Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Alam, STKIP-PGRI Lubuklinggau,
Jl. Mayor Toha Lubuklinggau, Indonesia
ABSTRACT
This Thesis Entittled “An Analysis of Student’s Misconceptions on the
Momentum and Impuls Class XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau Academic
Year 2015/2016”. This research aims, (1) to describe student’s misconceptions on
the momentum and impuls class XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau if
observed from the result of multiple choice test with opened reason. (2) to
describe cause of student’s misconceptions on the momentum and impuls class
XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau. (3) to describe solutions used for
overcome student’s misconceptions on the momentum and impuls class XII IPA.4
SMA Negeri 4 Lubuklinggau. The research method used for this research is a
descriptive qualitative. The data reduction teknique by multiple choice test with
opened reason completed certainty of response index (CRI) and interview to
students. The result of data analys that from 20 questions, there are 16 questions
that occured misconceptions and 4 questions that answered by students according
to right. The cause of student’s misconceptions are sourced from teacher, lesson
book, matter, teaching method, and students. The cause misconceptions from
students such as, student’s skill, association think, false reasoning, language
usage, student intuition, and student’s unknown to a concept. For the implication
from this research to propragate teachers give student’s opportunity to express
their concept because student’s misconception can overcome soon. Besides that, a
teacher when teach a concept in order to give the example from student’s
experiences and base concept before it, that appropriated with phenomenon
related with the concept.
A. PENDAHULUAN
Fisika adalah ilmu tentang gejala alam secara keseluruhan. Fisika
mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang
bersifat makroskopis maupun mikroskopis yang berkaitan dangan perubahan
zat atau energi. Fisika berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan juga proses
penemuan.
Fisika merupakan mata pelajaran yang banyak menuntut
intelektualitas yang cukup tinggi sehingga sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam mempelajarinya. Akibatnya seringkali menimbulkan masalah
pada saat proses pembelajaran fisika berlangsung. Hal ini dapat menyebabkan
hasil belajar fisika yang diharapkan sulit untuk dicapai.
Pada dasarnya siswa menganggap pembelajaran fisika ini hanya
abstrak, pelajaran yang hanya berisi kumpulan rumus yang rumit, siswa tidak
melihat adanya hubungan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-harinya,
tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan terhadap pelajaran ini akan
menjamin masa depan mereka nantinya. Hal lain yang ditampakkan siswa
adalah kurangnya minat belajar saat pembelajaran fisika berlangsung. Dalam
pembelajaran fisika, siswa kurang berinisiatif memahami materi fisika
sehingga konsentrasi dan ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas fisika
menjadi terganggu pada saat proses pembelajaran fisika yang ditandai dengan
masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dalam belajar.
Pembelajaran fisika di sekolah saat ini masih didominasi oleh kegiatan
guru. Dalam arti guru aktif mengajar dan siswa pasif dalam belajar. Guru aktif
menjabarkan rumus-rumus fisika dengan bantuan media pembelajarn
disekolah, latihan soal-soal, yang semua kegiatan ini untuk mengejar target
materi ajar dan mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional. Dalam
pembelajaran fisika pada umumnya siswa pasif dalam mempelajari fisika
sehingga banyak peserta didik yang ngantuk dalam pembelajaran. Siswa tidak
aktif dalam bekerja ilmiah, bersikap ilmiah dan tidak dapat menemukan
sendiri produk ilmiah yang diharapkan.
Peristiwa yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari itu
merupakan pengalaman yang dijadikan konsep awal bagi siswa. Konsep awal
itu mereka dapatkan sewaktu berada di Sekolah Dasar, sekolah menengah, dari
pengalaman dan pengamatan mereka dimasyarakat atau dalam kehidupan
sehari-hari (Suparno, 2013:2). Dengan demikian kepala siswa sudah penuh
dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan fisika sebelum
memasuki pelajaran fisika. Konsep yang sudah dimiliki oleh setiap siswa
merupakan dasar untuk membangun pengetahuan selanjutnya. Pengetahuan itu
dibentuk (dikontruksi) oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan,
tantangan, dan bahan yang dipelajari (Suparno, 2013:30). Pengetahuan yang
dikontruksi siswa belum tentu benar sehingga menimbulkan miskonsepsi.
Hasil observasi peneliti di SMA Negeri 4 Lubuklinggau pada hari
rabu 8 Oktober 2014, peneliti menemukan bahwa guru fisika kelas XI kurang
menjelaskan konsep fisika kepada siswa, guru lebih banyak menjelaskan
rumus-rumus fisika dan penerapannya dalam soal-soal kuantitatif (berupa
hitung-hitungan), pembelajaran seperti ini membuat siswa mahir dalam
mengerjakan soal-soal kuantitatif tetapi kesulitan dalam menyelesaikan soal
kualitatif yang memerlukan penguasaan konsep dalam menjawab soal. Hal
tersebut karena keterbatasan waktu, dengan demikian guru hanya sedikit saja
menjelaskan konsep kepada siswa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Miskonsepsi Siswa Pokok Bahasan
Momentum dan Impuls di Kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaimanakah miskonsepsi yang dialami oleh siswa pokok bahasan
momentum dan impuls di kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2015/2016?
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimanakah miskonsepsi yang dialami oleh siswa pokok bahasan
momentum dan impuls di kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4
Lubuklinggau jika ditinjau dari hasil tes multiple choice dengan
reasoning terbuka?
b. Apa penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada
pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XII IPA.4 SMA
Negeri 4 Lubuklinggau?
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum.
Untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa pokok bahasan
momentum dan impuls di kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2015/2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa pokok
bahasan momentum dan impuls di kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4
Lubuklinggau jika ditinjau dari hasil tes multiple choice dengan
reasoning terbuka.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya miskonsepsi
yang dialami oleh siswa pada pokok bahasan momentum dan impuls
di kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau.
c. Untuk mengetahui solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi
miskonsepsi yang dialami oleh siswa di kelas XII IPA.4 SMA Negeri
4 Lubuklinggau.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi semua pihak, antara lain:
1. Siswa, dapat mengetahui sejauh mana siswa tersebut memahami konsep
momentum dan impuls.
2. Guru, dapat memberikan informasi kepada guru mengenai miskonsepsi pada
momentum dan impuls yang dialami oleh siswa. Informasi ini dapat
dijadikan bahan masukan bagi guru untuk mengetahui cara
mengidentifikasi dan menganalisis miskonsepsi sehingga dapat mengubah
miskonsepsi siswa menuju konsep ilmiah dan dapat memilih model
pembelajaran atau strategi pembelajaran yang tepat agar dalam proses
pembelajaran tidak terjadi miskonsepsi.
3. Sekolah, dapat memperoleh gambaran mengenai miskonsepsi yang dialami
siswa pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XII IPA.4 tahun
pelajaran 2015/2016 sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar
siswa dan kedepan diharapkan menghasilkan lulusan yang berkompeten.
4. Peneliti, dapat menambah wawasan peneliti terkait pelaksanaan
pembelajaran sebagai bekal menuju dunia kerja kelak sebagai seorang
pendidik dan dapat dijadikan pembelajaran yang bermakna bagi peneliti
untuk lebih berhati-hati dalam mengajarkan konsep fisika ketika nanti
menjadi seorang guru.
5. Lembaga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya serta menumbuhkan persepsi
pentingnya memahami konsep dibalik rumus-rumus fisika.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Analisis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:58), analisis
diartikan sebagai, Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab,
musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) (1); Penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan (2); Penjabaran sesudah dikaji sebaik-
baiknya (3); Proses pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan-
dugaan akan sebenarnya (4).
Sedangkan menurut Dimyati & Mudjiono (2013:203), analisis
merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang
menjadi unsur pokok. Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir
maknanya.
2. Pengertian Konsep
Menurut Bahri (2008:30), Konsep adalah satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek
yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan
tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk
representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat
dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa). Carrol (dalam
Trianto, 2007:158), mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari
serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok
objek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian
seseorang pada situasi tertentu, dan mengambil elemen-elemen tertentu,
serta mengabaikan elemen yang lain.
Konsep diartikan sebagai, rancangan atau buram surat; ide atau
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental
dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan
oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2014:725). Sedangkan menurut Rosser (dalam Dahar,
2006:63), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-
objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan
yang mempunyai atribut yang sama. Dari penjelasan beberapa ahli
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan abstraksi
suatu benda, objek, kejadian, dan situasi yang digunakan manusia.
3. Tinjauan tentang Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Menurut Flower (dalam Suparno, 2013:4), miskonsepsi adalah
pengertian yang tidak akurat akan konsep, klasifikasi contoh-contoh
yang salah, penggunaan konsep yang salah, konsep yang berbeda,
kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis
konsep-konsep yang tidak benar.
Menurut Dahar (2006:153), miskonsepsi adalah hasil konstruksi
tentang alam sekitarnya berbeda dengan konsepsi ilmiah. Dari
penjelasan tentang miskonsepsi dari para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa miskonsepsi merupakan konsep yang
bertentangan dengan konsep para pakar suatu bidang tertentu.
b. Penyebab Miskonsepsi
Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang
menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Menurut Suparno (2013:30-
53), penyebab miskonsepsi pada siswa adalah (1) miskonsepsi dari sudut
filsafat konstruktivisme. Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada
siswa dapat dijelaskan dengan filsafat konstruktivisme. Filsafat
konstruktivisme secara singkat menyatakan bahwa pengetahuan itu
dibentuk (dikonstruksi) oleh siswa sendiri dalam kontak dengan
lingkungan, tantangan, dan bahan yang dipelajari. Oleh karena siswa
sendiri yang mengonstruksikan pengetahuannya, maka tidak mustahil
dapat terjadi kesalahan dalam menginstruksi. Hal ini disebabkan siswa
belum terbiasa mengonstruksi konsep fisika secara tepat, belum
mempunyai kerangka ilmiah yang dapat digunakan sebagai patokan; (2)
Miskonsepsi berasal dari siswa sendiri yaitu dapat dikelompokkan dalam
beberapa hal, antar lain: prakonsepsi atau konsep awal siswa, Pemikiran
asosiatif, Pemikiran humanistic, Reasoning yang tidak lengkap/salah,
Intuisi yang salah, Tahap perkembangan kognitif siswa, Kemampuan
siswa, Minat belajar siswa; (3) guru/pengajar; (4) buku teks; (5) konteks;
(6) metode mengajar.
c. Teknik Mendeteksi Miskonsepsi
Teknik untuk mendeteksi miskonsepsi yaitu dengan
menggunakan peta konsep (concept maps), tes multiple choice dengan
reasoning terbuka, tes essai tertulis, wawancara diagnosis, diskusi dalam
kelas, praktikum dengan tanya jawab (Suparno 2013:121). Beberapa
peneliti menggunakan beberapa cara itu bersama-sama untuk
melengkapi, seperti tes essai dengan wawancara. Yang kiranya perlu
ditekankan adalah bahwa siswa diberi kesempatan mengungkapkan
gagasan mereka sehingga dapat dimengerti miskonsepsi yang dipunyai.
4. Tinjauan tentang Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka
dan Certainty of Response Indeks (CRI)
Kriteria jawaban CRI rendah (< 2,5) CRI tinggi (> 2,5)
Jawaban benar tapi CRI Jawaban benar tapi
Jawaban benar rendah berarti tidak CRI tinggi berarti
tahu konsep (lucky menguasai konsep
guess) dengan baik
Jawaban salah tapi CRI Jawaban salah tapi CRI
Jawaban salah rendah berarti tidak tinggi berarti terjdi
tahu konsep miskonsepsi
Saleem Hasan (dalam Tayubi, 2005:5)
Kriteria jawaban CRI rendah (< 2,5) CRI tinggi (> 2,5)
Jawaban benar Jawaban benar tapi Jawaban benar tapi
rata-rata CRI rendah rata-rata CRI tinggi
berarti tidak tahu berarti menguasai
konsep (lucky guess) konsep dengan baik
Jawaban salah Jawaban salah tapi rata- Jawaban salah tapi rata-
rata CRI rendah berarti rata CRI tinggi berarti
tidak tahu konsep terjdi miskonsepsi
Saleem Hasan (dalam Tayubi, 2005:5)
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Kinanti, Sarli. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Suhu Dan Kalor
Melalui Tes Multiple Choice Dengan Reasoning Terbuka Dilengkapi Certainty Of
Response Indeks (CRI) di Kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran
2013/2014. Skripsi STKIP-PGRI Lubuklinggau. Tidak diterbitkan.
Kurniawati, Linda. 2005. Konsepsi Siswa MAN Tentang Kinematia Gerak Lurus.
Tesis Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.
Susanti, Ignasia Evi. 2012. Konsepsi siswa tentang usaha dan energi.
[Online]http://repository.library.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/1843/2/T1_
192007012_Full%20text.pdf (20 Desember 2014)
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2014. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.