Vous êtes sur la page 1sur 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322705944

Penggunaan Discovery Learning Berbantuan Laboratorium Virtual pada


Penguasaan Konsep Fisika Siswa

Article · April 2017


DOI: 10.29303/jpft.v2i4.310

CITATIONS READS

3 261

3 authors, including:

Gunawan Gunawan
University of Mataram
60 PUBLICATIONS   157 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Developing Virtual Laboratory for Students' Creativity and Problem Solving Skills View project

E-Assessment in Physics Education View project

All content following this page was uploaded by Gunawan Gunawan on 12 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

Penggunaan Discovery Learning Berbantuan Laboratorium Virtual


pada Penguasaan Konsep Fisika Siswa
1
Putri Iman Sari, 2Gunawan, 2Ahmad Harjono
1,2
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Mataram
Mataram, Indonesia
Email : putriimans@gmail.com

Abstract-- Discovery learning is a way of teaching that gives students the knowledge to
construct a concept discovered through an experiment. The implementation of the experiment
will be more effectively done by utilizing the media realized in computer technology, one of
which uses virtual laboratory. This study aims to improve students' mastery of concepts of
physics discovery aided by the application of learning virtual lab. The results showed that the
increase in student mastery of concepts taught Using discovery learning assisted higher
laboratoium more than the students who are not being treated. Mastery of concepts in each
sub-material has increased significantly, except in the concept of electrical measuring
instrument control group is superior to 1% compared to the experimental group.

Keywords: discovery learning, virtual laboratory, mastery of concepts.

PENDAHULUAN Hal ini kemudian berimplikasi pada rendahnya


penguasaan konsep fisika siswa.
Fisika merupakan salah satu bagian dari Upaya mengatasi permasalahan tersebut
sains yang mempelajari berbagai benda-benda di diperlukan suatu inovasi model pembelajaran
alam, gejala-gejala maupun fenomena-fenomena berpusat pada siswa dengan melibatkan peran
yang terjadi di alam. Pada hakikatnya fisika aktif siswa dan dapat memberi kesempatan
mencakup aspek produk, proses, dan sikap. membangun pengetahuan di dalam benak
Dalam aspek poduk, fisika dipandang sebagai mereka. Salah satunya dengan menerapkan
sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, model pembelajaran berbasis kontruktivisme
konsep, generalisasi, prinsip, teori, dan hukum yaitu model discovery learning.
fisika. Sementara pada aspek proses, fisika Pembelajaran discovery merupakan
merupakan serangkaian proses ilmiah yang pembelajaran berbasis penemuan. Pembelajaran
dilakukan dalam menemukan pengetahuan- discovery merupakan rangkaian kegiatan
pengetahuan tentang fisika. Pengetahuan fisika pembelajaran dimana guru menyajikan bahan
yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah ajar tidak dalam bentuk final, melainkan
seperti melakukan pengukuran, percobaan, dan memberi peluang untuk mencari dan menemukan
diskusi serta melibatkan siswa secara langsung sendiri konsep terhadap materi yang dipelajari
dalam kegiatan tersebut akan membantu mereka [1]. Melalui pembelajaran ini, siswa dapat belajar
memahami konsep-konsep yang ada. Pada dengan lebih mandiri dan mengkontruksi
kenyataannya, pembelajaran fisika di sekolah pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran
lebih dominan memperlakukan fisika sebagai serta terlatih dalam menyelesaikan masalah yang
sekumpulan pengetahuan. Hal ini ada kaitannya dihadapi. Hasil penelitian Widiadnyana et al [2]
dengan proses pembelajaran yang masih berpusat dan Putrayasa et al [3] membuktikan bahwa
pada guru. Siswa hanya mendapatkan konsep- penerapan model discovery learning dapat
konsep yang bersifat informasi yang disampaikan meningkatkan pemahaman konsep dan hasil
guru di kelas. Pembelajaran yang sepenuhnya belajar IPA siswa.
menyampaikan materi tanpa melibatkan siswa Disisi lain rendahnya penguasaan konsep
langsung dalam pembelajaran, menyebabkan juga disebabkan karena adanya kesulitan siswa
siswa kurang tertarik untuk belajar sehingga dalam memahami konsep-konsep fisika yang
berdampak pada berkurangnya motivasi dan tergolong abstrak. Konsep abstrak merupakan
keaktifan mereka selama proses pembelajaran.

176
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

konsep yang sulit untuk divisualisasikan dalam dilakoninya layak seorang saintis. Mereka
laboratorium nyata sekalipun. Namun seiring diharapkan bisa berperan aktif bahkan sebagai
dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan.
kini konsep-konsep yang bersifat makroskopik, Roestiyah [7] mendefinisikan discovery learning
mikroskopik, maupun abstrak sekalipun telah sebagai suatu cara mengajar yang melibatkan
dapat divisualisasikan dalam suatu media siswa dalam proses kegiatan mental melalui
berbasis komputer, salah satunya adalah media tukar pendapat, dengan diskusi, seminar,
laboratorium virtual. membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak
Laboratorium virtual merupakan dapat belajar sendiri.
seperangkat software yang menyediakan sarana
dan prasarana untuk melakukan kegiatan Adapun langkah-langkah dalam
eksperimen yang terdiri atas simulasi, animasi, discovery learning dibagi menjadi enam tahapan
video serta menyediakan alat-lat eksperimen [4]. yakni stimulasi/pemberian rangsangan,
Melalui media ini kita dapat melakukan kegiatan identifikasi masalah, pengumpulan data,
eksperimen tanpa memerlukan adanya alat-alat pengolahan data, verifikasi, dan
laboratorium riil. Penelitian terdahulu generalisasi/kesimpulan [8]. Ada beberapa
membuktikan bahwa penggunaan laboratorium kelebihan dan kelemahan dari model discovery
virtual pengembangan konsep fisika lebih baik learning. Kelebihannya antara lain menambah
dibandingkan laboratorium riil [5]. pengalaman siswa dalam belajar, memberikan
Media ini juga dapat menjadi salah satu kesempatan untuk lebih dekat dengan sumber
alternatif dalam mengatasi kegiatan praktikum pengetahuan, menggali kreatifitas, mampu
yang jarang dilakukan dibeberapa sekolah. Hal meningkatkan percaya diri, dan meningkatkan
ini disebabkan karena keterbatasan alat-alat kerja sama antar siswa [3]. Selain itu, siswa
praktikum yang kurang memadai ataupun fungsi dapat belajar memecahkan masalah secara
ruang laboratorium yang dijadikan sebagai ruang mandiri dan keterampilan berpikir kritis karena
kelas untuk belajar sehingga kegiatan praktikum harus selalu menganalisis dan menangani
menjadi kurang efektif. Selain itu, dengan informasi [9]. Sedangkan kelemahan dalam
menggabungkan model discovery learning discovery learning yakni dalam pelaksanaannya
dengan bantuan media laboratorium virtual memakan waktu yang cukup banyak dan jika
memungkinkan proses pembelajaran menjadi kurang terpimpin atau terarah dapat menjurus
lebih efektif. Pembelajaran discovery berbantuan kepada kekacauan dan kekaburan atas materi
laboratorium virtual memberi kesempatan yang dipelajari [6].
kepada siswa memperoleh pengalaman dan Salah satu media yang dapat digunakan
melakukan percobaan dalam menemukan sendiri dalam memvisualisasikan materi fisika
konsep-konsep fisika. Dengan demikian, peneliti khususnya pada konsep-konsep abstrak adalah
bermaksud melakukan penelitian dengan laboratorium virtual. Laboratorium virtual
menggunakan model pembelajaran discovery disajikan dalam bentuk perangkat lunak
berbantuan laboratorium virtual dengan harapan (software) berbasis komputer. Laboratorium
dapat meningkatkan pengusaan konsep fisika virtual didefinisikan sebagai suatu bentuk objek
siswa. multimedia interaktif [10]. Objek multimedia
interakif ini terdiri dari berbagai macam format
TINJAUAN PUSTAKA heterogen diantaranya teks, hiperteks, suara,
gambar, animasi, video, grafik, dan simulasi.
Discovery dalam bahasa indonesia Selain itu, laboratorium virtual mampu
berarti penemuan. Discovery learning memberi mensimulasi percobaan laboratorium ke dalam
kesempatan kepada siswa belajar mencari dan komputer yang juga disajikan dalam bentuk
menemukan sendiri. Menurut Asril [6] dalam objek multimedia interaktif [4]. Laboratorium
sistem pembelajaran ini guru menyajikan bahan virtual merupakan serangkaian program yang
ajar tidak dalam bentuk yang final, tetapi siswa dapat memvisualisasikan fenomena yang abstrak
diberi peluang untuk mencari dan atau percobaan sehingga dapat meningkatkan
menemukannya sendiri dengan mempergunakan aktivitas belajar dalam upaya mengembangkan
teknik pendekatan pemecahan masalah Kosasih keterampilan yang dibutuhkan dalam pemecahan
[1] mengungkapkan bahwa pembelajaran ini masalah [11]. Sebuah laboratorium virtual
mengarahkan siswa untuk dapat menemukan memberikan banyak keuntungan yaitu dapat
sesuatu melalui proses pembelajaran yang melakukan percobaan berbahaya tanpa

177
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

membahayakan dirimu atau orang lain, simulasi diberikan secara sengaja untuk mengubah
yang terjangkau, dapat dilakukan kapan saja, kondisi, namun peneliti tidak memiliki
tidak membutuhkan banyak biaya, hasil keleluasaan memanipulasi subjek [17]. Desain
percobaan yang diperoleh selalu sama, serta penelitian menggunakan pre-test post-test
laboratorium virtual memungkinkan untuk control group design, dalam pelaksanaannya
bekerja independen atau kolaboratif berkaitan diawali dengan pemberian tes awal kepada kedua
dengan pelajaran [12]. Gunawan et al [13] juga kelompok sampel, kemudian kedua kelompok
mengungkapkan bahwa penggunaan multimedia mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu
interaktif efektif dalam mendukung proses kelompok eksperimen diberikan perlakuan
pembelajaran fisika. berupa penerapan discovery learning berbantuan
Media laboratorium virtual yang peneliti media laboratorium virtual sedangkan bagi
gunakan dalam penyampaian materi mengenai kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan
listrik dinamis adalah simulasi Phet CCK menerapkan pembelajaran konvensional di
(Construction Circuit Kit). Simulasi ini sekolah berupa pengajaran langsung, dan
menyediakan alat-alat percobaan listrik yang diakhiri dengan dilakukan tes akhir pada kedua
dirancang sedemikian rupa untuk melakukan sampel.
kegiatan eksperimen sehingga membantu siswa Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas
lebih mudah menemukan konsep-konsep listrik X SMAN 3 Mataram tahun ajaran 2015/2016
dinamis. dengan sampel yaitu 37 siswa sebagai kelompok
Konsep merupakan kondisi utama yang eksperimen dan 35 siswa sebagai kelompok
diperlukan untuk menguasai kemahiran kontrol yang terpilih secara acak menggunakan
diskriminasi dan proses kognitif fundamental teknik cluster random sampling.
sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri Instrumen dalam pengumpulan data
sekumpulan stimulus dan objek-objeknya. penelitian ini berupa tes penguasaan konsep
Kemampuan seseorang dalam menguasai ciri– berbentuk pilihan ganda berjumlah 35 soal.
ciri atau menggolongkan objek-objek maupun Sebelum digunakan untuk penelitian tes ini diuji
kejadian-kejadian disekitar maka dibutuhkan cobakan kepada sekelompok siswa yang telah
kemampuan penguasaan konsep. Dahar [14] mempelajari materi listrik dinamis kemudian
mengartikan penguasaan konsep sebagai dilakukan uji validitas, reabilitas, taraf
kemampuan siswa dalam memahami makna kesukaran, dan daya beda. Hasil analisis uji coba
secara ilmiah baik teori maupun penerapannya diperoleh 25 soal yang digunakan untuk tes awal
dalam kehidupan sehari-hari. Silaban [15] dan akhir. Analisis data hasil penguasaan konsep
mendefinisikan penguasaan konsep sebagai pada tes awal dan akhir diawali dengan menguji
usaha yang harus dilakukan siswa dalam prasyarat analisis yaitu uji homogenitas
merekam dan mentransfer kembali sejumlah menggunakan uji varians atau uji-F dan uji
informasi dari suatu materi pelajaran tertentu normalitas menggunakan rumus uji chi kuadrat
yang dapat dipergunakan dalam memecahkan [18]. Dilanjutkan dengan menganalisis data hasil
masalah, menganalisis, meginterpetasikan pada tes akhir menggunakan uji t polled varian.
suatu kejadian tertentu. Melalui kemampuan Sedangkan untuk mengetahui peningkatan
penguasaan konsep fisika yang baik akan penguasaan konsep pada setiap sub materi serta
membantu siswa dalam pemecahan masalah yang sebagai antisipasi kesalahan skor setiap siswa
dihadapi. dianalisis menggunakan gain ternomalisasi (n-
Penguasaan konsep merupakan salah gain).
satu bagian dari kompetensi kognitif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran penguasaan konsep dalam penelitian
ini adalah kemampuan kognitif siswa yang Hasil penelitian berupa deskripsi data hasil tes
merujuk pada indikator taksonomi Bloom yang awal (sebelum perlakuan) dan tes akhir (setelah
disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl perlakuan) yang sudah di uji homogenitas, uji
[16] yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 normalitas dan uji hipotesis. Perbandingan
(mengaplikasi), C4 (menganalisis), C5 penguasaan konsep fisika pada kelas eksperimen
(evaluasi), dan C6 (mencipta). dan kelas kontrol dapat diketahui berdasarkan
perolehan nilai rata-rata tes awal dan akhir yang
METODE PENELITIAN
disajikan dalam Tabel 1 berikut.
Penelitian kuasi eksperimen ini ditandai
dengan adanya perlakuan yang dirancang dan

178
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

Tabel 1. Data Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Penguasaan Konsep Fisika
Jumlah Nilai Nilai
Kelas Kemampuan Rata-Rata Varians
Siswa Terendah Tertinggi
Awal 37 20.00 60.00 40.11 127.54
Eksperimen
Akhir 37 52.00 92.00 75.03 94.58
Awal 35 12.00 64.00 34.40 173.36
Kontrol
Akhir 35 44.00 84.00 62.40 158.30

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebelum diberi et al [20] juga menunjukkan bahwa penggunaan
perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan simulasi komputer dalam discovery learning
awal yang tidak berbeda jauh atau sama. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
ditunjukkan dengan hasil analisis uji aspek kognitif (pengetahuan), psikomorik, dan
homogenitas pada data awal diperoleh Fhitung < sikap.
Ftabel yaitu 1.36 < 1.76 yang artinya kedua kelas Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
homogen. Selain itu, kemampuan awal siswa selama proses pembelajaran berlangsung, terlihat
tergolong rendah, hal ini disebabkan karena bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas
belum memperoleh materi listrik dinamis sesuai ekperimen membuat siswa lebih aktif dan
jenjangnya serta pengetahuan dasar yang dimiliki termotivasi untuk belajar sehingga meningkatkan
diperoleh di sekolah menengah pertama. pemahaman konsep fisika siswa. Pada tahap ke 3
Sedangkan berdasarkan hasil analisis uji pengumpulan data, siswa dilatih menemukan
normalitas diperoleh 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel untuk konsep-konsep fisika secara berkelompok
kemampuan awal kelas eksperimen 4,80 < 11,07 melalui kegiatan eksperimen menggunakan
dan kelas kontrol 3,56 < 11,07 yang berarti data media laboratorium virtual berupa simulasi Phet
terdistribusi normal. CCK. Penggunaan media ini sangat mendukung
Berdasarkan hasil tes akhir pada Tabel 1 pembelajaran discovery dalam menemukan
menginformasikan bahwa adanya peningkatan konsep-konsep listrik dinamis. Melalui CCK,
penguasaan konsep pada kedua kelas. Kelas siswa secara langsung melihat tentang apa yang
eksperimen memperoleh skor rata-rata yang lebih sedang dipelajari, misalnya pada materi listrik
tinggi dibanding kelas kontrol dari nilai rata-rata dinamis, bisa dilihat bagaimana perbedaan
tes awal. Selanjtunya data hasil tes akhir diuji nyalanya lampu saat dirangkai secar seri dan
homogenitas dan normalitas untuk menentukan paralel, bahkan arah aliran muatan elektron dapat
jenis uji-t yang digunakan. Dari hasil analisis terlihat. Media laboratorium virtual ini membuat
data diperoleh kedua kelas memiliki varians yang siswa termotivasi untuk menemukan konsep-
homogen dan data terdistribusi normal sehingga konsep fisika dan siswa lebih bersemangat untuk
menggunakan uji t-test polled varians sebagai uji belajar. Kemudian, pada akhir pembelajaran
hipotesisnya. Diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel siswa diberikan latihan-latihan soal penguasaan
dengan nilai thitung sebesar 4.78 dan ttabel sebesar konsep. Latihan tersebut diberikan agar siswa
1.99 pada taraf signifikan 5%. Artinya terdapat terbiasa mengaplikasikan konsep-konsep yang
perbedaan penguasaan konsep fisika siswa yang telah ditemukan sendiri sebelumnya dalam
diajarkan menggunakan model discovery kehidupan nyata dan apa yang telah dipelajari
learning berbantuan media laboratorium virtual akan tertanam lebih lama di otak siswa. Sehingga
dengan pembelajaran secara konvensional. Maka siswa memiliki kemampuan dalam
dapat disimpulkan model discovery learning mengungkapkan kembali konsep yang telah
berbantuan laboratorium virtual berpengaruh diperoleh sebelumnya yang kemudian
terhadap penguasaan konsep fisika siswa. berpengaruh positif terhadap peningkatan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian penguasaan konsep siswa.
terdahulu dimana penggunaan model discovery Materi listrik dinamis dalam penelitian
learning dapat meningkatkan kemampuan ini dibatasi pada 5 sub materi, yaitu arus listrik,
pemahaman konsep IPA siswa [2], Hasil hukum Ohm, rangkaian listrik, hukum Kirchoff,
penelitian Hermansyah et al [19] juga dan alat ukur listrik. Perbandingan persentase
membuktikan bahwa media laboratorium virtual peningkatan penguasaan konsep siswa setiap sub
berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan materi kelas eksperimen dan kelas kontrol
kemampuan berpikir kreatif siswa. Temuan Sari ditampilkan pada gambar 1 berikut.

179
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

100 88

Nilai Rata-rata N-gain (%)


86
80
64
55
60 51 45
42 44
40 32
27
20

0
Arus Listrik Hukum Ohm Rangkaian Hukum Alat Ukur
Listrik Kirchoff Listrik

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 1. Perbandingan Skor N-gain Penguasaan Konsep pada Kedua Kelas

Pada Gambar 1 terlihat bahwa terdapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan.


perbedaan peningkatan penguasaan konsep serta secara keseluruhan siswa mampu menjawab
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk pertanyaan pada LKS dengan benar. Sedangkan
setiap sub materi listrik dinamis. Secara peningkatan terendah pada kelas eksperimen
keseluruhan peningkatan sub materi kelas ditemukan dalam materi rangkaian listrik sebesar
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas 42% berada pada kategori sedang. Rendahnya
kontrol, kecuali pada materi alat ukur listrik. peningkatan konsep ini karena pada pertemuan
Peningkatan tertinggi kelas eksperimen kedua keterlaksanaan discovery learning di tahap
terdapat pada materi arus listrik sebesar 88% dan 4 menganalisis data kurang maksimal. Kesulitan
hukum Kirchoff sebesar 86%, keduanya berada analisis pada percobaan kedua meningkat
pada kategori tinggi. Peningkatan konsep arus sehingga dibutuhkan waktu lebih lama bagi
listrik sangat dikuasai oleh siswa karena siswa untuk menganalisis data yang terkumpul
sebelumnya telah dipelajari di sekolah menengah dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.
pertama pada kelas IX semester 1 dan kemudian Faktor lainnya disebabkan oleh faktor eksternal
lebih ditekankan lagi menggunakan discovery yang peneliti tidak dapat kontrol yaitu banyak
learning berbantuan media laboratorium virtual siswa yang izin dengan alasan ada kegiatan
sehingga membuat siswa dapat memahami ekstrakurikuler. Selanjutnya peningkatan kelas
konsep-konsep arus listrik dengan sangat baik. kontrol pada sub materi alat ukur listrik lebih
Sedangkan peningkatan pada konsep tinggi 1% dari kelas eksperimen, namun hasil ini
hukum Kirchoff pada siswa eksperimen tidak terlalu berbeda signifikan. Artinya
disebabkan karena selama proses pembelajaran penguasaan konsep pada sub materi tersebut
fokus perhatian mereka untuk belajar lebih cukup merata antar kedua kelas.
meningkat lagi. Kecakapan siswa dalam Hasil analisis peningkatan penguasaan
pengoperasian media laboratorium virtual yang konsep fisika siswa yang ditinjau pada aspek
digunakan pada kegiatan eksperimen untuk kognitif C1 hingga C6 juga mengalami
pengumpulan data sangat baik sehingga tidak peningkatan yang cukup signifikan.
membutuhkan banyak waktu dalam

180
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

100%
84% 82%
80% 76% 74%
70% 68% 68%

Nilai Rata-Rata
55% 60%
60% 49% 49%
40% 31%

20%

0%
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 2. Perbandingan Tes Akhir pada Setiap Ranah Kognitif Kedua Kelas

Gambar 2 menjelaskan bahwa secara keseluruhan setiap sub materi listrik dinamis
keseluruhan kelas eksperimen mengalami mengalami peningkatan dengan peningkatan
peningkatan penguasaan konsep untuk setiap tertinggi terdapat pada materi arus listrik (88%)
aspek kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan dan terendah pada materi rangkaian listrik (42%),
kelas kontrol. Peningkatan tertinggi terdapat namun ditemukan peningkatan pada materi alat
pada aspek kognitif C1 (mengingat). Instrumen ukur listrik di kelas eksperimen 1% lebih rendah
penilaian untuk aspek kognitif rendah ini dibandingkan kelas kontrol. Selain itu, diketahui
tergolong dalam kategori soal mudah dan sedang, bahwa adanya peningkatan pada setiap aspek
sehingga siswa dapat menjawab dengan baik. kognitif dengan peningkatan tertinggi pada aspek
Sedangkan peningkatan terendah terdapat pada C1 dan terendah pada aspek C5.
aspek kognitif C5 yaitu mengevaluasi. Hal ini Adapun saran yang dapat diberikan
disebabkan karena keterbatasan waktu yang peneliti selanjutnya, yaitu: (1) pengaturan waktu
tersedia sehingga pada kegiatan akhir sebaik mungkin sehingga tiap tahapan
pembelajaran dimana guru memberikan evaluasi pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal,
yaitu latihan soal penguasaan konsep. Akan (2) sebaiknya pembelajaran menggunakan media
tetapi guru tidak dapat membimbing penuh laboratorium virtual dilaksanakan pada ruang
dalam latihan soal. laboratorium komputer.
Berdasarkan uraian di atas, penerapan
discovery learning berbantuan laboratorium
virtual ini memberikan dampak positif antara UCAPAN TERIMA KASIH
lain, siswa memiliki keterampilan berpikir dalam Terima kasih disampaikan kepada Tim Hibah
menyelesaikan masalah, proses pembelajaran Penelitian Strategis Nasional Kemenristek Dikti
fisika menjadi lebih efektif, menjadikan siswa Tahun 2016 yang telah melibatkan kami dalam
aktif dan membangkitkan motivasi siswa untuk penelitiannya, membimbing dan mengajarkan
belajar. banyak hal, serta memfasilitasi semua proses
hingga publikasi ilmiah bersama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan discovery DAFTAR PUSTAKA
learning berbantuan media laboratorium virtual
berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika [1] Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.
nilai rata-rata penguasaan konsep pada siswa
[2] Widiadnyana, I.W., Sadia, I.W., dan
yang diajarkan dengan discovery learning
Suastra, I.W. 2014. Pengaruh Model
berbantuan media laboratorium virtual lebih
Discovery Learning terhadap
tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan
Pemahaman Konsep IPA dan Sikap
menggunakan pembelajaran konvensional.
Ilmiah IPA. Jurnal Program
Secara

181
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume II No 4, Oktober 2016

Pascasarjana Universitas Pendidikan Science & Technology Education. 12 (3)


Ganesha Program Studi IPA. Volume 4. :593-608.
[3] Putrayasa, I. M., Syahruddin, H., dan [13] Gunawan, Harjono, A., dan Sutrio. 2015.
Margunayasa, I. G. 2014. Pengaruh Multimedia Interaktif Pembelajaran
Model Pembelajaran Discovery dan Konsep Listrik Bagi Calon Guru. Jurnal
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Fisika dan Teknologi.
IPA Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Volume 1 No 1.
Universitas Pendidikan Ganesha.
[14] Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar.
Volume 2 Nomor 1.
Jakarta: Erlangga.
[4] Agustine, D. Wiyono, K., dan Muslim,
[15] Silaban, B. 2014. Hubungan Antara
M. 2014. Pengembangan E-Learning
Penguasaan Konsep Fisika dan
Berbantuan Virtual Laboratory untuk
Kreativitas dengan Kemampuan
Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar II.
Memecahkan Masalah pada Materi
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Pokok Listrik Statis. Jurnal Penelitian
UNSRI. Jurnal Inovasi dan
Bidang Pendidikan, Vol 20 No 1, hlm.
Pembelajaran Fisika I (1): 33-42.
65-75.
[5] Bajpai, M dan Kumar, A. 2015. Effect of
[16] Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R.
Virtual Laboratory on Students
2015. Kerangka Landasan untuk
Conceptual Achievement in
Pembelajaran, Pengajaran, dan
Physics.International Journal of Current
Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Research. Vol 7, Issue 02, pp. 12808-
Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
12813, ISSN: 0975-833X.
[17] Setyosari, P. 2012. Metode Penelitian
[6] Asril, Z. 2012. Micro Teaching: Disertai
Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
dengan Pedoman Pengalaman
Kencana Prenadamedia Group.
Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers.
[18] Sugiyono. 2015. Statistika Untuk
[7] Roestiyah, N.K. 2012. Strategi Belajar
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[19] Hermansyah, Gunawan, dan Herayanti,
[8] Ilahi, M.T. 2012. Pembelajaran
L. 2015. Pengaruh Penggunaan
Discovery Strategy dan Mental
Laboratorium Virtual terhadap
Vocational Skill. Jogjakarta: Diva Press.
penguasaan konsep dan Kemampuan
[9] Nur, M dan Wikandari, P.R. 2004. Berfikir Kreatif Siswa pada Materi
Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Getaran dan Gelombang. Jurnal
Pendekatan Konstruktivis dalam Pendidikan Fisika dan Teknologi.
Pengajaran. Surabaya: Universitas Volume 1 Nomor 2.
Negeri Surabaya.
[20] Sari, N., Darmadi, W. I., dan Saehana, S.
[10] Gunawan. 2015. Model Pembelajaran 2015. Perbedaan Hasil Belajar Fisika
Sains Berbasis ICT. Mataram: FKIP antara Siswa yang Belajar melalui Model
Unram Press. Pembelajaran Discovery berbantuan
Simulasi Komputer dengan Model
[11] Swandi, A. 2014. Pengembangan Media
Konvensional di SMA Negeri 7 Palu..
Pembelajaran Laboratorium Virtual
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako.
untuk Mengatasi Miskonsepsi pada
Vol.3 No.4.
Materi Fisika Inti di SMAN 1 Binamu,
Jeneponto. Jurnal Fisika Indonesia.
Volume: XVII, Nomor: 52, ISSN: 1410-
2994.
[12] Herga, N. R., Cagran, B., dan Dinevski,
D. 2016. Virtual Laboratory in the Role
of Dynamic Visualisation for Better
Understanding of Chemistry in Primary
School. Eurasia Journal of Mathematics,

182

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi