Vous êtes sur la page 1sur 10

Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN.

2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENDAPATAN RUMAH MAKAN SUDI MAMPIR KELURAHAN
WEK V KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN

Oleh:

Ahmad Syafii√)

Abstract
In a determination in the competitive strategy of course there are successes and failures, as
well as home eating competition today more and more rivals of course, the many strategies that must
be prepared by the business owners that people continue to make efforts as their primary choice. If the
business owner is not able to prepare a strategy in business competition then people will not come to
use the services of the restaurant that will ultimately have an impact on the reduction of existing
income or even businesses may face bankruptcy due to not being able to cover working capital run for
a loss. Based on the formulation of the problems above, this research aims to determine the factors that
affect revenue Eating Sudi Stop by the Village Wek V South Padangsidimpuan, to determine the
dominant factors affecting revenue Eating Sudi Stop by the Village Wek V South Padangsidimpuan.
Venture capital, the number of visitors, and wages simultaneously significant effect on the income
Eating Sudi Stop by which each tcount that is equal to 7.023 for the variable capital, a value of 2.217
for the number pengungjung, and amounted to 2.104 for wages while ttable value of 1.761. Venture
capital is a dominant factor on the income Eating Sudi Stopped for this variable tcount (7.023) higher
compared with a variable number of visitors and labor wages. Together the variable capital, the
number of visitors and significant effect on the wage income Stopped Eating Sudi. With the
acquisition value of F larger than F table (183.050> 3.793). The magnitude of the influence of
independent variables is 97.5%, while 2.5% is explained by other variables not included in the
estimates in this study as the number of workers or the number of hours of work a month.

Keywords: Factors, Influencing, Revenue

I. PENDAHULUAN utama ekonomi nasional yang harus


memperoleh kesempatan utama, dukungan,
Usaha Mikro Kecil Menengah
perlindungan, dan pengembangan seluas-
merupakan kegiatan usaha yang mampu
luasnya sebagai wujud keberpihakan yang
memperluas lapangan kerja, memberikan
tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat.
pelayanan ekonomi secara luas kepada
Berdasarkan Undang-Undang diatas
masyarakat, berperan dalam proses
terlihat jelas bahwa pemerintah pusat maupun
pemerataan dan peningkatan pendapatan
pemerintah daerah, harus berperan aktif dalam
masyarakat, mendorong pertumbuhan
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan
dalam hal ini dari segi permodalan dengan
stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro
penyaluran kredit kepada pelaku Usaha Mikro
Kecil Menengah merupakan salah satu pilar
Kecil Menengah. Eksistensi Usaha Mikro
√) Ahmad Syafii adalah Dosen Fakultas Ekonomi Kecil Menengah memang tidak dapat
Universitas Graha Nusantara diragukan lagi karena terbukti mampu
11
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

bertahan dan menjadi roda penggerak merupakan tujuan utama pemilik usaha rumah
ekonomi, terutama pasca krisis ekonomi. makan dalam memasarkan produknya,
Hal ini diperjelas oleh Mudrajad (2007 sehingga akan memberikan keuntungan dan
: 363) yang menyatakan bahwa Usaha Mikro akan membuat usaha tersebut dapat bertahan
Kecil Menengah akan menimbulkan dampak dari persaingan yang ada.
positif terhadap peningkatan jumlah angkatan Dalam sebuah penetapan strategi dalam
kerja, pengangguran, jumlah kemiskinan, persaingan tentunya ada keberhasilan dan
pemerataan dalam distribusi pendapatan dan kegagalan, begitu juga dengan persaingan
pembangunan ekonomi. Sehingga jelaslah rumah makan saat ini semakin banyak saingan
bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah perlu tentunya semakin banyak juga strategi yang
dikembangkan dan mendapat perhatian karena harus disiapkan oleh pemilik usaha agar
tidak hanya memberikan penghasilan bagi masyarakat tetap menjadikan usahanya sebagai
sebagian besar angkatan kerja Indonesia, tetapi pilihan utama mereka. Jika pemilik usaha tidak
juga merupakan ujung tombak dalam upaya dapat menyiapkan strategi dalam persaingan
pengentasan kemiskinan. usaha ini maka masyarakat tidak akan datang
Rumah Makan adalah salah satu Usaha untuk menggunakan jasa rumah makan
Mikro Kecil Menengah yang berkembang tersebut yang akhirnya akan berdampak
dengan cepat, khususnya daerah perkotaan. kepada pengurangan pendapatan yang ada atau
Kecepatan Perkembangan ini disebabkan bahkan usaha tersebut dapat mengalami
daerah perkotaan merupakan tempat yang kebangkrutan dikarenakan tidak mampu
strategis dan mempunyai penduduk yang menutupi modal usaha yang dijalankan karena
banyak, karena semakin banyak jumlah mengalami kerugian.
penduduk kemungkinan untuk mendapatkan Berdasarkan penjelasan latar belakang
pangsa pasar makin besar. Saat ini semakin di atas maka penulis ingin mengetahui apa saja
diterimanya rumah makan oleh masyarakat, yang mempengaruhi pendapatan rumah
maka persaingan antar rumah makan terhadap makan, khususnya rumah makan sudi mampir
kualitas produk dan layanan akan semakin dengan mengangkat judul penelitian yaitu
meningkat, setiap rumah makan diharapkan ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
lebih mengerti kebutuhan masyarakat, Pendapatan Rumah Makan Sudi Mampir
sehingga masyarakat tetap percaya terhadap Kelurahan Wek V Kecamatan
produk jasa yang dipakainya. Padangsidimpuan Selatan”.
Dalam hal mengetahui apa yang Berdasarkan rumusan dari
menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat, permasalahan di atas, maka penilitian ini
pemilik usaha rumah makan harus peka bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor
terhadap perubahan dan perkembangan yang mempengaruhi pendapatan Rumah Makan
perilaku masyarakat. Sehingga pemilik usaha Sudi Mampir Kelurahan Wek V
dapat membuat strategi yang tepat untuk Padangsidimpuan Selatan. Untuk mengetahui
memasarkan produknya sehingga akan faktor yang dominan mempengaruhi
memberikan suatu ketertarikan kepada pendapatan Rumah Makan Sudi Mampir
masyarakat untuk menempatkan tempat Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan.
usahanya sebagai pilihan yang pertama dalam Berdasarkan Undang-Undang Nomor
keputusan pembeliannya. Keputusan 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
pembelian yang dilakukan masyarakat dan Menengah Pasal 1, pengertian usaha

12
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

mikro, kecil dan menengah adalah sebagai 2. Micro Enterprise, merupakan Usaha
berikut: Mikro, Kecil, dan Menengah yang
a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik memiliki sifat pengrajin tetapi belum
orang perorangan dan/atau badan usaha memiliki sifat kewirausahaan.
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha 3. Small Dinamic Enterprise, merupakan
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang
Undang Usaha Mikro, Kecil, dan telah memilikijiwa kewirausahaan dan
Menengah mampu menerima pekerjaan subkontrak
b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi dan ekspor.
produktif yang berdiri sendiri, yang 4. Fast Moving Enterprise, merupkan Usaha
dilakukan oleh orang perorangan atau Mikro, Kecil, dan Menengah yang telah
badan usaha yang bukan merupakan anak memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
perusahaan atau bukan cabang perusahaan melakukan transformasi menjadi usaha
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi besar. (Rahardja, 2004 : 9).
bagian baik langsung maupun tidak Soemarso (2009:274) mengatakan
langsung dari usaha menengah atau usaha pendapatan merupakan peningkatan jumlah
besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul
sebagaimana dimaksud dalam Undang- dari penyerahan barang atau jasa atau aktivitas
Undang Usaha Mikro, Kecil, dan
usaha lainnya dalam suatu periode. pendapatan
Menengah. sebagai jumlah yang dibebankan kepada
c) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi langganan atas penjualan barang atau
produktif yang berdiri sendiri, yang penyerahan jasa yang dilakukan. Syam
dilakukan oleh orang perseorangan atau (Rahmawati, 2008:32) juga mendefinisikan
badan usaha yang bukan merupakan anak pendapatan sebagai penjualan produk atau
perusahaan atau cabang perusahaan yang barang usaha, pendapatan atau jasa yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian diberikan perusahaan jasa, imbalan yang
baik langsung maupun tidak langsung diperoleh atas penggunaan aktiva atau sumber
dengan Usaha Kecil atau usaha besar ekonomi oleh pihak lain, dan hasil penjualan
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil barang selain produk atau barang usahaan.
penjualan tahunan sebagaimana diatur Sedangkan (Sugiri Astuti, 2004:29)
dalam Undang-Undang Usaha Mikro, menjelaskan pendapatan adalah tiap-tiap
Kecil, dan Menengah. tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban
Dalam perspektif perkembangannya, yang timbul karena usaha perusahaan, baik
sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berupa penyerahan jasa maupun penjualan
dewasa ini dapat diklasifikasikan menjadi barang.
empat kelompok yaitu : Untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Livelihood Activities, merupakan Usaha seseorang dibutuhkan adanya pendapatan yang
Mikro, Kecil, dan Menengah yang digunakan membiayai pengeluaran. Rachmat
digunakan sebagai kesempatan kerja (Astuti, 2004: 32) mengatakan seorang
untuk mencari nafkah, yang lebih umum individu dapat memperoleh pendapatan
dikenal sebagai sektor informal. Contoh dengan jalan bekerja maupun dengan harta
adalah pedagang kaki lima, pedagang di benda yang dimiliki misalkan tanah, mesin,
pasar dll. rumah atau lazimnya disebut barang modal
13
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

sehingga dapat dikatakan bahwa untuk dari tersedianya tenaga kerja yang cukup tetapi
memperoleh pendapatan identik dengan juga kualitas dan macam tenaga kerja.
menjual jasa atau barang. Menurut Suroto (2002:17) pengertian umum
Santoso (2006:94) mengatakan modal tenaga kerja adalah kemampuan manusia
adalah sumber ekonomi yang diciptakan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu
manusia dalam bentuk barang dan uang. guna menghasilkan barang dan jasa, baik
Modal dalam bentuk uang dapat digunakan untuk dirinya maupun untuk orang lain.
oleh sektor produksi untuk membeli modal Menurut Hidayat (2000:46-47)
baru dalam bentuk barang baru lagi. karakteristik tenaga kerja sektor informal
Sedangkan menurut Sukirno (2002:268) modal adalah sebagai berikut:
adalah semua bentuk kekayaan yang dapat a) Tenaga kerja sektor informal mudah keluar
digunakan baik secara langsung ataupun tidak masuk pasar
langsung dalam proses produksi. b) Tidak memiliki keterampilan yang
Berdasarkan sumbernya modal dapat memadai
dibedakan menjadi dua: c) Biasanya sedikit atau tidak memiliki
1. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pendidikan formal.
investasi sendiri; d) Biasanya tenaga kerja dirangkap produsen
2. Modal pinjaman yaitu modal yang berasal yang dibantu tenaga kerja keluarga.
baik dari lembaga institusional maupun
lembaga non institusional. Berdasarkan uraian uraian tinjauan
pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka
Selanjutnya Mubyarto (2009:107)
gambaran kerangka pemikiran pada penelitian
dalam bukunya juga mengatakan modal
ini dapat dilihat dibawah ini :
menghasilkan barang baru atau merupakan alat
untuk memupuk pendapatan maka ada minat
Modal Usaha
atau dorongan untuk menciptakan modal
(X1)
(capital formation). Modal adalah uang tidak
dibelanjakan, jadi disimpan untuk kemudian Jumlah Pendapatan
diinvestasikan. Modal sebagai faktor produksi Pengunjung (Y)
dibagi menjadi 2 yaitu modal sendiri (equity (X2(X
Upah ) 3)
capital) dan modal pinjaman (kredit). Modal
yang merupakan pemberian atau warisan
Gambar 1: Gambar Kerangka Pemikiran
sebenarnya kedudukannya diantara modal
sendiri dan modal pinjaman karena Arikunto (2006:64) berpendapat
ditambahkan dari luar tapi tidak menimbulkan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
kewajiban tertentu bagi yang menerimanya. sementara terhadap permasalahan penelitian,
Tenaga kerja mempunyai peranan yang sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
sangat penting dalam pembangunan ekonomi Berdasarkan hal ini, maka dapat dibuat
yaitu sebagai faktor produksi yang aktif untuk hipotesis penelitian sebagai berikut:
mengolah dan mengorganisir faktor-faktor 1. Ada pengaruh modal usaha terhadap
produksi lain. Tenaga kerja merupakan faktor pendapatan rumah makan Sudi Mampir
produksi yang penting dan perlu Kelurahan Wek V Kecamatan
diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah Padangsidimpuan Selatan
tenaga kerja yang cukup tidak hanya dilihat
14
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

2. Ada pengaruh jumlah pengunjung terhadap yang diteliti dan merupakan data
pendapatan rumah makan Sudi Mampir pendukung bagi penelitian. Dalam hal ini,
Kelurahan Wek V Kecamatan data yang di peroleh berupa gambaran
Padangsidimpuan Selatan. umum Rumah Makan sudi mampir,
3. Ada pengaruh upah terhadap pendapatan dokumentasi serta data-data yang di
rumah makan Sudi Mampir Kelurahan Wek perlukan oleh peneliti.
V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Model analisis yang digunakan adalah
model ekonometrika dengan metode regresi
II. METODE PENELITIAN linier berganda. Metode analisis yang dipakai
Metode yang digunakan dalam dalam model adalah metode OLS (Ordinary
penelitian ini adalah metode deskriptif Least Squares) atau Metode Kuadrat Terkecil
kuantitatif, yaitu menggambarkan secara tepat Biasa dan Metode analisis deskriptif. Analisis
sifat suatu keadaan subjek atau objek. Menurut regresi dapat dikatakan sebagai alat analisis
Silalahi (2009:28) penelitian deskriptif dalam yang mencoba memahami hubungan antara
pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis dua variabel atau lebih. Oleh sebab itu, dalam
dan terkontrol, peneliti memulai dengan subjek setiap analisis regresi selalu terdapat variabel
yang telah jelas dan mengadakan penelitian pengganggu. Model analisis regresi yang
atas populasi atau sempel dari subjek tersebut meminimalkan tingkat kesalahan pengganggu
untuk menggambarkannya secara akurat. dikenal sebagai Ordinary Least Square (OLS).
Sedangkan pendekatan penelitian yang
dilakukan adalah penelitian asosiatif. Menurut III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sugiyono (2008:11) penelitian asosiatif Rumah Makan Sudi Mampir didirikan
merupakan penelitian yang bertujuan untuk pada tahun 1998 oleh pemiliknya Ibu Suryati.
mengetahui hubungan antara dua variabel atau Saat ini Rumah Makan Sudi Mampir telah
lebih. Hubungan variabel dalam penelitian berumur kurang lebih tujuh belas tahun. Ibu
adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang Suryati sebagai pemilik hingga saat ini terus
bersifat sebab akibat. Variabel independent menerus melakukan upaya perbaikan kualitas
dalam penelitian ini modal usaha, jumlah rasa dan layanan yang diberikan kepada
pengunjung dan upah dan variabel dependent konsumen agar para mereka selalu menikmati
adalah pendapatan. pelayanan yang terbaik dan tidak
Sumber data dalam penelitian ini dapat mengecewakan. Rumah Makan Sudi Mampir
digolongkan dalam 2 macam, yaitu : awalnya beralamatkan di Jl. Imam Bonjol No.
1. Data primer, yaitu data yang di peroleh 21 Kelurahan Wek V Kecamatan
langsung dari sumbernya, diamati dan Padangsidimpuan Selatan namun karena
dicatat untuk pertama kalinya oleh peneliti. sesuatu hal rumah makan ini pindah tempat
Data primer ini diperoleh dari pemilik namun tidak berjauhan dari tempat awalnya.
usaha Rumah Makan Sudi Mampir dengan Ibu Suryati sebagai pemilik Rumah
melakukan wawancara langsung.
Makan Sudi Mampir merupakan seorang
2. Data sekunder, yaitu data yang bukan perantau dari jawa yang datang ke Kota
diusahakan sendiri pengumpulan oleh Padangsidimpuan. Karena melihat
peneliti. Atau data yang diperoleh dari perkembangan penduduk Kota
bahan kepustakaan atau data yang Padangsidimpuan yang begitu pesat serta
bersumber secara tidak langsung dari objek pergeseran pola kebiasaan masyarakat yang
15
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

mulai memanfaatkan rumah makan sebagai Rumah Makan Sudi Mampir seperti penjelasan
pilihan untuk sarapan dan makan siang maka dibawah ini.
Ibu Suryati memanfaatkan peluang ini menjadi Manajemen keuangan Rumah Makan
sebuah usaha dengan mendirikan Rumah Sudi Mampir dikendalikan langsung oleh Ibu
Makan Sudi Mampir ini. Suryati sebagai pemilik karena proses
Menu utama pada Rumah Makan Sudi perputaran uang yang diperoleh berjalan setiap
Mampir ini adalah masakan Jawa selain harinya, sehingga pemilik hanya mempunyai
masakan yang berciri khas Jawa menu lain pembukuan keuangan yang sangat sederhana
yang disediakan adalah minuman teh susu dikarenakan jumlah konsumen yang datang
telor (TST) dan minuman lainnya seperti begitu besar jadi managemen keuangan dari
aneka jus buah dan minuman ringan. Rumah Rumah Makan Sudi Mampir ini hanya dengan
Makan Sudi Mampir mempunyai menu utama menghitung total penjualan di akhir tutup
yaitu masakan sop daging yang diracik setiap harinya. Hingga saat ini, Rumah Makan
sedemikian rupa sehingga rasanya menjadi Sudi Mampir tidak mengalami masalah dalam
khas dan mudah dikenali oleh konsumen. Cita pemenuhan maupun kewajiban keuangan
rasa yang khas ini adalah adanya rasa pedas tetapi hanya sedikit kurang tertibnya
dan asin pada masakan sop daging. Rasa pedas manajemen keuangan yang dilakukan, Namun
ini adalah sebagai penambah nafsu makan dan hal ini tidak menjadi masalah dalam
rasa asin berperan sebagai penyedap rasa pada pengelolaan keuangan yang ada. Adapun
makanan. Dalam mendirikan Rumah Makan perputaran keuangan yang ada pada rumah
Sudi Mampir ini Ibu Suryati menghabiskan makan ini adalah sebagai berikut :
modal awal sebesar Rp. 15.000.000,- (Lima 1. Sumber keuangan untuk modal awal usaha.
Belas Juta Rupiah) yang pada saat ini nilai Sumber modal usaha Rumah Makan Sudi
modal ini cukup besar. Mampir diperoleh dari uang pribadi namun
ada juga yang diperoleh dari pinjaman baik
Pemilik dari pinjaman keluarga maupun pinjaman
dari lembaga keuangan.
Kasir 2. Jumlah modal usaha yang dikeluarkan.
Modal yang keluarkan dalam usaha ini
tidak tetap namun dalam satu bulan modal
yang harus dikeluarkan berkisar sebesar Rp.
Bagian Bagian 15.800.000. pengeluaran ini sudah termasuk
Makanan Pelayana biaya listrik, air, bahan baku makanan dan
dan n minuman, upah tenaga kerja dan lain
Gambar 2: Struktur Organisasi Rumah
Miman sebagainya.
Makan Sudi Mampir. 3. Keuntungan usaha.
Sama seperti modal usaha yang
Dalam menjalankan sebuah usaha dikeluarkan, keuntungan yang diperoleh
diperlukan sistem manajemen operasional juga tidak menentu tetapi dalam satu bulan
yang baik. Hal ini bertujuan agar terbentuknya biasanya usaha ini mendapatkan
tata kelola organisasi yang kuat demi keuntungan bersih berkisar sebesar Rp.
tercapainya tujuan organisasi. Adapun 10.000.000 sampai dengan Rp. 13.000.000
pengelolaan manajemen dan operasional per bulan..

16
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

4. Biaya operasional. baku yang terbaik untuk dihidangkan kepada


Biaya operasional dari usaha ini juga tidak konsumen ini.
mementu tetapi jika dihitung misalnya Bentuk pemasaran yang dilakukan oleh
biaya bahan baku makanan dan minuman Rumah Makan Sudi Mampir hanya dilakukan
yang harus dikeluarkan sebesar Rp. dengan promosi dan pembuatan plang merek
7.000.000 perhari kemudian upah tenaga didepan lokasi rumah makan, hal ini dilakukan
kerja per hari sebesar Rp. 50.000 sampai agar konsumen tahu dimana lokasi Rumah
dengan Rp. 80.000 tergantung pendapatan Makan Sudi Mampir berada. Promosi besar-
per harinya. Upah tenaga kerja yang harus besaran tidak pernah dilakukan karena
dikeluarkan bervariasi karena ada tenaga menurut pemilik Rumah Makan Sudi Mampir
kerja yang mempunyai upah sebesar Rp. telah berdiri lama sehingga konsumen telah
75.000 per orangnya, ada yang memiliki tahu kualitas makanan dan pelayanan yang
upah sebesar Rp. 60.000 bahkan ada yang diberikan.
sebesar Rp. 50.000 tergantung hasil Kisaran harga yang ditawarkan oleh
penjualan dalam 1 hari. Jadi kisaran pemilik Rumah Makan Sudi Mampir cukup
pengeluaran dana dalam perharinya hanya bersahabat bagi konsumen karena untuk harga
berkisar sebesar Rp. 7.500.000 sampai satu porsi makanan lengkap, konsumen hanya
dengan sebesar Rp. 9.000.000. mengeluarkan dana sebesar Rp. 20.000 sampai
dengan Rp. 27.000. Begitu juga dengan menu
Jumlah tenaga kerja Rumah Makan
utama konsumen hanya mengeluarkan biaya
Sudi Mampir hingga saat ini berjumlah 2
untuk satu porsi sebesar Rp. 25.000. Dalam
orang namun ada tenaga kerja tambahan yang
Proses penghidangan pesanan makan,
dipekerjakan untuk pekerjaan yang tidak tetap
konsumen dapat memesan langsung atau
seperti tukang cuci piring. Selain itu tugas
dengan mengorder dan diantar ketempat
kemudian pada saat proses produksi tukang
konsumen orderan yang dapat diantar biasanya
masak juga sering dibantu oleh beberapa
lebih dari 30 kotak nasi.
tenaga kerja tidak tetap dikarenakan orderan
Pendapatan usaha Rumah Makan Sudi
makanan yang masuk banyak.
Mampir diperoleh dari besarnya penerimaan
Standart bahan baku untuk membuat
yang diterima dari hasil penjualan output pada
menu yang ada seperti bumbu, daging, ayam,
tingkat harga tertentu dikurangi oleh biaya
ikan, telur, sayur, buah buahan dan lain
operasional. Semakin banyak makanan yang
sebagainya. Kendala teknis yang sering
dibeli maka semakin bsesar pula pendapatan
dihadapi adalah seperti gas habis, air mati, dan
yang diterima oleh usaha rumah makan ini.
juga listrik mati namun kendala ini biasanya
Adapun gambaran umum pendapatan usaha
selalu teratasi. Adapun Alat-alat digunakan
Rumah Makan Sudi Mampir, dapat dilihat
oleh Rumah Makan Sudi Mampir dapat
pada tabel dibawah ini.
dikatakan masih standart namun semua
kebutuhan pokok perlengkapan yang
dibutuhkan dari produksi sampai dihidangkan Tabel 1: Pendapatan Usaha Rumah Makan
sudah lengkap. Jika dilihat dari kualitas Sudi Mampir dari Januari 2014
menurut pemilik kualitas makanan yang ada s/d Juni 2015.
adalah yang terbaik karena dibeli langsung Jumlah Pendapatan
No Bulan
oleh pemilik sehingga pemilik memilih bahan Pendapatan Bersih

1 April 2014 Rp 29.000.000 Rp 10.500.000

17
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

2 Mei 2014 Rp 29.000.000 Rp 10.500.000 baik secara parsial maupun secara serentak.
3 Juni 2014 Rp 29.000.000 Rp 12.500.000
4 Juli 2014 Rp 31.000.000 Rp 10.900.000 Hasil analisis regresi berganda pada penelitian
5 Agustus 2014 Rp 29.000.000 Rp 10.500.000 ini diolah dengan menggunakan software SPSS
6 September 2014 Rp 31.000.000 Rp 11.900.000
7 Oktober 2014 Rp 29.000.000 Rp 12.500.000 17 for windows. Adapun hasil analisis analisis
8 Nopember 2014 Rp 37.000.000 Rp 11.900.000 ini adalah sebagai berikut :
9 Desember 2014 Rp 38.000.000 Rp 11.200.000
10 Januari 2015 Rp 38.000.000 Rp 11.900.000
11 Februari 2015 Rp 40.000.000 Rp 10.200.000 Tabel 3: Hasil Analisis Regresi Berganda
12 Maret 2015 Rp 41.000.000 Rp 10.200.000
13 April 2015 Rp 29.000.000 Rp 10.500.000
Variabel
Hasil Independent
14 Mei 2015 Rp 29.000.000 Rp 10.500.000 No
15 Juni 2015 Rp 40.000.000 Rp 10.700.000 Regresi
X1 X2 X3
Sumber: Data Diolah 2015
Coeffisien
1 0,507 0,269 0,131
Regresi
Jumlah pengunjung yang datang ke 2 t-Statistik 7,023 2,217 2,104
3 Probabilitas (sig) 0,000 0,049 0,59
Rumah Makan Sudi Mampir setiap harinya 4 Coeffisien alpha 4,636
berbeda-beda. Namun secara keseluruhan 5
Adjusted R-
0,975
square
jumlah pengunjung Rumah makan yang 6 F-statistik 183,050
datang dapat di rata-ratakan. Untuk lebih 7 Probabilitas (sig) 0,000
jelasnya jumlah pengunjung yang datang Sumber: Data Penelitian Diolah 2015
kerumah makan Sudi Mampir ini dapat dilihat
pada tabel berikut : Berdasarkan hasil analisis data
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
Tabel 2: Jumlah Pengunjung Usaha bahwa terdapat pengaruh yang nyata dari
Rumah Makan Sudi Mampir Dari ketiga variabel bebas yaitu modal usaha,
Januari 2014 S/d Juni 2015. jumlah pengunjung, dan upah terhadap
pendapatan usaha Rumah Makan Sudi
Jumlah
No Bulan Mampir. Variabel modal usaha menunjukkan
Pengunjung
adanya pengaruh yang nyata terhadap
1 April 2014 4000 Orang pendapatan Rumah Makan Sudi Mampir hal
2 Mei 2014 3550 Orang
3 Juni 2014 4000 Orang ini dapat dilihat dari hasil nilai thitung > ttabel
4 Juli 2014 3700 Orang (7,023 > 1,761). Hasil ini sesuai dengan apa
5 Agustus 2014 3500 Orang yang disampikan oleh Hidayat (2000:77) yang
6 September 2014 3700 Orang
7 Oktober 2014 3900 Orang mengatakan modal merupakan semua bentuk
8 Nopember 2014 3970 Orang kekayaan yang dapat digunakan, langsung
9 Desember 2014 3500 Orang maupun tidak langsung, dalam produksi untuk
10 Januari 2015 4000 Orang
11 Februari 2015 3500 Orang menambah output. Meningkatnya jumlah
12 Maret 2015 3900 Orang modal yang digunakan akan meningkatkan
13 April 2015 4000 Orang pendapatan. Oleh karena itu, modal
14 Mei 2015 3700 Orang
15 Juni 2015 3600 Orang merupakan alat pendorong yang kuat untuk
Sumber: Data Diolah 2015 meningkatkan hasil produksi yang akhirnya
akan dapat menentukan pendapatan usaha.
Analisis regresi dalam penelitian ini
Variabel jumlah pengunjung dan upah
bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
modal usaha (X1), jumlah pengunjung (X2), dan
pendapatan Rumah Makan Sudi mampir. Hal
jumlah tenaga kerja (X3) terhadap pendapatan
ini dibuktikan dengan hasil nilai thitung dimana
pengusaha usaha Rumah Makan Sudi Mampir
18
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

masing variabel ini memperoleh nilai sebesar 2. Modal usaha merupakan faktor yang
2,217, dan sebesar 2,104 dimana nilai ini lebih dominan terhadap pendapatan Rumah
besar dari nilai ttabel yang hanya 1,761. Jumlah Makan Sudi Mampir karena variabel ini
pengunjung dan upah tenaga kerja merupakan nilai thitung (7,023) tertinggi dibandingkan
dua hal yang tak terpisahkan dimana semakin dengan variabel jumlah pengunjung dan
banyak jumlah tenaga kerja sebagai faktor upah tenaga.
produksi yang dibutuhkan, semakin banyak 3. Secara bersama-sama variabel modal usaha,
tenaga kerja yang menjadi faktor produksi jumlah pengunjung dan upah berpengaruh
maka akan semakin besar biaya yang signifikan terhadap pendapatan Rumah
dikeluarkan untuk upah mereka dan hal ini Makan Sudi Mampir. Dengan perolehan
akan mempengaruhi pendapatan usaha yang nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (183,050 >
ada. Selain hasil diatas berdasarkan 3,793). Besarnnya pengaruh variabel bebas
perhitungan tstatistik ini diperoleh bahwa ini sebesar 97,5%, sedangkan sebesar 2,5%
variabel modal usaha merupakan faktor paling dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dominan dalam mempengaruhi pendapatan dimasukkan dalam estimasi pada penelitian
Rumah Makan Sudi Mampir. ini seperti jumlah tenaga kerja atau jumlah
Variabel bebas yang terdiri dari modal jam kerja perbulan.
usaha, jumlah pengunjung, dan upah secara Berdasarkan kesimpulan diatas maka
bersama-sama dapat mempengaruhi variabel
penulis memberikan saran dan diharapkan
terikat yaitu pendapatan usaha Rumah Makan dapat berguna bagi pihak pemilik objek
Sudi Mampir secara signifikan, dimana hal ini penelitian ini. Adapun saran yang ingin
dibuktikan dengan perolehan perhitungan disampaikan adalah sebagai berikut:
Fhitung > Ftabel (183,050 > 3,793). Variabel 1. Hendaknya pemilik Rumah Makan Sudi
bebas ini secara bersama-sama dapat Mampir terus dapat mempertahankan
mempengaruhi pendapatan Rumah Makan kualitas makanan dan kualitas pelayanan
Sudi Mampir sebesar 97,5%, sedangkan yang diberikan kepada pengunjung
sebesar 2,5% dijelaskan oleh variabel lain sehingga setiap pengunjung yang datang
yang tidak dimasukkan dalam estimasi pada merasa puas dengan makanan dan
penelitian ini seperti jumlah tenaga kerja atau pelayanan yang diberikan yang apda
jumlah jam kerja perbulan. akhirnnya hal ini akan terus dapat
meningkatkan pendapatan bagi usaha ini.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Hendaknya pemilik Rumah Makan Sudi
Berdasarkan rumusan masalah, Mampir juga dapat menambah tenaga kerja
hipotesis, dan analisis data penelitian, maka tetap yang ada karena tenaga kerja yang ada
dapat diambil simpulan bahwa: sekarang ini sering tidak mampu
1. Modal usaha, jumlah pengunjung, dan upah memberikan pelayanan kepada pengunjung
secara simultan berpengaruh signifikan yang kadang datang secara banyak, selain
terhadap pendapatan Rumah Makan Sudi itu diharapkan dapat menambah bangunan
Mampir dimana masing-masing nilai thitung dan tempat parkir yang ada agar
yaitu sebesar 7,023 untuk variabel modal kenyamanan yang dirasakan oleh
usaha, nilai sebesar 2,217 untuk jumlah pengunjung dapat bertambah.
pengungjung, dan sebesar 2,104 untuk upah 3. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya
sedangkan nilai ttabel sebesar 1,761. untuk mencari variabel lain yang lebih
19
Jurnal LPPM UGN Vol. 7 No. 2 Desember 2016 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541-5522

signifikan dengan cara misalnya


memperluas dan mengubah objek
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dewi, 2004. Manajemen Keuangan


Perusahaan, Cetakan Pertama, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Hidayat. 2000. Sektor Informal dalam Struktur
Ekonomi Indonesia. Jakarta : LP3S.
Hidayat. 2000. Sektor Informal dalam Struktur
Ekonomi Indonesia. Jakarta : LP3S.
Mubyarto. 2005. Peluang Kerja dan Berusaha
di Pedesaan. Yogyakarta : BPFE UGM.
Mudrajad Kuncoro. 2007. Ekonomika Industri
Indonesia Menuju Negara Industri Baru
2030. Yogyakarta : CV. ANDI.
Rahardja, P. Manurung, 2004. Teori Ekonomi
Mikro Suatu Pengantar :
Memaksimumkan Laba. Edisi Tiga.
Jakarta: UI Fakultas Ekonomi.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian
Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Suroto. 2002. Strategi Pembangunan dan
Perencanaan Kesempatan Kerja.
Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Soemarso, S.R., 2009. Akuntansi Suatu
Pengantar. Jakarta, Rineka Cipta.
Cetakan Kesembilan.
Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian.
Rajawali Press. Jakarta
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian
Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama.

20

Vous aimerez peut-être aussi