Vous êtes sur la page 1sur 13

PERAN DAN MOTIVASI KADER DALAM PELAKSANAAN

KELURAHAN SIAGA AKTIF WONOKROMO SURABAYA

THE ROLE AND MOTIVATION OF CADRES IN IMPLEMENTATION


OF ACTIVE ALERT VILLAGE IN WONOKROMO, SURABAYA

Shofi Dieni Masruroh1), Rachmat Hargono2)


1
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya
2
Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia
Email : shofi.dieni.masruroh-2015@fkm.unair.ac.id

Abstract: The Concept of Active alert village, the „Desa Siaga Aktif‟ is a depiction of
community that aware, willing and able to prevent and overcome various threats to their
health such as malnutrition, infectious diseases and a disease that potentially causing
extraordinary occurrence diseases, the presence of disasters, accidents and others. There
are role of the community in mobilizing local potency by help and support each other,
Active alert village development is effort to bring the basic health service closer to the
village community, make the society ready to encounter any health problem, increase society
independence in developing clean and healthy life behaviour. The role of cadres to develop
active alert village are very needed to mobilize community,observe health problems in
village, conduct environmental health program, improve maternal-infant and toddlers
health, and prepare the community to encounter disasters. The purpose of this study to
describe the role and motivation of cadres in implementation of Active Alert Village
Wonokromo. This research uses the qualitative descriptive method along with a case study
design. The research was conducted in Wonokromo Village, Wonokromo Sub-District,
Surabaya City. Subjects were taken purposively as many as 11 people. The inclusion criteria
of the subject are the cadres of the active alert village Wonokromo and community who
participated in activities of UKBM in Wonokromo Village. Cadres have a role as
companion, accelerator of change (enabler), mediator, educator, planner, advocate,
technical implementer and motivator for society. The role of this cadre can be done well
because of the motivation of the cadres. This motivation be affected by intrinsic factor due
to the sense of responsibility, desire to achieve and the sense of want to be appreciated as
cadre. For extrinsic factor, there are social support from family, friends, stakeholders,
public health service and private sector.

Keyword: role of cadre, motivation, active alert village, wonokromo, surabaya

Abstrak: Konsep Desa/Kelurahan Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau
dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), adanya bencana, kecelakaan dan lainnya.
Adanya peran masyarakat dalam memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong.
Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga yaitu upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiapsiagakan masyarakat menghadapi
berbagai masalah kesehatan, meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Peran kader dalam pengembangan
Desa/Kelurahan Siaga sangat dibutuhkan terutama dalam menggerakkan masyarakat,
pengamatan terhadap berbagai masalah kesehatan di desa, peningkatan upaya kesehatan
lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, dan mempersiapkan masyarakat
untuk menghadapi bencana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peran dan
motivasi kader dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo. Penelitian ini

129
130 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 129 – 141

merupakan penelitian descriptive kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian


dilakukan di Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya. Subjek
diambil secara purposive sebanyak 11 orang. Kriteria inklusi subjek adalah ibu kader
Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo dan masyarakat yang mengikuti kegiatan UKBM di
Kelurahan Wonokromo. Kader memiliki beberapa peran dalam program Kelurahan Siaga
Aktif antara lain sebagai pendamping dan penggerak, Pemercepat perubahan (enabler),
perantara (mediator), pendidik, perencana, melakukan advokasi, pelaksana teknis dan
motivator bagi masyarakat. Peran kader ini dapat dilakukan dengan baik karena adanya
motivasi dari para kader. Motivasi ini dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu adanya rasa
tanggung jawab, ingin meraih pretasi dan adanya rasa dihargai terlibat menjadi kader.
Pada faktor ekstrinsik yaitu adanya dukungan sosial dari keluarga, teman, stakeholder,
Puskesmas dan pihak swasta.

Kata Kunci: peran kader, motivasi, kelurahan siaga aktif, wonokromo, surabaya

PENDAHULUAN tahun 2012. Tercatat 52.804 desa dan


kelurahan (64,9%) telah melakukan upaya
Visi Pembangunan Nasional mewujudkan Desa atau Kelurahan Siaga.
2005- 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Berdasarkan data kementerian kesehatan,
Maju, Adil dan Makmur. Sehingga untuk dari 33 provinsi yang ada di Indonesia,
mendukung tercapainya visi tersebut, 15 provinsi lainnya masih memiliki
Kementrian kesehatan telah menetapkan pencapaian prosentase rata-rata Desa dan
visi pembangunan kesehatan tahun 2010- Kelurahan Siaga Aktif di bawah
2014 yaitu “Masyarakat Sehat yang pencapaian nasional yaitu 64,9%
Mandiri dan Berkeadilan”. Upaya untuk (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
mencapai visi dan misi tersebut, Desa/Kelurahan Siaga merupakan
Kementerian Kesehatan menetapkan gambaran tentang masyarakat yang sadar,
strategi, salah satunya adalah mau dan mampu untuk mencegah dan
pemberdayaan masyarakat, swasta, dan mengatasi berbagai masalah kesehatan
masyarakat madani dalam pembangunan yang terjadi pada masyarakat seperti
kesehatan melalui kerjasama nasional dan kondisi kurang gizi, munculnya penyakit
global. Pengembangan Desa atau menular dan penyakit yang berpotensi
Kelurahan Siaga merupakan salah satu menimbulkan Kejadian Luar Biasa
bentuk strategi untuk mewujudkan (KLB), bencana alam, kecelakaan dan
Indonesia sehat, mandiri dan Berkeadilan lainnya. Adanya peran masyarakat dalam
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). memanfaatkan potensi setempat, hingga
Upaya pengembangan desa terjalin budaya gotong royong.
dilakukan untuk meningkatan kualitas Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga
Desa atau Kelurahan Siaga, sehingga mencakup upaya untuk lebih
dilakukan revitalisasi. Revitalisasi ini mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bertujuan untuk mengakselerasi kepada masyarakat yang ada di
pencapaian target yang harus dicapai pada desa/kelurahan, menjadikan masyarakat
tahun 2015 yaitu 80% desa atau kelurahan siap siaga dalam menghadapi masalah
di Indonesia menjadi Desa atau Kelurahan kesehatan, meningkatkan kemandirian
Siaga Aktif. Hal ini tertuang pada masyarakat dalam melaksanakan perilaku
Peraturan berdasarkan Keputusan Menteri hidup bersih dan sehat (Kementerian
Kesehatan No: 1529 / Menkes / SK / X / Kesehatan RI, 2010).
2010 tentang Pedoman Umum Desa atau Kelurahan Siaga Aktif
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga memiliki komponen yaitu (1) Adanya
Aktif (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Pelayanan kesehatan dasar, (2) Penerapan
Berdasarkan data Kementrian Pemberdayaan masyarakat melalui
Kesehatan, terdapat 81.253 desa dan pengembangan Unit Kesehatan Berbasis
kelurahan yang ada di Indonesia hingga Mayarakat (UKBM) dan mendorong
Shofi Dieni Masruroh dan Rachmat Hargono, Peran dan Motivasi Kader dalam… 131

upaya survailans berbasis masyarakat, mendorong masyarakat menerapkan


kedaruratan kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat,
penanggulangan bencana serta penyehatan mengenali masalah kesehatan di desa,
lingkungan, (3) Penerapan Perilaku Hidup melakukan upaya kesehatan lingkungan,
Bersih dan Sehat (PHBS). Berbagai meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan
kegiatan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif balita, memasyarakatan kadarzi, dan
ini melibatkan peran kader sebagai menyiapkan masyarakat dalam
penyelenggara kegiatan, dibantu oleh menghadapi bencana alam. Salah satu
tenaga kesehatan yang berpedoman pada kunci keberhasilan dan kelestarian
petunjuk teknis Pedoman Umum Desa/Kelurahan Siaga Aktif adalah
Pelaksanaan Desa dan Kelurahan Siaga keaktifan kader. Oleh karena itu, perlu
Aktif (Kementerian Kesehatan RI, 2010) adanya upaya pengembangan pembinaan
Kelurahan Siaga Aktif merupakan untuk memenuhi kebutuhan kader
upaya pemberdayaan kesehatan yang sehingga tidak terjadi drop out
dilakukan pemerintah agar masyarakat (Departemen Kesehatan RI,2007).
mau dan mampu hidup sehat secara Adapun rumusan masalah pada
mandiri. Peran Kader Pemberdayaan penelitian ini yaitu bagaimana peran dan
Masyarakat terdapat pada peraturan motivasi kader dalam pelaksanaan
Permendageri No.7 tahun 2007 yaitu Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo
Kader Pemberdayaan Masyarakat yang Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah
kemudian disingkat KPM yaitu anggota mengetahui gambaran peran dan motivasi
masyarakat Desa atau Kelurahan yang kader dalam pelaksanaan Kelurahan Siaga
memiliki pengetahuan, kemauan dan Aktif Wonokromo Surabaya.
kemampuan dalam menggerakkan dan
mendorong masyarakat untuk ikut METODE
berpartisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan partisipatif. Penelitian ini merupakan
Berdasarkan data dari Dinas penelitian dengan analisa secara
Kesehatan Kota Surabaya tahun 2016, deskriptif-kualitatif mengenai peran dan
Seluruh Kelurahan yang ada di Kota motivasi kader dalam program
Surabaya telah menjadi Kelurahan Siaga Desa/Kelurahan Siaga Aktif dengan
Aktif. Terdapat 154 Kelurahan Siaga pendekatan studi kasus. Penelitian
Aktif dengan rincian, 20 kelurahan berada dilakukan di Kelurahan Wonokromo,
pada tahap pratama, 117 kelurahan berada Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
pada tahap madya, 10 kelurahan berada Subjek diambil secara purposive sebanyak
pada tahap purnama dan 7 Kelurahan 11 orang. Kriteria inklusi subjek yaitu ibu
berada pada tahap mandiri.Terdapat 7 kader Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo
Kelurahan yang sudah berada pada tahap dan masyarakat yang mengikuti kegiatan
mandiri yaitu Kelurahan Kebonsari, UKBM di Kelurahan Wonokromo. Data
Kelurahan Balas Klumprik, Kelurahan dikumpulkan melalui wawancara
Wonokromo, Kelurahan Menur, mendalam dengan responden dan
Kelurahan Tenggilis, Kelurahan Medokan observasi kegiatan UKBM. Triangulasi
Ayu, Kelurahan Gundih (Dinas Kesehatan data dilakukan dengan melakukan
Kota Surabaya, 2017) wawancara mendalam kepada ketua kader
Kelurahan Wonokromo yang dan anggota kader Kelurahan Siaga Aktif
berada pada strata mandiri mendapat Wonokromo serta ibu yang mengikuti
prestasi sebagai Kelurahan Siaga Aktif Posyandu Balita.
terbaik di Provinsi Jawa Timur pada tahun
2015. Salah satu faktor yang HASIL DAN PEMBAHASAN
mempengaruhi yaitu adanya paguyuban
kader yang sudah ada sebelum adanya Hasil penelitian ini diperoleh
Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo. melalui kegiatan observasi dan
Peran kader dalam pengembangan wawancara mendalam. Wawancara
Desa/Kelurahan Siaga sangat dibutuhkan mendalam dilakukan terhadap 11 orang
terutama dalam menggerakkan dan responden yang terdiri dari kader dan
132 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 129 – 141

masyarakat. Wawancara dengan Wonokromo mengenai Program


masyarakat dilakukan untuk menggali Kelurahan atau Desa Siaga Aktif.
keterangan mengenai peran kader dalam Berbagai kegiatan pemberdayaan
program kelurahan Siaga Aktif masyarakat melalui UKBM telah
Wonokromo. Responden dari pihak kader dilaksanakan di Kelurahan Wonokromo
yaitu ketua kader dan 4 kader Kelurahan sejak awal dibentuknya kader di
Siaga Aktif Wonokromo, sekretaris Kelurahan Wonokromo, sedangkan
Desa/Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo, kegiatan untuk mempersiapkan Kelurahan
ketua Posbindu Wonokromo, kader Siaga Aktif dilakukan pada 2012-2013
Posyandu Remaja Wonokromo, dengan kepengurusan yang dibentuk sejak
sedangkan responden dari pihak tahun 2011 sebelum adanya SK untuk
masyarakat yaitu 3 anggota masyarakat di Kader Kelurahan Siaga Akif Wonokromo
wilayah Wonokromo kota Surabaya. pada tahun 2014 yang disahkan oleh
Seluruh Responden berjenis kelamin kepala Desa/Kelurahan Wonokromo.
wanita dengan usia yang berkisar antara Adapun Susunan kepengurusan
30 sampai dengan 50 tahun. Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo
sebagai berikut.
1. Terbentuknya Kader Kelurahan Siaga
Pelindung:
Aktif Wonokromo 1.Lurah Wonokromo
2.LKMK Wonokromo
Pemberdayaan masyarakat melalui
keberadaan kader di Kelurahan
Penasehat:
Wonokromo sudah aktif selama 34 tahun. Kepala Puskesmas Wonokromo
Terbentuknya Kelurahan Siaga Aktif
Wonokromo berawal dari adanya
Paguyuban kader balita yang ada sejak Pembina:
tahun 1983, kemudian pada tahun 2006 1.Promosi Kesehatan
terbentuk kader Bumantik (Ibu Pemantau 2.Bidan Kelurahan
Jentik), tahun 2009 terbentuk kader lansia,
dan tahun 2010 perkumpulan kader ini KETUA
diberi nama Paguyuban Kader Kesehatan.
Paguyuban kader kesehatan Wonokromo WAKIL KETUA
memiliki Forum Masyarakat yang
dilaksanakan rutin setiap satu bulan
BENDAHARA
sekali. Forum Masyarakat ini sudah ada
sejak tahun 2010 dan Kader Kesehatan
Wonokromo sudah memiliki Surat Tugas SEKRETARIS
(SK) Kader Kesehatan yang dikeluarkan
pada tahun 2010. Hal ini sesuai hasil Pemetaan, Tabulin, KLB,
wawancara dengan kader sebagai berikut: Ambulans desa, Donor darah,
Posyandu balita, Posyandu lansia,
“...Kalau dulu namanya kader PSJN, Paliatif, PAUD , KB, PHBS,
kesehatan yang sudah ada sejak ‟80 an Poyandu remaja, Posbindu, STBM,
Lingkungan, Perekonomian/ KSM,
tapi dulu itu kan bentuknya posyandu
P2M
balita belum berbentuk kelsi. Pas tahun
2010 itu ada SK untuk paguyuban kader Sumber :Laporan Kelurahan Siaga Aktif
kesehatan” (Informan 1). Wonokromo

Terbentuknya paguyuban kader Gambar 1. Susunan Kepengurusan


kesehatan menjadi awal terbentuknya Kelurahan Siaga Aktif
kader Kelurahan Siaga Aktif setelah Wonokromo
adanya informasi dari pihak Dinas
Kesehatan Provinsi kepada pihak Hal ini sesuai hasil wawancara
Puskesmas Wonokromo dan Pengurus dengan kader sebagai berikut:
Desa Wonokromo serta Kader Kesehatan
Shofi Dieni Masruroh dan Rachmat Hargono, Peran dan Motivasi Kader dalam… 133

“...Paguyuban kelurahan siaga ada UKBM baru, dikasi ketuanya nanti


itu kegiatannya sudah mulai sejak 2012- biar dia nyari anggota kader lainnya.
2013. Insha allah antara tahun 2011-2012 Jadi kader yang senior itu mesti gabung
itu kita sudah membentuk susunan dimana-mana, ya istilahnya membimbing
pengurus tapi belum ada SK-nya. lalu yang kader baru. Kayak misal saya, saya
saya bilang ke pihak dinkes kalau kami itu setiap ada pelatihan, oleh dr.Era
belum punya kelsi, ketika kita didatangi selalu diwajibkan ikut supaya tidak
dinas kesehatan provinsi dan mereka ketinggalan informasi. Kita memang
menjelaskan bahwa kelsi itu apa, memiliki banyak UKBM kita tapi ya
kegiatannya bagaimana, susunan mereka sudah mandiri semua, jadi tidak
pengurusnya seperti apa, apa saja yang semua harus saya yang menangani...”
tergabung dalam kelsi, ya ternyata sama (Informan 1).
dengan kegiatan kita hanya namanya
kalau kita paguyuban kader kesehatan. “...iya nggak semuanya rangkap,
Jadi selama ini kita itu sudah tergantung kemampuan setiap orang. Ya
melaksanakan kegiatan kelsi tapi kita pokoknya kalau ketuanya aktif pasti nanti
baru tahu itu namanya kelsi. SK kader bawahnya ngikut mbak, yang penting
khusus kelsi baru dikeluarkan pak lurah ketuanya ini.”(Informan 2).
tahun 2014...” (Informan 1).
“...ya beberapa kader ada yang
2. Peran rangkap yang dijalani oleh rangkap karena memang kader tersebut
kader Siaga Aktif Wonokromo yang paling aktif tapi ada juga yang
nggak rangkap.yang rangkap ini yang
Terdapat beberapa kader yang ketua-ketua karena untuk bimbing yang
tergabung dalam Kader Kelurahan Siaga anggotanya...”(Informan 3).
Aktif yang memiliki jabatan rangkap,
artinya satu orang kader bisa memiliki 3. Peran Kader
jabatan kader di beberapa UKBM yang
ada di Kelurahan Wonokromo. Namun, Kader kesehatan yang tergabung
ada juga kader yang hanya memiliki satu dalam Kader Kelurahan Siaga Aktif
jabatan. Wonokromo memiliki berbagai peran
Rata-rata, kader yang memiliki dalam pandangan masyarakat. Peran
banyak jabatan merupakan kader yang kader kesehatan dalam melaksanakan
memiliki jabatan sebagai ketua di UKBM kegiatan UKBM memiliki esensi yang
yang ada di Kelurahan Wonokromo. Para tidak dapat dilepaskan dengan pelayanan
kader ketua ini dianggap paling aktif kesehatan. Peran kader yaitu sebagai
diantara kader yang lain, sehingga peran pedamping dan penggerak masyarakat
kader yang menjadi ketua ini untuk melakukan hidup sehat. Selain itu,
membimbing kader baru dan mencari kader memiliki peran untuk memberikan
anggota kader yang bisa dijadikan sebagai memotivasi dan meningkatkan partisipasi
pengurus. Kader yang memiliki rangkap masyarakat dalam berbagai kegiatan
jabatan memiliki kesadaran yang tinggi kesehatan yang diadakan di wilayah
bahwa tanggung jawab yang diambil lebih Kelurahan Wonokromo. Adapun peran
banyak daripada yang tidak memiliki kader selain dibidang kesehatan yaitu,
jabatan rangkap. menjadi tempat untuk berbagi cerita
Hal ini sesuai hasil wawancara mengenai permasalahan yang dihadapi
dengan kader sebagai berikut: masyarakat seperti masalah mendidik
anak. Hal ini sesuai wawancara dengan
“...Ya Ada beberapa kader yang masyarakat sebagai berikut:
rangkap tetapi tidak semuanya tergantung
kemampuan masing-masing. Ya karna “...Ya Kader itu ngajak orang-
ada kekurangan kader tapi tidak orang untuk datang posyandu, dijemput,
semuanya, karena misalnya ada yang terus sering berbagi info kesehatan
baru (UKBM baru) itu kan harus ada bahkan masalah mendidik
ketuanya yang sudah jadi kader. Setiap anak...”(Informan 9).
134 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 129 – 141

“...Ya kadang sih jadwalnya


“...Peran kader ini penting ya pertemuan antar UKBM itu sama tapi ga
sebagai yang mengorganisir banyak jadi masalah sudah terbiasa...”(Informan
kegiatan dari Puskesmas, sering jadi 8).
tempat curhat berbagai masalah “Selama para ketua kader
juga...”(Informan 10). kompak sih selama ini alhamdulillah
masih jalan aja semua kegiatan UKBM
Kader juga memiliki peran yang ada...”(Informan 6).
sebagai koordinator jika ada berbagai
lomba kesehatan yang diadakan di Faktor Intrinsik Kader
Kelurahan Wonokromo. Bertugas menjadi 1) Penghargaan
perantara antara petugas kesehatan dengan Kegiatan kader merupakan bentuk
masyarakat. Ikut membantu masyarakat peran serta masyarakat untuk ikut peduli
untuk mengidentifikasi dan menentukan menjaga dan meningkatkan kualitas
kebutuhan serta penyelesaian terhadap kesehatan masyarakat yang ada di wilayah
masalah kesehatan yang mereka hadapi. Kelurahan Wonokromo. Para kader yang
Hal ini sesuai dengan wawancara dengan tergabung dalam Kader Kelurahan Siaga
masyarakat sebagai berikut: Aktif menyatakan bahwa melaksanakan
tugas sebagai kader kesehatan merupakan
“...peran kader itu penting ya tugas membanggakan karena dapat ikut
karna ngurus semuanya, kalau nggak ada berperan membantu kesehatan masyarakat
mereka nggak akan jalan baik kesehatan fisik maupun lingkungan.
posyandu.Apalagi kalau ada lomba itu Para kader kesehatan yang aktif
yang kooridnir kan kader…”(informan mengemukakan bahwa keaktifannya
11). sebagai kader kesehatan didasari oleh
keberadaan kader yang memang sudah
4. Kendala selama menjadi kader ada hampir 34 tahun sehingga masyarakat
Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo secara alami ikut serta menjadi kader dan
melihat sosok tokoh masyarakat yang juga
Kendala yang dialami oleh kader ikut menjadi kader kesehatan sehingga
kesehatan Kelurahan Siaga Aktif merasa bahwa menjadi kader merupakan
Wonokromo dalam menjalankan tugasnya hal yang patut dibanggakan. Para kader
berupa kendala teknis pada pembagian merasa bahwa menjadi kader memiliki
jadwal dan ruang pertemuan. Jadwal posisi yang dihargai oleh masyarakat dan
pertemuan tiap UKBM sudah diatur oleh hal ini merupakan suatu kebanggaan
kepala Puskesmas, penentuan tanggal sehingga para kader menganggap bahwa
pertemuan disusun dengan membuat kegiatannya sebagai kader kesehatan
jadwal tetap pada kalender yang ada di merupakan hal positif dan diharapkan
Puskesmas. Namun karena banyaknya memberi manfaat dalam meningkatkan
UKBM yang ada, terkadang masih ada derajat kesehatan masyarakat Kelurahan
bentrokan jadwal. Kendala lainnya yaitu Wonokromo. Hal ini sesuai wawancara
kurangnya ruang pertemuan di dengan kader sebagai berikut:
Puskesmas, namun hal ini dapat diatasi
dengan memanfaatkan berbagai ruangan “...Paguyuban kader ini sudah
yang ada di Puskesmas. Hal ini sesuai terbentuk dari awal sebelum ada program
hasil wawancara dengan kader sebagai kelurahan siaga. Jadi susah senang sudah
berikut: dirasakan bersama. istilahnya merasa
jiwanya terpanggil untuk sosial. Mereka
“...Ada kendala itu ya paling pas ingin tenaga dan pikiranya bisa banyak
rapat bertabrakan jadwalnya, karena berkontribusi untuk kemajuan kelurahan
UKBM ini kan banyak ya.kadang Wonokromo jadi bisa ikut
pertemuan di Puskesmas ya seadanya bangga...”(Informan 5).
tempat,selama ini tetap
lancar...”(Informan 7). “...Kita itu saling membantu, jadi
pas menang ikut bangga. Kayak misanya
Shofi Dieni Masruroh dan Rachmat Hargono, Peran dan Motivasi Kader dalam… 135

aku kemarin lomba bumantik yang bikin ini karena antusiasme para kader untuk
yel yel dari kader paliatif atau pas lomba menjadikan Kelurahan Wonokromo
posyandu balita, semua kader ikut menjadi kelurahan yang terbaik terutama
membantu persiapan meski tidak ikut dibidang kesehatan. Para kader merasa
lomba…”(Informan 2). bangga ketika Kelurahan Wonokromo
menjadi juara. Hal ini dapat dilihat dari
“...Kami ini antar kader senang banyaknya prestasi yang diraih oleh kader
saling membantu,saling sadar, istilahnya kelurahan Siaga Aktif Wonokromo baik
tidak ada hitung-hitungan antar di tingkat Kabupaten maupun Provinsi
kader...”(Informan 3). sejak pertama kali dibentuk paguyuban
kader kesehatan. Hal ini sesuai
2) Tanggung Jawab wawancara dengan kader sebagai berikut:
Para kader Kelurahan Siaga Aktif
Wonokromo menyatakan bahwa pada saat “...Paguyuban kader sini itu aktif
kegiatan posyandu atau UKBM lainnya mbak, beberapa kali mendapat juara
sering mengeluarkan biaya transport kayak juara kader bumantik, kader
sendiri, meluangkan waktu untuk posyandu terbaik bahkan sampai tingkat
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan provinsi.Jadi kan bangga ya kalau bisa
maupun rapat. Biaya transport yang juara membawa nama
dianggarkan oleh pihak dinas kesehatan Wonokromo...”(Informan 6).
tidak sesuai dengan banyaknya kader
yang ada. Hal ini dikarenakan jumlah “...kader disini itu kompak mbak
kader yang lebih banyak daripada kader pokoknya ketuanya mengkomando kita
yang memiliki surat tugas dari kepala pasti kumpul apalagi pas ada lomba-
desa, namun hal ini bukan merupakan lomba. Kita senang bisa mempersiapkan
hambatan karena para kader telah lomba bersama, dulu pernah sampai
memutuskan untuk membagi rata biaya begadang sampai jam 12
transport yang ada dan tidak malam...”(Informan 4).
mempermasalahkan upah yang didapatkan
sebagai kader. Hal ini karena para kader “...Disini kalau pas lomba nggak
merasa ini sudah menjadi tanggung hitung-hitungan tugas. Semua kalau bisa
jawabnya sebagai kader. Hal ini sesuai dikerjakan bersama ya ayo, meskipun
wawancara dengan kader sebagai berikut: lombanya untuk posyandu balita, kader
bumantik tetep ikut membantu persiapan
“...Kalau tugas kader itu meski ya karena kan bangga bisa
banyak tapi karena sudah merasa berpartisipasi...”(Informan 8).
tugasnya gitu ya sudah biasa...”(Informan
5). Faktor Ekstrinsik Kader
1) Dukungan keluarga
“...Iya kan sudah apa ya merasa Dukungan dari berbagai pihak salah
tiap kader punya tanggung jawab masing- satunya yaitu dukungan dari pihak
masing...jadi sudah menjadi komitmen keluarga. Banyak para kader yang
masing-masing kader dan tahu menjadi tidak aktif dikarenakan dukungan
konsekuensinya...”(Informan 6). dari pihak keluarga kurang. Dukungan
keluarga sangat diperlukan dalam
“...ya kadang malah beberapa mendukung kegiatan kader menjalankan
kegiatan itu memakai biaya sendiri. Tapi tugasnya, karena kegiatan seorang kader
karena sudah biasa, dalam melaksanakan tugasnya banyak
tujuannya.”(Informan 7). yang dilakukan di luar rumah baik di
lapangan maupun di Puskesmas. Kader
3) Prestasi Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo
Para kader juga banyak mencetak mendapatkan dukungan yang baik dari
berbagai prestasi, sehingga sering pihak keluarga. Keikutsertaan anggota
meluangkan waktu dalam persiapan keluarga menjadi kader kesehatan di
lomba kesehatan hingga larut malam. Hal Kelurahan Wonokromo menjadi salah
136 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 129 – 141

satu faktor terjalinnya kekompakan antar 4) Dukungan Puskesmas dan tenaga


kader. Terdapat 2 orang anggota keluarga kesehatan
yang memiliki status sebagai anak dari Kegiatan yang dilakukan oleh
Ketua Kelurahan Siaga Aktif memiliki seorang kader diantaranya melakukan
beberapa rangkap jabatan sebagai kader koordinasi dengan pihak Puskesmas
UKBM yang ada di Kelurahan dalam melaksanakan program UKBM.
Wonokromo. Hal ini sesuai hasil Koordinasi dilakukan dari tahap
wawancara dengan kader sebagai berikut: perencanaan sebelum terjun di masyarakat
hingga evaluasi pelaksanaan program.
“...saya kasi support ibu dengan jadi Pihak Puskesmas senantiasa melakukan
kader dan membantu biasanya masalah pendampingan, bimbingan dan kerjasama
pelaporan UKBM. Semua keluaga, bapak dengan kader sehingga berdasarkan
juga mendukung ibu jadi keterangan kader, jika ada masalah di
kader...”(Informan 2). lapangan, maka kader akan langsung
melaporkan ke kepala Puskesmas agar
2) Dukungan teman segera ditindak lanjuti. Hal ini sesuai
Keterlibatan kader dalam dengan wawancara dengan kader sebagai
melaksanakan tugas terkadang berikut:
membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak salah satunya dukungan dari teman “...Ya disini kalau ada apa-apa
sesama kader. Dukungan atau motivasi itu langsung dishare lewat whatsapp yang
dari sesama teman kader dalam ada kepala Puskesmas di dalam grup
menjalankan tugas dapat berupa dukungan tersebut jadi beliau langsung tau kondisi
semangat dan saling berbagi informasi lapangan...”(Informan 7).
mengenai tugas kader. Hal ini sesuai hasil
wawancara dengan kader sebagai berikut: 5) Dukungan Aparat, Tokoh
Masyarakat dan Tokoh Agama
“...ya sebagai kader itu kompak Salah satu faktor penting yang
atau tidak ada di ketuanya. Kalau dapat meningkatkan motivasi kader dalam
Ketuanya aktif untuk memberi semangat melaksanakan tugas diantaranya
ke anggotanya, UKBM tersebut pasti dukungan dari aparat pemerintahan
lancar saja...”(Informan 4). setempat baik dari tingkat RT, RW hingga
tingkat desa di mana kader tersebut
3) Dukungan teman berada. Hal ini akan memberikan
Keterlibatan kader dalam kepercayaan dan legalitas kepada kader
melaksanakan tugas terkadang dalam melaksanakan tugas di lapangan
membutuhkan dukungan dari berbagai seperti kunjungan rumah atau
pihak salah satunya dukungan dari teman mendampingi masyarakat ke pelayanan
sesama kader. Dukungan atau motivasi kesehatan, sehingga kinerja kader akan
dari sesama teman kader dalam semakin efektif. Dukungan dari pihak
menjalankan tugas dapat berupa dukungan aparat di wilayah Kelurahan Wonokromo
semangat dan saling berbagi informasi dapat dilihat dari keikutsertaan aparat
mengenai tugas kader di masyarakat. Hal desa mengikuti forum masyarakat desa
ini sesuai hasil wawancara dengan kader yang diadakan setiap bulan, adanya Surat
sebagai berikut: Kerja Kader oleh Kepala Desa/Kelurahan
Wonokromo sejak tahun 2010, dan
“...ya kita sesama kader saling Keikutsertaan aparat desa/kelurahan
memberi semangat dn saling membantu dalam pelaksanaan program UKBM. Para
misal kalau ada lomba...”(Informan 5). Tokoh Masyarakat dan agama juga
memegang peran penting untuk
“...Ya insha allah kalau ketua meningkatkan motivasi kader dalam
yang ada saat ini kreatif dan sudah tahu, mengerjakan tugas kader. Dukungan yang
mandiri untuk memotivasi anggota kader diberikan yaitu dengan adanya partisipasi
lainnya...”(Informan 6). dalam kegiatan UKBM. Ada yang berupa
mobil ambulans desa dan PMT balita. Hal
Shofi Dieni Masruroh dan Rachmat Hargono, Peran dan Motivasi Kader dalam… 137

ini sesuai hasil wawancara dengan ketua Masyarakat, yang disingkat KPM
kader Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo merupakan anggota masyarakat Desa dan
sebagai berikut: Kelurahan yang memiliki pengetahuan,
kemauan dan kemampuan untuk
“...Ya ada SK kader itu tahun 2010. menggerakkan dan mendorong
Kita itu selalu permisi terlebih dahulu masyarakat untuk ikut berpartisipasi
sama ketua RT, RW atau pak Kades dalam pemberdayaan masyarakat dan
sampai pak Camat,biar tidak ada yang pembangunan partisipatif. KPM
merasa dilangkahi. Hasilnya mereka mempunyai beberapa peran sebagai
bahkan ikut turun lapangan seperti berikut:
kegiatan bumantik.Para tokoh agama dan Pemercepat suatu perubahan
tokoh masyarakat juga ikut berpartisipasi (enabler), yaitu membantu masyarakat
dengan pengadaan ambulans desa dan dalam mengidentifikasi masalah dan
pemberian PMT balita.”(Informan 1). menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan Iebih efektif. Peran kader sebagai
6) Dukungan Pihak Swasta perantara (mediator), yaitu melakukan
Dukungan dari pihak swasta juga upaya mediasi/penyelesaian konflik pada
memberikan motivasi bagi kader individu atau kelompok dalam masyarakat
Kelurahan Siaga Aktif dalam menjalankan yang membutuhkan bantuan. Hal ini dapat
tugasnya. Dukungan ini didapatkan dari dilihat dari keikutsertaan kader dalam
berbagai pihak yang melakukan kerjasama musyawarah masyarakat desa (MMD) dan
di berbagai kegiatan UKBM. Dukungan program survey mawas diri (SMD).
yang didapatkan berupa dukungan Program survey mawas diri
materiil yang digunakan untuk menunjang (SMD) merupakan kegiatan pengenalan,
kegiatan kesehatan yang ada di Kelurahan pengumpulan dan pengkajian masalah
Wonokromo, misalnya pemberian fasilitas kesehatan yang dilakukan oleh kader dan
UKBM seperti alat kesehatan untuk tokoh masyarakat dibawah bimbingan
posbindu dan seragam kader. Kerjasama petugas kesehatan atau perawat di desa.
dengan pihak swasta ini sudah lama Sedangkan musyawarah masyarakat desa
dilakukan dengan berbagai pihak. Sesuai (MMD) merupakan suatu pertemuan yang
hasil wawancara dengan kader sebagai dihadiri oleh perwakilan dari warga desa
berikut ini: untuk membahas masalah yang ditemui di
lapangan dan penyelesaian dari masalah
“...ya kita melakukan kerjasama tersebut. MMD yang dilakukan di
dengan pihak swasta kayak perusahaan Kelurahan Wonokromo dibagi menjadi 2
atau universitas gitu dari dulu, bantuan tahap yaitu MMD 1 dan MMD 2. MMD 1
yang diberikan biasanya ada dana, ada merupakan pertemuan yang membahas
juga PMT. kita awalnya mengajukan masalah kesehatan yang ada dan
proposal ke pihak swasta yang mengajak menyusun perencanaan sebelum
kerjasama, jadi kita tulis apa saja yang pelaksanaan SMD. SMD (Survey Mawas
dibutuhkan nanti pihak sananya yang Diri) merupakan MMD (Musyawarah
menentukan kita bisa dapat bantuan Masyarakat Desa) 2 dilaksanakan untuk
apa...”(Informan 8). membahas masalah yang ditemukan
setelah melakukan SMD dan membahas
Hasil penelitian menunjukkan solusi yang akan dilakukan.
bahwa peran kader Kelurahan Siaga Aktif Pendidik (educator), yaitu peran
Wonokromo sesuai dengan Peraturan aktif kader dalam memberikan berbagai
Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2007 masukan yang positif dan memotivasi
Tentang Kader Pemberdayaan berdasarkan pengalaman yang dimiliki
Masyarakat, bahwa Kader merupakan oleh kader tersebut. Memberikan
mitra pemerintah yang diperlukan informasi dan membagi pengalaman serta
keberadaan dan peranannya dalam pengetahuan yang telah diperoleh selama
pemberdayaan masyarakat dan menjadi kader kepada masyarakat. Peran
pembangunan partisipatif di Desa dan kader sebagai pendidik dapat dilihat
Kelurahan. Kader Pemberdayaan melalui penyuluhan dan sosialisasi yang
138 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 129 – 141

dilakukan kepada masyarakat di wilayah Handayani (2017) bahwa Peran kader


Kelurahan Wonokromo. dalam masyarakat sebagai motivator
Perencana (planner), yaitu kesehatan dan memberikan pendidikan
mengumpulkan data mengenai masalah kesehatan. Seorang Kader mampu
yang terjadi dimasyarakat, kemudian mengidentifikasi kebutuhan, hambatan
menganalisa dan menyajikan alternatif serta melakukan koordinasi dengan
tindakan yang rasional untuk menangani berbagai pihak dalam memberikan
masalah tersebut. Merencanakan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
pengembangan program pemberdayaan Peran kader di Kelurahan
masyarakat dan pembangunan patisipatif. Wonokromo dapat berjalan dengan baik
Sedangkan Peran kader dalam advokasi karena para kader yang memiliki
(advocation), yaitu mewakili kelompok keinginan dan motivasi yang tinggi dalam
masyarakat yang membutuhkan bantuan menjalankan tugas kader. Menurut Gray
ataupun pelayanan, dengan mendorong dalam Winardi (2007) menyatakan bahwa
para pembuat keputusan misalnya Kepala motivasi merupakan hasil dari sebuah
Desa/Lurah untuk mempertimbangkan proses yang bersifat internal atau
masukan dari masyarakat sehingga para eksternal bagi seorang individu sehingga
pemegang keputusan tersebut peka menyebabkan timbulnya sikap antusias
terhadap kebutuhan masyarakat. Peran dan persistensi dalam melakukan suatu
kader sebagai perencana dapat dilihat dari kegiatan atau perilaku. Motivasi internal
keikutsertaan kader dalam forum dalam penelitian ini dapat digambarkan
pertemuan desa yang dilakukan setiap oleh 3 indikator pembentuknya
bulan dan peran advokasi yaitu dengan (penghargaan, umpan balik tentang
adanya peraturan seperti surat kerja untuk tugasnya, prestasi, dan tanggung jawab).
kader Kelurahan Siaga Aktif Wonokromo, Faktor intrinsik yang
penggunaan balai RW untuk tempat mempengaruhi motivasi kader yaitu rasa
berkumpul para kader Bumantik setiap bangga dapat memberikan kontribusi
minggu. kepada masyarakat, sehingga ada
Pelaksana teknis (technical roles), pengakuan/penghargaan terhadap status
yaitu mengorganisir masyarakat, dan juga kader yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan
melaksanakan tugas-tugas teknis seperti teori Maslow yang menyatakan bahwa
mengumpulkan data, mengolah dan setiap manusia memiliki rasa ingin
menganalisis data, mengatur serta dihargai. Keinginan untuk mendapatkan
mengendalikan keuangan. Hal ini terlihat penghargaan merupakan alat motivasi
dari adanya peran kader sebagai yang cukup ampuh, bahkan dapat
koordinator saat ada lomba dan kader melebihi kepuasan pemberian
sebagai pendamping masyarakat. Adanya kompensasi. Adanya keiinginan untuk
laporan yang dikerjakan kader baik menjadikan Kelurahan Wonokromo
laporan kegiatan maupun laporan hasil menjadi yang terbaik dengan
rapat dan keuangan. Pengelolaan menghasilkan berbagai prestasi ketika
keuangan dapat dilihat dari adanya mengikuti lomba antar kader,
kerjasama kader dengan pihak swasta menunjukkan bahwa keinginan untuk
dalam memberikan dukungan materil berprestasi meningkatkan motivasi kader.
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Hal ini sesuai dengan teori Mc Clelland
UKBM di Kelurahan Wonokromo. (1985) yang menyatakan bahwa orang
Kader juga memiliki peran dalam yang memiliki motivasi untuk berprestasi
memberikan motivasi kepada masyarakat mempunyai prakarsa untuk menuju sukses
untuk ikut berpartisipasi dalam mengikuti dan memiliki tingkat kebutuhan untuk
kegiatan UKBM. Hal ini sama dengan mendapatkan pengakuan yang tinggi serta
penelitian di Jawa Barat yang dilakukan tidak terpengaruh oleh imbalan uang.
oleh Djuhaeni, Gondodiputro, Suparman, Faktor intriksik lainnya yaitu rasa
(2010) bahwa motivasi kader memiliki tanggung jawab kader terhadap tugasnya
peran penting untuk kesuksesan sebagai kader. Hal ini sesuai dengan teori
posyandu. Sejalan dengan penelitian di "Motivation New Directions Theory"
Bintan oleh Susanto, Claramita, bahwa motivasi dapat mewakili proses
Shofi Dieni Masruroh dan Rachmat Hargono, Peran dan Motivasi Kader dalam… 139

psikologik yang akan menyebabkan para kader untuk melakukan


timbulnya tanggung jawab dan merupakan pekerjaannya.
tahap awal kemauan bertindak untuk Dalam penelitian ini, peran
mencapai tujuan. Tanggung jawab suatu pemangku atau pembuat kebijakan yang
individu merupakan kewajiban untuk didalamnya termasuk para tokoh agama,
melaksanakan fungsi (pekerjaan dan tokoh masyarakat dan perangkat desa juga
kepercayaan yang dimiliki) dengan memberikan pengaruh dalam
sebaik-baiknya. Setiap orang ingin meningkatkan motivasi kader. Hal ini
dipercaya, dilibatkan, dan diakui sebagai sesuai dengan teori mengenai hal yang
orang yang memiliki potensi dan menyebabkan seseorang dihargai atau
kemampuan sehingga akan timbul rasa dipercaya oleh masyarakat yaitu tingkat
percaya diri dan siap untuk memikul pengetahuan seseorang mengenai agama
tanggung jawab. Hal ini dapat yang baik atau karena seseorang berasal
terekspresikan dalam kegiatan sehari-hari dari keturunan yang terhormat (Soerjono,
terutama terhadap kegiatan sosial seperti 2007). Sedangkan menurut (Miriam,
kerja bakti, mengikuti lomba di kelurahan 1972) Tokoh masyarakat menjadi bagian
dan kegiatan peringatan hari besar. penting dari masyarakat dan merupakan
(Feldman,1992) salah satu faktor yang sangat erat
Insentif yang menjadi bagian dari kaitannya dengan perkembangan
faktor motivasi eksternal ternyata tidak masyarakat. Peran ini kemudian menjadi
terlalu diinginkan oleh kader. Hal ini faktor penting dan signifikan dalam
menggambarkan bahwa mereka tergerak mempengaruhi masyarakat disegala
untuk berpartisipasi dalam Kelurahan aspek, sehingga dapat meningkatkan
Siaga Aktif bukan karena menginginkan partisipasi masyarakat dan motivasi kader
uang dari hasil pelaksanaan UKBM. melaksanakan tugasnya.
Menurut pendapat para kader, justru Faktor eksternal lainnya yang
mereka mengeluarkan ketika terlibat juga mempengaruhi motivasi kader yaitu
dalam kegiatan UKBM. Misalnya adanya dukungan dari pihak Puskesmas.
pengeluaran untuk biaya transportasi dan Pembinaan dan pendampingan yang
konsumsi. Keadaan ini sesuai dengan teori dilakukan tenaga kesehatan dan
Hawtorn dan Herzberg bahwa bukan Puskesmas untuk meningkatkan
kebutuhan uang (gaji) atau insentif yang kemampuan kader dalam mendeteksi
membuat orang menjadi produktif/mau maupun mencari solusi atas masalah
berperan serta, melainkan perhatian dan kesehatan yang dihadapi. Hal ini sesuai
faktor kepuasan (Feldmen, 1992). dengan peran Puskesmas sebagai
Salah satu faktor eksternal yang fasilitator dalam pengembangan desa
memotivasi kader yaitu adanya dukungan siaga dan penggerak masyarakat yang
dari orang dekat yaitu keluarga dan dilakukan dengan baik sehinnga dapat
teman. Hubungan sosial menjadi salah meningkatkan motivasi kader
satu kontributor yang paling besar untuk (Kementrian Kesehatan, 2006). Fasilitasi
motivasi eksternal, kecenderungan untuk oleh puskesmas yang kurang akan
memperoleh kepuasan dari hubungan menghambat pengembangan Desa/
sosial ini merupakan sifat manusia sesuai Kelurahan Siaga. Hal ini sesuai penelitian
penelitian Morse dan Weiss seperti oleh (Rejeki, 2012) bahwa pendampingan
Suryana dan Sumantri yang menyatakan pelaksanaan Desa Siaga tanpa adanya
seseorang akan terus bekerja, meskipun pembekalan teknik fasilitasi yang baik,
tidak mendapatkan pemberian bentuk menghambat pengembangan Desa Siaga.
ekonomis karena jika mereka tidak Adanya peran serta pihak swasta
bekerja, mereka merasa kehilangan juga menjadi salah satu faktor eksternal
banyak teman ditempat kerja (Suryana yang memicu motivasi kader dalam
dan Sumantri, 2005). Hal ini juga sesuai menjalankan tugasnya. Kemitraan yang
dengan penelitian yang dilakukan dijalin pihak kader dengan pihak swasta
Anggraeni (2013) bahwa dukungan menambah dukungan sosial secara
keluarga yang tinggi dapat memotivasi materiil untuk menunjang kegiatan yang
dilakukan oleh kader. Sesuai dengan
140 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 129 – 141

pendapat Sarafino (2007) terdapat Terhadap Motivasi Kerja Kader


beberapa bentuk dukungan sosial, salah Posyandu. Tersedia di
satunya yaitu dukungan instrumental http://repository.unri.ac.id/handle/123456
berupa materiil seperti sumbangan dan 789/4085. [Diakses pada 03/01/2017].
uang. Dukungan secara materiil ini
merupakan imbalan yang didapatkan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2017.
kader atas persetujuan kerjasama yang Profil Kesehatan Dinas Kota Surabaya
dilakukan dengan pihak swasta. Menurut tahun 2016. Surabaya: Dinkes Surabaya.
Soemanto (1987), Sistem imbalan yang
diterima merupakan karakteristik atau Feldman RS. 1992. Elements of
kualitas dari objek pemuas yang psychology. United States of America:
dibutuhkan oleh seseorang sehingga dapat McGraw-Hill, Inc.
mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu Kementrian Kesehatan Republik
objek ke objek lain yang mempunyai nilai Indonesia. 2010. Pedoman Umum
imbalan yang lebih besar. Sistem Pengembangan Desa dan Kelurahan
pemberian imbalan dapat mendorong Siaga Aktif. Jakarta : Kementrian
individu untuk memandang perilaku Kesehatan RI.
sebagai tujuan yang ingin dicapai.
Kementrian Kesehatan Republik
SIMPULAN Indonesia. 2013. Data Dan Informasi
Pengembangan Desa Dan Kelurahan
Kelurahan dan Desa Siaga Aktif Siaga Aktif. Jakarta : Kementrian
merupakan program pemberdayaan Kesehatan RI.
masyarakat di bidang kesehatan yang
memiliki tujuan untuk mewujudkan Mc.Clelland, D. C. 1985. Human
masyarakat desa atau kelurahan yang Motivation. Illinois : Scott, Foresman &
peduli, tanggap, dan mampu mengenali, Company.
mencegah serta mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi secara mandiri. Miriam Budiardjo. 1972. Dasar-Dasar
Keberhasilan dari program ini dipengaruhi ilmu politik. PT. Gramedia Pustaka,
oleh partisipasi kader dan masyarakat. Jakarta.
Kader memiliki peran sebagai pedamping
dan penggerak, pemercepat perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
(enabler), perantara (mediator), pendidik, tahun 2007 Tentang Kader Pemberdayaan
perencana,melakukan advokasi, pelaksana masyarakat.
teknis dan motivator bagi masyarakat.
Peran kader ini dapat dilakukan dengan Sarafino, E. P. 2007. Health Psychology :
baik karena adanya motivasi dari para Biopsychosocial Interactions. Fifth
kader. Motivasi ini dipengaruhi oleh Edition. USA: John Wiley & Sons.
faktor intrinsik yaitu adanya rasa
tanggung jawab, adanya keinginan meraih Soeprihanto J, 2000. Manajemen Sumber
pretasi dan adanya rasa dihargai karena Daya Manusia II. Universitas Terbuka.
terlibat menjadi kader. Pada faktor Karunia: Jakarta.
ekstrinsik yaitu adanya dukungan sosial
dari berbagai pihak yaitu dari keluarga, Soerjono soekanto. 2007. Sosiologi Suatu
teman, stakeholder, Puskesmas dan dari Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:
pihak swasta. Dukungan dari pihak swasta Jakarta.
berupa materiil baik bantuan uang
maupun barang. Susanto, Fino.2017. Peran Kader
Posyandu Balita Dalam Memberdayakan
DAFTAR PUSTAKA Masayarakat Melalui Pelaksanaan
Posyandu Balita Di Kelurahan Kawal
Anggraeni C, Agrina, Hasanah Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten
O.2013.Hubungan Dukungan Keluarga Bintan.Yogyakarta : Jurnal Pengobatan
Shofi Dieni Masruroh dan Rachmat Hargono, Peran dan Motivasi Kader dalam… 141

Masyarakat dan Kesehatan Masyarakat. Pengembangan Desa Siaga di Kabupaten


Vol.33, No.1. Bantul. Tersedia di
journal.ugm.ac.id/jkki/article/viewFile/25
Suryana LI, Sumantri S. 2005. Psikologi 042/17212 [Diakses pada 03/01/2017].
personel. Bandung: Universitas
Padjajaran.

Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi


Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Rejeki LS, Hasanbasri M, Sanjaya


GY.2012.Peran Puskesmas Dalam

Vous aimerez peut-être aussi