Vous êtes sur la page 1sur 7

Versi Online: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip J. Teknol.

dan Industri Pangan


DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017 ISSN: 1979-7788
Hasil Penelitian Terakreditasi Dikti: 80/DIKTI/Kep/2012

PEMANFAATAN MINYAK ATSIRI KULIT BUAH HONJE SEBAGAI


ANTIOKSIDAN PRODUK SOSIS AYAM

[Utilization of Essential Oil from Honje Fruit Skin as Antioxidant for Chicken Sausages]

Dede Sukandar*, Anna Muawanah, Tarso Rudiana, dan Khilda Fithri Aryani
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Diterima 27 September 2016 / Disetujui 23 Maret 2017

ABSTRACT
A study on the inhib ition of oxidative deterioriation of chicken sausage products added with essential
oil from honje (Etlingera elatior) fruit skin was conducted. The purpose of this study was to determine the
antioxidative activity of essential oils of fruit peels of honje and its effect on the inhibition of oxidative
deterioration of chicken sausage products. The antioxidant activity assay of the essential oils and chicken
sausages added with 0, 50, 100, and 160 µg/mL essential oil was then analyzed. The best formula of
chicken sausages was determined b y organoleptic test, i.e.a hedonic test on untrained panelists and b y
the inhib ition of oxidative deterioration measured as malondialdehyde content. In addition, analysis of
moisture, ash, fat, protein, carb ohydrate, metal contamination and microb ial contami nation of the sausages
was also done. The results showed that the essential oil of the honje fruit skin had an antioxidant activity
(IC 50) of 21.296 mg/mL, and the b est chicken sausages was those added with µg/mL essential oils. The
characteristics of the best chicken sausages complied with SNI 01-3820-1995 sausage quality standard,
with water content of 66.75% (w/w); ash content of 1.26% (w/w); fat content of 2.90% (w/w); protein
content of 23.10% (w/w); carb ohydrate content of 5.99% (w/w); Metal Zn 14.1 7 mg/kg; Cu 0.65 mg/kg; and
no microb ial contamination.

Keywords: antioxidants, chicken sausage, essential oils, honje rind

ABSTRAK
Peneltian terhadap penghambatan kerusakan oksidatif produk sosis ayam yang ditambahkan minyak
atsiri kulit buah honje (Etlingera elatior) telah berhasil dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui aktivitas antioksidan minyak atsiri kulit buah honje dan pengaruhnya terhadap penghambatan
kerusakan oksidatif produk sosis ayam. Pengujian aktivitas antioksidan min yak atsiri dilakukan terhadap
sosis ayam dengan konsentrasi minyak atsiri 0; 0,550; 100; dan 160 µg/mL. Formula yang terbaik dipilih
dari hasil uji organoleptik dengan metode uji hedonik menggunakan panelis tidak terlatih dan hasil uji
penghambatan kerusakan oksidatif dengan metode uji daya hambat pembentukan malondialdehid. Selain
itu, dilakukan pengujian kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, cemaran logam, dan cemaran mikroba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri kulit buah honje memili ki aktivitas antioksidan (IC 50)
21,296 mg/mL dan sosis ayam terbaik yang paling disukai, memiliki daya hambat oksidatif tertinggi
19,41% dan karakteristik proksimat memenuhi standar mutu sosis SNI 01-3820-1995 adalah yang
ditambahkan minyak atsiri 160 µg/mL. Karakteristik sosis terbaik memiliki kadar air 66,75% (b/b); kadar
abu 1,26% (b/b); kadar lemak 2,90% (b/b); kadar protein 23,10% (b/b); kadar karbohidrat 5,99% (b/b);
logam Zn 14,17 mg/kg; logam Cu 0,65 mg/kg; dan tidak memiliki cemaran mikroba.

Kata kunci: antioksidan, kulit buah honje, minyak atsiri, sosis ayam

PENDAHULUAN 1 gemari masyarakat Indonesia ialah sosis. Kandu-


ngan lemak pada sosis merupak an bagian yang
Daging ayam merupakan jenis pangan yang sangat penting untuk menghasilkan t ekstur dan rasa
mudah mengalami kerusakan akibat komposisinya yang baik (Vural, 2003) Akan tetapi, kadar lemak
berupa lemak dan air, disamping karbohidrat dan dikaitkan dengan tingginya tingkat oksidasi lipid
protein (Mudawaroch dan Zulfanita, 2012). Salah selama penyimpanan, penerimaan konsumen pun
satu pangan olahan daging ayam yang sangat di- akan menurun karena terjadinya ketengikan yang di-
sebabkan oleh oksidasi lipid dan pertumbuhan
mikroba (Bradley et al., 2011). Min dan Boff (2002)
*Penulis Korespondensi:
E-mail: sukandarkimia@uinjkt.ac.id juga menyebutkan selain menyebabkan flavor dan

20
DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017

rasa tidak disukai, proses oksidasi pada pangan Destilasi minyak atsiri kulit buah honje
juga dapat menurunkan nilai gizi. Oleh karena itu, Sampel kulit buah honje hasil pengeringan
perlu adanya antioksidan y ang dapat menghambat (dikering anginkan) didestilasi dengan cara destilasi
terjadinya reaksi oksidasi lemak pada produk sosis uap. Metode destilasi uap menyerupai kukusan,
sehingga dapat mempertahankan kualit as dan men- dimana sampel kulit buah honje disimpan pada
jaga keamanan produk untuk dikons umsi (Muda- bagian atas saringan, setelah itu ketel ditutup rapat
waroch dan Zulfanita, 2012). kemudian dipanaskan dengan suhu titik didih
Antioksidan yang sering ditambahkan dalam ±150°C dan tekanan 1 atm selama 4-6 jam.
pembuatan sosis ialah antioksidan sentetik yang
diperbolehkan dalam produk pangan seperti BHA Uji aktivitas antioksidan minyak atsiri kulit buah
dan BHT. Pemakaian antioksidan sintetis secara honje (Cahyana et al., 2003)
berlebihan diduga sebagai agen karsinogenik pe- Sampel minyak atsiri kulit buah honje dilarutkan
nyebab peny akit kanker (Fitriana et al., 2015). dalam et anol (Merck, Germany) pada berbagai kon-
Dampak negatif dari pemakaian antioksidan sint etis sentrasi (1-25 mg/mL). Masing-masing dari konsen-
yang berlebihan dapat dihindari dengan memanfaat- trasi tersebut diambil 2 mL sampel dan dimasukkan
kan antioksidan alami sebagai salah satu pilihan al- kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 mL
ternatif yang aman untuk campuran bahan pangan. larutan DPPH (Sigma-Aldrich) 0,002% dan divort eks
Salah satu tanaman yang berpot ensi sebagai sampai homogen. Selanjutnya diink ubasi selama 30
sumber antioksidan alami ialah tanaman honje. menit dan diukur absorbansi campuran tersebut
Hasil penelitian oleh Jaafar et al. (2007) pada daun, pada panjang gelombang 517 nm pada spektrofot o-
batang, bunga, dan rimpang tanaman ini menunjuk - meter UV-Vis (Lambda 25 Perkin Elmer). Penguk u-
kan adanya minyak atsiri yang diduga bersifat ran dilakuk an pengulangan sebanyak 3 kali. Se-
antioksidan. bagai standar digunakan BHA (Merck, Germany)
Penelitian penghambatan oksidasi produk da- dengan perlakuan yang sama dengan sampel uji.
ging pernah dilkuk an dengan menggunakan bubur
daun sirih untuk menghambat kerusakan oksidasi Pembuatan sosi s ayam dengan minyak atsiri
pada dendeng sapi selama penyimpanan. Tingkat kulit buah honje (Kingchaiyaphum, 2012)
ketengikan dendeng dinyat akan dengan angka Pembuatan sosis ayam dilakukan mengac u
Tiobarbituric Acid (TBA), pada dendeng yang di- pada metode Kingc haiyaphum (2012). Minyak atsiri
rendam bubur daun sirih dan disimpan selama 3 hasil pengenceran dengan minyak goreng dimasuk-
bulan memiliki angka TBA yang relatifr rendah yaitu kan ke dalam adonan sosis ayam dengan konsen-
0,0168 µmol MA/kg (Legowo et al., 2002). Batas trasi 50, 100, 160 µg/mL, masing-masing sebanyak
toleransi bahan pangan yang masih bias dikonsumsi 1 mL, dan tanpa penambahan minyak atsiri sebagai
maksimal angka TBA adalah 18 µmol MA/kg. kontrol (Tabel 1). Setelah sosis matang, sosis di-
Menurut Jaafar et al. (2007) dan Chan et al. simpan pada suhu dingin (10°C) sampai sosis
(2007), pada rimpang honje ditemukan senyawa dilakukan pengujian antioksidan.
alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri yang bertindak
sebagai antioksidan. Berdasarkan penelitian (Jaafar Tabel 1. Formulasi sosis ayam dengan minyak atsiri
et al., 2007; Chan et al., 2007) tersebut menyimpul- kulit buah honje
kan bahwa minyak atsiri tanaman honje diduga Perlakuan
Bahan
memiliki sifat antioksidan dan penelitian mengenai Kontrol I II
III
aktivit as antioksidan minyak atsiri pada bagian kulit Daging ayam (%) 67 67 6767
buah honje belum pernah dilak ukan. Oleh karena Tepung tapioka (%) 22 22 2222
itu, penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas anti- Garam (%) 0,77 0,77 0,770,77
Gula (%) 0,77 0,77 0,770,77
oksidan minyak atsiri kulit buah honje dan pengaruh-
Merica (%) 0,22 0,22 0,220,22
nya terhadap penghambatan kerusakan oksidatif Bawang putih (%) 1,67 1,67 1,671,67
produk sosis ayam. Es (%) 1,67 1,67 1,671,67
Putih telur (%) 5,55 5,55 5,555,55
Minyak jagung (%) 0,40 0,40 0,400,40
BAHAN DAN METODE Minyak atsiri 0 50 100
160
honje (µg/mL)
Bahan Keterangan: I = Sosis ayam dengan penambahan minyak
Bahan yang digunakan adalah kulit buah honje atsiri kulit buah honje 50 µg/mL; II = Sosis ayam
yang diperoleh dari Kabupaten Pangandaran, serta dengan penambahan minyak atsiri kulit buah honje
bahan yang digunak an dalam pembuatan sosis 100 µg/mL; III = Sosis ayam dengan penambahan
ayam. minyak atsiri kulit buah honje 160 µg/mL

21
DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017

Uji daya hambat dekomposi si peroksida pada ini berupa cairan jernih kekuningan dan beraroma
sosis ayam (Kingchaiyaphum dan Chitsiri, 2012) khas. Hasil distilasi sampel kering kulit buah honje
Uji daya hambat dek omposisi peroksida di - sebanyak 30,4 kg memperoleh minyak atsiri seba-
lakukan dengan cara menganalisis pembentuk an nyak 49,4 mL dengan rendemen sebesar 0,163%.
MDA, dengan tiga k ali ulangan (n=3). Pada uji ini,
masing-masing sampel sosis dan sosis kontrol di- Akti vita s antioksidan minyak atsiri kulit buah
simpan selama 5 minggu pada suhu 10°C. Setiap honje
sepekan dianalisis bilangan MDA-nya. Proses pe- Hasil pengujian menunjukkan aktivitas anti -
ngujian MDA diawali dengan menimbang sebanyak oksidan yang dimiliki minyak atsiri kulit buah honje
10 g dan diblender dengan 50 mL akuades, setelah dengan nilai IC50 sebesar 21,296±0,789 mg/mL
itu campuran tersebut dipindahk an ke dalam labu sedangkan aktivitas antioksidan (IC50) B HA sebes ar
destilasi dan ditambahkan 47,5 mL akuades lagi dan 0,00895±0,08784 mg/mL, hasil tersebut menunjuk -
2,5 mL HCl (Merck, Germany) 4 N. Kemudian dides - kan bahwa minyak atsiri kulit buah honje memiliki
tilasi selama ±90 menit (s ampai volume destilat aktivit as antioksidan rendah. Hal ini disebabk an
yang dihasilkan ±50 mL). Setiap destilat diambil 3 minyak atsiri kulit buah honje hanya mengandung
mL dan ditambahkan 1 mL pereaksi asam 2-tiobar- senyawa antioksidan eugenol 3,26% (Sukandar et
biturat (TBA ) (Merck, Germany) 0,37% dalam HCl al., 2014). Eugenol diketahui memiliki sifat anti-
0,25 N (dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali). oksidan yang sangat baik karena eugenol mengan-
Tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air men- dung gugus fenolik. Politeo et al. (2006) menyebut-
didih selama 30 menit sampai berubah warna men- kan bahwa kuat atau lemahnya aktivitas antioksidan
jadi merah kemudian didinginkan pada suhu ruang yang dimiliki miny ak atsiri berbagai tanaman di-
dandiukur absorbansinya pada panjang gelombang pengaruhi komponen senyawa penyusun yang ber-
530 nm. Blanko yang digunakan adalah 3 mL akua- sifat antioksidan salah satunya eugenol. Eugenol
des dan 1 mL pereaksi TBA. Aktivitas antioksidan bersifat sebagai antioksidan dengan cara mendonor-
ditentukan berdasarkan nilai kadar TBA RS yang kan hidrogennya menjadi radikal fenoksi, kemudian
dihitung dari kurva standar malondialdehid (standar radikal fenoksi eugenol akan beresonansi untuk
1,1,3,3-tetraetoksi propan). mencapai kondisi stabil, reaksi disajikan pada
Gambar 1. Meskipun komposisi eugenol yang di-
Uji mutu organoleptik (Soekarto dan Hubeis, miliki minyak atsiri kulit buah honje sedikit, namun
1991) aktivit as antioksidan miny ak atsiri kulit buah honje
Pengujian organoleptik dilakukan dengan uji lebih baik dibandingkan aktivitas antioksidan minyak
hedonik/kesukaan terhadap keempat perlakuan pe- atsiri parsley dengan IC50 sebesar 80,21 mg/mL
nambahan minyak atsiri kulit biji honje. Uji Organo- (Zhang et al., 2006), dan minyak atsiri lada hitam
leptik ini dilakukan oleh kelompok panelis tidak ter- sebesar 37,58 mg/mL (Politeo et al., 2006).
latih yaitu panelis yang telah me ndapat pengarahan
singkat agar memiliki kepekaan yang lebih baik Daya hambat dekomposi si peroksida pada sosi s
dibandingkan panelis umum yang berjumlah 21 ayam
orang. Panelis berperan dalam menguji paramet er Daya hambat dekomposisi peroksida dapat
warna, aroma, tekstur, dan rasa dengan skala dianalisis berdasarkan perubahan kadar MDA. Pe-
hedonik berkisar antara 1 sampai 5, dimana (5) rubahan kadar MDA pada formulasi sosis selama
Sangat Suka (4) Suka (3) Agak Suk a (2) Tidak Suka minggu kedua sampai minggu keempat (Gambar 2)
(1) Sangat Tidak Suka. disebabkan adanya oksidasi asam-asam lemak
tidak jenuh pada sosis selama penyimpanan. Pada
Analisis proksimat minggu kelima kadar MDA formulasi sosis tidak me-
Analisis proksimat meliputi uji kadar air, kadar ngalami peningkatan lagi. Kadar MDA yang konstan
abu, kadar protein, kadar lemak (AOAC, 1995), pada minggu kelima dapat disebabkan oleh proses
kadar karbohidrat (Kurniawan, 2013), cemaran oksidasi yang mencapai titik maksimal at au bahk an
logam mengunak an AAS merek AA Analyst 700 sudah tidak ada lagi senyawa aldehid yang dapat
Perkin Elmer (AOA C, 1995; BSN, 1998), dan teridentifikasi dalam sampel sosis. Oleh karena itu
cemaran total bakteri yang menimbulkan kerusak an pengukuran kadar MDA minggu ke empat dari masa
pada makanan menggunakan metode Total Plate penyimpanan formulasi sosis dapat dikatakan seba-
Count, TPC (Fardiaz, 1992). gai kondisi optimum. Pada kondisi optimum ini dapat
terlihat bahwa minyak atsiri pada formula sosis
HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan pengaruh penghambat an terhadap ter-
jadinya oksidasi lemak yang ditandai dengan sedikit-
Minyak atsiri kulit buah honje nya kadar MDA yang terbentuk dibandingkan sosis
Minyak atsiri kulit buah honje (Etlingera elatior) kontrol.
yang dihasilkan melalui proses distilasi uap dan air

22
DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017

OH
OCH3
O A
OCH3
N N
N
+ NH +
O2N NO2 O2N NO2

NO2 NO2

Radikal DPPH Eugenol DPPH Radikal Eugenol

O O O O O
OCH3 OCH3 OCH3 OCH3 OCH3 B

Gambar 1. Reaksi antioksidan eugenol (A) dan resonansi radikal eugenol (B) (Aini et al., 2007)

Daya hambat minyak atsiri kulit buah honje secara lambat. Radikal ini bereaksi secara cepat
terhadap pembent ukan MDA pada ketiga produk dengan oksigen udara m enghasilkan radikal peroksi,
sosis masing-masing sebesar 8,14; 14,90; dan hidroperoksida dan radikal baru k etika bereaksi
19,41%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dengan asam lemak tidak jenuh yang lain (tahap
konsentrasi minyak atsiri kulit buah honje pada sosis propagasi). Tahap tersebut menyebabkan peningk a-
ayam semakin tinggi pula aktivitas penghambat an tan pembent ukan produk oksidasi primer dan
MDA yang t erjadi dalam sosis. Data penghambat an sekunder (Porter et al., 1995). MDA merupak an
terhadap pembentukan MDA ini juga telah dianalisis produk oksidasi sekunder yang dihasilkan oleh
dengan metode statisika Duncan dengan tiga kali dekomposisi hidroperoksida yang bersifat tidak
ulangan (n=3), hasilnya adalah ke empat sosis stabil. Selain aldehid produk reaksi oksidasi yang
dengan penambahan minyak atsiri dari kulit biji lain adalah keton, karbonil dan asam-asam organik
honje yang berbeda pada minggu ke empat, me- (DeMan, 1999). Senyawa senyawa tersebut yang
miliki daya hambat yang berbeda nyat a (P<0,05). menyebabkan perubahan aroma makanan berlemak
Artinya penambahan minyak atsiri dengan k onsen- menjadi tengik yang dikhawatirkan terjadi pada sosis
trasi yang berbeda dapat memengaruhi proses yang telah disimpan.
penghambat an oksidasi lipid dalam produk sosis
30
ayam, sehingga penambahan minyak atsiri kulit
buah honje s ebanyak 160 µg/mL dapat dikatak an 25
memberikan efek penghambatan secara maksimal.
Kadar MDA (µM)

Peroksidasi lipid tak jenuh dapat menghasilkan 20


hidrogenperoksida. Senyawa hidrogen peroksida
mudah terdekomposisi menjadi senyawa volatil be- 15
rupa aldehid dan asam karboksilat yang menimbul-
kan aroma tengik pada makanan berlemak. Selain 10
itu hidrogenperoksida berperan aktif dalam meny e-
5
babkan kerusakan sel serta pemicu penyakit-
penyakit akibat oksidasi. Hidroperoksida (hasil 0
oskidasi) terbentuk cepat dengan adanya radikal 1 2 3 4 5 6
bebas dan logam -logam pengkatalis serta faktor Waktu Penyimpanan (Minggu
cahaya atau panas. Hidrogenperoksida yang ter-
bentuk akan mengalami dekomposisi, membentuk Komersial Kontrol I II III
senyawa malondialdehida. Aktivitas antioksidan Gambar 2. Kadar pembentuk an MDA pada formu-
dapat diukur berdasarkan penghambatan MDA. lasi sosis selama lima minggu dengan
Malondialdehid merupakan produk sekunder dari suhu penyimpanan 10°C
oksidasi asam lemak tak jenuh sebagai hasil
dekomposisi peroksida (Bangol et al., 2014). Sosis merupakan makanan berk adar air tinggi
Proses oksidasi pada lemak terjadi secara dan penyimpananny a dalam suhu dingin bahk an
autooksidasi dimana lemak yang mengandung asam suhu beku. Pada suhu rendah seperti pembekuan
lemak tidak jenuh akan berubah menjadi radikal reaksi oksidasi lemak tetap akan terjadi sehingga
bebas pada tahap inisiasi yang prosesnya terjadi sangat dibutuhkan bahan antioksidan untuk men-
jaga agar kualitas sosis tidak mengalami ketengikan.

23
DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017

Minyak atsiri kulit biji honje ternyata mampu mem- Hasil analisis proksimat
bantu menurunkan nilai bilangan MDA selama Hasil analisis proksimat formula sosis disajikan
penyimpanan. dalam Tabel 3. B erdasarkan hasil penelitian, sosis
kontrol dan terbaik memiliki kadar air yang hampir
Mutu organoleptik sosis sama, namun penambahan minyak atsiri kulit buah
Pengujian mutu organoleptik sosis ayam honje dapat menjadikan kadar air sosis terbaik lebih
dengan formulasi minyak atsiri kulit buah honje ini tinggi. Hal ini diduga akibat kontribusi kandungan air
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa bes ar yang dimiliki minyak atsiri kulit buah honje. Kan-
pengaruh minyak atsiri kulit buah honje dalam dungan air dari minyak atsiri dapat diketahui dari
perubahan sens orik sosis ayam. Data organoleptik nilai indeks biasnya, menurut Guenther (1987) s e-
dianalisa dengan cara statistik ANOVA, dimana makin bany ak kandungan air, maka semakin kecil
jumlah panelis, n=21 (Tabel 2). Hasil analisis untuk nilai indeks bias miny ak atsiri. Hasil penelitian yang
parameter uji tekstur, warna, dan rasa tidak ada dilakukan Suk andar et al. (2014) menyatakan bahwa
perbedaan nyata, sedangk an untuk paramet er nilai indeks bias minyak atsiri kulit buah honje
aroma dan rata-rata kesukaan dari keempat for- adalah sebesar 1, 451 yang berarti lebih kecil dari
mulasi menunjukkan adanya perbedaan karena nilai nilai indeks bias minyak atsiri menurut BSN, 1998
sig α ≤ 0,05. yaitu 1,4853-1,4920.
Hasil uji organoleptik kesukaan menunjukkan
bahwa rata-rata panelis memberikan skala 3,1 Tabel 3. Hasil analisis proksimat sosis ayam
sampai 3,6 untuk semua formula sosis ayam dan Perlakuan
skala 2,8 untuk sosis kontrol. Rata-rata kesukaan Karakteristik SNI 01-
Kontrol III
panelis tertinggi terdapat pada formula sosis dengan 3820-1995
konsentrasi minyak atsiri 160 µg/mL. Penambahan Kadar air (%) 66,40 66,75 Maks 67
minyak atsiri kulit buah honje pada formula sosis Kadar abu (%) 1,45 1,26 Maks 3
Kadar lemak (%) 1,10 2,90 Maks 25
ayam ini memberikan pengaruh positif terhadap
Kadar protein (%) 26,25 23,10 Min 13
aroma sosis ayam. Aroma minyak atsiri yang khas Kadar karbohidrat 4,80 5,99 Maks 8
mampu menutupi bau daging ayam yang tajam Keterangan: III = Sosis ayam dengan penambahan
(amis) pada sosis. minyak atsiri kulit buah honje 160 µg/mL

Tabel 2. Hasil analisis statistika uji organoleptik Hasil uji kadar abu untuk formula kontrol me-
sosis ayam miliki kadar abu 1,45%, lebih tinggi dari formula
Parameter Rata-rata Perlakuan ± SD sosis ayam terbaik yang memiliki kadar abu 1,26%.
Uji Kontrol I II III
Sedangkan hasil analisis kadar protein kedua
Tekstur 3,0± 3,3± 3,3± 3,4± formula sosis ayam cukup tinggi, ini dipengaruhi
0,9 a 0,7 a 0,8 a 0,7 a
Warna 3,3± 3,3± 3,5± 3,5±
oleh bahan baku sosis yaitu daging ayam dan
0,8 a 0,7 a 0,6 a 0,7 a tepung tapioka, menurut Husak et al. (2008) kadar
Aroma 3,1± 3,5± 3,5± 3,8± protein yang dimiliki daging ayam sejumlah 22,26%
0,94 a 0,9 ab 0,6 ab 0,6 b dan kadar protein dari tepung tapioka sebes ar
Rasa 2,9± 3,0± 3,3± 3,5± 0,29% (Suprapti, 2005). Kadar lemak kedua formula
0,9 a 1,0 a 0,9 a 0,9 a sosis ayam, kontrol dan terbaik masih sesuai dan
Kesukaan 2,8± 3,1± 3,2± 3,6± tidak melampaui standar mutu produk sosis begitu
0,8 a 0,9 ab 0,8 ab 0,9 b juga kadar karbohidrat kedua formula sosis karena
Keterangan: Pangkat abjad yang berbeda pada baris yang standar mutu SNI untuk lemak sosis ialah maksimal
sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada
25% dan standar mutu SNI untuk karbohidrat yaitu
P<0,05, jumlah panelis (n)=21; I = Sosis ayam dengan
penambahan minyak atsiri kulit buah honje 50 µg/mL;
maksimal 8%. Semua karakteristik proksimat ini
II = Sosis ayam dengan penambahan minyak atsiri telah memenuhi standar mutu sosis BSN, 1995.
kulit buah honje 100 µg/mL; III = Sosis ayam dengan Hasil analisis cemaran logam dengan meng -
penambahan minyak atsiri kulit buah honje 160 µg/mL gunakan instrument AAS menunjukkan bahwa sosis
ayam kontrol dan terbaik tidak mengandung logam
Berdasarkan Howard et al. (2012) jumlah Pb, tetapi mengandung logam esensial seperti Cu
panelis tidak terlatih (untrained) minimal 75 orang, dan Zn yang jumlahnya berada di bawah batas
panelis terlatih (trained) minimal sebanyak 10 orang maksimal yang ditetapkan Standar Nasional
dan panelis ahli (expert) minimal sebanyak 6 orang. Indonesia (Tabel 4). Adanya kandungan logam Zn
Karena pada penelitian ini jumlah panelis tidak dan Cu dalam sosis ayam ini berperan sebagai
terlatih sebany ak 21 orang, maka h asil uji organo- pengkatalis pada pembentukan hidroperoksida.
leptik hanya dapat memberikan gambaran semen- Agustina (2010) menyatakan bahwa logam berat
tara terhadap tingkat penerimaan sifat organoleptik merupakan unsur penting yang dibutuhkan setiap
sosis. makhluk hidup. Contohnya sebagai trace element,

24
DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017

logam berat yang esensial seperti tembaga (Cu), Minyak atsiri kulit buah honje yang ditambahkan ke
selenium (Se), Besi (Fe) dan Zink (Zn) penting untuk dalam s osis ayam memiliki pengaruh terhadap
menjaga metabolisme tubuh manusia dalam jumlah proses penghambatan kerusakan oksidatifny a yang
yang tidak berlebihan, jika berlebihan akan menim- ditunjukkan oleh berkurangnya pembentukan MDA
bulkan toksik pada tubuh. Hidroperoksida (hasil sebesar 19, 41% dibandingkan kontrol. Sosis ayam
oskidasi) terbentuk cepat dengan adanya radikal dengan konsentrasi minyak atsiri 160 µg/mL paling
bebas dan logam-logam pengkatalis serta faktor disukai dan memiliki daya hambat oksidatif t ertinggi
cahaya atau panas. yaitu sebesar 19,41% dan memiliki karakteristik
proksimat yang memenuhi standar mutu sosis SNI
Tabel 4. Cemaran logam pada sosis ayam 01-3820-1995.
Perlakuan
Jenis logam SNI 01-
Kontrol III UCAPAN TERIMA KASIH
3820-1995
Seng/Zn (mg/Kg) 11,9 14,17 Maks. 40
Tembaga/Cu (mg/Kg) 0,77 0,65 Maks. 20 Terima kasih kepada semua pihak yang telah
Timbal/Pb (mg/Kg) ND ND Maks. 0,03 membantu penelitian ini, khususnya kepada K epala
Keterangan: ND = No Detected; III = Sosis ayam dengan Pusat Laborat orium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah
penambahan minyak atsiri kulit buah honje 160 µg/mL Jakarta yang telah memfasilitasi hingga penelitian ini
terlaksana dengan baik. Ucapan terimakasih juga
Hasil uji cemaran total bakteri formula sosis disampaikan kepada Kepala Pusat Penelitian dan
ayam kontrol dan formula sosis ayam terbaik tidak Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
ditemukan adanya koloni bakteri atau negatif kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
cemaran dan batas cemaran bakteri menurut mutu yang telah mendanai kegiatan penelitian ini.
5
SNI, 1995 sosis yaitu maksimal 10 koloni/g.
Penambahan minyak atsiri kulit buah honje diduga
memiliki peran dalam menghambat pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
mikroba. Dapat diduga bahwa pada kulit buah honje
mengandung senyawa antimikroba seperti panda Agustina T. 2010. Kont aminasi logam berat pada
bunga honje, yang ternyata mampu menghambat makanan dan dampaknya pada k esehat an. J
pertumbuhan bakteri S. aureus, L. monocytogenes, Teknol Busana Boga 2: 53-65.
B. cereus, S. typhimurium, E. coli, A. hydrophila dan Aini N, Purwono B, Tahir I. 2007. Structure anti-
P. aureginosa. Bakteri paling sensitif terhadap eks- oxidant activities relationship analysis of isoeu -
trak etil asetat bunga honje adalah P. aeruginosa genol, eugenol, vanilin and their derivates. Ind J
(Naufalin et.al, 2005). Chem 7: 61-66. DOI: 10.22146/ijc.276.
Pencemaran bakteri pada produk pangan dapat [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1995. Sosis
dicegah dengan melakukan sterilisasi pada perala- Daging. Jakarta (ID): SNI 01-3820-1995.
tan yang digunakan untuk proses pengolahannya,
sterilisasi dilakukan dengan cara mencuci at au [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1998. Cara Uji
merebus peralat an dalam air panas. Selain itu per- Cemaran Logamdalam Makanan. Jakarta (ID):
lakuan terhadap bahan baku juga dapat mem- SNI 01-2896-1998.
pengaruhi adanya cemaran bakteri, Risnajati (2010) Bangol E, Momuat LI, Abidjulu J. 2014. Aktivitas
menyebutkan bahwa daging ay am memiliki bebe- antioksidan ekstrak etanol dan n -heksana dari
rapa kelemahan, terutama sifatnya yang mudah daun rumput santa maria (Art emisia vulgaris L. )
rusak (perishable). Kasih et al. (2012) menyebutkan pada minyak ikan). J Ilmiah Sains 14: 129-135.
sebagian besar kerusakan diakibatkan oleh pena- DOI: 10.1234/jis.v14i2.6117.
nganan yang kurang baik sehingga memberik an Bradley EM, Williams JB, Schilling MW, Coggins
peluang bagi pertumbuhan mikroba pembusuk dan PC, Crist C, Yoder S, Campano SG. 2011.
berdampak pada menurunnya kualitas serta daya Effects of sodium lactate and acetic acid deri -
simpan daging. Mikroba yang diujikan tidak spesifik vatives on the quality and sens ory charac -
terhadap mikroba tertentu tetapi berupa total teristics of hot-boned pork sausage patties.
cemaran konsorsium bakteri serta tidak diidentifikasi Meat Sci 88: 145–150. DOI: 10.1016/j.meatsci.
masing-masing bakteri yang tumbuh. 2010.12.015.
Cahy ana H, Mardiana L. 2003. Senyawa kimia
KESIMPULAN minyak atsiri andaliman (Zanthoxylum acantho-
podium DC) dan kemampuan sebagai anti -
Minyak atsiri kulit buah honje hasil distilasi me- oksidan alami. J Ilmu Teknologi Pangan 1: 106-
miliki rendemen sebesar 0,163% dan memiliki 111.
aktivit as antioksidan (IC50) 21,296±0,789 mg/mL.

25
DOI: 10.6066/jtip.2017.28.1.20 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 28(1): 20-26 Th. 2017

Chan EWC, Lim YY, Omar M. 2007. Antioxidant and daging pra kyuring dalam jus daun sirih
antibacterial activity of leaves of Etlingera terhadap ketengik an dan sifat organoleptik
species (Zingiberaceae) in Peninsular Malaysia. dendeng sapi selama penyimpanan, J Teknol
Food Chem 104: 1586–1593. DOI: 10.1016/j. Industri Pangan 12: 64-69.
foodchem.2007.03.023. Min DB, Boff JM. 2002. Food Lipids Chemistry,
rd nd
DeMan JM. 1999. P rinciples of Food Chemistry. 3 Nutrition, and Biotechnology. 2 Ed. Chapter
Ed. 57-61. Aspen Pub Inc, Gaithersbury, 11: Lipid Oxidation of Edible Oil. 335. CRC
Marylan US. Press. Marcel Dekker Inc. New York. DOI:
10.1201/9780203908815.pt 3.
Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. 135. Ja-
karta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Mudawaroch RE, Zulfanita. 2012. Kajian berbagai
macam antioksidan alami dalam pembuatan
Fitriana WD, Fatmawati S, Ersam T. 2015. Uji anti-
sosis. Surya Agritama 1: 71-84.
oksidan terhadap DPPH dan ABTS dari fraksi-
fraksi daun kelor (Moringa oleifera). Prosiding Naufalin R, Jenie BSL, Kusnandar F, Sudarwanto M,
Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Rukmini H. 2005. Aktivit as antibakteri ekstrak
Sains 2015. Institut Teknologi Bandung. p 172 bunga kecombrang terhadap bakteri patogen
Bandung (ID). dan perusak pangan. J Teknol Industri Pangan
XVI: 119-125.
Guenther E. 1987. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh
Ketaren RS, Muly ono R. 44-484. Jakart a (ID): Politeo O, Jukic M, Milos M. 2006. Chemical com-
UI Press. position and antioxidant activity of essential oils
of twelve spice plants. Croat Chem Acta 79:
Howard R, Moskowitz, Jacqueline H, Beckley, Anna
545-552.
VA Resurreccion. 2012. Sensory and Consu -
mer Research in Food Product Design and Porter NA, Caldwell SE, Mills KA. 1995. Mecha-
nd nisms of free radical oxidation of unsaturated
Development. 2 Ed. 229-281. Blackwell Pub-
lishing Ltd. and the Institute of Food Tech - lipid. Lipids 30: 277-290.
nologists. Spain. DOI: 10.1002/97811199459 Risnajati D. 2010. Pengaruh lama penyimpanan
70. dalam lemari es terhadap P H, daya ikat air, dan
Jaafar FM, Osman CP, Ismail NH, Awang K. 2007. susut masak karkas broiler yang dikemas
Analysis of essential oils of leaves, stems, plastik polyethylen. J Ilmiah Ilmu-Ilmu
flowers and rhizomes of Etlingera elatior Peternakan 13: 309-315.
(JA CK) R.M. Smith. Malaysian J Anal Sci 11: Soekarto S T, Hubeis M. 1991. Metodologi P enelitian
269-273. Organoleptik, Pusat antar Universitas Pangan
Husak RL, Sebranek J G, Bregendahl K. 2008. A dan Gizi, Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
survey of commercially available broilers mar- Sukandar D, Eka RA, Adi R, Ramma N. 2014.
keted as organic, free-range, and conventional Characteristic and Activities Antibacterial of
broilers for cooked meat yields, meat compo - Honje Fruit Skin (Etlingera elatior) Essential Oil
sition, and relative value. Poult Sci 87: 2367– [Laporan Penelitian Berbasis Publikasi Nasional
2376. DOI: 10.3382/ps.2007-00294. Terak reditasi]. Jakarta (ID): Puslitpen-LP2M
Kasih NS, Jaelani A, Firahmi N. 2012. Pengaruh UIN Syarif Hidayatullah.
lama penyimpanan daging ayam segar dalam Suprapti L. 2005. Tepung Tapioka Pembuat an dan
refrigerator terhadap pH, susut masak dan Pemanfaatannya. 22-24. Kanisius. Yogyakart a
organoleptik. Media Sains 4: 154-159. (ID).
Kingchaiyaphum W, Chitsiri R. 2012. Antimicrobial Vural H. 2003. Effect of replacing beef fat and tail fat
and antioxidative activities of essential oils in with interesterified plant oil on quality charac -
Chinese sausage (Kun-Chiang). As J Food Ag- teristics of turkish semi -dry fermented sau-
Ind 5: 156-162. sages. Eur Food Res Technol 217: 100-103.
Kurniawan J, Widjanarko SB. 2013. Studi kasus DOI: 10.1007/s00217-003-0727-y.
analisa proksimat, kandungan kalori, dan aspek Zhang H, Feng C, Wang X, Yao HY. 2006.
keamanan pangan minuman es di sekitar E valuation of antioxidant activity of parsley
Universitas Brawijay a. J Pangan Agroin 1: 56- (Petroselinum c rispum ) essential oil and identi -
64. fication of its antioxidant constituents. Food Res
Legowo AM, Soepardie, Miranda R, Nur Annisa IS, Int Food 39: 833-839. DOI: 10.1016/j.foodres.
Rohidayah Y. 2002. Pengaruh perendaman 2006.03.007.

26

Vous aimerez peut-être aussi