Vous êtes sur la page 1sur 20

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI OLEH PENYULUH DAN PETANI PADI SAWAH


DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

ANALYSIS OF THE UTILIZATION OF INFORMATION AND COMMUNICATION


TECHNOLOGY BY EXTENSION AND RICE FARMERS
IN SIDENRENG RAPPANG REGENCY

Abraham Randanan Palamba*, Nurdin Lanuhu, M.H. Jamil,


Rahmawaty A. Nadja, Nurbaya Busthanul
Program Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
*Kontak penulis: palambaabraham@gmail.com

Abstract

Information and communication technology plays an important role in the process of agricultural
development which, if information is available, can help in the dissemination or delivery of information on
agricultural skateboards, so it can accelerate progress in the world of agriculture. The purpose of this
study was to analyze the level of utilization of information and communication technology as well as
factors related to the level of utilization of information and communication technology by extension
agents and rice farmers in Sidenreng Rappang Regency. The analysis technique used is descriptive
analysis and Spearman rank correlation test with the application of SPSS 24. The results of this study
indicate that the level of ICT utilization by extension agents in Sidenreng Rappang Regency is very high.
Factors that are significantly related to the level of utilization of ICT by extension agents is the level of
education. While the level of utilization of ICT by farmers in Sidrap Regency varies with each
topography. Factors that are significantly related to the level of ICT use by farmers are age, education
level and farmer income.

Keywords : Information and communication technology, Extension, Farmers.

Abstrak

Teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam proses


pembangunan pertanian yang apabila informasinya tersedia, dapat membantu dalam
penyebaran atau penyampaian informasi pada skateholder pertanian, sehingga dapat
mempercepat kemajuan dalam dunia pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat pemaanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh penyuluh
dan petani padi sawah di Kabupaten Sidenreng Rappang. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan uji korelasi rank spearman dengan aplikasi SPSS 24. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh di Kabupaten
Sidenreng Rappang sangat tinggi. Faktor yang berhubungan nyata dengan tingkat pemanfaatan

1
TIK oleh penyuluh adalah tingkat pendidikan. Sedangkan tingkat pemanfaatan TIK oleh petani
di Kabupaten Sidrap bervariasi pada setiap topografi. Faktor yang berhubungan nyata dengan
tingkat pemanfaatan TIK oleh petani adalah umur, tingkat pendidikan dan pendapatan petani.

Kata Kunci : Teknologi Informasi dan Komunikasi, Penyuluh, Petani Padi Sawah.

1. Pendahuluan

Teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam proses


pembangunan pertanian yang apabila informasinya tersedia, dapat membantu dalam
penyebaran atau penyampaian informasi pada skateholder pertanian, sehingga dapat
mempercepat kemajuan dalam dunia pertanian.
Beberapa tahun terakhir, pembangunan pertanian dihadapkan pada stagnansi
dalam informasi dan inovasi pertanian yang kemudian berdampak pada menurunnya
optimalisasi sistem penyuluhan sejalan dengan pesatnya penetrasi produk-produk
pertanian di era globalisasi ini. Model penyuluhan lama dimana penyuluh sebagai agen
transfer teknologi dan informasi sudah tidak cukup. Informasi sebagai sesuatu hal yang
tak ternilai harganya tentunya akan lebih mudah diakses oleh pihak-pihak yang
memiliki kemampuan untuk mendapatkan akses, dalam hal ini adalah para pemilik
modal dalam sektor swasta. Sisi lain, petani hanya dapat mengandalkan kapasitas
penyuluh dalam mendampingi petani mengembangkan proses belajar inovasi
pertanian. Baik petani maupun penyuluh sudah diupayakan untuk mendapatkan
informasi tentang inovasi yang dihasilkan oleh para peneliti baik di lembaga penelitian
maupun perguruan tinggi namun belum mendapatkan hasil optimal (Sumardjo et al.
2009).
Pengembangan TIK sebagai salah satu alternatif untuk menjamin kecepatan dan
ketepatan penyebaran informasi teknologi baru di bidang pertanian juga menjadi salah
satu pilihan pertimbangan pada efektivitas dan efisiensi sistem layanan penyuluhan
(Subejo, 2011), bahkan pemanfaatan TIK ini juga tidak lepas dari adanya peningkatan
kualitas sumber daya petani dan pelaku pembangunan pertanian, kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi penyebarluasan
informasi.
Dari data di atas produktivitas padi Kabupaten Sidrap disetiap kecamatannya
merata yaitu sekitar 62 Ku/Ha. Data ini dapat membuktikan bahwa pertanian di
Kabupaten Sidrap sudah maju terkhusus di Provinsi Sulawesi Selatan. Para petani di
Kabupaten Sidrap kebanyakan telah mengadopsi berbagai teknologi yang
menguntungkan bagi mereka. Hal ini tidak terlepas dari peran penyuluh yang selalu
memberikan informasi mengenai teknologi budidaya pertanian, ini dilakukan untuk
memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan
cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian yang lebih
maju.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui
jenis dan tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh dan petani padi sawah di Kabupaten

2
Sidrap, (2) Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemanfaatan
TIK oleh penyuluh dan petani padi sawah di Kabupaten Sidrap.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini berlokasi di 4 kecamatan (Kecamatan Kulo, Kecamatan


Maritengngae, Kecamatan Panca Rijang dan Kecamatan Panca Lautang) di Kabupaten
Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa masing-masing kecamatan
merupakan wilayah dengan populasi petani terbanyak di masing-masing topografi di
Kabupaten Sidrap. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan April sampai dengan bulan
Mei 2019.
Adapun pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan 2 metode. Metode
yang digunakan untuk menentukan sampel dari petani adalah random sampling
sehingga memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Berdasarkan pendapat Gay dan Diehl (1992) bahwa ukuran sampel
yang tepat sebesar 30 subjek per grup. Sehingga petani responden berjumlah 120 orang.
Metode yang digunakan dalam menentukan sampel penyuluh yaitu purposive sampling
dengan pertimbangan bahwa penyuluh berlatar belakang penyuluh tanaman pangan.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui
jenis dan tingkat pemanfaatan TIK respoden dan uji korelasi rank spearman untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemanfaatan TIK
responden.

3. Hasil Dan Pembahasan

Karakteristik Responden
Menurut Manoppo (2013) umur produktif berkisar antara 15-65 tahun artinya
dengan usia yang masih produktif ini maka akan sangat lebih mudah menerima inovasi
baik berupa inovasi dalam usahatani maupun dalam bentuk inovasi di bidang
teknologi komunikasi yang baru dan lebih cepat di dalam menyerap cara penerapan
segala inovasi yang baru tersebut. Rata-rata umur responden adalah 39-57 tahun
dengan persentase 45,83% untuk petani dan 68,42% untuk penyuluh. Rata-rata tingkat
pendidikan untuk petani adalah sekolah dasar dengan persentase 32,50% dan rata-rata
tingkat pendidikan untuk penyuluh adalah Sarjana 1 dengan persentase 63,16%. Rata-
rata pengalaman bekerja responden adalah 2-22 tahun dengan persentase 55% untuk
petani dan 84,21% untuk penyuluh. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani
responden adalah 4-6 orang dengan persentase 48,33%. Rata-rata luas lahan petani
responden adalah 1 Ha dengan persensate 63,33%. Rata-rata pendidikan non formal
penyuluh responden adalah 1-2 kali dalam setahun dengan persentase 78,95%. Rata-
rata Kekosmopolitan penyuluh adalah 0-3 kali dalam setahun dengan persentase
57,89%.

3
Kepemilikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kepemilikan teknologi informasi dan komunikasi pada penyuluh dan petani di
Kabupaten Sidenreng Rappang sangat bervariasi, hal ini mengindikasikan bahwa
tingkat pemanfaatannya juga dapat bervarisi. Adapun tingkat kepemilikan TIK pada
penyuluh dan petani tersaji pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel 1. Tingkat Kepemilikan TIK Oleh Penyuluh Di Kabupaten Sidrap, 2019.
No Teknologi Informasi dan Komunikasi Responden (orang) Persentase (%)

1 Handphone 19 100,00
2 Smartphone 19 100,00
3 Komputer 19 100,00
4 TV 19 100,00
5 Radio 2 10,53
Berdasarkan tabel 1 diatas dijelaskan bahwa kepemilikan TIK di kalangan
penyuluh responden sangat tinggi, karena hampir semua teknologi yang ada dimiliki
oleh seluruh responden atau dengan persentase sebesar 100% pada kepemilikan
handphone, smartphone, komputer dan TV dimana semua penyuluh responden
memiliki teknologi tersebut dengan persentase sebesar 100%, untuk radio hanya
terdapat 2 penyuluh yang memilikinya dengan persentase 10,53%.
Tabel 2. Tingkat Kepemilikan TIK Oleh Petani Di Kecamatan Kulo Kabupaten
Sidrap, 2019.
Responden
No Teknologi Informasi dan Komunikasi Persentase (%)
(Orang)
1 Handphone 25 83,33
2 Smartphone 14 46,67
3 Komputer 0 0,00
4 TV 30 100,00
5 Radio 1 3,33
Berdasarkan tabel 2 diatas, tingkat kepemilikan teknologi oleh petani di
Kecamatan Kulo cukup tinggi, dimana TV dimiliki oleh semua petani responden,
sedangkan handphone terdapat 25 dari 30 responden yang memilikinya, dengan
persentase 83,33%. Kepemilikan teknologi yang paling rendah yaitu pada komputer
dan radio, dimana semua petani responden tidak memiliki komputer sedangkan untuk
radio hanya terdapat 1 responden yang memilikinya, hal ini disebabkan terjadinya
pergeseran sumber infomasi dari radio ke TV.
Tabel 3. Tingkat Kepemilikan TIK Oleh Petani di Kecamatan Maritengngae,
Kabupaten Sdrap, 2019.
No Teknologi Informasi dan Komunikasi Responden (orang) Persentase (%)

1 Handphone 29 96,67
2 Smartphone 13 43,33
3 Komputer 1 3,33
4 TV 30 100,00
5 Radio 1 3,33

4
Berdasarkan tabel 3, tingkat kepemilikian teknologi pada petani di Kecamatan
Maritengngae tidak terlalu berbeda dengan petani di Kecamatan Kulo, dimana TV
dimiliki oleh semua responden dan handphone dimiliki oleh 29 dari 30 responden.
Sedangkan tingkat kepemilikan yang paling rendah masih terdapat pada komputer dan
radio, dimana masing-masing dari teknologi tersebut hanya dimiliki oleh 1 orang
responden.
Tabel 4. Tingkat Kepemilikan TIK Oleh Petani di Kecamatan Panca Rijang,
Kabupaten Sidrap, 2019.

No Responden (Orang) Persentase (%)


Teknologi Informasi dan Komunikasi
1 Handphone 26 86,67
2 Smartphone 21 70,00
3 Komputer 4 13,33
4 TV 30 100,00
5 Radio 0 0,00
Berdasarkan tabel 4, tingkat kepemilikan teknologi oleh petani di kecamatan ini
merupakan yang paling tinggi diantara keempat kecamatan yang diteliti, dimana
terdapat 3 teknologi yang memiliki persentase diatas 50% dari segi kepemilikan, yaitu
TV dengan persentase 100%, handphone sebasar 86,67% dan smartphone sebesar 70%.
Komputer memiliki persentase sebesar 13,33% dengan jumlah kepemilikan 4
responden.
Tabel 5. Tingkat Kepemilikan TIK Oleh Petani di Kecamatan Panca Lautang,
Kabupaten Sidrap, 2019.
Responden
No Persentase (%)
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Orang)

1 Handphone 22 73,33
2 Smartphone 11 36,67
3 Komputer 1 3,33
4 TV 30 100,00
5 Radio 0 0,00
Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan TIK pada kecamatan ini tidak
jauh berbeda dengan Kecamatan Kulo dan Kecamatan Maritengngae, dimana semua
petani responden memiliki TV. Handphone dimiliki oleh 22 responden dengan
persentase 73,33%, sedangkan smartphone hanya dimiliki oleh 11 dari 30 responden
dengan persentase sebesar 36,67%. Untuk komputer dan radio kepemilikannya rendah
dimana hanya 1 responden yang memiliki komputer sedangkan untuk radio tidak ada
responden yang memilikinya.

Tingkat Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Penyuluh Tanaman Pangan

Tingkat Pemanfaatan Handphone

5
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan handphone pada
kalangan penyuluh untuk bidang pertanian sangat tinggi. Tabel berikut menunjukkan
rata-rata tingkat pemanfaatan handphone oleh penyuluh.
Tabel 6. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan Handphone Oleh Penyuluh di
Kabupaten Sidrap, 2019.
Responden
TIK Frekuensi Durasi (Menit) Konten Persentase (%)
(orang)
Panggilan Langsung

Pertanian

Menghubungi Petani 18 94,74


7-8 1–3 Sesama Penyuluh 19 100,00

Non Pertanian

Menghubungi Keluarga 19 100


Handphone Menghubungi Teman 3 15,79

SMS

Pertanian

Petani 3 15,79
1-2 1–3
Non Pertanian

Keluarga 1 5,26

Teman 1 5,26
Berdasarkan tabel 6, frekuensi rata-rata pemanfaatan handphone untuk konten
panggilan langsung adalah 7 – 8 kali perhari dengan durasi 1 – 3 menit untuk sekali
pemakaian. Dalam seharinya semua responden menggunakan handphone untuk
menghubungi sesama penyuluh, sedangkan hanya 18 responden yang menghubungi
petani yang persentasenya adalah 94,74%. Diluar dari pemanfaatannya pada bidang
pertanian, semua penyuluh responden juga menggunakan handpnone untuk
berkomunikasi dengan keluarga dan temannya. Sedangkan rata-rata frekuensi
pemanfaatan konten SMS hanya 1 – 2 kali perhari dengan rata-rata durasi
1 – 3 menit per sekali pemakaian. Hanya 3 penyuluh responden dengan persentase
15,79% yang menggunakan SMS untuk menyampaikan informasi ke petani, sedangkan
sisanya untuk keperluan pribadi.

Tingkat Pemanfaatan Smartphone

Tingkat pemanfaatan smartphone pada penyuluh dipengaruhi oleh jenis konten


yang digunakan. Rata-rata frekuensi pemanfaatan konten “panggilan langsung” adalah
3 – 4 kali perhari dengan durasi 1 – 3 menit sekali pemakaian, dimana semua penyuluh
menggunakan smartphone untuk menghubungi sesama penyuluh dan petani. Adapun
rata-rata tingkat pemanfaatan smartphone oleh penyuluh dapat dilihat pada tabel 7.

6
Tabel 7. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan Smartphone Oleh Penyuluh di
Kabupaten Sidrap, 2019.
Responden Persentase
TIK Frekuensi Durasi (Menit) Konten (orang) (%)
Panggilan Langsung
Pertanian
Menghubungi Petani 19 100,00
3 -4 1 -3 Menghubungi Penyuluh 19 100,00
Non Pertanian
Menghubungi Keluarga 15 78,95
Menghubungi Tem an 13 68,42
SMS
Pertanian
Ses am a Penyuluh 1 5,26
1 -2 1 -3 Petani 12 63,16
Non Pertanian
Keluarga 1 5,26
Tem an 2 10,53
WA
Pertanian
Penyuluh 19 100,00
Petani 19 100,00
7 -8 7 -9 Grup Penyuluh 19 100,00
Non Pertanian
Keluarga 19 100,00
Grup Alum ni SMA 5 26,32
Tem an 17 89,47
FB
Pertanian
Perawatan Tanam an Hias 5 26,32
Materi Penyuluhan 10 52,63
1 -2 4 -6 Non Pertanian
Sm artphone
Keluarga 1 5,26
Tem an 4 21,05
Berita 12 63,16
Olahraga 9 47,37
Instagram
Non Pertanian
Snapgram 1 5,26
7 -8 4 -6
Hiburan 5 26,32
Keluarga 1 5,26
Tem an 1 5,26
Youtube
Pertanian
Materi Penyuluhan 17 89,47
Perawatan tanam an 8 42,11
Perawatan Ternak 5 26,32
7 -8 4 -6
Non Pertanian
Olahraga 8 42,11
Lagu-lagu Lawas 5 26,32
Res ep Makanan 5 26,32
Berita 10 52,63
Internet
Pertanian
Blog/Jurnal Pertanian 17 89,47
Kem entrian Pertanian 10 52,63
3 -4 10 - 12
Pem buatan Pupuk 2 10,53
Non Pertanian
Berita Politik 12 63,16
Stream ing Film 4 21,05

Berdasarkan tabel 7 diatas, rata-rata frekuensi pemanfaatan smartphone untuk


konten SMS adalah 1 – 2 kali perhari dengan durasi 1 – 3 menit. Rendahnya frekuensi
pemanfaatan SMS, karena penyuluh lebih memilih menggunakan “panggilan

7
langsung”, yang disebakan mudahnya memperoleh “gratisan” menelpon. Selain itu
SMS juga digunakan untuk menyampaikan informasi kepada keluarga dan teman.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi pemanfaatan
konten “Whatsapp” adalah 7 – 8 kali perhari dengan rata-rata durasi 7 – 9 menit untuk
sekali pemanfaatan. Pemanfaatan “Whatsapp” tergolong tinggi pada penyuluh, dimana
semua penyuluh memanfaatkan “Whatsapp” untuk berkomunikasi ataupun
menyampaikan informasi kepada sesama penyuluh dan kepada petani.
Rata-rata frekuensi pemanfaatan untuk konten “Facebook” adalah
1 – 2 kali dalam sehari dengan rata-rata durasi 4 – 6 menit. 52,63% penyuluh
memanfaatkan “Facebook” untuk mencari materi-materi penyuluh dan 5 responden
penyuluh atau 26,32% yang menggunakan “Facebook” untuk mencari informasi
seputar tanaman hias. “Facebook” juga dimanfaatkan untuk mencari informasi umum
seperti berita, hiburan berupa berita olahraga, dan juga dimanfaatkan untuk
berhubungan dengan teman atau keluarga.
Untuk tingkat pemanfaatan “Instagram” memiliki rata-rata frekuensi
7 – 8 kali sehari dengan durasi 4 – 6 menit. Walaupun frekuensi penggunaannya tinggi,
tetapi “Instagram” tidak digunakan untuk mencari informasi pertanian. “Instagram”
lebih sering digunakan untuk mencari konten-konten hiburan ataupun hanya melihat
“snapgram” tertentu.
Untuk tingkat pemanfaatan “Youtube” memiliki rata-rata frekuensi 7 – 8 kali
dengan rata-rata durasi 4 – 6 menit. Bentuk pemanfaatan “Youtube” bervariasi pada
setiap penyuluh. Terdapat 89,47% penyuluh menggunakan “Youtube” untuk mencari
materi penyuluhan dan 26,32% yang menggunakan “Youtube” untuk mencari
informasi seputar perawatan ternak mereka.
Rata-rata frekuensi pemanfaatan “Internet” adalah 3 – 4 kali sehari dengan rata-
rata durasi 10 – 12 menit. Durasi pemanfaatannya tergolong “cukup lama” dikarenakan
kebanyakan penyuluh (89,47%) membuka blog/jurnal pertanian, untuk mencari-cari
materi penyuluhan ataupun hanya sekedar untuk menambah wawasan saja, selain itu
juga terdapat 52,63% penyuluh yang menggunakan “Internet” untuk mengakses situs
kementrian pertanian. Penyuluh juga memanfaatkan “Internet” untuk keperluan non-
pertanian, seperti streaming film dan berita.

Tingkat Pemanfaatan Komputer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya frekuensi pemanfaatan


komputer oleh penyuluh, dikarenakan penyuluh hanya memanfaatkan komputer
hanya jika berhubungan dengan pekerjaan atau sedang senggang di rumah. Selain
karena faktor tersebut rendahnya tingkat pemanfaatan komputer karena dipengaruhi
oleh pemanfaatan smartphone. Penyuluh responden mengatakan smartphone lebih
mudah di bawa-bawa dan tidak mengambil banyak tempat, dibandingkan
komputer/laptop yang mengambil banyak tempat. Untuk lebih lengkapnya rata-rata
tingkat pemanfaatan komputer oleh penyuluh dapat dilihat pada tabel 22.

8
Tabel 8. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan Komputer Oleh Penyuluh di
Kabupaten Sidrap, 2019.
Durasi Responden Persentase
TIK Frekuensi Konten
(Menit) (orang) (%)
Facebook
Pertanian
Materi Penyuluhan 5 26,32
Tanaman Hidroponik 3 15,79
Tanaman Hias 4 21,05
1 -2 7-9
Non Pertanian
Keluarga 4 21,05
Akun Kabupaten Sidrap 6 31,58
Video Acak 4 21,05
Teman 2 10,53
Instagram
>8 4-6 Non Pertanian
Snapgram 1 5,26
Youtube
Pertanian
Komputer Budidaya Tanaman Hias 5 26,32
Perawatan Ternak 2 10,53
1-2 10 - 12 Materi Penyuluhan 10 52,63
Non Pertanian
Stand Up/Comedy/Humor 5 26,32
Berita 4 21,05
Lagu-lagu lawas 3 15,79
Internet
Pertanian
Kementrian Pertanian 5 26,32
Badan Pusat Statistik 1 5,26
1-2 10 - 12 Blog/Jurnal Pertanian 6 31,58
Email 5 26,32
Non Pertanian
Olahraga 3 15,79
Dunia Politik 8 42,11
Berdasarkan tabel 8 diatas, rata-rata frekuensi pemanfaatan komputer untuk
konten “Facebook” adalah 1 – 2 kali dengan rata-rata durasi 7 – 9 menit. Sekitar 31,58%
penyuluh yang menggunakan “Facebook” untuk membuka akun Kabupaten Sidrap.
Rata-rata frekuensi pemanfaatan “Youtube” adalah 1 – 2 kali dengan rata-rata durasi 10
– 12 menit. Durasi tergolong “cukup lama” dikarenakan penyuluh menggunakan
“Youtube” untuk mencari-cari materi penyuluhan, 26,32% yang menggunakan
“Youtube” untuk mencari informasi bagaimana cara budidaya tanaman hias.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi pemanfaatan “Internet”
adalah 1 – 2 kali dengan rata-rata durasi 10 – 12 menit. “Internet” lebih sering
digunakan untuk mengakses seputar dunia pertanian, seperti terdapat 6 penyuluh yang

9
menggunakan “Internet” untuk mengakses blog/jurnal pertanian, 5 penyuluh
mengakses situs kementrian pertanian dan terdapat 5 penyuluh yang menggunakan
e-mail untuk bertukar informasi sesama penyuluh.

Tingkat Pemanfaatan TV dan Radio

Hasil penelitian pada penyuluh menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan TV


tergolong rendah dikarenakan siaran TV hanya dapat dilihat pada sore sampai malam
hari, ketika penyuluh pulang dari kantor atau dari lapangan. Rata-rata tingkat
pemanfaatan TV dan radio oleh penyuluh dapat dilihat pada tabel 24.
Tabel 10. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan TV Dan Radio Oleh Penyuluh di
Kabupaten Sidrap, 2019.
Durasi Responden
TIK Frekuensi Konten Persentase (%)
(Menit) (orang)
Channel
Non Pertanian
Olahraga 5 26,32
TV 1-2 > 30 Dangdut Academy 2 10,53
Sinetron 7 36,84
Berita/Metro 9 47,37
Berita/TV One 10 52,63
Saluran
Radio 1-2 10 - 12 Non Pertanian
Lagu Rohani 1 5,26
Berdasarkan tabel 10 diatas, rata-rata frekuensi pemanfaatan TV oleh penyuluh
adalah 1 – 2 kali perhari dengan durasi >30 menit untuk sekali penggunaan. Informasi
yang diperoleh/ditonton semua di luar bidang pertanian, seperti 100% penyuluh
menggunakan TV untuk menonton berita dan 73,68% atau 14 penyuluh yang
menggunakan TV untuk hiburan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa radio
hanya digunakan 1 – 2 kali dengan durasi 10 – 12 menit. Walaupun durasi pemanfaatan
lama, namun radio hanya digunakan untuk mendengarkan lagu.

Petani Padi Sawah

Tingkat Pemanfaatan Hanphone

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi pemanfaatan “SMS”


oleh petani di Kabupaten Sidrap adalah 1 – 2 kali dalam sehari dengan rataan durasi 1 –
3 menit. “SMS” sendiri lebih sering digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga
dengan persentase 4,17%, namun jika untuk bidang pertanian hanya 3 petani yang
menggunakan “SMS”. Rata-rata tingkat pemanfaatan handphone oleh petani di
Kabupaten Sidrap dapat dilihat pada tabel berikut.

10
Tabel 11. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan Handphone Oleh Petani di
Kabupaten Sidrap, 2019.
Durasi Responden Persentase
TIK Frekuensi Konten
(Menit) (orang) (%)
Panggilan Langsung
Pertanian
Menghubungi Petani 24 20,00
1-2 1-3 Menghubungi Penyuluh 29 24,17
Non Pertanian
Menghubungi Keluarga 97 80,83
Handphone Menghubungi Teman 16 13,33
SMS
Pertanian
Petani 3 2,50
1-2 1-3
Non Pertanian
Teman 1 0,83
Keluarga 5 4,17
Berdasarkan tabel 11 diatas, rata-rata frekuensi pemanfaatan handphone untuk
konten “Panggilan Langsung” adalah 1 – 2 kali dengan rataan durasi 1 – 3 menit.
Pemanfaatan konten “Panggilan Langsung” juga cukup bervariasi, terdapat 24,17%
petani yang memanfaatan “Panggilang Langsung” untuk bidang pertanian, seperti
menghubungi penyuluh dan 20% untuk sesama petani. Selain itu “Panggilang
Langsung” juga dimanfaatkan petani untuk keperluan pribadi, seperti menghubungi
teman dan keluarganya.

Tingkat Pemanfaatan Smartphone

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan smartphone pada


petani di Kabupaten Sidrap tergolong rendah yaitu hanya 1 - 2 kali perhari untuk
masing-masing konten. Seperti pada pemanfaatan “Internet” yang rata-rata frekuensi
pemanfaatannya adalah 1 – 2 kali dengan durasi 7 – 9 menit. Terdapat 3,33% petani
yang menggunakan “Internet” untuk mencari informasi mengenai cara perawatan
ternak dan masing-masing 1,67% petani menggunakan “Internet” untuk mencari
informasi mengenai harga tanaman hias dan insektisida. Rata-rata pemanfaatan
smartphone oleh petani di Kabupaten Sidrap dapat dilihat pada tabel 12 berikut.

11
Tabel 12. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan Smartphone Oleh Petani di
Kabupaten Sidrap, 2019.
TIK Frekuensi Durasi (Menit) Konten Responden (orang) Persentase (%)

Panggilan Langsung
Pertanian
Menghubungi Petani 0,00
1-2 1-3 Menghubungi Penyuluh 7 5,83
Non Pertanian 0,00
Menghubungi Teman 18 15,00
Menghubungi Keluarga 4 3,33
SMS 0,00
Pertanian 0,00
Penyuluh 0,00
1-2 1-3 Petani 3 2,50
Non Pertanian 0,00
Teman 0,00
Keluarga 2 1,67
WA 0,00
Pertanian 0,00
Penyuluh 16 13,33
Petani 8 6,67
3-4 4-6 Grup Kelompok Tani 8 6,67
Non Pertanian 0,00
Keluarga 43 35,83
Status 3 2,50
Smartphone Teman 33 27,50
FB 0,00
Pertanian 0,00
Perawatan Ternak 2 1,67
Pemberantasan Hama
Tikus 2 1,67
1-2 4-6 Non Pertanian 0,00
Keluarga 2 1,67
Teman 2 1,67
Dangdut 3 2,50
Video Humor 1 0,83
Pencarian Acak 32 26,67
- - Instagram 0,00
Youtube 0,00
Pertanian 0,00
Campuran Insektisida 2 1,67
Campuran Pupuk 2 1,67
Pemberantasan Hama
1-2 7-9 Tikus 2 1,67
Budidaya Bunga 1 0,83
Perawatan Ternak 6 5,00
Non Pertanian 0,00
Olahraga 5 4,17
Dangdut 5 4,17

12
Lagu-Lagu Lawas 6 5,00
Berita 16 13,33
Internet 0,00
Pertanian 0,00
Pembuatan Pupuk Cair 1 0,83
Campuran Insektisida 2 1,67
1-2 7-9 Infor Harga Tanaman Hias 2 1,67
Perawatan Ternak 4 3,33
Non Pertanian 0,00
Berita 21 17,50
Perabot Rumah 1 0,83
Berdasarkan tabel 12 diatas, bahwa tingkat pemanfaatan berbagai konten masih
tergolong rendah pada bidang pertanian, seperti “Whatsapp” yang hanya 26,66%
petani menggunakannya untuk berkomunikasi dengan penyuluh atau sesama petani.
“Youtube” yang hanya 10,83% petani menggunakannya untuk mencari informasi
seperti cara perawatan ternak, pemberantasan hama tikus dan campuran pupuk.

Tingkat Pemanfaatan Komputer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 1 petani responden pada Kabupaten


Sidrap yang memanfaatkan komputer. Adapun rata-rata tingkat pemanfaatan
komputer di Kabupaten Sidrap dapat dilihat pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan Komputer Oleh Petani di Kabupaten


Sidrap, 2019.
Responden Persentase
TIK Frekuensi Durasi (Menit) Konten
(orang) (%)
Facebook
1 -2 7-9 Pertanian
Bunga 1 3,33
- - Instagram
Youtube
Pertanian
1-2 10 - 12 Perawatan Ternak 1 3,33
Komputer
Non Pertanian
Lagu-lagu lawas 1 3,33
Internet
Pertanian
1-2 10 - 12 Perawatan Ternak 1 3,33
Non Pertanian
Berita 1 3,33
Berdasarkan tabel 13 diatas, frekuensi pemanfaatan komputer untuk konten
“Facebook” adalah 1 – 2 kali dengan rataan durasi 7 – 9 menit. Pemanfaatan
“Facebook” untuk mencari informasi seputar tanaman hias. Sedangkan “Instagram”
tidak digunakan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi
pemanfaatan “Youtube” dan “Internet” adalah 1 – 2 kali dengan rata-rata durasi 10 - 12
menit. Baik “Youtube” maupun “Internet” digunakan untuk mencari info mengenai
cara perawatan ternak sapi.

13
Tingkat Pemanfaatan TV

Hasil penelitian pada petani menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan TV


tergolong rendah dikarenakan siaran TV hanya dapat dilihat pada sore sampai malam
hari, ketika petani pulang dari sawah atau ketika mereka sedang istrahat siang. Rata-
rata tingkat pemanfaatan TV oleh Petani dapat dilihat pada tabel 14 berikut.

Tabel 14. Rata-Rata Tingkat Pemanfaatan TV Oleh Petani di Kabupaten Sidrap, 2019.
Durasi Responden
TIK Frekuensi Konten
(Menit) (orang) Persentase (%)
Channel
Non Pertanian
Olahraga 7 5,83
TV 1-2 > 30
Dangdut Academy 43 35,83
Berita/Metro 60 50,00
Berita/TV One 54 45,00
Berdasarkan tabel 14 diatas, rata-rata frekuensi pemanfaatan TV adalah 1 – 2 kali
dengan rataan durasi >30. Channel yang paling sering di tonton petani adalah yang
berhubungan dengan dunia politik, yaitu sekitar 95,00%, sedangkan untuk Channel
hiburan, sekitar 35,83% petani menonton Dangdut Academy.

Hubungan Karakteristik Penyuluh Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan


Komunikasi

Umur tidak memiliki hubungan dengan tingkat pemanfaatan handphone dan


smartphone dikarenakan berapapun tingkat umur penyuluh mereka tetap akan
menggunakan teknologi tersebut untuk berkomunikasi ataupun mencari informasi,
baik yang berhubungan dengan pertanian maupun hanya untuk sekedar urusan
keluarga. Umur juga tidak memiliki hubungan dengan tingkat pemanfaatan komputer,
ini dikarenakan komputer tetap akan digunakan untuk keperluan pencarian informasi
pertanian, kegiatan penyuluhan ataupun untuk sekedar mencari hiburan semata, tidak
memandang tingkatan umur penyuluh. Tingkat pemanfaatan TV juga tidak memiliki
hubungan dengan umur, yang dikarenakan berapapun umur penyuluh, mereka tetap
akan mencari informasi dari TV, karena TV sendiri merupakan alat informasi yang
mudah ditemukan. Tingkat pemanfaatan handphone memiliki hubungan yang cukup
kuat dengan umur, ini dikarenakan pemanfaatan radio hanya dilakukan oleh penyuluh
berumur 50 tahun keatas. Hasil penelitian tentang hubungan karakteristik penyuluh
dengan tingkat pemanfaatan TIK tersaji pada tabel 15.

14
Tabel 15. Hubungan Karakteristik Penyuluh Dengan Tingkat Pemanfaatan TIK Di
Kabupaten Sidrap, 2019.
Correlations
Handphone Smartphone Komputer TV Radio
Correlation
,121 -,317 -,074 ,033 ,531*
Umur Coefficient
Sig. (2-tailed) ,623 ,185 ,763 ,893 ,019
Correlation
Pendidikan -,276 ,463* -,068 ,038 ,239
Coefficient
Formal
Sig. (2-tailed) ,252 ,046 ,782 ,876 ,324
Correlation
Pendidikan ,043 -,201 ,000 -,174 ,083
Coefficient
Non Formal
Spearman's Sig. (2-tailed) ,862 ,408 ,998 ,477 ,735
rho Correlation
-,070 ,136 ,094 -,048 ,537*
Masa Kerja Coefficient
Sig. (2-tailed) ,776 ,580 ,700 ,844 ,018
Pola Correlation
-,030 ,041 ,024 -,125 ,085
Kosmopolita Coefficient
n Sig. (2-tailed) ,904 ,867 ,922 ,611 ,729
Correlation
-,175 ,171 -,180 -,146 ,533*
Pendapatan Coefficient
Sig. (2-tailed) ,472 ,483 ,462 ,550 ,019
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pendidikan formal memiliki hubungan nyata dengan tingkat pemanfaatan
smartphone, hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan penyuluh
maka semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan smartphonennya, terutama pada
konten “panggilang langsung”, “WA”, “Facebook”, “youtube”, dan “internet”.
Pendidikan formal tidak memiliki hubungan dengan tingkat pemanfaatan handphone,
karena setinggi apapun tingkat pendidikan penyuluh, mereka tetap akan menggunakan
handphone sebagai alat komunikasi. Selain alasan tersebut, tidak adanya hubungan
pendidikan formal dengan tingkat pemanfaatan handphone karena telah beralihnya
alat komunikasi dari handphone ke smartphone. Pendidkan formal juga tidak memiliki
hubungan dengan tingkat pemanfaatan komputer dan tv, dikarenakan walaupun
penyuluh tidak memiliki pendidikan yang cukup tinggi, mereka tetap akan
memanfaatkan komputer untuk pekerjaan mereka dan memanfaatkan tv untuk
mencari informasi tertentu. Pendidikan non formal tidak memiliki hubungan dengan
tingkat pemanfaatan teknologi yang ada, ini dikarenakan sebanyak apapun pelatihan
yang telah dilalui penyuluh mereka tetap akan memanfaatkan teknologi yang ada
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan TV tidak memiliki
hubungan nyata dengan semua karakteristik penyuluh yang ada, ini dikarenakan
sudah tidak ada penyuluh lagi yang menggunakan TV untuk mencari informasi-
informasi seputar dunia pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran
pola pencarian informasi kearah teknologi digital seperti pemanfaatan smartphone.

15
Hubungan Karakteristik Petani Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi

Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman pada petani di Kecamatan Kulo
ditemukan bahwa tingkat pemanfaatan TIK berhubungan dengan umur dan
pengalaman usahatani. Umur berhubungan sangat nyata negatif dengan tingkat
pemanfaatan smartphone, ini dikarenakan hanya petani yang berumur 40 tahun
kebawahlah yang menanfaatkan smartphone untuk keperluan pertanian seperti
menghubungi penyuluh ataupun mencari informasi-informasi pertanian. Seperti yang
diungkapkan Padmowiharjo (2004), kemampuan belajar berkembang hingga usia 45
tahun dan terus menurun setelah mencapai usia 55 tahun.. Berbeda dengan handphone
yang tingkat pemanfaatanya berpengaruh nyata negatif dengan umur, hai ini juga
disebabkan bahwa tidak hanya petani yang berumur 40 tahun kebawalah yang
memanfaatkan handphone untuk pertanian, melainkan terdapat beberapa petani
berumur 40 tahun keatas juga yang menggunakannya, Sedangkan tingkat pemanfaatan
TV tidak berhubungan nyata dengan umur, yang disebabkan sudah tidak ada petani
yang memanfaatakn TV untuk mencari informasi seputar pertanian. Hasil penelitian
tentang hubungan karakteristik penyuluh dengan tingkat pemanfaatan TIK tersaji pada
tabel-tabel berikut ini :
Tabel 16. Hubungan Karakteristik Petani Dengan Tingkat Pemanfaatan TIK di Kecamatan
Kulo, Kabupaten Sidrap, 2019.
Tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata dengan tingkat pemanfaatan
kelima teknologi, yang dikarenakan baik petani dengan tingkat pendidikan SD maupun
Correlations
Handphone Smartphone Komputer TV Radio
Correlation
-.444* -.678** . -.150 -.290
Umur Coefficient
Sig. (2-tailed) .014 .000 . .427 .120
Correlation
Tingkat .088 .062 . -.023 .265
Coefficient
Pendidikan
Sig. (2-tailed) .644 .745 . .904 .158
Correlation
Pengalaman -.462* -.702** . -.181 -.290
Coefficient
Berusahatani
Sig. (2-tailed) .010 .000 . .337 .120
Spearman's rho
Correlation
Jumlah .158 .062 . -.112 -.288
Coefficient
Tanggungan
Sig. (2-tailed) .405 .743 . .556 .122
Correlation
.276 .031 . .097 -.230
Luas Lahan Coefficient
Sig. (2-tailed) .140 .872 . .611 .222
Correlation
.276 .031 . .097 -.230
Pendapatan Coefficient
Sig. (2-tailed) .140 .872 . .611 .222
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

16
SMA, menggunakan TIK untuk keperluan pertanian, kecuali pada tingkat pemanfaatan
TV, sudah tidak ada petani yang memanfaatakn TV untuk mencari informasi seputar
pertanian.
Pengalaman berusahatani sangat berpengaruh nyata negatif dengan tingkat
pemanfaatan smartphone, karena hanya petani yang telah berusahatani dibawah 30
tahun yang memanfaatkan smartphone untuk keperluan pertanian. Tingkat
pemanfaatan handphone juga berpengaruh nyata negatif namun tidak cukup
kuat, yang dikarenakan terdapat beberapa petani yang telah berusahatani diatas
30 tahun juga memafaatkan handphone untuk keperluan pertanian.
Tabel 16. Hubungan Karakteristik Petani Dengan Tingkat Pemanfaatan TIK di
Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, 2019.
Correlations
Handphone Smartphone Komputer TV Radio
Correlation
-.134 -.393* -.075 -.343 -.161
Umur Coefficient
Sig. (2-tailed) .480 .032 .693 .063 .395
Correlation
Tingkat .481** .346 -.206 .031 .218
Coefficient
Pendidikan
Sig. (2-tailed) .007 .061 .274 .871 .247
Correlation
Pengalaman -.210 -.333 .054 -.181 -.183
Coefficient
Berusahatani
Spearman's Sig. (2-tailed) .266 .072 .778 .337 .334
rho Correlation
Jumlah -.091 .061 .023 .084 .023
Coefficient
Tanggungan
Sig. (2-tailed) .631 .748 .905 .660 .905
Correlation
.213 -.005 -.152 -.110 .294
Luas Lahan Coefficient
Sig. (2-tailed) .258 .977 .421 .563 .115
Correlation
.209 .040 -.153 -.156 .295
Pendapatan Coefficient
Sig. (2-tailed) .268 .833 .420 .410 .114
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil uji korelasi rank spearman pada petani di Kecamatan Maritengngae
menunjukkan bahwa hanya umur dan tingkat pendidikan yang berhubungan nyata
dengan tingkat pemanfaatan TIK. Umur cukup berhubungan nyata negatif dengan
tingkat pemanfaatan smartphone, ini dikarenakan petani yang berumur 45 tahun
kebawalah yang paling sering memanfaatkan smartphone untuk keperluan pertanian.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh nyata positif dengan tingkat
pemanfaatan handphone, karena semakin tinggi tingkat pendidikan petani, maka
semakin tinggi pula tingkat kepemilikan dan tingkat pemanfaatan handphone untuk
keperluan pertanian baik untuk menghubungi penyuluh maupun sesama petani. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian Batte et al dan Warren et al (2000) bahwa faktor yang
mempengaruhi tingkat adopsi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di
antaranya adalah umur, pendidikan, dan luas penguasaan lahan.

17
Tabel 14. Hubungan Karakteristik Petani Dengan Tingkat Pemanfaatan TIK di
Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidrap, 2019.
Correlations
Handphone Smartphone Komputer TV Radio
Correlation
-.386* -.326 -.023 -.185 .
Umur Coefficient
Sig. (2-tailed) .035 .079 .905 .329 .
Correlation
Tingkat .313 .533** .083 .130 .
Coefficient
Pendidikan
Sig. (2-tailed) .092 .002 .663 .493 .
Correlation
Pengalaman -.413* -.262 -.069 -.049 .
Coefficient
Berusahatani
Spearman's Sig. (2-tailed) .023 .162 .717 .796 .
rho Correlation
Jumlah .157 .160 -.041 -.316 .
Coefficient
Tanggungan
Sig. (2-tailed) .406 .397 .828 .088 .
Correlation
.351 .530** .546** .142 .
Luas Lahan Coefficient
Sig. (2-tailed) .057 .003 .002 .454 .
Correlation
.351 .530** .546** .142 .
Pendapatan Coefficient
Sig. (2-tailed) .057 .003 .002 .454 .
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil uji korelasi rank spearman pada petani di Kecamatan Panca Rijang
menunjukkan bahwa umur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, luas lahan dan
pendapatan berhubungan dengan tingkat pemanfaatan TIK. Umur cukup berhubungan
nyata negatif dengan tingkat pemanfaatan handphone, ini dikarenakan petani yang
berumur 40 tahun kebawalah yang paling sering memanfaatkan handphone untuk
keperluan pertanian. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh nyata positif dengan
tingkat pemanfaatan smartphone yang disebabkan karena semakin tinggi tingkat
pendidikan petani responden, maka semaking sering pulah petani memanfaatkan
smartphone untuk kebutuhan pertanian seperti menghubungi penyuluh, menghubungi
sesama petani dan mencari informasi-informasi pertanian.
Pengalaman berusahatani cukup berhubungan nyata negatif dengan tingkat
pemanfaatan handphone, ini dikarenakan kebanyakan petani yang memanfaatkan
handphone untuk keperluan pertanian memiliki pengalaman usahatani dibawah 20
tahun. Pendapatan sangat berhubungan nyata positif dengan tingkat pemanfaatan
handphone dikarenakan petani-petani yang memiliki pendapatan di atas Rp. 8.000.000
yang memiliki dan memanfaatkan smartphone untuk mencari informasi pertanian dari
berbagai sumber yang ada.

18
Tabel 15. Hubungan Karakteristik Petani Dengan Tingkat Pemanfaatan TIK di
Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, 2019.
Correlations
Handphone Smartphone Komputer TV Radio
Correlation
-.544** -.729** .054 .040 .
Umur Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 .000 .778 .833 .
Correlation
Tingkat .498** .650** .144 .081 .
Coefficient
Pendidikan
Sig. (2-tailed) .005 .000 .447 .671 .
Correlation
Pengalaman -.496** -.713** -.172 .108 .
Coefficient
Berusahatani
Spearman's Sig. (2-tailed) .005 .000 .363 .569 .
rho Correlation
Jumlah .179 -.121 -.033 -.195 .
Coefficient
Tanggungan
Sig. (2-tailed) .343 .526 .862 .301 .
Correlation
.183 -.014 .292 -.265 .
Luas Lahan Coefficient
Sig. (2-tailed) .333 .941 .117 .158 .
Correlation
.183 -.014 .292 -.265 .
Pendapatan Coefficient
Sig. (2-tailed) .333 .941 .117 .158 .
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil uji korelasi rank spearman pada petani di Kecamatan Panca Lautang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umu, tingkat pendidikan dan
pengalaman usahatani terhadap tingkat pemanfaatan TIK. Umur sangat berhubungan
nyata negatif dengan tingkat pemanfaatan smartphone dan handphone dikarenakan
hanya petani yang berumur 40 tahun kebawalah yang memanfaatkan smartphone dan
handphone untuk keperluan pertanian.
Pengalaman berusahatani sangat berhubungan nyata negatif dengan tingkat
pemanfaatan smartphone dan handphone, dikarenakan petani yang memanfaatkan kedua
teknologi tersebut untuk keperluan pertanian adalah mereka yang telah berusahatani
dibawah 20 tahun. Tingkat pendidikan sangat berhubungan nyata positif dengan
tingkat pemanfaatan smartphone dan handphone yang berarti semaking tinggi tingkat
pendidikan petani di Kecamatan Panca Lautang maka semakin tinggi pula
pemanfaatan kedua teknologi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara
karakteristik penyuluh dan petani dengan tingkat pemanfaatan TIK, ”khususnya umur,
pendidikan formal penyuluh, masa kerja penyuluh, tingkat pendidikan petani,
pengalaman berusahatani, luas lahan dan pendapatan” yang berhubungan sangat nyata
dengan tingkat pemanfaatan TIK khususnya pada smartphone dan handphone.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneilitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa:

19
1. Tingkat pemanfaatan TIK oleh penyuluh di Kabupaten Sidrap sangat tinggi
terutama dalam pemanfaatan smartphone, komputer, dan handphone. Namun tingkat
pemanfaatan TIK oleh petani di Kabupaten Sidrap cukup rendah dalam
pemanfaatan handphone dan smartphone.
2. Faktor karakteristik penyuluh memiliki hubungan sangat nyata dengan tingkat
pemanfaatan TIK, khususnya pendidikan formal pada teknologi smartphone dan
handphone. Faktor karakteristik yang berhubungan dengan tingkat pemanfaatan TIK
oleh petani Kabupaten Sidrap dapat dilihat pada tabel 16 berikut.
Tabel 16. Faktor Karakteristik Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pemanfaatan
TIK Oleh Petani di Kabupaten Sidrap, 2019.
Handphone Smartphone Komputer TV Radio
Umur & Pengalaman Umur & Pengalaman
Kecamatan Kulo
Usahatani Usahatani
Kecamatan Maritengngae Tingkat Pendidikan Umur
Tingkat Pendidikan,
Umur & Pengalaman
Kecamatan Panca Rijang Luas Lahan &
Usahatani
Pendapatan
Umur, Tingkat Umur, Tingkat
Kecamatan Panca Lautang Pendidikan & Pendidikan &
Pengalaman Usahatani Pengalaman Usahatani
Berdasarkan tabel di atas umur merupakan faktor yang paling berhubungan
dengan tingkat pemanfaatan TIK pada petani di Kabupaten Sidrap.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Sidrap Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sidrap.

Manopo, Christine. 2010. Competency Based Talent and Performance Management System.
Jakarta: Salemba empat.

Padmowihardjo, S 2004. Menata Kembali Penyuluh Pertanian di Era Pembangunan


Agribisnis. Deptan RI. Jakarta.

Subejo. 2011. Penyuluhan Pertanian di Jepang. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Vol 7 No 1. Juli
2011, hal 61-70.

Sumardjo, Baga LM, Mulyandari RSH. 2009. Cyber Extension : Peluang dan Tantangan
dalam Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Bogor (ID): IPB Press.

Warren MF, Soffe RJ, Stone MAH, 2000. Farmers, computers and the internet : a study
of adoption in contrasting regions of England. Farm Management, Vol 10,
665 – 684.

20

Vous aimerez peut-être aussi