Vous êtes sur la page 1sur 11

PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT DHUHA TERHADAP KARATER SISWA

DI MAN 3 JOMBANG

Oleh: Achmad Najih Al-Amin


Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam,
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
Emai: alwinajih@gmail.com

Abstract
This research is motivated by the crisis of the character of the nation and the declining morale of
students in Indonesia. More specifically, MAN 3 Jombang as the location of the study also detected
character deviations by students in MAN 3 Jombang. But MAN 3 Jombang has a program of
habituation of Dhuha Prayers which is expected to be able to overcome and reduce the problem of
character deviations that are often carried out by students in MAN 3 Jombang.
This study uses a quantitative approach, research whose data is obtained in the form of numbers
and analysis using statistics. While the data collection uses: questionnaire, observation,
documentation and interview.
The results showed that the implementation of Dhuha Prayers in Man 3 Jombang until now is still
maintained and istiqomah done every day, as well as the results of the Dhuha Prayer assessment
questionnaire very clearly shows that the students' self-awareness in performing Dhuha Prayers is
quite high. From the results of the character assessment questionnaire it is very clear that MAN 3
Jombang students have good and strong character, every action and behavior every day in the
school environment shows the existence of strong karkater values.
The relationship between habituation of Dhuha Prayers and Student Characters from product
moment calculations shows that there is a strong relationship between the two, but the influence
between Habits of Dhuha Prayer with Student Character is quite low.

Keywords: Habit of Dhuha Prayer, Character of Students

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh krisisnya karakter bangsa dan menurunnya moral para pelajar
di Indonesia. Lebih khusus MAN 3 Jombang sebagai lokasi penelitian juga terdeteksi adanya
penyimpangan-penyimpangan karater yang dilakukan oleh para siswa di MAN 3 Jombang. Namun
MAN 3 Jombang memiliki sebuah program pembiasaan Shalat dhuha yang diharapkan mampu
menanggulangi dan mengurangi problem penyimpangan karakter yang sering dilakukan siswa di
MAN 3 Jombang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian yang datanya diperoleh berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan pengambilan datanya menggunakan:
kuesioer, observasi, dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Shalat Dhuha di Man 3 Jombang hingga sekarang
pembiasaannya masih terjaga dan istiqomah dilakukan setiap hari, begitu juga berdasarkan hasil
angket penilaian Shalat Dhuha sangat jelas menunjukkan bahwa kesadaran diri para siswa dalam
melaksanakan Shalat Dhuha terbilang cukup tinggi. Dari hasil angket penilaian karakter sangat jelas
menunjukkan bahwa siswa MAN 3 Jombang memiliki karakter yang baik dan kuat, setiap tindakan
dan perilakunya setiap hari di lingkungan sekolah menunjukkan adanya nilai-nilai karkater yang
kuat.
Adapun hubungan diantara pembiasaan Shalat Dhuha dengan Karakter Siswa dari perhitungan
product moment menunjukkan adanya hubungan yang kuat diantara keduanya, akan tetapi
pengaruh anatara Pembiasaan Shalat Dhuha dengan Karakter Siswa terbilang cukup rendah.

Kata Kunci : Pembiasaan Shalat Dhuha, Karakter Siswa

Pendahuluan

Latar Belakang

Kekaburan visi dan kelemahan karakter bangsa menjadi beban nasional yang berat

ketika berakumulasi dengan berbagai persoalan internal yang kompleks pada tubuh

bangsa ini, seperti kemiskinan, pengangguran, kebodohan, keterbelakangan, korupsi,

kerusakan lingkungan, hutang luar negeri, dan perilaku elit yang tidak menunjukkan

keteladanan selaku negarawan.1

“Kemelut Indonesia yang semakin carut-marut ini diyakini karena ketiadaan

karakter”, begitu tulisan Erie Sudewo dalam buku Best Praktice Character Building. Lebih

lanjut dijelaskan, karena kenihilan karakter itu, bangsa ini menjadi limbung. Jika

ketiadaan karakter (lack of character) itu terus diabaikan, bangsa ini akan masuk ke tepi

jurang yang dinamakan negara gagal.2

Dari fenomena diatas menunjukkan bahwa karakter bangsa ini semakin menurun,

etika bangsa indonesia yang terbentuk dari budaya yang luhur kini semakin

terpengaruh budaya luar yang sebagian besar tidak cocok dengan pribadi bangsa

Indonesia. Fenomena menurunnya karakter bangsa ini terjadi pada semua lini

kehidupan bangsa, dari kalangan pemimpin yang semakin krisis moral dan kejujuran
1
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama Dan Budaya
Bangsa,(Bandung: Pustaka Setia, 2013), 30.
2
Ibid, 31.
serta banyaknya kejahatan-kejahatan yang timbul ditengah masyarakat, begitu juga

menurunnya karakter para siswa di sekolah seperti terjadinya penyimpangan-

penyimpangan karakter yang sering dilakukan oleh siswa di lingkungan sekolah MAN

3 Jombang sebagai lokasi penelitian.

Penyimpangan-penyimpangan karakter yang kerap terjadi pada siswa di MAN 3

Jombang seperti siswa terlambat datang sekolah dengan alasan yang tidak jelas, siswa

putra sengaja berangkat siang ke sekolah pada jam istirahat tanpa membawa perangkat

belajar, siswa meninggalkan kelas pada jam aktif kegiatan belajar mengajar, siswa tidak

memperhatikan pelajaran ketika guru menerangkan dengan tidur didalam kelas,

menyibukkan diri dengan alat make up yang biasanya dilakukan oleh siswa putri,

memalsukan surat izin tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit, siswa berpakaian

tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan sekolah, pertengkaran siswa dengan teman

sekelas, siswa melakukan tindakan bullying terhadap teman sekolah, siswa tidak

mengikuti kegiatan sholat berjamaah kemudian meninggalkan lingkungan sekolah

pada jam kegiatan sholat tersebuat dengan alasan yang kurang jelas.

Dari berbagai penyimpangan karakter yang ada di MAN 3 Jombang maka

pendidikan karakter menjadi sesuatu yang sangat penting yang harus diterapkan untuk

mengendalikan krisis karakter tersebut. Kementrian pendidikan Nasional merancang

kurikulum pendidikan karakter bagi siswa yang diterapkan disekolah melalui

pembelajaran keseharian yang sudah berjalan disekolah. Pembelajaran tersebut juga

diajarkan di MAN 3 Jombang tetapi tidak diajarkan dalam sebuah mata pelajaran
khusus melainkan difokuskan dan diperhatikan melalui aktivitas keseharian siswa di

sekolah. Praktik tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk sholat dhuha berjamah.

Dari dilaksanakannya sholat dhuha secara rutin berjamaah di sekolah, diharapkan

para siswa di MAN 3 Jombang mampu menjernihkan pikirannya untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar, dengan begitu kegiatan sholat berjamaah mampu

mengurangi problem penyimpangan karakter yang sering dilakukan siswa di sekolah.

Berawal dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah

kegiatan sholat dhuha berjamaah di sekolah mempunyai pengaruh dan peranan dalam

membentuk siswa untuk beriman, bertaqwa, dan berkarakter. Untuk itu penulis

mengambil judul ”PENGARUH PEMBIASAAN SHOLAT DHUHA TERHADAP

KARAKTER SISWA DI MAN 3 JOMBANG”.

Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat ditarik perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan sholat dhuha di MAN 3 Jombang?

2. Bagaimana karakter siswa di MAN 3 Jombang?

3. Adakah pengaruh pelaksanaan sholat dhuha terhadap karakter siswa di MAN 3

Jombang?

Rancangan Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian dan tujuan penelitian maka pendekatan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya

diperoleh berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sugiyono


menjelaskan bahwa, “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instumen penelitian, analisa data bersifat

kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.3

Populasi dan Sampel

Sesuai dengan judul diatas, maka penulis menetapkan bahwa yang menjadi

populasi dalam penelitian itu adalah seluruh siswa kelas XI dan XII MAN 3 Jombang,

mengingat tidak semua siswa melaksanakan sholat dhuha dengan rutin, salah satunya

kelas X yang baru masuk aktif kegiatan belajar mengajar di MAN 3 Jombang, maka dari

sejumlah populasi tersebut akan diambil beberapa siswa untuk dijadikan sampel.

Untuk memperoleh sampel representatif penulis menggunakan teknik purposive

sampling karena teknik ini hanya mengarah pada siswa yang melaksanakan shalat

dhuha.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian,

yaitu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena (variable) yang diamati. Sebelum

menyusun instrument penelitian, peneliti sebaiknya menentukan terlebih dahulu jenis

data yang diperlukan untuk analisis. Data kuantitatif adalah data yang berkenaan

dengan jumlah.4

3
Mayang Sari Lubis, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 48
4
Agung Whidi Kurniawan, Zahra Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pandiva Buku,
2016), 88
Prosedur Pengumpulan Data.

1. Angket

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah metode Kuesioner atau

angket. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data (instrument penelitian) yang

dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan

kepada responden untuk mendapatkan jawaban.5 Keunggulan metode ini

diantaranya ialah Tidak memerlukan kehadiran peneliti di lokasi responden, Dapat

dibagikan secar serentak, Responden dapat menjawab sesuai dengan waktu yang

tersedia, Dapat dibuat anonim, Kuisoiner dapat dibuat standar.

Jenis pertanyaan yang akan diajukan adalah pertanyaan tertutup,

yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang

keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban

yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut. Responden

harus memilih salah satu jawaban yang menurut pendapatnya paling benar dan

tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban yang lain.

Berdasarkan skala likert (pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju) yang sudah dimodifikasi (dengan menghilangkan pernyataan

ragu-ragu), yaitu :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

5
Agung Whidi Kurniawan, Zahra Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pandiva Buku,
2016), 93
TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

2. Observasi

Dua diantara terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar. Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh data-data tentang diskripsi objek penelitian yang berkenaan dengan

keadaan siswa, fasilitas fisik atau sarana dan prasarana di MAN 3 Jombang.

3. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mencari data-data sekolah yaitu mengenai:

1) Sejarah singkat dan latar belakang berdirinya MAN 3 Jombang. 2) profil

sekolah. 3) Visi dan Misi MAN 3 Jombang. 4) keadaan dan kegiatan di lingkun

gan sekolah. Dan lain sebagainya.

4. Wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner

lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk mencari

informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai

keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang varabel latar belakang

murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.6 Metode

6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 198
wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mencari informasi mengenai

pelaksaan Shalat Dhuha di MAN 3 Jombang

Analisis Data

Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan teknik uji statistik. Uji statistik

digunakan untuk mengolah informasi data kuantitatif yang telah diperoleh sehingga

informasi atau data tersebut mempunyai arti. Untuk menganalisis data yang telah

terkumpul, maka peneliti menggunakan analisis korelasional dalam pengujian

hipotesis. Namun sebelum sampai pada tahap pengujian hipotesis maka dilakukan

terlebih dahulu uji validitas dan reabilitas. Pengujian validitas dan rebilitas bertujuan

untuk melihat valid dan konsistennya indikator penelitian.

Hasil Penelitian

Pelaksanaan shalat dhuha di MAN 3 Jombang

Berdasarkan tabel hasil angket yang berjumlah 160 siswa atau reponden dengan

masing-masing mendapatkan 10 item soal diatas, maka dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat kategori baik dalam pelaksanaan Shalat Dhuha sebanyak 91 siswa,

sedangkan yang mendapatkan kategori cukup dalam pelaksanaan Shalat Dhuha

sebanyak 67 siswa, dan siswa yang masuk dalam kategori kurang dalam pelaksanaan

Shalat Dhuha sebanyak 2 siwa. Jadi dapat dipahami bahwa pelaksanaan Shalat Dhuha

di MAN 3 Jombang bisa dikatakan baik dan antusias atau kesadaran para siswa dalam

melaksanakan kegiatan Shalat Dhuha bisa di nilai cukup tinggi.


Karakter siswa MAN 3 Jombang

Berdasarkan tabel hasil angket yang berjumlah 160 siswa atau reponden dengan

masing-masing mendapatkan 15 item soal di atas, maka dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat kategori baik dalam penilaian karakter siswa sebanyak 98 siswa,

sedangkan siswa yang mendapatkan kategori cukup dalam penilaian karakter siswa

sebanyak 62 siswa, sedangkan siswa yang masuk dalam kategori kurang dalam

penilaian karakter siswa tidak ada. Jadi dapat dipahami bahwa siswa di MAN 3

Jombang memiliki karakter yang baik dan kuat, setiap tindakan dan perilakunya setiap

hari di lingkungan sekolah menunjukkan adanya nilai-nilai karkater yang kuat.

Pengaruh pelakasanaan shalat dhuha terhadap karakter siswa di Man 3 jombang

Dari hasil perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan

perhitungan SPSS Versi 16.0. diperoleh hasil yang sama yaitu sebesar 0.076.

berdasarkan tabel 4. Diatas menunjukkan bahwa korelasi antara Shalat Dhuha dengan

Karakter Siswa termasuk kategori tinggi terletak pada interval 0,71 – 0,90.

Berdasarkan hasil di atas juga dapat diketahui bahwa besarnya rhitung =0.076

pada taraf signikansi 5% dan rtabel untuk N= 160 dengan taraf signifikan 5% diketahui

rtabel =0.154. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa rhitung 0.076< rtabel 0.154. Jadi

berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis Nihil (Ho) yang berbunyi “ tidak ada

pengaruh dari kegiatan sholat dhuha terhadap karakter siswa di MAN 3 Jombang.”

ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: “adanya pengaruh dari

kegiatan sholat dhuha terhadap karakter siswa di MAN 3 Jombang.” diterima. Jadi

tidak ada pengaruh yang kuat antara pembiasaan Shalat Dhuha dengan Karakter
Siswa. Tetapi hal ini bukan berarti Shalat Dhuha tersebut tidak layak dilaksanakan,

akan tetapi pembiasaan Shalat Dhuha ini masih patut dijaga dan dilestarikan

pembiasaannya, karena masih banyak sekali fungsi dan keutamaan atau fadhilahnya

dari melaksanakan Shalat Dhuha.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa tidak terdapat pengaruh yang kuat

antara pembiasaan shalat dhuha dengan karakter siswa di MAN 3 Jombang. Bisa

dikatakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pengaruh Shalat huha

terhadap karakter siswa ini dikrenakan banayaknya metode-metode yang lain selain

Pembiasaan Shalat Dhuha yang diterapkan oleh sekolah. Seperti pembiasaan 3S yaitu

sapa, salam, salaman, dan lain sebagainya. Karena pada hasil penelitian ini nilai

karakter siswa di MAN 3 Jombang tergolong cukup baik dan banyak yang menerapkan

nilai-nilai karakter.

Penutup

Pelaksanaan shalat dhuha di MAN 3 Jombang bisa dikatakan cukup baik

dikarenakan pelaksanaannya sejauh ini masih sangat dijaga dan dibiasakan oleh

pengurus-pengurus yang diamanati untuk menjalankan program kegitan shalat dhuha,

di sisi lain antusias dan kesadaran diri para siswa dalam melaksanakan shalat dhuha

tergolong cukup tinggi, hanya saja keterbatasan tempat dan waktu yang menjadikan

kegiatan shalat dhuha ini menjadi sedikit terhambat dan kurang efektif pelaksanaannya

dilingkungan sekolah, dikareanakan daya tampung lokasi Shalat Dhuha yang kurang

luas dan tidak mampu menampung keseluruhan siswa MAN 3 Jombang yang

menjadikan pelaksanaan shalat dhuha dilaksankan dengan bergiliran.


Berdasarkan penilaian-penilaian yang telah peneliti lakukan, sangat jelas

menggambarkan bahwa karakter siswa di MAN 3 Jombang terbilang cukup kuat

adapun penyimpangan karakter yang terjadi di lingkungan sekolah terbilang cukup

kecil, dikarenakan para siswa di MAN 3 Jombang memegang nilai-nilai karakter yang

cukup kuat sesuai dengan harapan dan visi misi Madrasah.

Berdasarkan hasil metode perhitungan yang peneliti lakukan terdapat gambaran

yang jelas bahwa anata pelaksanaan Shalat Dhuha dengan karakter siswa di MAN 3

Jombang terdapat hubungan yang kuat atau dalam kategori tinggi. Perhitungan

pengaruh antara pelaksanaan shalat dhuha dengan karakter siswa terdapat pengaruh,

namun terbilang cukup rendah.

Footnote

Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama Dan Budaya
Bangsa,(Bandung: Pustaka Setia, 2013), 30.
Mayang Sari Lubis, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 48
Agung Whidi Kurniawan, Zahra Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pandiva
Buku, 2016), 88
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 198

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.

Kurniawan, Agung Whidi. Puspitaningtyas, Zahra. 2016.Metode Penelitian Kuantitatif.


Yogyakarta: Pandiva Buku.

Lubis, Mayang Sari. 2018. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.

Salahudin Anas dan Alkrienciehie Irwanto. 2013. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis
Agama Dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.

Vous aimerez peut-être aussi