Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research aims to describe writing expository text ability used problem
based learning model of student’s X Class at Senior High School No. 1 Panti,
Pasanan Regency. Based on result of analyze data known ability of student’s X
Class at Senior High School No. 1 Panti, Pasaman Regency on writing
expository text, who teached with problem based learning model totality has
good qualified with average as 80. Result of tes shown; first, ability of student’s X
Class at Senior High School No. 1 Panti, Pasaman Regency on writing
expository text, who teached with problem based learning model on title indicator
has perfect qualified with average as 97,14. Second, ability of student’s X Class at
Senior High School No. 1 Panti, Pasaman Regency on writing expository text, who
teached with problem based learning model on thesis indicator has very good
qualified with average as 91,43. Third, ability of student’s X Class at Senior High
School No. 1 Panti, Pasaman Regency on writing expository text, who teached with
problem based learning model on argument indicator has sufficient qualified with
average as 68,57. Fourth, , ability of student’s X Class at Senior High School No. 1
Panti, Pasaman Regency on writing expository text, who teached with problem
based learning model on conclusion indicator has sufficient qualified with
average as 62,86.
PENDAHULUAN
melalui mendengarkan, berbicara,
Kegiatan berbahasa adalah
membaca, dan menulis. Keempat
kegiatan berkomunikasi dengan
keterampilan tersebut sangat penting
menggunakan bahasa. Kegiatan
dan saling berhubungan. Hal tersebut
berbahasa bertujuan untuk
sesuai dengan salah satu tujuan mata
mengembangkan keterampilan
pelajaran bahasa Indonesia yaitu agar
berbahasa. Keterampilan berbahasa
siswa mampu berkomunikasi secara
adalah keterampilan
berkomunikasi
2
efektif dan efisien sesuai dengan etika ide, gagasan, dan perasaannya sehingga
yang berlaku, baik secara lisan maupun terbentuklah sebuah tulisan yang
tulisan. bermakna. Lewat tulisan itulah
Menulis adalah salah satu pemikiran dan gagasan seseorang dapat
keterampilan berbahasa yang harus dituangkan dalam bentuk bahasa tulis.
dipelajari oleh siswa. Menulis adalah Oleh karena itu, keterampilan menulis
mengolah pikiran dan membutuhkan pengetahuan yang lebih
mengkomunikasikan hasil pemikiran dan memiliki tingkat kesulitan yang
dalam bentuk tulisan atau karangan. lebih jika dibandingkan dengan
Menulis merupakan kegiatan keterampilan yang lainya. Selain itu,
mengungkapkan atau melahirkan untuk melatih keterampilan menulis,
pikiran dan perasaan melalui tulisan. seorang siswa harus menguasai ketiga
Menulis adalah salah satu bentuk keterampilan yang lain.
manifestasi paling akhir dalam aspek Berdasarkan kenyataan di atas,
keterampilan berbahasa. Menurut maka dalam pembelajaran bahasa
Tarigan (2008:3) menjelaskan bahwa Indonesia, keterampilan menulis adalah
menulis merupakan keterampilan keterampilan yang dianggap sulit oleh
berbahasa untuk berkomunikasi secara siswa. Hal ini disebabkan karena
tidak langsung dan tidak bertatap muka keterampilan menulis membutuhkan
dengan orang lain. Komunikasi ini perhatian, pemahaman, dan keseriusan
berlangsung dengan cara penulis siswa untuk menggali potensi yang ada
mengungkapkan ide atau gagasan dalam dirinya. Siswa harus memiliki
melalui tulisan dan pembaca hanya modal dan pengetahuan yang luas agar
dapat berintegrasai dengan penulis mampu menghasilkan tulisan yang
melalui tulisan tersebut. Muttaqin baik.
(2012:4) mengatakan bahwa menulis Pada pembelajaran menulis
merupakan salah satu keahlian bahasa siswa dituntut untuk mengungkapkan
yang digunakan oleh orang sebagai gagasan secara tertulis berdasarkan
media komunikasi untuk pengetahuan dan pengalaman yang
menyampaikan pesan. Pada kegiatan dimiliki. Aktivitas tersebut memerlukan
menulis, penulis dapat mengungkapkan kesungguhan dan keseriusan untuk
3
siswa juga sebaiknya belajar dalam besar kepada pelajar dalam membentuk
kelompok agar siswa dapat memahami dan menjalankan secara langsung
pembelajaran secara bersama-sama. proses belajar mereka sendiri, (5)
Salah satu model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, dan (6)
memberi kesempatan kepada siswa menuntut pebelajar untuk
untuk terlibat secara aktif dalam mendemonstrasikan apa yang telah
pembelajaran adalah Problem Based mereka pelajari dalam bentuk suatu
Learning (PBL). Pada model Problem produk atau kinerja.
Based Learning, siswa dilatih untuk Menurut Amir (2009:28)
menemukan sendiri materi Problem Based Learning berpeluang
pembelajaran dari masalah-masalah untuk membangun kecakapan hidup
yang disajikan. Menurut Ward (dalam (life skill) pelajar, pelajar terbiasa
Ngalimun, 2013:89), Problem Based mengatur dirinya sendiri (self directed),
Learning (PBL) adalah suatu model berpikir metakognitif (reflektif dengan
pembelajaran yang melibatkan siswa pikiran dan tindakan), berkomunikasi
untuk memecahkan masalah melalui dengan berbagai kecakapan terkait.
tahap- tahap model ilmiah sehingga Trianto (2009:96) menyatakan bahwa
siswa dapat mempelajari pengetahuan kelebihan Problem Based Learning
yang berhubungan dengan masalah dan (PBL) sebagai suatu model
sekaligus memiliki keterampilan untuk pembelajaran adalah: (1) relaistik
memecahkan masalah. dengan kehidupan siswa, (2) konsep
Menurut Ngalimun (2013:90) sesuai dengan kebutuhan siswa, (3)
Problem Based Learning (PBL) memupuk sifat inkuiri siswa, (4) retensi
memiliki karakteristik-karakteristik konsep jadi kuat, dan (5) memupuk
yaitut: (1) belajar dimulai dengan suatu kemampuan problem solving
masalah, (2) memastikan masalah yang (pemecahan masalah).
diberikan berhubungan dengan dunia Selain kelebihan tersebut, PBL
nyata siswa/mahasiswa, (3) juga memiliki kekurangan, yaitu (1)
mengorganisasikan pelajaran diseputar persiapan pembelajaran yang komplesk,
masalah, bukan diseputar disiplin ilmu, (2) sulitnya mencari problem yang
(4) memberikan tanggung jawab yang relevan, (3) sering terjadi miss-
6
konsepsi, dan (4) konsumsi mengenai keadaan saat ini dan melihat
waktu(Trianto, 2009:97). Selain itu kaitan antara variabel-variabel yang
siswa juga dilatih untuk ada. Penelitian ini akan
mengkomunikasikan ide-idenya melalui mendeskripsikan menyimak dongeng
diskusi dan presentasi dalam dengan menggunakan model Problem
pembelajaran, sehingga siswa dapat Based Learning siswa kelas X SMA
bertukar pikiran dan dapat berbagi Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.
pemahamannya pada siswa yang lain. Teknik pengambilan sampel
Berdasarkan hal-hal di atas, perlu dalam penelitian ini adalah purposive
dilakukan penelitian ini untuk sampling. Pada penelitian ini ditetapkan
mengetahui kemampuan menulis teks sampel penelitian yaitu kelas X IPS 1
eksposisi dengan menggunakan model yang berjumlah 35 siswa. Pengambilan
Problem Based Learning pada siswa sampel didasarkan dari stardar deviasi
kelas X SMA Negeri 1 Panti Kabupaten terendah nilai kemampuan menulis
Pasaman. siswa.
Instrumen penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN tes unjuk kerja tentang teks eksposisi.
Jenis penelitian ini adalah Data penelitian ini berupa skor hasil
problem based learning bernilai sebesar cukup sebanyak 3 orang atau sebesar
80 dan dikualifikasikan dengan baik. 8,57%.
Selanjutnya, kemampuan siswa Rata-rata hitung kemampuan
menulis teks eksposisi dengan siswa menulis teks eksposisi dengan
menggunakan model problem based menggunakan model problem based
learning dikulifikasikan menjadi 4 learning dari indikator tesis bernilai
kategori; Pertama, siswa yang sebesar 91,43 dan dikualifikasikan
memperoleh kualifikasi sempurna dengan baik sekali. Selanjutnya,
sebanyak 4 orang atau sebesar 11,43%. kemampuan siswa menulis teks
Kedua, siswa yang memperoleh eksposisi dari indikator tesis dapat
kualifikasi baik sekali sebanyak 3 orang dikelompokkan menjadi dua kualifikasi.
atau sebesar 8,57%. Ketiga, siswa yang Pertama, siswa yang memperoleh
memperoleh kualifikasi baik sebanyak kualifikasi sempurna sebanyak 26 orang
6 orang atau sebesar 17,14%. Keempat, atau sebesar 74,29%. Kedua, siswa
siswa yang memperoleh kualifikasi yang memperoleh kualifikasi lebih dari
lebih dari cukup sebanyak 22 orang cukup sebanyak 9 orang atau sebesar
atau sebesar 62,86%. 25,71%.
Rata-rata hitung kemampuan Rata-rata hitung kemampuan
siswa menulis teks eksposisi dengan siswa menulis teks eksposisi dengan
menggunakan model problem based menggunakan model problem based
learning dari indikator judul bernilai learning dari indikator argumen bernilai
sebesar 97,14 dan dikualifikasikan sebesar 68,57 dan dikualifikasikan
dengan sempurna. Selanjutnya, dengan lebih dari cukup. Selanjutnya,
kemampuan siswa menulis teks kemampuan siswa menulis teks
eksposisi dari indikator judul dapat eksposisi dari indikator argumen dapat
dikelompokkan menjadi dua kualifikasi. dikelompokkan menjadi dua kualifikasi.
Pertama, siswa yang memperoleh Pertama, siswa yang memperoleh
kualifikasi sempurna sebanyak 32 orang kualifikasi sempurna sebanyak 8 orang
atau sebesar 91,43%. Kedua, siswa atau sebesar 22,86%. Kedua, siswa
yang memperoleh kualifikasi lebih dari yang memperoleh kualifikasi lebih dari
cukup sebanyak 21 orang atau sebesar
8
sebanyak 9 orang atau sebesar 25,72%. Bagi peneliti yang akan meneliti pada
Kedua, siswa yang memperoleh tempat yang sama disarankan untuk
kualifikasi baik sekali sebanyak 6 orang menerapkan model pembelajaran lain
atau sebesar 17,14%. Ketiga, siswa yang dirasa dapat meningkatkan
yang memperoleh kualifikasi baik keterampilan menulis teks eksposisi.
sebanyak 10 orang atau sebesar
28,57%. Keempat, siswa yang DAFTAR PUSTAKA
memperoleh kualifikasi lebih dari
Amir, M. Taufik. 2009. Inovasi
cukup sebanyak 10 orang atau sebesar
Pendidikan Melalui Problem
28,57%. Based Learning. Jakarta:
Kencana.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diberikan beberapa saran sebagai Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Pendekatan Praktik.
berikut Diharapkan guru guru mata Jakarta: Rineka Cipta.
pelajaran Bahasa Indonesia SMA
Jusni. Z. 2010. “Kemampuan Menulis
Negeri 1 Panti menggunakan model Paragraf Eksposisi dengan
problem based learning sebagai salah Teknik Media Pemodelan Pada
Siswa Kelas VII 6 SMP Negeri
satu model pembelajaran. Hal ini Payakumbuh”. (Skripsi). PBSS
dikarenakan pengunaan model problem UNP.