Vous êtes sur la page 1sur 10

Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Profesi

Keperawatan
Dosen Pengampu : S.W. Dini Astari, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
Nama : Dewi Wahyu Noviana
NIM : P1337420417083
Kelas : II A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


D III KEPERAWATAN BLORA
TAHUN AJARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini telah banyak sekali terjadi perubahan - perubahan yang cukup pesat dan luas
di seluruh dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar/pikir manusia. Perubahan
Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai, tetapi karena tata nilai
baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai ditinggalkan, maka dapat
menimbulkan berbagai gejolak, ketidakpastian, rasa cemas dan kegelisahan.
Bangsa Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila,
dengan cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan Ekonomi,
Sosial Budaya. Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila
yang pertama dapat mengakibatkan mereka kehilangan nilai-nilai etik, moral dan spiritual.
Tanpa Kemanusiaan yang adil dan beradab, kemajuan bidang ekonomi, ilmu pengetahuan
dan teknologi justru akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke dalam tempat yang
rendah.
Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa Indonesia akan mengalami perpecahan
dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau ras. Tanpa nilai -
nilai Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan kekuatan pemerintahan
yang sewenang-wenang yang akhirnya terjadi pertentangan antara pemerintah dan rakyat.
Tanpa nilai-nilai Keadilan sosial, dapat disaksikan kesenjangan sosial dalam
masyarakat,akan terjadi kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin. Lebih lanjut hal
ini dapat menimbulkan keresahan dan perpecahan yang selanjutnya dapat membahayakan
kelestarian hidup bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mutlak harus
dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar dari akibat-
akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Ideologi Pancasila
2. Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam profesi keperawatan

1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam dunia keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi Pancasila


Pengertian ideologi pancasila khususnya yang berkaitan dengan pancasila sebagai dasar
negara adalah pancasila mempunyai nilai-nilai yang pandangan hidup bangsa Indonesia,
sehingga pancasila juga merupakan suatu jati diri bagi bangsa Indonesia. Ideologi pancasila
sebagai dasar negara, memilki maksud bahwa menjadi sekumpulan gagasan ide dan keyakinan
yang bersifat menyeluruh dan sistematis yang meliputi berbagai bidang kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Ideologi pancasila sebagai dasar negara sangat dibutuhkan sebab ideologi merupakan
suatu pandangan, cita-cita dan keyakinan yang ingin diwujudkan secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Ideologi pancasila harus mampu membangkitkan kesadaran dan juga semangat
dalam mengisi kemerdekaan yang sudah terwujud sekarang ini.
Jadi intinya, pengertian ideologi pancasila adalah pancasila sebagai dasar untuk
mengatur berjalannya pemerintahan negara Indonesia, sekaligus pancasila merupakan suatu
pandangan dan tuntuan untuk meraih cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting
sehingga semua warga negara wajib mengerti dan mengetahui pancasila sebagai dasar negara.
Maka tidak heran sedari kecil anda mungkin terbiasa belajar mengenai pancasila dan bahkan
menghafalkan pancasila di sekolah. Hal ini tidak lain adalah sebagai bentuk untuk memahami
dan mengetahui pancasila.

PERAN DAN MANFAAT KEPERAWATAN DARI SEGI IDEOLOGi PANCASILA

Perawat profesional pemula mempunyai peran dan funsgi sebagai berikut:


“Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan kesehatan
sesuai kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila, khususnya pelayanan atau
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan kaidah-
kaidah” yaitu :
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola
asuhan keperawatan.
2. Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan.
3. Berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian
untuk hidup sehat.
4. Mengembangkan diri terus menerus untuk meningatkan kemampuan
profesional.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan
etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi sebagai anggota
masyarakat yang reaktif, produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta
berorientasi kemasa depan, sesuai dengan perannya.

Pengamalan Butir-Butir Pancasila Dalam Merawat Pasien

Menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan perawatan
dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek-aspek tersebut meliputi:

1. Aspek penerimaan

Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi
dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan
perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan yang luas.

2. Aspek perhatian

Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sadar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada
pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap
setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

3. Aspek komunikasi

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien
dengan perawat dan adanya hubungan baik dengan keluarga pasien.

4. Aspek kerjasama

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien.
5. Aspek tanggung jawab

Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan
waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

2.2 Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam profesi keperawatan


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sebagai seorang perawat tentu harus menjungjung tinggi kebebasan beragama bagi
klien. Pengamalan pancasila sila pertama tentu wajib dilakukan oleh seorang perawat. Hal itu
dikarenakan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui adanya lima kepercayaan atau
agama. Maka sudah tentu sebagai seorang perawat harus bisa menghargai dan menghormati
pasien atau klien yang berbeda kepercayaan.

a. Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.


b. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berdoa atau sholat sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan.
c. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah masing-
masing jika antara perawat maupun dokter berbeda keyakinan dengan pasien.
d. Perawat membantu pasien yang ingin menghormati dan melaksanakan ibadahnya saat
pasien dalam keadaan keterbatasan.
e. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sadar, murah hati
dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan
sukarela tanpa mengharapkan imbalan.
f. Perawat yang jujur dan tekun dalam tugas.
g. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
h. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Sila kedua ini
mengandung arti bagi profesi keperawatan yaitu seorang perawat harus bersikap adil terhadap
klien. Memiliki rasa cinta dalam hartiaan sayang terhadap klien, serta tidak membeda-bedakan
klien dalam melakukan perawatan. Dengan keanekaragaman budaya serta suku bangsa,
seorang perawat dalam menjalankan tugasnya tentu akan menghadapi klien yang berbeda-
beda. Sangat jelas bahwa seorang perawat harus adil dan menangani klien dengan penuh
tanggung jawab serta tidak dengan semena-mena.
a. Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien.
b. Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan
tidak memperlakukan pasien dengan semena-mena.
c. Perawat merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap tenggang rasa dan
tepa selira.
d. Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak pasien,
sehingga pasien merasa aman dan nyaman.
e. Perawat memberikan informasi dengan jujur dan memperlihatkan sikap empati yaitu
turut merasakan apa yang dialami oleh pasien.
f. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien dengan
memberikan waktu untuk mendengarkan semua keluhan dan perasaan pasien.
g. Perawat memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien.
h. Perawat bersedia mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
i. Perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan yang luas.
j. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
k. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.

3. Persatuan Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku bangsa, budaya dan
lain-lain. Dengan keanekaragaman tersebut menimbulkan masyarakat yang berbeda-beda,
dalam profesi perawat justru akan berbaur dengan tenaga kesehatan yang lainnya. Hal ini akan
menimbulkan berbagai pandangan antara tenaga kesehatan yang satu dengan tenaga kesehatan
yang lainnya. Seorang perawat akan dihadapkan dengan berbagai profesi yang akan menunjang
profesinya untuk kesembuhan bagi klien. Maka, implementasi dari sila ketiga jelas harus
dilakukan oleh seorang perawat. Hal ini dimaksudkan agar klien dapat merasakan kenyamanan
dan cepat dalam memperoleh kesehatan. Seorang perawat tidak boleh mementingkan diri
pribadi, kelompok ataupun ras. Seorang perawat yang baik harus mementingkan kesehatan
klien baik berbeda agama, ras dan suku bangsa.

a. Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan pelayanan


kesehatan.
b. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada kepentingan pribadi.
c. Perawat harus menjalin hubungan baik terhadap sesama perawat lain, staf kesehatan
lainnya, pasien dan keluarga agar tidak terjadi konflik yang menimbulkan perpecahan.
d. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
e. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
f. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
g. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
h. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
i. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
j. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam sila keempat memiliki arti yang lebih luas. Akan tetapi, dalam profesi perawat
akan terlihat jelas bahwa dalam pelaksanaan keperawatan terhadap klien. Seorang perawat
harus bisa dipimpin dan bekerja secara tim. Selain itu, sebelum melaksanakan tindakan kepada
klien harus terlebih dahulu melakukan musyawarah dengan keluarga klien serta tenaga medis
lainnya

a. Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien perawat hendaknya


mengutamakan musyawarah dengan pasien dan keluarga pasien dalam mengambil
keputusan.
b. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
c. Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal pasien
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal
perawatan pasien, meskipun orang tersebut keluarga pasien sendiri.
d. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
e. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
f. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
g. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
h. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
i. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
j. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
k. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila kelima dalam profesi keperawatan memiliki arti bahwa seorang perawat harus
bersikap adil dan merata terhadap seluruh rakyat indonesia. Hal ini, mengandung pengertian
bahwa seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya harus bersikap sama dan tidak
membeda-bedakan antara klien yang satu dan klien yang lainnya. Seorang perawat juga harus
mampu mementingkan keselamatan klien dan juga keselamatan bagi dirinya sendiri. Seorang
perawat harus mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban klien.

a. Mengembangkan sikap adil dengan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
terhadap semua pasien.
b. Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-
royongan antara pasien, keluarga pasien, perawat, dokter serta tim paramedis dan medis
lainnya.
c. Antara hak dan kewajibannya perlu diseimbangkan. Lebih mementingkan keselamatan
pasien tapi tidak mengabaikan keselamatan perawat itu sendiri.
d. Perawat mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta
tepat dalam bertindak.
e. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
f. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
g. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
h. Menghormati hak orang lain.
i. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
j. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
k. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
l. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
m. Suka bekerja keras.
n. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
o. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan social.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dasar negara Republik Indonesia. Pancasila
juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia, maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelengara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah.
Dalam menjalankan profesi sebagai perawat, memberikan pelayanan yang terbaik
untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena uang. Ketulusan
melayani tanpa membeda-bedakan satu sama lain merupakan salah satu implementasi dari sila
yang terkandung dalam pancasila.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami serta menanggapi apa yang telah penulis susun untuk kemajuan
penulisan makalah selanjutnya.

Vous aimerez peut-être aussi