Vous êtes sur la page 1sur 9

IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.

1-9 1
ISSN: 2355 – 2158
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.

IMPACT OF PARENT'S DIVORCE ON


CHILDREN'S EDUCATION FOR
DISABILITY KIDS
1
Gangsar Ali Daroni,
2 3
Abdul Salim, Sunardi
1,2,3Magister Pendidikan luar Biasa, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Abstract Children with special needs are children who have abnormalities in him, thus causing the individual
has a need to be tailored to their specific characteristics. Abnormalities of children with special needs, impact
on the immediate environment of children, namely family. Many cases of divorce in parents who have children
with special needs. The cause may be possible because of negative parents' perceptions of children, low
acceptance and resilience in parents with special needs children. Divorced parents have a negative impact on
the education of children with special needs, because they lose the ability to fully play a parent in fulfilling the
rights of the child. One solution in dealing with divorce that occurs in parents who have children with special
needs is to use family counseling and divorce therapy. Handling is expected to minimize the negative impact
of divorce parents of children with special needs and prevent the occurrence of divorce cases in other families
who have children with special needs.

Keywords: children with special needs, divorced parent, education

berkebutuhan khusus tersebut, tidak hanya


berdampak kepada individu tersebut, namun
1. Latar Belakang juga berdampak terhadap
lingkungan sosialnya baik dalam
lingkup keluarga, maupun lingkungan
* Corresponding author: Gangsar A. Daroni masyarakat. Keluarga merupakan
Email: Published online agangsaralidaroni@gmail.comt lingkungan sosial terdekat dari anak
http://IJDS.ub.ac.id /2018
berkebutuhan khusus. Orang tua yang tau
Copyright © 2018PSLD UB Publishing. All Rights Reserved bahwa dirinya memiliki
anak berkebutuhan khusus, akan mengalami
Setiap manusia diciptakan Allah SWT berbagai masalah baik secara psikologi
dengan kelebihan dan kekurangan maupun sosial. Mereka cenderung memiliki
masingmasing, tak terkecuali bagi anak perasaan malu yang mengakibatkan anak itu
berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan ditolak secara terang-terangan dan banyak
khusus adalah anak yang secara signifikan keluarga yang menarik diri dari kegiatan-
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, kegiatan masyarakat (Sidik, 2014: 2).
mental-intelektual, sosial, dan emosional) Pengetahuan yang kurang terkait anak
dalam proses pertumbuhkembangannya berkebutuhan khusus dan faktor sosial yang
dibandingkan dengan anak-anak lain yang enggan menerima anak berkebutuhan khusus
seusia sehingga memerlukan pelayanan menyebabkan banyaknya kasus perceraian
pendidikan khusus (Supriyanto, 2012: 1). yang terjadi dikalangan orangtua yang
Kelainan yang dimiliki oleh anak memiliki anak berkebutuhan khusus.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

Padahal hal tersebut dapat berdampak 1. Pengertian Anak Berkebutuhan


negatif terhadap perkembangan dan Khusus
pendidikan anak berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus
Orang tua cenderung tidak menganggap merupakan istilah terbaru yang digunakan
penting pendidikan bagi anak berkebutuhan dan merupakan terjemahan dari Children
khusus. Persoalan ini disebabkan banyak hal, with special need yang telah digunakan
disamping karena adanya faktor ketidak secara luas di dunia internasional. Ada
fahaman orang tua tentang pendidikan anak beberapa istilah lain yang digunakan untuk
berkebutuhan khusus, rendahnya pendidikan menyebut anak berkebutuhan khusus,
orang tua, faktor lain yang justru lebih miris, antara lain anak cacat, anak tuna, anak
ketika orang tua secara sadar dan sengaja berkelainan, anak menyimpang dan anak

Received, Januari 17th, 2018 Published, May 23th, 2018


tidak mau memperdulikan pendidikan luar biasa.
anaknya, karena merasa khawatir, malu, dan Menurut Suparno (2007: 1) anak
menganggap sebagai aib mempunyai anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu anakanak
berkebutuhan khusus (Darmono, 2015: 2). yang menyandang kecacatan tertentu
Kasih sayang dan dukungan dari kedua (disable children) baik secara fisik, mental
orang tua sangatlah penting bagi dan emosional maupun yang mempunyai
perkembangan anak berkebutuhan khusus. kebutuhan khusus dalam pendidikannya
Mereka memerlukan perhatian yang extra (children with special educational needs).
dari kedua orang tuanya. Namun, apabila Pendapat lain menurut Abdullah (2013: 1)
perceraian terjadi pada orang tua anak yang mengatakan bahwa anak berkebutuhan
berkebutuhan khusus, tentu akan khusus adalah anak yang mempunyai
menyebabkan terhambatnya perkembangan kelainan/penyimpangan dari kondisi
dari anak berkebutuhan khusus.. Oleh ratarata anak normal umumnya dalam hal
karena itu, pada artikel ini akan membahas fisik, mental maupun karakteristik
mengenai dampak perceraian orang tua perilaku sosialnya.
terhadap pendidikan anak berkebutuhan Sedangkan menurut Andesta (2017: 25)
khusus, dan salah satu alternatif solusi atas anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
masalah-masalah tersebut agar anak mengalami kelainan dengan karakteristik
berkebutuhan khusus dapat berkembang khusus yang membedakannya dengan anak
secara optimal. Meski ia memiliki normal pada umumnya serta memerlukan
keterbatasan yang disebabkan oleh kelainan pendidikan khusus sesuai dengan jenis
yang mereka miliki, mereka juga memiliki kelainannya.
potensi kemampuan yang dapat Dari beberapa pendapat ahli di atas,
dioptimalkan untuk berprestasi. dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang mengalami kelainan
pada dirinya, sehingga menyebabkan
2. Pembahasan individu tersebut memiliki kebutuhan yang
perlu disesuaikan dengan karakteristik
2.1. Anak Berkebutuhan Khusus khusus yang mereka miliki.

2
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

2. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Klasifikasi kedua yaitu kurang penglihatan.


Khusus Kurang penglihatan yaitu kehilangan
ABK terbagi menjadi beberapa penglihatan yang tidak dapat dikoreksi
ketunaan, antara lain: tunanetra, tunarungu, dengan perangkat visual biasa (kacamata atau
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan lensa kontak) menyebabkan gangguan
belajar, gangguan perilaku, autis serta anak penglihatan yang dikenal sebagai low vision
berbakat. telah sangat berkurang ketajaman matanya,
a. Tunanetra bidang visual asignificantly terhalang,
Sunanto (2005: 184) mendefinisikan kontras sensitivitas, atau ketiganya. Definisi
anak tunanetra ialah anak yang mengalami organisasi kesehatan dunia,low vision adalah
keterbatasan atau hambatan atau hal-hal yang ketajaman visual kurang dari 6/18 atau lebih
tidak menguntungkan dalam menjalankan baik dari 3/60 di mata dengan koreksi terbaik.
fungsinya sebagai akibat adanya gangguan b. Tunarungu
pengihatan. Karena hambatan Definisi tunarungu menurut Haenudin
penglihatannya tersebut, mereka memiliki (2013: 56) yang mengatakan bahwa
hambaran dalam berorientasi dan mobilitas. “tunarungu adalah seseorang yang
Dalam bermobilitas anak tunanetra sering mengalami kekuarangan atau kehilangan
menggunakan tongkat sebagai alat bantu kemampuan mendengar baik sebagian atau
untuk mengetahui keadaan lingkungan seluruhnya yang diakibatkan karena tidak
disekitarnya. berfungsinya sebagian atau seluruh alat
United Nations Educational, Scientific pendengaran, sehingga ia tidak dapat
and Cultural Organization (UNESCO, 2015: menggunakan alat pendengarannya dalam
43) mengklasifikasikan anak tunanetra kehidupan sehari – hari yang membawa
menjadi dua yaitu blindess dan low vision: dampak dalam kehidupan secara komplek”.
1) Blindness: A person who is blind has a Anak tunarungu memiliki karakteristik
total or high degree of vision loss. yang khas aibat kelainan yang mereka miliki.
About 18% of blind people are totally Iswari (2007:61-68) mengungkapkan
blind – the remaining 82% can karakteristik anak tunarungu adalah sebagai
distinguish between light and dark. berikut : 1. Karakteristik Inteligensi
2) Low Vision: Partial vision loss that Anak tunarungu memiliki inteligensi
cannot be corrected by ordinary visual
tinggi, sedang, dan rendah seperti anak
devices (glasses or contact lenses)
normal pada umumnya.
causes a visual impairment known as
2. Karakteristik dalam Segi Bahasa Anak
“low vision.” A person with low vision
has severely reduced visual acuity, tunarungu mengalami hambatan yang
asignificantly obstructed visual field, serius dalam berbahasa sehingga
contrast sensitivity, or all three. The menjadi kendala dalam memahami
World Health Organization’s pelajaran. Anak tunarungu mengalami
definition of low vision is visual acuity kesulitan memahami kalimat bersusun
less than 6/18 and equal to or better atau kompleks.
than 3/60 in the better eye with best 3. Prestasi Akademik Anak tunarungu
correction. memiliki masalah serius dalam
Dapat dipaparkan secara jelas sebagai berbahasa maka mereka juga mengalami
berikut: Klasifikasi pertama yaitu kebutaan. hambatan dalam prestasi akademik.
Seseorang dikatakan buta apabila memiliki 4. Penyesuaian sosial dan pribadi
kehilangan penglihatan keseluruhan atau Kehilangan pendengaran
hampir keseluruhan. Sekitar 18% dari orang mengakibatkan masalah dalam
buta yang benar-benar buta - sisanya 82% komunikasi, masalah komunikasi
dapat membedakan antara terang dan gelap. menyebabkan kesulitan sosial dan
3
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

perilaku. Anak tunarungu menunjukkan Anak tunalaras memiliki gangguan


karakteristik seperti kekakuan, dalam emosionalnya. Hubungan antara
egosentrik, tanpa control diri, impulsive, gangguan emosional dan tingkah laku
dank eras kepala. dengan gangguan komunikasi cukup jelas.
c. Tunagrahita Anak atau remaja dengan gangguan
Menurut Desiningrum (2016: 16) emosional dan tingkah laku memiliki
tunagrahita ialah anak berkebutuhan khusus kesulitan yang besar dalam memahami dan
yang memiliki keterbelakangan dalam menggunakan bahasa dalam lingkungan
intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang sosialnya (Desiningrum, 2016: 56). f. Autis
membutuhkan perlakuan khusus supaya Menurut Yuwono (2012:24), autis
dapat berkembang pada kemampuan yang merupakan gangguan bagaimana anak
maksimal. melihat dunia dan bagaimana belajar
Anak tuna grahita mengalami hambatan melalui pengalamanya. Anak-anak dengan
dalam bidang akademik maupun gangguan autis biasanya kurang dapat
kemandirian dikarenakan kondisi kecerdasan merasakan kontak sosial. Mereka
yang berada di bawah rata-rata anak normal cenderung menyendiri dan menghindari
pada umumnya. Masalah ini berakibat pada kontak dengan orang. Orang dianggap
perkembangan proses kemandirian dalam sebagai objek (benda) bukan sebagai subjek
hidupnnya, apabila mereka tidak menguasai yang dapat berinteraksi dan berkomunikasi.
keterampilan dan kemandirian Bina Diri Ada tiga gangguan pada anak autis yakni
(Puspasari, 2012: perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi
4). dan bahasa. Tiga gangguan ini memiliki
d. Tunadaksa saling ketertarikan
Anak tunadaksa sering disebut cacat fisik g. Anak Berbakat
atau kelainan fisik. “Anak tunadaksa dapat Anak berbakat merupakan anak yang
didefinisikan sebagai penyandang bentuk memiliki pemikiran kritis, mampu
kelainan atau kecacatan pada sistem otot, menerima informasi dengan mudah dan
tulang dan persendian yang dapat empunyai keterikatan terhadap tugas-tugas
mengakibatkan gangguan koordinasi, (Klein dalam Masruroh & Widayat, 2014:
komunikasi, adaptasi, mobilisasi, dan 214). Renzulli (dalam Idrus, 2013: 118)
gangguan perkembangan keutuhan mengidentifikasikan bahwa seorang anak
pribadi.” (Astati, 2008: 3). yang dapat dikatakan sebagai anak
Karena hambatan fisik yang dialami berbakat jika is mempunyai: (1)
oleh tunadaksa menyebabkan mereka inteligensi yang tinggi di atas rata-rata
memiliki hambatan dalam bermobilitas (2) kreativitas yang tinggi; (3) komitmen
sehingga berdampak terhadap keterbatasan pada tugas yang tinggi.
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Bina
gerak dan pendidikan yang tepat diperlukan 2.2. Kasus Perceraian Orang Tua Yang
oleh anak tunadaksa. e. Tunalaras Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus
Anak tunalaras sering juga disebut Kelainan yang dimiliki oleh anak
anak tuna sosial karena tingkah laku anak berkebutuhan khusus tidak hanya berdampak
ini menunjukkan penentangan terhadap pada dirinya sendiri, namun juga berdampak
norma-norma sosial masyarakat yang kepada keluarga dari anak berkebutuhan
berwujud seperti mencuri, mengganggu, khusus khususnya orang tua.
dan menyakiti orang lain. Dengan kata lain Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
tingkah lakunya menyusahkan lingkungan khusus, akan mengalami berbagai masalah
(Rahman, 2015: 169). secara psikologis maupun sosial karena
memiliki anak berkebutuhan khusus.
4
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

Perasaan malu, pasangan yang kurang bisa Selain itu, menurut Anggraini (2013:
menerima anak berkebutuhan khusus, dan 263) “orang tua anak berkebutuhan khusus
berbagai faktor yang menyebabkan juga masih memiliki persepsi negatif
timbulnya maslah-masalah sosial dari orang terhadap anak berkebutuhan khusus, dan
tua yang memiliki anak berkebutuhan menunjukkan sikap negatif terhadap ABK
khusus. Salah satu masalah yang terjadi pada yaitu mengabaikan anak ABK, kurang
orang tua yang memiliki anak berkebutuhan memberi perhatian, dan kasih sayang kepada
khusus ialah kasus perceraian. anak, kurang berkomunikasi kepada anak,
Kasus perceraian merupakan kasus yang dan lain-lain”. Penelitian dari Apostelina
banyak terjadi dikalangan orang tua yang (2012: 172) juga menunjukkan bahwa
memiliki anak berkebutuhan khusus. Hal itu keluarga yang memiliki anak autis memiliki
sesuai dengan hasil penelitian dari Weiner resiliensi yang rendah. Keluarga belum dapat
(dalam Sobsey, 2004: 63) bahwa sekitar 70 mengembangkan karakteristik coping-
persen pasangan di Amerika Serikat yang coherence yang baik, karena masih
memiliki anak berkebutuhan khusus menyesali tiap hal yang terjadi di masa lalu
mengalami perceraian. Padahal tingkat dan belum bisa menerima kondisi anak
perceraian untuk umum biasanya sepenuhnya.
diperkirakan mencapai 50 persen. Dari pemaparan diatas dapat diketahui
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hartley et bahwa orang tua yang memiliki anak
al. (2010) yang membandingkan kejadian dan berkebutuhan khusus memiliki penerimaan
waktu perceraian pada 391 orang tua anak- diri dan resiliensi yang masih rendah, serta
anak dengan gangguan spektrum autisme masih memiliki persepsi yang negatif
(ASD) dan sampel representatif yang sesuai terhadap anak berkebutuhan khusus. Hal
dari orang tua anak-anak reguler tersebut berpotensi menjadi salah satu faktor
menggunakan analisis kelangsungan hidup. yang menyebabkan banyaknya kasus
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceraian yang terjadi di kalangan orang tua
orangtua anak-anak dengan ASD memiliki yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
tingkat perceraian yang lebih tinggi daripada 2.3. Dampak Perceraian Terhadap
kelompok pembanding yaitu 23,5% banding Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
13,8%. Keluarga nerupakan suatu sistem sosial
Dari beberapa penelitian tersebut dapat yang dibentuk oleh sekumpulan tujuan,
di ambil kesimpulan bahwa kasus perceraian keyakinan kultural, peran orang tua dan anak,
orang tua yang memiliki anak berkebutuhan harapan, dan kondisi sosio ekonomi (Cook,
khusus termasuk dalam kategori tinggi. Hal Cook, & Tran dalam Hidayati 2011: 14).
tersebut dimungkinkan disebabkan oleh Perkembangan anak berkebutuhan khusus
berbagai faktor seperti penerimaan diri orang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
tua yang rendah, resiliensi orang tua yang Lingkungan sosial terdekat dari anak
rendah dan persepsi orang tua yang masih berkebutuhan khusus ialah keluarga (dalam
negatife terhadap anak berkebutuhan khusus. konteks ini adalah orang tua). Orang tua
Hal tersebut terbukti melalui penelitian dari memiliki peran yang begitu besar dalam
Faradina (2016) mengenai penerimaan diri perkembangan anak berkebutuhan khusus,
orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, baik dalam bidang pendidikan, sosial,
penelitian tersebut meunjukkan bahwa emosional dan perilaku anak. Hal tersebut
beberapa orang tua dengan anak sesuai dengan penelitian dari Nandia (2015:
berkebutuhan khusus memiliki penerimaan 19) bahwa dukungan keluarga memiliki
diri yang negatif terhadap anak berkebutuhan hubungan yang signifikan dengan
khusus dikarenakan anak yang lahir tidak kemampuan sosial dan emosional anak
sesuai dengan harapan dari orang tua. berkebutuhan khusus. Kemampuan sosial
5
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

dan emosional yang rendah pada anak hidup anak berkebutuhan khusus usia
tunarungu dapat diminimalisir oleh keluarga, sekolah.
karena keluarga adalah orang yang paling Selain itu, perceraian orang tua juga
dekat dan mempunyai intensitas tinggi untuk berdampak pada pendidikan anak
bersama dengan anak berkebutuhan khusus. berkebutuhan khusus. Sesuai dengan
Menurut Darmono (2015: 1) Orang tua penelitian dari Bernardi &Radl (2014) Anak
diharapkan berperan proaktif dengan banyak yang orang tuanya terpisah memiliki
memberikan informasi kepada para guru, probabilitas mencapai gelar universitas yang
sehingga sangat membantu dalam rata-rata tujuh persen lebih rendah dari pada
mengembangkan bakat anak yang anak-anak dari keluarga utuh. Sedangkan
berkebutuhan khusus dapat berkembang menurut Yusuf (2014) Perceraian
secara optimal melalui program-program mempunyai pengaruh yang sangat besar
layanan yang dikembangkan oleh lembaga terhadap perkembangan jiwa dan pendidikan
sekolah inklusif tersebut. Penelitian lain anak, terutama anak usia Sekolah Dasar dan
menurut Nasrawaty (2016: 60) bahwa orang remaja. Diantaranya dapat menyebabkan
tua memiliki 4 peran utama dalam mendidik anak bersikap pendiam dan rendah diri, nakal
anak berkebutuhan khusus, yaitu edukatif, yang berlebihan, prestasi belajar rendah dan
sosialisasi, afeksi dan religius. Sedangkan merasa kehilangan. Walaupun tidak pada
menurut Millata (Tanpa Tahun: 1) kurangnya semua kasus demikian tapi sebagian besar
dukungan keluarga yang akan menimbulkan dampak yang negatif terhadap
mengakibatkan anak kurang mendapat perkembangan jiwa anak dan juga
penyesuaian sosial yang baik, sehingga orang berpengaruh terhadap proses pendidikan
tua berperan memberi dukungan. Anak akan anak itu sendiri sebagaimana tersebut diatas.
termotivasi untuk memperbaiki adaptasi Dari pembahasan diatas dapat
mereka di masyarakat. Dari berbagai hasil disimpulkan bahwa perceraian orang tua
penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa berdampak negatif terhadap pendidikan anak
orang tua memiliki peran yang sangat penting berkebutuhan khusus. Oleh karena itu,
dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus. Aniello & Cipriani (2011: 61) menyarankan
Dalam beberapa kasus, orang tua anak orang tua untuk memperhatikan agar anak
berkebutuhan khusus mengalami perceraian berkebutuhan khusus tidak mendapat dampak
yang menyebabkan kedua pasangan berpisah negatif dari perceraian mereka. Dan lebih
satu sama lain. Hal tersebut berdampak baiknya perceraian tidak terjadi mengingat
terhadap perkembangan anak berkebutuhan hal tersebut dapat menyebabkan anak
khusus begitu pula dalam pendidikannya. berkebutuhan khusus tidak mendapatkan
Penelitian dari Pollet (2010: 3) yang meneliti kebutuhan yang seharusnya dapat dipenuhi
dampak perceraian pada keluarga anak melalui keluarga yang utuh.
berkebutuhan khusus, menunjukkan hasil
bahwa di New York orang tua memiliki 2.4. Solusi Penanganan Orang Tua Anak
kewajiban untuk memberikan dukungan anak Berkebutuhan Khusus Yang Bercerai
untuk anakanak mereka sampai usia 21. Dari pembahasan pada sub bab
Dengan bercerainya orang tua, menyebabkan sebelumnya, dapat kita ketahui bersama
kewajiban tersebut sulit terpenuhi. Sehingga bahwa perceraian orang tua yang memiliki
anak tidak terpenuhi hak untuk mendapat anak berkebutuhan khusus berdampak
dukungan penuh dari kedua orang tuanya. negatif terhadap anak berkebutuhan khusus,
Menurut Eymann, Busaniche, Llera, De terutama dalam pendidikannya. Oleh karena
Cunto, & Wahren (2009: 547) perceraian itu perlu dicarikan solusi dan alternative
orang tua yang memiliki anak berkebutuhan penanganan agar perceraian tersebut dapat
khusus menyebabkan menurunnya kualitas hindari, jika sudah terjadi bagaimana agar
6
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

dampak negatif pada perceraian itu dapat memulihkan, mengembalikan dan


diminimalisir. mengkonfigurasi ulang hubungan keluarga
Salah satu alternatif penanganannya dan fungsi orang tua, anak, saudara dalam
adalah dengan memberikan konseling menanggapi perpisahan. Terapi ini
keluarga kepada orang tua. Konseling membantu keluarga mengubah cara mereka
keluarga atau family therapy adalah upaya berhubungan, tingkat keintiman, derajat
bantuan yang diberikan kepada individu kekuasaan, dan peran anggotanya sehingga
anggota keluarga melalui sistem keluarga berfungsi lebih efektif (Issac dalam
kekeluargaan (pembenahan komunikasi Green, 2010: 3).
keluarga) agar potensi yang dimiliki dapat Penanganan tersebut diharapkan dapat
berkembang secara optimal, sehingga dapat mengembalikan fungsi orang tua dalam
mengatasi masalah berdasarkan kerelaan dan keluarga seingga dapat berperan dalam
kecintaan kepada keluarga (Sofyan dalam mendidik anak berkebutuhan khusus
Novita, 2015: 19). Dalam penelitian yang sehingga meminimalisir dampak negatif yang
dilakukan oleh Novita pada tahun 2015, terjadi pada kasus perceraian orang tua yang
konseling keluarga diterapkan untuk memiliki anak berkebutuhan khusus.
mengatasi kasus perceraian yang terjadi di Diharapkan kasus perceraian yang terjadi
Biro Konsultasi dan konseling Keluarga pada orang tua anak berkebutuhan khusus
Sakinah Al-Falah Surabaya. Strategi yang dapat diminimalisisr dan dicegah. Hal
digunakan dalam konseling keluarga ini yaitu tersebut memerlukan kerjasama dari berbagai
mendengarkan, melihat, dan pihak mulai dari guru, terapis, psikolog,
mendeskripsikan masalah, memberikan lingkungan terdekat dari keluarga, dan lain-
pandangan, menasehati, memberikan lain untuk dapat memberikan pengetahuan
alternative solusi, memberikan arahan, kepada orang tua pentingnya dukungan
memberikan motivasi, kemandirian, keluarga terhadap perkembangan anak
menggali informasi lain, dan memberikan berkebutuhan khusus sehingga anak dapat
solusi berdasarkan Al Quran dan sunnah. berkembang secara optimal untuk
Menurut Farida (2015: 84) konseling memaksimalkan potensinya.
keluarga diharapkan dapat mengembalikan
peran orang tua yang semestinya dapat
membimbing proses pendidikan dan terapi 3. KESIMPULAN
anak agar dapat terpenuhi segala hak yang
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
dimiliki anak. Jadi, konseling keluarga dapat
disimpulkan bahwa kasus perceraian pada
dijadikan alternatif bimbingan bagi orang tua
orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
yang belum bercerai agar mencegah
khusus tergolong tinggi. Penyebabnya bisa
terjadinya perceraian. Kemudian untuk orang
dimungkinkan karena persepsi orang tua
tua yang telah bercerai, konseling keluarga
yang negatif terhadap anak, penerimaan dan
berfungsi untuk membimbing orang tua agar
resiliensi yang rendah pada orang tua yang
tetap berperan penuh sebagai orang tua untuk
memiliki anak berkebutuhan khusus.
memenuhi hak anak berkebutuhan khusus
Perceraian orang tua berdampak negatif
agar perkembangan dan pendidikan anak
terhadap pendidikan anak berkebutuhan
tidak mengalami gangguan.
khusus karena kehilangan kemampuan untuk
Selain konseling keluarga, penanganan
berperan penuh sebagai orang tua dalam
yang dapat diberikan kepada orang tua dari
memenuhi hak anak.
anak berkebutuhan khusus yang telah
Salah satu solusi dalam mengatasi
bercerai ialah Divorce Therapy atau Terapi
perceraian yang terjadi pada orang tua yang
perceraian. Divorce Therapy adalah
memiliki anak berkebutuhan khusus adalah
pengobatan yang bertujuan untuk
7
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

menggunakan konseling keluarga dan http://repository.radenintan.ac.id/1078/1/SKRIP


divorce therapy. Penanganan tersebut SI_Andesta.pdf.
diharapkan dapat meminimalisir dampak Anggraeni, R.R. (2013). Persepsi Oran Tua
negatif perceraian orang tua terhadap anak Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
berkebutuhan khusus dan mencegah (Deskriptif Kuantitatif di SDLB N.20 Nan
terjadinya kasus perceraian pada keluarga Balimo Kota Solok). Jurnal Ilmiah Pendidikan
lain yang memiliki anak berkebutuhan Khusus. 1(0): 258-265.
khusus.
Aniello, J.S.D & Cipriani, A.N. (2011). The
Divorce Case Involving Children with Special
SARAN
Needs. New Jersey Family Lawyer. 32(2): 5761
1. Orang tua diharapkan dapat menerima
anak berkebutuhan khusus dengan Apostelina, E. (2012). Resiliensi Keluarga Pada
ikhlas, dan memiliki persepsi yang Keluarga Yang Memiliki Anak Autis. Jurnal
positif terhadap anak berkebutuhan Penelitian dan Pengukuran Psikologi. 1(1): 164-
khusus. Karena setiap anak diciptakan 176.
dengan kelebihan dan kekurangan Bernardi, F & Radl, J. (2014). The long-term
masing-masing. consequences of parental divorce for children’s
2. Guru, terapis, psikolog dan kepala educational attainment. Demographic Research.
sekolah diharapkan dapat berkerjasama 30(61): 1653-1680.
untuk memberikan dukungan dan
pengetahuan kepada orang tua tentang Harley, S.L.,Barker, E.T.,Seltzer,
M.M.,Greenberg, J.,Floyd,
pentingnya dukungan keluarga terhadap
F.,Orsmond, G.,Bolt, D. (2010). The Relative
perkembanan anak khususnya dalam hal Risk and Timing of Divorce in Families of
pendidikan. Children With an Autism Spectrum Disorder.
3. Lingkungan yang inklusif perlu dibentuk Journal of Family Psychology. 24(4): 449–457.
dalam masyarakat supaya tidak ada lagi
persaan malu pada orang tua yang Darmono, A. (2015). Peran Orang Tua Dalam
memiliki anak berkebutuhan khusus Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Ngawi.
sehingga berpotensi menyebabkan
Diperoleh dari
terjadinya perceraian. http://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabs
4. Orang tua hendaknya meningkatkan ut/article/view/21.
ibadahnya kepada Allah agar senantiasa Desiningrum, D.R. (2016). Psikologi Anak
memahami bahwa anak adalah titipan Berkebutuhan Khusus.Yogyakarta: Psikosain.
dari Allah yang perlu dijaga.
Eymann, A., Busaniche, J., Llera, J., De Cunto,
C., & Wahren,C. (2009) Impact of divorce on the
quality of life in school-age children. Jornal de
DAFTAR PUSTAKA
Pediatria (Rio J). 85(6):547-552.
Abdullah, Nandiyah. (2013). Mengenal Anak
Faradina, N. (2016). Penerimaan Diri Orang Tua
Berkebutuhan Khusus. Magistra, 86 (25), 1-10.
Yang Memiliki Anak Berkebutuhan
Diperoleh pada 5 November 2017, dari Fakultas
Khusus. EJournal Psikologi. 4(4): 386-396.
Psikologi UNWIDHA Klaten.
Farida. (2015). Bimbingan Keluarga Dalam
Andesta, N. (2017). Pengalaman Keagamaan
Membantu Anak Autis (Kehebatan motif
Anak Berkebutuhan Khusus (Studi di SLB A
Keibuan). Jurnal Bimbingan Konseling Islam.
Bina Insani Kelurahan Gedung Meneng
6(1): 63-88.
Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung).
Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Green, J. (2010). Divorce Therapy: Helping
Lampung. Diperoleh dari Families Separate and Reorganize.
8
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.
IJDS 2018; Vol. 5 No. 1, May 2018, pp.1-9
ISSN: 2355 – 2158

Haenudin. (2013). Pendidikan Anak Rahman, M.M. (2015). Memahami Prinsip


Berkebutuhan Khusus Tunarungu. Jakarta: Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.
Luxima Metro Media. Jurnal STAIN Kudus. Diperoleh dari
http://journal.stainkudus.ac.id/.
Hidayati, N. (2011). Dukungan Sosial bagi
Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus. INSAN. Sidik, J. (2014). Gambaran Dukungan
13(1): 12-20. Keluarga Yang Memiliki Anak
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Khusus
Idrus, M. (2013). Layanan Pendidikan Bagi Anak Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Universitas
Gifted. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
“Psikopedagogia”. 2(2): 116-131.
Sobsey, D. (2004). Marital stability and marital
Iswari, M. (2007). Kecakapan Hidup Bagi Anak satisfaction in families of children with
Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Depdiknas. disabilities: Chicken or egg?. Developmental
Disabilities Bulletin. 32(1): 62-83
Masruroh, H & Widayat, I.W. (2014). Strategi
Orangtua dalam Mengembangkan Kreativitas Suparno. (2007). Pendidikan Anak
Anak Gifted. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Berkebutuhan Khusus. Konsorsium Program S1
Perkembangan. 3(3): 213-220. Diperoleh dari PGSD: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapersjppp4474ac4781full.pdf. Supriyanto, A. (2012). Peran Pengasuhan
Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus Dalam
Millata, D.N & Satya D.R. (Tanpa Tahun). Aktivitas Olahraga. Proceeding
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Seminar Nasional 3-5 Des 2012 di Hotel Aggas
Penyesuaian Penyesuaian Fungsi Sosial Anak Surakarta. Diperoleh dari
Down Syndrom Usia 6-12 Tahun. Diperoleh dari http://staffnew.uny.ac.id.
http://www.stikeshangtuah-sby.ac.id/.
United Nations Educational, Scientific and
Nandia, K.P. (2015). Hubungan Dukungan Cultural Organization. (2015).
Keluarga Dengan Kemampuan Sosial dan Teaching Children with Disabilities in Inclusive
Emosional Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Settings. Bangkok: UNESCO Bangkok Office.
Tunarungu Di SDLB-B Karya Mulia 1
Surabaya. Skripsi. Universitas Katolik Widya Yusuf, M. (2014). Dampak Perceraian Orang
Mandala Surabaya. Diperoleh dari Tua Terhadap Anak. Jurnal Al-Bayan.
http://repository.wima.ac.id/3794/1/Abstrak.pdf 20(29): 33-44.
. Yuwono, J. (2012). Memahami Anak Autis
Nasrawaty. (2016). Peran Orang Tua Dalam (Kajian Teori dan Empirik). Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di
SLB AC Mandara kendari (Studi Kasus
Tunanetra dan Tunagrahita). Skripsi.
Universitas Haluoleo Kendari. Diperoleh dari
http://www. sitedi.uho.ac.id/.

Novita, S.E.M. (2015). Konseling Keluarga


Dalam Menghadapi Problem Perceraian (Studi
kasus di Biro Konsultasi dan konseling Keluarga
Sakinah Al-Falah). Skripsi.
Universitas Islam Negeri Maulana
malik Ibrahim Malang. Diperoleh
dari
http://etheses.uinmalang.ac.id/7185/1/11210089.
pdf.

9
Cite this as:
Daroni, Gangsar Ali, Salim, Abdul, Sunardi. Impact Of Parent's Divorce On Children's Education For
Disability Kids. Indonesian Journal of Disability Studies (IJDS).2018: Vol. 5(1): pp1-9.

Vous aimerez peut-être aussi