Vous êtes sur la page 1sur 74

PROTOTYPE MONITORING SUHU BERBASIS

MIKROKONTROLER PADA COOL BOX IKAN DI


PELABUHAN PPI MENGGUNAKAN SENSOR DS18B20
DENGAN METODE FUZZY

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:

AKHMAD RIVALDY
NIM. H1G114027

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFOMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN 2018
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Banjarmasin, April 2019

Materai 6000

Akhmad Rivaldy
NIM. H1G114027
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

PROTOTYPE MONITORING SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER PADA COOL


BOX IKAN DI PELABUHAN PPI MENGGUNAKAN SENSOR DS18B20 DENGAN
METODE FUZZY

OLEH
AKHMAD RIVALDY
NIM.H1G114027

Telah diperiksa dan terpenuhi semua persyaratan akademik, administrasi, dan


disetujui untuk dipertahankan di hadapan dewan penguji

Banjarmasin, April 2019


Pembimbing Utama,

Yuslena Sari, S.Kom., M.Kom.


NIP. 19841120 201504 2 002

Pembimbing Pendamping,

Andreyan Rizky Baskara, S.Kom., M. Kom.


NIPK. 1990703 201803 1 08001
ABSTRACT

Fish supply in to the consumers need long relatives distance and much time.
Meanwhile the consumers always want fresh fish. The problem occurred was
broken stock of fresh fish in every shipping and happened almost all the time. It
made fish became stale and made supplier got lose.

The study was took place in Batulicin Simpang Empat in a harbor (Pelelangan
Pembongkaran Ikan) until now the handling of fish catches generally used ice
block in the usual cool box. Using ice block is one of easiest method. Although,
using ice block only could maintain low temperature in short time whereas the ideal
temperature of cool box should be 10 ͦ Celsius measured by usual temperature’s
device room. In shipping process, the driver unpack the cool box to checked
temperaturemanually. This matter waste time and cost because the driver should
provide extra ice block to maintain low temperature of cool box.

In order to resolve the problem, monitoring could be done automatically by using


a microcontroller chip in the cool box with DS18B20 censor and fuzzy methodbase
microcontroller. The porpuse was supplier could be helped to monitoring the
stabilities of cool box temperature used website. This system is made by
computerization. It would make supplier job easier because driver able to check
fish condition without unpack the cool box and made time, energy and cost more
efficient.

Keywords:
Temperature Censor, Fish cool box microcontroller, Fuzzy method, and
website.

iii
ABSTRAK

Dalam Penyuplaian Ikan kepada konsumen membutuhkan jarak dan waktu yang
relatif panjang, sedangkan konsumen selalu mengharapkan ikan segar. Dan
permasalahan yang dihadapi dalam produk ikan segar, yaitu persediaan yang rusak
(broken stock) sering kali berlebihan, sehingga banyak ikan yang membusuk dan
akhirnya mengalami kerugian.

Batulicin Simpang Empat tempat dilakukanya penelitian, pelabuhan PPI


(Pelelangan Pembongkaran Ikan) saat ini penanganan hasil tangkapan ikan
biasanya menggunakan pendinginan es batu di dalam cool box biasa. Penggunaan
es merupakan salah satu cara yang paling mudah dilakukan. Akan tetapi,
pendinginan dengan menggunakan es batu hanya dapat mempertahankan suhu
rendah dalam waktu yang singkat sedangkan suhu ideal dari dalam cool box adalah
10˚C yang diukur dengan menggunakan alat suhu ruangan biasa. Jadi, saat
perjalanan driver akan membongkar muatan dan mengecek apakah suhu turun atau
tidak secara manual. Hal ini sangat memakan waktu dan biaya karena supplier
selalu membawa cadangan es untuk berjaga-jaga jika suhu turun didalam cool box
tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, monitoring dapat dilakukan secara otomatis


dengan memanfaatkan sebuah chip mikrokontroler pada cool box dengan sensor
DS18B20 bersama metode fuzzy berbasis mikrokontroler. Tujuannya agar supplier
dapat terbantu untuk memonitoring kestabilan suhu cool box dengan menggunakan
website. Karena sistem dibuat terkomputerisasi maka akan memudahkan kinerja
dari supplier atau driver sehingga driver dapat memonitor kondisi ikan di dalam
cool box tanpa harus membongkar muatan dan hal ini dapan mengefisiensikan
waktu, tenaga, dan biaya karena suhu cool box tetap terjaga dengan baik dan
mudah.

Kata kunci:

Sensor Suhu, Mikrokontroler Cool Box Ikan, Metode Fuzzy, dan website.

iv
PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :


1. Untuk kado ulang tahun Ayah dan ibu tercinta yang selalu mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
2. Dosen pembimbing utama, Ibu Yuslena Sari, S.Kom., M.Kom yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, dan semangat kepada penulis dengan
penuh kesabaran.
3. Dosen pembimbing pendamping, Andreyan Rizky Baskara, S.Kom., M.
Kom. yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan juga semangat
kepada penulis agar Tugas Akhir ini bisa cepat terselesaikan.
4. Para dosen dan staf Program Studi Teknologi Informasi Fakultas Teknik
Unlam yang tentunya juga memberikan semangat kepada penulis.
5. Teman-teman satu angkatan, yaitu angkatan 2014 yang juga memberikan
support terhadap penulis, serta
6. Pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang juga
mensupport penulis.

v
PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul : “Prototype Monitoring Suhu Bebasis Mikrokontroler Pada Cool
Box Ikan Di Pelabuhan PPI Menggunakan Sensor DS18B20 Dengan Metode
Fuzzy”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian Sarjana Strata-1 Teknologi Informasi di Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi
ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak kesulitan yang penulis
temui dalam penulisan skripsi ini, tetapi Alhamdullilah dapat penulis atasi dan
selesaikan dengan baik.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
dari Allah SWT

Banjarmasin, April 2019


Penulis,

AKHMAD RIVALDY

vi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN....................................................................................................... i

PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ......................................................................... ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

LAMPIRAN .......................................................................................................... xii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6

2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 6

2.1.1 Prototype .................................................................................. 6

2.1.2 Suhu .......................................................................................... 6

2.1.3 Mikrokontroler ......................................................................... 7

2.1.4 Sensor DS18B20 ...................................................................... 8

2.1.5 Cool Box................................................................................... 8

vii
2.1.6 Website ..................................................................................... 9

2.1.7 Metode Logika Fuzzy ............................................................... 9

2.2 Penelitian Terkait ............................................................................... 12

2.2.1 Perancangan dan Implementasi User Interface Berbasis Web


Untuk Monitoring Suhu, Kelembaban dan Asap Pada Ruangan Berbeda
Dengan Memanfaatkan Jaringan Local Area Network ...................... 12

2.2.2 Alat Pemantau Suhu Ruangan Melalui Web Berbasis


Mikrokontroler AT89S51................................................................... 13

2.2.3 Pengontrolan Suhu Menggunakan Metode Fuzzy-PID pada


Model Sistem Hipertemia................................................................... 15

2.2.4 Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan


Menggunakan Arduino Pro Mini ....................................................... 15

2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 19

3.1 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................. 19

3.1.1 Bahan Penelitian ..................................................................... 19

3.1.2 Alat Penelitian ........................................................................ 19

3.2 Prosedur Penelitian ............................................................................. 19

3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 21

3.4 Metode Pengembangan Sistem .......................................................... 21

3.5 Analisis Kebutuhan ............................................................................ 22

3.6 Analisis Data ...................................................................................... 23

3.7 Perancangan Sistem............................................................................ 24

3.7.1 Gambaran Umum Sistem ....................................................... 24

3.7.2 Perancangan Hardware .......................................................... 25

3.7.3 Perancangan Software ........................................................... 25

3.7.4 Skenario Uji Coba .................................................................. 27

viii
3.8 Implementasi ...................................................................................... 27

3.9 Etika Penelitian .................................................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 30

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 30

4.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 34

4.3 Implementasi Antar Muka Pada Sistem ............................................. 41

4.4 Implementasi Fuzzy Pada Sistem menggunakan Penulisan Pseudocedo


............................................................................................................ 44

4.5 Pengujian Sistem ................................................................................ 50

4.6 Skenario Pengujian ............................................................................. 51

4.3 Pembahasan ........................................................................................ 53

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56

5.1 Simpulan............................................................................................. 56

5.2 Rekomendasi ...................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Suhu Saat didalam Cool Box ............................................................... 2


Gambar 2.2 Suhu [10] ............................................................................................. 7
Gambar 2.3 Mikrokontroler [11]............................................................................. 7
Gambar 2.4 Sensor Suhu DS18B20 [12] ................................................................ 8
Gambar 2.5 Cool Box Styrofoam [13] ..................................................................... 9
Gambar 2.6 Rangkaian Alat Monitoring Suhu [17] .............................................. 13
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 17
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian [20] .................................................................... 20
Gambar 3.2 Logika Fuzzy ..................................................................................... 24
Gambar 3.3 Umum Sistem .................................................................................... 25
Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler dan Sensor Suhu DS18B20 ................... 25
Gambar 3.5 Interface Website ............................................................................... 27
Gambar 4.1 Flow Chart Monitoring Suhu Cool box ............................................ 30
Gambar 4.2 Skema Pemasangan Sensor DS18B20 dan Wemos D1 .................... 33
Gambar 4.3 Diagram blok sistem inferensi fuzzy.................................................. 35
Gambar 4.4 Himpunan fuzzy untuk variabel input suhu ...................................... 36
Gambar 4.5 Himpunan fuzzy untuk variabel output Lampu................................. 37
Gambar 4.6 ScreenShoot pada halaman beranda website ..................................... 41
Gambar 4.7 ScreenShoot pada halaman mobil website ........................................ 42
Gambar 4.8 ScreenShoot pada halaman box website ............................................ 42
Gambar 4.9 ScreenShoot pada halaman pengguna website .................................. 43
Gambar 4.10 ScreenShoot pada halaman rekap website ....................................... 43
Gambar 4.11 Rangkaian wemos D1 monitoring suhu cool box ........................... 51
Gambar 4.12 Pengujian Saat Diperjalanan ........................................................... 52
Gambar 4.13 Pengujian Saat Didepan Rumah ...................................................... 53

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Perbandingan [18]........................................................................ 14


Tabel 2.2 Eror Pengukuran Sensor Suhu [6]......................................................... 16
Tabel 4.1 Bahan Yang Di gunakan ....................................................................... 31
Tabel 4.2 Alat Yang Di gunakan........................................................................... 31
Tabel 4 3 Software Yang Di gunakan ................................................................... 32
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Akurasi Sensor DS18B20 Saat Diperjalanan ............. 54
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Akurasi Sensor DS18B20 Hanya Didepan Rumah .... 54

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Anggaran

Lampiran 2 Coding Arduino

Lampiran 3 Panduan Penggunaan Aplikasi

xii
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Akhmad Rivaldy


Nama Panggilan : Aldy
Alamat : Jl. SDN Kampung Baru 5
RT.10 RW. 003

Agama : Islam
Kewarganergaraan : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Nama Orang Tua
- Ayah : Suharno
- Ibu : Nor Aiba
Anak Ke- : 1 dari 3 Bersaudara
Riwayat Pendidikan : - SDN Kampung Baru 10
Simpang Empat
- SMPN 1 Batulicin
- SMKN 1 Simpang Empat
- S1 Teknologi Informasi
Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
(2014 s/d Sekarang)

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laut sebenarnya kaya sumberdaya abiotik dan biotik. Sumber daya biotik
dilautan lebih banyak dibanndingkan di darat. Karena 70% bumi adalah laut. Laut
dikenal dengan anekaragam kekayaan hayati yang berpotensi besar untuk pangan,
obat - obatan, aplikasi bioteknologi. Menurut data FAO pada tahun 2008. Tahun
2006 sekitar 110 juta ton ikan dari lautan yang dibudidaya masuk dipasar dunia dan
dikonsumsi sekitar 2,9 miliar orang dengan protein intake sedikitnya 15%. Hal itu
membuktikan bahwa ikan adalah sebagai sumber protein hewani yang sangat besat.
[1].
Para supplier memegang peranan penting, agar ikan-ikan yang disuplai
dalam kualitas yang baik. Permasalahan yang dihadapi dalam persediaan produk
ikan segar, yaitu persediaan yang rusak (broken stock) sering kali berlebihan,
sehingga banyak ikan yang membusuk dan mengalami kerugian. Oleh karena itu
untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu mengharapkan ikan segar,
penanganan ikan perlu dilakukan agar dapat menjangkau konsumen atau pabrik
pengolahan dalam kondisi segar atau hampir segar. Saat ini penanganan ikan tidak
hanya ditujukan untuk mempertahankan kesegaran ikan, tetapi juga untuk
menganekaragamkan bentuk penyajian, meningkatkan pendapatan nelayan ikan
dan meningkatkan daya simpan ikan sehingga dapat disediakan pada saat
dibutuhkan. [2]
Penanganan hasil tangkapan ikan biasanya menggunakan pendinginan
dengan es batu. Penggunaan es merupakan salah satu cara yang paling mudah
dilakukan. Untuk mengetahui suhu yang ada didalam cool box supplier biasa
menggunakan manual seperti melihat atau pun memasukan tangan ke dalam cool
box apakah suhu pass atau tidak. Pendinginan dengan menggunakan es hanya dapat
mempertahankan suhu rendah dalam waktu yang singkat. Jadi saat perjalanan
driver akan membongkar muatan dan mengecek apakah suhu turun atau tidak
secara manual. Apa bila suhu turun maka driver mengisi kembali es kedalam box

1
2

yang sudah dibawa saat perjalanan. Itu sangat memakan waktu dan biaya karena
driver selalu membawa cadangan es untuk berjaga-jaga dikalau suhu turun didalam
cool box tersebut. Batulicin Simpang Empat tempat dilakukanya penelitian,
pelabuhan PPI (Pelelangan Pembongkaran Ikan) suhu ideal dari didalam cool box
adalah 10˚C dengan menggunakan alat suhu ruangan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Suhu Saat didalam Cool Box

Proses penanganan ikan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan


ikan akan menambah biaya produksi pada ikan sehingga harga jual ikan akan naik.
Biaya penyimpanan dan penanganan bahan dalam rantai pasok ikan terdapat
disemua tahapan rantai pasok ikan mulai dari proses pengawetan sampai ke tangan
konsumen. Biaya itu dibutuhkan untuk menjaga supaya ikan yang diterima
konsumen tetap berkualitas baik, namun biaya tersebut merupakan sesuatu yang
tidak diinginkan oleh supplier sehingga harus diminimalisir.
Jenis ikan yang dikemas di Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu
adalah ikan tongkol, udang, selangat, peda, dan bandeng. Faktor yang harus
diperhatikan saat pengriman ikan tersebut adalah suhu saat pengiriman
berlangsung memonitoring kualitas suhu dilakukan setiap keberangkatan atau saat
diperjalanan agar kuliatas tetap bagus sekitar 90% karena banyak faktor yang bisa
memicu terjadinya perubahan ikan, misalnya panas yang terik sepanjang hari,
perjanan yang jauh yang membuat es didalam box mencair dengan cepat yang bisa
3

menyebabkan penurunan hingga sekitar 30% membuat cepatnya pembusukan atau


ikan sudah tidak segar lagi. Hal ini bisa menimbulkan ini harga jual yang
ditawarkan supplier kepada para pelanggannya menjadi tidak lagi kompetitif
karena harga kualitas ikan yang menurun. [3]
Salah satu kendala bagi supplier atau driver adalah pada saat perjalanan
pengangkutan ikan melakukan monitoring kualitas suhu secara realtime. Para
driver saat diperjalanan memeriksa suhu secara manual yaitu membuka box ikan
tersebut satu persatu lalu mengecek suhu ikan dan itu sangat menghambat
waktu,tenaga juga biaya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, monitoring dapat
dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan sebuah chip mikrokontroler pada
cool box dengan sensor.
Berikut beberapa penelitian terkait yang menjadi dasar bahwa monitoring
suhu dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikrokontroler dan sensor, yaitu pada
penelitian yang dilakukan oleh David Pratama, dkk [4] tentang Perancangan
Prototype Alat untuk Sistem Pemantauan Suhu dan Kelembaban Menggunakan
Adruino Platform, pada penelitian ini informasi suhu ditampilkan pada sebuah
aplikasi dan pencatatan suhu disimpan dalam logfile, tetapi pada penelitian ini tidak
disertai dengan metode yang relevan dan digunakan dalam mengukur suhu ruang
secara umum. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Djiwo Harsono, dkk
yaitu Pemantauan Suhu dengan Mikrokontroler Atmega8 pada jaringan local, pada
penelitian ini sistem pemantauan suhu dilakukan melalui Local area network
sehingga antar mikrokontroler dengan sensor harus dihubungkan memalui kabel
serial [5].
Untuk penggunaan sensor DS18B20 menurut Yoga dalam penelitiannya
sensor DS18B20 memiliki ketelitian yang paling tinggi dibandingkan dengan
sensor LM35 error 4.69%, DHT11 error 3.21%, DHT22 error 1.96% dan
DS18B20 yang memiliki error 1.6% [6]. Dan penelitian dari Ellia nurazizah dkk
mengatakan sensor suhu DS18B20 adalah sensor suhu yang memiliki keluaran
digital. DS18B20 memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi, yaitu 0,5°C pada
rentang suhu -10°C sampai +85°C. sensor suhu pada umumnya membutuhkan ADC
dan beberapa pin port pada mikrokontroler, sedangkan DS18B20 ini tidak
4

membutuhkan ADC agar dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler dan hanya


membutuhkan 1 wire saja [7].
Dan untuk memonitoring suhu yang dari penggunaan alat tersebut
digunakan sebuah metode fuzzy yang didasarkan pada penelitian terkait dari
Muhammad ali bahruddin mengenai rancang bangun alat pengukuran suhu ruangan
berbasis fuzzy logic dan jaringan TCP/IP, dalam penelitian ini metode fuzzy
digunakan untuk pengolahan data [8].
Dengan mengacu pada beberapa penelitian tersebut maka pada penelitian
ini akan dibuat sebuah prototype monitoring suhu menggunakan sensor DS18B2
dengan mengimplementasikan metode logika fuzzy berbasis mikrokontroler. Jadi
diharapkan prototype monitoring suhu pada cool box ikan dapat mempermudah
supplier ikan untuk memonitoring kestabilan suhu cool box dengan menggunakan
website.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana merancang sebuah prototype
monitoring suhu menggunakan sensor DS18B20 dan web pada cool box ikan
berbasis mikrokontroler.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian monitoring suhu menggunakan mikrokontroler pada cool
box ikan ini adalah sebagai berikut:

1. Penggabungan antara alat mikrokontroler wemos D1 dengan sensor DS18B20


juga Website di hp maupun di Laptop/Pc yang akan dilakukan dengan
menggunakan bahasa pemrograman C.
2. Prototype monitoring suhu didalam cool box menggunakan metode logika
fuzzy dan mikrokontroler wemos D1 yang notifikasinya dikirim ke lampu LED
dan ke website.
3. Menghasilkan sebuah prototype monitoring suhu menggunakan
mikrokontroler pada cool box ikan. Dengan pengiriman laporan yang real
time, sistem monitoring ini diharapkan dapat membantu supplier dalam
5

mengecek dan memonitoring suhu cool box dengan mudah tanpa harus
membuka box dan mengecek secara manual.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian monitoring suhu ini menggunakan mikrokontroler
pada cool box ikan yang akan dibuat ini, adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan memonitoring suhu pada cool box ikan.
2. Dengan sistem yang terkomputerisasi, memudahkan kinerja dari supplier atau
driver.
3. Dapat melihat berapa kali kondisi ikan didalam cool box dari monitoring tanpa
perlu membongkar muatan .
4. Efisiensi waktu, tenaga dan biaya.
5. Suhu cool box tetap terjaga

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa ruang lingkup penelitian yang sudah
diambil yaitu, sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di PPI (Pelelangan Pembongkaran Ikan), Tanah Bumbu.
2. Komponen pemrosesan yang digunakan adalah Mikrokontroler, website dan
sensor suhu.
3. Dapat memonitoring suhu sepanjang perjalanan.
4. Menggunakan daya aki yang terpasang di mobil untuk daya sepanjang
perjalanan.
5. Cool box yang digunakan dalam penelitian menggunakan dua mini box
6. Ikan yang digunakan perbox sepuluh ekor
7. Destinasi waktu yang digunakan dalam penelitian sepuluh sampai tiga puluh
menit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa teori ingin digunakan dalam
penelitian ini. Terori yang akan gunakan diantaranya adalah prototype, monitoring
suhu (es), mikrokontroler, cool box, sensor DS18B20 dan web.

2.1.1 Prototype
Prototype adalah contoh atau rangkaian awal dibangun untuk menguji sebuah
konsep atau proses sesuatu yang dapat digandakan atau dipelajarinya. Pengertian
prototype tidak selalu merujuk pada ukuran, artinya prototype tidak harus
berukuran sama dengan produk - produk yang ingin dirancang. Prototype bisa
berukuran lebih kecil atau lebih besar dibanding dengan produk yang akan
dirancang asalkan proses yang akan terjadi pada prototype mewakili proses atau
aksi yang terjadi pada system sebenarnya. Dalam tujuan pembuatan prototype
adalah untuk perbaikan atau penyempurnaan rancangan. Rangkaikan Prototype
elektronik dibuat pada protoboard, bagian mekanik dibuat dengan material yang
murah dan mudah dibentuk, dan bagian program computer dapat dijalankan pada
pc [9].

2.1.2 Suhu
Dalam keseharian, kita sudah tidak asing lagi dengan istilah suhu atau
temperatur. Badan kita dapat merasakan panas atau dinginnya suatu benda yang
kita pegang. Ketika seorang anak kecil menderita sakit demam, sang ibu
menyentuhkan tangannya ke dahi si anak untuk mengukut derajat panas badannya.
Contoh peristiwa lainnya, pada siang hari udara terasa panas karena suhunya tinggi,
sebaliknya ketka malam hari udara terasa dingin karena suhunya rendah [10]. Salah
satu dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

6
7

Gambar 2.2 Suhu [10]

2.1.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah system komputer fungsional dalam sebuah chip yang
memiliki prosesor inti, memori RAM (memori program), wifi, dan peralatan output
input, mikrokontroler juga dapat disebut perangkat elektronik digital yang memiliki
input dan output serta kontrol dengan program yang dapat ditulis dan dihapus,
sesuai dengan cara kerja mikrokontroler. sebenarnya juga dapat membaca dan
menulis data [11]. Salah satu contoh Mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut:

Gambar 2.3 Mikrokontroler [11]


8

2.1.4 Sensor DS18B20


Sensor DS18B20 merupakan sensor suhu yang memiliki perlakuan khusus
dalam penggunaannya. Pengoperasian sensor jenis ini berkomunikasi melalui bus
1-Wire yang menurut definisi hanya membutuhkan satu baris data untuk
komunikasi dengan mikroprosesor pusat. Dengan kata lain, sensor ini
menggunakan sistem 1 wire adalah standar komunikasi serial dua arah
menggunakan satu saluran yang didesain khusus untuk mengirim maupun
menerima data. Berikut merupakan gambar fisik dari sensor suhu DS18B20. [12]
Berikut ini adalah sensor DS18B20 pada Gambar 2.3 dibawah ini:

Gambar 2.4 Sensor Suhu DS18B20 [12]

Keunggulan dari sensor suhu DS18B20 adalah selain memiliki komunikasi unik
yaitu sistem 1 wire, sensor ini juga memiliki jangkauan pengengukuran suhu mulai
dari -55oC sampai +125oC (-67oC sampai +257oF) serta memiliki tingkat akurasi
sebesar ±0.5oC pada rentan suhu -10oC sampai +85oC [12].

2.1.5 Cool Box


Cool box adalah alat yang dipergunakan untuk tempat menyimpan bahan
makanan seperti sayuran, ikan / daging, es krim, obat-obatan dll. Cool box juga
dapat dipergunakan untuk kebutuhan lainnya seperti berjualan makanan dan
minuman dingin. Dibandingkan produk kemasan, bahan makanan seperti yang
disebutkan diatas lebih mudah rusak dan tidak tahan lama. Oleh karena itu Cool
Box cocok untuk dijadikan tempat penyimpanan sementara agar kualitas bahan
9

makanan tetap terjaga. [13] Cool box yang sering dipakai bisa dilihat pada Gambar
2.4 dibawah ini:

Gambar 2.5 Cool Box Styrofoam [13]


Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan supplier di pelabuhan PPI
Kabupaten Tanah Bumbu, Cool box yang sering dipakai supplier adalah yang
terbuat dari styrofoam. Karena menurut supplier Cool Box berbahan Styrofoam
lebih murah dan ringan serta lebih praktis dan tidak memakan muatan yang
berlebih.

2.1.6 Website
Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang
digunakan untuk menampilkan informasi gambar, teks yang bergerak atau diam,
suara animasi bisa juga merupakan gabungan dari semuanya, berupa itu bersifat
statis maupun dinamis yang masing-masing disambungkan dengan jaringan-
jaringan halaman. Hubungan dari halaman satu ke halaman web lain disebut
Hyperlink, sedangkan Hypertext merupakan teks yang dijadikan media
penghubung [14].

2.1.7 Metode Logika Fuzzy


Metode logika fuzzy adalah sebuah algoritma atau sebuah logika yang
mempunyai nilai kesamaran antara benar atau salah dan kekaburan. Dalam teori
logika fuzzy sebuah nilai bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan namun
berapa besar kesalahan dan kebenaran suatu nilai tergantung kepada derajat
keanggotaan yang dimilikinya.
10

Langkah pertama dalam memproses logika fuzzy mengandung transformasi


domain yang dinamakan fuzzifikasi. Masukan crisp ditransformasikan ke dalam
masukkan fuzzy. Langkah kedua disebut basis aturan. Basis aturan berisi aturan-
aturan fuzzy yang digunakan untuk pengendalian sistem. Aturan-aturan ini dibuat
berdasarkan logika dan intuisi manusia, serta berkaitan erat dengan jalan pikiran
dan pengalaman pribadi yang membuatnya. Langkah selanjutnya adalah evaluasi
aturan. Berdasarkan basis aturan yang telah dibuat, variabel-variabel masukan
fuzzy diolah lebih lanjut untuk mendapatkan suatu penyelesaian. Dengan demikian
dapat diambil suatu keputusan berupa variabel fuzzy keluaran. Hasil ini harus
diubah kembali menjadi varibel numerik non fuzzy melalui proses defuzzifikasi
[15].
Fuzzy logic ialah suatu pembentuk komponen soft computing, dasar fuzzy
logic yaitu teori himpunan fuzzy. Himpunan fuzzy merupakan kelas dengan objek
rangkaian nilai keanggotaan. Himpunan ditandai dengan peran keanggotaan yang
diberikan kepada setiap sesuatu dengan nilai berkisar antara 0 dan 1. Secara khusus
teorema pemisah untuk himpunan fuzzy merupakan memberikan pemisah tanpa
harus benar-benar memisahkan himpunan fuzzy tersebut.
Adapun inferensi sistem fuzzy ini terdiri dari empat (4) unit, sebagai berikut:
1. Fuzzifikasi, merupakan suatu proses variabel perubahan numerik menjadi
variabel linguistik. Fungsi fuzzifikasi ini digunakan untuk mengubah nilai
tegas, fuzzifikasi ini diharapkan dapat membantu dalam menyederhanakan
komputasi yang harus dilakukan oleh sistem tersebut dalam proses
inferensinya.
2. Penalaran fuzzy logic, merupakan suatu penarikan kesimpulan berdasarkan
seperangkat implikasi fuzzy dan suatu fakta yang diketahui. Aturan penalaran
yang sering digunakan adalah modus ponen, dimana berdasarkan pada
tautologi (p ^ ( p=>q))=>q. Bentuk penalaran dari modus ponen, sebagai
berikut “Premis 1x adalah A, Premis 2. Bila x adalah A, maka y adalah
B.Kesimpulan y adalah B. Proses penarikan kesimpulan diatas terdiri dari
sebuah proposisi tunggal sebagai fakta yang diketahui (premis 1), sebuah
proposisi majemuk berbentuk implikasi, yang merupakan suatu kaidah atau
11

aturanyang berlaku (premis 2) dan kesimpulan yang ditarik berdasarkan


kedua proposisi tersebut”.
3. Pengetahuan basis, merupakan sesuatu yang fungsi-fungsi memuat
keanggotaan dari himpunan fuzzy yang terkait dari variabel-variabel linguistik
yang di atur dan pakai berupa implikasi fuzzy.
4. Defuzzyfikasi, merupakan suatu hal yang digunakan untuk mengartikan nilai
keluaran himpunan ke dalam nilai tegas. Beberapa metode defuzzifikasi dalam
permodelan system, sebagai berikut:
a. Metode Centroid, merupakan dimana solusi nilai tegas ini diperoleh dari
titik pusat (z *) di sekitar fuzzy.
b. Metode Bisector, yang merupakan solusi nilai tegas diperoleh dengan
mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan ½
dari total nilai keanggotaan di area fuzzy.
c. Metode Mean of Maximum (MOM), merupakan solusi nilai tegas
diperoleh dari pengambilan nilai rata-rata domain yang memiliki nilai
keanggotaan maksimum.
d. Metode Largest of Maximum (LOM), merupakan solusi nilai tegas yang
diperoleh dengan mengambil nilai domain terbesar dengan nilai
keanggotaan maksimu.
e. Metode Smallest of Maximum (SOM), merupakan dimana solusi nilai tegas
diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil domain yang memiliki nilai
keanggotaan maksimum.
Himpunan fuzzy pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 oleh Zadeh,
teori himpunan fuzzy telah banyak dikembangkan dan diaplikasikan dalam segala
masalah nyata. Berikut beberapa yang perlu diketahui dalam memahami himpunan
fuzzy, yaitu:
1. Variabel fuzzy, merupakan suatu variabel yang akan dibahas pada suatu sistem
fuzzy.
Contoh: persediaan, produksi, permintaan.
2. Himpunan fuzzy, adalah grup yang mewakili suatu kondisi atau situasi
tertentu dalam variabel fuzzy. himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu:
12

a. Linguistics, adalah penamaan kelompok yang mewakili suatu kondisi atau


situasi tertentu yang menggunakan bahasa alami.
Contoh: tua, muda dan parobaya.
b. Numeris, adalah suatu nilai angka yang menunjukkan ukuran dari suatu
variabel.
Contoh: 3, 4, 17.
3. Semesta pembicaraan, merupakan keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan dalam variabel fuzzy.
Contoh: semesta pembicaraan untuk variabel temperatur dimana X = [0, 100]
4. Himpunan domain fuzzy, merupakan nilai keseluruhan yang diizinkan dalam
semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam himpunan fuzzy.
Contoh: domain himpunan fuzzy untuk semesta dimana X = [0, 120]. [16]

2.2 Penelitian Terkait


Penelitian yang menggunakan Mikrokontroler Arduino sebelumnya sudah
banyak dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya:
2.2.1 Perancangan dan Implementasi User Interface Berbasis Web Untuk
Monitoring Suhu, Kelembaban dan Asap Pada Ruangan Berbeda Dengan
Memanfaatkan Jaringan Local Area Network
Putri Mandarani pada penelitiannya merancang sistem monitoring berbasis
web untuk memantau kondisi suhu, kelembaban dan kadar asap pada 3 ruangan.
Alat yang dipakai Mikrokontroler, Ethernet Shield, sensor DHT11 (temperatur dan
kelembaban) dan sensor MQ-9 (gas analog) dan software yang digunakan ialah A
Mikrokontroler versi 1.0.5 untuk pemograman mikrokontroler dan XAMPP yang
berisi modul Apache, PHP dan Mysql [17].

Untuk pengujian system ini yang pertama dilakukan ialah menempatkan


masing-masing perangkat yang sudah di buat ke 3 tempat yang berbeda. Setelah itu
di beri nama ch 1, ch2 dan ch 3 [17]. Perangkat dapat dilihat pada Gambar 2.5
dibawah ini.
13

Gambar 2.6 Rangkaian Alat Monitoring Suhu [17]


Setelah semua perangkat terhubung ke jaringan maka grafik akan bergerak di
tampilan web sesuai pergerakan waktu, dimana dalam sistem ini dihitung per detik.
Dapat dilihat untuk suhu ruangan nilai dari masing masing ruangan hampir sama
dengan kisaran 20 – 40 ºC, saat dilakukan pengujian suhu semua ruangan pada AC
adalah 30 ºC selanjutnya mendeteksi adanya asap, dilakukan dengan eksperimen
membakar sobekan kertas di ruangan 1 dan kemudian api dipadamkan sehingga
muncul asap. Hasilnya akan tampil pada web yang menunjukkan pergerakan
kenaikan nilai mencapai 296, ini menunjukkan ruangan 1 terdeteksi asap dan status
ruangan dalam keadaan bahaya [17].

System pemantauan (monitoring) ini sangat membantu untuk menekan


pemborosan biaya penggunaan listrik, seperti AC saat AC dibutuhkan dan kapan
harus mematikannya, sedangkan dari segi keamanan dapat diketahui kapan ruangan
aman dan kapan berbahaya. [17]

2.2.2 Alat Pemantau Suhu Ruangan Melalui Web Berbasis Mikrokontroler


AT89S51
Robby Candra, penelitiannya ini tidak jauh berbeda dengan penelitan
sebelumnya, perancangan sistem monitoring dan pengontrol perubahan suhu suatu
ruang melalui web. Alat yang dipakai Mikrokontroler AT89S51, ADC (Analog to
Digital Converter), dan Sensor Suhu LM35 dan untuk perangkat lunaknya IIS
(Internet Information Service), Temperature Mikro-Server, dan Web Browser [18].

Cara Kerja Sistem/Alat, Sensor suhu LM35 melakukan sensor lalu


menghasilkan keluaran (output) berupa tegangan listrik analog yang berubah-ubah
14

secara linier seiring dengan perubahan suhu (temperature) yang juga terjadi secara
linier. Untuk membuat perubahan dari bentuk analog menjadi digital diperlukan
ADC suhu ruangan yang akan dikonversikan sebagai data digital 8-bit (FF
hexadecimal = 256 desimal) hasil digital dari ADC 0804 ini akan dikirimkan ke
port 2 (P2.0 – P2.7) pada mikrokontroler [18].

Temperature mikro-server merupakan penghubung antara hasil pengolahan data


dari mikrokontroler dengan web server selanjutnya melaksanakan komunikasi
antara web server dengan web browser, maka melalui IIS sudah dikonfigurasi, web
browser ini untuk menampilkan data hasil proses yang sudah dilakukan pada web
serve. Hasilnya antara suhu yang terukur dengan termometer standar dengan
termometer rangkaian dapat dilihat pada Tabel 2.6 dibawah ini:

Tabel 2.1 Hasil Perbandingan [18]

Secara keseluruhan alat pemantau suhu ini bekerja dengan baik karna hasil
percobaan didapat selisih yang kecil antara hasil pengukuran suhu dengan
menggunakan termometer rangkaian dengan termometer standar [18].

.
15

2.2.3 Pengontrolan Suhu Menggunakan Metode Fuzzy-PID pada Model


Sistem Hipertemia
Pada penelitian Dwi Madyanto, Imam Santoso dan Iwan Setiawan ini
membuat alat ukur suhu menggunakan mikrokontroller untuk hipertermia.
Hyperthermia adalah salah satu metode penyembuhan dengan menggunakan proses
kenaikan suhu beberapa derajat Celcius di atas suhu fisiologis normal, bagi manusia
ini berarti suhu dari 41⁰C ke 45⁰C [19].

Tujuan terapi dengan hipertermia adalah menghasilkan panas yang cukup


untuk membunuh sel tumor tanpa merusak sel jaringan tubuh yang sehat. Menjaga
stabilan suhu di area terapi adalah sesuatu yang sangat diperlukan. Ini karena, tanpa
kontrol suhu yang baik, sel-sel jaringan normal juga akan rusak. Dengan melihat
fakta ini, pada penelitian ini dibuat suatu system kontrol suhu dengan metode fuzzy-
PID berbasis mikrokontroler ATmega32 yang dibuat pada pemodelan
hyperthermia.

System ini menggunakan sensor suhu MLX90247 non-kontak, yang


berfungsi untuk mengukur suhu permukaan objek yang sedang dirawat. Potongan
kulit sapi digunakan sebagai uji coba nantinya untuk dikendalikan oleh suhu. Kulit
sapi dipilih karena memiliki sifat yang mirip dengan kulit manusia. Berdasarkan tes
yang dilakukan, dapat dilihat bahwa kontrol fuzzy-PID mampu menghasilkan
respon system yang cukup bagus, hal ini ditunjukkan oleh kemampuan system
untuk mengikuti referensi hingga 20 menit. Untuk nilai referensi 42⁰C-45⁰C, system
membutuhkan waktu ± 2 menit untuk mencapai stabilitas. [19]
2.2.4 Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan Menggunakan
Arduino Pro Mini
Penelitian dari Yoga alif mengatakan Suhu merupakan salah satu parameter
yang paling sering diukur. Pengukuran terhadap parameter suhu sangat berguna
untuk mempelajari sebuah proses fisika, kimia, atau, biologi. Dalam beberapa
dekade terakhir, pemanasan global telah menjadi isu global terkait dengan
lingkungan di mana polusi dan kerusakan lingkungan adalah faktor-faktor yang
menyebabkan suhu tinggi di bumi. Oleh kareana itu yang di utamakan dalam
penelitian ialah tentang pengukuran suhu udara. Ada banyak tipe dan jenis sensor
16

untuk mengukur suhu udara. Dari Setiap tipe untuk keakurasian juga berbeda, jadi
diperlukan perlunya penelitian dalam mengukur akurasi pada sensor suhu udara.
Dalam penelitian ini, empat sensor suhu udara akan diuji, yaitu DS18B20, LM35,
DHT22, dan DHT11. Dengan melakukan pengukuran suhu udara sebanyak lima
kali dan membandingkannya dengan termometer suhu udara. Hasil pengujian
menampilkan bahwa error pengukuran DHT11 adalah 3.12%, error pengukuran
LM35 sebesar 4.69%, eror pengukuran DS18B20 adalah 1.6% dan error
pengukuran DHT22 adalah 1.96%. Jadi dari hasil pengujian ini didapatkan
kesimpulan bahwa sensor DS18B20 memiliki akurasi sangat tinggi dibandingkan
dengan sensor sensor lainnya seperti DHT11, DHT22, dan LM35 dengan kesalahan
pengukuran sebesar 1.6%. [6] Tabel saat pengujian eror sensor bisa dilihat pada
Tabel 2.7 dibawah ini:

Tabel 2.2 Eror Pengukuran Sensor Suhu [6]

NO SENSOR EROR (%)


1 DS18B20 1.6
2 DHT22 1.96
3 DHT11 3.12
4 LM35 4.69

2.3 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.8
berikut:
17

Problem Opportunity
Tidak adanya sistem yang Pengawasan Supplier yang Driver yang sudah
dapat memonitoring suhu memonitoring suhu menggunakan mobil memahami teknologi
cool box ikan saat cool box ikan masih angkutan dan cool box dan bisa
pengiriman. dengan cara manual. untuk mengirimkan mengoprasikan smart
ikan phone

Approach
Mikrokontroler Sensor Arduino Website Metode
DS18B20 IDE Logika Fuzzy

Hardware Development Software Development


Mikrokontroler Sensor LED Arduino Notepad++
DS18B20 IDE

Hardware dan Software Implementation


Cool Box Posttest
Pretest (Sebelum
Penyimpanan (Sesudah
Implementasi)
Ikan Implementasi)

Hardware dan Software Measurement Result


Perbandingan Efisiensi Waku, Prototype monitoring suhu berbasis
mikrokontroler pada cool box ikan di
Pretest dan Tenaga, an Biaya pelabuhan ppi menggunakan sensor
Postest ds18b20 dengan metode fuzzy

Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian digunakan oleh penulis yaitu sebagai berikut:


1. Problem
Problem atau permasalahan dalam penelitian ini adalah pengawasan atau
monitoring yang dilakukan masih secara manual dikarenakan tidak
adanya sistem yang mendukung memonitoring suhu pada cool box ikan
saat pengiriman.
2. Opportunity
Opportunity dalam penelitian ini adalah dapat supplier yang
menggunakan mobil angkutan juga cool box untuk pengiriman ikan dan
pengawasan memonitoring suhu cool box ikan masih dengan cara manual.
18

3. Approach
Approach dalam penelitian ini adalah dibuatnya implementasi sistem
sebuah hardware dan sofware yang dapat mengukur tingkat suhu cool box
yang terhubung dengan mikrokontroler, dan dilanjutkan dengan Arduino
IDE sebagai penerima informasi data yang dihasilkan, untuk selanjutnya
data yang dihasilkan dengan membuat sebuah website.
4. Hardware Development
Disini hardware yang digunakan adalah mikrokontroler dan juga sensor
Suhu DS18B20.
5. Sofware Development
Dan software yang digunakan adalah Arduino IDE dan website.
6. Hardware dan Software Implementation
Hardware dan Software Implementation merupakan implementasi dari
penelitian ini, dimana hardware dan software ini dapat
diimplementasikan di cool box ikan sehingga dapar dimonitoring
penyuplai selanjutnya dilakukan pretest sebelum menggunakan hardware
dan software ini, dan dilakukan posttest setelah menggunakan hardware
dan software tersebut.
7. Hardware dan Software Measurement
Hardware dan Software Measurement dilakukan perbandingan untuk
mengetahui hasil sebelum menggunakan Hardware dan Software dan
hasil setelah menggunakan Hardware dan Software, dan juga efisiensi
waktu, biaya, dan tenaga.
8. Result
Result merupakan hasil akhir setelah mengetahui permasalahan,
pendekatan, pengembangan, dan proses lainnya, maka diharapkan dapat
mengimplementasikan di cool box ikan sehingga dapat dimonitoring
penyuplai yang terhubung dengan mikrokontroler.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat Penelitian


3.1.1 Bahan Penelitian
Bahan atau objek yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan hasil
survei dan observasi di tempat, diantaranya:
1. Es
2. Ikan
3. Coolbox

3.1.2 Alat Penelitian


Alat penelitian yang dipakai dalam penelitian ini berupa perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Adapun hardware yang dipakai dalam
penelitian ini:
1. Mikrokontroler.
2. Cool box.
3. Modem Wireless
4. Kabel Jumper
5. Kabel USB
6. Komputer / laptop dengan spesifikasi minimal Dual Core dan RAM 2GB.
7. Sensor suhu DS18B20
sedangkan software yang diperlukan dalam pembuatan sistem pada penelitian ini:
1. Bahasa Pemprograman PHP
2. Arduino IDE
3. MySQLi sebagai database
4. Web browser

3.2 Prosedur Penelitian


Prosedur atau tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini
memalui beberapa tahapan guna untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan
juga sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian agar tercapainya tujuan

19
20

penelitian, berikut tahap-tahap penelitian yang dilakukan pada Gambar 3.1 sebagai
berikut:

Mulai

Indentifikasi Masalah
Mencari tahu dan memahami
masalah yang akan dan di
selesaikan

Pengumpulan Data

Studi Pustaka
Studi Lapangan

Analisis & Perancangan


Analisis Kebutuhan Alat & Sistem Perancangan Perangkat Keras,
Lunak, dan Interface Website

Implementasi & Pengujian


Implementasi Alat & Sistem
Pengujian Alat & Sistem

Kesimpulan & Saran


Penarikan Kesimpulan Dari Penarikan Implementasi
Hasil Penelitian saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Selesai

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian [20]


21

Pada Gambar 3.1 diatas terdapat beberapa tahapan prosedur penelitian yang
digunakan, yaitu dimulai dengan mengidentifikasi masalah dengan cara
memfokuskan, mencari tahu, memahami, dan mengetahui batasan-batasan masalah
yang akan dilakukan dalam penelitian. Kedua tahapan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara melakukan studi pustaka dan studi lapangan. Ketiga tahapan
analisis dan perancangan yang mana tertuju pada hardware dan software serta
interface website yang diperlukan.
Keempat implementasi dan pengujian, pada tahapan ini akan dilakukan
implementasi dan pengujian terhadap hardware dan software yang telah dibuat
serta implementasi dan pengujian terhadap data yang didapat melalui uji coba
hardware. Kelima yaitu tahapan terakhir dimana pada tahapan ini akan ditarik
kesimpulan dari pembuatan hardware dan software yang telah dibuat serta
pemberian saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan tahapan selanjutnya setelah mengidentifikasi
masalah apa yang akan diteliti.
Studi Pustaka sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber
teori atau pun konsep yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Hal ini
dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari dari e-book, artikel-artikel,
jurnal, dan referensi lainnya yang ada hubungannya dengan topik skripsi yang
didapat dari internet.
Studi Lapangan ini dilakukan dengan mendatangi tempat atau objek yang akan
diteliti dan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung seperti tanya jawab
secara langsung dengan narasumber yang terkait dengan permasalahan yang
diambil dan melakukan pengamatan terhadap objek permasalahan yang diambil.

3.4 Metode Pengembangan Sistem


Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Prototyping, yaitu :
22

1. Pengumpulan kebutuhan
Menentukan format semua perangkat lunak dan perangkat keras, menguraikan
sistem kontrol yang akan dibuat,dan mengidentifikasi semua kebutuhan.
2. Membangun prototipe
Membangun prototipe dengan membuat desain sementara sebagai dasar untuk
pengembangan lebih lanjut setelah dievaluasi dan untuk melihat stabilan
system sementara.
3. Evaluasi prototipe
Evaluasi ini dilakukan untuk mencari tahu apakah perancangan yang telah
dibuat sesuai dengan tujuan dari pembuatan .jika sesuai maka langsung menuju
ke 4. Jika perancangan akan di perbaiki dengan kembali ke langkah 1, 2 dan 3.
4. Mengkodekan sistem
Pada tahap ini prototipe yang disetujui diterjemahkan ke dalam Bahasa
pemrograman yang sesuai, bahasa pemrograman Pemrosesan untuk perangkat
keras dan PHP untuk perangkat lunak.
5. Pengujian system
Setelah system selesai dan siap digunakan, itu harus diuji terlebih dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menguji waktu respons
dari pelaksanaan perintah kontrol ke mikrokontroler sebagai pengontrol utama.
6. Evaluasi System
Mengevaluasi apakah system yang telah selesai sesuai dengan apa yang
diharapkan melalui observasi melalui kuesioner di suatu tempat atau agensi.
Jika sesuai, maka langkah akan 7 dilakukan, jika tidak ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan system
Perangkat keras dan perangkat lunak yang telah diuji dan seperti yang
diharapkan siap digunakan [21].

3.5 Analisis Kebutuhan


Tahapan ini bertujuan untuk menganalisa hardware dan sofware yang
optimal sesuai dengan kebutuhan tujuan penelitian dengan berbagai faktor
pertimbangan, permasalahan serta kebutuhan yang telah ditentukan. Terdapat 2
bagian analisis yang dilakukan, yaitu:
23

1. Analisis Kebutuhan Hardware (Perangkat Keras)


Analisis Hardware yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu:
 Mikrokontroler
Mikrokontroler nantinya pada penelitian ini berfungsi untuk menerima data
dalam bentuk digital yang dikonversikan menjadi data suhu cool box yang
dikirimkan.
 Kabel Jumper
Kabel jumper berfungsi untuk menghubungkan mikrokontroler
mikrokontroler melalui serial port yang terdapat di mikrokontroler.
 Konektor aki
Konektor aki nantinya berfungsi sebagai penghubung untuk mengalirkan
daya ke mikrokontroler Arduino UNO.
 LED Indikator
Sebagai rangkaian pada mikrokontroler Arduino UNO yang berfungsi
sebagai penanda untuk mengetahui suhu cool box yang datanya diterima
dari sensor suhu DS18B20 dan kemudian diolah menggunakan metode
logika fuzzy
2. Analisis Kebutuhan Software (Perangkat Lunak)
Analisis Software yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu:
 Arduino IDE
Adalah berupa software yang digunakan untuk editor program, compailer,
dan uploader yang terhubung dengan mikrokontroler arduino uno. Kode
program arduino umumnya disebut sketch dan bahasa pemrogrammannya
yaitu C++.
 Website
Website pada penelitian ini berfungsi untuk menampilkan data yang didapat dari
arduino IDE dengan menampilkan output berupa nilai suhu pada web dan
menunjukan keakurasian data yang dikirm oleh mikrokontroler.

3.6 Analisis Data


Data yang dihasilkan dari perancangan alat yang terhubung dengan sofware
arduino IDE akan disimpan selanjutnya di proses dan menghasilkan output berupa
24

data yang dikirim oleh sensor mikrokontroler. maka data akan dapat di proses
menggunakan metode logika fuzzy untuk menunjukan keakurasian data yang
dikirim.

Gambar 3.2 Logika Fuzzy

3.7 Perancangan Sistem


Perancangan merupakan suatu penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa ataupun pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh. Untuk penelitian ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu membuat
hardware untuk sebagai alat serta menginstal aplikasinya. Kemudian membuat
system memonitor sebagai user interface yang berbasis website untuk menampilkan
data yang sudah dikirim oleh perangkat keras lalu disimpan di database.

3.7.1 Gambaran Umum Sistem


Gambaran umum sistem yang dibuat adalah monitoring suhu pada cool box
ikan. Pada gambaran di bawah dijeslakan ada beberapa komponen yang dipakai
nantinya dan saling berhubungan seperti mikrokontroler, led, sensor DS18B20,
cool box, server, database, website dan juga HP. Gambar 3.2 menunjukkan
gambaran umum sistem sebagai berikut:
25

Gambar 3.3 Umum Sistem

3.7.2 Perancangan Hardware


Berikut adalah komponen yang dibutuhkan:

1. (1x) Mikrokontroler Arduino Uno


2. (1x) Breadboard
3. (1x) Sensor Suhu DS18B20
4. (1x) Red LED
Komponen atau alat yang disebutkan diatas akan dirancang seperti dibawah
ini:

Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler dan Sensor Suhu DS18B20

3.7.3 Perancangan Software


Perancangan Software terbagi dalam 2 bagian:
1. Software Arduino IDE dan Driver USB
26

a. Mendownload aplikasi Arduino IDE pada situs www.arduino.cc.


b. Ekstrak file yang sudah di download.
c. Arduino IDE dapat dijalankan tanpa perlu di instal. Namun belum bisa
dipakai karna driver harus diinstal terlebih dahulu
d. Sambungkan papan arduino dengan komputer melalui kabel USB.
e. Maka akan tampil di daftar unspecified
f. Klik kanan pilih properties
g. Pada tab hardware klik properties
h. Tampil window baru pilih tab general klik tombol change setting
i. Klik Update Driver
j. Klik “Browse my computer for driver software”
k. Pilih lokasi sofware akan di tempatkan
l. Klik Next lalu pilih “Install this driver software anyway”
m. Jalankan IDE Arduino bernama arduino.exe
n. Pilih menu Tools → Board pilih tipe Wemos D1
o. Selesai

2. Perancangan Website
Dibawah ini terdapat perancangan interface website yang terdiri dari login,
tombol lampiran data monitoring suhu cool box, memilih keberangkatan mobil
dan juga mengetahui keseluruhan setiap mobil pengiriman yang berangkat.
Sedangkan tampilan adalah untuk menampilan monitoring suhu yang sudah di
pilih di lampitaran tadi.
Desain interface website dapat dilihat seperti Gambar 3.4 dibawah ini.
27

Gambar 3.5 Interface Website

3.7.4 Skenario Uji Coba


Pengujian prototype yang dirancang dan dilakukan pada penelitian ini, yaitu
nantinya akan memonitoring suhu pada cool box dengan menggunakan sensor suhu
DS18B20 yang di pasang didalam cool box ikan lalu apabila suhu diatas 20% fuzzy
akan menghitung keakurasiannya lalu seteleh selesai maka lampu led yang
terpasang dimikrokontroler yang digunakan pada prototype tersebut akan menyala
atau berkedip menunjukan bahwa suhu box mengalami perubahan dan data tersebut
akan tampilkan ke website juga nantinya Seperti Gambar 3.4 diatas.

3.8 Implementasi
Pada bagian ini akan diimplementasikan hasil uji coba menggunakan
akurasi peramalan yang akan diukur menggunakan metode logika fuzzy.
Defuzzifikasi ialah pengubahan proses besaran fuzzy yang disajikan saat himpunan
fuzzy ke sinyal yang berupa crisp. Defuzzifikasi yang digunakan yaitu metode rata-
rata tebobot (weighted average). Dalam metode rata-rata tebobot, nilai output tegas
didapat dari nilai hasil output fuzzy untuk per set output fuzzy dengan nilai parameter
28

pada sumbu z dibagi dengan jumlah output Fuzzy untuk setiap output set fuzzy.
Rumus defuzzifikasi untuk rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut:

∑𝑖 (𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑓𝑢𝑧𝑧𝑦) × (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑧𝑖 )


𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐶𝑟𝑖𝑠𝑝 =
∑𝑖(𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑓𝑢𝑧𝑧𝑦)

Keluaran pada proses defuzzifikasi merupakan hasil dari proses kendali


fuzzy secara keseluruhan. Keluaran ini berupa himpunan crisp yang mengendalikan
system.

3.9 Etika Penelitian


Etika dalam penelitian ini mengacu pada prinsip-prinsip etis yang akan
diterapkan dalam kegiatan penelitian. Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Jujur
Peneliti harus jujur dalam melakukan pengumpulan data atau bahan pustaka,
pelaksanaan metode, prosedur penelitian dan publikasi dari hasil penelitian.
Jujur apabila terdapat kekurangan ataupun kegagalan dalam metode yang
nantinyaa akan dilakukan.
2. Ketelitian
Peneliti harus lebih teliti untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat
terjadi di dalam penelitian. Mencatat secara teratur apa saja hal-hal yang akan
dilakukan peneliti dalam melakukan pengumpulan data maupun penulisan
laporan penelitian.
3. Keterbukaan
Peneliti dapat saling terbuka dalam berbagi ide, data, hasil, alat dan sumber
daya penelitian. Selain itu, peneliti juga dapat terbuka terhadap adanya kritik
dan ide-ide baru.
4. Obyektivitas
Upaya peneliti dalam meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam analisis data
dan rancangan percobaan dari penelitian yang akan dilakukan.
5. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Peneliti harus memperhatikan copyright, hak paten maupun bentuk hak-hak
intelektual lainnya. Dimana peneliti dilarang menggunakan data, metode
29

ataupun hasil penelitian yang belum dipublikasi tanpa izin pemilik penelitian.
Selain itu juga tidak melakukan plagiarisme dan harus mencantumkan semua
narasumber yang digunakan pada penelitian.
Sesuai dengan panduan Tugas Akhir program studi Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan dari bulan
Juni 2018 dan selesai pada bulan November 2018 di Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Adapun yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Pengambilan data di tempat Pangkalan Pembongkaran Ikan (PPI) Daerah


Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Tanah Bumbu Simpang Empat.
2. Data yang dibutuhkan adalah suhu yang berada didalam cool box ikan
menggunakan mikrokontroler.
berikut ini adalah alur dari sistem atau flowchart pada monitoring suhu cool
box menggunakan metode logika fuzzy berbasis mikrokontroler yang dimana
dalam penghasil data yaitu sensor DS18B20 seperti Gambar 4.1 dibawah ini:

Gambar 4.1 Flow Chart Monitoring Suhu Cool box

30
31

Bab ini membahas tentang penjelasan hasil dari penelitian yang sudah
dilakukan menggunakan prototype monitoring suhu menggunakan mikrokontroler
yang dibantu dengan sensor DS18B20 dan dimana data yang didapat akan dikirim
langsung ke kedipan lampu LED dan Website. Yang akan dibahas dalam bab ini
dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

4.1.1 Bahan, Alat dan software


Bahan dan alat yang digunakan penelitian ini, seperti sudah dipaparkan pada
bab – bab sebelumnya adalah berupa list bahan, alat dan software yang akan di
gunakan berdasarkan hasil survei dan observasi bisa dilihat pada tabel – tabel
berikut.

Tabel 4.1 Bahan Yang Di gunakan

NO Bahan Banyak

1 Es Batu 10

2 Cool Box 2

3 Ikan 10

Tabel 4.2 Alat Yang Di gunakan

NO Alat Banyak

1 Mikrokontroler 1

2 Modem Wireless 1

3 Kabel Jumper 10

4 Kabel USB 1

5 Komputer / laptop 1

6 Sensor suhu DS18B20 2

7 Lampu LED 2
32

Tabel 4.3 Software Yang Di gunakan

NO Software Banyak

1 Bahasa PHP 1

2 Aduino IDE 1

3 MySQLi sebagai data base 1

4 Web Browser 1

4.1.2 Perancangan Prototype


Di bagian ini menjelaskan tentang tahap-tahap perancangan prototype alat
pendeteksi suhu cool box ikan menggunakan sensor DS18B20 dan mikrokontroler
sampai menghasilkan data yang diinginkan dalam penelitian ini. Yang pertama alat
yang penulis jelaskan adalah sensor D18B20. Sensor ini mampu membaca suhu
dengan ketelitian 9 hingga 12-bit, rentang -55°C hingga 125°C dengan ketelitian
(+/-0.5°C ).
Sensor DS18B20 ini merupakan salah satu alat yang penting dalam
penelitian ini. Karena dari sensor DS18B20 ini akan mengukur suhu yang nanti
datanya akan diinputkan ke mikrontroler lalu akan menjadi detik lampu yang
menyala dan gambaran diwebsite nantinya.
Pada tahapan ke dua ini alasan kenapa memilih menggunakan
mikrokontroler jenis Wemos D1, karena mikrokontroler ini sudah dimasukan
modul atau chip wifi sendiri tanpa perlu menambahkan Ethenet Shield selagi alat
tambahan yang biasanya digunakan untuk menyalurkan data secara atau nirkabel
sehingga penggunaan mikrokontroler ini lebih ringkas dan dengan low cost.
Selanjutnya sensor DS18B20 dan mikrokontroler Wemos D1 ini dirangkai
menggunakan kabel jumper yang di hubungkan menggunakan perantara
breadboard. Breadboard banyak digunakan untuk merangkai komponen dan
penggunaannya pun sangat simpel, karena dengan menggunakan breadboard,
pembuatan prototype tetapi ada beberapa memerlukan proses menyolder atau
plugin. Karena yang di solder hanya penyambung dari ke 1 atau yang ke 2 sensor
DS18B20 untuk mengetahui implikasi dari yang di solder dan tidak disolder.
33

Dengan demikian pada tahapan proses pembuatan prototype sangat membantu


dalam berkreasi dan desain sirkuit elektronika. Berikut ini adalah skema dalam
pemasangan atau penggabungan sensor DS19B20 dan mikrokontroler wemos D1
menggunakan perantara breadboard.
DS18B20 mempunyai tiga kaki, yaitu DQ (Data), GND (ground), VDD
(power) Pada Arduino, VDD dikenal sebagai VCC. Jadi pertama - tama pada
wemos D1 sambungkan GND pada jalur negatif (step 1 hijau) ke breadboard dan
V5 Arduino ke breadboard pada jalur positif V5 Arduino (step 2 coklat) dengan
resistor 10k Ohm (step 3) setelah itu sambungkan pada jalur resistor ke VDD (step
4 kuning) sensor. Pasang juga kabel D7 (step 5 orange) pada wemos D1 kejalur
resistor tadi. Lalu kemudian masuk kelajur GND pasangkan 2 kabel ( step 6 merah
dan hitam) (GND sensor) Pada sensor serta 1 lampu LED (step 7) pada jalur Negatif
(step 8 ungu) yang sama dan sambungkan juga kabel (step 9 D9 atau D8 abu - abu)
ke wimos agar dapat membacanya program untuk lampu LED.
sehingga menghasilkan prototype monitoring suhu cool box, dapat dilihat pada
gambar 4.2 dibawah ini:

Step 3
Step 1 Step 2 Step 6

Step 7 Step 6

Step 8

Step 9
Step 5 Step 4

Gambar 4.2 Skema Pemasangan Sensor DS18B20 dan Wemos D1

Sensor DS18B20 dan mikrokontroler Wemos D1 yang sudah terhubung dalam satu
rangkaian.
34

4.2 Pengumpulan Data


Selain itu juga bagian ini merupakan data dari proses prototype monitoring
suhu menggunakan metode fuzzy dan mikrokontroler dengan sensor DS18B20 yang
sudah ada pada bagian data penelitian tadi. Terdapat 2 proses pembahasan yang
akan dilakukan, yaitu:
4.2.1 Penghasilan Data
Data dihasilkan dengan cara menjalankan prototype monitoring suhu cool
box ikan menggunakan suhu DS18B20 yang terhubung dengan mikrokontroler.
Pada penelitian ini penulis menggunakan sample mini cool box yang di isi es dan
ikan yang dimana nanti sensor DS18B20 di taruh didalam cool box untuk
menghasilkan data. Tiap cool box nantinya akan mempunyai suhu yang berbeda
agas sensor suhu DS18B20 dapat membaca suhu didalam cool box yang sudah di
configurasi yang di program didalam mikrokontroler wemos D1.
Didalam mikrokontroler wemos D1 sudah dimasukan perintah-perintah atau
koding pengulangan yang dimana itu berfungsi untuk membaca monitoring suhu
secara realtime, dalam kasus ini mikrokontroler akan membaca data atau membaca
suhu didalam bool box setiap detiknya. Sehingga pada saat mikrokontroler
membaca data yang masuk akan menghasilkan keputusan apa yang nanti dikirim
pemberitahuannya ke led berupa kedipan dan website berupa tampilan suhu.
4.2.2 Pengolahan Data
Sistem Inferensi Fuzzy merupakan suatu kerangka komputasi yang
didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk IF-THEN dan
penalaran fuzzy. Secara garis besar, diagram blok proses inferensi fuzzy [22]
dinyatakan seperti gambar 4.3 dibawah ini:
35

Gambar 4.3 Diagram blok sistem inferensi fuzzy


System inferensi fuzzy menerima input yang crisp. Input ini dikirim ke basis
pengetahuan yang berisi aturan fuzzy dalam bentuk IF-THEN. Fire strength akan
dicari di setiap aturan. Jika jumlah aturan lebih dari satu, maka semua aturan akan
digabungkan. Selanjutnya, hasil agregasi akan melakukan defuzzy untuk
mendapatkan nilai crisp sebagai output system.

Metode fuzzy sering juga dikenal dengan nama metode MIN - MAX. Untuk
mendapatkan output diperlukan 4 tahapan, diantaranya:

1. Pembentukan Himpunan Fuzzy


Pada metode fuzzy metode baik dari variabel pemasukan dan pengeluaran yang
dibagi menjadi satu atau lebih himpunan. setelah itu pada setiap variabel
pengeluaran dan pemasukan terdapat variabel linguistik.

2. Aplikasi Fungsi Implikasi


Pada Metode fuzzy, sesudah mendapatkan variabel output dan input, langkah
selanjutnya adalah menentukan aplikasi fungsi implikasi, fungsi implikasi yang
digunakan adalah.

3. Komposisi Aturan
Setelah memperoleh hasil fungsi implikasi, langkah selanjutnya adalah
menentukan komposisi masing-masing aturan dan metode yang digunakan untuk
melakukan inferensi system fuzzy, yaitu metode MAX (maksimum).
36

4. Defuzzifikasi
InputInput dari proses defuzzifikasi adalah himpunan fuzzy, sedangkan output
yang dihasilkan adalah angka dalam himpunan domain fuzzy. Satu diantara
metode defuzzyfikasi adalah metode centroid. Metode centroid dapat disebut
Pusat Area (Centre of Gravity) ialah metode yang sangat umum dan sangat
banyak diajukan oleh para peneliti untuk menggunakan. [22]

Berikut adalah perhitungan manual memprediksi suhu didalam cool box, sesuai 4
langkah tersebut.

Variabel Input Suhu

Gambar 4.4 Himpunan fuzzy untuk variabel input suhu

Derajat Keanggotaan µ[x] (dari Gambar 4.3)

1 ,𝑥 ≤ 0
20 − 𝑥
𝜇[𝑥]𝐷𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 = , 0 ≤ 𝑥 ≤ 20
20 − 0
0
{ , 𝑥 ≥ 20

0 , 𝑥 ≤ 15 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 25
𝑥 − 15
𝜇[𝑥]𝑆𝑒𝑗𝑢𝑘 = 20 − 15 , 15 ≤ 𝑥 ≤ 20
25 − 𝑥
{25 − 20 , 20 ≤ 𝑥 ≤ 25
37

0 , 𝑥 ≤ 20 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 30
𝑥 − 20
𝜇[𝑥]𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 25 − 20 , 20 ≤ 𝑥 ≤ 25
30 − 𝑥
{30 − 25 , 25 ≤ 𝑥 ≤ 30

0 , 𝑥 ≤ 25
𝑥 − 25
𝜇[𝑥]𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 = , 25 ≤ 𝑥 ≤ 30
30 − 25
1
{ , 𝑥 ≥ 30

Jika diketahui yang didapat misalkan suhu 16 maka :

(Suhu 16)

20 − 16
𝜇[𝑥]𝐷𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 = = 0,2
20 − 0

16 − 15
𝜇[𝑥]𝑆𝑒𝑗𝑢𝑘 = = 0,2
20 − 15

𝜇[𝑥]𝑀𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 = 0

𝜇[𝑥]𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 =0

Variabel Output Lampu

Gambar 4.5 Himpunan fuzzy untuk variabel output Lampu

Kepanjangan dari LTM, LBC, LBL, LTB adalah sebagai berikut:

1. LTM = Lampu Tidak Menyala


2. LBC = Lampu Bekedip Cepat
38

3. LBL = Lampu Berkedip Lambat


4. LTB = Lampu Tidak Bekedip

Derajat Keanggotaan µ[y] (dari Gambar 4.3)

1 ,𝑦 ≤ 0
3−𝑦
𝜇[𝑦]𝐿𝑇𝑀 = ,0 ≤ 𝑦 ≤ 3
3−0
0
{ ,𝑦 ≥ 3

0 , 𝑦 ≤ 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 ≥ 7
𝑦−2
𝜇[𝑦]𝐿𝐵𝐶 = 5 − 2 ,2 ≤ 𝑦 ≤ 5
7−𝑦
{7 − 5 ,5 ≤ 𝑦 ≤ 7

0 , 𝑦 ≤ 6 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 ≥ 15
𝑦−6
𝜇[𝑦]𝐿𝐵𝐿 = 11 − 6 , 6 ≤ 𝑦 ≤ 11
15 − 𝑦
{15 − 11 , 11 ≤ 𝑦 ≤ 15

0 , 𝑦 ≤ 15
𝑦 − 15
𝜇[𝑦]𝐿𝑇𝐵 = , 15 ≤ 𝑦 ≤ 30
30 − 15
1
{ , 𝑦 ≥ 30

Aplikasi fungsi implikasi (RULE)

[Rule1] IF Suhu Dingin THEN Lampu Tidak Menyala (LTM)

Predikat = µSuhu Dingin ∩ µLampu Tidak Menyala (LTM) = 0,2

[Rule 2] IF Suhu Sejuk THEN Lampu Bekedip Cepat (LBC)

Predikat = µSuhu Sejuk ∩ µLampu Bekedip Cepat (LBC) = 0,2

[Rule 3] IF Suhu Mulai Panass THEN Lampu Bekedip Lambat (LBL)


39

Predikat = µSuhu Mulai Panas ∩ µLampu Bekedip Lambat (LBL) = 0

[Rule 4] IF Suhu Panass THEN Lampu Tidak Berkedip (LTB)

Predikat = µSuhu Panas ∩ µLampu Tidak Berkedip (LBL) = 0

Inferensi RULE

Perhitungan inferensi menetukan nilai z1, z2, z3, z4, z5, dan z6 bawah dalam fungsi
keanggotaan.

Jika Nilai NAIK zMIN – (a_predikat *(zMIN – zMAX))

Jika Nilai TURUN zMAX – (a_predikat *(zMAX – zMIN))

𝑎 _dingin = 0,2

𝑎 _sejuk = 0,2

𝑎 _mulai panas = 0

𝑎 _panas = 0

𝑧1 = 3 − (0,2 ∗ (3 − 0))

= 3 − (0,2 ∗ 3)

= 3 − 0,6

= 2,4

𝑧2 = 2 − (0,2 ∗ (2 − 7))

= 2 − (0,2 ∗ (−5))

= 2 − (−1)

=3

𝑧3 = 7 − (0,2 ∗ (7 − 2))
40

= 7 − (0,2 ∗ (5))

= 7−1

=6

𝑧4 = 6 − (0 ∗ (6 − 15))

= 6 − (0 ∗ (−9))

= 6−0

=6

𝑧5 = 15 − (0 ∗ (15 − 6))

= 15 − (0 ∗ (9))

= 15 − 0

= 15

𝑧6 = 15 − (0 ∗ (15 − 30))

= 15 − (0 ∗ (−15))

= 15 − 0

= 15

Defuzzyfikasi

(𝑧1 ∗ 𝑎𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡1 )
𝑍=
𝑎𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡

(2,4 ∗ 0,2) + (3 ∗ 0,2) + (6 ∗ 0,2) + (6 ∗ 0) + (15 ∗ 0) + (15 ∗ 0)


𝑍=
0,2 + 0,2 + 0,2 + 0 + 0 + 0

0,48 + 0,6 + 1,2 + 0 + 0 + 0


𝑍=
0,6

2,28
𝑍=
0,6

𝑍 = 3,8
41

Jadi hasil yang didapat adalah 3,8 millisecond untuk lampu akan menyala.

4.3 Implementasi Antar Muka Pada Sistem


Berikut ini merupakan screenshoot dari website yang dimana berfungsi untuk
menampilkan hasil kiriman data yang sudah diolah atau dihasilkan oleh
mikrokontroler wemos D1 sesuai dengan program yang sudah dibuat, seperti
gambar 4.6 yang ada dibawah ini:

Gambar 4.6 ScreenShoot pada halaman beranda website


Pada halaman beranda ini menampilkan suhu yang sudah diolah oleh
mikrokontroler wemos D1 yang tersambung disensor DS18B20 dengan program
yang sudah dibuat. Untuk warna menyesuaikan suhu karena biar lebih enak dilihat
juga mengingat seperti putih, biru, buru muda, orange, dan merah. Dan dipilihan
user bisa mengecek suhu selain mobil sendiri biar bisa memberi tahu kepada driver
yang lain saat mereka lupa mengecek suhu dimobil mereka saat perjalanan
pegiriman mau pun saat istirahat.
42

Gambar 4.7 ScreenShoot pada halaman mobil website


Untuk tampilan mobil ada beberapa data yaitu nama mobil dan plat mobil bertujuan
untuk penempatan cool box agar lebih mudah saat memonitoring nantinya sesuai
dengan gambar 4.6 diatas.

Gambar 4.8 ScreenShoot pada halaman box website


Dihalaman box bertujuan untuk penomoran box dan mobil agar lebih mudah saat
penempatan.
43

Gambar 4.9 ScreenShoot pada halaman pengguna website


Untuk tampilan pengguna adalah pengisian atau penambahan user baru.

Gambar 4.10 ScreenShoot pada halaman rekap website


Pada halaman rekap adalah semua rekap suhu yang dikeluarkan oleh mikrontroler
wemos D1 dengan sensor DS18B20.

Untuk panduan penggunaan website penulis sudah menyiapkan dilampiran 3


panduan penggunaan website.
44

4.4 Implementasi Fuzzy Pada Sistem menggunakan Penulisan Pseudocode


Dan dibawah ini merupakan penulisan pseudocode yang sudah buat.
memanggil Sensor 1 ;
Definisikan Variabel Suhu, Rule ;

Fuzzifikasi
suhuDingin(){
jika (suhu kurang dari sama dengan 0)
{
maka nilai dingin = 1;
}
jika selain (suhu lebih dari sama dengan 0) dan (suhu kurang dari sama dengan 20)
{
maka nilai dingin = (20 - suhu) / (20 - 0);
}
jika selain (suhu lebih dari sama dengan 20)
{
maka nilai dingin = 0;
}
kembali ke dingin;
}
}
suhuSejuk(){
jika (suhu kurang dari sama dengan 15) atau (suhu lebih dari sama dengan 25)
{
maka nilai sejuk = 0;
}

jika selain (15 kurang dari sama dengan suhu ) dan (suhu kurang dari sama dengan
20)
{
45

maka nilai sejuk = (suhu - 15) / ( 20 - 15);


}

jika selain (20 kurang dari sama dengan suhu) dan (suhu kurang dari sama dengan
25);
{
maka nilai sejuk = (25 - suhu) / ( 25 - 20);
}
kembali ke sejuk;
}
}
suhuMulaiPanas(){
jika (suhu kurang dari sama dengan 20) atau (suhu lebih dari sama dengan 30)
{
maka nilai mulaipanas = 1;
}

jika selain (20 kurang dari sama dengan suhu) dan (suhu kurang dari sama dengan
25)
{
maka nilai mulaipanas = (suhu - 20) / ( 25 - 20);
}

jika selain (25 kurang dari sama dengan suhu) dan (suhu kurang dari sama dengan
30);
{
maka nilai mulaipanas = (30 - suhu) / ( 30 - 25);
}
kembali ke mulaipanas;
}
}
suhuPanas(){
46

jika (suhu kurang dari sama dengan 25)


{
maka nilai panas = 0;
}

jika selain (25 kurang dari sama dengan suhu) dan (suhu kurang dari sama dengan
30)
{
maka nilai panas = (suhu - 25) / (30 - 25);
}
jika selain (suhu lebih dari sama dengan 30)
{
maka nilai panas = 1;
}
kembali ke panas;
}
}

Inferensi Rule
memanggil fungsi fuzzyfikasi(){
suhuDingin();
suhuSejuk();
suhuMulaiPanas();
suhuPanas();
}
memanggil fungsi fuzzy_rule(){
fuzzifikasi();
// jika suhu dingin maka lampu tidak menyala(LTM)
rule1 = 3 - (dingin * (3 - 0 ));
// jika suhu sejuk maka lampu menyala cepat(LMC)
47

rule2a = 2 - (sejuk * (2 - 7));


rule2b = 7 - (sejuk * (7 - 2));
// jika suhu mulai panas maka lampu menyala lambat(LBL)
rule3a = 6 - (mulaipanas * (6 - 15));
rule3b = 6 - (mulaipanas * (15 - 6));
// jika suhu panas maka maka lampu tidak berkedif (LTB)
rule4 = 15 - (panas * (15 - 30));

Defuzifikasi
out = ((rule1*dingin) + (rule2a*sejuk) + (rule2b*sejuk) + (rule3a*mulaipanas) +
(rule3b*mulaipanas) + (rule4*panas)) / (dingin + sejuk + sejuk + mulaipanas +
mulaipanas + panas);
}

Pemanggilan Fungsi
memanggil fungsi setup(void)
{
//memutuskan WIfi
Wifi.disconnect();
//mengatur Wifi
WiFi.begin("ALDY","12345678"); // nama wifi ssid dan Passwordnya
while ((!(WiFi.status() == WL_CONNECTED))){
delay(300);
}
// Pin untuk Lampu LED
pinMode(D8, OUTPUT);
// Pin untuk Lampu LED
pinMode(D9, OUTPUT);
// memulai pembacaan sensor
sensors.begin();
48

// memulai pembacaan Serial Monitor


Serial.begin(9600);
}

memanggil fungsi pengulangan (void)


{
suhu = nilai baca pada sensor berdasarkan index sensor (sensor1);
memanggil fungsi fuzzy_rule();
//menampikan diserial monitor hasil pembacaan suhu
Mencetak.serial ("dingin : ");
Mencetak.serial (dingin);
Mencetak.serial ("\t");
Mencetak.serial ("sejuk : ");
Mencetak.serial (sejuk);
Mencetak.serial ("\t");
Mencetak.serial ("mulaipanas : ");
Mencetak.serial (mulaipanas);
Mencetak.serial ("\t");
Mencetak.serial ("panas : ");
Mencetak.serial (panas);
Mencetak.serial ("Rule1 : ");
Mencetak.serial (rule1);
Mencetak.serial ("Rule2a : ");
Mencetak.serial (rule2a);
Mencetak.serial ("Rule2b : ");
Mencetak.serial (rule2b);
Mencetak.serial ("Rule3a : ");
Mencetak.serial (rule3a);
49

Mencetak.serial ("Rule3b : ");


Mencetak.serial (rule3b);
Mencetak.serial ("Rule4 : ");
Mencetak.serial (rule4);
Mencetak.serial ("Hasil DeFuzzy: ");
Mencetak.serial (out);

Lampu Sesuai Input Fuzzy


jika (out kurang dari sama dengan 2)
{
maka lampu (D8 mati);
}
jika selain ( out lebih dari sama dengan 15)
maka lampu (D8 hidup);
jika selain (out lebih dari sama dengan 2) dan ( out kurang dari sama dengan 15)
{
maka lampu (D8 hidup);
delay(out*100)
maka lampu (D8 mati);
}

sensor merequestTemperatur();
suhu = nilai baca pada sensor berdasarkan index sensor
// menampikan pada serial monitor nilai baca sensor
Mencetak.serial (" sensor 1 ");
Mencetak.serial (" C ");
Mencetak.serial (Celcius);
Mencetak.serial (" sensor 2 ");
50

Mencetak.serial (" C ");


Mencetak.serial (Celcius2);
jika (pengguna tidak terhubung (host,80)) {
tampilan di serial monitor ("gagal konek");
kembali;
}

merequest temperatur nilai dari sensor ;


menampilkan temperatur nilai dari sensor;
memberi jeda setiap data masuk ke website (1000 milisecond);
jika (nilai tidak keluar selama lebih dari 5000 millisecond) {
maka tampilkan pengguna terputus ;
pengguna berhenti;
kembali;

Setelah pseudocode yang sudah buat kemudian akan dimasukkan ke arduino yang
menggunakan bahasa C. Halaman coding bisa dilihat dilampiran 2.

Karena sebelum memulai sebuah program penulis harus mengetahui bagaimana


alur yang akan dibuat nantinya.

4.5 Pengujian Sistem


Pada bagian ini juga akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat,
yang tentunya sesuai dengan rumus yang ada pada bagian skenario pengujian yang
ada. Ini adalah foto dari rangkaian wemos D1 digunakan dalam penelitian ini
kurang lebih seperti gambar 4.11 dibawah ini:
51

Gambar 4.11 Rangkaian wemos D1 monitoring suhu cool box


Jadi pertama tama pada wemos D1 sambungkan GND pada jalur negatif dan V5
Arduino ke breadboard pada jalur positif V5 Arduino dengan resistor 10k Ohm
setelah itu sambungkan pada jalur resistor ke VDD sensor. Pasang juga kabel D7
pada wemos D1 ke jalur resistor tadi. Lalu kemudian masuk kelajur GND
pasangkan 2 kabel (GND sensor) pada sensor serta 1 lampu LED pada jalur Negatif
yang sama dan sambungkan juga kabel D9 dan D8 ke wimos agar dapat
membacanya program untuk lampu LED.
4.6 Skenario Pengujian
Disni penulis akan membahas masalah Skenario pengujian. Untuk skenario pertama
penulis menggunakan mobil untuk melakukan test atau percobaan secara langsung
dengan menggunakan 2 cool box yang setiap cool boxnya masing – masing
berisikan 5 es batu bungkus yang bisa dibeli ditoko maupun warung eceran lalu
dihancurkan es tersebut dan 6 sampai 7 botol minuman yang terisi penuh sebelum
berangkat.

Lalu penulis memonitoring dengan alat menunggu suhu 15 sampai 20 menit apakah
suhu cool box terakumulasi atau belum. Setelah suhu cool box sudah terakumulasi
baru penulis berangkat sekitar jam 3 menggunakan mobil tanpa bak atau bisa juga
disebut minibus. Kemudian memasukan cool box yang sudah terpasang alat dan
memulai perjalan dari Universitas Lambung Makurat Fakultas Teknik ke jembatan
52

Barito. Lalu kembali lagi sekitar jam 5 dengan kecepatan 40 sampai 80 KM/h yang
memakan waktu sekitar 80 sampai 120 menit. Pengujian menggunakan mobil dapat
dilihat seperti gambar 4.12 dibawah ini.

Gambar 4.12 Pengujian Saat Diperjalanan


Untuk skenario kedua penulis melakukan pengujian ditempat tidak bergerak atau
berjalan. Sama seperti sebelumnya penulis menggunakan 2 cool box yang setiap
cool boxnya masing – masing berisikan 5 es batu bungkus yang bisa dibeli ditoko
maupun warung eceran lalu dihancurkan es tersebut dan 6 sampai 7 botol minuman
yang terisi penuh sebelum menguji.

Penulis memonitoring dengan alat menunggu suhu 15 sampai 20 menit apakah suhu
cool box terakumulasi atau belum. Setelah suhu cool box sudah terakumulasi baru
penulis memulai pengujian sekitar jam 1 siang dengat suhu diluar kemungkinan
sekitar 35 sampai 37 derajat celcius. Lalu menjemur cool box yang sudah terpasang
alat dan selesai sekitar jam 2.30 yang memakan waktu sekitar 85 sampai 90 menit.
Pengujian dirumah seperti Gambar 4.13 dibawah ini.
53

Gambar 4.13 Pengujian Saat Didepan Rumah

4.3 Pembahasan

Pada penelitian ini digunakan metode logika fuzzy tsukamoto untuk mengetahui
keakurasian suhu didalam cool box yang sudah di tentukan dalam sistem ini.
Monitoring menggunakan parameter-parameter kendali logika fuzzy tsukamoto
yang disusun dan diklasifikasikan berdasarkan pengujian karakteristik sistem dan
pengukuran suhu didalam cool box yang sebenarnya agar penerapan monitoring
suhu cool box dapat dioptimalkan seperti yang telah di jabarkan pada bab 2.
Dalam penelitian kali ini juga terdapat perhitungan rata-rata yang berfungsi
sebagai pengukur tingkat ke akurasian prototype suhu didalam cool box yang
dibuat, hal ini juga sama dengan apa yang dilakukan pada penelitian sebelumnya
namun dengan kasus yang berbeda karena mereka meneliti pengontrolan suhu dan
ketinggian air untuk pemijahan ikan [23]. Oleh karena itu dari beberapa penelitian
terkait yang diambil sangat membantu dalam pembuatan prototype monitoring suhu
cool box ikan menggunakan metode fuzzy tsukamoto dan DS18B2 dibantu
mikrokontroler dengan notifikasi lampu led dan website.
Website membantu penyebaran informasi kepada supplier atau pun driver secara
lebih cepat saat melihat suhu didalam cool box tanpa harus membongkar
muatannya. Hal ini juga sangat mempermudah driver karna lebih efisen waktu, dan
tenaga disaat pengiriman ikan.
54

Pengujian akurasi sensor terhadap perubahan suhu, dilakukan dengan


memonitoring perubahan suhu (bertambah dan berkurang). Adapun rumus yang
digunakan untuk pengujian hasil sistem ini adalah sebagai berikut.
TP
X 100 % = ................................. [22]
TP + FN

Keterangan:
 TP (true positive) = sering juga disebut hit rate, menunjukkan
pengukuran yang benar.
 FN (false negative) = jumlah yang tidak terklasifikasi .
Suhu terakumulasi setelah 15 sampai 20 menit dan hasil pengujian setelahnya
ditunjukkan pada Tabel 4.4 untuk monitoring didepan rumah dan 4.5 saat
diperjalanan yang ada dibawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Akurasi Sensor DS18B20 Saat Diperjalanan


Waktu Sensor Sensor Indikator Indikator Akurasi Akurasi
Suhu Suhu Lampu Lampu Sensor Sensor
Percobaan
DS18B20 DS18B20 DS18B20 DS18B20
Sensor 1 Sensor 2 (Sensor Suhu) (Sensor Suhu)
1/ 2/
1 2
(2 menit) (2 menit)
2 Menit 12.5 11 Sesuai Sesuai Ya Ya
4 Menit 12.19 10.81 Sesuai Sesuai Ya Ya
6 Menit 11.94 10.56 Sesuai Sesuai Ya Ya
8 Menit 11.69 10.31 Sesuai Sesuai Ya Ya
10 Menit 11.38 10 Sesuai Sesuai Ya Ya
12 Menit 11.12 9.75 Sesuai Sesuai Ya Ya
14 Menit 10.59 8.69 Sesuai Sesuai Ya Ya
16 Menit 10.44 8.5 Sesuai Sesuai Ya Ya
18 Menit 10.25 8.25 Sesuai Sesuai Ya Ya
20 Menit 9.75 7.85 Sesuai Sesuai Ya Ya
22 Menit 9.63 7.75 Sesuai Sesuai Ya Ya
Akurasi 100% 100% 100% 100%

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Akurasi Sensor DS18B20 Hanya Didepan Rumah
Waktu Sensor Sensor Pengukur Pengukur Indikator Indikator Akurasi Akurasi
Suhu Suhu Suhu Suhu Lampu Lampu Sensor Sensor
Percobaan
DS18B20 DS18B20 Manual Manual DS18B20 DS18B20
Dalam Dalam Sensor 1 Sensor 2 (Sensor (Sensor
1/ 2/ Cool Box Cool Box Suhu) 1 Suhu) 2
1/ 2/
(5 menit) (5 menit) (5 menit) (5 menit)
5 Menit 9.2 9.12 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
10 Menit 9.7 9.14 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
15 Menit 9.9 9.21 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
55

20 Menit 9.12 9.25 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya


25 Menit 9.12 9.23 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
30 Menit 9.14 9.28 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
35 Menit 9.12 9.22 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
40 Menit 9.22 9.22 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
45 Menit 9.25 9.28 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
50 Menit 9.27 9.34 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
55 Menit 9.10 9.37 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
60 Menit 9.31 9.42 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
65 Menit 9.36 9.47 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
70 Menit 9.44 85.00 9 9 Sesuai Tidak Ya Tidak
75 Menit 85.00 10.44 9 9 Tidak Tidak Tidak Tidak
80 Menit .9.13 9.48 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
85 Menit 9.24 9.55 9 9 Sesuai Sesuai Ya Ya
Akurasi 94.11% 88.23% 94.11% 88.23%

Hasil pengujian skenario satu didapatkan tingkat akurasi indikator lampu juga
akurasi sensor DS18B20 sebesar 100% untuk sensor 1 dan sensor 2. Hasil indikator
lampu dan akurasi sensor DS18B20 sudah sesusai dengan output fuzzy yang sudah
dirancang. Untuk maksud kata sesuai atau tidak ditabel diatas adalah dari suhu cool
box yang dibaca sensor DS18B20 dan pengukur suhu manual mengeluarkan nilai
yang hampir sama itu akan dikatakan sesuai. Lalu jika dari sensor DS18B20 tidak
membaca suhu didalam cool box karna error atau semacamnya itu akan dikatakan
tidak. Salah satu contoh error mengeluarkan nilai 85.00 atau -127 karena nilai
maksimal yang dibaca sensor adalah antara 85 sampai -127 dan itu dikatakan tidak
sesuai. Untuk skenario kedua akurasi indikator lampu dan akurasi sensor DS18B20
didapatkan sebesar sensor 1 94.11% dan sensor 2 sebesar 88.23% karena untuk
pengujian dirumah peneliti sering membuka tutup cool box mengambil pengukur
suhu ruangan untuk perbandingan sehingga ada beberapa error dalam pengambilan
data. Akan tetapi hasil indikator lampu sudah dan akurasi sensor DS18B20 sudah
lumayan sesusai dengan output fuzzy yang sudah dirancang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari pembuatan laporan tugas akhir
yang berjudul “Prototype Monitoring Suhu Berbasis Mikrokontroler Pada Cool Box
Ikan di Pelabuhan PPI Menggunakan Sensor DS18B20 Dengan Metode Fuzzy ”.
didapatkan kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Penggabungan antara alat mikrokontroler wemos D1 dengan sensor DS18B20
juga Website di hp maupun di Laptop/Pc berhasil dilakukan dengan diketahui
bekerjanya alat yang sudah dibuat menggunakan bahasa pemrograman C.
2. Prototype monitoring suhu didalam cool box menggunakan metode logika fuzzy
dan mikrokontroler wemos D1 yang notifikasinya dikirim ke lampu LED dan ke
website setelah dilakukan pengujian data dan mendapatkan nilai akurasi suhu
yang diinginkan.
3. Dengan pengiriman laporan yang real time, sistem monitoring ini dapat
membantu supplier dalam mengecek dan memonitoring suhu cool box dengan
mudah tanpa harus membuka box dan mengecek secara manual.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi untuk pengembangan prototype monitoring suhu cool box
menggunakan metode fuzzy dan mikrokontroler adalah sebagai berikut:
1. Dapat dikembangkan untuk di aplikasikan oleh Dinas Perikanan Provinsi
Kalimantan Selatan sebenarnya.
2. Dapat dikembangkan dengan metode lainnya untuk mencari nilai akurasi yang
lebih tajam.
3. Dapat dikembangkan menjadi ke android supaya lebih mudah saat pemakaian
supplier maupun dari driver.
4. Harus ada pengembangan lebih lanjut mengenai alat monitoring suhu cool box
ini terutama dari error, seringnya membuka tutup box akan menyebabkan
terjadinya error berupa akurasi suhu yang tidak sesuai. Sudah dicoba untuk
membandingkan antara disolder dan tidak, tetapi hasil masih tetap sama. Karena
alat masih berupa prototype. Diharapakan pengembang mampu

56
57

mengembangkan masalah yang sudah dijelaskan peneliiti. Agar dapat


bermanfaat khususnya bagi pengembang maupun bagi supplier dan driver saat
penggunaan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] E. Susanto dan A. Fahmi, “SENYAWA FUNGSIONAL DARI IKAN:


APLIKASINYA DALAM PANGAN,” Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan,
vol. 1, pp. 95-102.

[2] N. Suryani, Rosita dan U. Hasanah, “Perbedaan Kadar Protein dan Kadar
Lemak Ikan Patin (Pangasius hypophtalmus) yang Diolah secara Digoreng,
Dipanggang dan Direbus,” Jurnal Kesehatan Indonesia, pp. 39-45, 2016.

[3] A. Apriyono, “Prosedur Penetapan Harga Jual,” 2007. [Online]. [Diakses


Minggu Juli 2018].

[4] D. P. Budi, “Perancangan Prototype Alat Untuk Sistem Pemantauan Suhu dan
Kelembaban Menggunakan Arduino Platform,” repository.uksw, 2013.

[5] D. H. J. S. dan D. B. , “Pemantauan Suhu Dengan Mikrokontroler ATMEGA8


Pada jaringan Lokal,” Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.

[6] Y. A. Kumia, “Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan


Menggunakan Arduino Pro mini,” Universitas Wijaya Kartika Surabaya,
2016.

[7] E. N. M. R. dan A. R. , “Rancang Bangun Termometer Digital Berbasis


Sensor DS18B20 Untuk Penyandang Tunanetra,” Universitas Telkom, vol. 4,
p. 3, 2017.

[8] M. A. Bahruddin, “Rancang Bangun Alat Pengukuran Suhu Ruangan


Berbasis Fuzzy Logic dan Jaringan TCP/IP,” Universitas Islam Negeri.

[9] N. C. Basjaruddin, Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek, c. u. utama,


Penyunt., Yogyakarta, 2015.
[10] M. dan E. Istiyono, Fisika 1, Jakarta: Yudhistira, 2007.

[11] F. Supegina dan E. J. Setiawan, “Rancang Bangun IOT Temperature


Controller Untuk Enclosure BTS Berbasis Microcontroller Wemos Dan
Android,” Jurnal Elektro, vol. VIII, pp. 145-150, 2 Mei 2017.

[12] A. Triyanto, “Media Pembelajaran Sensor Pir Parallax, Hall Effect, dan
Sensor Ds18b20 Pada Mata Pembelajaran Sensor dan Aktuator di Smk
Muhammadiyah Prambanan,” pp. 23-24, 2016.

[13] Indotrading, “www.indotrading.com,” 2018. [Online]. [Diakses Selasa Juli


2018].

[14] R. Hidayat, Cara Praktis Membangun Website Gratis, Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010.

[15] B. S. V. A. Suoth dan H. S. Kolibu, “Fuzzy, Rancang Bangun Sistem Kontrol


Suhu Dan Ketinggian Air Untuk Pemijahan Ikan Dengan Menggunakan
Logika,” UNSRAT Manado, Manado, 2015.

[16] S. Kusumadewi, “Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan,”


Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013.

[17] P. Mandarani, “Perancangan Dan Implementasi User Interfae Berbasis Web


Untuk Monitoring Suhu, Kelembaban Dan Asap Pada Ruangan Berbeda
Dengan Memanfaatkan Jaringan Local Area Network,” Jurnal Teknik
Informatika, pp. 37-42, 2014.

[18] R. Candra, “Alat Pemantau Suhu Ruangan Melalui Web Berbasis


Mikrokontroler AT89S51,” Jurnal Sistem Komputer, pp. 534-538, 2006.

[19] T. D. Madyanto, I. Santoso dan I. Setiawan, “Pengontrolan Suhu


Menggunakan Metode Fuzzy -PID,” Universitas Diponegoro Semarang,
Semarang, 2010.
[20] D. Prihatmoko, “Perancangan Dan Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan
Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno,” Jurnal Simetris, pp. 117-122, 2016.

[21] I. dan D. Erlina, “Sistem Pengendali Lampu Ruangan Secara Otomatis


Menggunakan Pc Berbasis Mikrokontroler Arduino UNO,” Jurnal Teknik
Informatika, pp. 1-6, 2013.

[22] S. Kusumadewi, “Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan,”


Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013.

[23] S. Bandong, H. S. Kolibu dan V. A. Suoth, “Rancang Bangun Sistem Kontrol


Suhu Dan Ketinggian Air Untuk Pemijahan Ikan Dengan Menggunakan
Logika Fuzzy,” UNSRAT Manado, Manado, 2015.

Vous aimerez peut-être aussi