Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Luthfi Maulana
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta, Indonesia
E-mail: luthfy.maulana@gmail.com
_________________________
Abstract
The raising of hoax phenomenon in the social media is very excessive, especially the impact has been divisive
Muslims, whereas the roots of the emergence of the hoax itself is nothing but the influence of global development
and the advancement of science and technology, so that humans are pampered with a variety of sophisticated
facilities, these facilities cause human beings entitled to freedom of expression. It is this freedom which gives birth
to human communication with others indefinitely, even with the media of a person free to express public opinion,
through this, one becomes free in exploring the interests of each, especially in realizing a mission of existence by the
interests of a particular group, on this basis, regardless of how the impact of the hoax itself works, the groups
produce and circulate the hoax news in the public sphere. In response, this study focuses on the Quranic view of the
phenomenon of hoax or hoax. Through this descriptive method, this study confirms that the Qur'an as a guideline for
Muslims needs to be re-dialled to the Islamic society of today, so through the Qur'an we can see how the hoax itself
has been described in it, and how we as Muslims can work to avoid the plague of the hoax itself.
Keywords:
Hoax phenomenon; Alquran;hoax.
__________________________
Abstrak
Mewabahnya fenomena hoax atau berita bohong di media akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Salah satu dam-
paknya adalah berakibat pada perpecahan di kalangan umat Islam. Padahal akar dari munculnya hoax bersumber
dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global. Manusia dimanjakan dengan berbagai
fasilitas yang canggih. Fasilitas inilah yang membuat manusia mendapatkan kebebasan dalam mengeluarkan penda-
pat. Sebuah bentuk kebebasan yang melahirkan komunikasi tanpa batas. Melalui media, seseorang bebas mengeluar-
kan pendapat di ruang publik. Siapapun menjadi bebas dalam mengeksplorasi kepentingan masing-masing, terlebih
dalam mewujudkan sebuah kepentingan kelompok tertentu, Tanpa melihat dampaknya, kelompok tersebut mempro-
duksi dan mensirkulasikan berita hoax itu di masyarakat. Kajian ini memfokuskan pada pandangan Alquran tentang
fenomena berita bohong atau hoax. Melalui metode deskriptif, kajian ini menegaskan bahwa Alquran sebagai pedo-
man umat Islam perlu didialogkan kembali dengan masyarakat Islam masa kini. Melalui Alquran, kita bisa melihat
bagaimana sikap menghadapi berita bohong sehingga bisa menghindarkan diri darinya.
Kata Kunci:
Fenomena hoax; Alquran;berita bohong.
__________________________
DOI: 10.15575/jw.v2i2.1678
Received: October 2017; Accepted: December 2017; Published: December 2017
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
210 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
9
Christopher Chang &M. Eric Gershwin, deceive someone by making them believe so-
10 mething which has been maliciously or mis-
B.Jongman & J.Van Der Dennen, Sheila
11 chievously fabricated” (memperdaya beberapa
Kasperek & Bethany Messersmith. Peter
12 13 orang dengan membuat mereka percaya
Suwarno , Ratna Istriyani And Yuliatun,
14 sesuatu yang telah dipalsukan). Sedangkan
Ricky Firmansyah , Ratna Istriyani dan Nur dalam bentuk kata benda, hoax diartikan seba-
15
Huda Widiana. Melalui kajian pandangan gai “trick played on somebody for a joke”
Alquran tentang berita bohong ini harapkan (bermain tipu muslihat dengan orang lain
dapat memberikan pemahaman di kalangan untuk bercanda) atau “anything deliberately
masyarakat Islam tentang bahayanya hoax dan
dapat mengarahkan umat Islam menuju intended to deceive or trick” (apapun yang
kehidupan yang lebih baik. dengan sengaja dimaksudkan untuk menipu
17
orang lain). Adapun dalam istilah bahasa
B. HASIL DAN PEMBAHASAN Indonesia, hoax merupakan kata serapan yang
1. Mewabahnya Fenomena Hoax di Media sama pengertiannya dengan “berita bohong.”
Sosial Kemunculan hoax tak lepas dari perkem-
Hoax ialah “deceive somebody with a hoax” bangan teknologi media yang telah mengubah
(memperdaya banyak orang dengan sebuah alat-alat komunikasi menjadi lebih cepat
16
berita bohong). Ia dipahami juga dengan “to membentuk apa yang sering kali disebut seba-
18
gai kampung global (global village). Kece-
patan alat-alat komunikasi berpengaruh pada
Cry Wolf Hypothesis,” Journal of Public Health in tumbuhnya media sosial. Ia secara substansial
Africa 3, no. 14 (April 26, 2012), 52, telah mengubah cara komunikasi antara
doi:10.4081/jphia.2012.e14. 19
masyarakat dan individu. Sebuah komunika-si
9 Christopher Chang and M. Eric Gershwin, “Mold dan informasi dapat tersebar secara cepat,
Hysteria: Origin of the Hoax,” Clinical and
Developmental Immunology 12, no. 2 (2005), 151,
bahkan tak ada batasan tertentu, sehingga semua
doi:10.1080/17402520500131409. masyarakat bebas mengeluarkan pendapat.
10 B. Jongman dan J. M. G. V. D. Dennen, “The Semua menjadi lebih mudah dalam menerima,
Great „War Figures‟ Hoax: An Investigation in berbagi, dan memberi komentar melalui media
Polemomythology,” Default journal., 2005, sosial seperti facebook, twitter, whatsapps, dan
https://www.rug.nl/research/portal/publications/the- sebagainya. Informasi kemu-dian saling
great-war-figures-hoax(4e83c89c-f457-4f4e-9a48-
14d19820a064).html. bertumpuk, berimplosif, dan ber-ekplosif,
11 Kasperek dan Messersmith, “The Library karena direproduksi melalui opsi
that
Cried Wolf: Outcomes of a Banned Book Hoax on
Facebook.”
12 Peter Suwarno, “Depiction of Common
Enemies
In Religious Speech: The Role Of The Rhetoric of
Identification And Purification in Indonesian Religious 17
“Hoax,” Wiktionary, diakses pada 5 Oktober
Conflicts,” Walisongo 21, no. 1 (2013), 1, http://jour-
2017, https://en.wiktionary.org/wiki/hoax#English.
nal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/2 18
34/215. Jay W. Jensen Rivers and Theodore Peterson,
13 Ratna Istriyani, “Media: Causes and Strategies Media Massa Dan Masyarakat Modern, trans. Haris
to Munandar (Jakarta: Kencana, 2008), 346. Global
OvercomeIslamophobia(Psychologicaland Village berarti dengan perantaraan media komunikasi
Sociological Study),” QIJIS (Qudus International modern, memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh
Journal of Islamic Studies) 4, no. 2 (27 November dunia merasakan kedekatan antara satu dan yang lain
2016): 201–2017, doi:10.21043/qijis.v4i2.1759. dalam sebuah lingkaran, lihat Little John, Theories of
14 Firmansyah, “Web Klarifikasi Berita Untuk Human Communication, Fifth (New York: Wadsworth
Meminimalisir Penyebaran Berita Hoax.” Publishing Company, 1996), 324.
15 Istriyani, “Media: Causes and Strategies to 19
Jan H Kietzmann et al., “Social Media? Get
OvercomeIslamophobia(Psychologicaland Serious! Understanding the Functional Building Blocks
Sociological Study).” of Social Media,” Business Horizons 54, no. 3 (May
16 Oxford University, Oxford: Learner’s 2011), 241, doi:10.1016/j.bushor.2011.01.005.
Pocket
Dictionary (Oxford: Oxford University Press, 2011),
211.
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222 211
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
bagi (share) dan salin (copy) dalam sistem penyedia berita untuk mendapatkan pendapa-
20 tan melalui situs asalnya. Ini tampaknya telah
media sosial.
Kebebasan mengeluarkan berita ini secara menjadi faktor utama sebagian besar produsen
tidak langsung kemudian menyebabkan mere- untuk mencari keuntungan dari adanya berita
26
baknya berita hoax dalam rangka membentuk hoax yang memang dibuat dengan sengaja.
21 Kedua, beberapa penyedia berita hoax berusa-
opini publik. Demi kepentingan tertentu,
berita hoax bisa digunakan untuk saling me- ha untuk mendukung ideologi yang diusung-
nyerang, menuduh, melakukan stereotypes, nya dengan menyerang kelompok oposisi
27
bahkan untuk mengklaim bahwa sebuah ke- yang menjadi rivalnya. Misalnya, penyedia
lompok atau pun agama tertentu yang paling berita sayap kanan mengidentifikasi dirinya
22
unggul dibandingkan yang lainnya. Media sebagai sayap kiri dan ingin mempermalukan
hadir menyampaikan sebuah informasi yang orang-orang di sayap kanan dengan menye-
28
tak terlepas dari berbagai kepentingan sosial barkan berita-berita hoax.
dan politik. Pada akhirnya, media menjadi Selanjutnya, munculnya berita hoax ini
23 juga tak lepas dari beberapa alasan. Pertama,
wadah bias kepentingan dari berbagai pihak.
Di satu sisi, media sudah menjadi komoditas turunnya pemasukan di media industri yang
informasi untuk memenuhi kebutuhan dan ke- disebabkan oleh kemudahan membuat website
ingintahuan masyarakat. Tetapi, di sisi lain serta lahan untuk konten platform periklanan.
media juga cenderung digunakan untuk kepen- Kedua, adanya rasa khawatir akan turunnya
tingan mendiskreditkan salah satu pihak demi reputasi media masa, sehingga untuk mening-
keuntungan tertentu. Itu semua dilakukan tan- katkan reputasi tersebut memunculkan berita
pa memerhatikan dampak sosial yang mung- hoax yang menghebohkan sebagai ajang me-
24 ningkatkan reputasi. Ketiga, munculnya media
kin terjadi.
sosial, selain menjadi alat komunikasi modern,
2. Faktor Utama Pelaku Penyebaran Hoax juga menjadi ajang pencarian uang. Dengan
Faktor utama bagi pelaku penyebaran berita memunculkan berita yang menghebohkan,
25 daya jual media sosial akan semakin banyak
hoax terkait dengan beberapa hal: Pertama,
artikel berita yang menarik menjadi viral di menghasilkan keuntungan. Keempat, terus
media sosial sehingga dapat menarik iklan dan menurunnya "kepercayaan" dari media
industri, sehingga memunculkan berita hoax
sebagai alternatif untuk mendapatkan daya
20
Ratna Istriyani and Nur Huda Widiana, “Etika
tarik yang lebih. Kelima, munculnya faktor
Komunikasi Islam Dalam Membendung Informasi politik sebagai ajang untuk menurunkan
Hoax Di Ranah Publik Maya”, , Vol. 36. No. 2 (),” 29
popularitas kelompok lain.
Jurnal Ilmu Dakwah 36, no. 288–315 (2016), 296.
21
David Holmes, Teori Komunikasi: Media,
Teknologi, Dan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), 103.
22 26
Benedictus A Simangunsong, “Interaksi Samanth Subramanian, “Inside the Macedonian
Antarmanusia melalui Media Sosial Facebook Fake-News Complex,” Wired, diakses pada 9 Agustus
Mengenai Topik Keagamaan,” Jurnal Aspikom 3, no. 1 2017, https://www.wired.com/2017/02/veles-
(18 Juli 2016), 65, doi:10.24329/aspikom.v3i1.99. macedonia-fake-news/.
23
Joko Tri Haryanto, “Etika Islam Tentang 27 Caitlin Dewey, “Facebook Fake-News Writer:
Pemberitaan Politik di Indonesia,” Yudisia 6, no. 1 „I
(2015), 48, http://journal.stainkudus.ac.id/in- Think Donald Trump is in the White House because of
dex.php/Yudisia/article/view/1471. Me,‟” Washington Post, November 2016.
24
Istriyani, “Media: Causes and Strategies to 28 Laura Sydell, “We Tracked Down a Fake-
News Creator in the Suburbs. Here‟s What We
Overcome Islamophobia (Psychological and Learned,”
Sociological Study).”, 203.
25 National Public Radio, diakses pada 9 Agustus 2017,
Hunt Allcott dan Matthew Gentzkow, “Social https://www.npr.org/sections/alltechconsidered/2016/11
Media and Fake News in the 2016 Election,” Journal of /23/503146770/npr-finds-the-head-of-a-covert-fake-
Economic Perspectives 31, no. 2 (Mei 2017), 217, news-operation-in-the-suburbs.
doi:10.1257/jep.31.2.211. 29 Morris P. Fiorina dan Samuel J. Abrams,
“Political Polarization in the American Public,” Annual
212 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222 213
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
lahkannya dengan‘usbah ()ةبصص ص صصع. Kata ‘usbah inna>lilla>hi dan kemudian mengantarkan
diambil dari kata ‘as}aba ( )بصعyang pada Aisyah hingga sampai kepada rombongan
mulanya berarti mengikat dengan keras. Dari asal kaum Muslim. Namun, setelah terjadinya
kata ini lahir kata muta’as}s}ib (بصعتم
ّ ) peristiwa ini, beberapa dari umat Islam malah
yakni fanatik. Kata ini dipahami dalam arti ramai-ramai membicarakan dan menyebarkan
kelompok yang terjalin kuat oleh satu ide, berita bohong tentang Asiyah. Hingga selama
dalam hal ini menebarkan isu negatif, untuk sebulan Aisyah merasakan ada yang beda dari
36
mencemarkan nama baik. Rasulullah SAW. dalam menyikapinya, bah-
Adapun pelaku hoax sendiri biasanya memang kan hendak mendiskusikan untuk meceraikan
sudah diniatkan dengan maksud tertentu. Dalam Aisyah atas hal ini. Aisyah terus mengeluh
hal ini, Alquran menyebutnya iktasaba ()بسص ص ص صصتكا. dan mengadu kepada Allah tentang apa yang
Iktasaba menunjukkan bahwa telah terjadi, hingga turunlah QS. An-Nur 24:
penyebaran isu itu dilakukan dengan sungguh- 39
11 yang menjawab kegelisahannya.
sungguh. Ini bukan saja dipahami dari kata
kasaba yang mengandung makna usaha, tetapi
juga dari tambahan huruf ta’ ( )تdalam kata
37
tersebut. Kata ( )هبكرkibrahu terambil dari
kata ( )رببببكkibr atau kubr yang digunakan
dalam arti yang terbanyak dan tersebar. Yang
dimaksud disini adalah yang paling banyak
38
dalam menyebarkan berita hoax.
Fenomena tersebarnya berita bohong sen-
diri sebenarnya sudah dijelaskan dalam Al-
quran, sebagaimana dalam QS. an-Nur ayat
11. Menurut sebuah riwayat, munculnya QS.
an-Nur ayat 11 tak lain karena adanya tuduhan
zina yang ditujukan kepada Aisyah ketika ia
akan pulang menuju Madinah bersama pasu-kan
Muslimin. Kemudian di sebuah perja-lanan, Sesungguhnya orang-orang yang membawa
Aisyah merasa kehilangan kalungnya, Namun, berita bohong adalah golongan kamu, Jang-
saat Aisyah mencari kalung yang hi-lang anlah kamu menganggapnya buruk bagi
tersebut, pasukan Muslim malah mening- kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu,
galkannya dan mengira Asiyah sudah bersama tiap-tiap orang dari mereka memperoleh
mereka. Pada saat itulah Aisyah merasa ter- apa yang dia kerjakan dari dosa itu, dan
tinggal. Ia kemudian kebingungan. Aisyah pun siapa yang mengambil bagian yang terbesar
tertidur akibat rasa kantuknya. Setelah beberapa di dalamnya di antara mereka, bagian azab
lama, kemudian seorang sahabat bernama
yang besar” (QS. An-Nur 24: 11).
S}afwan bin al-Mu’att}al} Al-Sulami Al- Ayat ini merupakan kecaman, bagi orang-orang
Dhakwani melihatnya. Ia melihat istri Nabi yang menuduh istri Nabi SAW., Aisyah, tanpa
bukti-bukti. Kemudian Allah berfirman,
SAW. tersebut. S}afwan mengucap lafal
Sesungguhnya orang yang membawa dan
menyebarluaskan berita bohong dengan se-
ngaja, berita bohong itu menyangkut kehor-
36M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, matan keluarga Nabi Muhammad SAW., itu
Kesan dan Keserasian Al-Quran, vol. 9 (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 296. adalah golongan dari komunitas kamu
37 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran, 297.
38 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan 39 Ima>du al-di>n Abu> al-Fida Isma’i>l Ibnu Kathi>r,
Keserasian Al-Quran, 298.
Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}im, juz 3 (Damaskus:
Maktabah Dar al-Fiha`, 1994), 276-277.
214 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
(hidup ditengah kaum mukmin). Janganlah tanya tentang kebenaran isu itu. Ayat ini
kamu menganggapnya baik atau buruk, menganjurkan mereka untuk melakukan
karena dengan demikian kamu dapat langkah positif, mengapa di waktu kamu
membedakan siapa yang munafik dan siapa mendengarnya (berita bohong), kamu selaku
yang kuat imannya (akan mendapatkan orang-orang mukminin dan mukminat tidak
40 berprasangka baik terhadap saudara-saudara
balasan yang sesuai).
Dari penjelasan dan riwayat di atas, dapat mereka yang dicemarkan namanya, padahal
diambil sebuah pelajaran bahwa sebenarnya yang dicemarkan itu adalah bagian dari diri
kasus hoax yang melanda di Indonesia akhir- mereka sendiri, bahkan menyangkut Nabi
akhir ini bukanlah sesuatu yang baru. Jauh SAW. dan keluarga beliau. Dan mengapa
sebelumnya, pada masa Nabi Muhammad pun mereka tidak berkata, bahwa ini adalah suatu
sudah beredar serupa berita hoax. Bahkan kebohongan yang nyata, karena mereka
41
fenomena ini terjadi pada keluarga Nabi mengenal siapa Aisyah ra.
Muhammad sendiri. Menanggapi hal itu, Allah Selanjutnya, lagi-lagi Alquran juga
memberikan sebuah jawaban kepada umat mengecam umatnya yang ikut andil dalam
Islam untuk tidak berbuat dalam kerugian menyebarkan berita hoax padahal ia belum
(menyebarkan berita bohong), dalam ayat tahu kebenaran dari sebuah berita tersebut.
selanjutnya, Alquran juga menjelaskan kem-
bali ancaman dan bahaya bagi orang-orang
yang terlibat dalam penyebaran berita bohong
tersebut.
40 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan 41 Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran, 294. Keserasian Al-Quran, 299.
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222 215
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
pandangan Allah itu suatu perkara yang yang benar, akan menjaga kemurnian ajaran
besar. (QS. An-Nur 24: 14-15). Islam serta akan melahirkan keharmonisan
Dari penjelasan ayat ini, jelas bahwa anca- dalam pergaulan. Sebagaimana dijelaskan
man Allah betul-betul ditujukan kepada orang- dalam Alquran tentang keharusan untuk
orang yang terlibat dalam menyampaikan menyampaikan kebenaran, hal ini sebagai-
berita hoax, baik orang-orang yang sudah mana dijelaskan dalam QS. al-Ahzab 33: 70-
mengetahui berita hoax itu sendiri maupun 71.
belum mengetahuinya, istilah ini jika diana-
logikan pada zaman sekarang berarti orang-
orang yang ikut men-share berita-berita heboh
yang belum tentu kebenaranya, bahkan tahu
kevalidan atau tidak, apabila seseorang
tersebut ikut andil dalam menyampaikan berita
hoax, maka ia juga patut mendapatkan anca-
man azab Allah Karena walaupun perkara itu
terlihat remeh, tapi Allah menganggap perkera
itu besar, karena perkara ini sangat berkaitan
dengan menghancurkan keharmonisan hubu-
ngan sesama umat Islam.
216 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222 217
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
54
juk kepada jalan yang lurus. Islam juga peranannya sebagai sebagai klarifikasi kebe-
dipahami sebagai agama risa>lah. Ia harus di- naran dalam menyampaikan berita. Peran kla-
sampaikan kepada umat manusia sampai akhir rifikasi dari seorang tokoh agama ini diharap-
55 kan dapat menjadi penjelas dalam memerangi
hayatnya.
Ayat ini merupakan peringatan kepada umat fenomena-fenomena peredaran berita bohong
Islam agar melakukan konfirmasi dan berhati- atau hoax saat ini. Dengan demikian, para
hati akan datangnya berita dari orang-orang tokoh agama diharapkan mampu melakukan
fasik yang bermaksud menyesatkan umat upaya check-recheck, konfirmasi, dan akura-
58
Islam. Karenanya, umat Islam dianjurkan si dalam mengawal dan mengklarifikasi se-
untuk mengoreksi datangnya berita dari orang- buah berita, sehingga pesan berita yang
orang fasik (yang biasa berbuat kerusakan). tersebar dapat diterima dan dimanfaatkan
Hal ini dilakukan sebagai sebuah upaya masyarakat untuk mempelajari realitas yang
mengantisipasi datangnya berita hoax yang 59
melingkupi situasi tertentu.
akan menyebabkan pertikaian, permusuhan Selanjutnya, para tokoh agama juga
56
dan penyesalan. mendukung dengan selalu menyampaikan dan
Ayat ini juga menunjukkan adanya pene- mencontohkan aktualisasi nilai-nilai keimanan
kanan Alquran terhadap nilai dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sebagaimana
dan ketakwaan kepada Allah.Ia diwujudkan ke misalnya, ketika ada berita yang datang dari
dalam bentuk implementasi nilai kemanusiaan manapun, para tokoh agama tidak terjebak
untuk menyikapi segala berita yang datang dalam euforia yang sesat menyesatkan atau
dengan memeriksa secara teliti, tidak gegabah, malah sebagai agen penguat berita hoax. Kete-
dan tidak tergesa-gesa dalam menerima berita ladanan sifat Rasul seperti shiddiq, amanah,
sebelum kebenaran beritanya dianggap jelas. tabligh, dan fathanah yang sekarang ini digan-
Dengan demikian, melalui ayat ini Allah tikan harus diaplikasikan dan dicontohkan da-
memberikan pedoman bagi masyarakat agar lam kehidupan sehari-hari.
berhati-hati dalam menerima berita terutama
berita bohong yang bersumber dari agen-agen c. Alquran Mengecam Keras Penyebar
pembawa berita bohong tersebut. Alquran Berita Bohong
berpesan jika ada berita atau informasi yang Alquran sangat mengecam orang yang ikut
datang hendaknya terlebih dahulu melakukan andil dalam menyebarkan berita bohong, baik
tabayyun dengan memeriksa secara teliti berita dengan sadar ataupun tanpa sadar menyebar-
tersebut. kannya. Hal ini ditegaskan dalam QS. an-Nur
Selain itu, ayat di atas juga menunjukkan 24: 14-15.
adanya penekanan dari Alquran terhadap para
tokoh agama umat Islam, agar berperan dalam
meminimalkan peredaran berita hoax di
57
masyarakat Islam. Ini penting terkait dengan
218 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
C. SIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat diambil ke-
simpulan, bahwa mewabahnya peredaran beri-
Dan seandainya bukan karena karunia Allah ta hoax di media sosial merupakan sebuah
dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan fenomena yang amat sangat meresahkan di
akhirat, niscaya kamu akan ditimpa azab masyarakat. Munculnya berita-berita hoax ter-
yang besar, disebabkan oleh pembicaraan- sebut telah memberikan dampak negatif yang
mu tentang (berita bohong) itu, ingatlah ke- sangat signifikan, seperti membuat opini
tika kamu menerima (berita bohong) itu publik dalam kebohongan, membuat adu
dari mulut ke mulut dan kamu katakan dari domba umat Islam, membuat provokatif, serta
mulutmu itu apa yang tidak kamu ketahui merugikan umat Islam. Karenanya, menelaah
sedikitpun, dan kamu menganggapnya kembali ayat-ayat Alquran yang berkaitan
remeh, padahal dalam pandangan Allah itu dengan hoax merupakan sebuah langkah untuk
suatu perkara yang besar. (QS. An-Nur 24: menanggulangi peredaran hoax.
14-15). Setelah melalui kajian dalam ayat Alquran,
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah sebenarnya hoax ini sudah pernah terjadi pada
tidak akan memberikan karunia dan rahmat masa Nabi. Untuk menjawab keresahan hoax
kepada orang-orang yang turut ikut andil pada masa tersebut, Allah mengecam terhadap
dalam penyebaran berita bohong, termasuk para pelaku penyebar hoax. Alquran juga
dalam konteks saat ini adalah hoax. Jika menganjurkan untuk selalu berkata benar. Ia
mereka tidak segera untuk bertaubat dan merupakan perbuatan orang-orang yang patuh
mengakui kesalahannya, maka Allah akan kepada Allah. Dengan menjaga perkataan
memberikan azab yang besar kepada orang- yang benar, maka penyebaran hoax akan ter-
orang tersebut. Allah menegaskan, apakah minimalkan. Selanjutnya selain berkata benar,
kamu menganggap ringan perbuatan yang Alquran juga menyuruh umat Islam untuk
kamu lakukan dengan menyebar berita-berita selalu melakukan tabayyun atau klarifikasi
bohong tersebut? Jika kamu menganggapnya terhadap datangnya berita. Bahkan klarifikasi
perkara yang ringan, maka Allah mengang- ini juga amat ditujukan terhadap para tokoh
gapnya sebagai urusan yang besar, karena pe- agama agar selalu mengawal datangnya berita-
nyebarannya dapat merugikan berbagai pihak. berita dan diklarifikasi kebenarannya. Dengan
Berdasarkan ayat ini, Allah sangat menge- mengedepankan dan mengikuti langkah-
cam orang-orang yang yang memproduksi langkah Alquran tersebut, tentunya umat Islam
ataupun ikut andil dalam menyebarkan berita harus mengikuti dan meneladani seruan
bohong. Sebaiknya umat Islam lebih teliti dan Alquran agar dapat mengatasi dan memini-
berhati-hati dalam menerima dan menyam- malkan peredaran hoax yang terjadi saat ini.
paikan berita. Islam mengharuskan umatnya
menyampaikan kebenaran, baik secara pribadi
60
maupun kelompok/organisasi. Umat Islam
diharapkan dapat menyampaikan berita de-
61 Amrullah Ahmad, Dakwah Dan Perubahan
Sosial (Yogyakarta: LP3Y, 1984), 7.
62 Mahna, al-Tarbiyah Fī al-Islām, 49.
60 Zahrah, Al-Da’wah lla>al-Isla>m. 63 Al-Raziy, Mukhtaral-Sihah, 647.
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222 219
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
220 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222 221
Luthfi Maulana Kitab Suci dan Hoax: Pandangan Alquran dalam
Menyikapi Berita Bohong
503146770/npr-finds-the-head-of-a-covert- al.penyebaran.hoax.dan.budaya.berbagi.
fake-news-operation-in-the-suburbs.
Tasandra, Nabila. “Penyebaran Hoax dan
Budaya Berbagi.” Kompas.com. Diakses 10
Oktober 2017. http://nasional.kompas.
com/read/2017/02/14/09055481/media.sosi
222 Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 2 (Desember 2017): 209-222