Vous êtes sur la page 1sur 6

Kandungan zat gizi makro dan vitamin produk buah pedada… (Manalu RDE; dkk)

KANDUNGAN ZAT GIZI MAKRO DAN VITAMIN PRODUK BUAH PEDADA (SONNERATIA
CASEOLARIS)
(MACRONUTRIENT AND VITAMIN CONTENTS OF PEDADA’S FRUIT PRODUCTS)
1 1 2 2
Ruth Dwi Elsa Manalu , Ella Salamah , Fifi Retiaty dan Nia Kurniawati

1Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor


2Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Jakarta
e-mail: fifihadi@ymail.com

Diterima:11-02-2013 Direvisi: 27-11-2013 Disetujui: 04-12-2013

ABSTRACT
Mangrove (Sonneratia caseolaris) grows in brackish waters.Its fruits, pedada, contains beneficial vitamin and
has not been processed to jam and syrup. This study was aimed to determine the composition of macro
nutrient and vitamin A, B1, B2, C of pedada and its products. Design of the study was complete randomized
design of two replications. The results showed that proximate composition based on dried basis was 9.2
percent protein, 4.8 percent fat, and 77.6 percent carbohydrate. Macronutrient content of jam and syrup was
lower than that of fresh fruit, except for carbohydrate. Vitamin A content in 100 g of pedada was 11.21 (RE)
and in jam and syrup was 1.27 (RE) and 0.64 (RE) respectively. Vitamin B1 content in 100 g of
fresh pedada was 5.04 mg, while in jam and syrup were 4.2 mg and 6.72 mg, respectively. Vitamin B2
content in 100 g of fresh pedada was 7.65 mg, while in jam and syrup were 1.94 mg and 1.12 mg,
respectively. Vitamin C content in 100 g of fresh pedada was 56.74 mg and decreased to 12.20 mg and 17.08
mg in jam and syrup, respectively. Pedada and its products could contribute as source of macro and micro
nutrient in the diet of community.

Keywords: pedada (sonneratia caseolaris), pedada’s jam, pedada’s syrup, vitamin

ABSTRAK
Mangrove (Sonneratia caseolaris) tumbuh di perairan payau. Buahnya, pedada, mengandung vitamin, dan
belum pernah diolah menjadi selai dan sirup. Penelitian ini bertujuan menentukan komposisi zat gizi makro
dan potensi vitamin A, B1, B2, C dalam buah pedada dan produk olahannya. Desain penelitian adalah
rancangan acak lengkap dengan dua ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi proksimat
buah pedada segar berdasarkan bobot kering adalah 9,2 persen protein, 4,8 persen lemak, dan 77,6
persen karbohidrat. Kandungan zat gizi makro pada produk selai dan sirup lebih rendah, sedangkan
kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Kandungan vitamin A dalam 100 g pedada segar sebesar 11,21 (RE)
dan setelah diolah menjadi selai dan sirup, menjadi 1,27 (RE) dan 0,64 (RE). Vitamin B1 dalam 100
g pedada segar adalah 5,04 mg/100g, pada selai 4,2 mg, dan pada sirup 6,72 mg. Vitamin B2 dalam 100 g
pedada segar sebesar 7,65 mg, pada selai 1,94 mg dan sirup 1,12 mg. Vitamin C dalam 100 g pedada segar
sebesar 56,74 mg dan menurun menjadi 12,20 mg dan 17,08 mg masing-masing pada selai dan sirup.
Pedada dan produk olahannya berupa selai dan sirup dapat memberikan asupan zat gizi makro maupun
mikro pada makanan masyarakat. [Penel Gizi Makan 2013, 36(2): 135-140]

Kata kunci: pedada (Sonneratia caseolaris), selai pedada, sirup pedada, vitamin

135
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2013 Vol. 36 (2):135-140

M
PENDAHULUAN buah pedada yang diolah menjadi selai dan
sirup.
angrove yang hidup di habitat payau,
Penelitian ini bertujuan untuk
dewasa ini pemanfaatannya mulai
memanfaatkan buah pedada sebagai
banyak diperhatikan dan dianjurkan
sumber zat gizi terutama vitamin dengan
sebagai bahan pangan.
menggunakan teknologi pengelolaan tepat
Pemanfaatan buah atau bagian lain tanaman
guna, dan mempelajari retensi kandungan
mangrove yang dapat dikonsumsi bukan
vitamin selama pengolahan. Teknologi
sebagai makanan utama, melainkan lebih
pengolahan buah pedada yang dilakukan
untuk tujuan penganekaragaman pangan
dalam penelitian ini diharapkan dapat
terutama sebagai sumber karbohidrat. Dari
bermanfaat untuk menambah umur simpan,
segi ketersediaan, buah mangrove sangat
sehingga meningkatkan ketersediaannya
melimpah, dan bagi masyarakat pesisir
sebagai bahan makanan olahan yang
mudah mendapatkan buah mangrove tanpa
berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan
mengeluarkan biaya yang banyak. Upaya
gizi masyarakat,
pemanfaatan buah mangrove sebagai
sumber pangan masih terbatas pada
METODE
program pemberdayaan penduduk yang
hidup di area hutan mangrove. Pengetahuan Bahan utama yang digunakan pada
tentang manfaat mangrove dan ketrampilan penelitian ini adalah buah pedada
peng- olahannya perlu lebih ditingkatkan (Sonneratia caseolaris) segar yang diambil
supaya pemanfaatannya lebih optimal. dari perairan payau Muara Gembong,
Produk olahan dari buah mangrove memiliki Bekasi, Jawa Barat. Bahan untuk analisis
prospek yang bagus jika diproduksi dengan proksimat dan vitamin adalah air, akuades,
standar mutu dan didukung oleh promosi HCl 0,1 N, H 2 SO 4 , H 3 BO 3 _3%, NaOH, dan
yang baik. Dengan kemampuan pelarut heksana, KOH, asam askorbat,
menghasilkan produk pangan komersial, etanol, akuabides, acetonitril, Al 2 O 3 , asam
kemampuan finansial diharapkan asetat_2%, metanol, larutan dye, dan asam
masyarakat dapat meningkatkan sehingga oksalat.
mampu memiliki akses terhadap sumber Alat yang digunakan dalam penelitian
1
pangan lainnya. ini adalah cawan porselen, desikator, oven,
Mangrove merupakan tanaman sejati gegep, tabung Kjeldahl, timbangan analitik,
penghasil buah pedada (Sonneratia alat pemanas, erlenmeyer, kertas saring,
caseolaris). Buah ini mengandung vitamin A, aluminium foil, selongsong lemak, labu
B 1 , B 2, dan C yang berperan dalam lemak, tabung soxhlet, pemanas listrik,
metabolisme tubuh, terutama produksi corong bucher, mortar, labu ukur, Ultrasonic
energi dan sintesis protein. Buah pedada water bath, HPLC tipe LC. 10ADVP (kolom
berbentuk bulat, ujung bertangkai, dan C18, detektor UV 340 nm), pipet volumetri,
bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. dan sentrifuse.
Buah ini berwarna hijau dan mempunyai Penelitian ini merupakan penelitian
aroma yang sedap, rasa asam, tidak eksperimen yang menggunakan rancangan
beracun dan dapat langsung dimakan. Untuk acak lengkap dengan dua ulangan,
memanfaatkan kandungan gizinya, buah dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil
pedada dapat diolah menjadi produk olahan Perairan Departemen Teknologi Hasil
pangan yang disukai masyarakat dan tahan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
lama, serta diproses secara sederhana, Kelautan, Laboratorium PAU Institut
2 ,3
misalnya dalam bentuk selai dan sirup. Pertanian Bogor, dan Laboratorium Makanan
Proses pembuatan selai dipengaruhi Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar
oleh berbagai parameter, seperti jenis buah, Kesehatan Bogor pada bulan Maret sampai
suhu, dan teknologi proses. Selai dan sirup dengan Juli 2011.
merupakan produk tradisional yang diperoleh Analisis proksimat dan vitamin
dari pemanasan bubur atau ekstrak buah. dilakukan terhadap buah pedada segar,
Baik selai maupun sirup diolah dengan selai, dan sirup pedada. Metode analisis
proses pemanasan dan penambahan gula, menggunakan AOAC 2005 yang meliputi
hanya berbeda dalam komposisi bahan dan kadar air dan abu, kadar lemak dengan
4,5
suhu pemanasannya. Proses pemanasan, metode soxhlet, protein dengan metode
dapat menyebabkan vitamin yang kjeldahl, dan karbohidrat dengan metode by
terkandung di dalam buah dapat rusak. difference. Analisis vitamin meliputi analisis
Sampai saat ini belum ada penelitian yang aktivitas vitamin A yaitu dengan mengukur
menganalisis perubahan kandungan vitamin kandungan karoten (alfa dan beta-karoten)
136
Kandungan zat gizi makro dan vitamin produk buah pedada… (Manalu RDE; dkk)

menggunakan metode HPLC tipe LC. 10 Proses pebuatan sirup pedada hampir
ADVP (kolom C18, fase gerak methanol:air sama dengan proses pembuatan selai
(96:4), dan detektor UV 340 nm), vitamin C pedada. Bubur buah diperoleh dengan cara
dengan metode titrasi serta Vitamin B1 dan yang sama dengan selai, akan tetapi pada
B2 dianilisis dengan HPLC tipe LC. 10 ADVP pembuatan sirup pedada, pada bubur buah
dengan perbandingan fase gerak larutan A ditambahkan gula dan air perbandingan
(Asam heptan sulfonat, asam asetat glasial, 1:1:1. Campuran tersebut dipanaskan pada
O
metanol) dengan larutan B (asam sulfonat suhu 102 C selama ± 15 menit sambil terus
heptanat, asam asetat glasial, metanol) diaduk.
sebesar 0,625 banding 0,375. Panjang Daging buah pedada segar dan selai
gelombang pada detektor untuk Vitamin B 1 serta sirup pedada yang dihasilkan
adalah 246 nm dan pada Vitamin B 2 adalah kemudian dianalisis kadar proksimat dan
6
267 nm. vitaminnya. Selain itu dilakukan uji kesukaan
Uji citarasa terhadap produk selai dan terhadap kedua produk ini.
sirup pedada dilakukan oleh 44 orang
panelis yang terdiri dari bapak-bapak dan HASIL
ibu-ibu serta mahasiswa di lingkungan IPB
Bagian Dapat Dimakan (BDD) Buah
yang pernah dan sering mengkonsumsi selai
Pedada (Sonneratia caseolaris)
dan sirup. Uji citarasa meliputi uji kesukaan
Buah pedada memiliki diameter rata-
terhadap rasa, warna, tekstur, aroma dan
rata 6,05 cm dengan bobot daging buah
penampilan. Panelis memberikan nilai skor
rata-rata 52,15 g. Rata-rata bobot daging
pada produk yang diamati yaitu untuk produk
dan biji, kulit, dan kelopak buah pedada
yang sangat tidak suka = 3, tidak suka = 4,
berturut-turut adalah 38,27 g; 7,68 g; dan
agak tidak suka = 5, netral = 6, agak suka =
6,20 g (Tabel 1). Bagian buah yang dapat
7, suka = 8, dan sangat suka = 9.
dimakan adalah daging dan biji buah
Pembuatan selai pedada diawali dengan
pedada, oleh karena itu bagian buah yang
memisahkan daging dan biji pedada dengan
dapat dimakan adalah sebesar 73 persen.
kelopak dan kulitnya. Bagian yang dapat
dimakan dari buah pedada adalah daging
Kandungan Proksimat dan Vitamin
dan biji buah. Selanjutnya daging dan biji
Produk Buah Pedada
buah ini dicampur dengan air secukupnya
Kandungan proksimat buah pedada
supaya mudah dalam tahap penghalusan
dan produknya dapat dilihat dalam Tabel 2.
dengan blender. Campuran yang telah halus
Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa
disaring sehingga menghasilkan bubur buah.
kadar air, abu, lemak dan protein pada selai
Ke dalam bubur buah ini kemudian
dan sirup mengalami penurunan, hal ini
ditambahkan gula pasir dengan
akibat proses pemanasan yang dilakukan.
perbandingan sebesar 1:2,5 kemudian
Kadar air pada produk selai menurun sekitar
dimasak hingga kental. Proses pemanasan
O 51,78 persen, sedangkan pada sirup
dilakukan pada suhu 105 C selama ±1,5
menurun sekitar 25,29 persen
jam.

Tabel 1
Ukuran Fisik dan Bobot Bagian Buah
Pedada
Bagian Buah Rata-Rata + Standar Deviasi
Diameter (cm) 6,05 + 0,50
Bobot buah utuh (g) 52,15 + 2,04
Daging buah (g) 38,27 + 0,96
Kulit buah (g) 7,68 + 0,19
Kelopak buah (g) 6,20 + 0,16

137
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2013 Vol. 36 (2):135-140

Tabel 2
Kadar Proksimat Buah, Selai, dan Sirup Pedada
Buah pedada Selai pedada Sirup pedada
Komponen
(%) (%) (%)
a b c
Kadar air (bb) 84,76±0,10 31,07±2,01 57,81±1,76
a b b
Kadar abu (bk) 8,40±1,05 0,38±0,24 0,41±0,22
a b b
Kadar lemak (bk) 4,82±0,88 1,81±0,06 1,63±0,93
a b b
Kadar protein (bk) 9,21±1,22 0,63±0,03 0,23±0,08
a b b
Kadar karbohidrat (bk) 77,57±3,15 97,67±0,30 97,58±0,57
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang beda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05).
bb : berat basah, bk : berat kering

Tabel 3
Kadar Vitamin A, B 1 , B 2 dan C Buah Pedada dan Hasil Olahannya
Komponen
Buah pedada Selai pedada Sirup pedada
(basis kering)
a a a
Aktivitas vitamin A (RE) 11,21 1,27 0,64
a a a
Vitamin B 1 (mg/100 g) 5,04 4,20 4,72
a a a
Vitamin B 2 (mg/100 g) 7,65 1,94 1,12
a b b
Vitamin C (mg/100 g) 56,74 12,20 17,08
Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang beda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)

Kandungan protein dan lemak sampai suka (skala 8), kecuali penilaian
mengalami penurunan dalam produk selai penampilan selai dan penampilan serta
berturut-turut dengan persentase maksimal warna sirup yang menunjukkan skala netral
sebesar 93,67 persen dan 67,19 persen, (skala 6).
sedangkan pada produk sirup maksimal
sebesar 97,02 persen dan 55,08 persen. Tabel 4
Sementara kadar karbohidrat dalam kedua Skala Kesukaan Panelis terhadap
produk terlihat meningkat, maksimal sebesar Produk Pedada
21,37 persen pada selai pedada dan 21,59 Selai Sirup
persen pada sirup pedada. Kesukaan
Rerata SD Rerata SD
Kandungan vitamin buah pedada dan
kedua produknya dapat dilihat pada Tabel 3. Warna 7,07 0,93 6,14 0,98
Tabel tersebut menampilkan penurunan Rasa 8,3 0,90 7,39 1,17
kadar aktivitas vitamin A, kadar vitamin B 1 , Aroma 7,73 0,95 7,61 1,08
B 2, dan C pada kedua produk buah pedada.
Tekstur 7,61 0,95 7,41 1,19
Kadar vitamin A, B 1 , B 2, dan C secara
berturut-turut mengalami penurunan sebesar Penampak
6,98 0,93 6,59 0,82
an
88,67 persen; 16,67 persen; 74,64 persen;
78,50 persen pada produk selai, sedangkan
pada produk sirup sebesar 94,29 persen; BAHASAN
6,35 persen; 85,36 persen; 69,90 persen Bagian daging dan biji buah pedada
pada produk sirup. merupakan sumber zat gizi, yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
Nilai Kesukaan Panelis terhadap Selai produk pangan. Bagian yang dapat dimakan
dan Sirup Pedada dari buah pedada cukup tinggi yakni sebesar
Panelis yang dipilih dalam uji 73 persen. Kandungan karbohidrat daging
kesukaan terhadap selai dan sirup pedada buah pedada berdasarkan berat kering juga
ini adalah panelis yang mengetahui dan cukup tinggi yaitu sebesar 77,57 persen.
pernah mengkonsumsi selai dan sirup. Nilai Kandungan karbohidrat pada produk selai
skor yang diberikan untuk uji kesukaan selai dan sirup mengalami peningkatan yang
dan sirup pedada berkisar antara 3-9. Hasil disebabkan oleh penambahan gula pasir
analisis nilai kesukaan pada Tabel 4. Rerata yang merupakan karbohidrat disakarida.
nilai kesukaan produk selai maupun sirup Kadar air yang tinggi pada buah
menunjukkan tingkat agak suka (skala 7) pedada dapat menyebabkan buah cepat
138
Kandungan zat gizi makro dan vitamin produk buah pedada … (Manalu RDE; dkk)

mengalami kerusakan atau busuk karena khas dari buah pedada. Aroma buah
kadar air yang tinggi dapat menunjukan pedada juga tidak hilang setelah menjadi
activity of water (Aw) tinggi, media yang baik selai pedada sehingga panelis menyukai
untuk pertumbuhan bakteri. Sehingga perlu rasa selai. Penambahan gula dengan
penanganan cepat dalam bentuk buah segar pemanasan yang lebih lama akan
atau dilakukan pengolahan menjadi produk menyebabkan terjadinya proses karamelisasi
pangan untuk memperpanjang umur yaitu reaksi pencoklatan non enzimatik.
simpannya. Hasil analisis diketahui bahwa Karamel yang terbentuk selama pemanasan
kadar air pada produk selai dan sirup memberi warna coklat pada produk
19
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pangan.
karena proses pemanasan pada suhu tinggi Sirup pedada yang dihasilkan memiliki
dapat menyebabkan penguapan air, dan warna coklat, berbentuk kental, rasa manis
penambahan gula pasir pada proses dan sedikit asam merupakan rasa khas dari
pemasakan tersebut akan meningkatkan buah pedada. Rasa asam dan aroma khas
total padatan. Namun dibandingkan pada buah pedada tidak hilang setelah diolah
selai pedada, kadar air pada sirup jauh lebih menjadi sirup pedada, hal ini yang membuat
tinggi. Perbedaan ini karena pada proses panelis menyukai sirup pedada. Warna suatu
pembuatan selai, bubur buah tidak dilakukan produk memegang peranan penting karena
penambahan air, sedangkan pada proses dapat memberi petunjuk mengenai
pembuatan sirup dilakukan perlakuan perubahan kimia yang terjadi di dalam
penambahan air sebanding dengan berat makanan. Warna coklat yang terbentuk
7-11
bubur buah. dapat merupakan hasil proses karamelisasi,
Kandungan protein, lemak serta dan dapat mempengaruhi kesukaan
20
vitamin pada produk selai dan sirup buah konsumen dalam memilih produk.
pedada mengalami penurunan dibandingkan Produk selai dan sirup pedada ini
dengan buah segarnya. Hal ini terjadi karena tinggi kandungan vitamin B1 dan B2,
buah telah melalui proses perebusan. sedangkan kandungan zat gizi makro dan
Proses pemanasan suhu tinggi dapat vitamin A dan C tidak terlalu tinggi.
12-16
menyebabkan penurunan vitamin. Mengkonsumsi selai dan sirup pedada
Kandungan vitamin B 1 ,B 2, C dan sekitar 15 gram/hari, dapat memenuhi
aktivitas vitamin A pada kedua produk buah kebutuhan harian vitamin B1 dan B2 anak
pedada mengalami penurunan karena balita berdasarkan AKG 2004.
kerusakan akibat pemanasan suhu tinggi.
Penanganan produk yang baik dapat KESIMPULAN
membantu kestabilan kandungan vitamin
Buah pedada (Sonneratia caseolaris)
pada selai dan sirup pedada. Aktivitas
merupakan buah dari tumbuhan mangrove
vitamin A dapat terjaga, jika dikemas dalam
ternyata dapat ditingkatkan pemanfaatannya
wadah berwarna gelap dan disimpan pada
melalui teknologi sederhana berupa selai
suhu dingin, demikian pula halnya dengan
dan sirup yang disukai konsumen. Proses
vitamin B 1 . Sedangkan vitamin B 2 dalam
pengolahan selain dapat mengawetkan, juga
produk buah pedada dapat stabil karena
dapat menjadikan produk yang dihasilkan
proses pembuatan dengan penambahan
menjadi sumber vitamin yang tersedia dalam
gula dapat menstabilkan senyawa tersebut.
jangka waktu lebih lama. Olahan buah
Sementara Vitamin C dalam buah mudah
pedada berupa selai dan sirup memiliki
teroksidasi dan menghasilkan warna coklat
kandungan vitamin yang jauh lebih kecil
yang apabila terlalu pekat, tidak disukai oleh
dibanding buah segarnya, namun masih
konsumen. Dengan banyaknya air serta gula
dapat memberikan asupan vitamin antara
di dalam produk, dapat menghambat
lain vitamin B1 dan B2.
oksidasi vitamin C. Hal lain yang dapat
dilakukan untuk mencegah kerusakan
SARAN
vitamin C adalah pengemasa dalam wadah
17,18
gelap pada suhu dingin. Mengingat pedada mengandung
Hasil uji kesukaan selai dan sirup komponen biokatif yang dapat dimanfaatkan
pedada menunjukkan respon kesukaan untuk pencegahan penyakit degeneratif,
panelis terhadap selai dan sirup pedada. disarankan dilakukan penelitian potensi
Selai pedada yang dihasilkan pada bioaktif yang terkandung dalam buah
penelitian ini memiliki warna coklat gelap, pedada, sehingga dapat dikembangkan
dan memiliki rasa manis namun masih menjadi makanan fungsional.
terdapat rasa asam yang merupakan rasa
139
Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2013 Vol. 36 (2):138-144

RUJUKAN method on mineral and proximate


composition of plantain (Musa sp. AAB
1. Priyono A, Ilminingtyas D, Mohson,
cv. ‘Agbagba’) fruit pulp. African J of
Yuliani LS, Hakim TL. Beragam produk
Biotechnology. 2011;10:6979-6984.
olahan berbahan dasar mangrove.
Semarang: Kesemat, 2010 12. Neuhouser ML, Thompson B, Coronado
GD, Solomon CC. Higher fat intake and
2. Nagelkerken I, Blaber SJM, Bouillon S,
lower fruit and vegetables intakes are
Green P, Haywood M, Kirton LG et al.
associated with greater acculturation
The habitat of mangroves for terrestrial
among Mexicans living in Washington
and marine fauna: a review. Aquatic
State. Journal of the American Dietetic
Botany. 2008;89:155-185.
Association. 2004;104:51-57.
3. Chen L, Zan Q, Li Mingguang, Shen J,
13. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi.
Liao W. Litter dynamics and forest
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
structure of the introduced sonneratia
2009.
caseolaris mangrove forest in Shenzhen,
China. Estuarine, Coastal and Shelf 14. Kumar S, Aalbersberg. Nutrient retention
Science. 2009;85:241-246. in foods after earth-oven cooking
compared to other forms of domestic
4. Javanmard M, Endan J. A survey of
cooking: 2. vitamins. Journal of Food
rheological properties of fruit jams.
Composition and Analysis. 2006;19:311-
International J of Chemical Engineering
320.
and Applications. 2010;1:31-37.
15. Englberger L, Schierle J, Hofmann P,
5. Matute AIR, Soria AC, Sanz ML, Castro
Lorens A, Albert K, Levendusky A, et.al
IM. Characterization of traditional
Carotenoid and vitamin content of
Spanish edible plant syrups based on
Micronesian atoll foods: Pandanus
carbohydrate GC-MS analysis. Journal
(Pandanus tectorius) and garlic pear
of Food Composition and Analysis. 2010;
(Crataeva speciosa) fruit. Journal of
23:260-263.
Food Composition and Analysis. 2009;
6. Association of Official Analytical Chemist 22:1-8.
(AOAC). Official Methods of Analysis
16. Rachmawati R, Defiani M, Suriani N.
2005. Washington DC: AOAC, 2005
Pengaruh suhu dan lama penyimpanan
7. Bandarayanake. Bioactivities, bioactive terhadap kandungan vitamin c pada
compounds and chemical constituents of cabai rawit putih (capsicum frustescens).
mangrove plants. Ecology of Mangrove Jurnal Biologi. 2009; XIII:36-40.
Plant. 2002;10:421-452.
17. Arab AEE, Ali M, Hussein L. Vitamin B1
8. Varghese JK, Belzik N, Nisha AR, Resmi profile of the Egyptian core foods and
S, Silvipriya KS. Pharmacognostical and adequacy of intake. Journal of Food
phytochemical studies of a mangrove Composition and Analysis. 2004; 17:81-
(Sonneratia caseolaris) from Kochi of 97.
Kerala State in India. J of Pharmacy
18. Chandra A, Inggrid HM, Verawati.
Research. 2010;3:2625-2627.
Pengaruh pH dan jenis pelarut pada
9. Jaafar RA, Ridhwan A, Mahmod NZCH, perolehan dan karakterisasi pati dari biji
Vasudevan. Proximate analysis of alpukat. Laporan Penelitian. Bandung:
dragon fruit (Hylecereus polyhizus). Universitas Katolik Parahyangan, 2013.
American Journal of Applied Sciences.
19. Astawan M, Koswara S, Herdiani F.
2009;6:1341-1346.
Pemanfaatan rumput laut (Euchema
10. Edem, Christopher A, Dosunmu, cottonii) untuk meningkatkan kadar
Miranda I, Bassey, Fransisca I, et.al. A iodium dan serat pangan pada selai dan
comparative assessment of the dodol. Jurnal Teknologi dan Industri
proximate composition, ascorbic acid Pangan. 2004;15:61-69.
and heavy metal content of two species
20. Kopjar M, Pilizota V, Tiban NN, Subaric
of garden egg (Solanum gilo and
D, Babic J, Ackar D, et.al. Strawberry
Solanum aubergine). Pakistan Journal of
jams: Influence of different pectins on
Nutrition. 2009;8:582-584.
colour and textural properties. Czech J
11. Baiyeri KP, Aba SC, Otitoju GT, Mbah of Food Science. 2009; 27:20-28.
OB. The effects of ripening and cooking

140

Vous aimerez peut-être aussi