Vous êtes sur la page 1sur 9

Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No.

1, September 2014 ISSN 2356-4792

ANALISIS PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN


KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

, ,
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako, 2)Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas
Tadulako
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta KM 9, Palu, Sulawesi Tengah
e-mail: Dendikongah@gmail.com

Abstract

Electrical system Tadulako University has problems voltage drop and load unbalance caused by the
distance network connecting the distribution substation and the supplied building is so far. Moreover,
the load distribution is irregular resulting in drop voltage and load imbalance. This study is specifically
addressed to discuss the problems occurred in Gardu Selatan Universitas Tadulako, where the
substation is supplying the load to the Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Teknik,
Fakultas MIPA, FKIK, and several other new buildings. The method used is to measure the current
and voltage on the transformer and also on the panels in the building who experience a voltage drop
by using Amperes pliers.
The results of the measurements and analysis is that the 185 Volt low voltage drop has passed the
standard provisions PUIL where the voltage drop across the low voltage network is 4%. This is
because the area supplied by the substation south very wide and long enough network that reaches
804 meters so far has exceeded the provision SPLN maximum of 350 meters. It is therefore
necessary to transfer electricity network path between distribution substations closer to the buildings
in the supply. To avoid load unbalance it is necessary precision in any additional load on each phase
and phase transfer loads to smaller current values measured during peak load.

Keywords: Drop Voltage, Load unbalance, distribution substation.

Abstrak

Sistem kelistrikan Universitas Tadulako mengalami permasalahan jatuh tegangan dan


ketidakseimbangan beban, salah satu penyebabnya adalah jarak jaringan yang menghubungkan
gardu distribusi dengan gedung yang di suplay sangat jauh dan juga sistem pembagian beban yang
tidak beraturan sehingga terjadi jatuh tegangan dan ketidakseimbangan beban. Pada penelitian ini
membahas secara khusus permasalahan yang terjadi pada gardu selatan kampus Universitas
Tadulako, Dimana gardu ini mensuplai beban ke fakultas Pertanian, fakultas Kehutanan, fakultas
Teknik, fakultas MIPA, FKIK, dan beberapa bangunan baru lainnya. Metode yang digunakan adalah
mengukur arus dan tegangan pada transformator dan juga pada panel-panel di gedung yang
mengalami jatuh tegangan dengan menggunakan alat tang ampere.
Hasil dari pengukuran dan juga analisa bahwa terjadinya jatuh tegangan terendah 185 Volt telah
melewati ketentuan standar PUIL dimana jatuh tegangan pada jaringan tegangan rendah adalah 4 %.
Hal ini disebabkan karena wilayah yang disuplai oleh gardu selatan sangat luas dan panjang jaringan
yang cukup jauh mencapai 804 meter sehingga telah melebihi ketentuan SPLN yaitu maksimal 350
meter. Maka sangat perlu adanya pemindahan jalur jaringan listrik yang lebih dekat antara gardu
distribusi dengan gedung-gedung yang di suplai. Untuk menghindari ketidakseimbangan beban maka
perlu ketelitian dalam setiap penambahan beban pada masing-masing fasa dan pemindahan beban ke
fasa yang lebih kecil nilai arus terukur saat beban puncak.

Kata kunci: Jatuh tegangan, ketidakseimbangan beban, gardu distribusi.

11
ANALISIS PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO
, ,

PENDAHULUAN mengalami ketidakseimbangan beban


yang cukup besar, dan juga drop
Sistem distribusi merupakan salah tegangan sehingga berdampak pada
satu sistem dalam tenaga listrik yang peralatan listrik terutama yang sangat
mempunyai peran penting karena peka terhadap perubahan tegangan
berhubungan langsung dengan pemakai sehingga tidak bekerja dengan normal,
energi listrik, terutama pemakai energi seperti: AC, komputer, lampu, mesin-
mesin listrik dan sebagainya (Akhmad dan
listrik tegangan menengah dan tegangan
Syarifuddin, 2008).
rendah. Jadi sistem ini selain berfungsi Untuk itu perlu adanya pengukuran
menerima daya listrik dari sumber daya beban penuh pada setiap gedung yang di
(trafo distribusi), juga akan mengirimkan suplay oleh gardu selatan dan
serta mendistribusikan daya tersebut ke menganalisa pembebanan transformator
konsumen. Mengingat bagian ini tersebut sehingga bisa di ketahui solusi
berhubungan langsung dengan konsumen, apa yang harus di lakukan untuk
mendapatkan sistem penyaluran listrik
maka kualitas listrik selayaknya harus
yang efisien.
sangat diperhatikan. Mengingat bagian ini
berhubungan langsung dengan konsumen, 1. Jatuh Tegangan
maka kualitas listrik selayaknya harus Jatuh tegangan adalah selisih
sangat diperhatikan (Badan Standardisasi antara tegangan ujung pengiriman dan
Nasional, 2000). tegangan ujung peneriman. Jatuh
tegangan disebabkan oleh hambatan dan
Jatuh tegangan pada sistem arus. Pada saluran bolak-balik besarnya
distribusi mencakup jatuh tegangan pada: tergantung dari impedansi dan admintansi
saluran serta pada beban dan faktor daya.
1. Penyulang Tegangan Menengah (TM) Jatuh tegangan dapat dinyatakan dengan
2. Transformator Distribusi persamaan:
3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah ΔV = I x (R + jX)
4. Sambungan Rumah =IxZ
5. Instalasi Rumah. dimana:
I = Arus (A)
Jatuh tegangan adalah perbedaan Z = Impedansi (Ω)
tegangan antara tegangan kirim dan
tegangan terima karena adanya impedansi ΔV = Vs - Vr
pada penghantar. Maka pemilihan
penghantar (penampang penghantar) dimana:
untuk tegangan menengah harus ΔV = drop tegangan (V)
diperhatikan. Jatuh tegangan yang di- Vs = tegangan kirim (V)
ijinkan tidak boleh lebih dari 5%. Vr = tegangan terima (V)
Universitas tadulako adalah
kampus yang menggunakan energi listrik Maka besar nilai persentase (%) rugi
sangat besar, memiliki kurang lebih 4 tegangan adalah:
gardu distribusi salah satunya gardu beton ΔV (%) =
dengan kapasitas 400 kVA terletak di
bagian selatan kampus universitas dimana:
tadulako atau biasa dikenal dengan nama ΔV (%) = Rugi Tegangan dalam %
gardu selatan. Masalah yang sangat serius V = Tegangan kerja (V)
pada sistem kelistrikan yang di suplai ΔV = Rugi tegangan (V)
gardu selatan adalah beberapa gedung
12
Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2356-4792

Penurunan tegangan maksimum b. Jenis pasangan dalam, pada gardu


pada beban penuh, yang dibolehkan beton, kios atau pasangan dalam ruang
dibeberapa titik pada jaringan distribusi Untuk pemakaian pasangan dalam ruang
adalah (SPLN 72, 1987): diperkirakan faktor temperatur ruang
1. SUTM, 5 % dari tegangan kerja (ambient temperature) se esa C
bagi sistem radial dengan pendinginan alami (ONAN).
2. SKTM, 2 % dari tegangan kerja Data persentasi (%) impedansi
pada sistem spindel dan gugus. transformator fasa‐3 dan fasa‐1, lihat
3. Trafo distribusi, 3 % dari tabel 1 di bawah ini.
tegangan kerja
4. Saluran tegangan rendah, 4 % Tabel 1. Persentasi Impedansi Transformator
dari tegangan kerja tergantung Fasa-3 dan Fasa-1
kepadatan beban.
5. Sambungan rumah, 1 % dari %
No Kapasitas Sistem
tegangan nominal. Impedansi
Distribusi yang tepat, rating sesuai Fasa-2
dengan kebutuhan beban akan menjaga 1. 25 KVA 4%
Fasa-1
tegangan jatuh pada konsumen dan akan Fasa-3
menaikkan efisiensi penggunaan Trafo 2. 50 KVA Fasa-2 4%
Distribusi. Jadi Transformator Distribusi Fasa-1
merupakan salah satu peralatan yang 3. 100 KVA Fasa-3 4%
perlu dipelihara dan dipergunakan sebaik
4. 160 KVA Fasa-3 4%
mungkin (seefisien mungkin), sehingga
5. 250 KVA Fasa-3 4%
keandalan/kontinuitas pelayanan terjamin.
6. 315 KVA Fasa-3 4%
2. Transformator Distribusi 7. 400 KVA Fasa-3 4%
Tranformator distribusi adalah 8. 630 KVA Fasa-3 4%
merupakan suatu komponen yang sangat 9. 1000 KVA Fasa-3 4%
penting dalam penyaluran tenaga listrik Sumber: Direksi PT PLN (Persero) (2010)
dari gardu distribusi ke konsumen.
Kerusakan pada Trafo Distribusi 3. Ketidakseimbangan Beban pada
menyebabkan kontiniutas pelayanan Transformator
terhadap konsumen akan terganggu Daya transformator bila ditinjau
(terjadi pemutusan aliran listrik atau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat
pemadaman). Pemilihan rating Trafo dirumuskan sebagai berikut (Suhadi,
Distribusi yang tidak sesuai dengan 2008):
kebutuhan beban akan menyebabkan
efisiensi menjadi kecil, begitu juga S=√ .V.I
penempatan lokasi Trafo Distribusi yang dimana:
tidak cocok mempengaruhi drop tegangan S: daya transformator (kVA)
ujung pada konsumen atau V: tegangan sisi primer trafo (kV)
jatuhnya/turunnya tegangan ujung I : arus jala-jala (A)
saluran/konsumen. Sehingga untuk menghitung arus beban
Trafo merupakan jantung dari distribusi penuh (full load) dapat menggunakan
dan transmisi yang diharapkan beroperasi rumus:
maksimal (kerja terus menerus tanpa

henti).
Didalam sistem distribusi terdapat dua dimana:
jenis transformator yang dipakai : = Arus Beban Penuh (A)
a. Jenis pasangan luar pada gardu portal, S = Daya Transformator (KVA)
cantol
13
ANALISIS PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO
, ,

V = Tegangan sisi sekunder sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga


transformator (kV) vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama
Sebagai akibat dari ketidakseimbangan dengan nol sehingga tidak muncul arus
beban antara tiap-tiap fasa pada sisi netral (IN). Sedangkan pada Gambar 1.(b)
sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T) menunjukkan vektor diagram arus yang
mengalirlah arus di netral trafo. Arus yang tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa
mengalir pada penghantar netral trafo ini penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR,
menyebabkan losses (rugi-rugi). Losses IS, IT) tidak sama dengan nol sehingga
pada penghantar netral trafo ini dapat muncul sebuah besaran yaitu arus netral
dirumuskan sebagai berikut: (IN) yang besarnya bergantung dari
seberapa besar faktor
ketidakseimbangannya.

dimana:
= Losses penghantar netral 4. Daya Pada Sistem Tiga Fasa Seimbang
transformator (Watt) Total daya yang dibangkitkan oleh
Arus netral pada transformator (A) sebuah generator tiga fasa atau yang
Tahanan penghantar netral diserap beban tiga fasa dapat diperoleh
t ansfo mato (Ω) dengan mudah dengan menjumlahkan
daya pada ketiga fasanya. Pada suatu
Sedangkan losses yang di rangkaian yang seimbang sama saja
akibatkan karena arus netral yang dengan tiga kali pada daya tiap fasanya,
mengalir ketanah (ground) dapat di hitung karena daya pada semua fasa adalah
dengan perumusan sebagai berikut: sama yang ditunjukkan pada gambar
berikut:

Vcn
Vca
dimana: Vab

Losses akibat arus netral yang


mengalir ke tanah (Watt) Van

Arus netral yang mengalir ke tanah


Tahanan pembumian netral
t ansfo mato (Ω)

Vbn
Vbc

Gambar 2. Fasor tegangan antar saluran


dan saluran ke netral.

METODE PENELITIAN

Adapun peralatan yang digunakan


untuk membantu penyelasaian penelitian
Gambar 1. Vektor Diagram Arus ini adalah:
Sumber: Setiadji (2006).
 Handy Talky dan Hand Phone
Gambar 1.(a) menunjukkan vektor
diagram arus dalam keadaan seimbang. Di

14
Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2356-4792

Dapat membantu mempermudah Arus Fasa Trafo


Jam
berkomunikasi apabila terdapat R S T
jaringan yang saling berjauhan. 09.15 303 365 370
 Test Pen 10.15 352 319 409
Dapat mengetahui ada tidaknya 11.15 400 357 481
tegangan pada jack maupun terminal. 12.15 433 383 499
 Tang Ampere 13.15 448 379 483
Untuk mengetahui besar arus dan 14.15 431 354 442
tegangan pada jaringan yang 15.15 415 366 407
berbeban.
 Detektor Fasa Tabel 5. Pengukuran Trafo Hari Kamis, 20-02-
Untuk mengecek urutan fasa. 14
Arus Fasa Trafo
Jam
R S T
HASIL DAN PEMBAHASAN 09.15 287 263 326
10.15 338 297 402
Pengukuran arus dan tegangan 11.15 434 321 446
tiap jam di lakukan selama lima hari pada 12.15 446 334 454
waktu aktifitas kampus untuk melihat 13.15 449 322 529
besarnya beban terpakai, dari hasil 14.15 444 386 488
pengukuran menunjukan beban tertinggi 15.15 389 353 426
pada pukul 13.00-14.00. Beberapa tabel di
bawah ini menunjukan hasil pengukuran Tabel 6. Pengukuran Trafo Hari Jumat, 21-02-
tersebut. 14
Arus Fasa Trafo
Tabel 2. Pengukuran Trafo Hari Senin, 17-02- Jam
R S T
14 09.15 350 320 367
Arus Fasa Trafo
Jam 10.15 333 334 372
R S T 11.15 356 345 382
09.15 301 253 325 12.15 350 331 381
10.15 326 324 355 13.15 376 348 331
11.15 361 310 372 14.15 348 351 447
12.15 384 294 422 15.15 316 317 300
13.15 386 331 410
14.15 393 329 422 Arus Dan Tegangan Terukur Pada
15.15 351 326 383 Panel Induk terlihat pada beberapa tabel
di bawah ini.
Tabel 3. Pengukuran Trafo Hari Selasa, 18-
02-14
Tabel 7. Panel Pada Laboratorium Teknik
Arus Fasa Trafo Sipil (Hari senin, 24 Februari 2014 Jam
Jam
R S T 13.00)
09.15 327 297 412 Tegangan
Arus Terukur Jarak
10.15 276 299 287 Urutan Jenis
Terukur (V) Distribusi
Fasa Kabel
11.15 404 337 416 (A) (Meter)
N
12.15 402 359 453 R 14 228
13.15 407 370 427
S 2,5 230 NYFGb
14.15 409 337 444 Y
15.15 403 336 450 4x70 105
T 34,5 226
mm
N 27,1 -
Tabel 4. Pengukuran Trafo Hari Rabu, 19-02-
14

15
ANALISIS PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO
, ,

R 3,91 216
T 13,41 228 NFA2X
-T
3x50+3 804
S 12,38 192
5
N 7,35 -

Tabel 8. Panel 3 Pada Laboratorium Teknik


Mesin (Hari Senin, 24 Februari 2014 Jam
13.30) Analisa pembebanan transformator
Tegangan rata-rata pada Hari Senin sampai Jumat
Arus Jenis Jarak
Urutan
Terukur
Terukur
Kabel Distribusi
adalah sebagai berikut:
Fasa (V)
(A) Mm2 (Meter)
N Fasa R
R 6,2 215
Pukul 09.15: = 313 A
S 5 229 NFA2X
-T
3x35+3 401
T 16,8 201
5 Pukul 10.15: = 325 A
N 12,5 -

Pukul 11.15: = 391 A

Tabel 9. Panel Pada Jurusan Arsitek Fak.


Teknik (Hari rabu, 26 Februari 2014 Jam
Pukul 12.15: =403 A
13.15)
Tegangan Pukul 13.15: = 413 A
Arus Terukur Jenis Jarak
Urutan
Terukur (V) Kabel Distribusi
Fasa
(A) Mm2 (Meter)
N Pukul 14.15: = 405 A
R 0,28 212
S 0,09 229 NFA2X
-T Pukul 15.15: = 375 A
3x35+3 467
T 17,86 206
5
N 17,39 - Fasa S
Pukul 09.15: = 299 A

Tabel 10. Panel Pada Ruang Shalat FKIK


Pukul 10.15: = 314 A
(Hari jumat, 07 Maret 2014 Jam 13.00)
Tegangan
Arus Terukur Jenis Jarak
Urutan
Fasa
Terukur (V) Kabel Distribusi Pukul 11.15: = 334 A
(A) Mm2 (Meter)
N
R 26 185
Pukul 12.15: = 340 A
T 31,4 200 NFA2X
-T
3x35+3 708
S 22,1 190
5 Pukul 13.15: = 350 A
N 11,7 -

Pukul 14.15: = 351 A

Tabel 11. Panel Pada Puskom


(Hari selasa, 11 Maret 2014 Jam 11.30) Pukul 15.15: = 339 A
Tegangan
Arus Terukur Jenis Jarak
Urutan Fasa T
Terukur (V) Kabel Distribusi
Fasa
(A) Mm2 (Meter)
N
16
Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2356-4792

Pukul 09.15: = 360 A 500


C 441 436 448
400 419 403 413 405393
Pukul 10.15: = 365 A 391 374
360 365 350 351339
325 334 340
300 313
299 314
Pukul 11.15: = 419 A
200

Pukul 12.15: = 442 A 100

0
Pukul 13.15: = 436 A
09.15 10.15 11.15 12.15 13.15 14.15 15.15

Pukul 14.15: = 448 A Keterangan :


: Fasa R
: Fasa S
Pukul 15.15: = 393 A : Fasa T
Gambar 3. Grafik Beban Rata-Rata
Transformator
Dari perhitungan rata-rata beban yang
terukur selama kurang lebih satu pekan
Gambar grafik di atas menunjukan
pada waktu aktifitas kampus yaitu pada
rata-rata beban tertinggi pada pukul 14.15
hari senin sampai pada hari jumat, dapat
adalah:
di lihat hasilnya secara keseluruhan pada
Fasa R = 405 A
tabel 12 di bawah ini.
Fasa S = 351 A
Fasa T = 448 A
Tabel 12. Perhitungan Arus Rata-rata Per
Fasa
Arus Rata-rata Per Fasa I rata = = = 401 A
No Jam
R S T
1. 09.15 313 299 360 Arus beban penuh dari kapasitas
2. 10.15 325 314 365 transformator adalah:
3. 11.15 391 334 419
= = 577,35 A
4. 12.15 403 340 441 √ √
5. 13.15 413 350 436
6. 14.15 405 351 448 Persentase pembebanan transformator
7. 15.15 374 339 393 adalah :

= 100% = 70 %

Dari perhitungan di atas terlihat


bahwa pada (WBP=Waktu Beban Puncak)
persentase pembebanan pada trafo
selatan adalah 70 %.
Analisa beban penuh berdasarkan
Daya Tersambung PLN:
Tarif / Daya = S3 / 345.000 VA
= = 497,96 A
√ √

Persentase pembebanan:
= 100% = 80 %

17
ANALISIS PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO
, ,

Dari perhitungan di atas terlihat Jatuh tegangan terjadi pada Fakultas


bahwa pada (WBP=Waktu Beban Puncak) kedokteran ini di sebabkan karena
persentase pembebanan berdasarkan keadaan gedung yang cukup jauh dari
daya tersambung dari PLN adalah 80 %. gardu selatan dimana panjang kabel
terukur kurang lebih 438 meter sampai
Dari hasil pengukuran langsung 708 meter dengan ukuran Kabel NFA 2X-T
pada semua panel yang di layani oleh 3x35 mm. Untuk itu perlu adanya
gardu selatan Universitas Tadulako, di pemindahan jaringan ke gardu yang lebih
dapatkan beberapa permasalahan pada dekat dengan gedung FKIK.
sebagian besar panel, diantaranya:
- Panel Laboratorium Teknik Sipil - Panel Puskom (Tabel 4.39)
Ketidakseimbangan beban: Dimana Jatuh tegangan: tegangan terendah
Fasa R = 14 A ; S = 2,5 A ; dan T = 192 Volt di sebabkan panjangnya
34,5 A. Maka dengan demikian untuk jaringan mencapai 804 meter karena
mendapatkan beban yang seimbang jalur jaringannya memutar jauh ke
harus ada pemindahan beban yang fakultas pertanian kemudian turun
terhubung pada fasa T ke kedua Fasa melewati gedung Kopma , gedung ini
lainnya terutama Fasa S. perlu pemindahan jalur jaringan yang
- Panel 3 Laboratorium Teknik Mesin lebih dekat dengan Gardu.
Ketidakseimbangan beban: Fasa R = Ketidakseimbangan beban: Fasa R
6,2 A ; S = 5 A ; dan T = 16,8 A. beban terukur sangat kecil di
Sebagian beban yang terhubung pada bandingkan dengan fasa S dan T
fasa T harus di pindahkan pada fasa S untuk itu perlu pemindahan beban ke
dan Fasa T. fasa R.
Jatuh tegangan: tegangan terendah
adalah 201 Volt, sudah melewati
ketentuan 4% dari tegangan kirim. Ini SIMPULAN
disebabkan karena panjang kabel
mencapai 401 meter sudah melebihi 1. Pembebanan pada Transformator
standar yang seharusnya maksimal gardu selatan UNTAD berdasarkan
350 meter. kapasitas trafo mencapai 70 %.
- Panel Ged. Jurusan Arsitek 2. Terjadinya jatuh tegangan terendah
Ketidakseimbangan beban: Fasa R = 185 Volt telah melewati ketentuan
0,28 A ; S = 0,09 A ; T = 17,86 A standar PUIL dimana jatuh tegangan
Semua beban terpakai di gedung ini pada jaringan tegangan rendah adalah
hanya tersambung pada fasa T, untuk 4 %. Hal ini disebabkan karena
itu harus ada pemindahan beban ke wilayah yang disuplai oleh gardu
dua fasa lainnya. selatan sangat luas dan panjang
Jatuh tegangan: tegangan terendah jaringan yang cukup jauh sehingga
206 Volt di pengaruhi panjang kabel telah melebihi ketentuan SPLN yaitu
mencapai 467 meter. maksimal 350 meter (SPLN D3.002-1,
- Panel Ruang Shalat FKIK 2007).
tegangan terendah: 3. Ketidakseimbangan beban yang terukur
V Line-Netral = 185 Volt ; V Line- pada gardu selatan diakibatkan oleh
Line = 334 Volt pembebanan tiap fasa tidak sama pada
- Panel Auditorium FKIK beberapa gedung dan walaupun
tegangan terendah: pembagian beban tiap fasanya sudah
V Line-Netral = 185 Volt ; V Line- sama tetapi pemakaian alat-alat
Line = 349 Volt Laboratorium dan elektronika tidak
secara bersamaan di gunakan.

18
Jurnal MEKTRIK Vol. 1 No. 1, September 2014 ISSN 2356-4792

DAFTAR RUJUKAN

Akhmad dan Syarifuddin, 2008, Analisis


Keseimbangan Beban Pada
Sistem Kelistrikan Fakultas Teknik
Universitas Tadulako, Palu.

Badan Standardisasi Nasional, 2000,


Persyaratan Umum Instalasi
Listrik.

Direksi PT PLN (Persero), 2010, Buku 1:


Kriteria Disain Enjinering
Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik, Jakarta.
Julius Sentosa Setiadji, dkk., 2006, Jurnal
Teknik Elektro: Pengaruh
Ketidakseimbangan Beban dan
Losses Pada Trafo Distribusi.

SPLN D3.002-1: 2007, Spesifikasi


Transformator Distribusi.

SPLN 72: 1987, Spesifikasi Desain Untuk


Jaringan Tegangan Menengah
(JTM) Dan Jaringan Tegangan
Rendah (JTR).

Suhadi, dkk,. 2008, Teknik


Distribusi Tenaga Listrik Jilid
1.

19

Vous aimerez peut-être aussi