Vous êtes sur la page 1sur 11

ARTIKEL JURNAL

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP


PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PASIEN GAGAL JANTUNG
DI POLI JANTUNG RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh:
Deddy Yuliansyah
1411012003

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
The Effect of Deep Breath Relaxation to The Improvement of Oxygen
Saturation of Heart Failure Patient in Heart Affairs of Dr. Soebandi Hospital
in Jember.

Deddy Yuliansyah1, Luh Titi Handayani2, Hendra Kurniawan3


1
Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember, yuliansyahdeddy24@gmail.com
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember,
handayani.elteha7@gmail.com
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember,
hk.haryono@gmail.com

Abstract

Heart failure is a condition when the heart is unable to maintain adequate circulation for
the needs of the body although the venous filling pressure is normal. Heart failure can
show various signs and symptoms, such as dipsnea, orthopnea, increasing of jugular
venous pressure, decreasingof oxygen saturation, etc. Decreasing of oxygen saturation
occurs due to reducing of oxygen and carbon dioxide transport area because of pulmonary
edema and decreasing of blood pressure.This used research method was quasi
experimental research by involving the control group and the experimental group. The
samples used in this study were 56 respondents that were divided into 28 respondents of
the experimental group and 28 respondents of the control group. The used statistical tests
in this study was the Mann-Whitney and the Wilcoxon test with a value of α = 0.05. The
result of statistical Wilcoxon signed ranks test of 28 respondents given a deep breath
relaxation treatment was obtained p value 0.000 (α = 0.05). The results of the statistical
Mann-Whitney test noted that from 56 respondents given a deep breath treatmentand
were not given a deep breath treatment was obtained p value 0.003 (α = 0.05).A deep-
breath relaxation functions to increase alveoli ventilation, maintain gas exchange, prevent
lungs and makes patients relaxed. Increasing the ventilation will increase the level and the
pressure of oxygen in the alveoli. This can increase the development of alveoli in the
lungs which can push embolism so that it can be happen thegas exchange, and oxygen
can be perfused by the tissue.

Keywords: Heart Failure, Deep Breath Relaxation, Oxygen Saturation

Reference 20 (2000-2015)

1
ABSTRAK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

xvi + 101 hal + 4 gambar + 19 tabel + 11 lampiran

Skripsi, April 2016


Deddy Yuliansyah

Abstrak

Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen


Pasien Gagal Jantung di Poli Jantung RSD dr. Soebandi Jember.

Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu


mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh,
meskipun tekanan pengisian vena normal. Gagal jantung dapat
menunjukkan berbagai tanda dan gejala, diantaranya adalah dipsnea,
ortopnea, peningkatan tekanan vena jugularis, penurunan saturasi
oksigen dll. Penurunan saturasi oksigen terjadi akibat berkurangnya
area transpor oksigen dan karbondioksida karena edema paru dan
penurunan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan metode Quasy
Experiment dengan melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimental. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 56 responden yang dibagi menjadi kelompok
perlakuan 28 responden dan kelompok kontrol 28 responden. Uji
statistik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji mann-whitney
dan wilcoxon dengan nilai α = 0,05. Hasil uji statistik wilcoxon signed
ranks test dari 28 responden yang diberikan perlakuan relaksasi napas
dalam diperoleh hasil p value 0,000 (α = 0,05). Hasil dari uji statistik
mann-whitney test diketahui bahwa dari 56 responden yang diberikan
perlakuan relaksasi napas dalam dan yang tidak diberi relaksasi napas
dalam diperoleh hasil p value 0,003 (α = 0,05). Relaksasi napas dalam
berfungsi untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru dan membuat pasien
menjadi relaks. Peningkatan ventilasi akan menambah kadar dan
tekanan oksigen dalam alveoli, hal ini dapat meningkatkan
pengembangan alveoli dalam paru yang dapat menekan emboli
sehingga dapat terjadi pertukaran gas dan oksigen dapat diperfusi oleh
jaringan.

Kata kunci: Gagal Jantung; Relaksasi Napas Dalam; Saturasi Oksigen.

Daftar Pustaka 20 (2000-2015)

2
Pendahuluan distensi vena leher, peningkatan
tekanan vena jugularis, takikardi, kele
Gagal jantung merupakan suatu mahan fisik, edema pada pergelangan
keadaan akhir dari setiap penyakit kaki, dll (Muttaqin, 2009).
jantung, dimana keadaan jantung tidak Keluhan dipsnea atau sesak napas
mampu mempertahankan sirkulasi yang merupakan manifestasi kongesti
cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun pulmonalis sekunder dari kegagalan
tekanan pengisian vena normal ventrikel kiri dalam melakukan
(Muttaqin, 2009). Ketidakmampuan kontraktilitas sehingga akan
jantung mempertahankan curah jantung mengurangi curah sekuncup. Jika
yang cukup untuk kebutuhan tubuh, tekanan hidrostatik dari anyaman
akan menimbulkan akibat klinis dan kapiler paru-paru melebihi tekanan
patofisiologi yang khas. Penderita gagal onkotik vaskular, maka akan terjadi
jantung pada umumnya akan transudasi cairan ke dalam interstisial.
mengalami keluhan ketika menjalankan Jika kecepatan transudasi cairan
aktivitas sehari-hari (Davey, 2002). melebihi kecepatan drainase limfatik,
Menurut World Health maka akan terjadi edema interstisial.
Organization (WHO) Regional Office Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat
for South-East Asia tahun 2011 diantara mengakibatkan cairan merembes ke
empat penyakit menular yang dalam alveoli dan terjadilah edema
berkontribusi terhadap 63% dari semua paru-paru. Edema paru-paru
kematian di seluruh dunia, penyakit menyebabkan berkurangnya area untuk
kardiovaskular adalah pembunuh transpor normal oksigen dan
terbesar yang diperkirakan karbondioksida masuk dan keluar dari
menyebabkan kematian 17,3 juta jiwa darah dalam kapiler paru-paru. Salah
per tahun. Di wilayah Asia Tenggara, satu dampak langsung dari
penyakit kardiovaskular diperkirakan berkurangnya area transpor adalah
menyebabkan 3,6 juta kematian setiap berkurangnya saturasi oksigen. Ketika
tahunnya. Penyakit kardiovaskular saturasi oksigen mengalami penurunan
membunuh orang pada usia yang relatif dibawah ambang batas normal
muda sebanyak 27% terjadi sebelum mengakibatkan penderita mengalami
usia 60 tahun dari semua kematian keluhan seperti sianosis, dipsnea hebat,
akibat penyakit kardiovaskular. berkeringat, dll (Muttaqin, 2009).
Kelangsungan hidup penderita Cara yang mungkin dapat
gagal jantung berhubungan erat dengan dilakukan untuk meningkatkan saturasi
beratnya kondisi. Mortalitas satu tahun oksigen adalah dengan teknik relaksasi
klien dengan gagal jantung berat lebih napas dalam. Teknik relaksasi napas
besar dari 50%, sedangkan klien dalam merupakan suatu bentuk asuhan
dengan gagal jantung ringan keperawatan, yang dalam hal ini
mempunyai mortalitas satu tahun lebih perawat mengajarkan kepada klien
besar dari 10%. Gagal jantung dapat bagaimana cara melakukan napas
menunjukkan berbagai tanda dan dalam, napas lambat (menahan inspirasi
gejala, diantaranya adalah dipsnea secara maksimal) dan bagaimana
nokturnal paroksimal (penderita menghembuskan napas secara perlahan.
terbangun pada tengah malam karena Selain dapat menurunkan intensitas
nafas pendek yang hebat), ortopnea nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
(ketidakmampuan penderita untuk dapat meningkatkan ventilasi paru dan
berbaring datar karena dipsnea), meningkatkan oksigenasi darah

3
(Smeltzer & Bare, 2002). Berdasarkan Uji wilcoxon dengan nilai α =
penelitian Grzegorz Bilo, 2012 juga 0,05 dilakukan untuk melihat pengaruh
menunjukkan peningkatan saturasi relaksasi napas dalam terhadap
oksigen secara signifikan dengan peningkatan saturasi oksigen pada
p<0,05 saat melakukan napas dalam. kelompok perlakuan dan kontrol
dengan cara membandingkan data pre
Metode penelitian dan post pada masing-masing
kelompok. Apabila p < 0,05 H1
Penelitian ini menggunakan diterima yang artinya ada pengaruh
metode Quasy Experiment dengan relaksasi napas dalam terhadap
melibatkan kelompok kontrol peningkatan saturasi oksigen pasien
disamping kelompok eksperimental. gagal jantung di RSD dr. Soebandi
Jumlah sampel yang digunakan dalam Jember.
penelitian ini sebanyak 56 responden
yang dibagi menjadi kelompok Hasil Penelitian
perlakuan 28 responden dan kelompok
kontrol 28 responden. Dalam 1. Perubahan Rata-rata Saturasi
pengambilan sampel peneliti Oksigen Pasien Gagal Jantung
menggunakan teknik accidental
sampling dimana peneliti menunggu Berdasarkan gambar 1 diketahui
responden yang sesuai dengan porsi bahwa 28 responden pada kelompok
sampel yang dikehendaki. perlakuan memiliki nilai rata-rata
Penelitian ini dilaksanakan di Poli saturasi oksigen sebelum dilakukan
Jantung RSD dr. Soebandi Jember relaksasi napas dalam adalah 97,60%
pada 10-18 Februari 2016. dan mengalami peningkatan saturasi
Pengumpulan data pada penelitian ini oksigen setelah dilakukan relaksasi
menggunakan teknik observasi menjadi 99,42% dengan peningkatan
langsung dimana peneliti masuk rata-rata sebanyak 1,82%. Sedangkan
kedalam suatu kondisi atau situasi yang 28 responden pada kelompok kontrol
akan diteliti. Peneliti akan membagi memiliki nilai rata-rata saturasi oksigen
pasien gagal jantung membagi 2 98,71% dan tidak mengalami
kelompok perlakuan yaitu kontrol dan peningkatan saturasi oksigen yang
eksperimen. Kelompok eksperimen signifikan yaitu 98,75% dengan
akan melakukan relaksasi napas dalam peningkatan rata-rata 0,04%.
sebanyak 15 kali dalam waktu 3-5
menit, sedangkan kelompok kontrol 2. Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi
tidak. Peneliti akan memeriksa saturasi Napas Dalam Terhadap Peningkatan
oksigen semua pasien gagal jantung Saturasi Oksigen Pasien Gagal
menggunakan alat bantu berupa Jantung di Poli Jantung RSD dr.
oksimetri digital. Soebandi Jembe
Uji statistik yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji mann-whitney a. Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi
dengan nilai α = 0,05 untuk menguji Napas Dalam Terhadap Peningkatan
pengaruh relaksasi napas dalam Saturasi Oksigen Pada Kelompok
terhadap peningkatan saturasi oksigen Perlakuan.
pada kelompok kontrol dan perlakuan
dengan cara membandingkan data post
kontrol dengan post perlakuan.

4
100

Saturasi Oksigen (SaO2)


99.5
99
98.5
98
97.5
97
96.5
sebelum sesudah Intervensi
Periode Pengukuran Kontrol

Gambar 1 Perubahan Saturasi Oksigen Sebelum dan Sesudah Dilakukan


Relaksasi Napas Dalam Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol di RSD dr. Soebandi Jember tanggal 10-18 Februari 2016

Tabel 1 Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap Peningkatan


Saturasi Oksigen Pada Kelompok Perlakuan di Poli Jantung RSD dr.
Soebandi Jember tanggal 10-18 Februari 2016.

Mean Sum of
Wilcoxon Signed Ranks Test N
Rank Ranks
postperlakuan – preperlakuan Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 27b 14,00 378,00
Ties 1c
Total 28

Test Statisticsa postperlakuan –


preperlakuan
Z -4,630b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Berdasarkan tabel 1 diketahui b. Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi


bahwa dari 28 responden yang Napas Dalam Terhadap Peningkatan
diberikan perlakuan relaksasi napas Saturasi Oksigen Pada Kelompok
dalam diperoleh hasil p value 0,000 Kontrol
dengan α = 0,05. Hal tersebut bermakna
H1 diterima, yang artinya ada pengaruh Berdasarkan tabel 2 diketahui
yang signifikan dari relaksasi napas bahwa dari 28 responden yang tidak
dalam terhadap peningkatan saturasi diberikan perlakuan relaksasi napas
oksigen pasien gagal jantung di poli dalam diperoleh hasil p value 0,763
jantung RSD dr. Soebandi Jember. dengan dengan α = 0,05. Hal tersebut
bermakna bahwa tidak ada perubahan
saturasi oksigen yang signifikan pada
pasien gagal jantung yang menjadi ke-

5
Tabel 2 Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap Peningkatan
Saturasi Oksigen Pada Kelompok Kontrol di Poli Jantung RSD dr.
Soebandi Jember tanggal 10-18 Februari 2016.

Mean Sum of
Wilcoxon Signed Ranks Test N
Rank Ranks
postkontrol – prekontrol Negative Ranks 3a 5,33 16,00
Positive Ranks 5b 4,00 20,00
Ties 20c
Total 28

Test Statisticsa postkontrol –


prekontrol
Z -,302b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,763

lompok kontrol di poli jantung RSD dr. Berdasarkan hasil penelitian yang
Soebandi Jember. dilakukan pada tanggal 10 Februari –
18 Februari 2016 dengan jumlah
c. Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi responden sebanyak 56 pasien di poli
Napas Dalam Terhadap Peningkatan jantung RSD dr. Soebandi Jember
Saturasi Oksigen Pada Kelompok diketahui bahwa 28 responden pada
Perlakuan dan Kontrol. kelompok perlakuan mengalami
peningkatan saturasi oksigen setelah
Berdasarkan tabel 3 diketahui dilakukan relaksasi menjadi 99,42%
bahwa dari 56 responden yang diberikan dengan peningkatan rata-rata sebanyak
perlakuan relaksasi napas dalam dan 1,82%.
yang tidak diberi relaksasi napas dalam Perubahan saturasi oksigen pada
diperoleh hasil p value 0,003 untuk nilai pasien gagal jantung dipengaruhi oleh
saturasi oksigen dan p value 0,000 beberapa hal diantaranya adalah
untuk Δ (delta) perubahan nilai saturasi ventilasi, perfusi dan hemoglobin. Pada
oksigen dengan α = 0,05. Hal tersebut penelitian ini relaksasi napas dalam
bermakna H1 diterima, yang artinya ada berfungsi untuk meningkatkan ventilasi
pengaruh yang signifikan dari relaksasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
napas dalam terhadap peningkatan mencegah atelektasi paru dan membuat
saturasi oksigen pasien gagal jantung di pasien menjadi relaks. Peningkatan
poli jantung RSD dr. Soebandi Jember. ventilasi akan menambah kadar dan
tekanan oksigen dalam alveoli. Hal ini
Pembahasan dapat meningkatkan pengembangan
alveoli dalam paru yang dapat menekan
Saturasi oksigen adalah emboli sehingga dapat terjadi
persentase hemoglobin yang disaturasi pertukaran gas dan oksigen dapat
oksigen. Untuk meningkatkan saturasi diperfusi oleh jaringan.
oksigen dapat dilakukan dengan Teknik relaksasi napas dalam
meningkatkan kadar oksigen inspirasi, merupakan suatu bentuk asuhan
meningkatkan kadar hemoglobin dan keperawatan, yang dalam hal ini
meningkatkan ventilasi (Behrman, perawat mengajarkan kepada klien
2000). bagaimana cara melakukan napas

6
Tabel 3 Hasil Analisis Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap Peningkatan
Saturasi Oksigen Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Poli Jantung
RSD dr. Soebandi Jember tanggal 10-18 Februari 2016.

Mann-Whitney Test

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


saturasi perlakuan 28 34,54 967,00
kontrol 28 22,46 629,00
Total 56

Test Statisticsa saturasi


Mann-Whitney U 223,000
Wilcoxon W 629,000
Z -2,998
Asymp. Sig. (2-tailed) ,003

Mann-Whitney Test

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks


Δ (delta) perlakuan 28 40,80 1142,50
Kontrol 28 16,20 453,50
Total 56

Test Statisticsa Δ (delta)


Mann-Whitney U 47,500
Wilcoxon W 453,500
Z -5,923
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

dalam, napas lambat (menahan inspirasi gagal jantung. Saturasi oksigen yang
secara maksimal) dan bagaimana optimal pada penderita gagal jantung
menghembuskan napas secara perlahan. sangat bermanfaat dalam proses
Selain dapat menurunkan intensitas metabolisme sel, karena pasien gagal
nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga jantung akan mengalami penurunan
dapat meningkatkan ventilasi paru dan kontraktilitas otot jantung yang akan
meningkatkan oksigenasi darah. Tujuan menyebabkan menurunnya kecepatan
teknik relaksasi napas dalam adalah transportasi darah keseluruh jaringan
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, tubuh. Tubuh manusia membutuhkan
memelihara pertukaran gas, mencegah energi yang dibentuk dari hasil
atelektasi paru, meningkatkan efesiensi metabolisme sari-sari makanan dan
batuk, mengurangi stress baik stress oksigen yang diangkut oleh darah,
fisik maupun emosional yaitu apabila pasien gagal jantung mengalami
menurunkan intensitas nyeri dan penurunan saturasi oksigen maka akan
menurunkan kecemasan (Smeltzer & semakin sedikit oksigen yang akan
Bare, 2002). dibuat untuk melakukan metabolisme
Relaksasi napas dalam dapat dan kebutuhan sel-sel tubuh akan
meningkatkan saturasi oksigen pasien berkurang.

7
Kesimpulan dan p value 0,000 untuk Δ (delta)
perubahan nilai saturasi oksigen.
1. Saturasi oksigen pasien gagal
jantung sebelum melakukan Saran
relaksasi napas dalam pada
kelompok perlakuan di RSD dr. 1. Pelayanan Kesehatan
Soebandi Jember saturasi Diharapkan dengan hasil penelitian
oksigennya hampir mendekati ini, dapat digunakan sebagai bahan
angka tidak normal. masukan bagi pelayanan kesehatan
2. Saturasi oksigen pasien gagal dalam memberikan pelayanan
jantung sesudah melakukan kesehatan. Petugas kesehatan juga
relaksasi napas dalam pada dapat memberikan tindakan asuhan
kelompok perlakuan di RSD dr. keperawatan yang komprehensif
Soebandi Jember rata-rata disamping memberikan tindakan
mengalami peningkatan saturasi medikasi.
oksigen. 2. Institusi Pendidikan
3. Saturasi oksigen pasien gagal Institusi pendidikan sebagai
jantung yang tidak melakukan instansi yang berperan
relaksasi napas dalam pada memberikan pembelajaran,
kelompok kontrol di RSD dr. diharapkan dapat menjadikan
Soebandi Jember tidak mengalami hasil penelitian ini sebagai
peningkatan saturasi oksigen yang sumbangan informasi atau literatur
signifikan setelah dilakukan sehingga dapat bermanfaat bagi
pemeriksaan. orang banyak khususnya untuk
4. Relaksasi napas dalam berpengaruh pendidikan kesehatan dalam proses
terhadap peningkatan saturasi kegiatan belajar mengajar.
oksigen pasien gagal jantung pada 3. Peneliti selanjutnya
kelompok perlakuan di RSD dr. a. Disarankan dalam pemilihan
Soebandi Jember dibuktikan sampel penelitian
dengan hasil uji statistik wilcoxon menggunakan teknik
signed ranks test dengan nilai α = probability sampling.
0,05 diketahui bahwa dari 28 b. Lama perlakuan dan frekuensi
responden yang diberikan relaksasi napas dalam
perlakuan relaksasi napas dalam ditambah lagi agar efektivitas
diperoleh hasil p value 0,000. relaksasi napas dalam
5. Relaksasi napas dalam berpengaruh terhadap peningkatan saturasi
terhadap peningkatan saturasi oksigen pasien gagal jantung
oksigen pasien gagal jantung pada dapat diketahui.
kelompok kontrol dan perlakuan di c. Pengontrolan variabel perancu
RSD dr. Soebandi Jember (counfonding) seperti terapi
dibuktikan dengan hasil uji statistik medis dapat diminimalkan
mann-whitney test dengan nilai α = dengan cara mengambil
0,05 diketahui bahwa dari 56 responden pasien gagal
responden yang diberikan jantung dengan grade gagal
perlakuan relaksasi napas dalam jantung yang sama dan
dan yang tidak diberi relaksasi medikasi yang sama seperti
napas dalam diperoleh hasil p value jenis dan jumlah obat yang
0,003 untuk nilai saturasi oksigen dikonsumsi atau dengan cara

8
memberikan perlakuan saat Dharma, Oktavina, dan Hanif. 2013.
waktu kerja obat minimal atau Evaluasi Penggunaan
sudah habis. Kombinasi Angiotensin
d. Hasil penelitian ini dapat Converting Enzime Inhibitor
menambah informasi bagi dengan Furosemid terhadap
penelitian selanjutnya untuk Fungsi Ginjal Pasien Gagal
meneliti pengaruh relaksasi Jantung Kongestif di RSUP dr.
napas dalam terhadap M. Djamil Padang. Jurnal
peningkatan saturasi oksigen Prosiding Seminar Nasional
pasien gagal jantung, dengan Perkembangan Terkini Sains
menambah variabel, jumlah Farmasi dan Klinik III
sampel dan tempat yang lebih ISSN:2339-2592.
banyak lagi. Handayani, Luh T. 2014. Buku Ajar
Statistik Inferensial. Jember :
Daftar Pustaka Universitas Muhammadiyah
Jember.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Indriyani, Diyan. 2015. Panduan
Suatu Pendekatan Praktik.
Penulisan Skripsi. Jember :
Jakarta: Rineka Cipta
Universitas Muhammadiyah
Asih, Niluh Gede Yasmin. 2004.
Jember.
Keperawatan Medikal Bedah
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.
Klien dengan Gangguan Sistem
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar
Pernapasan. Jakarta: EGC
Asuhan Keperawatan Klien
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural
dengan Gangguan Sistem
Keperawatan: Konsep dan
Kardiovaskular dan
Aplikasi. Kebutuhan Dasar
Hematologi. Jakarta: Salemba
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Medika
Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi
2000. Ilmu Kesehatan Anak
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Nelson Vol 1 E/15. Jakarta:
Rineka Cipta
EGC
Nursalam. 2014. Konsep dan
Bilo, Revera , dkk. 2012. Effects of
Penerapan Metodologi
Slow Deep Breathing at High
Penelitian Ilmu Keperawatan
Altitude on Oxygen Saturation,
Edisi 3. Jakarta: Salemba
Pulmonary and Systemic
Medika
Hemodynamics. Plos One
Priyanto. 2010. Pengaruh Deep
volume 7/issue 11
Breathing Exercise terhadap
Davey, Patrick. 2005. At a Glance
Fungsi Ventilasi Oksigenasi
Medecine. Jakarta: Erlangga
Paru pada Klien Post Ventilasi
Depkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar.
Mekanik. FKUI
Jakarta: Badan Penelitian dan
Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi
Pengembangan Kesehatan
Modalitas Keperawatan pada
Kementerian Kesehatan RI
Klien Psikogeriatri. Jakarta:
Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Salemba Medika
Jakarta: Badan Penelitian dan
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda
Pengembangan Kesehatan
G. 2002. Buku Ajar
Kementerian Kesehatan RI
Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8,

9
Vol. 1,2), Alih bahasa : Agung
Waluyo. Jakarta : EGC
Subekti, Nike Bhudi. 2011.
Keperawatan Kritis Pendekatan
Asuhan Holistik. Jakarta: EGC
WHO. 2011. Cardiovascular Disease.
Online:
http://www.searo.who.int/
entity/noncommunicable
_diseases/Factsheet_CVD.pdf

10

Vous aimerez peut-être aussi