Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The development of the Indonesian industry has made significant progress, this has had a positive impact on the country's
economy. In addition to the industry's increasingly rapid success, the negative impacts that occur are more and more waste
produced from industry in Indonesia such as waste fiber strapping bands and styrofoam wastes that are difficult to
decompose. This encourages researchers to be able to manage the results of the waste, so that it can be reused without
polluting the environment such as making waste fiber strapping bands and styrofoam as a mixture of materials in making
light bricks. The characteristics of lightweight styrofoam waste and fibrous fiber strapping bands are suitable for use as
lightweight brick mixtures which aim to reduce the weight of light brick to be lighter without reducing compressive strength,
split tensile strength. In general, the weight of light brick ranges from 600 kg / m3 - 1800 kg / m3 so that it is related to that,
the research is done by adding Styrofoam by 20% of the cylinder volume and adding fiber strapping bands with two sizes
namely 30 mm and 40 mm in variation 0 %, 2%, 4%, 6% of the weight of cement. Based on the results of tests conducted at
the University Laboratory Dr. Soetomo Surabaya shows that with increasing percentage of strapping band levels, the greater
the compressive strength and tensile strength produced. These results are inversely proportional to the weight of light brick
volume indicated by the increasing levels of strapping bands, further decreasing the weight of the light brick so that it meets
the Indonesian National Standard for light brick. The optimum condition of the level of strapping band occurred at the level
of 6% fiber strapping band with a size of 30 mm which resulted in a maximum compressive strength of 3,208 Mpa
(142.85%) with a split tensile strength of 0.54 Mpa (63.64%) and a decrease in volume weight to 1250 kg / m3 (7.75%).
.
Keywords: Lightweight Brick, Styrofoam, Strapping Band, Mechanical Propertis.
ABSTRAK
Perkembangan industri Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan, hal ini memberi dampak positif terhadap
perekonomian negara. Disamping keberhasilan industri yang semakin pesat, dampak negatif yang terjadi yaitu semakin
banyak juga limbah yang dihasilkan dari perindustrian di Indonesia seperti limbah fiber strapping band dan limbah
styrofoam yang sulit diurai tanah. Hal ini mendorong para peneliti agar mampu mengelolah hasil limbah tersebut, sehingga
bisa dimanfaatkan kembali tanpa mencemari lingkungan seperti menjadikan limbah fiber strapping band dan styrofoam
sebagai bahan campuran dalam pembuatan bata ringan. Karakteristik dari limbah styrofoam yang ringan dan fiber strapping
band yang berserat cocok untuk dipakai sebagai bahan campuran bata ringan yang bertujuan menurunkan berat bata ringan
menjadi lebih ringan tanpa mengurangi kuat tekan, kuat tarik belah. Pada umumnya berat bata ringan berkisar antara 600
kg/m3 - 1800 kg/m3 sehingga berkaitan dengan hal itu maka dilakukan penelitian dengan menambahkan styrofoam sebesar
20 % dari volume silinder serta penambahan fiber strapping band dengan dua ukuran yaitu 30 mm dan 40 mm pada variasi 0
%, 2%, 4%, 6% dari berat semen. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di Laboratorium Universitas Dr. Soetomo
Surabaya menunjukan dengan semakin meningkatnya persentase kadar strapping band maka semakin besar pula kuat tekan
dan kuat tarik belah yang dihasilkan. Hasil tersebut berbanding terbalik terhadap berat volume bata ringan ditunjukan dengan
semakin meningkatnya kadar strapping band maka semakin menurunkan berat volume bata ringan sehingga memenuhi
Standar Nasional Indonesia untuk bata ringan. Kondisi optimum kadar strapping band terjadi pada kadar serat strapping
band 6 % dengan ukuran 30 mm yang menghasilkan kuat tekan maksimum sebesar 3,208 Mpa (142,85 %) dengan kuat tarik
belah sebesar 0,54 Mpa (63,64 %) dan penurunan berat volume menjadi 1250 kg/m3(7,75 %).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dalam penelitian ini pengujian material meliputi :
Teknologi Beton Jurusan Teknik Sipil, Fakultas 1. Pengujian Semen
Teknik, Universitas Dr. Soetomo, Surabaya. Jenis Antara lain, pengujian Uji konsistensi semen
penelitian ini adalah penelitian eksperimen di Portland (ASTM C 187 – 86), Uji waktu
laboratorium berupa pengujian karakteristik bata mengikat dan mengeras semen (ASTM C 191
ringan dengan bahan pengisi fiber strapping band, – 92). Uji berat jenis semen (ASTM C 188 –
styrofoam, foam agent, pasir silika. Waktu 89), dan Uji berat volume semen (ASTM C
penelitian direncanakan kurang lebih 2 bulan yakni 188 – 89)
mulai bulan November 2018 – Januari 2019.
2. Pengujian Agregat Halus
C. Diagram Alur Penelitian Agregat halus digunakan adalah pasir kali dari
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah daerah Mojokerto serta pasir silika dari daerah
sebagai berikut: Tuban. Material pasir yang digunakan harus
memenuhi standart sesuai yang ditetapkan oleh
ASTM (American Standard Testing and
Mulai Material) yaitu: Kelembaban Pasir (ASTM
C556-89), Berat Jenis Pasir (ASTM C128-93),
Air Resapan Pasir (ASTM C128-93), Berat
Studi Literatur
Volume Pasir (ASTM C29/C29 M-91),
Kebersihan pasir terhadap bahan organik
Persiapan Material dan Pemeriksaan Material (ASTM C40-92), Kebersihan terhadap lumpur
Persiapan : Semen, Agregat halus, Bahan Tambahan (ASTM C117-9), Analisa Saringan Pasir
Semen : Uji konsistensi semen, uji waktu mengikat
dan mengeras semen dan uji berat jenis semen. (ASTM C136-85 A).
Pasir : Uji Kelembaban, Resapan, berat volume,
Kadar organik, Kadar lumpur, Berat jenis dan Uji analisa
gradasi
E. Pembuatan Benda Uji
Kuat
1
Tekan
30 mm 3 3 3 3
28 hari
Hasil dan Pengolahan Data 40 mm 3 3 3 3
Kuat 30 mm 3 3 3 3
2 Tarik 28 hari
Kesimpulan dan Saran Belah 40 mm 3 3 3 3
Bata
3 Ringan 28 hari 40 mm 1 1 1 1
Aplikasi
Selesai
Jumlah 19 19 19 19 76
Pengujian ini dilakukan dengan memberikan Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Material
tegangan tarik pada beton secara tidak langsung.
Benda uji yang digunakan berupa silinder yang Karakteristik Interval Hasil
No Ket
agregat Spesifikasi Pengujian
direbahkan dan ditekan sehingga terjadi tegangan
tarik pada beton. Langkah-langkah pengujian sama
Konsistensi 32 % ~ 80
seperti pengujian kuat tekan, hanya saja pada 1 - Ok
Semen Holcim
normal ml
pengujian ini ditambahkan suatu lempengan plat Waktu 55,25
besi agar dapat membagi beban merata pada 2 - Ok
mengikat awal menit
panjang silinder. Beban maksimum P selanjutnya Waktu
digunakan untuk menentukan tegangan tarik belah 3 - 135 menit Ok
Mengikat akhir
beton (fct). 2,675
4 Berat jenis < 3,70 Ok
gr/cm³
3. Pengujian Porositas 0,971
6 Berat Volume - Ok
gr/cm³
Prosedur pengujian porositas dilakukan untuk
1 Kelembaban < 6% 3,5 % Ok
mengetahui besarnya porositas yang terdapat pada
benda uji. Semakin besar porositas yang terjadi 2 Berat Jenis <3,3 2,78 gr/cm³ Ok
pada benda uji maka semakin rendah kekuatannya,
Pasir Mojokerto
< 3,3
2 Berat Jenis 2,46 gr/cm³ Ok
Dimana : gr/cm³
Kadar Lumpur
6 < 5% 1,1 % Ok
(Pencucian)
4. Pengujian Berat Volume
Berat volume bata ringan adalah perbandingan 7 Analisa Gradasi 2,3 - 3,2 2,389 Ok
antara berat bata ringan terhadap volumenya. Pada
penelitian ini uji berat volume bata ringan pada
umur 28 hari. Dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
B. Hasil Pengujian Berat Volume C. Hasil Pengujian Kuat Tekan
Tabel 4 Hasil Pengujian Berat Volume umur 28 hari Tabel 4 Hasil kuat tekan bata ringan
Variasi Strapping Berat Volume
Ukuran band Rata-rata
4
( %) (kg/m3)
0 1355
2 1323 3.208
30 mm 3
4 1304 2.925
1355 1355
1323 1319
1304 Umur Benda Uji (Hari)
1300 1275
1250 1247 0% 2% 4% 6%
1200
Gambar 7. Grafik Hubungan Kadar Strappingband
1100 Ukuran 30 mm dengan Kuat Tekan Bata Ringan
Rata-rata Pada Umur 21 dan 28 Hari
1000
0 2 4 6 Berdasarkan gambar 7 menunjukkan bahwa
penambahan serat strapping band pada campuran
Kadar Strapping Band (%)
bata ringan dapat menaikkan kuat tekan bata
S. Band 30 mm S. Band 40 mm ringan. Dari data hasil pengujian dapat dilihat
bahwa pada bata ringan berumur 28 hari dengan
Gambar 6. Diagram hubungan antara berat volume
kadar strapping band 2 % mengalami peningkatan
bata terhadap variasi dan ukuran strapping band
kuat tekan sebesar 0,472 Mpa (35,73%), kadar
strapping band 4 % mengalami peningkatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi dalam diagram
sebesar 1,265 Mpa (95,76 %) dan pada kadar
hubungan pada Gambar 6, maka dapat disimpulkan
strapping band 6% mengalami peningkatan kuat
bahwa semakin besar penggunaan fiber strapping
band pada campuran bata ringan diketahui dapat tekan sebesar 1,887 Mpa (142,85%).
menurunkan berat volume bata ringan menjadi 3.5 1355 3.208 1380
lebih ringan begitu juga dengan semakin 1360
panjangnya ukuran strapping band. Bata ringan 3 1323 2.586
1340
Berat Volume (Kg/m3)
Berat Volume 30 mm
Berat Volume 40 mm 2
1.793
1.5
Gambar 12 Grafik Hubungan Berat Volume 1.321
terhadap Kuat Tarik Belah Rata-Rata Strapping 1
band Pada Umur 28 Hari 0.54
0.5 0.47 0.5
0.33
Berdasarkan gambar 12 menujukan bahwa 0
setiap penambahan kadar serat strapping band 0% 2% 4% 6%
mampu meningkatkan kuat tarik belah sekaligus
menurunkan berat bata ringan. Dapat dilihat pada Kadar Strapping Band (%)
penambahan kadar strapping band 2%, 4%, dan Kuat Tekan Kuat Tarik
6% ukuran 30 mm, bata ringan mengalami
penurunan berat volume berturut-turut sebesar 32
Gambar 13. Grafik Hubungan Kuat Tekan dan
kg/m3 (2,36%), 51 kg/m3 (3,76%) dan 105 kg/m3
Kuat Tarik Belah Rata-Rata Pada Umur 28 Hari
(7,75%) begitu juga pada ukuran 40 mm
Strapping Band ukuran 30 mm
mengalami penurunan sebesar 36 kg/m3 (2,65 %),
80 kg/m3 (5,90 %), dan 108 kg/m3 (7,97 %) Berdasarkan tabel 5 dan gambar 13
sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan perbandingan antara kuat tekan dan tarik belah bata
serat strapping band dinilai cocok dalam ringan menunjukan seiring bertambahnya
meningkatkan kuat tarik belah dan menurunkan penggunaan serat strapping band pada campuran
berat volume bata ringan. bata ringan semakin meningkatkan kuat tekan
maupun kuat tarik belah bata ringan. Dapat dilihat 0.2
0.19
pada setiap penambahan serat strapping band 0.18
0.17
mengalami peningkatan kuat tekan secara 0.16
signifikan hingga kondisi maksimum pada kadar 0.15
0.14
Porositas (%)
strapping band 6 % , sedangkan pada kuat tarik
belah peningkatan signifikan hanya terjadi pada 0.1 0.1
kadar strapping band 2% setelah itu peningkatan
terjadi tetapi lebih rendah hingga kondisi
maksimum 6%. 0.05
3.5 0
0 2 4 6
3 3.02 Kadar Strapping Band (%)
2.642 30 mm 40 mm
2.5
Kekuatan (Mpa)
2
1.849 Gambar 15 Grafik Hubungan Kadar Strapping
1.5 band dengan Porositas Bata Ringan
1.321
1
Berdasarkan tabel 6 dan grafik 15 menunjukan
0.68
0.5 0.42 0.52 bahwa semakin besar kadar strapping band pada
0.33 bata ringan, maka semakin besar pula porositas
0
yang terjadi pada bata ringan tersebut. Peningkatan
0% 2% 4% 6%
porositas tersebut terjadi akibat posisi alur serat
Kadar Strapping Band (%)
yang tidak beraturan serta styrofoam yang
Kuat Tekan Kuat Tarik Belah menyusut akibat proses oven sehingga
meninggalkan rongga karena tidak diisi oleh
mortar. Dari tabel 4.28 untuk ukuran strapping
Gambar 14 Grafik Hubungan Kuat Tekan dan Kuat band 30 mm dapat dilihat pada penambahan
Tarik Belah Rata-Rata Pada Umur 28 Hari strapping band 2%, 4 % dan 6 % meningkatkan
Strapping Band ukuran 40 mm porositas berturut-turut sebesar 0,14 %, 0,17 %,
dan 0,18 %, begitu juga untuk ukuran strapping
Berdasarkan tabel 5 dan gambar 14 band 40 mm dapat dilihat pada penambahan
perbandingan antara kuat tekan dan tarik belah bata strapping band 2%, 4 % dan 6 % meningkatkan
ringan menunjukan seiring bertambahnya porositas berturut-turut sebesar 0,16%, 0,17%, dan
penggunaan serat strapping band pada campuran 0,19 %.
bata ringan semakin meningkatkan kuat tekan
maupun kuat tarik belah bata ringan. Dapat dilihat 3.5
pada setiap penambahan serat strapping band 3.208
mengalami peningkatan kuat tekan dan kuat tarik 3
belah secara signifikan hingga kondisi maksimum 2.5 2.586
Kuat Tekan (Mpa)
0.8
3.5
0.68
3 3.02
2.5 0.52
2 0.4 0.42
1.849
1.5 0.33
1.321
1 0.2
0.5
0 0
0.1 0.16 0.17 0.19 0.1 0.16 0.17 0.19
Porositas (%) Porositas (%)
Gambar 17 Grafik Hubungan Porositas dengan Gambar 19 Grafik Hubungan Porositas dengan
Kuat Tekan Bata Ringan Ukuran Strapping band Kuat Tarik Belah Bata Ringan Ukuran Strapping
40 mm Pada Umur 28 Hari band 40 mm Pada Umur 28 Hari
Berdasarkan gambar 17 dapat dilihat bahwa Berdasarkan gambar 19 dapat dilihat bahwa
pada saat porositas bata ringan 0,16% mengalami pada saat porositas bata ringan 0,16%, 0,17% dan
peningkatan kuat tekan sebesar 0,528 Mpa 0,19% mengalami peningkatan kuat tarik belah
(39,97%), pada saat porositas bata ringan 0,17% berturut-turut sebesar 0,09 Mpa (27,27%), 0,19
mengalami peningkatan sebesar 1,321 Mpa (100 Mpa (57,58%) dan 0,35 Mpa (106,06%).
%), dan peningkatan terus meningkat hingga pada
saat porositas bata ringan 0,19% mengalami Tabel 7 Rekap Hasil Pengujuan Bata Ringan Umur
peningkatan kuat tekan sebesar 1,699 Mpa 28 hari
(128,61%). Kuat
Kadar Ukuran Kuat Berat
Tarik Porositas
S.Band S.Band Tekan Volume
Belah (%)
0.6 (%) (mm) (Mpa) (Kg/m3)
(Mpa)
0.54 0 1,321 0,33 0,10 1355
0.5
Kuat Tarik Belah (Mpa)
2.5 2.586
strapping band, sedangkan penelitian terdahulu
2 menggunakan polyprophylene dan polyester serta
1.793
1.5 dalam menentukan persentase kadar serat yaitu
1.321
pada peneletian ini penentuan kadar serat diambil
1
berdasarkan berat semen sedangkan pada penelitian
0.5 terdahulu penentuan kadar serat diambil
0 berdasarkan berat volume beton.
0 2 4 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Kadar Strapping Band (%)
A. Kesimpulan
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Gambar 20 Grafik Perubahan Kuat Tekan Hasil
Penelitian 1. Berdasarkan hasil penelitian, pengujian sifat
mekanis pada bata ringan yang meliputi kuat
tekan, kuat tarik belah dan berat volume
menunjukan hasil kuat tekan dan kuat tarik
belah yaitu dengan semakin meningkatnya Bilmeyer, Jr, FW., (1984). Text Book of Polymer
persentase kadar strapping band maka Science, Third Edition. Singapore: John Wiley
semakin besar pula kuat tekan dan kuat tarik & Sons, Inc.
belah yang dihasilkan. Hasil tersebut
berbanding terbalik terhadap berat volume Crawford, R.J., (1998)., Plastic Enggineering,
bata ringan ditunjukan dengan semakin Third Edition. Australia: Elsevier.
meningkatnya kadar strapping band maka
semakin menurunkan berat volume bata Departemen Pekerjaan Umum, (1989). Bata Beton
ringan sehingga memenuhi Standar Nasional Untuk Pasangan Dinding. SNI 03- 0349-
Indonesia untuk bata ringan. 1989. Jakarta.