Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
ILMU BED H
Catatan kuliah
FK UNSOED
Muarif
G1A212 97
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 1/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
DAFTAR ISI
ii
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 2/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
iii
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 3/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
(2)gaspare tagliacozzi (1546-1599)
(3) moenadjat wiratmadja
graduated general surgeon from
•
proliferative phase (starts in 2nd
•
(1)
fisikuntuk tujuananggota
dan fungsi perbaikan kecacatan
tubuh, atau • excessive fibrosis
hypertrophic scars limited to
(2) to beautify, to create one normal part scar boundaries, non-surgically
of human body more harmonious with managed
its surrounding profile. • keloids extends beyond scar
boundaries, often cause
Basic: anatomical distortion, excision in
STAGES OF WOUND HEALING combination, risk of recurrence
inflammatory phase (the 1 st 48
• contractures : shortening distance
hours) : inflammatory response between 2 anatomical points, reducion
clear debris & organisms of range of motion
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 4/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
dressing changes
•
•
tension
infection delayed closure, skin-grafting
•
hematoma / seroma
WOUND DRESSING:
•
blood supply
absorption, protection,
•
•foreign bodies
compression, possible cosmetic
•
irradiation
result
GENERAL:
1st layer
nutrition state
•
•
new re-epithelialization
diabetes mellitus
•
•
chemotherapy
immune compromised
povidon-iodine-moisturized
gauzes (the “wet-to-dry”
WOUND CLOSURE:
dressings) to absorb dead
primary closure : wound
•
tissue
intended to be closed within
2 layer is absorbent layer with
•
nd
immediate time of wound
saline-moisturized gauze
creation
3rd layer is protective layer with
•
strangulate
prolong inflammatory phase
• Use the finest material if
(usually 3 days) before closing
available
indication : contaminated / dirty
• Make the eversion in healing
wound
process the contraction happens
MANAGEMENT OF
& flattens the eversion
CONTAMINATED WOUNDS:
BURN INJURY:
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 5/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Redness, pain
If dermis intact,still possible for
spontaneous healing
GRADE III DEEP;
GRADE IIA
SUPERFICIAL PARTIAL-
THICKNESS pale, wood-like in palpation
eschar
protein denaturation
painless
compartment syndrome
escharotomy
GRADE IV
(MUSCLE & BONE EXPOSED):
Blisters (bulae)
Aspiration of exudates
Tulle: moist environment,
facilitate easy dressing changes
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 6/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• epidermis : 0.03 – 0.15 mm
keratin layer : 0.01 – 0.13 mm scald? hot fluid? flame? blast? electric
current? lightning? chemical
• dermis : 1.1 mm
substance?
• subcutaneous (fat) tissue : 1.2
• onset of trauma
mm
• estimated body surface area
IMPORTANT NOTES : PRE-
(bsa)
HOSPITAL:
• rehydration state : volume of
• strip off , cooling with water fluid infusion
irrigation • estimated body weight
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 7/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
1. Luka Bakar
- Yang Derajat
rusak I
hanya epidermis
- Kulit tampak kering
- Gelembung/bula (-)
- Sakit (+) karena ujung saraf tidak terganggu
- Sembuh dalam 5-10 hari
2. Luka Bakar Derajat II
- Yang rusak epidermis dan dermis bagian luar
- Gelembung/bula (+)
- Hiperemis bila bula pecah, pucat bila lebih dalam
- Sakit (+)
- Penyembuhan ~ sisa-sisa papila dermis
- II A : dangkal sembuh dalam 10-14 hari
- II B : dalam sembuh dalam 1 bulan atau
lebih
3. Luka Bakar Derajat III
- Yang rusak seluruh lapisan kulit sampai jaringan di bawahnya
- Gelembung/bula (-)
- Sakit (-) ujung saraf sudah rusak
- Dasar luka putih, pucat kering dalam 5-10 hari Eschar (+) karena
koagulasi protein
- Dalam 10-14 hari Eschar akan terlepas
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 8/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Penanganan :
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 9/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Penanganan :
1. Pertolongan Pertama
- Lakukan :
Jauhkan dari sumber trauma
Siram dengan cairan dingin
Tutup luka dengan kain bersih
Beri analgetik
Bebaskan jalan napas
Cegah infeksi
Bula jangan dipecahkan
Beri antitetanus
Cegah syok
- Luka bakar luas syok
- Luka bakar derajat II/III 40 % 4 jam kemudian syok
- Luka bakar derajat II/III luas :
Fungsi usus terganggu diberi minum kembung sulit
bernapas
That’s why jangan diberi minum !!!
- Luka bakar derajat II/III < 30 % :
Boleh minum
Beri elektrolit
- Infus NaCl 0,9 % atau RL
2. Indikasi Rawat
- Luka bakar derajat II > 15 %
- Luka bakar mengenai muka, mata, telinga, tangan, kaki, genitalia,
perineum, dan kulit yang menutupi persendian
- Luka bakar derajat III > 2 %
- Ada komplikasi lain
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 10/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
- Luka bakar derajat II > 10 % pada usia < 10 tahun dan > 50 tahun
- Luka bakar listrik, petir, bahan kimia
- Luka bakar akibat inhalasi panas
3. Tindakan
a. Pastikan airway/ventilasi baik
b. Pasang infus resusitasi cairan
c. Pasang kateter monitor diuresis (perjam)
d. Ukur T.N.R.S. kesadaran
e. Beri ATS/toxoid
f. Beri analgetik
g. Lakukan perawatan luka
h. Beri ATB
i. Pasang NGT
j. Luka kotor : - bersihkan luka
- lakukan debridement
- cuci dengan NaCl / savlon /
deterjen
- escharectomy
k. Luka bersih : - silver sulfa diazin (SSD)
- garamycin zalf
- sofratul
- betadin encer
- obat merah
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 11/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
PERAWATAN LUKA
- Derajat Satu -
- Derajat Dua Cuci NaCl + Savlon
500 cc 5 cc
Sofratul Kassa Steril (Biarkan Satu Minggu)
- Derajat Tiga
Cuci NaCl 500 cc + Savlon 5 cc
Debridement tiap hari
Dermazin® / Burnazin® (Silver Sulfadiazin) tiap hari
K/P Escharectomy + Skin Graft
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 12/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
(0.8%) healing !
TOPICAL HONEY:
children : **
Broad spectrum even against
•
occiput
10
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 13/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
11
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 14/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
MANDIBLE FRACTURES:
PANFACIAL:
12
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 15/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Accurate diagnosis
• Supporting radiologic exam :
important!
standard head ap &
lateral, reverse waters
additional panoramic not
necessary; TMJ only if indicated
• Indication of surgical
intervention : functional
disturbance (diplopia,
hypoesthesia of mid-face,
malocclusion
MANAGEMENT:
ABC of trauma cases
•
IMPORTANT : better
preparation since newborn
AESTHETIC SURGERY:
(also known as cosmetic surgery)
No need to consult to beautify, to create one normal
•
13
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 16/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
baggy
lower blepharoplasty
•
neck
14
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 17/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
BREAST:
• breast augmentation :
implants inserted
subglandularly or
submuscularly
mastopexy : lift up ptotic
•
breasts
breast reduction
•
post-mastectomy
•
reconstruction
YOUTHFUL
15
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 18/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
LIPOSUCTION:
solution for excessive fat tissue, body dysmorphic
•
16
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 19/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
17
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 20/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
OTHERS:
Scar revision
•
18
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 21/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
1. Pengertian
Luka adalah setiap keadaan di mana terjadi putus keutuhan struktur
jaringan lunak (soft tissue discontinuity). Luka dapat disertai adanya
kehilangan jaringan maupun tidak. Luka yang disertai adanya kehilangan
jaringan memiliki terminologi tersendiri yaitu disebut defek.
19
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 22/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
ke dalam saluran
kandungannya bilier
yang atau genitourinarius
terinfeksi; dengan
trauma tembus kondisi
(misalnya fraktur
Tercemar
terbuka) dengan awitan < 4 jam sebelum mendapat pertolongan; luka
kronik (misalnya dekubitus, ulkus) yang akan ditutup tandur
kulit/flap.
DESKRIPSI LUKA
Berikut ini adalah hal yang harus dievaluasi dan dituliskan untuk menjelaskan
kondisi luka:
20
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 23/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Setelah mendapatkan diagnosis deskriptif yang jelas tentang suatu luka, maka
tahapan berikutnya adalah melakukan tata kelola yang tepat terhadap luka
1) Alkohol 70-90%, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2
menit).
2) Halogen dan senyawanya
a) Povidon Yodium (Contoh produk: Betadine, Isodine), merupakan
kompleks yodium dengan polyvinylpirrolidone; merupakan
antiseptik sangat kuat, berspektrum luas dan juga mampu
membunuh spora. Povidon Yodium meninggalkan warna kuning
kecoklatan bersemu ungu, namun mudah dicuci karena larut
dalam air. Povidon Yodium stabil karena tidak menguap. Tidak
merangsang kulit dan mukosa dan agak perih bila mengenai luka.
b) Klorheksidin (Contoh produk: Hibiscrub, Savlon), merupakan
21
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 24/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
PENCUCIAN LUKA
22
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 25/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
PEMBERSIHAN LUKA
PENUTUPAN LUKA
Sementara
menyembuhuntuk lukamelalui
spontan yang setelah dikondisikan tanpa
proses epitelialisasi optimal hanya dibiarkan
intervensi tindakan
penutupan luka disebut secondary healing of the wound. Sementara luka yang
terkontaminasi berat, dan setelah dilakukan pencucian dan pembersihan luka
dibiarkan terbuka dalam jangka waktu tertentu (ada penundaan) sebelum
dilakukan penutupan disebut tertiary healing of the wound.
PEMBALUTAN LUKA
PENYEMBUHAN LUKA
23
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 26/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
24
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 27/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Secara klinis, luka yang masih dalam tahap ini dapat ditemui secara nyata
cardinal signs of inflammation: kalor (hangat), rubor (kemerahan), tumor
(bengkak), dolor (nyeri).
KATA KUNCI:
EKSUDASI (3) (1) PERDARAHAN
KOAGULASI & (2) EKSTRAVASASI
HEMOSTASIS (4) DEBRIDEMENT &
25
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 28/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
dan
yangfaktor
dapat ekstrinsik. Faktor
berpengaruh dalamintrinsik adalah faktor meliputi
proses penyembuhan dari dalam diri lain:
antara penderita
usia,
status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi,
penyakit penyerta (hipertensi, DM, Arthereosclerosis) serta stress psikologis.
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar diri penderita yang dapat
berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi antara lain: pengobatan,
radiasi, infeksi.
KOMPLIKASI
SKIN GRAFTING
Yaitu tindakan memindahkan sebagian (split thickness) atau keseluruhan tebal
kulit (full thickness) dari suatu tempat ke tempat lain secara bebas, dan untuk
menjamin kehidupan jaringan tersebut bergantung pada pembuluh darah kapiler
baru di jaringan penerima (resipien). Bagian kulit yang diangkat meliputi
epidermis dan sebagian atau seluruh dermis, tergantung dari tebal kulit yang
dibutuhkan.
26
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 29/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
1. STSG
Terdiri dari epidermis dan sebagian tebal dermis. Dibagi lagi menjadi: thick
(epidermis + ¾ dermis); medium (epidermis + ½ dermis); dan thin (epidermis
+ ¼ dermis).
Keuntungan: penerimaan (take) skin graft lebih besar, dapat untuk defek yang
luas, kulit donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja, dan daerah yang
diambil dapat sembuh sendiri melalui epitelisasi.
Kerugian: cenderung mengalami kontraksi sekunder (pengerutan saat fase
maturasi penyembuhan luka), perubahan warna (hiper/hipopigmentasi),
permukaan kulit mengkilat (estetik kurang baik), diperlukan waktu
penyembuhan pada daerah donor.
Semakin tipis skin graft semakin besar kemungkinan keberhasilan
transplantasi tapi semakin banyak pula pengerutan dan perubahan warna kulit
yang terjadi.
Meshed graft permukaan skin graft yang diperluas dengan membuat irisan
teratur dan sistematis pada kulit donor dengan meregangkan kulit sehingga
kulit donor menjadi lebih luas dan tampak seperti mata jala (mesh).
Digunakan jika kulit dinor terbatas.
2. FTSG
Terdiri dari epidermis dan seluruh tebal dermis tanpa lapisan lemak
dibawahnya.
Keuntungan: kemungkinan kontraksi sekunder, perubahan warna, permukaan
mengkolat kecil dari STSG.
Kerugian: kemungkinan take lebih kecil, hanya untuk defek yang tidak terlalu
luas. FTSG terbatas di tempat seperti inguinal, supraklavikular, retroaurikular,
dan beberapa tempat lain.
FLAP
Flap/ penutup, flap kulit pemindahan jaringan kulit dan jaringan lemak
dibawahnya yang diangkat dari tempat asalnya untuk menutup suatu defek, dan
mempunyai vaskularisasi sendiri.
Berdasarkan komposisi:
- Flap kulit
- Flap fasiokutan
- Flap muskulokutan
- Atau yang mengandung tulang (flap osteokutan)
*flap yang terdiri atas dua elemen atau lebih jaringan disebut flap komposit.
Berdasarkan vaskularisasi:
- Flap acak (mengandalkan kapiler pembuluh darah kecil dermis dan subdermis)
- Flap aksial/bersumbu (mengandung arteri pemasok nutrisi di dalamnya).
Berdasarkan pola pendarahannya, flap aksial dapat digunakan sebagai flap
27
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 30/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
TISSUE ENGINEERING
Modalitas transfer jaringan secara bebas. Kerangka polimer ditambah dengan sel
punca atau stem sel atau bakal jaringan autologus, yang dirangsang dengan faktor
pertumbuhan tertentu
untuk mengganti akanjaringan
komposit menciptakan model
tubuh yang jaringan yang siap digunakan
rusak.
28
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 31/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Trauma wajah, juga dikenal dengan istilah trauma maksilofasial, adalah setiap
pencederaan fisis yang mengenai daerah wajah. Secara anatomis, daerah wajah
adalah daerah anterior dari kepala yang dibatasi oleh garis batas rambut (hairline)
di bagian anterior, kedua telinga di laterolateral, dan margo inferior mandibula.
Wajah memiliki kepentingan dibandingkan dengan daerah anatomis lain karena
wajah (1) merupakan daerah anatomis yang selalu ‘terbuka’ ( exposed), (2)
mewakili karakteristik identitas seseorang yang membedakannya dengan orang
lain, (3) memberi citra estetis/kecantikan terbesar pada penampilan keseluruhan
seseorang, (4) menyatakan ekspresi emosional seseorang melalui rangkaian
gerakan otot-otot wajah, dan (5) terdiri atas beberapa organ khusus yang memiliki
fungsi indera.
Trauma wajah dapat berupa pencederaan jaringan lunak, semisal luka, laserasi,
lebam; serta pencederaan jaringan keras (fraktur tulang-tulang wajah).
Evaluasi fisis secara garis besar dibagi 3 tahap; keseluruhannya harus dilakukan
secara cepat, cermat dan tepat. Evaluasi primer, bertujuan untuk memastikan
kondisi yang mengancam nyawa dapat disingkirkan/diatasi. Segera setelah
evaluasi primer dinilai aman, evaluasi sekunder dilaksanakan secara sistematis,
29
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 32/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
dari ujung kepala sampai ke ujung kaki ,dengan tujuan untuk menilai kondisi
tubuh keseluruhan. Setelah evaluasi sekunder diselesaikan, baru dilakukan
evaluasi daerah anatomis setempat (lokal) wajah secara lebih mendetil.
Evaluasi primer :
1. Evaluasi jalan napas apakah bebas atau ada sumbatan (oleh bekuan darah
atau debris): seringkali perlu dilakukan pengisapan (suction), intubasi
endotrakheal, bahkan krikotiroidotomi/trakeotomi. Oksigenasi pada pasien
yang tampak sesak hanya efektif bilamana jalan napas sudah dipastikan
bebas.
2. Evaluasi cedera tulang belakang servikal, setiap trauma pada kepala
terutama yang menampakkan kesan adanya deformitas dan/penurunan
kesadaran perlu diwaspadai adanya cedera tulang belakang servikal.
Sebaiknya segera dilakukan pengamanan dengan neck collar splint sampai
risiko tersebut dapat disingkirkan secara klinis (tidak ada jejas pada leher,
tidak ada kelemahan motorik/sensorik alat gerak) maupun radiologis.
3. Evaluasi kualitas pernapasan apakah ada kondisi sesak atau tidak, nilai laju
nafas permenit, kedalaman nafas, breathing effort (cuping hidung, retraksi
otot-otot nafas), dll. Pada kondisi jalan napas yang bebas, kondisi sesak
dapat diakibatkan adanya hipoksia akibat renjatan/syok atau nyeri. Berikan
cukup oksigenasi pada pasien yang tampak sesak.
4. Pengendalian sumber perdarahan aktif: saat melakukan evaluasi
perdarahan dapat dikendalikan sementara dengan manuver penekanan,
sampai memungkinkan dilakukan ligasi/elektrokauter sumber perdarahan.
5. Resusitasi cairan bilamana terjadi renjatan.
6. Nilai mutu kesadaran pasien, terjemahkan ke dalam skala kesadaran
Glasgow (GCS), atau setidaknya terangkan ke dalam skala AVPU (alert =
sadar dan waspada penuh, verbal = sadar namun tidak fokus dan masih
mampu mengikuti perintah, pain = kesadaran menurun namun masih
merespon terhadap pemberian rasa nyeri, unresponsive = kesadaran
menurun dan tidak merespon apapun). Adanya penurunan mutu kesadaran
pasien menyatakan persangkaan cedera otak traumatika.
30
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 33/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
31
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 34/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
dan tersamar pada kulit wajah. Ingatlah bahwa fungsi jahitan BUKAN
untuk menutup luka, melainkan sekedar untuk fiksasi pertautan tepi-
tepi luka. Karena itu, pada luka di daerah wajah selalu dilakukan 2 lapis
penjahitan: jahitan subkutis dengan benang yang diserap merupakan
jahitan terpenting yang akan mencengkeram kedua sisi luka, sementara
jahitan di permukaan lebih ke arah jahitan suportif. Jahitan di permukaan
tidak perlu terlalu banyak, menggunakan benang yang tidak diserap, licin
dan berukuran halus. (lihat gambar 2).
5. Pembalutan yang baik untuk penyembuhan adalah pembalutan dalam
suasana lembab (dengan kain tulle antibiotik dan kasa lembab), namun
untuk luka di dekat orifisium sebaiknya dilakukan perawatan luka terbuka
(dengan salep antibiotik)
a. Bila luka dekat orifisium dilakukan balutan tertutup, sekresi dan
cairan dari orifisium akan ikut terserap oleh balutan sehingga
balutan cepat jenuh dan rentan infeksi
6. Berikan profilaksis Tetanus
7. Antibiotik sesuai indikasi
32
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 35/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
33
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 36/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Fraktur tulang muka secara garis besar terdiri dari fraktur mandibula dan fraktur
tulang wajah 1/3 tengah. Fraktur mandibula merupakan kejadian tersering
ditemukan pada pasien-pasien dengan latar belakang trauma saat kecelakaan
bermotor. Pada keadaan di mana dijumpai fraktur mandibula, fraktur tulang wajah
1/3 tengah dan fraktur tulang frontal, maka hal demikian disebut sebagai suatu
fraktur panfasial.
Anatomi klinis
34
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 37/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
35
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 38/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Diagnosis
3a. Inspeksi
36
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 39/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Secara kasat mata, kantus medialis normal kira-kira berada dalam 1 garis
vertikal dengan tepi ala nasal. Pada beberapa penderita trauma wajah
seringkali ditemukan jarak antara kantus medialis kedua bola mata yang lebih
jauh daripada normal (telekantus) diakibatkan adanya deformitas atau edema
pada daerah pangkal hidung. Adanya kondisi ini mengisyaratkan
kemungkinan fraktur kompleks naso-orbito-etmoidalis (NOE).
Umumnya lengkung dan tonjolan pipi (malar iminensia) sulit dievaluasi pada
saat akut karena tersamar edema. Tetapi pemeriksaan ini dibutuhkan untuk
mengevaluasi fraktur kompleks zigoma-maksila (ZMC). Pemeriksa
melakukan pengamatan dalam proyeksi sumbu mento-oksipital kepala
penderita. Adanya kesan rata atau pun depresi dari malar iminensia salah satu
sisi mengisyaratkan adanya fraktur kompleks zigoma-maksila.
37
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 40/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
cedera intraokuli,
dalam posisi makaatau
berbaring pemeriksaan tidak perlu
duduk. Pemeriksaan dilakukan.
dilakukan Penderita
dengan keduaboleh
mata
terbuka, kemudian pemeriksa meletakkan obyek (misalnya: jari pemeriksa)
pada titik baca (+ 20cm di depan) penderita yang diperiksa, kemudian
penderita diminta untuk memberitahu pemeriksa apakah obyek yang
dilihatnya jelas tegas atau rangkap. Jangan rancu antara pemeriksaan klinis
diplopia dengan pemeriksaan visus yang mengharuskan salah satu mata
ditutup, meskipun kedua pemeriksaan tersebut seringkali dikerjakan secara
simultan.
Pada fraktur tulang wajah, hambatan pergerakan bola mata terjadi karena
adanya penjepitan otot rektus inferior oleh serpihan fragmen fraktur dasar
rongga orbita. Sebagai akibatnya, bola mata yang terlibat tidak akan bebas
bergerak ke superior akibat tertahan otot rektus inferior yang terperangkap.
Setiap penderita
diwaspadai yang mengalami
kemungkinan diplopia
otot rektus inferiorsaat
salahmelihat ke arah
satu mata atas,
terjepit harus
serpihan
fragmen fraktur dasar rongga orbita.
Dengan pemeriksaan ini, evaluasi gerakan bola mata dapat pula dilakukan
pada penderita dengan kesadaran menurun. Caranya, bola mata penderita
terlebih dahulu diteteskan Pantocaine, kemudian dengan menggunakan pinset
38
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 41/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
kecil yang ujungnya dilapisi kapas halus bola mata dijepit dan ditarik
perlahan.
39
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 42/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
40
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 43/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Gambar 10. Foto polos kepala posisi Waters terbalik (reversed Waters)
dikerjakan bilamana keadaan umum pasien tidak kooperatif untuk posisi
telungkup, misalnya pada pasien dengan kesadaran menurun.
41
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 44/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Gambar 11. Pemetaan struktur wajah pada foto radiologis posisi Waters atau
Waters terbalik.
kepada
kondilariskecurigaan
mandibula fraktur di angulus atau prosesus
Foto sendi temporomandibular (foto TMJ)
42
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 45/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Penatalaksanaan
4. Dalam rekonstruksi fraktur tulang wajah, yang pertama kali dilakukan
adalah mengembalikan fungsi oklusi gigi-geligi.
a. Mengembalikan kesejajaran gigi-geligi sesuai lengkung rahang
dengan menggunakan fiksasi antargigi (interdental wiring, IDW)
dan arc-bar. Keuntungan tambahan dari fiksasi ini adalah
mencegah distraksi fragmen-fragmen tulang, sehingga
memudahkan reduksi/reposisi fraktur.
b. Mengembalikan posisi oklusi yang baik antara gigi-geligi rahang
atas dan bawah menggunakan fiksasi maksilomandibular
(maxillomandibular fixation, MMF). Biasanya dipakai karet
(rubbering) sebagai fiksasi sementara sampai tercapai oklusi yang
nyaman dirasakan pasien, kemudian diganti menggunakan kawat
titanium (maxillomandibular wiring, MMW; dahulu disebut
intermaxillary wiring, IMW).
c. IMW dilepas setelah terjadi penulangan yang dapat dibuktikan
secara radiologis (radiolographica l union) kira-kira minggu ke-3
pascafiksasi, IDW dan arc-bar dilepas seminggu kemudian.
5. Ada beberapa insisi untuk jalan masuk mencapai fragmen fraktur,
misalnya insisi infrasiliar untuk rima inferior orbita, dan insisi intraoral
43
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 46/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
untuk mandibula dan daerah inferior maksila. Khusus untuk insisi pada
wajah, akan lebih baik jika memanfaatkan bekas perlukaan sebelumnya
yang dekat dengan posisi fraktur, sehingga tidak menambah perlukaan dan
mengurangi morbiditas.
6. Reduksi/reposisi fragmen fraktur seanatomis mungkin, kemudian fiksasi
menggunakan miniplating atau kawat titanium antarfragmen
(interfragmentary wiring, IFW). Pada kasus fraktur di beberapa lokasi,
prinsip urutan tindakan adalah “bottom-up” dengan urutan pertama selalu
fiksasi maksilomandibular, diikuti berturut-turut mandibula – maksila
inferior – zigoma - maksila superior / rima orbita – frontal (bila ada)
7. Pada fraktur dasar rongga orbita, rekonstruksi harus menjamin keutuhan
dasar rongga orbita untuk mencegah enoftalmos. Rekonstruksi dapat
berupa tandur tulang (bone grafting) pada dasar orbita, penyisipan fasia
untuk melapisi dasar orbita, atau menggunakan jala titanium (titanium
mesh)
8. Sebelum menutup luka operasi, lakukan irigasi dengan campuran larutan
fisiologis dan antibiotik/antiseptik. Penutupan luka harus dilakukan lapis
demi lapis, terutama mencegah adanya ruang rugi (dead space) dan
mengembalikan keutuhan anatomis otot. Insisi intraoral ditutup dengan
benang diserap.
9. Pascaoperasi:
a. Setiap luka yang dekat dengan orifisium (mata, lubang hidung,
mulut, telinga) sebaiknya dirawat terbuka dengan salep antibiotik
karena bila dilakukan balutan maka cairan sekresi dari orifisium
akan mencemari balutan dan balutan cepat jenuh.
b. Analgetika dan antibiotika.
c. Segera setelah operasi, dilakukan evaluasi radiologis sesuai
proyeksi yang sama dengan evaluasi praoperatif.
d. Penderita dengan fiksasi maksilomandibular disarankan untuk
mengurangi bicara, tertawa, mengunyah sehingga harus menjalani
program diet cair selama 3 minggu.
e. Higiene rongga mulut tetap dilanjutkan: instruksi menyikat gigi
dan berkumur dengan antiseptik.
f. Luka pada wajah jangan terkena air selama 5 hari, pada hari ke-5
jahitan pada wajah dapat dilepaskan.
g. IMW dilepas setelah minggu ke-3 (radiolographical union), IDW
44
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 47/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
A. LUKA
Fase inflamasi
Fase proliferasi terdiri :
– Fibroplasia
– Granulasi
– Contraction
– Ephitelisasi
Remodeling fase
Luka Tertutup :
Luka terbuka
Primer proses
– Luka bersih, infeksi tepi-tepi luka dijahit baik. Lama proses 6-
10 hari
Secunder proses
– Luka terbuka terisi jaringan granulasi epitelisasi dari tepi-
tepi luka granulasi di tutup oleh epitel remodeling. Lama
proses > 14 hari , tergantung perawatan luka
Management luka
A. Luka bersih
wound toilet jahit penyembuhan primer.
Yg penting menjaga luka tetap bersih dan memberikan crim
antibiotik atau anti septik
B. Luka kotor
1) Primer healing syarat luka dgn tepi2 yg dpt dirapatkan/jahit dgn tension
yg optimal
Tehnik : debridement (irigasi, necrotomy, antiseptik), yakin bersih jahit
45
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 48/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Tumor ureter
– USG
–
Tumor buli-buli
– BNO-IVP
–
Tumor prostat
– Histo Patology
–
Tumor penis
– • Tumor Ginjal
Tumor urethrae
– Dibagi atas :
• Tumor2 tsb diatas bisa jina k Parenkhim ginjal
–
46
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 49/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
47
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 50/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Etiology: prevesika
D : Invasi organ sekitar
Rangsang kronis pd mucosa
buli-buli spt: ISK kronis, batu, D1 : Metastase lymphonodi
cateter menetap dgn pemakaian yg D2 : Metastase hematogen
lama
Penunjang : IVP, CT Scan, atau MRI
Gambaran Klinis
- Painless hematuria Therapi :
- Hematuria kambuhan
- Kadang-kadang ada tanda iritasi – Resecsi tumor
buli-buli – Khemoterapi intravesical dgn
doksorubi, mitomisin C
48
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 51/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
neoblader
Karsinoma Prostat
•
Etiology :
• • Pengobatan:
Predisposisi genetik
– • Stad A-B: Total
Hormonal
– Prostatektomi + obseruasi
Factor dietetik
– (OLD patient)
Stadium B : Invasi pd
–
resistent
vesikaseminalis, blader Seminoma radio
–
49
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 52/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Tumor Testis
•
Hormonal
Stadium (Boden – Gibb): •
stadium
Penanda tumor :
A : terbatas pd testis feto protein
–
5 cm karsinoma
– •
B3 lymp node, ø > 10 USG dpt digunakan utk
cm menentukan lesi intra atau
• C : metastase extra kapsuler
hematogen supra diafnagma;
• Tumor Penis
• Tipe : – Karsinoma sel skuamous (ini
Karsinoma sel basal
– yg terbanyak)
Melanoma
– • Predisposisi iritasi kronik
akibat higiene penis yg jelek
50
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 53/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
•
Tumor Uretrae
• Sangat jarang, atau hampir hematuria. Pada
tidak pernah dijumpi umumnya hanya rasa ada
• Tipe umumnya skaumous sel masa
carcinoma • Dx dengan citology urethral
• Gejala pada spot discharge
bleding, fresh blood
51
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 54/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
- Infeksi
• Gejala
Beberapa gejala yg punya hubungan erat dg emergency saluran kemih
adalah :
- Tidak bisa kencing
- Tidak ada air kencing
- Kencing berdarah (Gros Hematuria)
Prinsip penanganan pada kegawatan tractus urinarius adalah :
- Obstruksi diversi urin
- Anuria haemodialisa
- Gross hematuria tranfusi dan
atasi perdarahan
atasi syok bila ada
52
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 55/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
(dingin)
Paresthesia Cervicalpenanganan
vascular injuri :
Paralisis Leher secara umum dibagi atas 3
2. Tanada Samar (Soft Sign) : anatomi
Ada trauma dekat lokasi area yaitu :
pembuluh darah besar (1- a. Zone I thoracic outlet,
5 cm) daerah ini mulai dari
Ada riwayat perdarahan sternal noich ke cricoid
tipe arterial (pulsatil) cartilage
Pulsasi dibagian distal yg b. Zone 2 mulai dari
cricoid ke sudut
Hematoma non pulsatil mandibula
53
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 56/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
c. Zone 3 mulai dari tepi acut abdomen, tetapi dapat pula
atas sudut mandibula hanya menyebabkan hematoma
sampai ke basis kepala. dan tanda acut abdomen tak
Abdominal vascular injuri : begitu jelas
Sering terjadi pd kasus trauma Trauma vascular pd extremitas :
abdomen umumnya trauma Umumnya disertai fractur atau
penyebab adalah trauma tumpul dislokasi
Secara anatomi surgery maka Bisa terjadi ischemia distal dari
cavum abdomen dibagi atas 3 trauma, dan bisa diikuti dgn
zone yaitu : necrosis dan berakhir dgn
a) Zone I (Uper Central Portion) amputasi
Tdpt : aorta, v.cana, A/V renalis, Dislokasi pd sendi genu bisa
v.porta, pannkreas, doudenum diikuti dgn trauma pd a.poplitea
b) Zone II (Right & Left Flanks = Pemeriksaan arteriografi sangat
Lateral Portion) mendukung diagnosa dan
Tdpt : ginjal, ureter, mesocolon kemungkinan komlikasi trauma
c) Zone III(Lower Retro vaskuler pd extremitas
Peritoneum) Score yg dapat membantu perlu /
tdpt : rectum, v.urinaria, ureter, tidaknya diamputasi extremitas
a.iliaca dan vena) dengan : mangled extremity
Perdarahan pd abdomen bisa severity score (mess) yaitu :
sangat masive dan menyebabkan
Diagnosis Point
1. Skeletal/soft tissue injuri
a). Low energy (simple fract) 1
b). Medium energy (open / 2
multiple fracture)
c). High energy / shotgun 3
Rush injuri)
2. Limb ischemia
a. Pulse , perfusi (v) 1
b. Pulseles,paresthesia 2
c. Dingin, sensasi (-),paralisa 3
! “ Pa da score ini har us dikalik an 2 bila ischemia > 6 jam”
3. Shock
a. Tensi sistole selalu > 90 0
b.
c. Hypotensi
Hypotensi ringan/sesaat
yg menetap 1
2
4. Usia
a. < 30 th 0
b. 30 – 50 th 1
c. > 50 th 2
“Bila didapat score yg lebih dari 7 disarankan
untuk amputasi”
54
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 57/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Trauma adalah tanda paksa yang terjadi !!! Yang paling ditakuti akibat trauma
pada tubuh tumpul adalah: PERDARAHAN
Penyebab / Tipe Trauma Hypovolemik shock + (mati)
I Trauma tumpul :Langsung; Tidak Selain itu juga Trauma Tumpul dapat
langsung menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan
II Trauma Tajam: Tusuk; Robek; Sayat dapat berakibat : NEOROGENIK
/ excoreasi SHOCK
III Trauma Penetrasi tembak
(sclopectorium) II. TRAUMA TAJAM
IV Trauma thermal panas, api, Efek Biomekanik luka/robekan !
dingin, electrik, kimia,radiasi Putusnya kontinuitas jaringan, dapat
menyebabkan:
I. TRAUMA TUMPUL (1)Robekan Luka pd organ
Trauma tumpul biomekanik : perdarahan, infeksi/sepsis akibat
tekana n. Efek yg timbul adalah akibat soiling cairan (spt urine, empedu,
tenaga tekanan / benturan : faeces)
(1)Pada Permukaan Dpt (2)Amputasi hilangnya satu/sebagian
menyebabkan : Hematoma (pecahnya organ
pembuluh2 darah perifer ditempat (3)De-Gloving ini pd kulit yg bisa
benturan, luasnya
besar/kecilnya alattergantung
penyebab hilang satu regio
yg menutupi & tsb.
organ semua lapisan kulit,
benturan/tekanan)
(2)Didalam Yang terjadi adalah : III. TAUMA PENETRASI =
Ruptur/pecah bila mengenai Sclopecturium
organ2 yg solid & lunak spt : Akibat luka tembak, efectnya akibat
hepar, lien, otot, pembuluh2 darah dari :
besar, paru2, jantung, dll. (1)Peluru luka tembus
Fracture/patah mengenai tulang (2)Kecepatan peluru berat ringan
Perforasi/robekan organ yg luka dan dalamnya luka
berbentuk rongga spt :usus, vesica (3)Efekt panas
velea, vesica urinaria, gaster.
55
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 58/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
BEDAH ANAK I
56
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 59/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
adduksi,shg bagian onterior telapak kaki terbatasnya gerak pasive Abduksi dari
deviasi ke medial,tetapi bagian posterior sendi panggul.
telapak kaki tetap normal 2. CDH (Conggenital Dislokasi of
7. Tali pes equino varus, merupakan Thehip)
kelainan yg paling sering pd telapk kaki. Dislokasi pd sendi coxae
Pada keadaan ini didapat bentuk kaki : penyebabnya tidak begitu jelas, yg
Fore foot adduksi dan supinasi, pastiini merupakan kombinasi genetik
heel mengalami varus, terdapat tibial dan environment.Terjadi kelainan
torsi interna dan ankle joint equinus dimana acetabulum lebih datar dan
varus, penanganannya konservatif dan didapat caput femur keluar dari caput
operatif sendi bisa di posterior / lateral dan
8. Talipes calcaneovalgus, bisa terjadi uranial
pd satu atau kedua kaki, gambaran yg ada tanda yg dipakai untuk
didapat adalah: kaki dorsoflexi dan pemeriksaan CDH yaitu:
everted Trendelenberg sign:
9. Conggenital plantak flexi (vertikal) Pd sisi berdiri dilihat dari
talus. belakang tungkai yg sendinya sakit
Hal ini terjadi akibat rigiditas yg diangkat maka pd yg sehat pelvisnya
extreme pd talus dlm posisi equinus dan lebih rendah
bagian depan kaki (fore foot) dorso flexi Pada Tangan :
dan everted (telapak kaki menjadi datar / 1. Triger Thumb ibu jari
konvex) dalam posisi flexi inter
Pada Tulang Panjang phalangeal joint akibat
Pseudo artrosis tibia stenosis dari fibrous
tulang tibia sangat sheath flexor policis
melengkung(angulasi), longus tendon
umumnya berhubungan 2. Poly dactily
dgn kelainan 3. Syndactily
neurofibromatosis Pada Ante brachii
Hypoplasia, tidak 1. Club Hand (Hypoplasia
terbentuk Radius)
Pada Lutut (Knee = Genu) Jarang terjadi, gambarannya
Hyper extensi lutut (Genu terjadi radial deviasi pd antebrachii
Recurvatum), terjadi Beberapa Kelainan Congenital
anterior dislokasi dari Localized
lutut, kelainan ini jarang, High Scapula (Sprengel
dan umumnya
hubungan dgn ada Deformity)
Spina Bifida
arthrogryposis Scoliosis Congenital ini
Dislokasi patela, terjadi terjadi akibat adanya
akibat adanya hypoplastic kegagalan 1 ½ corpus
dari patela vertebrae terbentuk (hemi
Pada Panggul (Hip= Coxae) vertebrae) dan terjadi
1. Coxa vara, kelainan ini akibat adanya lateral Curvature spine
defek proses osifikasi dari leher caput Muscular torticolis (Wry
femur. Secara klinis didapat : extrimitas Neck)
bawah lebih pendek dari yang N, B. Kelainan Konggenital General
57
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 60/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
58
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 61/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Klasifikasi : meisner
Etiologi kolon (-) (3-7 %),
1. AE + fistula trakeo : Genetik
esofageal distal (85%) iskemik intestinal intrauterin
2. AE + fistula migrasi neuroblas yg terputus
proksimal Klasifikasi :
3. AE + tanpa fistula (1)Segmen pendek 80 %: Aganglion
4. Fistula trakeo kanalis anal, rektum, sigmoid
esofagus tanpa atresia (2)Segmen sangat pendek:
Patofisiologi : Aganglion diatas kolon sigmoid
1. Fistula distal (3)Segmen panjang: Aganglion
2. Gangguan menelan diatas kolon sigmoid
3. Aspirasi saliva
59
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 62/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
60
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 63/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
61
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 64/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
62
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 65/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Gambaran USG
63
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 66/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
CHOLESYSTITIS AKUT
Patogenesis Laboratorium
64
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 67/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Diagnosis Banding
• Komplikasi
• Gangrene
• Cholecystoenteric Fistula
• Gallstone Ileus
• Emphysematous cholecystitis
65
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 68/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Terapi
Ditemukan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. Insidensi : 1 dalam 5000
kelahiran hidup. 80 % laki-laki. Berhubungan dengan pola penurunan kromosom
10 pd beberapa pasien; RET- protooncogene; Autosomal dominan pada kasus
dengan segmen usus yang total aganglionic.. Sering ditemukan pada Down
syndrome.
Aganglionik segmen terbatas pada reltum dan kolon sigmoid pada 75% pasien.
Dapat berlanjut ke arah proksimalnya pada 15-20% kasus. Mengenai seluruh
kolon dan segmen ileum pada 8% kasus (namun sangat jarang). Pada kasus yang
ekstrim dapat ditemuak segmen aganglionik pada keseluruhan traktus
gastrointestinal.
Defek primernya adalah tidak ditemukannya sel ganglion intramural pada lapisan
submucosal dan pleksus myenteric sebagai akibat adanya defek pada saat
terjadinya migrasi dari prekusor sel ganglion di neural crest sampai usus. Tidak
hanya mempengaruhi neuron kolinergik tapi juga non-adrenergik dan non
kolinergik yang menggunaka nitrit-oxida sebagai substansi kimianya.
Tidak adanya inervasi parasimpatis menyebabkan tidak adanya gerakan peristaltik
usus sehingga terjadilah konstipasi. Segmen kolon proximalnya menjadi hipertrofi
66
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 69/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Diagnosis Klinis
Hanya 15% yang terdiagnosis pada bulan pertama kehidupan, 2/3 kasus
terdiagnosis pada 3 bulan pertama kehidupan. Pada kasus ang ditemukan di usia
yang lebih tua (5 tahun) biasanya bertipe ultra- short segment disease.
Gejala awal adalah kegagalan mengeluarkan meconium dalam 48 jam pertam
kehidupan, malas menetek, muntah hijau, distensi abdomen, keadaan umum yang
jelek. Kadang terjadi misdiagnosis dengan obstruksi pada mekonium ileus dan
atresia ileus.
BAB cair ynag menyemprot, adanya dan distensi yang hebat menandakan adanya
sudah terjadi enterocolitis.
67
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 70/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Enterocolitis jarang terjadi (10%) pada bulan pertama kehidupan tapi frekuensinya
meningkat sampai 33% pada bulan kedua dan ketiga. Diare merupakan gejala
pada stadium yang sudah lanjut.
Pada RT adanya faeces yang menyemprot dan kanal recti teraba lebih sempit
dengan tonus yang meningkat. Distensi abdomen tanpa sebab lain. Barium enema
akan menunjukkan adanya segmen yang menyempit dengan segmen usus
proksimalnya yang berdilatasi. Adanya retensi barium selama 24- 48 jam. Biopsi
rektal adalah Gold Standar
Komplikasi
Perforasi intestinal perforation (umumnya di appendik); enterocolitis; Gizi buruk,
gagal tumbuh, dan anemia. Intoksikasi air sebagai akibat penggunaan enema
dengan air. Seharusnya digunakan normal saline; dehidrasi
Pembedahan
- Swenson - proctolectomy
- Duhamel -- pull-through (tarik terobos) posterior dengan anastomose side to
side pada rektum yang agangolionic
- Soave -- pull ganglionated bowel through sleeve of rectum
68
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 71/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Komplikasi Post-operasi
C. GASTROSCHISIS
69
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 72/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Definisi
(1)Deformitas yang disebabkan kegagalan penutupan sekunder (involusi) dari
vena umbilikalis sehingga menyebabkan terbentuknya defek pada dinding
abdomen di sebelah kanantali pusat. (2)Herniasi dari usus halus dan usus
besar. (3)Usus halus terburai keluar berada dalam cairan amnion, menebal,
dan edem.
70
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 73/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
71
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 74/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Bowel or intestine
• small intestine, which has three parts:
• duodenum
• jejunum
• ileum
• large intestine, which has three parts:
• cecum (the vermiform appendix is attached to the cecum).
• colon (ascending colon, transverse colon, descending colon
and sigmoid flexure)
• rectum
• anus
• –
tempat
bibiryg paling sering
bawah •• erthroplakia
suara serak yg tdk pernah
– batas lateral lidah sembuh
– mukusa bukal • bila sdh lanjut
– penyebab – nyeri bila menggerakkan
• paparan tembakau rahang
• iritasi kronis bahan – dysphagia
kimia – indurasi
• paparan sinar uv – pd – nyeri di lidah saat
bibir mengunyah
• Epidemiologi • penegakkan diagnosis
jarang ditemukan (5% dari • anamnesis dan pemeriksaan
semua kasus tumor) tp memiliki fisik.
morbiditas& mortalitas yg • pemeriksaan tambahan: ct atau
tinggi. terbanyak menyerang mri
pria diatas 40 thn • biopsi dr lesi/sitologi
• faktor resiko: merokok, • tes toluidine – zat warna diserap
penggunaan tembakau oral, oleh sel tumor
alkohol, pekerjaan yg terpapar • penatalaksanaan
bahan kimia, virus (human • chemotherapy
papilloma virus) • radiasi
• patofisiologi • bedah
• squamous cell carcinoma terapi berdasarkan usia, stadium
• berawal dr ulkus yg tdk nyeri tumor dan kondisi umum pasien
atau lesi dgn batas ireguler • terapi bedah
• lesi berawal di mukosa dan dpt • pada stadium lanjut
menjalar ke lidah, orofaring, • radical neck dissection
mandibula dan maksila . – pengangkatan limfonodi yg
• lesi yg tdk sembuh dalam satu terlibat
minggu stlh perawatan hrs – membutuhkan tracheostomy
dipikirkan ke arah malignansi. dpt permanen atau
• manifestasi sementara
• leukoplakia —”smoker’s – DRAIN JP
patch”/bercak keputihan
72
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 75/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Tracheostomy
• Perawatan Post-Op
• Monitor jalan nafas
• Monitor perdarahan
• Asupan nutrisi
– Parenteral
– NGT
• Perawatan tracheostomy
• Psikososial
• Managemen nyeri
“Tumor Esofagus”
• Lebih jarang ditemukan tapi mempunyai tingkat mortalitas yang tinggi dan
biasanya terlambat didiagnosis
• Faktor resiko terpenting: barrett’s esophagus: suatu perubahan abnormal
(metaplasia) pd sel2 bagian bawah esofagus karena paparan kronis asam
lambung yg mengalami refluk
“Barret esofagus”
• Etiologi
73
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 76/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Patofisiologi
• Squamous cell carcinoma
– Plg banyak mengenai bagian tengah atau distal esofagus.
– Lebih banyak terjadi pd ras negro dibanding kaukasia
– Faktor resiko: merokok dan penggunaan alkohol kronis
• Adenocarcinoma
– Lebih bnyk menyerang bagian distal esofagus
– Lebih sering pada ras negro
– Berhubungan erat dgn barret’s esofagus, komplikasi dari GERD
kronis dan achalasia
• Manifestasi
• Biasanya sdh lanjut • Albumin serum : menemukan
– Disfagia progresif malnutrisi
– Nyeri daerah esofagus • Fungsi hepar : meningkat bila
– Nyeri telan tjd metastase hepar
– Suara serak
– Bb turun Stadium TNM
– Regurgitasi isi esofagus 0 TisN0M0
– Penegakkan diagnosis I T1N0M0
• Barium swallow dgn II T2/3N0M0
fluoroscopy
mengidentifikasi : adanya utk III T3/4N1M0
IV TsemuaNsemuaM1
mukosa yg iregular atau • TNM classification: Tis =
lumen yang menyempit carcinoma in situ; T1 = lamina
• Endoscopy : visualisasi propria or submucosa; T2 =
langsung dari tumor dan muscularis propria; T3 =
biopsi bronchoscopy adventitia; T4 = adjacent
• CT dan MRI: utk mengetahui structures.
adanya metastase • N0 = none; N1 = present.
• Darah lengkap: identifikasi • M0 = none; M1 = present.
anemia
74
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 77/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
resect
- modalitas terapi
o esophagogastrostomy
- bedah
reseksi esophagus ke gaster
- kemoterapi
esophagoenterostomy
- radiasi
reseksi esophagus ke colon
- bergantung pd stadium tumor,
dilatasi esophagus
kondisi pasien dan pilihan terapi
- parenteral nutrisi
1. stadium awal: reseksi dari
- managemen nyeri
bagian yg terkena dgn
anastomosis ke gaster; perawatan post-op
disertai kemo dan radiasi
sblm pembedahan - NGT-drainase darah 8 - 12 jam
2. stadium lanjut: bersifat smp warna berbah hijau jernih
paliatif dpt berupa - jgn mereposisi NGT
pembedahan, radiasi dan - jalan nafas
kemoterapi utk - posisikan semi-fowler’s
mengendalikan nyeri dan
disfagia
“Tumor Gaster”
75
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 78/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
76
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 79/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
77
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 80/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
“Tumor duodenum”
“Adenocarcinoma duodenal”
78
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 81/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
79
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 82/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
80
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 83/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Tanda da n Gejala
tumbuh lambat dan membutuhkan daan dilakukan
sigmoidoscopy setiap 5 thn.flexible
waktu lama smp dpt menimbulkan bebrapa sumber merekomendasi
simptom. colonoscopy setiap 10 thn selain
simptom bergantung pd lokasi, tipe, sigmoidoscopy.
ukuran dan komplikasi. pd pasien resiko tinggi (riwayat
diameter dari kolon dekstra lebih ulcerative colitis) colonoscopy
besar, dinding lebih tipis dan isi dilakukan 3 thn sekali.
msh berupa cairan, shg gejala diagnosis
obstruksi merupakan tanda yg pasien dgn tes fob positif perlu
ditemukan bila stadium sdh lanjut. dilakukan colonoscopy, demikian
81
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 84/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
82
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 85/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
83
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 86/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
3. Assessment
• Anamnesis • posterior – log roll
Anamnesis saksi mata 2. Askultasi - +/- ileus/bruits
– trauma tumpul 3. Perkusi - +/- peritonitis
• kecepatan 4. Palpasi superficial,
• titik yg terkena fenomena rebound
• alat pengaman 5. Evaluasi pd luka tembus
• posisi 6. +/- explorasi luka tusuk
– trauma tembus/penetrasi 7. Periksa stabilitas pelvis
• senjata 8. Pemeriksaan penile,
• jarak perineal dan rektal.
• Pemeriksaan fisik 9. Pemeriksaan vaginal .
1. Inspeksi 10. Pemeriksaan gluteal.
• anterior • Intubasi
4. Tatalaksana
Managemen trauma : a-b-c – gastric tube
Abdominal tap dan - 16 fr atau lbh besar
abdominal lavage - dekompresi usus
Supportif: (iv, ngt, dc, o2) – catheter urin
Antibiotik - monitor urin output
Analgetik - dekompresi buli
Laparatomy - darah pd meatus,
Konservatif scrotal hematoma
Supportif
84
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 87/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
6. Komplikasi
Selalu anggap sbg multiple - fungsi cardiovascular
injury. - fungsi respiratorik
• Perdarahan - fungsi renal
• Syok hemoragis Manifestasi klinis:
• Peritonitis - peningkatan lingkar abd
• Kematian dan tegangnya dinding abd.
• Abdominal compartment - oliguria ( urine output)
syndrome (acs) - cvp dan svr
peningkatan tekanan intra- - co
abdominal mengganggu:
Trauma lain yg
dgn kerusakan berhubungan
organ erat
intra abdomen: Sejarah
Colon repair br dilakukan stlh pd i
Skeletal 53%, Facial 33%, 1943 – colostomy pertama dilakukan
Neurologic 32%, Thoracic 10% 1950’s –kemajuan dalam ‘trauma
Mekanisme tr auma care’
Mekanisme yg dpt menyebabkan 1979 – stone dan fabian – melakukan
perforasi organ beronggga akibat penelitian mengenai safety dan
trauma tumpul adl: efficacy repair primer pd pasien
Tekanan yg tjd ant vertebra dan tertentu utk pertama kali
dinding abdomen anterior 1980’s – skrg – penelitian ttg repair
Robekan tangensial pd suatu titik primer
tertentu sepanjang us Penegakkan diagnosis:
Peningkatan tekanan intraluminal yg Pemeriksaan fisik
tiba2. • Tanda peritoneal
Kontusio dpt menyebabkan 16% • Rectal toucher – darah adl tanda
usus halus mengalami perforasi dan sensitif
12% kolon mengalami perforasi. • Dialisis peritoneal lavage
Bila lgs teridentifikasi lewat X-ray, ct
laparatomy segmen usus halus yg
perlu dieksisi berkurang 86-60% dan Faktor resiko dilakukan repair
pada kolon 73-27% dibanding bila primer
pasien dirawat secara konservatif Penundaan terapi (>12 jam)
dulu. Prolonged shock
85
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 88/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
86
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 89/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Anastomosis
Kesimpulan
H. PERITONITIS
• Definisi • Pembagian
Proses peradangan pada peritonium Menurut peradangannya:
baik peritonium viscerale maupun – Lokal: peradangan msh terlokalisir.
parietale – Difusa: peradangan sdh menyebar.
Terdapat suatu gejala yang disebut
Ada tidaknya bakteri yg terlibat :
peritonism, yaitu akibat rangsangan
peritonium tanpa adanya proses septik dan aseptik
radang, misalnya perdarhan intra Menurut perjalanannya: primer dan
abdominal sekunder
87
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 90/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
88
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 91/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
89
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 92/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
90
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 93/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Tantangan tersendiri utk ahli bedah dan dokter umum. Penyebab utama
dilakukannya bedah emergensi. Gejala klinik sgt bervariasi . Dpt merupakan
episode eksaserbasi akut dari suatu masalah yg kronis seperti pankreatitis kronis,
insufisiensi vascular
Definisi
• abdomen akut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
kondisi yang membutuhkan intervensi pembedahan secepatnya
91
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 94/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
penegakkan diagnosis
Anamnesis
(i) Onset Nyeri nyeri dgn onset a. Obstruksi usus progresif yg
mendadak yg dpt membangunkan pasien disebabkan tumor atau ibs
dari tidurnya. perforasi atau strangulasi b. Ileus paralitik
usus; nyeri onset lambat inflamasi c. Post operasi abdomen
peritonium visceral; proses yg d. Hernia inguinal yg mengalami
melibatkan pbentukan abses; kolik atau obstruksi
kram; kolik bilier, kolik ureter atau kolik (iv) gejala yang menyertai
intestinal Diarea
(ii) perjalanan nyeri. berkembang dari Diare dgn nyeri biasa dijumpai.
nyeri tumpul yang mempunyai karakter Hati-hati dgn keadaan ini:
sulit dilokalisir menjadi: nyeri tajam, a. Obstruksi richter's hernia
konstan & lebih dapat dilokalisir b. Ileus batu empedu
menunjukkan keterlibatan peritonium c. Superior mesenteric vascular
parietal occlusion
(iii) gejala yang menyertai konstipasi, d. Obstruksi usus krn abses pelvis
bisa disebabkan oleh:
PENGGUNAAN OBAT2AN
• Kortikosteroid
• Antikoagulan – dpt menyebabkan terbentuknya hematoma intramural yg
menyebabkan obstruksi usus
92
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 95/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
93
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 96/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
ruptur AAA atau KET dapat Demam Sgt Tinggi Disertai Letargi
menyebabkan: Pallor; Hypotension; Dan Keadaan Pre-Syok Septik
Tachycardia; Tachypnea Peritonitis; Acute cholangitis;
Demam yg tdk terlalu tinggi Pyonephrosis
ditemukan pd: Appendicitis; Acute pemeriksaan sistemik sistem
cholecystitis kardiopulmoner teliti adanya:
Demam tinggi ditemukan pd: myocard infark; pneumonia basal;
Salpingitis; Abscess efusi pleura
pemeriksaan abdomen :
- obstruksi usus
Terlihatnya gerakan peristaltik a. acute appendicitis
b. acute salpingitis pada
ditemukan pd pasien yg sgt wanita
kurus atau malnutrisi (dgn c. amoebiasis pada
obstruksi) caecum
• benjolan yg sulit dilokalisir:
Pemeriksaan sistemik
obstruksi usus
Erythema atau perubahan warna mesenteric ischemia
acute pancreatitis
a. Peri-umbilical - cullen • benjolan :
sign a. perinephric abscess
b. Inguinal – fox sign b. retrocaecal appendicitis
c. Flanks - grey turner • rovsing’s sign pada acute
sign appendicitis
terlihat pd hemorrhagic pancreatitis • obturator sign pada pelvic
atau semua penyebab terjadinya appendicitis
haemoperitoneum • psoas sign
• adanya massa yg terlihat - retrocaecal appendicitis
• adanya dorongan krn reflek - crohn’s disease
batuk yg terlihat pd daerah - perinephric abscess
hernia • murphy's sign pada acute
• pemeriksaan fisik cholecystitis
• nyeri spt dipukul2 pada costae
palpasi
bawah menandakan adanya
• lakukan dgn hati2 inflamasi pada:
• dimulai dari daerah yg jauh dari -diafragma
titik nyeri lalu perlahan2 -hepar atau lien
mendekati titik nyeri massa abdominal berdenyut dgn
• cek adanya hernia
hipotensi menandakan adanya aaa
• massa
hiperestesia kutaneus menandakan
• fenomena rebound
• spasme otot involunter selama keterlibatan peritoneum parietal
palpasi pemeriksaan per rectal :
94
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 97/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
- nyeri - perdarahan
- indurasi - discharge
- massa (blummer’s shelf) - nyeri pada gerakan cervic
- darah - massa adneksa
• pemeriksaan fisik - ukuran dan kontur uterus
pemeriksaan per vaginal :
Laboratorium
• Darah rutin
• C-reactive protein
• Electrolyte ,blood urea , creatinine
• Urine dipstick
• Amylase atau lipase
• Liver function test
Radiologi
• ABC
• Analgetik?
• Antibiotik ?
• Suportif
• Pembedahan
• Konservatif
Hernia:
1. Adanya riwayat benjolan dapat hilang timbul pada posisi berdiri dan berbaring
(reponibilis)
2. Benjolan tidak dapat masuk ruang disertai gejala obstruksi = Inkarserata
3. Bila ada gejala gangguan vaskularisasi = Strangulata
95
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 98/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
-labia
sampai scrotum/
mayora -masuk scrotum
(-)/jarang -kekescrotum
fossa ovalis, tdk
or labia
mayora
1. Ziemen test : Penderita dalam keadaan berdiri atau telentang bila kantong
hernia berisi. Kita masukkan dalam cavum peritonei , memeriksa bagian
kanan dengan tangan kanan dan sebaliknya
Dengan jari 2 tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus internus (1,5 cm
diatas pertengahan SIAS-TV-tuberculum pubicum)
2. Finger test : Dengan menggunakan jari telunjuk atau kelingking scrotum
di invaginasi menyelusuri annulus externus sampai dapat mencapai canalis
inguinalis kemudian penderita disuruh mengejan atau batuk
- Bilamana ada dorongan atau tekanan pada ujung jari maka penderita
tersebut didapatkan H.I.L
- Bilamana dorongan atau tekanan timbul dari sisi lateral jari H.I.M
96
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 99/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
3. Thumb tests : Posisi penderita tidur terlentang atau berdiri setelah
benjolan dimasukkan ke dalam rongga perut
- Ibu jari kita tekan kan pada annulus internus penderita, disuruh mengejan
atau meniup dengan hidung dan mulut tertutup.
Appendicitis:
Klasifikasi :
1. Appendisitis akut (kurang dari 3 hari)
2. Appendikular infiltrat ( lebih dari 3 hari)
3. Appendisitis dengan komplikasi
-Appendiks gangrenosa
-Appendik perforata : Peritonitis lokal
Perotinitis umum
-Appendikular abses.
4. Appendisitis kronis.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Tak tampak kelainan, kadang tampak gerakan perut kanan bawah
tertinggal pada saat bernafas
Palpasi
- Nyeri tekan pada titik Mc.Bourney yang jika dibandingkan dengan
regio abdomen lain dirasakan lebih nyata
- Kadang didapatkan rigiditas pada dinding abdomen
- Sering didapatkan defans muskuler
Perkusi
Rasa sakit yang sama seperti pada penekanan
Auskultasi
Bising usus (+) kecuali perforasi bising usus melemah sampai
menghilang
RT
Menekan/merangsang peritoneum bagian dorsal (pada daerah jam 9-11
jika ujung apendis terletak di daerah pelvinal)
97
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 100/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
o
Ekstensi tungkai kanan (sudut > 15 ) diangkat nyeri perut kanan bawah
(jika letak apendiks postsekal (retrosekal))
Obturator sign
Fleksi dan endorotasi sendi panggul kanan nyeri perut kanan bawah
(karena iritasi m. ileopsoas) (jika letak apendiks retrosekal)
Pemeriksaan Penunjang :
Leukositosis
Foto polos abdomen tidak banyak membantu kecuali untuk menyingkirkan adanya
batu traktus urinarius kanan
Ileus
Sindrom ileus
Muntah-muntah
Meteorismus (kembung)
Tidak bisa defekasi dan flatus
Gambaran foto
1. Ileus dinamik
- Air-fluid level batas antara udara dan cairan
- Dinding usus melebar di bagian proksimal
- Peritoneal pet menipis
- Gambaran Herring’s bone (+)
2. Ileus paralitik
- Udara ada sampai ke rektum
- Dinding usus melebar sampai ke dinding distal
- Gambaran Herring’s bone (-)
Penyebab
1. Ileus obstruktif
a. Obstruksi fungsional
98
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 101/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Obstruksi tinggi
- Dimulai dari jejunum ke proksimal
- Muntah lebih cepat terjadi
- Perut tidak begitu distensi
Obstruksi rendah
- Dimulai dari ileum ke distal
- Muntah lebih lambat terjadi
- Perut sangat distensi
HEMOROID
Pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis
Gejala:
- darah di anus
- prolaps
- perasaan tak nyaman di anus
- pengeluaran lendir
- anemia sekunder
99
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 102/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pendahuluan:
n Trauma dada sering terjadi mendadak dan berakibat fatal
n penyebab 25% dari kematian karena trauma
n 2/3 kematian terjadi saat korban sampai di RS
n Akibat yg terjadi hipoksia, hipovolemia, gagal jantung
Anatomi thorak:
Rangka Skelet Thorax
– 12 Pasang Costae
Costae 1-7: melekat di sternum melalui tulang rawan
Costae 8-10: melekat di sternum pada akhir costae 7
Costae 11-12: Tidak ada perlekatan anterior
– Sternum
Manubrium
– Perlekatan clavicula dan costae 1
– Tonjolan Jugular
Corpus Sterni
– Arcus Sternal (Angle of Louis)
Penghubung manubrium dengan corpus
sternum
Perlekatan mulai dari costae 2
Processus Xiphoideus
– Bagian Distal dari sternum
Skeleton Thorax
– Garis-Garis Topografi Rongga Thorax
Linea Midclavicularis
Linea axillaris Anterior
Linea Mid-axillaris
Linea axillaris Posterior
– Spatium Intercostal
Arteri, Vena dan Saraf pada batas inferior tiap costae
– Thoracic Inlet
Pintu Masuk Superior Rongga Thorax
Curvatura costae 1
– Thoracic Outlet
Pintu Masuk Inferior rongga Thorax
100
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 103/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
101
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 104/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
– Paru
kanan = 3 lobus
Kiri = 2 lobus
Pleura
Pleura Visceral Menutupi seluruh paru (melekat pada paru)
Pleura Parietal Melapisi rongga thorak dalam
Rongga Pleural(ruang antara pleura visceral dan parietal) Ruang potensial terisi
material
Jika ada Udara = PNEUMOTHORAX; Darah = HEMOTHORAX
Normal Berisi Cairan Serous (pleural) berfungsi lubrikasi & memudahkan
expansi paru
MEDIASTINUM
Ruang kosong di tengah rongga thorax
Batas-batas
Lateral: Paru
Inferior: Diafragma
Superior: Thoracic outlet
Struktur Sekitar
Jantung
Pembuluh darah besar
Esofagus
Trachea
Saraf
– Vagus
– Phrenicus
Ductus Thoracicus
Jantung,
Bilik
Katup
Pembuluh-pembuluh darah besar
Pembuluh darah dalam
Arteri coronaria
Siklus jantung
Sistole
Diastole
Terjadi pengisian arteri koronaria
Aorta
Pembuluh darah Besar
Superior Vena Cava
Inferior Vena Cava
Pulmonary Arteries
Pulmonary Veins
Esofagus
Masuk ke thoracic inlet
Posterior dari trachea
Keluar lewat esophageal hiatus
Mekanisme cedera:
102
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 105/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Trauma tembus
n Trauma tusuk
n Biasanya mengenai jaringan paru
n Haemothorax
n Pneumothorax
n Dpt mengenai jantung, pembuluh darah besar atau esofagus
Trauma tumpul
Dapat berupa:benturan langsung (fraktur costa); deselerasi atau kompresi
n Fraktur costae adalah tanda utama terjadinya trauma tumpul dada
n Fraktur scapula, sternum, atau costa pertama menandakan trauma tumpul
yang masif.
Trauma dinding dada:
n Fraktur costae
Trauma dada yang plg sering terjadi
Nyeri terlokalisir, jejas, krepitasi
Radiologis utk menyingkirkan trauma lain.
ABC dan pemberian analgesik
Fraktur costae 1-2, clavicula atau scapula : curiga trauma vascular
n Flail chest
Fraktur costa multiple menyebabkan terdapatnya segment yang bergerak
berlawanan dgn gerakan respirasi
Disebabkan benturan yg hebat
Diagnosis secara klinis
Rx: ABC
analgetik
bebat tekan
n Pneumothorax terbuka
Defek pada dinding dada menyebabkan terdapatnya hubungan antara
ruang pleura dgn udara luar
Paru kolaps dan terjadi pergeseran mediastinum .
“luka dada menghisap”
Rx: abc…penutupan luka… drain dada
Tra uma paru:
n Kontusio paru
n Pneumothorax
n Haemothorax
n Trauma parenchymal
n Trauma trachea dan bronchial pneumomediastinum
Pneumothorak:
103
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 106/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Tension pneumothorak:
104
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 107/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
rupture aorta:
n biasanya disebabkan oleh trauma tumpul, dengan mekanisme deselerasi
n ~90% meninggal dalam hitungan menit
n lokasi paling sering pada ligamentum arteriosum
n dx: curiga klinis, radiologis thorax, aortography, contrast ct
n rx: pembedahan …. prognosis buruk
trauma iatrogenic:
n NGT: -melingkar -masuk ke bronchus -pneumothorax
n Chest tubes: - subcutaneous – intraparenchymal - intrafissural
n Iv sentral: - leher - sinus coronarius- pneumothorax
105
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 108/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Perlengkapan:
Bahan dan antiseptik :
1. Poviodone Iodone 10 %
2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Duk lubang steril
Obat anestesi lokal :
1. Lidocain 1% 10 cc
2. Disposable 10 cc 1 buah
Alat-alat dan material :
1. Tangkai pisau + pisau No. 18
2. Klem bengkok 18 cm 1 buah
3. Klem bengkok 16 cm 1 buah
4. Needle Holder + jarum kulit
5. Pinset Chirurgis 2 buah
6. Gunting benang
7. Benang silk 2- 0,50 cm
8. NaCl 10% 1 kolf
9. Plester
10.NGT No. 18 (u/ slang WSD dewasa) 1 buah
11.NGT No. 14 (u/slang WSD anak)1 buah.
Posisi:
½ duduk sedikit miring ke arah sehat,
tangan sisi yang sakit diangkat di atas kepala.
Persiapan:
Botol WSD
1. Botol cairan NaCl 0,9% dibuatkan lubang memakai gunting (cukup dapat
dilewati pangkal NGT)
2. Isinya dibuang dan disisakan 200 cc
3. Masukkan Poviodone Iodone 10% 20 cc
4. Buatkan agar dapat digantung pada bed pasien
Slang WSD
Slang WSD diberi tanda dengan mengikatkan benang 3-5 cm dari lubang terakhir
(tergantung tebal tipisnya dinding toraks penderita)
Teknik:
1. Operator memakai sarung tangan
2. Tindakan a dan antiseptik daerah operasi, thoraks/dada bagian lateral dari
linea axillaris anterior ke arah posterior. Dari kranial ke kaudal/ mulai axilla
sampai ke angulus kostarum
3. Observasi sela iga 6-7 linea axillaris media
4. Daerah operasi ditutup duk lubang
5. Lakukan infiltrasi anestesi daerah tersebut dengan radius + 3 cm
6. Insisi sejajar kosta 6 atau 7 sampai memotong fascia
106
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 109/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
7. Membuat saluran dengan klem menelusuri permukaan kosta sampai tepi
atasnya, seterusnya tusukan ujung klem tadi untuk menembus m.
Interkostalis dan pleura
8. Setelah pleura tembus, klem dibuka untuk melebarkan lubang.
9. Klem dicabut, masukkan jari kelingking (untuk menilai apakah lubang tadi
cukup besar agar NGT dapat masuk) (Prosedur ini tidak dianjurkan pada
bayi dan anak)
10. NGT ujungnya dipegang dengan klem bengkok kemudian dimasukkan
melalui lubang tadi hingga masuk rongga pleura
11. Klem dibuka slang WSD didorong sampai batas yang sudah diberi tanda
(jangan ada lubang slang WSD berada di luar rongga pleura)
12. Kemudian klem dicabut
13. Fiksasi slang WSD dengan menjahitkan benang yang diikatkan sebaai tanda
tadi dengan kulit sekaligus menjahit luka insisi.
14. Pada pneumothoraks, segera masukkan ujung slang ke dalam cairan botol
WSD
15. Pada kasus hidro/hemato/pyo-thoraks, keluarkan dulu cairan tersebut
sebanyak mungkin (jangan lupa cairan yang dikeluarkan harus ditampung
dan diukur) baru kemudian ujung slang WSD dimasukkan ke dalam cairan
botol WSD
16. Selanjutnya slang WSD difiksasi dengan botol WSD.
17. Sekitar luka dibersihkan, lukanya diberi salep antiseptik baru ditutup kasa
steril selanjutnya difiksasi dengan plester
18. WSD dikatakan patent bila undulasi +
107
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 110/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 111/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
“cellulitis”
• Radang akut jaringan ikat, biasanya di subkutis yang disertai pernanahan
yg luas
• Infeksi streptokokus
• Berawal dr luka kecil
• Gx: malaise dan demam
• Tx: antibiotik, debrideman, incisi abses.
“necrotizing fasciitis”
“Trauma tumpul”
• insisi
• Perawatan terbuka
• Obat sesuai jenisnya
109
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 112/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
110
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 113/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Simtomatologi hepar.
Tumor primer
• Perkusi dan auskultasi pada
•
Stadium IIIa
•
T3NoMo;T3N1Mo;T1N2Mo;T
3N2Mo
Stadium IIIb semuaT N3Mo;T4
•
semuaN Mo
Stadium IV semua T semua N
•
M1
Terapi
Tujuan terapi
•
sudah metastasis.
Jenis terapi
Operasi
•
Imunoterapi ( BCG,levamisol,
•
111
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 114/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Kemoterapi
Prognosis Stdium
10%.
I : ca sel kecil 5 ysr 5-
PENDAHULUAN
Beberapa hari setelah lahir, pada bayi dapat terjadi pembesaran unilateral
atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh (mastitis neonatorum), yang
disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta
vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung olah tingginya
kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi.
1. Anatomi
Normalnya kelenjar payudara rudimenter pada anak-anak dan laki-laki.
Pada wanita pertumbuhan mulai saat pubertas.
Kelenjar susu bentuknya bulat, merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit
yang terletak di fasia pektoralis. Payudara kiri biasanya lebih besar daripada
payudara kanan. Pada bagian lateral atas, jaringan kelenjar ini keluar dari
bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap
payudara terdiri dari 15-20 lobulus kelenjar, yang menyalurkan ekskresinya ke
duktus laktiferus pada papila mamae. Kelenjar lemak memenuhi di antara
kelenjar susu dan fasia pektoralis serta di antara kulit dan kelenjar, sehingga
kelenjar sulit untuk teraba. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang
disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula
112
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 115/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakhialis.
Saluran limfe dari payudara ke aksila, menyalir ke kelompok anterior aksila,
kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, dan berlanjut ke kelenjar
servikal bagian kaudal dalam di supraklavikular.
2. Fisiologi
Payudara mengalami perubahan mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, fertilitas dan klimakterium-menopause. Sejak pubertas, pengaruh
estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan hormon hipofise telah
menyebabkan duktus dan asinus berkembang.
PEMERIKSAAN FISIK
Payudara dibagi dalam empat kuadran oleh garis horisontal dan vertikal
yang melalui papilla mamae (kuadran kanan atas, kanan bawah, kiri atas dan kiri
bawah). Untuk menunjukkan lokasi lesi pada payudara dapat ditunjuk dengan
jam dan dengan jarak tertentu dalam sentimeter dari papila mamae.
Pada wanita
1. Inspeksi
113
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 116/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Amati sekali lagi bentuk payudara, perubahan posisi dari papila mamae,
lokasi retraksi, benjolan
2. Palpasi
Penderita disuruh berbaring, jika payudara tidak mengecil, tempatkan bantal
tipis di punggung, sehingga payudara terbentang rata, dan lebih memudahkan
menemukan suatu nodul. Palpasi dilakukan menggunakan permukaan volar tiga
114
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 117/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
halus jaringan mamae terhadap dinding dada. Lakukan palpasi pada setiap
kuadran, payudara bagian perifer, kauda aksilaris dan areola mamae, bandingkan
payudara kanan dan kiri.
- Lokasi, dengan cara menggunakan kuadran atau jam dengan jarak berapa
centimeter dari papila mamae.
- Ukuran (cm)
- Bentuk, bulat/pipih, halus/berbenjol-benjol
- Konsistensi, kenyal/keras
- Batas dengan jaringan sekitar, jelas atau tidak
- Nyeri tekan atau tidak
- Mobilitas terhadap kulit, fascia pektoralis dan dinding dada di sebelah
bawahnya.
Palpasi papila mamae, tekan papila dan areola mamae sekitar dengan ibu jari
dan telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran discharge. Jika dijumpai discharge,
atau riwayat mengeluarkan discharge, coba cari asalnya dengan menekan areola
mamae dengan ibu jari dan telunjuk dan pada sebelah radial sekitar papila mamae.
Perhatikan adakah discharge yang keluar dari salah satu duktus papila mamae.
Pada pria
115
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 118/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pembesaran payudara bisa terjadi pada laki-laki mulai dari usia muda
sampai tua, yang biasanya disebabkan karena pengaruh hormonal.
Pemeriksaan :
1. Inspeksi
Inspeksi papila mamae dan areola mamae, adakah ulserasi, nodul, atau
pembengkakan.
2. Palpasi
Palpasi areola mamae, adakah nodul.
1. Inspeksi
Inspeksi kulit aksila, perhatikan adakah rash, infeksi, ulkus, benjolan.
2. Palpasi
Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah aksila kiri, rapatkan untuk
116
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 119/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
DIAGNOSIS KLINIS
KANKER PAYUDARA
RSMS PURWOKERTO
117
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 120/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Diagnosis Klinis:
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Martatko)
Diagnosis
Diagnosis klinis onkologi harus mencakup
Substrat nya
Lokasi
Ekstensi
Histopatologi
118
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 121/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Anamnesis
TNM
T Status tumor terakhir
Tumor doubling time
N Aksila, supraklavikula
M Paru, hati, tulang, otak , kulit
Faktor risiko : umur, hormonal, keturunan, dll
Anamnesis
Anamnesis
119
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 122/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
KELUHAN UTAMA
NIPPLE DISCHARGE
ULKUS
lump
PAIN
FRACTURE PATOLOGIS
120
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 123/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
121
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 124/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pemeriksaan Fisik
Tumor Primer
Benjolan:
- T0 / Tis :
- T1 < 2 Cm
- T2 2 – 5 Cm
- T > 5 Cm
3
Pemeriksaan Fisik
Tumor Primer
T4a infiltrasi
dinding dada
T4c keduanya
T4d tipe inflamasi
122
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 125/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
T4
Peau De Orange
123
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 126/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
KGB Regional:
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
124
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 127/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Metastasis Jauh
Metastasis Jauh
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai
125
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 128/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Metastasis Jauh
Paru batuk,
batuk, sesak,
sesak, f oto
oto thorax
Hati hepatomegali, USG hepar
Tulang nyeri ketok, foto polos, scan
Otak nyeri kepala hebat, scan
Pemeriksaan Penunjang
Sederhana
Laboratorium
–
– Tes fungsi hati
Radiologis
–
– USG payudara / mammografi
–
– Foto thorax
–
– Foto polos tulang
–
– USG hati
126
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 129/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 130/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 131/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
ST I: T1N0M0
129
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 132/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
ST IIb:
ST IIa: T2N1M0
T0N1M0 T1N1M0 T3N0M0
T2N0M0
130
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 133/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 134/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
ST IV: T0-4N0-3M1
TERAPI
T1N0-1M0
– Breast Conserving Treatment
– Modified Mastectomy Radical
– Mastectomy + Reconstruction
T2N0-1M0
– Modified Mastectomy Radical
– Mastectomy + Reconstruction
T3N0-1M0
– Neoadjuvant CT Mastectomi
– Preoperative Radiotherapy Mastectomi
– Primary Radiotherapy
132
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 135/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
T4N0-3M0
–
– Neoadjuvant Chemotherapi Mastectomi
–
– Primary Radiotherapi + Mastectomi
T1-4N0-3M1
–
– Chemotherapi primer
primer
–
– Paliative Care
Klasifikasi TNM
Ukuran T secara klinis, radiologis & mikroskopis adalah sama, nilai
nilai dalam
dalam cm
terbatas pada
T4c: Mencakup 1 payudara
kedua hal diatas.
T4d: Mastitis karsinomatosa.
Catatan :: Peny.
Peny. Paget dg adanya tumor dikelompokkan sesuai dg ukuran tumornya.
tumornya.
Dinding dada : termasuk
termasuk iga,
iga, otot interkostalis,
interkostalis, & serratus anterior tapi
tidak termasuk otot pektoralis.
pektoralis.
133
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 136/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
MMx
: Metastasis
: Metastasis jauhjauh
belum dapat dinilai.
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 : Terdapat metastasis jauh.
Jenis Pembedahan
134
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 137/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Contoh kasus :
Tumor mammae dextra suspek maligna,
T2N1M0, suspek invasif ductal carcinoma
(Stadium II B)
PAYUDARA PAYUNYONYA
PAYUNENEK
PAYUBONYOK
135
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 138/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Embriologi:
• Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin pertama kali tampak pada fetus.
Tonjolan kelenjar ini berkembang sejak minggu ke 3 – 4 dan berasal dari
penebalan entoderm dasar faring, penebalan ini akan tumbuh kearah
kaudal dan di sebut divertikulum tiroid
• Akibat bertambah
divertikulum panjangnya
ini akan mengalami embrio
desensusdan pertumbuhan
sehingga berada dilidah maka
bgn depan
leher dan bakal faring. Divertikulum ini dihubungkan dg lidah oleh satu
saluran yg sempit yaitu duktus tiroglosus yg muaranya pd lidah yaitu
foramen cecum
136
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 139/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
137
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 140/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Anatomi:
138
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 141/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus (kiri dan kanan) dihubungkan melalui
isthmus. (dan kadang2 lobus piramidalis / 50%), warna coklat terang,
kenyal
• Lokasi: anterior leher, vertebra C5-T1, berat 15-20g, panjang 4-5cm, lebar
2cm, tebal 2-4cm. Tebal isthmus 2-6mm.
• Dikelilingi 2 kapsul: true capsule dan false capsule (perithyroid sheath,
surgical capsule)
• Pada sisi posterior melekat erat pada trakea dan laring (Lig.suspensorium
dari Berry)
139
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 142/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Vaskularisasi:
• A.tiroidea superior : cabang dari a.karotis eksterna dan memberi darah
sebesar 15-20%. Sebelum mencapai kelenjar tiroid, bercabang dua
menjadi ramus ventral yg akan beranastomose dgn arteri yg sama dari
pihak lain dan ramus dorsal, yg akan beranastomose dg r.ascendens
a.tiroidea inferior
• Drainase vena dari kelenjar tiroid berawal dari pleksus venosus yg
kemudian bergabung menjadi tiga percabangan yaitu :
V.tiroidea superior yg menuju ke vena jugularis interna atau vena fasialis,
V.tiroidea media ke vena jugularis interna,
V.tiroidea inferior ke vena brakiosefalika/anonyma
Pembuluh limfe:
140
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 143/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 144/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
142
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 145/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Karsinoma papilare
• Gambaran Klinis
• Merupakan jenis keganasan thyroid terbanyak (80%), dan merupakan
karsinoma jenis well-differentiated
• Banyak ditemukan pada wanita, 3 kali daripada pria; dan terbanyak pada
usia diatas 45 tahun.
• Berhubungan dengan radiasi; pada anak-anak dengan riwayat radiasi,
biasanya timbul setelah 20 tahun
• Diduga juga insidensi kanker ini meningkat pada pasien dengan thyroiditis
Hashimoto.
• Tumor tumbuh lambat, berasal dari sel folikuler thyroid yang
memproduksi thyroxine dan thyroglobuline.
• Patologi
• Merupakan massa dengan batas tidak tegas, warna keputihan, secara
mikroskopis tidak berkapsul (unencapsulated), tumbuh dengan papila
yang mengandung epitel neoplasma. Inti memberikan gambaran empty
ground glass appearance; mitosis jarang ditemukan
• Gambaran lain, yaitu adanya Psammoma bodies pada 50% kasus, dan
merupakan konsentrasi kalsifikasi berbentuk sirkular, ditemukan dalam
stroma tumor
• Dapat bersifat multisentrik, dengan fokus timbul pada lobus ipsilateral
• atau kontralateral.
Invasi Lokal
• Tumor dapat tumbuh langsung menembus kapsul thyroid, menginvasi
struktur jaringan sekitarnya
• Dapat tumbuh ke trachea, menyebabkan hemoptysis
• Keterlibatan ekstensif dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas.
• Keterlibatan nervus laryngeus reccurent karena letaknya di
tracheoesophageal groove sering terjadi, ditandai dengan serak, kadang
disfagia.
• Sekitar 47% terjadi invasi ke N. laryngeus reccurent, 37% ke trachea, 29%
ke pembuluh darah besar, 22% ke otot, dan 21% ke esofagus.
• Metastasis Regional dan Jauh
143
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 146/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 147/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 148/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 149/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 150/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Karsinoma medulare:
• Gambaran Klinis
• Merupakan sekitar 5% seluruh keganasan thyroid
• Perbedaan antara pria dan wanita, sedikit lebih banyak pada wanita
• Tumor berasal dari sel Parafolikular C thyroid, yang memproduksi
kalsitonin.
• Sekitar 75% kasus timbul sporadik, 25% familial
• Tipe familial (Familial Medullary Thyroid Cancer, FMTC) biasanya
multifokal / bilateral pada seluruh kelenjar thyroid, sedangkan tipe
sporadik unifokal
• Sindroma FMTC, terdiri dari MEN 2A dan MEN 2B dan FMTC.
Diturunkan secara autosomal dominan. Anak dengan sindroma FMTC
mempunyai kemungkinan 100% terbentuk karsinoma medulare.
• MEN 2A, terdiri dari karsinoma medulare (MTC), pheochromocytoma
(50% kasus), dan hiperparatiroid (10-20% kasus). MEN 2B terdiri dari
karsinoma medulare, pheochromocytoma (50% kasus), postur marfanoid,
dan ganglioneuromatosis.
• Jenis MTC pada MEN 2B merupakan yang paling agresif, biasanya
terbentuk pada usia 10 tahun dengan pertumbuhan yang cepat. Jenis MTC
pada MEN 2A terbentuk pada usia dekade ke 2, dan MTC pada FMTC
pada usia dewasa.
• Test Genetik untuk MEN dan FMTC
• Pada MTC, telah ditemukan adanya RET proto-oncogen mutations
(kromosom lengan 10q); dan merupakan reseptor tirosin-kinase dimana
fungsi
MEN 2A dan mempunyai
peranannya pada sindroma
germline RET ini belum diketahui.
mutations, Pasiensubtitusi
menyebabkan dengan
dari residu cysteine pada exons 10 an 11. Semua pasien dengan MEN 2B
mempunyai germline mutations yang menyebabkan substitusi threonine
untuk methionine pada kodon 918 dari exons 16. Sedangkan pada FMTC
ditemukan mutasi pada exons 13 dan 14.
• Screening genetik dengan sensitive PCR-based assay untuk germline RET
mutations sebaiknya dilakukan pada pasien dengan risiko. Anak dengan
orang tuanya yang menderita MEN atau FMTC diperiksa untuk terapi
lanjutan dan konsul genetik.
• Patologi
148
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 151/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Karsinoma anaplastik:
• Gambaran Klinis
• Merupakan jenis karsinoma thyroid yang cukup jarang, sekitar 1,6%
• Paling agresif dibanding jenis karsinoma lainnya, dengan prognosis dan
survival rate paling buruk
•• Banyak diderita
Timbul pada usiawanita dibanding
lebih tua, pria, dengan
kebanyakan rasio 2:1.
pada dekade 6 atau 7.
• Biasanya timbul sebagai massa thyroid yang tumbuh cepat, dan pasien
biasanya datang dengan gejala invasi lokal; serak dan sesak terdapat pada
50% kasus.
• Pemeriksaan fisik biasanya ditemukan massa keras dengan ukuran lebih
dari 5 cm; 40% datang dengan metastasis ke KGB servikal, dan lebih dari
setengah pasien datang dengan metastasis jauh ke paru-paru, tulang,
ataupun otak.
• Patologi
• Secara gross memberikan gambaran tumor yang sangat invasif dan besar
149
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 152/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Pada seluruh area tumor terdapat area nekrosis fokal, dan dapat disertai
perdarahan
• Kadang ditemukan daerah dengan gambaran karsinoma well-
differentiated, sehingga dipercaya bahwa tipe anaplastik berasal dari
karsinoma tipe well-differentiated sebelumnya.
• Secara mikroskopis memberikan gambaran squamoid, sel spindel dan
giant cell. Kesemua sel tersebut menunjukkan aktifitas mitosis tinggi,
dengan fokus nekrosis yang besar dan infiltrasi signifikan.
• Tindakan
• Progresifitas tumor sangat cepat, kebanyakan pasien meninggal karena
obstruksi jalan nafas dan metastasis ke paru, walaupun telah dilakukan
berbagai upaya terapi
• Total atau subtotal tyhroidectomy dilakukan bila masih memungkinkan,
dan neck dissection dilakukan jika terdapat metastasis servikal.
• Tracheostomy kadang dilakukan jika sudah ada invasi ke trachea
• Radiasi eksterna cukup efektif untuk kontrol lokal
• Kemoterapi ditambahkan sebagai paliatif; paling sering dipakai
doxorubicin; kadang kemoterapi dan radioterapi digunakan dalam
kombinasi
• Respon terapi sangat rendah, sehingga median survival hanya 8,1 bulan
Diagnostik:
Anamnesa
• Usia : Bila ditemukan nodul pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 50
tahun, risiko terjadinya keganasan lebih tinggi.
• Jenis kelamin : pria mempunyai risiko lebih tinggi terjadinya keganasan
• Kecepatan pertumbuhan tumor : Kecepatan tumbuh nodul tidak spesifik
berhubungan dengan keganasan; jika membesar sangat lambat, dapat
jinak. Jika cepat, kemungkinan ganas. Nodul anaplastik tumbuh sangat
cepat. Dapat juga nodul awalnya tumbuh sangat lambat, kemudian
berubah membesar dengan cepat.
• Riwayat gangguan mekanik : gejala klinik paling sering dari kanker
thyroid adalah: Nodul soliter yang teraba dan tidak nyeri; namun
kecurigaan kearah keganasan semakin besar bila ditemukan gejala suara
serak, sesak nafas, atau sulit menelan.
• Keluhan benjolan di tempat lain, di lateral leher, nyeri pada tulang,
benjolan pada tulang, kemungkinan adanya metastasis tumor.
• Riwayat geografis : apakah berasal dari daerah endemik goiter, daerah
pegunungan atau pantai. Daerah pantai, banyak ditemukan karsinoma tipe
papilare, sedangkan daerah pegunungan, tipe folikulare.
• Riwayat keluarga : bila ada, biasanya berhubungan dengan tipe medulare.
• Pemeriksaan Fisik
• Adanya benjolan di leher depan, yang ikut bergerak keatas waktu menelan.
• Apakah nodul soliter, atau multinodular.
• Konsistensi nodul, apakah kistik atau solid, atau keduanya; apakah nodul
teraba keras, terfiksir.
• Ukuran nodul
• Pemeriksaan kelenjar getah bening leher.
150
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 153/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 154/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
T Tumor Primer
152
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 155/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 156/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pendahuluan
154
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 157/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Non Metabolik
Ca. Bronchogenik
2. Hemoptysis
Etiologi : Infeksi : Bakteri virus dan jamu
Inflamasi : Bronkitis
Trauma
Bronkoskopy
Terapi : Non spesifik :Bed rest, O2, IV line, transfusi darah bila
perlu
155
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 158/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
3. Dyspnea
Etiologi : Paru-paru merupakan tempat metastasis ca yang tersering,
yang digambarkan sebagai nodul pada paru-paru.
Penyebaran tumor
menyebabkan melalui
fibrotik sistem limfatik dapat
Etiologi : Karena
inflamasipeningkatan permeabilitas
atau kerusakan kapiler
dari endotel ataudariobstruksi
proses
limfatik karena tumor
Pleurodesis
156
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 159/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pericardiosintesis
Terapi Bedah (Subxiphoid pericardiotomi,
Pericardial window, Pericardiectomy)
Spesifik
b. Lesi
(terutama dari ca mammae).
jinak (12%)
Fibrosis mediastinum
Trombosis vena cava
Keteterisasi vena sentral yang lama,
pemasangan pace maker transvenous,
balloning catheter arteri pulmonal, peritoneal
venous shunting
Sarcoidosis
157
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 160/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
- Radiografi
-Diagnosis histologis
Terapi : Suportif
Koreksi obstruksi, oksigenasi pada hipoksia,
pemberian kortikosteroid untuk mengurangi edema
158
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 161/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Stenting
Penempatan self expanding metal endoprotesis
secara percutaneus mengurangi obstruksi secara
nyata
Radioterapi
Total dosis bervariasi antara 3000-5000 cGy,
tergantung dari kondisi pasien dan beratnya gejala,
letak anatomi serta tipe histologis tumor
- Cortikosteroid
159
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 162/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
ke ruang epidural
limfoma (kompresi langsung).
dan neuroblastoma masuk Tumor
melaluilainforamen
seperti
intravertebra. Akibat sekunder terhadap penekanan
pembuluh darah menyebabkan infark dan perubahan yang
irreversibel.
paravertebra
90% kasus. back
Nyeripain merupakan
tumpul keluhan
dan nyeri utama
tulang pada
belakang
biasanya ada. Radikulopati, nyeri pada dermatom, juga
sensasi dan motorik pada daerah roots saraf yang terkena.
Mielopati akibat progresi penyakitnya tergantung level
yang terkena, bilateral mielopati bisa menyebabkan
kelamahan atau kekakuan dari ekstremitas bawah,
kehilangan fungsi berkemih dan BAB.
160
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 163/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
mengurangi nyeri.
Terjadi pada:
Penyebab
Mekanisme
161
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 164/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 165/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
2. Leukopenia
Etiologi : Terjadi pada terapi dengan antineoplastik (kemoterapi dan
radioterapi)
Klinis : Asimptomatik
3. Trombositopenia
Etiologi : Jarang, contohnya pada ITP like sindrom
II. Metabolik
Hiperkalsemia (HK)
Dibedakan
yang primerantara
terjadiHK primer
secara dan dan
kronis sekunder (akibattimbul
lama tidak penyakit kanker).
gejala, Pada
sedangkan
yang sekunder gejala timbul lebih cepat dan disertai penurunan berat badan.
Pada umumnya peningkatan kadar immunoreactive parathyroid hormone
(PTH) terutama peningkatan kadar PTH related protein dapat untuk
menyingkirkan HK primer.
Gejala klinik
163
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 166/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Gejala awal yang paling sering timbul adalah fatique, konstipasi, nausea dan
poliuria. Sedangkan gejala yang lebih lanjut dapat terjadi stupor bahkan koma.
Patofisiologis
Penatalaksanaan
Outpatient Inpatient
164
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 167/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Untuk pasien dengan kadar kalsium ≥ 15 mg/dl atau dengan gejala yang berat
dapat diberi tambahan calcitonin (8 u/kg i.m. tiap 6 jam selama 2-3 hari) untuk
menghasilkan suatu hipokalsemia akut. Kortikosteroid dapat diberikan bila
penyakit dasarnya respon terhadap steroid. Mithramycin dapat diberikan pada
pasien (tanpa adanya gangguan fungsi ginjal, hepar, trombositopenia) yang
tidak berespon terhadap pamidronat dan gallium nitrat. Hemodialisis
secepatnya dipertimbangkan pada pasien hiperkalsemia dengan gagal ginjal
(terutama pada penderita myeloma)
Terjadi sebagai hasil dari pelepasan isi intraseluler ke dalam aliran darah
dengan akibat meningkatkan ancaman terhadap kehidupan. Sindroma ini
ditandai dengan :
1. Hiperuricemia
Etiologi : - Kelebiihan produksi dari asam urat dalam malignansi
- Pelepasan asam urat dari selyang hancur selama terapi
sitotoksik
- Beberapa obat seperti obat diuretik dan anti tuberkulin
Klinis : Asimptomatik
165
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 168/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
2. Hiperkalemia
Etiologi : Dapat terjadi karena gagal ginjal
3. Hiperfosfatemia
Etiologi : Peninggian kadar fosfat dalam darah
Klinis : Asimptomatik
166
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 169/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
4. Hipokalsemia
Etiologi : Karena penyembuhan yang cepat dari metastase tulang
Lactic acidosis
Jarang terjadi namun potensial untuk menjadi komplikasi yang parah. Dibagi
menjadi 2 tipe. Tipe A terjadi dari kegagalan mengirim oksigen ke jaringan
perifer, dan umumnya terlihat pada keadaan sepsis dan syok. Tipe B
dihubungkan dengan keadaan berbagai penyakit seperti diabetes, gagal ginjal,
hepar, infeksi dan kanker.
Keadaan ini ditandai dengan turunnya pH arteri (< 7,37) sekunder dari
penumpukan laktat di dalam darah (> 2mEq/L). Gangguan ini akibat dari
peningkatan produksi laktat dan penurunan penggunaannya. Laktat merupakan
metabolit dari piruvat dan diproduksi dalam reaksi sitolitik yang dikatalisis
oleh laktat dehidrogenase.
Hipoglikemia
Paling sering terjadi pada tumor insulin producting islet cell. Pada tumor non
insulin producting islet cell terjadi pada tumor mesenkim (fibrosarcoma,
leiomyoma, rhabdomyosarcoma, liposarcoma, mesothelioma). Gejala klasik
hipoglikemia (kelemahan, pusing, diaporesis,dan mual) merupakan gejala
167
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 170/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 171/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Neuroanatomi
Anatomi scalp dasar:
dan kranium
Anatomi selaput otak 1. Konsep tekanan intrakranial
Anatomi otak termasuk sistem ventrikel 2. Patofisiologi edema serebri
Anatomi columna vertebralis * 3. Patofisiologi herniasi otak
Anatomi medula spinalis *
169
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 172/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
FOSSA ANTERIOR
Fossa kranium anterior menjadi dasar FOSSA POSTERIOR
lobus frontalis sekaligus membentuk Fossa kranium posterior menjadi dasar
struktur atap cavum orbita. brain stem dan cerebellum
Di bagian tengahnya terdapat lamina Di bagian tengahnya terdapat foramen
cribrosa os ethmoid yang merupakan magnum yang merupakan tempat
tempat keluarnya ujung-ujung saraf keluarnya medula oblongata yang
kranialis I (N. Olfactorius) melanjutkan diri menjadi medula
Pada fraktur basis kranium anterior spinalis (cervicomedullary junction)
dapat terjadi gangguan visus dan Bagian atap fossa ini ditutupi oleh
anosmia struktur duramater yang disebut
tentorium cerebelli, sehingga fossa
FOSSA MEDIA posterior disebut juga ruang
Fossa kranium media menjadi dasar infratentorial.
lobus temporalis. Pada Fossa ini terdapat foramen2, yang
Di bagian tengahnya terdapat sella merupakan tempat keluarnya N
tursica yang merupakan tempat kelenjar Cranialis VII, VIII, IX, X, XI dan XII
hipofisis (pituitary gland) dari ruang intrakranial.
Di atas kelenjar hipofisis ini terdapat Adanya tentorium cerebelli
struktur chiasma opticum yang menyebabkan volume ruang
merupakan tempat persilangan kedua infratentorial menjadi kecil, sehingga
tractus opticus menjadi N. Opticus. setiap lesi desak ruang pada daerah ini
170
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 173/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
SELAPUT OTAK
Terdiri dari 3 lapisan : duramatris, yang berfungsi menampung
• Duramater aliran darah balik (vena) dari otak,
• Arachnoid yaitu antara lain sinus sagitalis
• Piamater superior, sinus transversus, dan sinus
Duramater : merupakan lapisan sigmoid.
terluar yang terletak di permukaan 2 lapisan yang saling berpisah ini akan
tabula interna ruang intrakranial menyatu kembali membentuk :
termasuk basis kranium. 1. Falx serebri di garis tengah,
Pada ruang intrakranial duramater yang memisahkan hemisfer
terdiri dari 2 lapisan, sedangkan pada serebri kiri dan kanan
columna vertebralis hanya 1 lapisan 2. Tentorium serebeli yang
Pada beberapa tempat 2 lapisan ini memisahkan regio
memisahkan diri membentuk struktur supratentorial dan infratentorial
seperti saluran, disebut sinus
171
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 174/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
TEKANAN INTRAKRANIAL
Tekanan dalam ruang intrakranial • Parenkim otak
sangat dipengaruhi oleh volume • Cairan otak ( LCS )
komponen-komponen yang terdapat di • Darah ( dalam sistem vaskular )
dalamnya Resultan volume ketiga komponen
Komponen-komponen tersebut adalah : tersebut dapat berfluktuasi secara
172
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 175/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
fisiologis dan berbanding relatif dengan volume ruang intrakranial yang absolut
Tekanan Perfusi Serebral merupakan selisih antara tekanan rata-rata arteri dengan
tekanan intrakranial
CPP = MAP - ICP
MAP = 2 X TD DIASTOLIK + TD SISTOLIK
3
Mekanisme AUTOREGULASI OTAK berfungsi menjaga nilai CPP dalam batas
normal bila terjadi perubahan MAP dan ICP.
Setiap proses patologis di otak berpotensi menimbulkan kerusakan mekanisme
autoregulasi tersebut
EDEMA SEREBRI
Klasifikasi edema serebri :
1. EDEMA VASOGENIK : terjadi akibat gangguan permeabilitas
pembuluh darah sehingga menyebabkan kerusakan pada sawar darah otak
( Blood Brain Barrier)
2. EDEMA SITOTOKSIK : timbul akibat kerusakan pada pompa Na/K
sehingga terjadi influx ion Na+ intrasel
3. EDEMA INTERSTITIAL : terjadi akibat peningkatan tekanan
hidrostatik intraventrikel yang menyebabkan perpindahan cairan ke
intraparenkim otak
173
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 176/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
EDEMA SEREBRI
Penatalaksanaan edema serebri :
1. EDEMA VASOGENIK : kortikosteroid
2. EDEMA SITOTOKSIK : manitol
3. EDEMA INTERSTITIAL : drainase LCS
174
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 177/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Umumnya proses edema serebri terjadi tidak hanya melalui satu mekanisme,
sehinggga penatalaksanaannya melibatkan multimodalitas.
Gejala neurologis:
FOKAL :
• Sakit kepala terlokalisir
• Kejang fokal
• Kelemahan ekstremitas
Gangguan nervus kranialis : anosmia, gangguan visus, nyeri wajah,
ganggguan pendengaran dan keseimbangan, gangguan menelan, dll.
UMUM :
Merupakan manifestasi klinis peningkatan tekanan intrakranial (TIK), yaitu :
1. Sakit kepala : muncul terutama pada pagi hari, bertambah berat jika batuk
dan mengejan.
2. Muntah proyektil
3. Penurunan visus
4. Penurunan kesadaran
Pemeriksaan neurologis:
Urutan pemeriksaan
1. Tingkat :
Kesadaran : menggunakan standar GCS
2. Pupil
3. Nervus Kranialis
4. Motorik
5. Sensoris
6. Otonom
Pemeriksaan GCS:
175
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 178/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
176
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 179/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 180/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
PENATALAKSANAAN PROGNOSIS
1. Transportasi pasien 1. Sangat bergantung dengan
Jaga kesegarisan kepala,
• derajat defisit neurologis
leher, badan, dan 2. Cedera akibat kompresi saraf
ekstremitas secara umum mempunyai
prognosis lebih baik dibanding
kontusio medula spinalis
178
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 181/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
– Severity
– Morfologi
Indikasi CT-Scan
» Nyeri kepala, muntah menetap dengan obat-obatan
» Kejang
» Luka tusuk atau tembak, korpus alienum
» GCS < 15
» Penurunan GCS > 1 point
» Lateralisasi (anisokor, hemiparese)
179
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 182/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 183/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
CEDERA KEPALA
PENURUNAN DEFISIT
JENIS CEDERA KEPALA GCS KESADARAN AMNESIA NEURO-
LOGIK
Simple/Minimal Head Injury 15 (-) (-) (-)
Cedera Kepala Ringan (CKR) 14-15 (+) < 10’ (+) (-)
Cedera Kepala Sedang (CKS) 9-13 (+) 10’-6 jam (+) (+)
Cedera Kepala Berat (CKB) 3-8 (+) > 6 jam (+) (+)
181
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 184/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
pasien mengalami koma sejak peristiwa cedera terjadi namun tidak ada
gambaran lesi desak ruang pada CT scan
- dibagi menjadi diffuse axonal injury dan diffuse vascular injury. Pada diffuse
vascular injury biasanya pasien langsung meninggal beberapa menit setelah
benturan
2. Fokal :
a. EDH (berhubungan dengan benturan fokal)
Mungkin dapat dijumpai cedera kepala luar.
Bervariasi : sadar, kehilangan kesadaran singkat, kehilangan kesadaran
yang berkepanjangan.
20-50 % mengalami lucid interval.
Pemeriksaan tanda-tanda lateralisasi.
CT Scan: Hematom memiliki bentuk bikonveks. Ini terjadi karena
ekspansi hematom terbatas. Tepi menunjukkan batas yang tegas. Terdapat
sedikit pergeseran struktur mediana.
182
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 185/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Anatomi relevant :
SCALP
Hemisfer cerebri lobus – lobus
Lobus frontal control motorik gerakan volunteer; bicara; emosi; tingkah
laku gangguan perilaku (jika kedua sisi/1 sisi tidak terganggu
kejang); lobus frontal bagian depan kegembiraan >>, suka menentang;
bagian belakang apati, ceroboh.
Lobus temporal pendengaran, keseimbangan, emosi dan memori
gangguan ingatan suara dan bentuk memori jangka panjang <<
Lobus ocipitalis visual, mengenali objek
Lobus parietal sensori umum ex.pengecapan
183
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 186/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Tidak ada kehilangan Ada pingsan > 10 menit Kesadaran hilang > 24
kesadaran, atau jika ada 30 menit – 24 jam jam
tidak > 10 menit/ < 30
Gejalanya serupa dengan
menit
Pasien mengeluh pusing/ Ada
kejangsakit kepala,
dan muntah,
amnesia CKS, hanya dalam tingkat
vertigo sakit kepala retrogad yang lebih berat
Ada muntah, ada amnesia Pemeriksaan neurologis Terjadinya penurunan
retrogad dan tidak terdapat lelumpuhan saraf kesadaran secara progesif
ditemukan kelainan pada dan anggota gerak. Adanya fraktur tulang
pemeriksaan neurologist. lesi operatif dan tengkorak dan jaringan otak
abnormalitas dalam CT- yang terlepas
Lesi operatif (-) 48 jam scan dalam 48 jam rawat
rawat inap di RS Pada cedera kepala berat
inap di RS
terjadinya cedera otak
hilangnya fungsi neurologi dengan GCS 9-13 primer seringkali disertai
ata u menurunnya kesadar an cedera otak sekunder
tanpa menyebabkan bingung ataumampu
namun tetap somnolen apabila proses patofisiologi
kerusakan lainnya untuk mengikuti perintah sekunder yang menyertai
sederhana tidak segera dicegah dan
dengan GCS: 15 (sadar dihentikan
penuh) tidak kehilangan kadar asam laktat rata-rata
kesadaran, mengeluh pusing 3,15 mmol/L dapat disertai dengan
dan nyeri kepala, hematoma, peningkatan titer asam
laserasi dan abrasi laktat dalam jaringan otak
dan LCS kondisi
cedara otak karena tekanan asidosis otak.
atau terkena benda tumpul
kadar rata-rata asam laktat
adalah cedera kepala 3,25 mmol/L
tertutup yang ditandai
dengan hilangnya
kesadaran sementara
184
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 187/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan trauma kepala
adalah:
1. CT-Scan
Untuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi jangka pendek.
2. Lumbal Pungsi
Untuk menentukan ada tidaknya darah pada LCS harus dilakukan sebelum 6
jam dari saat terjadinya trauma
3. EEG
Dapat digunakan untuk mencari lesi
4. Roentgen foto kepala
Untuk melihat ada tidaknya fraktur pada tulang tengkorak
Diagnosa
Berdasarkan : Ada tidaknya riwayat trauma kepala
Gejala-gejala klinis : Interval lucid, peningkatan TIK, gejala laterlisasi
Pemeriksaan penunjang.
Trauma
kepala Trauma kepala tertutup
terbuka
185
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 188/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
186
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 189/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
epidural di membran
daerah vaskuler dan
frontal dan pelan-pelan
parietal atas meluas
gejala tidak Gejala
khas, kecuali mungkin
penurunan tidak terjadi
kesadaran dalam
(biasanya beberapa
somnolen) mingggu
yang tidak atau bulan
membaik Keadaan
setelah ini pada
beberapa hari. proses yang
lama akan
terjadi
penurunan
reaksi pupil
dan
motorik.
Epidural Subdural
Bikonveks; hipodens jika darah belum Konkaf/ bulan sabit; hipodens jika darah
beku, jika sudah beku hiperdens, efek belum beku, jika sudah beku hiperdens,
penggeseran garis tengah efek penggeseran garis tengah
187
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 190/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
lucid interval
(tak sadar-sadar- tak sadar)
TIK ↑
hematoma temporal
>>
Kesadaran turun
(2)desak N.III
(3)tekan kortikospinal
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 191/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
189
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 192/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
190
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 193/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
pertama
(50%) sampai menit berikutnya penanggulangan
Mengerti dan dapatbencana
melakukan
Kematian disebabkan oleh beberapa tindakan seperti :
laserasi otak dan pangkal otak, Intubasi, torakosintesis, water
kerusakan sumsum tulang saeled drainage ( WSD ),
belakang bagian atas, kerusakan perikardisintesis, peritoneal
jantung, aorta serta pembuluh- lavase, serta mamasang Central
pembuluh darah besar, Venous Catheter dan vena seksi.
Kebanyakan penderita tidak Mengidentifikasi cidera vertebra
dapat ditolong dan meninggal servikal dan vertebra lainnya
ditempat. serta mengetahui cara
imobolisasinya
191
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 194/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
192
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 195/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
193
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 196/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
terdapat laserasi yang hebat ataupun 4. Fraktur dengan luka yang
adanya flap. Fraktur bersifat segmental hebatmemerlukan suatu traksi
atau komunitif yang hebat. skeletal atau reduksi terbuka
Tipe IIIb Fraktur disertai dengan dengan fiksasi eksterna tulang.
trauma hebat dengan kerusakan dan Fraktir grade II dan III sebainya
kehilangan jaringan, terdapat difiksasi dengan fikdsdi interns
pendorongan (stripping) periost, tulang 5. Penutupan kulit
terbuka, kontaminasi yang hebat serta 6. Pemberian antibiotik
fraktur komunitif yang hebat 7. Pencegahan tetanus
Tipe IIIc Fraktur terbuka yang Komplikasi fktr terbuka:
disertai dengan kerusakan arteri yang
memerlukan perbaikan tanpa 1. Perdarahan, syok septik sampai
memperhatikan tingkat kerusakan kematian
jaringan lunak. 2. Septikemia, toksemia oleh
Penanggulangan fxt terbuka: karena injeksi piogenik
Beberapa prinsip dasar pengelolaan 3. Tetanus
fraktur terbuka 4. Gangren
1. Obati fraktur terbuka sebagai 5. Perdarahan skundar
satu kegawatan 6. Osteomielitis kronik
2. Adakan evaluasi awal dan 7. Daleted union
diagnosis akan adanya kelainan 8. Nunonion dan malunion
yang dapat menyebabkan 9. Kekakuan sensi
kematian 10. komplikasi lain oleh karena
3. Berikan antibiotik dalam ruang perawatan yang lama.
gawat darurat, dikamar operasi Perawatan lanjut dan rehab:
dan setelah operasi Ada lima tujuan pengobatan fraktur:
4. Segera dilakukan debrideman 1. Menghilangkan nyeri
dan irigasi yang baik 2. Mendapatkan dan
5. Ulangi debrideman 24-27 jam mempertahankan posisi yang
berikutnya memadai dari fragmen fraktur
6. Stabilisasi fraktur 3. Mengharapkan dan
7. Biarkan luka terbuka antara 5 – 7 mengusahaakan union
hari 4. Mengembalikan funsi secara
8. Lakukan Bone gra ft autogenous optimal dengan cara
secepatnta memperhatikan fungsi otot dan
9. Rehabilitasi anggota gerak yang sendi, mencegah atrofil, adhesi
dan kekakuan sendi, mencegah
terkena
Tahap tx frkt terbuka: terjadinya komplikasi seperti
dekubitus, trombosis vena,
1. Pembersihan luka. Dengan cara infeksi saluran kencing serta
irigasi dengan dairan NaCL pembentukan batu ginjal.
Fisiologo secara mekanik umtuk 5. Mengembalikan fungsi secara
mengeluarkan benda asing yang maksimal merupakan tujuan
nmelekat akhir pengobatan fraktur.
2. Eksisi jaringan yang mati dan Dislokasi sendi:
tersangka mati (debridemen) SHOULDER
3. Pengobatan fraktur itu sendiri HIP
Shoulder discular:
194
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 197/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Komplikasi:
Komplikasi Dini asetabulum ke bentuk
normalnya. Pada fraktur
Kerusakan nervus skiatik asetabulum tanpa penonjolan
Kerusakan pada kaput fémur kaput femur ke dalam panggul,
Kerusakan pada pembuluh darah maka dilakukan terapi
Fraktur diafisis femur konservatif dengan traksi tulang
Komplikasi Lanjut selama 4 – 6 minggu. Pada
Nekrosis avaskuler fraktur dimana kaput femur
Miositis osifikans tembus kedalam asetabulum,
Dislokasi yang tidak dapat sebaiknya dilakukan traksi pada
direduksi. 2 komponen yaitu komponen
Osteoartitis longitudinal dan lateral selama 6
195
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 198/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Grade I:
Grade II:
196
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 199/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Grade IIIa:
Grade IIIb:
197
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 200/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
didapat
fungsi waktu
lokal;lahir gx bentuk; gx
general • Kelainan
dari oranggenetik ini jika
tua secara didapat
menurun :
Maka TIDAK selalu dapat dideteksi pd herediter
saat lahir, bayi, anak karena semua • Kelainan (defect) dpt juga terjadi
organ belum berfungsi dengan baik sbg satu perubahan yg disebut
Yg bersifat kelainan bentuk, dlm muidsi
perkembangan janin dpt bersifat lokal: • Kelainan gen ini ada yg bersifat
• Aplasia (agenesis) : tidak dominan dan ada pula yg resesif.
berbentuk menurun menurut hukum mendel
• Displasia : salah defek gx lingkungan:
bentuk • Kehamilan dpt terganggu karena
• Hypoplasia : terbentuk beberapa factor gangguan
tapi ukuran kecil pertumbuhan janin
• Hyperplasia : terbentuk • Terganggu pd usia berapa saat
tapi ukuran besar gravid tsb tergaggu.
• Arrest : terbentuk • Makin muda gravid, kelainan yg
tapi stop pd perkembangan dpt timbulpun akan makin berat,
• Duplikasi : terbentuk krn janin belum sempurna
kelebihan diferensiasi dan
Yang general sbg akibat gx: perkembangannya.
• Epiphyscal growtl plato Faktor:
• Balance antara disposisi & • Infeksi : ruhela (TORCH)
resorpsi pd metabolisme • Obat-obatan : bahan kimia,
• Tissue elasticity akibat jamu
perubahan sifat shg terjadi • Radiasi ( x shg pd K gravid hati-
hiperelastisitas/rigiditas hati ! )
Etio: • Trauma
• Genetika • Usia > 35 th
• Gangguan environ mental Gx gen + lingkungan:
• Kombinasi genetik & • Pada ras tertentu Ex. CDH
envesonment genelli gerak janin
Genetic: terbatas, janin selalu pd posisi tertentu
• sel : - 23 pasang ckromosome CDH
• 1 ps : penentu sex : x & y • Diagnosis dibuat sedini mungkin
disebut sex … Krn perlu plan yg baik & perlu
• 22 ps : antosome antosonal jangka waktu yg lama yg berkaitan dgn
• Setiap ps chromosome masalah pertumbuhan
banyak gen di inti (nuc leus) yg • Perlu genetika cruseling
juga berps allel atau mengingat masih ada
allelomorph; Ps ini diturunkan kemungkinan mempunyai anak
dari ayah & ibu lagi.
• Ps yg serupa homo zygole Diagnosis dini:
• Berbeda heteso zygote • Prof. Siffert dari Mts. Hospital
N.Y. : orthopaedic check list
198
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 201/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
199
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 202/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Status orthopedic:
Primary
A : Survey:
clear?
B : RR:
C : TD: N:
D : GCS:
STATUS GENERALIS
(seperti biasa)
PEMBIDAIAN
Penanganan patah tulang yang paling disekitar bagian tulang yang patah.
utama adalah dengan melakukan 3. Memberi istirahat pada anggota
pembidaian. Pembidaian adalah badan yang patah.
berbagai tindakan dan upaya untuk 4. Mengurangi rasa nyeri.
mengistirahatkan bagian yang patah. 5. Mempercepat penyembuhan
200
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 203/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
2. Bidai traksi.
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya
dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada
patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha.
3. Bidai improvisasi.
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk
penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan
kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
201
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 204/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
pedoman umum.
1. Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita.
2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat
perdarahan bila ada.
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum
membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya.
202
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 205/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 206/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
- Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 1 dapat dilakukan dengan
penutupan secara primer
- Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 2 dan 3 sebaiknya dibiarkan
terbuka dan memerlukan debridemen ulang bila ada tanda-tanda infeksi.
Pemberian antibiotika
- Pemberian antibiotiotika pada patah tulang bukanlah tindakan profilaksis,
tapi merupakan tindakan terapeutik
- Cephalosorin merupakan broad spectrum yang diberikan secara parenteral,
penambahan dengan aminoglikosida diindikasikan bila luka hebat (patah
tulang tipe 3)
Pencegahan tetanus
KOMPARTEMEN SINDROM
Penyebab:
1. Penurunan volume kompartemen :
- Penutupan defek fascia yang ketat
- Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
- Casts, dressing atau splint
- Pakaian militer antishock
- Kompresi eksternal dalam waktu lama pada anggota tubuh Posisi
litotomi yang lama
2. Peningkatan tekanan struktur kompartemen:
- Pendarahan atau pembentukan hematoma akibat trauma vaskuler atau
koagulopati
- Peningkatan permeabilitas kapiler
- Trauma akibat fraktur atau kerusakan jaringan
- Penggunaan otot berlebihan akibat olahraga intensif, kejang, tetanus,
eklampsi
-- Luka bakar
Operasi ortopaedi
- Gigitan ular
- Penurunan osmolaritas plasma akibat sindrom nefrotik
- Injeksi obat intraarteri
- Hipertrofi otot
Gejala klinisnya (5P):
1. Pain (nyeri)
2. Pallor
3. Pulselesness
4. Parestesia
5. Paralisis
204
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 207/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 208/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Extensi
Dislokasi ke arah posterior:
Trauma pada sendi siku dalam keadaan sedikit fleksi/truma yang
menyebabkan hiper ekstensi siku
Sering disertai fraktur dari proc coronoideus, capitullum humerus atau
caput radii
Sendi bengkak dalam posisi semi flexi dan olecranon teraba di bagian posterior
METODE REDUKSI
REDUKSI TERBUKA
Indikasi ORIF:
- fraktur intra artikuler
- reduksi tertutup yang mengalami kegagalan
- bila terdapat interposisi jaringan di antara kedua fragmen
- bila diperlukan fiksasi rigid
206
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 209/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
- fraktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik dengan reduksi
- fraktur terbuka grade 1
- fraktur multiple
- eksisi fragmen kecil
- fraktur avulse
Indikasi FE (Fiksasi Eksterna)
- Fraktur terbuka gradeII dan III
- Fraktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat
- Fraktur dengan infeksi
- Fraktur yang miskin jaringan ikat
- Kadang-kadang pada fraktur tungkai bawah penderita DM
PENYEMBUHAN FRAKTUR
Proses penyembuhan:
1. fase hematom
2. fase proliferasi sel
3. fase kalus
4. fase konsolidasi
5. fase remodeling
Humerus
Klavikula 10
6 - 12
Panggul 10 - 12
Femur 12 - 16
Kondilus femur/tibia 8 - 10
Tibia/fibula 12 - 16
Vertebra 12
207
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 210/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• Penyebab:
a. fraktur yang tidak ditindaki
b. pengobatan yang tidak adekuat
c. reposisi / imobilisasi tidak adekuat
d. osifikasi prematur lempeng epifisis
2. delayed union
fraktur dapat sembuh tetapi proses penyembuhan memerlukan waktu yang lebih
lama dari penyembuhan normal (tidak sembuh setelah selang waktu 3 bulan untuk
ekst atas dan 5 bulan untuk ekst bawah)
3. non union (pseudoartrosis)
kegagalan penyembuhan fraktur setelah waktu yang lebih lama dari waktu
yang diperlukan untuk penyembuhan normal (tidak menyembuh antara 6-8 bulan
dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis)
208
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 211/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
TRAUMA FASIAL
Trauma Fasial (Trauma
A. Trauma JaringanMuka)
Lunak : •• Otot
Nervus (VII)
B. Trauma Tulang • Arteri/vena
Dasar diagnosis : B. Trauma tulang
• Deformitas • Duktus stensen
• Gerakan palsu • Zygoma
• Maloklusi • Nasal
• Perubahan okuler • Maxila
A. Trauma Jaringan Lunak • mandibula
Trauma Maxilla
1. Le fort I (transveral) :
Proximal alveolari (septum nasi)
2. Le fort II (piramid) :
Postero lateral sin. Maxilaris
Superomedial sulcus infraorbila
3. Le fort III (craniofacial disfruction):
Fisura orbitalis superior os thmoid dan os nasal
209
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 212/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Terapi
• Airway:bebaskan jalan nafas
• Breathing :pemberian oksigen adekuat
• Circulation :keseimbangan cairan cegah dehidrasi
Operatif bila ABC stabil
Fraktur maxila/mandibula:
• Interdental wiring/intermaxillar wiring
• Plating mini
• Suspensi ke arcus zygomaticus/orbita rim
210
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 213/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
211
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 214/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
212
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 215/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
213
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 216/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
214
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 217/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 218/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Look
Agitation / obtunded
Air movement
Retraction /”rocking”
respirations
Deformity
Airway debris
Listen
Record, legal consideration: Normal speech No
Concise, chronologic obstruction
documentation Noisy breathing Obstruction
Consent for treatment • Gurgle
Forensic evidence • Stridor
Summary: • Hoarseness
Primary Survey Feel
Resuscitation Maxillofacial / laryngeal crepitus
Adjuncts fractures
Secondary Survey Tracheal deviation
Adjuncts Hematoma
Definitive care Adequate breathing:
Airway obstructions: Provide supplemental oxygen
Listen Subtle deterioration of breathing
Normal speech No Coma
obstruction Spinal cord injury
Noisy breathing Obstruction Direct chest trauma
• Gurgle Inadequate:
• Stridor Look
• Hoarseness Cyanosis
Airway and Ventilatory Management in mental status
Objc: Chest asymmetry
Identify when airway Tachypnea
compromise will occur Neck vein distention
Recognize acute airway Paralysis
obstruction Listen
Describe techniques to establish “I can‘t breathe !”
and maintain Stridor, wheezes
patent airway
Define definitive airway with c-
Feel
or absent breath sounds
spine Subq. emphysema
protection Chest wall
Demonstrate ventilatory
crepitus / tenderness
techniques Tracheal deviation
Obstructive: Adjuncts
Coma
Pulse oximeter
Aspiration
CO2 detector
Maxillofacial
ABGs
trauma Chest x-ray
Neck trauma Requires
216
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 219/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Supplemental O2
Airway Maintenance techniques
or a definitive airway
Ventilation
Protect c-spine
Airway maintenance:
217
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 220/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
218
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 221/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Hemorrhagic shock:
Loss of circulating blood volume
Normal blood volume
• Adult 7% of ideal weight
• Child: 9 % of ideal
weight
Classification hemorrhagic:
Class I-IV
Not absolute
Only a clinical guide Ass + manage:
Subsequent treatment determined Recognize shock
by patient response Stop the bleeding !
Class I 750 mL BVL Replenish intravascular volume
Restore organ perfusion
Asses:
Airway and Breathing
• Oxygenate and ventilate
• PaO2 > 80 mm Hg (10.6
kPa)
Class ii 750 – 1500 mL BVL Circulation
• Assess
• Control
• Treat
Disability – cerebral perfusion
Exposure / Environment
•• Associated injuries
Prevent hypothermia
Gastric and bladder
Class iii 1500 – 2000 mL BVL decompression
Urinary output
Manage: vascular acces
2 large – caliber, peripheral IVs
Central access
• Femoral
• Jugular
• Subclavian
Intraosseous
Obtain blood for crossmatch
Class iv ≥ 2000 mL BVL Tx fluid:
Warmed crystalloid solution
Rapid fluid bolus Ringer’s
lactate
• Adult : 2 liters Ringer’s
lactate
• Child : 20 ml /kg
Ringer’s lactate
Monitor response to initial
therapy
219
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 222/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
220
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 223/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
APPENDISITIS AKUT
dr. Fridayati, FlnaCs
EPIDEMIOLOGI
Kondisi tersering yg membutuhkan tindakan pembedahan pd anak.
1 dari 15 populasi normal (7%) mengalami appendicitis.
insidensi puncak 10 - 30 tahun.
perbandingan pria:wanita = 2:1.
1/3 kasus mengalami ruptur.
angka mortalitas <1%, meningkat smp ~5% pd pasien anak dan lansia.
sampai sekitar 30% letak appendiks bervariasi
retroperitoneal
pelvical, retroileal atau retrocolical
DEFINISI
peradangan akut dari appendiks vermiformis
variasi letak appendiks
patofisiologi
obstruksi lumen
appendicoliths, parasit (ascaris, enterobius), benda asing, carcinoid,
lymphoid hyperplasia (pd anak)
produksi mukos distal & pertumbuhan berlebihan dari bakteri
distensi perfusi berkurang ischemia perforasi
GEJALA UMUM
neri abdomen ~100%
anorexia ~100%
nausea ~90%
vomitus ~75%
migrasi nyeri ~50%
perjalanan gejala klasik ~50%
gejala yg berlangsung selama 24-36 jam jarang pd appendiks yg non
perforasi
MANIFESTASI KLINIS KLASIK
nyeri periumbilical yg tersamar vague periumbilical pain anoreksia,
nausea, vomitus migrasi nyeri ke rlq demam
PEMERIKSAAN FISIK
nyeri tekan kuadran kanan bawah
demam – biasanya low grade 38.0ºC
tanda peritoneal:
nyeri tekan rebound – plg baik dimunculkan lewat perkusi
kekakuan otot perut
tanda inflamasi peritoneal lain:
psoas sign
nyeri pada ekstensi dari tungkai kanan
pd apendiks yg letaknya retroperitoneal retrocecal
obturator sign
nyeri pd saat rotasi internal dari tungkai kanan
pd letak appendik yg pelvical
rovsing’s sign
221
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 224/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
SKOR
ALVARADO
Nyeri perut :1
Mual muntah :1
Demam :1
Nyeri tekan :2
Nyeri lepas :1
Anoreksia :1
Shift to the left :1
Leukositosis :2
Interpretasi
1-4 : bukan
5-6 : ragu (observasi 6 jam tanpa analgetik)
222
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 225/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 226/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 227/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
225
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 228/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
BPH
Pendahuluan: • Gejala : sindroma
* G. Obstruktif : prostatisme
- Diketahui sejak 1500 S.M. - Hesitansi
- 1000 tahun kemudian didiskusikan - Pancaran mengecil & melemah
oleh Hippocrates - Intermitensi
- Insidensi: 50% (klinis) pria 60-69 - Terminal dribbling
- Tidak tuntas
tahun, k.l. 100% pada umur 80 tahun
* G. Iritatif :
(mikroskopik sejak umur 35 tahun) - Urgensi
- Frekuensi
Anatomi:
- Disuria
Prostat terdiri dari :
- Komponen kelenjar, stroma dan otot
polos
Topografi
- Proksimal ( basis prostat ) : leher buli-
buli
- Distal ( apek prostat ) :
* " diafragma urogenital " / sfingter
eksterna
* Uretra anterior
Teori DHT:
Testoteron
Provokator Retensi Urine Akuta
5 reduktase
1. Minum alkohol
DHT
Stimulan simpatetik
DHT + AR ( Androgen receptor)
Tonus Prostat &
Sel tumbuh otot polos bladder outlet
2. Bepergian jauh
Keluhan dipengaruhi: 3. Masukan cairan banyak
* OBSTRUKSI MEKANIS 4. Konstipasi
* OBSTRUKSI DINAMIS 5. Agen anti cholinergik
* RESPONS DETRUSOR PF:
• St. Umum
Klinis: - Tanda vital
- Penyakit lain
226
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 229/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
• St. Urologis
- Pinggang --- massa, nyeri ?
- Buli-buli --- penuh, kosong ?
- Colok dubur
- Konsistensi prostat
- Besar prostat
- Menentukan sistem saraf VUS (BCR)
Penunjang:
• Laboratorium rutin
• Khusus :
* PSA (Prostat Spesific Antigen)
* Uroflowmetri
* Imaging :
- KUB / BOF
- PIV (Pielografi Intra Vena)
- USG :
- transrektal
- abdominal
* Uretrosistoskopi
Interpretasi PSA:
Flowmeter:
PSA value
0.5 - 4 ng/ml
4 - 10 ng/ml
> 10 ng/ml
rise of > 20%/year
Interpretation
Normal
20% chance of Ca
50% chance of Ca
Refer for biopsy
Flowmetogram:
a. Normal
b. Obstruktif
227
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 230/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Kontraindikasi tx medic:
- Retensi urin (akut atau kronik)
- Insufisiensi renal
- Dilatasi traktus atas
- Hematuria berulang
Agen fitoterapi:
- ISK berulang
- Batu buli-buli / divertikel
- Pygeum africanum (African plum)
Tx medic:
- Urtica spp. (stinging nettle)
- Sabal serrulatum (Dwarf palm)
228
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 231/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Indikasi op:
• Retensi urin
• ISK berulang
• Sisa kencing pasca miksi > 100
ml
• BPH dengan penyulit
• Terapi medikamentosa gagal
Divertikula VU:
229
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 232/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Penyulit BPH:
230
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 233/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 234/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
Torsio testis:
Torsio testis adalah suatu
etio:Dibagi 2 kelompok
Sexually :
transmitted: C.
klinis:
trachomatis, N. gonorrhoe
Nyeri yang hebat Non sexually transmitted:
Eritema dan pembengkakan Enterobacteriacae,
testis pseudomonas, biasanya
1/3 pasien mengalami episode bersamaan dengan infeksi
nyeri yang berulang traktus urinarius atau prostatitis
Reflek kremaster (-) Patogenesis dan patologi:
Menjalar dari vas deverens ―›
kauda epididimis
Nyeri bisa sangat hebat
Bengkak bisa berlangsung
sangat cepat, dalam waktu 3-4
jam bengkak bisa 2 kali lipat
Lab:
Darah lengkap
Kultur urin
C R P
Tx:
232
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 235/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
233
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 236/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
EPIDEMIOLOGI
Intrinsik: * iklim dan musim
* heriditer * cairan masuk
* umur & gender * diit
Ekstrinsik * pekerjaan
* geografi
ETIOLOGI
Fenomena
Terbentuk nukleasi
Inhibitor tidak efektif secara umum
=================================Produk pembentukan
perkembangan kristal
Timbul agregasi kristal
Inhibitor akan menghambat kristalisasi
Nukleasi sangat lambat
Nukleasi heterogenus dapat terjadi
Matriks akan terlibat
------------------------------------------------------------Produk solubilitas
Kristal tidak terbentuk
Batu yang ada dapat larut
Faktor risiko
• Kristaluria: yang abnormal: • Pekerjaan: dokter & pekerja
kristal sistin dan struvit kantoran (white-collar worker)
• Sosio-ekonomik: negara-negara • Iklim
industri • Riwayat keluarga
• Diit: perubahan diit, terutama • Obat-obatan
asam lemak, protein hewani,
masukan natrium >>
PATOFISIOLOGI
• Batu kalsium oksalat • Kelainan metabolik multipel
• Batu hiperkalsemik • Renal tubular acidosis
• Hiperoksaluria • Batu asam urat
• Hiperurikosuria • Batu infeksi (struvite)
• Hipositraturia • Batu sistin
• Hipomagnesuria • Batu lain-lain
KLINIS
Episode akut:
Keluhan: kolik renal/ureter
234
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 237/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
EVALUASI MEDIS
EVALUASI SEDERHANA • Foto polos abdomen / USG/
Ax: IVP
• Kebiasaan / diit EVALUASI EKSTENSIF
• Obat2 provokator batu Mendeteksi kelainan metabolik,
• Kehilangan cairan disamping pemeriksaan pada evaluasi
• ISK sederhana.
TERAPI MEDIS
TUJUAN:
235
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 238/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
TERAPI MEDIS
Antibiotika hanya diberikan pada:
1. Bila ada tanda bakteriemia atau urosepsis, tetapi harus segera direncanakan
tindakan urgen
2. Bila akan dilakukan tindakan / instrumentasi atau pembedahan
3. Bila sudah pasti bebas batu, tetapi masih ada infeksi, karena dapat terbentuk
batu infeksi (struvit)
Klinis
Efek obstruksi ureter pada faal ginjal
236
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 239/240
7/26/2019 ILMU BEDAH Fk Unsoed-libre
Muarif/G1A212097/FK UNSOED
http://slidepdf.com/reader/full/ilmu-bedah-fk-unsoed-libre 240/240