tabel 4 dan gambar 10
1 menunjukkan bahwa setiap penambahan kadar
serat strapping band mampu meningkatkan kuat
tekan sekaligus menurunkan berat bata ringan.
Dapat dilihat pada penambahan 2% strapping band
0 bata ringan mengalami penurunan berat sebesar 36
21 hari 28 hari
kg/m3 (2,6 %), 4% strapping band mengalami
Umur Benda Uji (Hari) penurunan berat sebesar 80 kg/m3 (5,90 %), dan
0% 2% 4% 6%
6% strapping band mengalami penurunan berat
sebesar 108 kg/m3 (7,97%) sehingga dapat
disimpulkan bahwa penambahan serat strapping
Gambar 9 Grafik Hubungan Kadar Strapping band band dinilai cocok dalam meningkatkan kuat tekan
Ukuran 40 mm dengan Kuat Tekan Bata Ringan dan menurunkan berat volume bata ringan.
Rata-rata Pada Umur 21 dan 28 Hari
D. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah

Berdasarkan gambar 9 menunjukkan bahwa 0.8


penambahan serat strapping band pada campuran
Kuat Tarik Belah (Mpa)

bata ringan dapat menaikkan kuat tekan bata 0.6


ringan. Dari data hasil pengujian dapat dilihat
bahwa pada bata ringan berumur 28 hari dengan 0.4
kadar strapping band 2% mengalami peningkatan
kuat tekan sebesar 0,528 Mpa (39,97%), kadar 0.2
strapping band 4% mengalami peningkatan sebesar
1,321 Mpa (100%) dan pada kadar strapping band 0
6% mengalami peningkatan kuat tekan sebesar 0% 2% 4% 6%
1,699 Mpa (128,61%). Kadar Strapping Band (%)
S. Band 30mm S.Band 40mm

Gambar 11 Grafik Hubungan Kadar Strapping


band dengan Kuat Tarik Belah Bata Ringan Rata-
rata Pada Umur 28 Hari
Berdasarkan gambar 11 menunjukkan bahwa Tabel 5 Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Tarik
penambahan serat strapping band pada campuran Belah Bata Ringan Pada Umur 28 hari Strapping
bata ringan dapat meningkatkan kuat tarik belah band Ukuran 30 mm dan 40 mm
bata ringan. Dari data hasil pengujian menunjukan
bahwa pada bata ringan berumur 28 hari dengan Rasio
kadar strapping band 2%, 4% dan 6% ukuran 30 Antara
Variasi Ukuran Kuat
mm mengalami peningkatan kuat tarik belah Kuat Kuat Tarik
berturut-turut sebesar 0,14 Mpa (42,42 %), 0,17 Strapping Strapping Tarik
Tekan Belah dan
Mpa (51,52 %) dan 0,21 Mpa (63,64 %) hal yang band band Belah
(Mpa) Kuat
sama pada strapping band ukuran 40 mm (%) (mm) (Mpa)
mengalami peningkatan kuat tarik belah sebesar Tekan
0,09 Mpa (27,27 %), 0,19 Mpa (57,58 %) dan 0,35 α=f'ct/√f'c
Mpa (106,06 %) 0 0,33 1,321 0,29
2 0,47 1,793 0,35
30
4 0,50 2,586 0,31
0.8 1380 6 0,54 3,208 0,30
0 0,33 1,321 0,29
0.7 1355 1360 2 0,42 1,849 0,31
0.68 40
1340 4 0,52 2,642 0,32
1355
0.6 0.54 6 0,68 3,020 0,39
Kuat Tarik Belah (Mpa)

Berat Volume (Kg/m3)

1319 0.47 1323 0.5 1320


0.5 1304 1300
0.52
0.4 0.33 1280 Berdasarkan tabel 5 dapat hasil hubungan
1275
0.42 antara nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik belah
0.3 1260
1247 1250 yang diperoleh dari penelitian ini berbeda dengan
0.33 1240
0.2 hubungan kuat tarik belah dan kuat tekan menurut
1220 SNI T-15-1991. Pada SNI T-15-1991 menyatakan
0.1 1200 f’t = 0,7√𝑓′𝑐 , karena penelitian ini campurannya
0 1180 tidak menggunakan batu apung ( batu pecah ) ,
0 2 4 6 tentunya hasil penelitiannya lebih kecil.
Kadar Serat (%) 3.5
3.208
3
Kuat Tarik Belah 30 mm
Kuat Tarik Belah 40 mm 2.5 2.586
Kekuatan (Mpa)

Berat Volume 30 mm
Berat Volume 40 mm 2
1.793
1.5
Gambar 12 Grafik Hubungan Berat Volume 1.321
terhadap Kuat Tarik Belah Rata-Rata Strapping 1
band Pada Umur 28 Hari 0.54
0.5 0.47 0.5
0.33
Berdasarkan gambar 12 menujukan bahwa 0
setiap penambahan kadar serat strapping band 0% 2% 4% 6%
mampu meningkatkan kuat tarik belah sekaligus
menurunkan berat bata ringan. Dapat dilihat pada Kadar Strapping Band (%)
penambahan kadar strapping band 2%, 4%, dan Kuat Tekan Kuat Tarik
6% ukuran 30 mm, bata ringan mengalami
penurunan berat volume berturut-turut sebesar 32
Gambar 13. Grafik Hubungan Kuat Tekan dan
kg/m3 (2,36%), 51 kg/m3 (3,76%) dan 105 kg/m3
Kuat Tarik Belah Rata-Rata Pada Umur 28 Hari
(7,75%) begitu juga pada ukuran 40 mm
Strapping Band ukuran 30 mm
mengalami penurunan sebesar 36 kg/m3 (2,65 %),
80 kg/m3 (5,90 %), dan 108 kg/m3 (7,97 %) Berdasarkan tabel 5 dan gambar 13
sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan perbandingan antara kuat tekan dan tarik belah bata
serat strapping band dinilai cocok dalam ringan menunjukan seiring bertambahnya
meningkatkan kuat tarik belah dan menurunkan penggunaan serat strapping band pada campuran
berat volume bata ringan. bata ringan semakin meningkatkan kuat tekan
maupun kuat tarik belah bata ringan. Dapat dilihat 0.2
0.19
pada setiap penambahan serat strapping band 0.18
0.17
mengalami peningkatan kuat tekan secara 0.16
signifikan hingga kondisi maksimum pada kadar 0.15
0.14

Porositas (%)
strapping band 6 % , sedangkan pada kuat tarik
belah peningkatan signifikan hanya terjadi pada 0.1 0.1
kadar strapping band 2% setelah itu peningkatan
terjadi tetapi lebih rendah hingga kondisi
maksimum 6%. 0.05

3.5 0
0 2 4 6
3 3.02 Kadar Strapping Band (%)
2.642 30 mm 40 mm
2.5
Kekuatan (Mpa)

2
1.849 Gambar 15 Grafik Hubungan Kadar Strapping
1.5 band dengan Porositas Bata Ringan
1.321
1
Berdasarkan tabel 6 dan grafik 15 menunjukan
0.68
0.5 0.42 0.52 bahwa semakin besar kadar strapping band pada
0.33 bata ringan, maka semakin besar pula porositas
0
yang terjadi pada bata ringan tersebut. Peningkatan
0% 2% 4% 6%
porositas tersebut terjadi akibat posisi alur serat
Kadar Strapping Band (%)
yang tidak beraturan serta styrofoam yang
Kuat Tekan Kuat Tarik Belah menyusut akibat proses oven sehingga
meninggalkan rongga karena tidak diisi oleh
mortar. Dari tabel 4.28 untuk ukuran strapping
Gambar 14 Grafik Hubungan Kuat Tekan dan Kuat band 30 mm dapat dilihat pada penambahan
Tarik Belah Rata-Rata Pada Umur 28 Hari strapping band 2%, 4 % dan 6 % meningkatkan
Strapping Band ukuran 40 mm porositas berturut-turut sebesar 0,14 %, 0,17 %,
dan 0,18 %, begitu juga untuk ukuran strapping
Berdasarkan tabel 5 dan gambar 14 band 40 mm dapat dilihat pada penambahan
perbandingan antara kuat tekan dan tarik belah bata strapping band 2%, 4 % dan 6 % meningkatkan
ringan menunjukan seiring bertambahnya porositas berturut-turut sebesar 0,16%, 0,17%, dan
penggunaan serat strapping band pada campuran 0,19 %.
bata ringan semakin meningkatkan kuat tekan
maupun kuat tarik belah bata ringan. Dapat dilihat 3.5
pada setiap penambahan serat strapping band 3.208
mengalami peningkatan kuat tekan dan kuat tarik 3
belah secara signifikan hingga kondisi maksimum 2.5 2.586
Kuat Tekan (Mpa)

pada kadar strapping band 6 %.


2
Tabel 6 Hubungan Kadar Strapping band dengan 1.793
1.5
Porositas Bata Ringan 1.321
1
Ukuran S. Kadar Strapping
Porositas Rata-Rata
Band band 0.5
(%)
(mm) (%)
0 0,10 0
2 0,14 0.1 0.14 0.17 0.18
30
4 0,17 Porositas (%)
6 0,18
0 0,10
2 0,16 Gambar 16 Grafik Hubungan Porositas dengan
40
4 0,17
6 0,19 Kuat Tekan Bata Ringan Ukuran Strapping band
30 mm Pada Umur 28 Hari
Berdasarkan gambar 16 dapat dilihat bahwa Berdasarkan gambar 18 dapat dilihat bahwa
pada saat porositas bata ringan 0,14% mengalami pada saat porositas bata ringan 0,14% mengalami
peningkatan kuat tekan sebesar 0,472 Mpa peningkatan kuat tarik belah sebesar 0,14 Mpa
(35,73%), pada saat porositas bata ringan 0,17% (42,42%), pada saat porositas bata ringan 0,17%
mengalami peningkatan sebesar 1,265 Mpa mengalami peningkatan kuat tarik belah sebesar
(95,76%) dan peningkatan terus meningkat hingga 0,17 Mpa (51,52%) dan peningkatan terus
pada saat porositas bata ringan 0,18 % mengalami meningkat hingga pada saat porositas bata ringan
peningkatan kuat tekan sebesar 1,887 Mpa 0,18 % mengalami peningkatan kuat tarik belah
(142,85%). sebesar 0,21 Mpa (63,64 %).

0.8
3.5
0.68
3 3.02

Kuat Tarik Belah (Mpa)


0.6
2.642
Kuat Tekan (Mpa

2.5 0.52
2 0.4 0.42
1.849
1.5 0.33
1.321
1 0.2
0.5

0 0
0.1 0.16 0.17 0.19 0.1 0.16 0.17 0.19
Porositas (%) Porositas (%)

Gambar 17 Grafik Hubungan Porositas dengan Gambar 19 Grafik Hubungan Porositas dengan
Kuat Tekan Bata Ringan Ukuran Strapping band Kuat Tarik Belah Bata Ringan Ukuran Strapping
40 mm Pada Umur 28 Hari band 40 mm Pada Umur 28 Hari

Berdasarkan gambar 17 dapat dilihat bahwa Berdasarkan gambar 19 dapat dilihat bahwa
pada saat porositas bata ringan 0,16% mengalami pada saat porositas bata ringan 0,16%, 0,17% dan
peningkatan kuat tekan sebesar 0,528 Mpa 0,19% mengalami peningkatan kuat tarik belah
(39,97%), pada saat porositas bata ringan 0,17% berturut-turut sebesar 0,09 Mpa (27,27%), 0,19
mengalami peningkatan sebesar 1,321 Mpa (100 Mpa (57,58%) dan 0,35 Mpa (106,06%).
%), dan peningkatan terus meningkat hingga pada
saat porositas bata ringan 0,19% mengalami Tabel 7 Rekap Hasil Pengujuan Bata Ringan Umur
peningkatan kuat tekan sebesar 1,699 Mpa 28 hari
(128,61%). Kuat
Kadar Ukuran Kuat Berat
Tarik Porositas
S.Band S.Band Tekan Volume
Belah (%)
0.6 (%) (mm) (Mpa) (Kg/m3)
(Mpa)
0.54 0 1,321 0,33 0,10 1355
0.5
Kuat Tarik Belah (Mpa)

0.47 2 1,793 0,47 0,14 1323


30
4 2,586 0,50 0,17 1304
0.4
6 3,208 0,54 0,18 1250
0.33 0 1,321 0,33 0,10 1355
2 1,849 0,42 0,16 1319
40
4 2,642 0,52 0,17 1275
0.2 6 3,020 0,68 0,19 1247

0 Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa kondisi


0.1 0.14 0.17 0.18 optimum penggunaan variasi dan ukuran strapping
Porositas (%) band yang menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik
belah maksimum serta mencapai kategori berat
Gambar 18 Grafik Hubungan Porositas dengan volume bata ringan yaitu untuk ukuran strapping
Kuat Tarik Belah Bata Ringan Ukuran Strapping band 30 mm berada pada kondisi optimum kadar
band 30 mm Pada Umur 28 Hari strapping band 6% dengan kuat tekan sebesar
3,308 Mpa, kuat tarik belah sebesar 0,54 Mpa dan 20
berat volume sebesar 1250 kg/m3, sedangkan untuk 18 18.38
ukuran strapping band 40 mm berada pada kondisi 17.14
16 16.4
15.66
optimum kadar strapping band 6% dengan kuat 14.37
14

Kuat Tekan (Mpa)


tekan sebesar 3,020 Mpa, kuat tarik belah sebesar
12 12.2
0,68 Mpa dan berat volume sebesar 1247kg/m3. 10.72 11.16 11.54
Sehingga berdasarkan persentase porositas dapat 10
disimpulkan bahwa ukuran strapping band 30 mm 8 8.57
dinilai sebagai kondisi optimum karena 6
porositasnya tidak begitu mempengaruhi kuat tekan 4
bata ringan. Dapat dilihat pada perbedaan kuat 2
tekan maksimum antara ukuran strapping band 30
0
mm dengan persentase porositas 0,18 % kuat tekan
0 0.25 0.5 0.75 1
sebesar 3,208 Mpa dan ukuran strapping band 40
Kadar Serat (%)
mm dengan persentase porositasnya yang lebih
besar yaitu 0,19 % yang mencapai kuat tekan lebih Nurmantian Suryawan
kecil yaitu sebesar 3,020 Mpa. Muhammad Syaiful Yahya

Tabel 8 Perbandingan Hasil Penelitian dengan


Penelitian Terdahulu Gambar 21 Grafik Perubahan Kuat Tekan
Berat Kuat Penelitian Terdahulu
Kadar Kuat
Perbandingan Volume Tarik
Serat Tekan
Penelitian (kg/m3) Belah
(%) (Mpa)
(Mpa)
Berdasarkan tabel 12 yang menunjukkan hasil
0 1355 1,321 0,33 penelitian dengan penelitian terdahulu maka dapat
Hasil 2 1323 1,793 0,47 disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki
Penelitian 4 1304 2,586 0,50 persamaan dengan penelitian terdahulu karena
6 1250 3,208 0,54 semakin meningkatnya persentase kadar serat yang
Penelitian
0 1856,30 14,37 1,68 dipakai dalam campuran dapat meningkatkan kuat
0,25 1845,82 15,66 2,01 tekan dan kuat tarik belah serta mampu
Nurmantian
0,5 1842,81 16,40 2,21
Suryawan
0,75 1834,79 18,38 2,69 menurunkan berat volume bata ringan. Sedangkan
(2014) perbedaannya yaitu pada hasil penelitian ini kuat
1 1831,41 17,14 2,40
0 1867,62 8,57 2,21 tekan dan kuat tarik belah terus meningkat hingga
Penelitian
0,25 1860,40 10,72 2,29 kadar strapping band maksimum yang ditetapkan
Muhammad
0,5 1853,50 11,16 2,68 yaitu 6 % tetapi pada penelitian terdahulu kuat
Syaiful Yahya
0,75 1846,60 12,20 2,88
(2015) tekan dan kuat tarik belah terus meningkat namun
1 1842,89 11,54 2,69
mengalami penurunan pada kadar serat maksimum
1 %, serta hasil kuat tekan dan kuat tarik belah
3.5 lebih rendah dibandingkan penelitian terdahulu.
3.208
3 Hal karena perbedaan dalam jenis serat yang
dipakai yaitu pada penelitian ini menggunakan
Kuat Tekan (Mpa)

2.5 2.586
strapping band, sedangkan penelitian terdahulu
2 menggunakan polyprophylene dan polyester serta
1.793
1.5 dalam menentukan persentase kadar serat yaitu
1.321
pada peneletian ini penentuan kadar serat diambil
1
berdasarkan berat semen sedangkan pada penelitian
0.5 terdahulu penentuan kadar serat diambil
0 berdasarkan berat volume beton.
0 2 4 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Kadar Strapping Band (%)
A. Kesimpulan
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Gambar 20 Grafik Perubahan Kuat Tekan Hasil
Penelitian 1. Berdasarkan hasil penelitian, pengujian sifat
mekanis pada bata ringan yang meliputi kuat
tekan, kuat tarik belah dan berat volume
menunjukan hasil kuat tekan dan kuat tarik
belah yaitu dengan semakin meningkatnya Bilmeyer, Jr, FW., (1984). Text Book of Polymer
persentase kadar strapping band maka Science, Third Edition. Singapore: John Wiley
semakin besar pula kuat tekan dan kuat tarik & Sons, Inc.
belah yang dihasilkan. Hasil tersebut
berbanding terbalik terhadap berat volume Crawford, R.J., (1998)., Plastic Enggineering,
bata ringan ditunjukan dengan semakin Third Edition. Australia: Elsevier.
meningkatnya kadar strapping band maka
semakin menurunkan berat volume bata Departemen Pekerjaan Umum, (1989). Bata Beton
ringan sehingga memenuhi Standar Nasional Untuk Pasangan Dinding. SNI 03- 0349-
Indonesia untuk bata ringan. 1989. Jakarta.

2. Berdasarkan hasil penelitian kondisi optimum Departemen Pekerjaan Umum. (1982).,


kadar strapping band yang mengalami Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
peningkatan yang signifikan serta Indonesia (PUBI 1982). Yayasan Lembaga
menghasilkan kuat tekan maksimal sebesar Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
3,208 Mpa (142,85 %) dan kuat tarik belah
sebesar 0,54 Mpa (63,64%) dengan penurunan Dobrowolski. A. and Joseph., (1998). Concrete
berat volume menjadi 1250 kg/m3 (7,75%) Construction Hand Book, The McGrawHill
yaitu berada pada ukuran strapping band 30 Companies, Inc., New York.
mm dengan persentase kadar serat 6 % dari
Elando Rizsa Putra Atmajaya (2018)., Pembuatan
berat semen.
Bata Ringan Dengan Pasir Silika Dan Semen
B. Saran Putih. Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Vol. 3
Berdasarkan hasil penelitian dan No.2 Desember 2018. Universitas Madura.
kesimpulan yang terjadi maka saran yang dapat
Hibbab Tiro (2015)., Permanfaatan Penambahan
diberikan peneliti yaitu :
Polyester Strapping band Untuk Mortar Fiber
1. Melihat dari peningkatan kuat tekan dan kuat Ditinjau Terhadap Kuat Tarik Belah Dan
tarik belah seiring meningkatnya kadar Kuat Tekan. Tugas Akhir. Universitas
strapping band, maka pada penelitian Dr.Soetomo. Surabaya.
selanjutnya dalam menentukan persentase kadar
Ir. Bambang Sujatmiko., (2015) Diktat Kuliah
strapping band diambil dari berat volume
Teknologi Beton dan Bahan Bangunan.
campuran.
Universitas Dr.Soetomo. Surabaya.
2. Untuk penelitian bata ringan selanjutnya
Kantius Wenda (2018)., Pengaruh Variasi Kadar
ditambah zat additif yang dapat mengeraskan
Campuran Mortar Terhadap Kuat Tekan.
bata ringan seperti CBM Additive Foam
GeSTRAM (Jurnal Perencanaan dan
Concrete produksi (Cv. Cahaya Betonmix)
Rekayasa Sipil) Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018.
yang diketahui sama seperti foam agent tetapi
Universitas Dr.Soetomo. Surabaya.
kelebihannya zat ini mengandung
waterproofing dan plasticizer sebagai McColm, I. J., (1983). Ceramic Science for
ketahanan terhadap air serta menambah Materials Technologists. Leonard Hill. New
kekuatan pada bata ringan, sehingga diharapkan York.
memperoleh hasil yang lebih optimal sesuai
SNI, PPIUG, dan bata ringan yang beredar Muhammad Syaiful Yahya (2015)., Pengaruh
dipasaran. Penambahan Serat Polyester Pada Beton
Ringan Dengan Teknologi Gas Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Dan Modulus
Elastisitas. e-Jurnal MATRIKS TEKNIK
Amir Murtono (2015)., Pemanfaatan Foam agent
SIPIL/September 2015/695. Universitas
Dan Material Lokal Dalam Pembuatan Bata
Sebelas Maret. Surakarta.
Ringan. Tugas Akhir. Universitas
Muhammadyah. Surakarta. Murdock, L. J. dan K. M. Brook., (1991). Concrete
Materials and Practice, Jakarta: Erlangga.
Andres, S.d., (1989)., Material of Construction,
Fourth Edition. Singapore: McGrawHill. Naufal Ikhsan (2017)., Analisis Sifat Mekanis Bata
Beton Ringan Scc Dengan Memanfaatkan
Styrofoam Sebagai Pengganti Sebagian
Agregat Halus. Tugas Akhir. Universitas
Muhammadyah. Surakarta.

Nawy, Edward G., (1998). Beton Bertulang (Suatu


Pendekatan Dasar), Penerbit PT. Rafika
Aditama, Bandung.

Neville, A. M. (1973). Properties of Concrete,


Second Edition, The English Language Book
Society and Pitman Publishing, England.

Norton, F. H., (1974). Elements of Ceramics.


Second Edition. London : Addison-Wesley
Publishing Company.

Nurmantian Suryawan (2014)., Pengaruh


Penambahan Serat Polypropylene Pada Beton
Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap
Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah Dan Modulus
Elastisitas. e-Jurnal MATRIKS TEKNIK
SIPIL Vol. 2 No. 2/Juli 2014/206. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

Raka Mahendra Firdaus (2018)., Pembuatan Bata


Ringan Dengan Styrofoam Dan Semen Putih.
Tugas Akhir. Universitas Dr. Soetomo.
Surabaya.

Tjokrodimuljo,K., (1996)., Teknologi Beton. Nafiri,


Yogyakarta.

Tjokrodimuljo,K., (1998),. Bahan Bangunan,


Fakultas Teknik, Jurusan Sipil , Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tjokrodimuljo,K., (2007), Teknologi Beton, Nafiri,


Yogyakarta.

Vous aimerez peut-être aussi