Vous êtes sur la page 1sur 13

PERBEDAAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR KOMJARDAS KARENA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK YANG


DIPADUKAN POE

Muhammad Danial Masruroini1), Setiadi Cahyono Putro2), Heru Wahyu Herwanto3)


1
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
email: muhammad.danial.1505336@students.um.ac.id
2
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
email: setiadicahyono@gmail.com
3
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
email: heru_wh@um.ac.id

Abstract

The low level of learning outcomes of computers and basic networks has a close relationship
with the learning activities carried out by the teacher. Based on the results of observations
that have been made to students at Islamic Vocational School 1 Blitar class X TKJ shows
the results that students have a high dependence on teachers when the learning process is
carried out. The design in this study used quasi experiment and pretest-posttest research
design. The study was conducted on 67 students of class X TKJ Islamic Vocational School 1
Blitar. The sample was 35 students of class X TKJ 2 as experimental class A and 32 students
of class X TKJ 3 as the experimental class B with the. The measurement instrument was in
the form of knowledge test (posttest) and observation sheet. Hypothesis testing uses the
independent sample t-test technique. The results of hypothesis testing using the t-test,
showing the acquisition of learning outcomes of experimental class A and B amounted to
0.045, skills learning outcomes of 0.008 and learning independence of 0.012. Based on the
results of the research that has been described, it can be concluded that there are differences
in learning independence and significant learning outcomes between students who were
treated with Problem-Based Learning models combined with POE with the Problem Solving
model combined with POE.

Keywords: learning independence, learning outcomes, PBL, Problem Solving, POE.

1. PENDAHULUAN bersifat teacher centered. Siswa yang


Kemandirian sangatlah berpengaruh belajar mandiri seharusnya akan mampu
terhadap proses belajar terutama kesiapan menjadi aktif dan partisipatif untuk
siswa dalam memasuki ranah dunia kerja. mengembangkan diri masing-masing.
Banyak hal sederhana yang menjadi faktor Solusi yang bisa dilakukan oleh seorang
keberhasilan proses pembelajaran namun guru adalah menerapkan inovasi dan
kurang diperhatikan oleh guru maupun variasi baru dalam model pembelajaran.
siswa. Sebuah penelitian yang dilakukan Agar kemandirian belajar menjadi
oleh Rachmanto (2015) menunjukkan suatu kebiasaan yang positif bagi siswa,
kurangnya kemandirian belajar siswa diperlukan suatu sistem pembelajaran yang
dipengaruhi oleh guru yang dalam mampu mengatur hal tersebut, salah
penyampaian pembelajarannya masih satunya dengan mengarahkan siswa untuk

1
belajar dengan mengandalkan inisiatif keaktifan serta inisiatif sendiri dalam
sendiri. Kemandirian belajar ini dapat belajar. Siswa dengan tingkat inisiatif
mempengaruhi hasil belajar dari siswa, belajar yang tinggi akan bersifat
dengan begitu setiap siswa memiliki partisipatif dalam kegiatan pembelajaran.
tanggung jawab terhadap proses belajar Sebagai solusi dari permasalahan tersebut,
yang dilakukannya dan berupaya sebaik perlu diterapkan variasi model yang
mungkin untuk berhasil dalam belajar agar bersifat konstruktivistik. Yakni model
memperoleh nilai hasil belajar yang yang memungkinkan meningkatkan
memuaskan. kemandirian belajar siswa. Sehingga siswa
Namun, pada kenyataannya tidak bisa membangun sendiri pengetahuan yang
semua proses pembelajaran bisa ia miliki.
mengarahkan siswa untuk belajar secara Penerapan model pembelajaran yang
mandiri. Sebagai contoh saat kegiatan memungkinkan guru memulai melalui
praktikum dalam pembelajaran, siswa pengembangan masalah yang bisa
merasa kurang percaya diri untuk menangkap minat siswa melalui
melakukan langkah praktikum serta penghubungan dengan isu di dunia nyata.
mereka tidak mau bertanya kepada guru. Setelah itu memadukan isi tujuan dengan
Dengan begitu dapat diketahui jika keterampilan untuk memecahkan masalah,
kemandirian belajar siswa akan mendatangkan pengalaman belajar siswa
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. sebelumnya, juga membutuhkan kerjasama
Rendahnya tingkat hasil belajar antar siswa. Metode menyelesaikan
komputer dan jaringan dasar siswa di SMK masalah mengharuskan siswa melakukan
Islam 1 Blitar kelas X TKJ mempunyai beberapa penelitian untuk menghimpun
kaitan erat dengan aktivitas pembelajaran atau memperoleh semua informasi yang
yang dilaksanakan oleh guru. Ketika relevan dengan masalah tersebut.
proses pembelajaran, siswa perlu saling Model pembelajaran konstruktivistik
berinteraksi dengan teman maupun guru menggunakan kemampuan berpikir siswa
agar dapat memahami materi. Menelaah untuk memecahkan masalah yang
fenomena, menghubungkan keterkaitan diberikan oleh guru untuk nantinya
antar konsep, membuat dugaan cara dianalisis oleh siswa. Menuntut siswa
menyelesaikan masalah dan merumuskan untuk mampu melihat sebab-akibat suatu
jawaban atas masalah yang sedang peristiwa, mengamati permasalahan,
dipelajari, serta mendiskusikan gagasan- mencari keterkaitan hubungan antara
gagasan, dapat terjadi jika siswa mau informasi yang telah dikumpulkan.
bekerja aktif dalam pembelajaran. Barulah di akhir rangkaian kegiatan siswa
Serangkaian aktivitas tersebut bisa menarik kesimpulan yang merupakan hasil
dilaksanakan guru, jika guru menerapkan dari pemecahan masalah.
pendekatan pembelajaran yang cocok Melalui memperbanyak analisis yang
dengan suasana dan urgensi belajar siswa. dilakukan oleh siswa, siswa akan mampu
Guru perlu memperhatikan pemilihan mengetahui alasan mengapa masalah
model dan strategi pembelajaran yang tersebut dapat muncul serta mengetahui
menyenangkan, membuat siswa aktif, serta secara pasti bagaimana masalah tersebut
mampu berpikir kritis. Kemandirian bisa diselesaikan. Berdasarkan uraian di
belajar dapat berkembang dengan baik, atas akan dilakukan penelitian untuk
jika guru bisa mengelola pembelajaran di membandingkan antara dua model
mana siswa bisa berkembang dan memiliki pembelajaran. Model pembelajaran

2
Problem-Based Learning yang dipadukan pembelajaran Problem-Based Learning
POE dibandingkan dengan model Problem yang dipadukan POE dan model
Solving yang dipadukan POE kemudian Problem Solving yang dipadukan POE.
diterapkan pada mata pelajaran Komputer Manfaat dari penelitian ini dijelaskan
dan Jaringan Dasar. sebagai berikut.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis
sebagai berikut. Secara teoritis hasil dari penelitian ini
1. Mendeskripsikan tingkat kemandirian diharap mampu menjadi masukan bagi
belajar komputer dan jaringan dasar guru mata pelajaran dalam
pada siswa yang diajar dengan mengembangkan ilmu pengetahuan. Di
menggunakan model pembelajaran samping itu, juga memberikan pemahaman
Problem-Based Learning yang mengenai pentingnya penentuan suatu
dipadukan POE dengan model Problem model pembelajaran khususnya pada mata
Solving yang dipadukan POE. pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar.
2. Mendeskripsikan hasil belajar 2. Manfaat Praktis
pengetahuan komputer dan jaringan a. Bagi Guru Mata Pelajaran
dasar pada siswa yang diajar dengan Guru mendapatkan pengalaman baru
menggunakan model pembelajaran mengenai perbedaan model Problem-
Problem-Based Learning yang Based Learning dan Problem Solving yang
dipadukan POE dengan model Problem dipadukan POE. Guru juga bisa
Solving yang dipadukan POE. menjadikannya sebagai alternatif lain
3. Mendeskripsikan hasil belajar untuk menciptakan kegiatan pembelajaran
keterampilan komputer dan jaringan yang menarik. Sehingga, bisa
dasar pada siswa yang diajar dengan meningkatkan kemandirian siswa dalam
menggunakan model pembelajaran belajar serta hasil belajar siswa itu sendiri
Problem-Based Learning yang khususnya pada mata pelajaran Komputer
dipadukan POE dengan model Problem dan Jaringan Dasar.
Solving yang dipadukan POE. b. Bagi Siswa
4. Mengungkapkan signifikansi perbedaan Memberikan masukan bagi siswa
tingkat kemandirian belajar komputer bahwa menggunakan model pembelajaran
dan jaringan dasar antara siswa yang Problem-Based Learning dan Problem
diajar dengan menggunakan model Solving yang dipadu dengan strategi
pembelajaran Problem-Based Learning pembelajaran POE dapat menumbuhkan
yang dipadukan POE dan model kemandirian belajar serta hasil belajar yang
Problem Solving yang dipadukan POE. baik bagi mereka.
5. Mengungkapkan signifikansi perbedaan c. Bagi Peneliti Selanjutnya
hasil belajar pengetahuan komputer dan Peneliti selanjutnya bisa
jaringan dasar antara siswa yang diajar menggunakan penelitian ini sebagai bahan
dengan menggunakan model referensi atau acuan untuk melaksanakan
pembelajaran Problem-Based Learning penelitian sejenis mengenai perbandingan
yang dipadukan POE dan model model Problem-Based Learning dan
Problem Solving yang dipadukan POE. Problem Solving yang dipadukan POE.
6. Mengungkapkan signifikansi perbedaan
hasil belajar keterampilan komputer dan 2. KAJIAN PUSTAKA
jaringan dasar antara siswa yang diajar Belajar adalah suatu kegiatan atau
dengan menggunakan model aktivitas siswa yang kompleks yang secara

3
sadar perilaku belajar itu dilakukan oleh macam model untuk mendukung
siswa sendiri. Dimyati dalam Anggraini tersampaikannya materi kepada siswa.
(2017) menjelaskan siswa adalah subjek Model dikembangkan sedemikian rupa
kegiatan pembelajaran yang menentukan untuk dapat mendukung berjalannya
terjadi atau tidaknya proses belajar. kegiatan pembelajaran dengan baik. Model
Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran merupakan pola umum perilaku
bergantung pada proses pembelajaran yang pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dialami oleh siswa, baik ketika siswa atau tujuan pembelajaran yang diharapkan.
tersebut berada di sekolah maupun di luar Model pembelajaran dapat dijadikan pola
lingkungan sekolah. pilihan, artinya guru bisa memilih model
Pembelajaran adalah suatu konsep dari pembelajaran yang sesuai serta efisien
dua kegiatan (belajar dan mengajar) yang untuk mencapai tujuan pendidikannya
perlu direncanakan serta diaktualisasikan (Nawawi, 2018).
dengan maksud untuk mencapai tujuan Model pembelajaran merupakan
atau penguasaan sejumlah kompetensi dan karangan konseptual, menggambarkan
indikator tertentu sebagai perwujudan dari prosedur yang sistematis dalam
hasil belajar siswa (Majid, 2013). pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
Mempersiapkan pembelajaran penting belajar sebagai pedoman bagi guru untuk
dilakukan oleh seorang guru sebelum merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Persiapan pembelajaran belajar. Joyce & Weil (dalam Darmawan &
menjadi salah satu komponen dari tahapan Wahyudin, 2018) mengemukakan bahwa
pembelajaran, yang memuat rincian model-model pembelajaran biasanya
kegiatan pada proses pembelajaran untuk disusun berdasarkan berbagai prinsip atau
disajikan dalam beberapa kali tatap muka teori pengetahuan. Model pembelajaran
antara guru dengan siswa. adalah salah satu komponen utama dalam
Belajar diartikan sebagai pembaruan menciptakan suasana belajar. Model
siswa dalam mengembangkan dirinya pembelajaran yang menarik dan variatif
untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. dapat meningkatkan minat maupun
Dasarnya adalah pengetahuan dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti
keterampilan siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran yang terdapat di
adaptasi terhadap lingkungan atau interaksi kelas.
dengan individu lain. Konstruktivisme Penerapan model pembelajaran
merupakan proses pembelajaran di mana Problem-Based Learning memberikan
pengetahuan disusun dalam pikiran siswa. pengalaman belajar yang baik kepada
Pembelajaran ini mengharuskan guru tidak siswa dengan melakukan kerja ilmiah.
hanya memindahkan pengetahuan kepada Langkah-langkah dalam memecahkan
siswa, melainkan siswa lah yang harus masalah pada model pembelajaran PBL
mampu membangun suatu pengetahuan menurut Pannen dalam Ngalimun, dkk.
berdasarkan pengalamannya masing- (2018) sedikitnya ada delapan tahapan,
masing (Subakti, 2010). yaitu: (1) identifikasi permasalahan; (2)
Pembelajaran merupakan sebuah mengumpulkan data; (3) menganalisis
kegiatan interaksi edukatif yakni interaksi data; (4) memecahkan masalah
yang dilakukan secara sadar dan memiliki berdasarkan data yang sudah dikumpulkan
tujuan untuk mendidik dan mengantarkan beserta hasil analisisnya; (5) memilih
siswa mencapai keberhasilan belajar. metode untuk memecahkan permasalahan;
Proses pembelajaran memiliki berbagai (6) merencanakan penerapan pemecahan

4
masalah; (7) melakukan uji coba terhadap Hasil belajar adalah perubahan
rencana yang sudah ditentukan; dan (8) tingkah laku siswa yang tergambarkan
melakukan tindakan untuk memecahkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
masalah. pemahaman sikap, serta kecakapan ilmu.
Salah satu model pembelajaran Hasil belajar merupakan suatu proses di
lainnya yang berlandasakan teori dalam kaitan pembelajaran, yang termasuk
konstruktivisme adalah Problem Solving. dari tiga unsur yakni tujuan instruksional,
Menurut Arifin (dalam Febriyanti, 2017) hasil belajar dan pengalaman belajar
pembelajaran berdasarkan pemecahan (Sudjana, 2011). Kurikulum 2013
masalah adalah pembelajaran yang menyatakan hasil belajar mencakup tiga
mengembangkan kemampuan berpikir aspek. Aspek-aspek tersebut dijelaskan
siswa, melalui pengajuan masalah yang sebagai objek penilaian hasil belajar yang
nantinya akan dianalisis oleh siswa secara meliputi ranah pengetahuan, ranah
individu maupun berkelompok dengan keterampilan, dan ranah sikap.
tujuan untuk menjari jawaban atau solusi Proses kegiatan belajar secara mandiri
atas permasalahan di awal. menuntut siswa berusaha mempelajari
Terdapat beberapa langkah yang materi pembelajaran melalui media dan
dijelaskan oleh John Dewey (dalam sumber pembelajaran yang ada terlebih
Febriyanti, 2017) tentang Problem Solving dahulu. Apabila terdapat kesulitan barulah
dalam pembelajaran, yaitu: (1) siswa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
menghadapi suatu masalah; (2) siswa atau melakukan diskusi dengan kelompok
merumuskan masalah; (3) merumuskan belajar, supaya permasalahan yang ditemui
hipotesis; (4) mengumpulkan data dan bisa dipecahkan oleh siswa. Siswa yang
mengolah data atau informasi; (5) menguji mandiri haruslah mampu mencari
hipotesis mereka berdasarkan data atau informasi dari media-media atau sumber-
informasi yang telah dikumpulkan dan sumber belajar relevan. Siswa juga harus
diolah; (6) menarik kesimpulan mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri
berdasarkan hasil pengujian; dan (7) dengan tetap berada dalam bimbingan dari
menerapkan hasil pemecahan masalah guru.
pada situasi baru. Kemandirian dalam belajar atau selft-
Pembelajaran sebagai satu proses regulated learning diperlukan agar siswa
memiliki berbagai komponen yang saling merasa memiliki tanggung jawab dalam
berinteraksi, salah satu komponen tersebut mengatur dan mendisiplinkan dirinya,
adalah evaluasi pembelajaran. Evaluasi disamping itu juga mengembangkan
belajar bagi guru berfungsi untuk kemampuan belajar atas kemauan sendiri
mengetahui dan memahami hasil belajar (Fitriana, 2010). Siswa disebut mampu
siswa, baik secara perorangan maupun belajar sendiri jika mereka telah mampu
kelompok. Selain itu, juga berfungsi melakukan tugas-tugas belajar sendiri
sebagai umpan balik bagi guru dalam tanpa bergantung kepada orang lain.
melaksanakan proses pembelajaran. Karena pada dasarnya kemandirian adalah
Evaluasi tidak hanya digunakan sebagai tingkah laku individu yang mampu
pengukur tingkat keberhasilan siswa dalam berinisiatif, mampu mengatasi atau
proses pembelajaran, melainkan evaluasi memecahkan hambatan, mempunyai rasa
juga bisa berfungsi sebagai umpan balik percaya diri, juga mampu melakukan
bagi guru atas kinerja dalam mengelola sesuatu tanpa bantuan orang lain.
pembelajaran (Sanjaya, 2011).

5
Proses kegiatan belajar secara mandiri O1 : pretest A sebelum diberi perlakuan
menuntut siswa berusaha mempelajari
materi pembelajaran melalui media dan O2 : pretest B sebelum diberi perlakuan
sumber pembelajaran yang ada terlebih X1 : perlakuan penerapan model PBL
dahulu. Apabila terdapat kesulitan barulah yang dipadukan POE
siswa akan mengajukan pertanyaan kepada X2 : perlakuan penerapan model
guru atau melakukan diskusi dengan
kelompok belajar, supaya permasalahan Problem Solving yang dipadukan
yang ditemui bisa dipecahkan oleh siswa. POE
Siswa yang mandiri haruslah mampu P1 : posttest A setelah diberi perlakuan
mencari informasi dari media-media atau P2 : posttest B setelah diberi perlakuan
sumber-sumber belajar relevan. Sumber
belajar dibutuhkan untuk memecahkan Q1 : observasi kemandirian belajar kelas
permasalahan. Siswa juga harus A saat diberi perlakuan
mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri Q2 : observasi kemandirian belajar kelas
dengan tetap berada dalam bimbingan dari B saat diberi perlakuan
guru.
Terdapat dua rombongan belajar untuk
3. METODE PENELITIAN kelas X di SMK Islam 1 Blitar yang akan
Penelitian ini merupakan salah satu digunakan sebagai subjek penelitian
penelitian semu (Quasi Experiment) dengan perincian seperti pada Tabel
dengan Pretest-Posttest Design. berikut.
Rancangan yang digunakan untuk
penelitian eksperimen dengan Tabel 3. Perincian Subjek Penelitian
menggunakan dua kelompok kelas, yaitu Kelas Jumlah Siswa
kelas eksperimen A dan kelas B. Adapun X TKJ 2 35
prosedur secara ringkas rancangan X TKJ 3 32
penelitian yang dilakukan adalah seperti Jumlah Total 67
pada tabel berikut.
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Awal
Tabel 1. Rancangan Penelitian Hasil Belajar Diperlukan pretest untuk memperoleh
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest hasil kemampuan yang valid. Kemudian
A O1 X1 P1 dilakukan perhitungan dengan uji-t. Dua
kelas yang dipilih untuk dijadikan sebagai
B O2 X2 P2 eksperimen harus memiliki kemampuan
rata-rata yang hampir sama.
Tabel 2. Rancangan Penelitian Kemandirian
Belajar Tabel 4. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Observasi Kelas N Sig. (2-
Kelompok Perlakuan
Kemandirian tailed)
A X1 Q1 Pretest X TKJ 2 35
0,194
X TKJ 3 32
B X2 Q2

Instrumen Perlakuan
Keterangan: Instrumen ini disesuaikan dengan
A : Kelas eksperimen A masing-masing model pembelajaran yang
B : Kelas eksperimen B diterapkan dan menjadi pendukung

6
penerapan model pembelajaran di kelas Analisis Data
eksperimen. Instrumen perlakuan ini akan Analisis Deskriptif
divalidasi oleh dosen Pendidikan Teknik Analisis deskriptif digunakan untuk
Informatika UM dan guru mata pelajaran menganalisa data dengan cara
Komputer dan Jaringan Dasar di SMK mendeskripsikan data subjek yang telah
Islam 1 Blitar. Instrumen perlakuan pada terkumpul.
penelitian ini, adalah perangkat
pembelajaran berupa silabus, RPP, media Uji Normalitas
pembelajaran dan jobsheet. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data yang di dapat
Instrumen Pengukuran dalam penelitian terdistribusi dengan
Pengukuran yang digunakan pada normal atau tidak. Uji normalitas
penelitian ini, berkaitan dengan tingkat dilakukan menggunaakan statistik
kemandirian dan hasil belajar siswa pada Kolmogorov-Smirnov. Pedoman
mata pelajaran komputer dan jaringan pengambilan keputusan untuk uji
dasar selama pembelajaran dengan. normalitas adalah jika nilai signifikansi >
Instrumen pengkuran yang digunakan 0,05 maka data terdistribusi normal,
yaitu instrumen observasi kemandirian sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05
belajar, instrumen pengukuran hasil maka data tidak terdistribusi normal.
belajar, dan instrumen observasi
keterlaksanaan proses pembelajaran. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk
Uji Coba Instrumen mengetahui karakteristik subjek yang
Uji coba instrumen dilakukan terlebih digunakan dalam penelitian, yaitu
dahulu untuk mengetahui apakah membandingkan rata-rata (mean) lebih
instrumen tersebut layak atau tidak dari dua sampel yang diklasifikasikan
digunakan saat penelitian. Uji instrumen menjadi dua faktor atau dua klasifikasi. Uji
yang dilakukan oleh peneliti meliputi uji homogenitas data dilakukan dengan
validitas, uji reliabilitas. menggunakan uji Levene’s Statistic dengan
taraf signifikansi 5%. Jika taraf
Tabel 5. Hasil Validasi Butir Soal Uji Coba signifikansi > 0,05 maka data tersebut
No. Butir Soal Keterangan homogen, sedangkan apabila nilai
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
signifikansi < 0,05 maka data tersebut tidak
1. 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, Valid
19, 20, 21 homogen.
2. 10 Tidak Valid
Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel tersebut soal uji Uji hipotesis menggunakan uji-t
coba yang digunakan yaitu sejumlah 21 dilakukan untuk mengetahui apakah
butir soal, 20 soal dinyatakan valid dan 1 terdapat perbedaan kemandirian belajar,
soal tidak valid. Soal yang tidak valid hasil belajar pengetahuan dan hasil belajar
tersebut tidak dimasukkan dalam soal keterampilan. Uji hipotesis dilakukan
pretest dan posttest. menggunakan uji-t untuk 2 sampel tidak
berpasangan (Independent Sample T-Test),
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal hipotesis yang diajukan dalam penelitian
Angka Korelasi Cronbach's Alpha Kriteria ini adalah sebagai berikut.
0,731 Tinggi

7
H01 : Tidak terdapat perbedaan tingkat dasar yang signifikan antara siswa
kemandirian belajar komputer dan yang diajar dengan menggunakan
jaringan dasar yang signifikan antara model pembelajaran Problem-Based
siswa yang diajar dengan Learning yang dipadukan POE dan
menggunakan model pembelajaran model pembelajaran Problem Solving
Problem-Based Learning yang yang dipadukan POE.
dipadukan POE dan model
pembelajaran Problem Solving yang 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipadukan POE. Analisis Deskriptif Hasil Belajar
H02 : Tidak terdapat perbedaan hasil Pengetahuan
belajar pengetahuan komputer dan Hasil belajar pengetahuan siswa kelas
jaringan dasar yang signifikan antara X TKJ SMK Islam 1 Blitar setelah
siswa yang diajar dengan diberikan perlakuan model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran yang berbeda, menghasilkan nilai yang
Problem-Based Learning yang berbeda. Data hasil belajar pengetahuan
dipadukan POE dan model yang diperoleh pada penelitian ini
pembelajaran Problem Solving yang menggunakan soal posttest.
dipadukan POE.
H03 : Tidak terdapat perbedaan hasil Tabel 7. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa
belajar pengetahuan komputer dan Std. Rata-
Kelas Min Max
Deviasi rata
jaringan dasar yang signifikan antara
X TKJ 2 13,066 55 95 76,14
siswa yang diajar dengan X TKJ 3 12,759 45 90 69,69
menggunakan model pembelajaran
Problem-Based Learning yang Berdasarkan data hasil belajar
dipadukan POE dan model pengetahuan, kedua kelas dikelompokkan
pembelajaran Problem Solving yang ke dalam interval kelas.
dipadukan POE.
Ha1 : Terdapat perbedaan tingkat Tabel 8. Pengelompokan Hasil Belajar
kemandirian belajar komputer dan Pengetahuan Model Problem-Based Learning
jaringan dasar yang signifikan antara Kategori Interval
Frekuensi
Persentase
siswa yang diajar dengan Lapangan
menggunakan model pembelajaran Sangat
75-100 22 63%
Tinggi
Problem-Based Learning yang
Tinggi 58-74 10 29%
dipadukan POE dan model
Sedang 42-57 3 9%
pembelajaran Problem Solving yang
Rendah 25-41 0 0%
dipadukan POE.
Sangat
Ha2 : Terdapat perbedaan hasil belajar Rendah
0-24 0 0%
pengetahuan komputer dan jaringan
dasar yang signifikan antara siswa Tabel 9. Pengelompokan Hasil Belajar
yang diajar dengan menggunakan Pengetahuan Model Problem Solving
model pembelajaran Problem-Based Frekuensi
Kategori Interval Persentase
Learning yang dipadukan POE dan Lapangan
model pembelajaran Problem Solving Sangat
75-100 14 44%
Tinggi
yang dipadukan POE.
Tinggi 58-74 12 38%
Ha3 : Terdapat perbedaan hasil belajar
pengetahuan komputer dan jaringan Sedang 42-57 6 19%

8
Rendah 25-41 0 0% Analisis Deskriptif Kemandirian
Sangat
0-24 0 0%
Belajar
Rendah Data kemandirian belajar ini diperoleh
melalui observasi siswa selama kegiatan
Analisis Deskriptif Hasil Belajar pembelajaran. Penilaian yang dilakukan
Keterampilan oleh observer mengacu pada instrumen
Data hasil belajar keterampilan siswa kemandirian belajar.
diperoleh dari observasi proses kerja siswa
pada kegiatan praktikum saat Tabel 13. Kemandirian Belajar Siswa
pembelajaran. Penilaian yang dilakukan Std. Rata-
Kelas Min Max
oleh observer mengacu pada rubrik Deviasi rata
X TKJ 2 2,161 7 16 11,49
penilaian pada rencana pelaksanaan
X TKJ 3 1,901 6 13 10
pembelajaran (RPP).
Berdasarkan data kemandirian belajar
Tabel 10. Hasil Belajar Keterampilan Siswa
Std. Rata- kedua kelas dikelompokkan ke dalam
Kelas Min Max interval kelas.
Deviasi rata
X TKJ 2 11,579 53 96 74,40
X TKJ 3 12,825 43 91 66,19 Tabel 14. Pengelompokan Kemandirian Belajar
Model Problem-Based Learning
Berdasarkan data hasil belajar Frekuensi
Kategori Interval Persentase
Lapangan
keterampilan kedua kelas dikelompokkan
Sangat
ke dalam interval kelas. Tinggi
12-16 17 49%
Tinggi 9-11 16 46%
Tabel 11. Pengelompokan Hasil Belajar
Keterampilan Model Problem-Based Learning Sedang 7-8 2 6%
Frekuensi Rendah 4-6 0 0%
Kategori Interval Persentase
Lapangan Sangat
0-3 0 0%
Sangat Rendah
75-100 17 49%
Tinggi
Tinggi 58-74 16 46% Tabel 15. Pengelompokan Kemandirian Belajar
Sedang 42-57 2 6% Model Problem Solving
Frekuensi
Rendah 25-41 0 0% Kategori Interval Persentase
Lapangan
Sangat Sangat
0-24 0 0% 12-16 7 22%
Rendah Tinggi
Tinggi 9-11 18 56%
Tabel 12. Pengelompokkan Hasil Belajar
Keterampilan Kelas Experimen B Sedang 7-8 5 16%
Frekuensi Rendah 4-6 2 6%
Kategori Interval Persentase
Lapangan Sangat
0-3 0 0%
Sangat Rendah
75-100 8 25%
Tinggi
Tinggi 58-74 13 41% Uji Normalitas Data
Sedang 42-57 11 34% Uji Normalitas Hasil Belajar
Rendah 25-41 0 0% Pengetahuan
Sangat
0-24 0 0%
Data hasil belajar pengetahuan yang
Rendah didapatkan dari hasil posttest pada model
Problem-Based Learning dan model

9
Problem Solving memperoleh hasil uji Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
normalitas seperti pada tabel berikut. Pengetahuan
Test of Homogenity of Variances
Levene
Tabel 16. Hasil Perhitungan Uji Normalitas df1 df2 Sig.
Statistic
Pengetahuan
Tes Based on
Kolmogorov- 0,221 1 65 0,640
Mean
Kelas Smirnov
Based on
Statistic df Sig. 0,238 1 65 0,627
Median
Tes X TKJ 2 0,141 35 0,075
X TKJ 3 0,135 32 0,148
Uji Homogenitas Hasil Belajar
Uji Normalitas Hasil Belajar Keterampilan
Keterampilan Hasil perhitungan uji homogenitas
Data hasil belajar keterampilan yang hasil belajar keterampilan pada model
didapatkan dari hasil observasi saat Problem-Based Learning dan model
pelaksanaan kegiatan praktikum ketika Problem Solving dapat dilihat pada tabel
proses pembelajaran di kelas. berikut.

Tabel 19. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas


Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Keterampilan
Keterampilan
Test of Homogenity of Variances
Kolmogorov-
Kelas Smirnov Levene
df1 df2 Sig.
Statistic
Statistic df Sig.
Tes Based on
Tes X TKJ 2 0,113 35 0,2 0,266 1 65 0,608
Mean
X TKJ 3 0,107 32 0,2
Based on
0,252 1 65 0,617
Median
Uji Normalitas Kemandirian Belajar
Data kemandirian belajar didapatkan Uji Homogenitas Kemandirian Belajar
dari observasi kepada siswa saat Hasil perhitungan uji homogenitas
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kemandirian belajar pada model Problem-
kelas. Based Learning dan model Problem
Solving dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kemandirian Belajar
Tabel 20. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kolmogorov-
Kemandirian Belajar
Kelas Smirnov
Test of Homogenity of Variances
Statistic df Sig.
Levene
Tes X TKJ 2 0,103 35 0,2 df1 df2 Sig.
Statistic
X TKJ 3 0,138 32 0,125
Tes Based on
0,705 1 65 0,378
Mean
Uji Homogenitas Data Based on
0,571 1 65 0,428
Uji Homogenitas Hasil Belajar Median
Pengetahuan
Hasil perhitungan uji homogenitas Uji Hipotesis
hasil belajar pengetahuan pada model Uji Hipotesis Hasil Belajar Pengetahuan
Problem-Based Learning dan model Komputer dan Jaringan Dasar
Problem Solving dapat dilihat pada tabel Uji hipotesis ini berkaitan dengan hasil
berikut. belajar pengetahuan siswa yaitu ada atau
tidaknya perbedaan hasil belajar antara

10
kedua kelas eksperimen setelah diberikan 1. Kemandirian belajar komputer dan
perlakuan. Hasil dari uji hipotesis hasil jaringan dasar yang diberikan model
belajar pengetahuan dapat dilihat pada pembelajaran Problem-Based Learning
tabel berikut. yang dipadukan POE dengan model
pembelajaran Problem Solving yang
Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar dipadukan POE menunjukkan kategori
Pengetahuan sangat tinggi dan tinggi. Penelitian yang
Kelas N Sig. (2-tailed)
telah dilakukan pada siswa dengan
X TKJ 2 35
0,045 menerapkan model pembelajaran
X TKJ 3 32
Problem-Based Learning yang
Uji Hipotesis Hasil Belajar dipadukan POE diperoleh kategori
Keterampilan Komputer dan Jaringan sangat tinggi. Indikator yang tertinggi
Dasar adalah kemandirian siswa dalam
Uji hipotesis ini berkaitan dengan hasil melakukan evaluasi hasil belajarnya.
belajar keterampilan siswa yaitu ada atau Sedangkan model pembelajaran
tidaknya perbedaan hasil belajar antara Problem Solving yang dipadukan POE
kedua kelas eksperimen setelah diberikan diperoleh kategori tinggi, indikator
perlakuan. Hasil dari uji hipotesis hasil yang paling tinggi adalah kemandirian
belajar keterampilan dapat dilihat pada siswa dalam kecepatan belajar mereka.
tabel berikut. 2. Hasil belajar pengetahuan komputer dan
jaringan dasar yang diberikan model
Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar pembelajaran Problem-Based Learning
Keterampilan yang dipadukan POE dan Problem
Kelas N Sig. (2-tailed) Solving yang dipadukan POE
X TKJ 2 35 menunjukkan peningkatan hasil belajar
0,008
X TKJ 3 32
pengetahuan. Hal tersebut dapat dilihat
dari peningkatan perolehan hasil belajar
Uji Hipotesis Kemandirian Belajar sebelum diberikan dan setelah diberikan
Komputer dan Jaringan Dasar perlakukan. Penelitian terhadap hasil
Uji hipotesis ini berkaitan dengan belajar pengetahuan siswa yang diajar
kemandirian belajar yaitu ada atau menggunakan model pembelajaran
tidaknya perbedaan hasil belajar antara Problem-Based Learning yang
kedua kelas eksperimen setelah diberikan dipadukan POE diperoleh kategori
perlakuan. Hasil dari uji hipotesis sangat tinggi. Sedangkan siswa yang
kemandirian belajar dapat dilihat pada diajar menggunakan model
tabel berikut. pembelajaran Problem Solving yang
dipadukan POE diperoleh kategori
Tabel 23. Hasil Uji Hipotesis Kemandirian
Belajar sangat tinggi. Indikator hasil belajar
Kelas N Sig. (2-tailed) pengetahuan tertinggi pada kedua kelas
X TKJ 2 35 adalah siswa sudah baik dalam
0,004
X TKJ 3 32 menjelaskan definisi, fungsi, tujuan
penggunaan serta karakteristik sumber
5. KESIMPULAN DAN SARAN daya berbagi pakai (sharing resources)
Berdasarkan penelitian, perhitungan pada jaringan komputer.
data dan pengujian hipotesis, kesimpulan 3. Penelitian yang dilakukan terhadap
dari penelitian ini adalah sebagai berikut. hasil belajar keterampilan siswa yang

11
diajar menggunakan model siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran Problem-Based Learning pembelajaran Problem-Based Learning
yang dipadukan POE diperoleh kategori yang dipadukan POE dengan model
sangat tinggi. Kelas model Problem- Problem Solving yang dipadukan POE.
Based Learning sudah baik dalam Perbedaan kemandirian belajar antara
melakukan persiapan praktikum dan kedua kelas menunjukkan nilai
kecepatan kerja mereka juga tinggi. signifikansi sebesar 0,008. Rata-rata
Sedangkan siswa yang diajar hasil kemandirian belajar komputer dan
menggunakan model pembelajaran jaringan dasar pada kelas Problem-
Problem Solving yang dipadukan POE Based Learning adalah 74,40,
diperoleh kategori tinggi, di mana siswa sedangkan pada kelas Problem Solving
sudah cukup baik dalam menyelesaikan adalah 66,19.
praktikum dan menguji hasilnya. Berdasarkan hasil penelitian dan
4. Terdapat perbedaan yang signifikan pembahasan, saran yang dapat
dalam tingkat kemandirian belajar disampaikan adalah sebagai berikut.
komputer dan jaringan dasar antara 1. Guru di sekolah yang akan menerapkan
siswa yang diberi perlakuan model model pembelajaran Problem-Based
pembelajaran Problem-Based Learning Learning pada proses pembelajaran
yang dipadukan POE dengan model komputer dan jaringan dasar harus
Problem Solving yang dipadukan POE. mampu menjadi pembimbing yang baik
Perbedaan kemandirian belajar antara agar siswa tidak salah memilih sumber
kedua kelas menunjukkan nilai informasi ketika mereka diminta untuk
signifikansi sebesar 0,004. Rata-rata mengumpulkan bahan pemecahan
hasil kemandirian belajar komputer dan masalah. Guru juga dapat menerapkan
jaringan dasar pada kelas Problem- model pembelajaran Problem-Based
Based Learning adalah 11,49, Learning yang dipadukan POE untuk
sedangkan pada kelas Problem Solving memberikan variasi pembelajaran di
adalah 10. kelas agar siswa lebih tertarik untuk
5. Terdapat perbedaan yang signifikan mengikuti rangkaian pembelajaran.
dalam tingkat hasil belajar pengetahuan 2. Bagi guru yang akan menerapkan model
komputer dan jaringan dasar antara pembelajaran Problem Solving pada
siswa yang diberi perlakuan model proses pembelajran komputer dan
pembelajaran Problem-Based Learning jaringan dasar harus mampu
yang dipadukan POE dengan model memberikan penguatan materi kepada
Problem Solving yang dipadukan POE. siswanya, karena materi yang
Perbedaan kemandirian belajar antara disampaikan oleh guru adalah bekal
kedua kelas menunjukkan nilai bagi siswa untuk dapat mengatasi
signifikansi sebesar 0,045. Rata-rata permasalahan. Guru juga dapat
hasil kemandirian belajar komputer dan menerapkan model pembelajaran
jaringan dasar pada kelas Problem- Problem Solving yang dipadukan POE
Based Learning adalah 76,14, untuk memberikan variasi pembelajaran
sedangkan pada kelas Problem Solving di kelas agar siswa lebih tertarik untuk
adalah 69,69. mengikuti rangkaian pembelajaran.
6. Terdapat perbedaan yang signifikan 3. Bagi siswa penerapan model
dalam tingkat hasil belajar pengetahuan pembelajaran Problem-Based Learning
komputer dan jaringan dasar antara dan Problem Solving dapat bermanfaat

12
untuk pembelajaran, karena model ini Matematika Ditinjau dari
dapat memberikan pembelajaran Kemandirian Belajar Siswa. Tesis.
konstruktivistik yang membangun Surakarta: Pascasarjana UNS.
pengetahuan siswa dan memberi Febriyanti, F. 2017. Penerapan Model
dampak positif seperti meningkatkan Pembelajaran Problem Solving Untuk
kemandirian serta hasil belajar. Meningkatkan Penguasaan Konsep
4. Bagi sekolah penerapan model Siswa pada Materi Larutan Elektrolit
pembelajaran Problem-Based Learning dan Non Elektrolit. Skripsi. Bandar
dan Problem Solving dapat digunakan Lampung: Universitas Lampung.
sebagai evaluasi model pembelajaran Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran.
pada proses pembelajaran di kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Penerapan model pembelajaran yang Nawawi, H.N.A. 2018. Perbandingan
bervariasi bisa berdampak positif untuk Penerapan Model Mind Mapping
mendorong keaktifan serta ketertarikan Dengan Model Problem-Based
siswa terhadap materi pembelajaran Learning (PBL) Berbantuan Bahan
yang sesuai dengan model dan gaya Ajar Digital Terhadap Kemampuan
belajar siswa. Pemahaman Konsep Mata Pelajaran
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Komputer dan Jaringan Dasar pada
mampu menjadikan penelitian ini Siswa Kelas X TKJ di SMK Negeri 3
sebagai acuan atau referensi untuk Malang. Skripsi. Malang: Jurusan
menerapkan model pembelajaran yang Elektro UM.
dipadukan strategi pembelajaran yang Ngalimun, Fauzani, M., & Salabi, A. 2016.
lebih baik. Tujuannya, tidak lain adalah Strategi dan Model Pembelajaran.
semakin beragamnya model yang Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
diterapkan guru dalam rangka Rachmanto, E.D.R., Putro, S.C., &
meningkatkan tingkat pemahaman serta Pujianto, U. 2015. Perbandingan
menciptakan suasana kelas yang lebih Kemandirian Belajar Teknik
kondusif untuk memperoleh hasil Animasi 2D pada Penerapan Tiga
belajar yang maksimal. Model Pembelajaran Terhadap
Siswa SMK. Jurnal Pendidikan
6. DAFTAR RUJUKAN Sains 3(2), 74-80. Dari:
Anggraini, S. Perbandingan Penerapan http://journal.um.ac.id/.
Model Pembelajaran Project-Based Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran
Learning dan Think Pair Share Berorientasi Standar Proses
Berbantuan Modul Digital Interaktif Pendidikan. Jakarta: Premada Media.
Terhadap Rata-Rata Kemandirian dan Subakti, Y.R. 2010. Paradigma
Hasil Belajar Pemrograman Web Pembelajaran Sejarah Berbasis
pada Siswa Kelas X TKJ di SMKN 11 Konstruktivisme. Jurnal SPPS 24(1).
Malang. Skripsi. Malang: FT UM. Dari: https://usd.ac.id.
Darmawan & Wahyudin. 2018. Model Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses
Pembelajaran di Sekolah. Bandung: Belajar Mengajar. Bandung: PT.
PT. Remaja Rosdakarya. Remaja Rosdakarya.
Fitriana, L. 2010. Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Tipe
Group Investigation (GI) dan STAD
Terhadap Prestasi Belajar

13

Vous aimerez peut-être aussi